BAB 10
ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL
RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negative pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
10.1.
ASPEK LINGKUNGAN
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”. 2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang.
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014
laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tamping lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan,rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan.
5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1. Pemerintah pusat
a. Menetapkan kebijakan nasional.
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan criteria.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL. e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.
g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. i. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyrakat. j. Menetapkan standar pelayanan minimal.
2. Pemerintah Provinsi
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.
g. Melaksanakan standar pelayanan minimal. 3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL. d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
10.2.
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:
1. RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.
KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten.Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.
Sumber: Permen LH No.9/2011
Gambar 10. 1. Diagram Alir Pentahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan Pelaksanaan KLHS
keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut
Tahap 1 dilakukan dengan penapisan (screening) dengan menyusun table 10.1 Tabel 10. 1. Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya
No. Kriteria Penapisan Penilaian
Uraian
Pertimbangan* (Signifikan/Tidak) Kesimpulan: 1 Perubahan Iklim
2 Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati 3 Peningkatan intensitas dan cakupan
wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan
4 Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam
5 Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,
6 Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat
7 Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
didukung data dan informasi yang menjelaskan apakah kebijakan, rencana dan/atau program yang ditapis menimbulkan risiko/dampak terhadap lingkungan hidup.
1. Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:
a. Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya Tujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:
1) Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan KLHS 2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh public.
4) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.
Tabel 10.2 Contoh Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya
Masyarakat dan Pemangku
Kepentingan Contoh Lembaga
Pembuat keputusan a. Bupati/Walikota b. DPRD
Penyusun kebijakan, rencana dan/atau
program Dinas PU-Cipta Karya
Instansi a. Dinas PU-Cipta Karya
b. BPLHD Masyarakat yang memiliki informasi dan/atau
keahlian (perorangan/tokoh/ kelompok) a. Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya b. Asosiasi profesi
c. Forum-forum pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup
d. LSM/Pemerhati lingkungan hidup e. Perorangan/tokoh
f. Kelompok yang memiliki data dan informasi berkaitan dengan SDA
Masyarakat terkena Dampak a. Lembaga Adat b. Asosiasi Pengusaha c. Tokoh masyarakat d. Organisasi masyarakat
b. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:
1) Penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut.
2) Pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan
3) Membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Tabel 10.3 Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya Pengelompokan Isu-isu Pembangunan
