RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
8.1. Aspek Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten Nagan Raya telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang”
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan
5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen
Lingkungan.
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.
1. Pemerintah Pusat
a. Menetapkan kebijakan nasional.
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai
pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.
g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. i. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan
masyarakat.
j. Menetapkan standar pelayanan minimal.
2. Pemerintah Provinsi
a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan
kepada kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan. g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
8.1.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:
1. RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.
2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM adalah karena RPI2-JM bidang Cipta Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup
KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten. Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.
Beberapa identifikasi/kajian yang dilakukan dalam rangka KLHS RPI2-JM dapat mengutip dokumen KLHS yang disusun dalam perumusan RTRW.
Tahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam RPI2-JM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.
Tahap 1 dilakukan dengan penapisan (screening) dengan menyusun Tabel
8.1.
Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses
penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPI2-JM dengan persetujuan BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPI2-JM.
Tabel 8.1. Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya
No Kriteria Penapisan
Penilaian
1. Perubahan Iklim Perubahan iklim dampaknya ke semua sektor kehidupan,
sampai permukiman.
signifikan
2.
Kerusakan, kemerosotan, dan/atau
kepunahan keanekaragaman hayati Tidak terkait langsung dampaknya
Tidak signifikan
3.
Peningkatan intensitas dan
cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,
Tidak terkait langsung dampaknya
Tidak signifikan
4.
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya alam Tidak terkait langsung dampaknya Tidak signifikan
5.
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau lahan, Tidak terkait langsung dampaknya
Tidak signifikan
6.
Peningkatan jumlah penduduk
miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat
Terkait langsung pada penyediaan sarana dan prasarana permukiman
Signifikan
7.
Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
Terkait langsung pada penyediaan sarana dan prasarana PLP sanitasi
Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:
1. Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya Tujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah: Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan KLHS; 2. Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 3. Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana
dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik; 4. Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk
menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.
Tabel 8.2 Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya
Masyarakat dan Pemangku
Kepentingan Lembaga
(1) (2)
Pembuat keputusan a. Bupati Nagan Raya
b. DPR Nagan Raya Penyusun kebijakan, rencana
dan/atau program
Bappeda Kab Nagan Raya
Instansi/Pelaksana KRP a. Dinas Tata Kota dan Perumahan Kab Nagan Raya b. BPLHK Kab Nagan Raya
c. Dinas Bina Marga d. Dinas Pengairan Masyarakat yang memiliki informasi
dan/atau keahlian (perorangan/ tokoh/ kelompok)
a. ST I A Cot Kuta
b. Asosiasi profesi c. Gapensi
d. Gapeknas, AKLI. INKINDO
c. Forum-forum pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup
d. Yayasan Paramadina semesta e. Perorangan/tokoh : Ketua MAA
f. kelompok yang memiliki data dan informasi berkaitan dengan SDA : Yayasan
pengembangan Kawasan, MAA Nagan Raya Masyarakat terkena Dampak a. Lembaga Adat
b. Tokoh masyarakat c. Organisasi masyarakat
b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:
1) penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;
2) pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan
3) membantu penentuan capaian tujuan pembangunan
berkelanjutan.
Tabel 8.3. Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya
Pengelompokan Isu-isu Pembangunan
Berkelanjutan Bidang Cipta Karya Penjelasan Singkat
(1) (2)
Lingkungan Hidup Permukiman
Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum Kabupaten Nagan Raya mempunyai sumber air baku dari sungai Krueng Seunagan, yang sudah tercemar mercuri akibat penambangan emas.