Berkelanjutan Bidang Cipta Karya Penjelasan Singkat Lingkungan Hidup Permukiman
Isu 1 : kecukupan air baku untuk air minum
Contoh : Kekeringan, menurunnya kualitas air
Sumber air bersih yang terdapat di empat kelurahan kawasan perkotaan prioritas terdiri dari PDAM, dan Sumur Bor. Sebagian besar penduduk memanfaatkan sumber-sumber`air dari pelayanan PDAM untuk keperluan kehidupan sehari-hari
Isu 2 : Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal
Contoh : Pencemaran tanah oleh septic tank yang bocor, pencemaran badan air oleh air limbah permukiman
Pada beberapa titik lokasi saluran drainase tidak berfungsi dengan optimal dan lancar karena beban kapasitas saluran yang sudah tidak sebanding dengan debit aliran serta akibat tersumbat oleh material sampah pada saluran-saluran
Isu 3 : Dampak kawasan kumuh terhadap kualitas lingkungan Contoh : Kawasan kumuh menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan
perlu dilakukan penataan dan peningkatan sarana prasarana misalnya: perkerasan jalan, pembuatan conblock, pembuatan talud dan lain-lain
Ekonomi Isu 4 : Kemiskinan berkorelasi dengan
kerusakan lingkungan Contoh : Pencemaran air mengurangi
kesejahteraan nelayan di pesisir Sosial Isu 5 : Pencemaran menyebabkan
berkembangnya wabah penyakit Contoh : Menyebarnya penyakit diare di
c. Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)
Tabel 10.4 Tabel Identifikasi KRP
SEKTOR/ PROGRAM RINCIAN KEGIATAN LOKASI
PENGEMBANGAN AIR MINUM Penyusunan RISPAM Kota Kediri
Optimalisasi SPAM Kota Kediri Jl. Samratulangi, Patiunus, Pattimura, Doho, Panglima Sudirman, Diponegoro, Hasanuddin,
Imama Bonjol, Raya Balowerti, DR. Soetomo, Slamet Riyadi, Banjaran Gang Carik, Halim
Perdana Kusuma, Adi Sucipto, Raya Betet Optimalisasi SPAM Kota Kediri Lingk. Lebak Tumpang Kel. Pojok Pembuatan Menara Air (Reservoar) 300 m3 Lingk. Lebak Tumpang Kel. Pojok
Pembuatan Sumur Lingk. Lebak Tumpang Kel. Pojok
Pengadaan dan pemasangan pompa Lingk. Lebak Tumpang Kel. Pojok
Rumah panel dan genset Lingk. Lebak Tumpang Kel. Pojok
Pengadaan dan pemasangan genset 65 kVa Lingk. Lebak Tumpang Kel. Pojok Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC 160 mm Lingk. Lebak Tumpang Kel. Pojok Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC 110 mm Lingk. Lebak Tumpang Kel. Pojok
Pembuatan Sumur Kel. Balowerti
Pengadaan dan pemasangan pompa Kel. Balowerti
Rumah panel dan genset Kel. Balowerti
Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC 160 mm Kel. Balowerti
Pembuatan Sumur GOR Kel. Banjarmlati
Rumah panel dan genset GOR Kel. Banjarmlati Pengadaan dan pemasangan genset 65 kVa GOR Kel. Banjarmlati Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC 160 mm GOR Kel. Banjarmlati
Pembuatan Sumur Kuwak Water Torn Kel. Banjaran
Pengadaan dan pemasangan pompa Kuwak Water Torn Kel. Banjaran
Rumah panel dan genset Kuwak Water Torn Kel. Banjaran
Pengadaan dan pemasangan genset 65 kVa Kuwak Water Torn Kel. Banjaran Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC 160 mm Kuwak Water Torn Kel. Banjaran
Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC 200 mm Jl PK Bangsa (Utara & Selatan), Jl Erlangga (Utara & Selatan), Jl Hayam Wuruk (Utara & Selatan), Jl
Brawijaya (Selatan), Jl Diponegoro (Utara & Selatan), Jl Hasanudin (Utara & Selatan), Jl Teuku
Umar (Utara & Selatan), Jl Imam Bonjol (Utara & Selatan). Jl A. Yani (Barat & Timur), Jl HOS
Cokroaminoto (Utara)
Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC 160 mm Jl Mayjen Sungkono (Barat), Jl Basuki Rahmat (Barat & Timur), Jl Pemuda (Barat), Jl Kombes Pol Duryat (Barat & Timur), Jl Joyoboyo (Barat), Jl HOS
Cokroaminoto (Selatan)
Pengadaan & Pemasangan Pipa PVC 110 mm Jl. Panglima Sudirman (Timur), Jl. Doho (Timur), Jl Pattimura (Utara & Selatan)
PENGEMBANGAN PLP
SEKTOR PERSAMPAHAN
PERENCANAAN UMUM Studi Manajemen Pengelolaan Persampahan Kota Kediri
Kediri