Isu 2: Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal
Pencemaran tanah oleh septictank yang bocor, pencemaran badan air oleh air limbah
permukiman
Isu 3: dampak kawasan kumuh terhadap kualitas lingkungan
Kawasan kumuh menyebabkan penurunan kualitas lingkungan
Ekonomi
Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan lingkungan
Pencemaran air mengurangi kesejahteraan nelayan di pesisir
Sosial
Isu 5: Pencemaran menyebabkan berkembangnya wabah penyakit
Menyebarnya penyakit diare di permukiman kumuh
c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)
Tabel 8.4. Tabel Identifikasi Kebijakan Rencana Program
NO. KOMPONEN KEBIJAKAN/ RENCANA PROGRAM KEGIATAN LOKASI
A PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
8 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan 8.1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh
10 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan
10.1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya
DED Infra. Kaw. Agropolitan Kuala Pesisir Kuala pesisir DED Infra. Kaw. Agropolitan Darul Makmur Darul Makmur DED Infra. Kaw. Agropolitan Tripa Makmur Tipa Makmur DED Infra. Kaw. Agropolitan Tadu Raya Tadu raya DED Infra. Kaw. Minalpolitan Kuala Kuala
DED Infra. Kaw. Minalpolitan Suka Makmue Suka Makmue DED Infra. Kaw. Minalpolitan Seunagan Seunagan DED Infra. Kaw. Minalpolitan Betong Betong
DED Infra. Kaw. Minalpolitan Betong Ateh Banggalang Betong Ateh Banggalang DED Infra. Kaw. Minalpolitan Seunagan Timur Seunagan Timur
Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Kuala pesisir Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Darul Makmur Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Tipa Makmur Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Tadu raya Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kuala
Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Suka Makmue Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Seunagan Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Betong
Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Betong Ateh Banggarlang Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Seunagan Timur
10.2
Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana
Lanjutan Tabel 8.4. Tabel Identifikasi Kebijakan Rencana Program
NO. KOMPONEN KEBIJAKAN/ RENCANA PROGRAM KEGIATAN LOKASI
DED Infra Kaw. Perkim Rawan Tsunami Kuala Pesisir Nagan Raya Pemb. Infrastruktur. Kaw. Permukiman Darul Makmur Nagan Raya Pemb. Infrastruktur. Kaw. Permukiman Tadu Raya Nagan Raya Pemb. Infrastruktur. Kaw. Permukiman Tripa Makmur Nagan Raya Pemb. Infrastruktur. Kaw. Permukiman Kuala Pesisir Nagan Raya Pemb. Infrastruktur Kaw. Perkim Tsunami Tripa Makmur Nagan Raya Pemb. Infrastruktur Kaw. Perkim Tsunami Tadu Raya Nagan Raya Pemb. Infrastruktur Kaw. Perkim Tsunami Kuala Pesisir Nagan Raya
PENYEDIAAN AIR MINUM 4 Penyelenggara SPAM Terfasilitasi
4.1 PDAM yang Memperoleh Pembinaan Semua Kecamatan Nagan Raya 9 SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK)
7.1
SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK) Dalam Kab. Nagan Raya
Pembangunan IPA Kap. 10 L/dt semua Kota Kab. Nagan Raya
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi PVC dia. 200
mm Nagan Raya
10 SPAM Perdesaan/Terpencil/Pesisir
10.1 SPAM di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil
Pamsimas Semua Kec. Dalam Kab. Nagan Raya Nagan raya SPAM di Kawasan Pelabuhan Perikanan
Pembangunan SPAM mendukung KKP TPI Kuala Pesisir Kuala Pesisir
PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Bangunan Gedung Bangunan Gedung Mitigasi Bencana Perencanaan
DED Gedung TES Kuala Pesisir Kuala Pesisir DED Gedung TES Tadu Raya Tadu Raya DED Gedung TES Tripa Makmur Tripa Makmur
Lanjutan Tabel 8.4. Tabel Identifikasi Kebijakan Rencana Program
NO. KOMPONEN KEBIJAKAN/ RENCANA PROGRAM KEGIATAN LOKASI
Pembangunan
Pemb. Gedung Tempat Evakuasi Sementara
Pembangunan Gedung TES Kuala Pesisir `
Pembangunan Gedung TES Tadu Raya Tripa Makmur Pembangunan meuseum Tsunami Suka Makmue Pembangunan
Dukungan Prasarana dan Sarana Kawasan Hijau Nagan raya Dukungan Prasarana dan Sarana Kawasan Hijau Nagan raya Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Suka Makmue Nagan raya Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Kec. Kuala Nagan raya Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Kec. Darul Makmur Nagan raya Penataan Lingkungan Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Kec. Kuala Pesisir Nagan raya Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Kec. Darul Makmur Nagan raya Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Kec. Suka Makmue Nagan raya Permukiman Tradisional
Perencanaan Pembangunan PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
5 Infrastruktur Air Limbah
5.1 Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Terpusat Skala Kota Fisik Penunjang
Pembangunan SANIMAS Semua Kecamatan dalam Kab.