Review Masterplan Persampahan Skala Kota Kota Kediri PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA Penyuluhan tentang persampahan kepada
masyarakat dan kelompok masyarakat Kec. Pesantren, Kota & Mojoroto Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah
Tangga Kec. Pesantren, Kota & Mojoroto
Pengadaan Tempat Sampah terpilah ditempat
umum/jalan Kota Kediri
Pembentukan kader warga peduli lingkungan di
setiap kelurahan Kota Kediri
Pelatihan 3R bagi aparat pengelola persampahan Kota Kediri Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader desa
dan RT/RW 46 Kelurahan
Pengadaan Tong komposter Kota Kediri
Pengadaan Gerobag Sampah Kota Kediri
Pengadaan Gerobag Sampah bermotor Kota Kediri
Pengadaan Mobil Pick Up Sampah Kota Kediri
Pembangunan TPS 3R (Program SANIMAS -
Berbasis Masyarakat) (a) Operasi dan Pemeliharaan Kel. Banjarmlati
TPS Biasa (a) Pembangunan TPS Kec. Pesantren, Kota & Mojoroto
(b) Rehabilitasi TPS 30 TPS di Kota Kediri
(b) Pembangunan Jalan Menuju Transfer Depo Kel. Balowerti
(c) Pembangunan Transfer Depo Kel. Balowerti
(d) Rehabilitasi Transfer Depo A. Yani, Wilis, Polim, Setono Betek, Pajang
TPS 3R (a) Penyusunan DED TPS 3R Kel. Tempurejo, Blabak, Gayam, Betet,
Manisrenggo
(b) Pembentukan lembaga pengelola TPS 3R
(c) Pelatihan bagi pengelola TPS 3R
(d) Supervisi dan Pembangunan TPS 3R
(e) Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R
Pembangunan SPA (a) Penyusunan DED SPA Kel. Ngronggo
(b) Pelatihan bagi pengelola SPA
(c) Supervisi dan Pembangunan SPA
(d) Operasi dan Pemeliharaan SPA
Alat Angkut Stasiun antara dan TPA Pengadaan Bulldozer Kel. Pojok
Pengadaan Excavator Kel. Pojok
Pengadaan Kontainer Kota Kediri
Pengadaan Amroll Truck Kota Kediri
Pengadaan Dump Truck Kota Kediri
Pengadaan Compactor Truck Kota Kediri
Pengadaan forklief Kota Kediri
Operasi dan Pemeliharaan Alat Angkut Kota Kediri
Pembangunan & Pengelolaan TPA Regional (a) Penyusunan studi kelayakan TPA Regional Kab. Kediri (b) Koordinasi dengan Kab./Kota dan Provinsi
terkait rencana pembangunan TPA Regional
(c) Pembentukan Tim Koordinasi Kerjasama
Daerah (TKKSD) Tingkat Kab./Kota dan Provinsi (d) Penyiapan Konsep Bentuk Kesepakatan dan
Penandatanganan
(e) Penyiapan dan Penandatanganan Perjanjian
Kerjasama
(f) Penyusunan AMDAL TPA Regional
(g) Sosialisasi "Rencana" Pembangunan TPA Regional kepada masyarakat sekitarnya dan pihak-pihak terkait
(h) Pembebasan Lahan
(i) Penyusunan DED TPA Regional
- Penyusunan DED Fasilitas Umum TPA
- Penyusunan DED Fasilitas Perlindungan TPA - Penyusunan DED Fasilitas Penunjang TPA (j) Sosialisasi Pembangunan TPA kepada
masyarakat sekitarnya
(k). Supervisi dan Pembangunan TPA Regional
- Supervisi dan Pembangunan prasarana
dasar/Fasilitas Umum TPA Regional
- Supervisi dan Pembangunan Fasilitas
- Supervisi dan Pembangunan Fasilitas
Penunjang TPA Regional
- Pengadaan Fasilitas Operasional TPA Regional (l) Pembentukan Kelembagaan Pengelolaan TPA
Regional/Unit Kerja TPA/UPTD
(m) Pelatihan Pengelolaan TPA Regional
(n) Penyuluhan dan Bimbingan kepada masyarakat
disekitar TPA Regional
(o) Penyusunan Perda Pengelolaan TPA Regional (p) Pemantauan dan Evaluasi TPA Regional pada
kondisi/tahap Operasi
(q) Operasi dan Pemeliharaan TPA Regional dan
Fasilitasnya
PENGEMBANGAN TPA Pembangunan Jalan TPA Kel. Pojok
Pembangunan Jembatan TPA Kel. Pojok
Peningkatan Jalan Lawu Jalan Lawu
Pengadaan Lahan Pengembangan TPA Lanjutan Kel. Pojok
Penyusunan DED TPA Lanjutan Kel. Pojok
Pembangunan Sell TPA II Kel. Pojok
PENGATURAN DAN KELEMBAGAAN Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan Kota Kediri Kerjasama Pengelolaan Persampahan, yaitu
Kerjasama dengan pihak ketiga dalam penyapuan jalan
Fasilitasi Kerjasama dengan Dunia
Usaha/Lembaga Kota Kediri
Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan
Persampahan Kota Kediri
PENGATURAN DAN KELEMBAGAAN Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan Kota Kediri Kerjasama Pengelolaan Persampahan, yaitu