Nagan raya Perkotaan
5.2
Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Setempat dan Sistem Komunal
Perencanaan Teknis (DED)
Perencanaan IPAL Komunal Kawasan Permukiman Nagan raya Pembangunan IPAL Kaw. Perkotaan Nagan raya 6 Infrastruktur Drainase Perkotaan
6.1 Infrastruktur Drainase Perkotaan
Perencanaan Teknis (DED)
LanjutanTabel 8.4. Tabel Identifikasi Kebijakan Rencana Program
NO. KOMPONEN KEBIJAKAN/ RENCANA PROGRAM KEGIATAN LOKASI
Pembangunan
Pembangunan Drainase Perkotaan Nagan raya 7 Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
7.1
Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Fisik Penunjang
Pengadaan Alat Berat TPA Gp Babah Dua Pengadaan Alat Berat TPA Gp Babah Dua
Pengadan Dump truck Perkotaan
Pengadan Dump truck Perkotaan
Pengadaan Amrol truck Perkotaan
Pengadaan Amrol truck Perkotaan
Pengadaan pick up Perkotaan
Pengadaan pick up Perkotaan
Pengadaan Bing/Tong sampah Perkotaan
8
Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R
8.1 Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R
Perencanaan Teknis
Perencanaan Mater Plan Persampahan Aceh Barat Nagan Raya Pembangunan dan pengadaan
Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Gp Babah Dua Pembangunan 3R Tempat Pengolahan Sampah Gp Babah Dua
Pembangunan Hanggar 3R Gp Babah Dua
Pembangunan Hanggar pengomposan Gp Babah Dua
Peningkatan jalan Gp Babah Dua
Pengadaan Air bersih Gp Babah Dua
Peningkatan/Pembangunan TPST/3R
Tabel 8.5. Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah
No. Komponen Kebijakan/Rencana Program
Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-Aspek Pembangunan Berkelanjutan**
Bobot Lingkungan Hidup
Permukiman Bobot Sosial
Bobot
A PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 8 Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perkotaan
10 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan
10.1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya
Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan 2 3 1 2 2 10 Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan 2 3 1 2 2 10 Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan 2 3 1 2 2 10 Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan 2 3 1 2 2 10 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan 2 3 1 2 2 10 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan 2 3 1 2 2 10 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan 2 3 1 2 2 10 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan 2 3 1 2 2 10 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan 2 3 1 2 2 10
10.1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana
Lanjutan Tabel 8.5. Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pemb. Infrastruktur. Kaw. Rawan Banjir Permukiman Tripa
Makmur 2 3 1 2 2 10
Pemb. Infrastruktur. Kaw. Rawan Banjir Permukiman Kuala Pesisir 2 3 1 2 2 10 Pemb. Infrastruktur Kaw. Perkim Tsunami Tripa Makmur 2 3 1 2 2 10 Pemb. Infrastruktur Kaw. Perkim Tsunami Tadu Raya 2 3 1 2 2 10 Pemb. Infrastruktur Kaw. Perkim Tsunami Kuala Pesisir 2 3 1 2 2 10
PENYEDIAAN AIR MINUM 4 Penyelenggara SPAM Terfasilitasi
4.1 PDAM yang Memperoleh Pembinaan untuk semua Kecamatan 3 3 3 3 0 12
6 SPAM Di Kawasan MBR
9 SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK)
SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK)
Pembangunan SPAM IKK semuat Kota kecamatan 3 3 1 3 1 11 Pembangunan IPA Kap. 10 L/dt semua Kecamatan 3 3 1 3 1 11 Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC dia. 200 mm 3 3 1 3 1 11 10 SPAM Perdesaan
10.1 SPAM di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil
Pamsimas Semua Kec. Dalam Kab. Nagan Raya 3 3 1 3 3 13 10.2 SPAM di Kawasan Pelabuhan Perikanan
Pembangunan SPAM mendukung KKP TPI Kuala Pesisir 3 3 1 3 3 13
PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Bangunan Gedung
Bangunan Gedung Mitigasi Bencana Perencanaan
DED Gedung TES Kuala Pesisir 0 3 3 3 3 12
DED Gedung TES Tadu Raya 0 3 3 3 3 12
Lanjutan Tabel 8.5. Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
DED Meseum Tsunami 0 3 3 3 3 12
Pembangunan 0 3 3 3 3 12
Pemb. Gedung Tempat Evakuasi Sementara 0 3 3 3 3 12
Pembangunan Gedung TES Kuala Pesisir 0 3 3 3 3 12
Pembangunan meuseum Tsunami Suka Makmue 0 3 3 3 3 12
Penataan Lingkungan
Dukungan Prasarana dan Sarana Kawasan Hijau 3 3 3 1 1 11 Dukungan Prasarana dan Sarana Kawasan Hijau 3 3 3 1 1 11 Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Suka Makmue 1 3 3 3 1 11 Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Kec. Kuala 1 3 3 3 1 11 Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Kec. Darul Makmur 1 3 3 3 1 11
PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
5 Infrastruktur Air Limbah
5.1 Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Terpusat Skala Kota Fisik Penunjang
Pembangunan SANIMAS Semua Kecamatan dalam Kab. Nagan
raya 0 3 3 3 3 12
Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Setempat dan Sistem
Komunal 0 3 3 3 3 12
Perencanaan Teknis (DED) 0 3 3 3 3 12
Perencanaan IPAL Komunal Kawasan Permukiman 0 3 3 3 3 12
Pembangunan IPAL Kaw. Perkotaan 0 3 3 3 3 12
6 Infrastruktur Drainase Perkotaan
6.1 Infrastruktur Drainase Perkotaan Perencanaan Teknis (DED)
Lanjutan Tabel 8.5. Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Perencanaan Teknis (DED) 0 3 3 3 3 12