Kerjasama dengan pihak ketiga dalam penyapuan jalan
Kota Kediri
Fasilitasi Kerjasama dengan Dunia
Usaha/Lembaga Kota Kediri
Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan
Persampahan Kota Kediri
PROMOSI, KAMPANYE DAN EDUKASI
PERSAMPAHAN Promosi Program 3R Kota Kediri
Promosi penggunaan produk daur ulang sampah Kota Kediri
Kampanye dan Edukasi Persampahan Kota Kediri
Fasilitasi Pembinaan Teknik Pengelolaan
Persampahan Kota Kediri
Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Aparatur
Pengelolaan Persampahan Kota Kediri
Studi Banding Pengelolaan Persampahan Kota Kediri
SEKTOR AIR LIMBAH
INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SISTEM
SETEMPAT DAN SISTEM KOMUNAL Operasi dan Pemeliharaan
(a). WC Umum Portable Kota Kediri
(b). MCK ++ Kota Kediri
IPLT Revitalisasi IPLT Kel. Pojok
(a) Studi Lingkungan Revitalisasi IPLT
(b) Perencanaan Detail (DED) Revitalisasi IPLT (c) Pelaksanaan dan supervisi Pekerjaan
Revitalisasi IPLT
(d) Operasi dan Pemeliharaan IPLT dan
Fasilitasnya
SISTEM TERPUSAT (OFF-SITE SYSTEM) Pembangunan IPAL Komunal / Tangki Septik
Komunal Kel. Pojok, Dermo, Mrican, Mojoroto, Bandar Lor, Bandar Kidul, Lirboyo, Campurejo, Gayam, Tamanan, Banjarmlati, Semampir, Balowerti,
Dandangan, Ngadirejo, Banjaran, Kaliombo, Ngronggo, Manisrenggo, Rejomulyo, Bangsal &
Burengan (a). Penyuluhan dan advokasi untuk mendorong
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Domestik
(b). Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL
Komunal kepada masyarakat oleh Dinas Terkait
(c). Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat
(e). Perencanaan Jaringan perpipaan (f). Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan
di bidang teknis, keuangan, dan manajerial
(g). Sosialisasi kepada masyarakat oleh pengurus
KSM
(h). Pembangunan IPAL Komunal dan Jaringannya
serta Sambungan Rumah
(i). Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
SISTEM TERPUSAT SKALA KOTA/KAWASAN Pembangunan IPAL Sistem Terpusat Skala
Kawasan Kawasan Ngadirejo - Dandangan - Balowerti
(a) Studi Kelayakan Sistem Pengelolaan Air Limbah terpusat
(b) Perencanaan Detail (DED) Sistem Pengelolaan
Air Limbah terpusat
(c). Sosialisasi "Pembangunan" Pembangunan
Sistem Pengelolaan Air Limbah
(d). Pembentukan Lembaga Pengelola Sistim
Pengolah Limbah Terpusat
(e). Pelatihan Pengelolaan Sistem Pengolah
Limbah Terpusat
(f) Pembangunan dan supervisi Pembangunan
IPAL terpusat dan sistem perpipaan primer/lateral (g) Pembangunan dan supervisi Sistem Perpipaan
Sekunder dan Tersiser
(a). Studi Kelayakan Sistem Pengelolaan Air
Limbah terpusat Kec. Kota & Pesantren
(b). Preliminary Design Sistem Pengelolaan Air
Limbah terpusat
(c). Studi Lingkungan Sistem Pengelolaan Air
Limbah terpusat
(d). Sosialisasi "Rencana" Pembangunan Sistem
Pengelolaan Air Limbah
(e). Pembebasan Lahan/Tanah
(f). Perencanaan Detail (DED) Sistem Pengelolaan
Air Limbah terpusat
(g). Sosialisasi "Pembangunan" Pembangunan
Sistem Pengelolaan Air Limbah
(h). Pembentukan Lembaga Pengelola Sistim
Pengolah Limbah Terpusat
(i). Pelatihan Pengelolaan Sistem Pengolah
Limbah Terpusat
(j). Pembangunan dan supervisi Pembangunan
IPAL terpusat dan sistem perpipaan primer/lateral. (k). Pembangunan dan supervisi Sistem Perpipaan
Sekunder dan Tersiser
SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH Pengadaan WC Umum Portable & Karavan Kec. Pesantren, Kota & Mojoroto
PENGATURAN DAN KELEMBAGAAN DAERAH Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah Kota Kediri Sosialisasi Perda Pengelolaan Air Limbah Kota Kediri
PENGATURAN DAN KELEMBAGAAN DAERAH Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pengelolaan
Air Limbah Kota Kediri
Pemantauan Kualitas Air Sungai Sungai Kresek, Parung, Kedak, Brantas, Ngampel, Tawang, Bruno
Pemantauan Kualitas Air Sumur Gali/Air Tanah Kota Kediri
Pemeriksaan Kualitas efluen IPAL Kel. Pojok, Campurejo, Banjarmlati, Bandar Kidul, Mrican, Manisrenggo, Ringinanom, Jagalan,
Dandangan, Balowerti, Semampir, Blabak, Banaran, Ngletih, Temprejo, Ketami, Pesantren,
Tinalan, Pakunden, Singonegaran
Pemeriksaan Kualitas efluen IPLT Kel. Pojok
PROMOSI, KAMPANYE DAN EDUKASI AIR
LIMBAH Kampanye PHBS terkait pengelolaan air limbah Kota Kediri
Sosialisasi teknologi pengolahan air limbah
berbiaya rendah Kota Kediri
Ekspose dan koordinasi Tim Adipura Kota Kediri
Studi banding teknologi pengolahan air limbah
berbiaya rendah Kota Kediri
Fasilitasi Pembinaan Teknik Pengelolaan Air
Limbah Kota Kediri
PERENCANAAN UMUM Penyusunan Masterplan Sistem Drainase Kota Kediri Penyusunan Data Base Sistem drainase Kota Kediri Review Masterplan Sistem Drainase Kota Kediri
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DRAINASE Pembangunan Saluran Drainase Jl. Yos
Sudarso Jl. Yos Sudarso
(a) Penyusunan Detail Desain (DED)
(b) Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase
Pembangunan Saluran Drainase Jl. Mayjen
Sungkono Jl. Mayjen Sungkono
(a) Penyusunan Detail Desain (DED)
(b) Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase
Pembangunan Saluran Drainase Jl. Mayor
Bismo Jl. Mayor Bismo
(a) Penyusunan Detail Desain (DED)
(b) Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase
Pembangunan Saluran Drainase Jl. Panglima
Sudirman Jl. Panglima Sudirman
(a) Penyusunan Detail Desain (DED)
(b) Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase
Pembangunan Saluran Drainase Jl. Dhoho (Sisi
(a) Penyusunan Detail Desain (DED) (b) Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase
Pembangunan Saluran Drainase Jl. Patimura
(Sisi Utara) Jl. Pattimura (Sisi Utara)
(a) Penyusunan Detail Desain (DED)
(b) Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase
Pembangunan Saluran Drainase Jl. Diponegoro
(Sisi Utara) Jl. Diponegoro (Sisi Utara)
(a) Penyusunan Detail Desain (DED)
(b) Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase
Pembangunan Saluran Drainase Jl. Hasanudin
(Sisi Utara) Jl. Hasanuddin (Sisis Utara)
(a) Penyusunan Detail Desain (DED)
(b) Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase
Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kota Kediri
(a) DED Pembangunan Saluran Drainase Tersier
(b) Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase
Tersier
SARANA & PRASARANA DRAINASE Pengadaan Alat penyedot Lumpur Kota Kediri
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
PENANGANAN KAWASAN KUMUH Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kel. Dandangan - Ngadirejo & Kel. Balowerti- Semampir
Penyusunan DED Kawasan Kumuh Kel. Pakelan - Jagalan
Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kel. Pakelan - Jagalan
Penyusunan DED Kawasan Kumuh Kel. Kampungdalem
Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kel. Kampungdalem
Penyusunan DED Kawasan Kumuh Kel. Semampir
Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kel. Semampir
Penyusunan DED Kawasan Kumuh Kel. Bandar Kidul
Peningkatan kualitas permukiman kumuh Kel. Bandar Kidul
Penataan Bangunan dan Lingkungan
RTBL RTBL kawasan strategis perkotaan Kaw. Ngadirejo - Dandangan - Balowerti
RTBL kawasan strategis perkotaan Koridor Jl. Doho - Jl. Panglima Sudirman RTBL kawasan strategis perkotaan Koridor Jl. PK Bangsa - Jl. Brawijaya
PEMBANGUNAN RTH Pembangunan RTH & Lapangan Olah Raga di
Kawasan IPAL Balowerti Kelurahan Balowerti
Pembangunan Taman dan Kolam Pembibitan Ikan
di Kawasan IPAL Balowerti Kelurahan Balowerti
Pembangunan RTH Tempurejo Kel. Tempurejo
Pembangunan RTH Ngampel Kel. Ngampel
Pembangunan RTH Bawang Kel. Bawang
Pembangunan RTH Ngampel Kel. Ngampel
Pembangunan RTH Mojoroto Kel. Mojoroto
Pembangunan RTH Pojok Kel. Pojok
Pembangunan RTH Mata Air Kel. Rejomulyo
Pembangunan RTH Mojoroto Kel. Mojoroto
Pembangunan RTH Banjarmlati Kel. Banjarmlati
Pembangunan RTH Makam Kota Kel. Lirboyo
10.3.