Master Plan dan DED Drainase Perkotaan 3 3 3 3 3 15
Pembangunan 3 3 3 3 3 15
Pembangunan Drainase Perkotaan 3 3 3 3 3 15
7 Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
7.1 Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Fisik Penunjang
Pengadaan Alat Berat TPA 1 3 3 3 1 11
Pengadaan Alat Berat TPA 1 3 3 3 1 11
Pengadan Dump truck 1 3 3 3 1 11
Pengadan Dump truck 1 3 3 3 1 11
Pengadaan Amrol truck 1 3 3 3 1 11
Pengadaan Amrol truck 1 3 3 3 1 11
Pengadaan pick up 1 3 3 3 1 11
Pengadaan pick up 1 3 3 3 1 11
Pengadaan Bing/Tong sampah 1 3 3 3 1 11
8 Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R
8.1 Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R Perencanaan Teknis
Lanjutan Tabel 8.5. Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pembangunan dan pengadaan
Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah 1 3 3 3 1 11
Pembangunan 3R Tempat Pengolahan Sampah 1 3 3 3 1 11
Pembangunan Hanggar 3R 1 3 3 3 1 11
Pembangunan Hanggar pengomposan 1 3 3 3 1 11
Peningkatan jalan 1 3 3 3 1 11
Pengadaan Air bersih 1 3 3 3 1 11
Peningkatan/Pembangunan TPST/3R
Peningkatan Kinerja 3R Sampah 1 3 3 3 3 13
NB : Berdampak negatif : Sangat -3, cukup -2, kurang -1 Berdampak positif :
2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji potensial memberikan dampak negatif pada pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana dan/atau program yang ada. Beberapa alternatif
untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan KRP
mempertimbangkan antara lain:
a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana, dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau program.
c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas pelaksanaan kebijakan, rencana, dan/atau program.
d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.
Dari hasil kajian dengan mengisi tabel 8.5 dihasilkan kesimpulan bahwa tidak ada satupun KRP yang memiliki score negatif sehingga tidak perlu lagi dilakukan langkah berikutnya yaitu :
• Perumusan alternatif penyempurnaan KRP ( tabel 8.6 )
Tabel 8.6. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP No. Komponen kebijakan, rencana
dan/atau program
Alternatif Penyempurnaan KRP
(1) (2) (3)
1. Pengembangan Permukiman NIHIL
2. Penataan Bangunan dan Lingkungan NIHIL
3. Pengembangan Air minum NIHIL
4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
NIHIL
3. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
Tabel 8.7. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
No. Komponen Kebijakan, Rencana dan/atau Program
Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
(1) (2) (3)
1. Pengembangan Permukiman NIHIL
2. Penataan Bangunan dan Lingkungan
NIHIL
3. Pengembangan Air minum NIHIL
4. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
NIHIL
Kabupaten Nagan Raya yang telah menyusun dan memiliki dokumen KLHS RTRW Kabupaten Nagan Raya, maka hasil olahan di dalam KLHS tersebut dapat dijadikan bahan masukan bagi kajian perlindungan lingkungan dalam RPI2-JM.
KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran rencana-program. Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan, instrumen yang lebih tepat diterapkan adalah Amdal, UKL-UPL. Dan SPPLH. Tabel 8.8 menjelaskan beberapa perbedaan antara KLHS dan AMDAL.
8.1.2. Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH
tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:
1. Proyek wajib AMDAL
Tabel 8.8. Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) a) Rujukan
Peraturan Perundangan
i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
ii. Permen LH 09/2011 tentang Pedoman umum KLHS
i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
ii. Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan bidang PU wajib UKL UPL
iii. Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL
b) Pengertian Umum
Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan.
c) Kewajiban pelaksanaan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang masuk kriteria sebagai wajib AMDAL (Pemerintah/swasta)
d) Keterkaitan studi lingkungan dengan:
i. Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan RPJM
ii. Kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan
Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan
e) Mekanisme pelaksanaan
i. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/ atau program terhadap kondisi lingkungan
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) hidup di suatu wilayah;
ii. perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan iii. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan
keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
ii. Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL yang dibentuk oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu oleh Tim Teknis.
iii. Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi berupa kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
iv. Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan atau Ketidaklayakan lingkungan
f) Muatan Studi Lingkungan
i. Isu Strategis terkait Pembangunan berkelanjutan
ii. Kajian pengaruh rencana/program dengan isu-isu strategis terkait pembangunan berkelanjutan
iii. Alternatif rekomendasi untuk
rencana/program
i. Kerangka acuan;
ii. Andal; dan iii. RKL-RPL.
Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan RKL-RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan.
g) Output Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.
Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) h) Outcome i. Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat
untuk melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan yang melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.
ii. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak diperbolehkan lagi.
i. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan lingkungan
ii. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan iii. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang
tercantum dalam RKL RPL.
i) Pendanaan APBD Kabupaten/Kota i. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKL- RPL) didanai oleh
pemrakarsa,
ii. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada APBN/APBD
iii. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa.
iv. Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota
j) Partisipasi Masyarakat
Masyarakat adalah salah satu komponen dalam kabupaten/kota yang dapat mengakses dokumen pelaksanaan KLHS
Masyarakat yang dilibatkan adalah: i. Yang terkena dampak;
ii. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) k) Atribut
Lainnya: a. Posisi
Hulu siklus pengambilan keputusan Akhir sklus pengambilan keputusan
b. Pendekatan Cenderung pro aktif Cenderung bersifat reaktif
c. Fokus analisis
Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan
d. Dampak kumulatif
Peringatan dini atas adanya dampak komulatif Amat terbatas
e. Titik berat telaahan
Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan
Mengendalikan dan meminimalkan dampak negative
f. Alternatif Banyak alternatif Alternatif terbatas jumlahnya
g. Kedalaman Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi dan kerangka umum
Sempit, dalam dan rinci
h. Deskripsi proses
Proses multi pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif dan kontinu
Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan akhir
i. Fokus
pengendalia n dampak
Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan Menangani gejala kerusakan lingkungan
j. Institusi Penilai
Tidak diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan persetujuan KLHS
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) h) Outcome i. Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat
untuk melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan yang melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.
ii. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak diperbolehkan lagi.
i. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan lingkungan ii. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan
iii. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang tercantum dalam RKL RPL.
i) Pendanaan APBD Kabupaten/Kota i. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKL- RPL) didanai oleh
pemrakarsa,
ii. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada APBN/APBD
iii. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa.
iv. Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota
j) Partisipasi Masyarakat
Masyarakat adalah salah satu komponen dalam kabupaten/kota yang dapat mengakses dokumen pelaksanaan KLHS
Masyarakat yang dilibatkan adalah: i. Yang terkena dampak;
ii. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut:
Tabel 8.9. Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran
A. Persampahan:
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill:
- luas kawasan TPA, atau - Kapasitas Total
> 10 ha > 100.000 ton b. TPA di daerah pasang surut:
- luas landfill, atau - Kapasitas Total
semua kapasitas/ besaran
c. Pembangunan transfer station:
- Kapasitas > 500 ton/hari
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:
- Kapasitas > 500 ton/hari
e. Pengolahan dengan insinerator:
- Kapasitas semua kapasitas
f. Composting Plant:
- Kapasitas > 500 ton/hari
g. Transportasi sampah dengan kereta api:
- Kapasitas > 500 ton/hari
B. Pembangunan Perumahan/Permukiman:
a. Kota metropolitan, luas > 25 ha
b. Kota besar, luas > 50 ha
c. Kota sedang dan kecil, luas > 100 ha d. keperluan settlement transmigrasi > 2.000 ha C. Air Limbah Domestik
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang:
- Luas, atau - Kapasitasnya
> 2 ha > 11 m3/hari b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk
fasilitas penunjangnya: - Luas, atau - Kapasitasnya
> 3 ha > 2,4 ton/hari c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:
- Luas layanan, atau - Debit air limbah
>500 Ha >10 Ha
D Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di permukiman
a. Kota besar/metropolitan, panjang b. Kota sedang, panjang::
>5 Km >10 Km Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan
a. Pembangunan jaringan distribusi b. Luas layanan
c.
>500 Ha
d. b. Pembangunan jaringan transmisi e. - panjang
>10 Km
menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam tabel 8.10
Tabel 8.10. Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
a. Persampahan
i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem
controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang:
• Luas kawasan, atau < 10 Ha • Kapasitas total < 10.000 ton ii. TPA daerah pasang surut
• Luas landfill, atau < 5 Ha • Kapasitas total < 5.000 ton iii. Pembangunan Transfer Station
• Kapasitas < 1.000 ton/hari
iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu
• Kapasitas < 500 ton v. Pembangunan Incenerator
• Kapasitas < 500 ton/hari
vi. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos • Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha
b. Air Limbah Domestik/ Permukiman
i. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang • Luas < 2 ha
• Atau kapasitas < 11 m3/hari
ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah • Luas < 3 ha
• Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
iii. Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman
• Luas < 500 ha
• Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari
c. Drainase Permukaan Perkotaan
i. Pembangunan saluran primer dan sekunder • Panjang < 5 km
ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman • Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha
Lanjutan Tabel 8.10.
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi
• Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d <10 km • Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km • Pedesaan, Panjang :
-iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit)
• Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps • Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps iv. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap
• Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps v. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:
• Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara SPAM : 2,5 lps - < 50 lps
• Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps
e. Pembangunan Gedung
i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2 4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan
keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
ii. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
Lanjutan Tabel 8.10
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
e. Pembangunan
Gedung Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
f. Pengembangan kawasan
permukiman baru
i. Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;
• Jumlah hunian: < 500 unit rumah; • Luas kawasan: < 10 ha
ii. Pengembangan kawasan permukiman baru sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan); • Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
• Luas kawasan: < 10 ha
iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
g. Peningkatan Kualitas Permukiman
i. Penanganan kawasan kumuh di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;
• Luas kawasan: < 10 ha
ii. Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;
• Luas kawasan: < 10 ha
iii. Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP)
• Luas kawasan: < 10 ha h. Penanganan
Kawasan Kumuh Perkotaan
i. Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota (urban renewal), disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah susun
• Luas kawasan: < 5 ha
Tabel 8.11. Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan Pada Program Cipta Karya
NO. KEGIATAN LOKASI AMDAL UKL/UPL SPPLH
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
8
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan
10
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan
10.1
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya
1 Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Kuala pesisir V
2 Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Darul Makmur V
5 Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Tipa Makmur V
6 Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Tadu raya V
7 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kuala V
8 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Suka Makmue V
9 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Seunagan V
10 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Betong V
11 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Seunagan Timur V
10.2 Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana
1
Pemb. Infrastruktur. Kaw. Rawan Banjir Permukiman Darul
Makmur Nagan Raya V
2 Pemb. Infrastruktur. Kaw. Rawan Banjir Permukiman Tadu Raya Nagan Raya V
3
Pemb. Infrastruktur. Kaw. Rawan Banjir Permukiman Tripa
Makmur Nagan Raya
4 Pemb. Infrastruktur. Kaw. Rawan Banjir Permukiman Kuala Pesisir Nagan Raya V
5 Pemb. Infrastruktur Kaw. Perkim Tsunami Tripa Makmur Nagan Raya V
6 Pemb. Infrastruktur Kaw. Perkim Tsunami Tadu Raya Nagan Raya V
Lanjutan Tabel 8.11. Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan Pada Program Cipta Karya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PENYEDIAAN AIR MINUM 4 Penyelenggara SPAM Terfasilitasi
4.1 PDAM yang Memperoleh Pembinaan untuk semua Kecamatan Nagan Raya V
SPAM Di Kawasan MBR Nagan Raya V
9 SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK)
SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK) Nagan Raya V
Pembangunan SPAM IKK semuat Kota kecamatan Nagan Raya V
Pembangunan IPA Kap. 10 L/dt semua Kecamatan Nagan Raya V
Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC dia. 200 mm Nagan Raya V
10 SPAM Perdesaan
10.1 SPAM di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil
Pamsimas Semua Kec. Dalam Kab. Nagan Raya Nagan Raya V
10.2 SPAM di Kawasan Pelabuhan Perikanan
Pembangunan SPAM mendukung KKP TPI Kuala Pesisir Nagan Raya V
PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Bangunan Gedung
Bangunan Gedung
Bangunan Gedung Mitigasi Bencana
Perencanaan V
DED Gedung TES Kuala Pesisir Nagan Raya V
DED Gedung TES Tadu Raya Nagan Raya V
DED Gedung TES Tripa Makmur Nagan Raya
Lanjutan Tabel 8.11. Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan Pada Program Cipta Karya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pembangunan Nagan Raya
Pemb. Gedung Tempat Evakuasi Sementara Nagan Raya V
Pembangunan Gedung TES Kuala Pesisir Nagan Raya V
Pembangunan meuseum Tsunami Suka Makmue Nagan Raya V
Penataan Lingkungan
Dukungan Prasarana dan Sarana Kawasan Hijau Nagan Raya V
Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Suka Makmue Nagan Raya V
Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Kec. Kuala Nagan Raya V
Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Kec. Darul Makmur Nagan Raya V
PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN V
5 Infrastruktur Air Limbah V
5.1 Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Terpusat Skala Kota V
Fisik Penunjang V
Pembangunan SANIMAS Semua Kecamatan dalam Kab. Nagan Raya Nagan Raya V
Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Setempat dan Sistem Komunal Nagan Raya V
Perencanaan Teknis (DED) Nagan Raya V
Perencanaan IPAL Komunal Kawasan Permukiman Nagan Raya V
Pembangunan IPAL Kaw. Perkotaan Nagan Raya V
6 Infrastruktur Drainase Perkotaan
6.1 Infrastruktur Drainase Perkotaan V
Perencanaan Teknis (DED) V
Infrastruktur Drainase Perkotaan V
Perencanaan Teknis (DED) V
Master Plan dan DED Drainase Perkotaan V
Pembangunan
Lanjutan Tabel 8.11. Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan Pada Program Cipta Karya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7 Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
7.1 Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Fisik Penunjang
Pengadaan Alat Berat TPA Nagan Raya V
Pengadaan Alat Berat TPA Nagan Raya V
Pengadan Dump truck Nagan Raya V
Pengadan Dump truck Nagan Raya V
Pengadaan Amrol truck Nagan Raya V
Pengadaan Amrol truck Nagan Raya V
Pengadaan pick up Nagan Raya V
Pengadaan pick up Nagan Raya V
Pengadaan Bing/Tong sampah Nagan Raya V
8 Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R
8.1 Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R Perencanaan Teknis
Perencanaan Mater Plan Persampahan Nagan Raya Nagan Raya V
Pembangunan dan pengadaan Nagan Raya V
Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Nagan Raya V
Pembangunan 3R Tempat Pengolahan Sampah Nagan Raya V
Pembangunan Hanggar 3R Nagan Raya V
Pembangunan Hanggar pengomposan Nagan Raya V
Peningkatan jalan Nagan Raya V
Pengadaan Air bersih Nagan Raya V
Peningkatan/Pembangunan TPST/3R Nagan Raya V
8.2. Aspek Sosial
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:
1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional:
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana
Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.
2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang
Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum:
tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak.
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur dasar.
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.
4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan
penanggulangan Kemiskinan
Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.
5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional
Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan
pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1. Pemerintah Pusat:
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
2. Pemerintah Provinsi:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
3. Pemerintah Kabupaten Nagan raya :
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
8.2.1. Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya Kemiskinan
Tabel 8.12. Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kabupaten Nagan Raya
No. Lokasi
Jumlah Penduduk
Miskin
Kondisi Umum Permasalahan
Bentuk Penanganan
yang Sudah Dilakukan
Kebutuhan Penanganan
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7
1 Kuala Mata pencaharian
umum-2 Darul Makmur nya di sektor primer :
3 Tadu Raya pertanian dan perikanan
4 Seunagan Timur buruh, harian lepas Limbah Jalan akses
Pengangguran air minum Perbaikan
Kondisi hunian : Drainase prasarana Drainase lingk.
-semi permanen dan sampah perkim
non permanen
MCK + sumur bor
Pengolahan limbah komunal Status kepemilikan :
sewa rumah petak bantuan modal
Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu
murahan
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu
bakar/arang/minyak tanah.
8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di
puskesmas/ poliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.
14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga
Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan,Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP), Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS)
8.2.2. Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.
1. Konsultasi masyarakat
Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.
2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan
bangunan
Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.
3. Permukiman kembali penduduk (resettlement)
Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus
kembali kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.
Dari sekian KRP yang telah disusun tidak berdampak sosial yang signifikan sehingga tidak memerlukan pemindahan penduduk dan lebih lanjut, sehigga proses kajian pada aspek sosial tidak perlu dilakukan sehingga tabel 8.14. status data NA.
Tabel 8.13 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta
Permukiman Kembali
No.
Komponen Program dan
Kegiatan
Tahap I Tahap II Arahan Lokasi
8.2.3. Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Tabel 8.15. Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
`NO. KEGIATAN LOKASI TAHUN
JUMLAH
A PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 8 Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perkotaan
8.1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh 10 Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan
10.1
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya
1 Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Kuala pesisir 2018 15,701
2 Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Darul Makmur 2017 44,946
5 Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Tipa Makmur 2018 9,066
6 Pembangunan Infrastruktur Kaw. Agropolitan Tadu Raya 2018 14,008
7 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kuala 2017 20,453
8 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Suka Makmue 2018 8,961
9 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Seunagan 2017 15,910
10 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Betong 2018 13,756
11 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Seunagan Timur 2018 13,927
12 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
Betong ateh
Banggalang 2019 2,228
10.2 Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana
1
Pemb. Infrastruktur. Kaw. Rawan Banjir Permukiman Darul
Makmur Nagan Raya 2018 2,247
2
Pemb. Infrastruktur. Kaw. Rawan Banjir Permukiman Tadu
Raya Nagan Raya 2019 700
3
Pemb. Infrastruktur. Kaw. Rawan Banjir Permukiman Tripa
Makmur Nagan Raya 2016 10,227
4
Pemb. Infrastruktur. Kaw. Rawan Banjir Permukiman Kuala
Pesisir Nagan Raya 2017 785
5 Pemb. Infrastruktur Kaw. Perkim Tsunami Tripa Makmur Nagan Raya 2016 453
6 Pemb. Infrastruktur Kaw. Perkim Tsunami Tadu Raya Nagan Raya 2017 700
Lanjutan Tabel 8.15. Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan
Pembangunan Bidang Cipta Karya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PENYEDIAAN AIR MINUM 4 Penyelenggara SPAM Terfasilitasi
4.1 PDAM yang Memperoleh Pembinaan untuk semua Kecamatan Nagan Raya 2017 158,966
SPAM Di Kawasan MBR semua Kecamatan Nagan Raya 2018 158,966
9 SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK)
SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK)
Pembangunan SPAM IKK semuat Kota kecamatan Nagan Raya 2019 158,966
Pembangunan IPA Kap. 10 L/dt semua Kecamatan Nagan Raya 2019 158,966
Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC dia. 200 mm Nagan Raya 2019 158,966
10 SPAM Perdesaan
10.1 SPAM di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil
Pamsimas Semua Kec. Dalam Kab. Nagan Raya Nagan Raya 2018 158,966
10.2 SPAM di Kawasan Pelabuhan Perikanan
Pembangunan SPAM mendukung KKP TPI Kuala Pesisir Nagan Raya 2018 15,701
PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Bangunan Gedung Bangunan Gedung
Bangunan Gedung Mitigasi Bencana Perencanaan
DED Gedung TES Kuala Pesisir Nagan Raya 2017
Lanjutan Tabel 8.15. Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan
Pembangunan Bidang Cipta Karya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
DED Gedung TES Tripa Makmur Nagan Raya 2017
DED Meseum Tsunami Nagan Raya 2017
Pembangunan Nagan Raya 2017
Pemb. Gedung Tempat Evakuasi Sementara Nagan Raya 2018 Pembangunan Gedung TES Kuala Pesisir Nagan Raya 2017 Pembangunan meuseum Tsunami Suka Makmue Nagan Raya 2017
Penataan Lingkungan
Dukungan Prasarana dan Sarana Kawasan Hijau Nagan Raya 2017 Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Suka Makmue Nagan Raya 2018 Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Kec. Kuala Nagan Raya 2018 Pemb. Kawasan Hijau Perkotaan Kec. Darul Makmur Nagan Raya 2018
PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
5 Infrastruktur Air Limbah
5.1 Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Terpusat Skala Kota Fisik Penunjang
Pembangunan SANIMAS Semua Kecamatan dalam Kab.
Nagan Raya Nagan Raya 2018 15,813
Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Setempat dan Sistem
Komunal Nagan Raya 2019 15,813
Perencanaan Teknis (DED)
Perencanaan IPAL Komunal Kawasan Permukiman Nagan Raya 2017 15,813
LanjutanTabel 8.15. Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan
Pembangunan Bidang Cipta Karya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
6 Infrastruktur Drainase Perkotaan
6.1 Infrastruktur Drainase Perkotaan
Perencanaan Teknis (DED) Nagan Raya 2018
Infrastruktur Drainase Perkotaan Nagan Raya 2018
Perencanaan Teknis (DED) Nagan Raya 2018
Master Plan dan DED Drainase Perkotaan Nagan Raya 2018 Pembangunan
Pembangunan Drainase Perkotaan Semua Kota
Kecamatan Nagan Raya 2019
7 Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
7.1 Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan
Akhir Sampah Fisik Penunjang
Pengadaan Alat Berat TPA Nagan Raya
Pengadaan Alat Berat TPA Nagan Raya
Pengadan Dump truck Nagan Raya
Pengadan Dump truck Nagan Raya
Pengadaan Amrol truck Nagan Raya
Pengadaan Amrol truck Nagan Raya
Pengadaan pick up Nagan Raya
Pengadaan pick up Nagan Raya
LanjutanTabel 8.15. Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan
Pembangunan Bidang Cipta Karya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
8 Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R
8.1 Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R
Perencanaan Teknis
Perencanaan Mater Plan Persampahan Nagan Raya Nagan Raya
Pembangunan dan pengadaan Nagan Raya
Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Nagan Raya Pembangunan 3R Tempat Pengolahan Sampah Nagan Raya
Pembangunan Hanggar 3R Nagan Raya
Pembangunan Hanggar pengomposan Nagan Raya
Peningkatan jalan Nagan Raya
Pengadaan Air bersih Nagan Raya