AMDAL,UKL-UPL dan SPPLH
Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:
1. Proyek wajib AMDAL
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Rujukan Peraturan Perundangan a. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. Permen LH 09/2011 tentang Pedoman Umum KLHS
a. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan bidang PU wajib UKL UPL c. Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL Pengertian Umum Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,
dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan.
Kewajiban pelaksanaan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang masuk kriteria sebagai wajib AMDAL (Pemerintah/swasta)
Keterkaitan studi lingkungan dengan: a. Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan RPJM
b. Kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan
Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan
Mekanisme pelaksanaan a. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;
b. Perumusan alternatif penyempurnaan
a. Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang berkompeten sebagai penyusun AMDAL b. Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) kebijakan, rencana, dan/atau program; dan
c. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu oleh Tim Teknis.
c. Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi berupa kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
d. Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan atau Ketidaklayakan lingkungan
Muatan Studi Lingkungan a. Isu Strategis terkait Pembangunan Berkelanjutan
b. Kajian pengaruh rencana/program dengan isu-isu strategis terkait pembangunan
berkelanjutan
c. Alternatif rekomendasi untuk rencana/program
a. Kerangka acuan; b. Andal; dan c. RKL-RPL.
d. Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan RKL-RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan. Output Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program
pembangunan dalam suatu wilayah. Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai kewenangan tentang kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan.
Outcome a. Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat
untuk melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan yang melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.
b. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah
a. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan lingkungan
b. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) melampaui daya dukung dan daya tamping
lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak diperbolehkan lagi.
Pendanaan APBD Kabupaten/Kota a. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL,
RKL-RPL) didanai oleh pemrakarsa,
b. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada APBN/APBD
c. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa.
d. Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota Partisipasi Masyarakat Masyarakat adalah salah satu komponen dalam
kabupaten/kota yang dapat mengakses dokumen pelaksanaan KLHS
Masyarakat yang dilibatkan adalah: a. Yang terkena dampak;
b. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau c. Yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL Atribut Lainnya:
a. Posisi b. Pendekatan c. Fokus analisis
d. Dampak kumulatif e. Titik berat telaahan
Hulu siklus pengambilan keputusan Cenderung pro aktif
Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
Peringatan dini atas adanya dampak komulatif Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan
Akhir sklus pengambilan keputusan Cenderung bersifat reaktif
Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan
Amat terbatas
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) f. Alternatif
g. Kedalaman
h. Deskripsi proses
i. Fokus pengendalian dampak j. Institusi Penilai
Banyak alternatif
Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi dan kerangka umum
Proses multi pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif dan kontinu
Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan Tidak diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan persetujuan KLHS
Alternatif terbatas jumlahnya Sempit, dalam dan rinci
Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan akhir
Menangani gejala kerusakan lingkungan
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut:
Tabel 10.9 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran
A. Persampahan:
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill:
luas kawasan TPA, atau
Kapasitas Total > 10 ha > 100.000 ton b. TPA di daerah pasang surut:
luas landfill, atau
Kapasitas Total semua kapasitas/ besaran
c. Pembangunan transfer station:
Kapasitas > 500 ton/hari
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:
Kapasitas > 500 ton/hari
e. Pengolahan dengan insinerator:
Kapasitas semua kapasitas
f. Composting Plant:
Kapasitas > 500 ton/hari
g. Transportasi sampah dengan kereta api:
Kapasitas > 500 ton/hari
B. Pembangunan Perumahan/Permukiman:
a. Kota metropolitan, luas > 25 ha
b. Kota besar, luas > 50 ha
c. Kota sedang dan kecil, luas > 100 ha d. keperluan settlement transmigrasi > 2.000 ha C. Air Limbah Domestik
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang:
Luas, atau
Kapasitasnya > 2 ha > 11 m /hari
b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk fasilitas penunjangnya:
Luas, atau
Kapasitasnya > 3 ha > 2,4 ton/hari c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:
Luas layanan, atau
Debit air limbah > 500 ha > 16.000 m /hari D. Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau
sekunder) di permukiman
a. Kota besar/metropolitan, panjang: > 5 km
b. Kota sedang, panjang: > 10 km
No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran a. Pembangunan jaringan distribusi
Luas layanan > 500 ha
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam tabel 10.10
Tabel 10.10 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
Persampahan a. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang:
Luas kawasan < 10 Ha, atau
Kapasitas total < 10.000 ton b. TPA daerah pasang surut
Luas landfill < 5 Ha, atau
Kapasitas total < 5.000 ton c. Pembangunan Transfer Station
Kapasitas < 1.000 ton/hari
d. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu
Kapasitas < 500 ton e. Pembangunan Incenerator
Kapasitas < 500 ton/hari
f. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha Air Limbah Domestik/
Permukiman a. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang
Luas < 2 ha, atau
Kapasitas < 11 m /hari
b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
Luas < 3 ha, atau
Bahan organik < 2,4 ton/hari
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman
Luas < 500 ha, atau
Debit air limbah < 16.000 m /hari Drainase Permukaan
Perkotaan a. Pembangunan saluran primer dan sekunder Panjang < 5 km
b. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
Luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha b. Pembangunan jaringan pipa transmisi
Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d <10 km
Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km
Pedesaan, Panjang : -
c. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit)
Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps
Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap
Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps
e. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:
Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara f. SPAM : 2,5 lps - < 50 lps
Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps
Pembangunan Gedung a. `Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah: 1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,
perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
b. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
c. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air: 1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,
perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan,
kebudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
Pengembangan kawasan
permukiman baru a. Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;
Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
Luas kawasan: < 10 ha
b. Pengembangan kawasan permukiman baru sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi local pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);
Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
Luas kawasan: < 10 ha
c. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan
pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)
Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
Luas kawasan: < 10 ha Peningkatan Kualitas
Permukiman a. Penanganan kawasan kumuh di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;
Luas kawasan: < 10 ha
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya perbatasan, dan pulau-pulau kecil;
Luas kawasan: < 10 ha
c. Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP)
Luas kawasan: < 10 ha Penanganan Kawasan
Kumuh Perkotaan a. Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota (urban renewal), disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah susun
Luas kawasan: < 5 ha
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tetapi wajib dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH).
Tabel 10.11 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta Karya
No. Komponen Kegiatan Lokasi Amdal UKL/UPL SPPLH 1 Pengembangan Permukiman
a. ... b. ... Dst
3 Kecamatan √
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
a. ... b. ... Dst
3 Kecamatan √
3 Pengembangan Air Minum a. ... b. ... Dst
3 Kecamatan √
4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
a. ... b. ... Dst
10.4.
ASPEK SOSIAL
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:
1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan social juga dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.
Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.
2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan umum:
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, Negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hokum Pihak yang Berhak. 3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014:
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan partisipasi
perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.
4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan
Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.
5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna
terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi serta kewenangan masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1. Pemerintah Pusat
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yangbersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya. 2. Pemerintah Provinsi:
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota. b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.
10.5.
ASPEK SOSIAL PADA PERENCANAAN PEMBANGUAN BIDANG CIPTA
KARYA KEMISKINAN
Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral.Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015,serta arahan kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden.
Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain. 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan. 7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah. 8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.
14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dikategorikan sebagai rumah tangga miskin.
Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan,Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP), Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang Cipta Karya.
10.6.
ASPEK SOSIAL PADA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA
KARYA
penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.
1. Konsultasi masyarakat
Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasinkepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.
2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan Bangunan
Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.
3. Permukiman kembali penduduk (resettlement)
Tabel 10.14 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta Permukiman Kembali
No. Komponen Program dan Kegiatan
Tahap I Tahap II Arahan Lokasi
Kembali Pemindahan Sebelum Pemindahan Setelah
1 Pengembangan Permukiman a. ... b. ... Dst
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
a. ... b. ... Dst
3 Pengembangan Air Minum a. ... b. ... Dst
4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
a. ... b. ... Dst
10.7.
ASPEK SOSIAL PADA PASCA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.
Tabel 10.15 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
No. Sektor Program/ Kegiatan Lokasi Tahun
1 Pengembangan Permukiman a. ... b. ... Dst
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
No. Sektor Program/ Kegiatan Lokasi Tahun
Jumlah Penduduk
yang Memanfaatkan
Keterangan
Dst
3 Pengembangan Air Minum a. ... b. ... Dst
4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman