• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi aspek proses bimbingan klasikal : studi evaluasi keterlaksanaan layanan bimbingan klasikal di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Evaluasi aspek proses bimbingan klasikal : studi evaluasi keterlaksanaan layanan bimbingan klasikal di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI ASPEK PROSES BIMBINGAN KLASIKAL

(Studi Evaluasi Keterlaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Puteri Rahmawati Cahyani NIM 091114061

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

EVALUASI ASPEK PROSES BIMBINGAN KLASIKAL

(Studi Evaluasi Keterlaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Puteri Rahmawati Cahyani NIM 091114061

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Q.S. Al Insyirah:5)

“Berpikir positif, optimis, diiringi usaha dan doa” (Deddy Setiawan)

Hidup tak semanis kopi hitam panas dengan gula, ada kalanya pahit”

(6)

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:

Dunia Pendidikan terlebih Bimbingan dan Konseling

Keluargaku tercinta:

Kedua orang tua ku Bapak Maskur dan Ibu Titik Murtiati

Adik ku Fajar Putera Kuniawan, Hanif ikhwan Saputra dan Yulia Rizki Rahmawati

Keluarga Besar Umar Hadi dan Keluarga Besar Topoharjo

(7)

P

Saya menyatak

tidak memuat karya

disebutkan dalam kut

karya ilmiah yang lazi

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

atakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yan

ya atau bagian dari karya orang lain, kecua

kutipan dan daftar pustaka dengan mengikuti

azim.

Yogyakarta, 17

Penul

Puteri Rahmaw

yang saya tulis ini

kecuali yang telah

kuti tata penulisan

17 Desember 2013

Penulis

(8)

PERN

Saya yang bertanda ta

Nama

Nomor Induk Mahasisw

Demi pengembangan

Universitas Sanata Dh

(Studi Evaluasi Ke SMA Negeri

beserta perangkat yan

hak kepada Perpusta

mengalihkan dalam be

data, mendistribusika

atau media lain untuk

maupun memberikan

sebagai penulis.

Demikian pernyataan i

vii

RNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

tangan di bawah ini mahasiswa Universitas Sa

: Puteri Rahmawati Cahyani

hasiswa : 091114061

an ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EVALUASI ASPEK PROSES BIMBINGAN KLASIKAL

Keterlaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal geri 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/

ang diperlukan (bila ada). Dengan demikian sa

pustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

bentuk media lain, mengelolanya dalam be

busikannya secara terbatas, dan mempublikasikann

untuk kepentingan akademis tanpa perlu memint

kan royalti kepada saya selama mencantumka

an ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 17 D

asikal di Kelas XI 2012/2013)

n saya memberikan

untuk menyimpan,

bentuk pangkalan

kannya di internet

inta ijin dari saya

umkan nama saya

17 Desember 2013

menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

EVALUASI ASPEK PROSES BIMBINGAN KLASIKAL

(Studi Evaluasi Keterlaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013)

Puteri Rahmawati Cahyani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses bimbingan klasikal di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013. Masalah pertama yang perlu dijawab adalah keterlaksanaan layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu strategi layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif. Masalah kedua adalah tingkat keterampilan minimal guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal.

Objek penelitian ini adalah evaluasi dalam layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu bentuk strategi layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling serta peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, lembar penilaian/kuesioner dan RPL/SATLAN. Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Data yang diperoleh melalui lembar penilaian/kuesioner dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif dengan katagorisasi lima jenjang ordinal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan klasikal pada kedua materi sampel (HIV dan AIDS serta Hikmah Suatu Masalah) di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak berjalan sesuai dengan RPL namun ada catatan perbaikan dalam beberapa kegiatan dan waktu pelaksanaan bimbingan klasikal. Guru bimbingan dan konseling menunjukkan kemampuan yang baik dalam penyampaian bimbingan klasikal dan memenuhi kriteria evaluasi. Hal tersebut ditandai dengan kepuasan siswa terhadap kedua materi bimbingan sebanyak 58,5% dan 50% siswa. Sebanyak 50% dan 31,6% siswa menyetujui bahwa metode yang digunakan dalam bimbingan klasikal mampu membuat siswa aktif dalam dua materi bimbingan. Kemudian ada 41,4% dan 41,6% siswa yang mengatakan bahwa media bimbingan yang digunakan dalam bimbingan klasikal menarik. Sebanyak 21,9% dan 20% siswa pada dua materi sampel dalam jam bimbingan klasikal telah mencapai kompetensi yang baik dalam proses bimbingan.

(10)

ix

ABSTRACT

EVALUATION OF CLASSROOM GUIDANCE PROCESS (An Evaluation Study of Classroom Guidance Delivery Process

on Grade XI Students of State Senior High School 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta Academic Year 2012/2013)

Puteri Rahmawati Cahyani Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

This research aimed to evaluate guidance and counseling process on grade XI students of State Senior High School 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, Academic Year 2012/2013. The first problem to be answered is the feasibility of classroom guidance service as one of the comprehensive guidance and counseling basic service strategies. The second problem to be answered is to know the minimal skills level of the guidance and counseling teacher in delivering classroom guidance service.

The object of the research is evaluation on classroom guidance service as one of the basic guidance program components in Senior school. Data resources were guidance and counseling teacher and grade XI students of the school. Research instruments were observation guidelines, interview guidelines, questionnaires and homeroom lesson plans. Data that was acquired from observation and interview was analyzed using qualitative data analysis. Data acquired from questionnaires was analyzed using quantitative data analysis.

The results of the research showed that the classroom guidance on two sample of topics (HIV AIDS and Hikmah Suatu Masalah) for grade XI students of State Senior High School 1 Ngemplak were carried out as planned in the homeroom lesson plans. However, there were some notes for improvements of the classroom guidance activities and time duration. The guidance and counseling teacher showed a good level of skills in delivering classroom guidance and fulfill the evaluation criteria. This finding was supported by 58,5% students and 50% students who were satisfied with the two samples of classroom guidance sessions. There were 50% and 31,6% students who agreed to say that the methods used in the classroom guidance encouraged them to be active during the two sessions. There were 41,4% and 41,6% of the students who said that the learning media used in the classroom guidance is interesting. There were 21,9% and 20% of the students of the two samples of classroom guidance sessions who achieved good comprehension level on the learning material.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah terucap atas segala syukur nikmat yang Allah SWT,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun dengan

tujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik atas bantuan, semangat,

dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung penulis. Oleh karena itu,

dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku ketua program studi bimbingan dan konseling

Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan kelancaran

dalam proses penyelesaian skripsi ini

2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., P.Si., M.A, selaku sekretaris program studi

bimbingan dan konseling yang telah membantu dan memberikan kelancaran

dalam proses penyelesaian skripsi ini

3. J. Donal Sinaga, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam membimbing dan

mendampingi penulis pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi

ini

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati

(12)

xi

5. Basuki Jaka Purnama. M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1

Ngemplak, Sleman yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melakukan penelitian

6. Dra. Astutiningsih, selaku koordinator Bimbingan dan Konseling SMA Negeri

1 Ngemplak, Sleman yang bersedia membantu, membimbing, dan

mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian

7. Seluruh staf Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman

yang berkenan menerima dan memberikan saran bagi penulis dalam

melaksanakan penelitian

8. Para siswa dan siswi kelas XI IPA dan XI IPS Tahun Angkatan 2012/2013

atas kebersamaan dan kebahagiaannya saat pelaksanaan penelitian

9. Kedua orang tua ku, Bapak Maskur dan Ibu Titik Murtiati yang selalu

menginggatkan, memberikan motivasi, semangat dan doa serta kasih sayang

10. Adik-adikku Fajar Putera Kurniawan, Hanif Ikhwan Saputra dan Yulia Rizki

Rahmawati dengan gurauan-gurauan kecil dan kasih sayang

11. Keluarga besar Umar Hadi dan keluarga besar Topoharjo yang selalu melekat

di hati dan selalu memberikan doa

12. Deddy Setiawan yang setiap hari mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi

ini, memberikan semangat dan menemani dengan penuh kasih sayang serta

cinta

13. Clara Iyud dan Geta Ramadhani, teman satu tim dalam penelitian ini yang

(13)

xii

14. Sahabat-sahabatku Suryati Murni, Lylin Sabto Rini, Lesli Aida C.L , Yustina

Dauk Bria, Lisbeth Riyani Purba, Vitally Rica Vernando, dan semua

mahasiswa BK USD angkatan 2009, yang selalu memberikan motivasi,

semangat dan kebahagiaan persahabatan

15. Teman-teman kos “Annisa” yang selalu memberikan canda tawa kebersamaan

16. Mas A. Priyatmoko, atas kesabaran dalam membantu penulis mengurus

administrasi perkuliahan

17. Perpustakaan USD sebagai gudang ilmu beserta karyawan perpustakaan atas

pelayanan pada penulis selama penulis menyelesaikan studi

18. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini

namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Terimakasih

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Operasional... 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Bimbingan dan Konseling Komprehensif ... 11

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif... 11

(15)

xiv

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Komprehensif... 14

4. Sifat Bimbingan dan Konseling Komprehensif ... 15

5. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Komprehensif ... 17

6. Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif 18 7. Strategi Bimbingan dan Konseling Komprehensif ... 20

8. Ciri Bimbingan dan Konseling Komprehensif... 22

B. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling ... 24

1. Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Koseling ... 24

2. Model Evaluasi CIPP ... 26

3. Tujuan Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling... 28

4. Prinsip Dasar Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling 29 5. Evaluasi Proses Program Bimbingan dan Konseling... 29

6. Prosedur Evaluasi Bimbingan dan Konseling pada Aspek Proses 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 37

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38

C. Subjek Penelitian... 38

D. Desain Penelitian... 38

E. Instrumen Penelitian... 40

1. Jenis Instrumen ... 41

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 44

F. Teknik Analisis Data... 49

1. Analisis Data Angket/ Lembar Penilaian ... 49

2. Analisis Data Observasi, Wawancara dan Studi Dokumen .. 52

G. Tahapan Penelitian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 56

(16)

xv

C. Rekomendasi Evaluasi ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77

B. Saran... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Proporsi Perhatian dan Waktu Alokasi BK... 22

Tabel 2 Perbedaan Program Tradisional dan Komprehensif... 24

Tabel 3. Kriteria Keberhasilan Evaluasi Aspek Proses Layanan Dasar

Bimbingan dan Konseling Komprehensif... 32

Tabel 4. Perencanaan Evaluasi Aspek Proses ... 33

Tabel 5. Kriteria Evaluasi Aspek Proses Layanan Dasar (Bimbingan

Klasikal) Program BK Komprehensif... 40

Tabel 6. Kriteria Penilaian Bimbingan Klasikal... 41

Tabel 7. Kriteria Panduan Observasi Evaluasi Aspek Proses Layanan

Dasar (Bimbingan Klasikal) Program BK Komprehensif ... 43

Tabel 8. Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas ... 47

Tabel 9. Kategori Evaluasi Proses Bimbingan Klasikal Perindikator

Keberhasilan Evaluasi Proses ... 51

Tabel 10. Hasil Studi Dokumen RPL/ SATLAN... 57

Tabel 11. Hasil Observasi Proses Bimbingan Klasikal... 62

Tabel 12. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Materi Bimbingan

Klasikal ... 65

Tabel 13. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Penggunaan Media

Bimbingan ... 66

Tabel 14. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Penggunaan Metode

Bimbingan ... 68

Tabel 15. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Ketercapaian Materi

(18)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Pemberian Materi

Bimbingan Klasikal... 66

Grafik 2. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Pemberian Media

Bimbingan Klasikal... 67

Grafik 3. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Pemberian Metode

Bimbingan Klasikal... 69

Grafik 4. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Ketercapaian Materi

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Konseptual BK Perkembangan... 17 Gambar 2. Mekanisme Kerja BK Komprehensif ... 21

Gambar 3. Desain Perencanaan Evaluasi Aspek Proses

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penilaian Proses Bimbingan Klasikal ... 81

Lampiran 2. Panduan Wawancara... 86

Lampiran 3. Panduan Observasi ... 89

Lampiran 4. Studi Dokumen ... 92

Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas... 119

Lampiran 6. Tabulasi Data Penelitian... 121

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi paparan secara berurutan mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang

Pendidikan formal pada umumnya memiliki komponen akademik dan non

akademik. Komponen akademik meliputi kegiatan belajar yang lebih

menitikberatkan pada sisi kognitif peserta didik, sedangkan komponen non

akademik lebih menekankan pada sisi afeksi peserta didik. Sisi afeksi peserta

didik merupakan bidang kajian bimbingan dan konseling. Pencapaian sisi afeksi

peserta didik yang optimal membutuhkan program bimbingan dan konseling yang

baik.

Program bimbingan dan konseling di Indonesia sudah berjalan puluhan

tahun lamanya. Buchori (dalam Badrujaman, 2011) mengemukakan bahwa tenaga

guru bimbingan dan konseling belum mendapatkan tempat yang layak di

kebanyakan sekolah. Bahkan di beberapa sekolah, guru bimbingan dan konseling

dijauhi siswanya kerena dipandangsebagai “polisi sekolah”.

Bukan hanya siswa yang memiliki persepsi negatif tetapi, guru mata

pelajaran juga sering kali memiliki persepsi kurang baik kepada guru bimbingan

dan konseling dan program bimbingan dan konseling itu sendiri. Program

bimbingan dan konseling dianggap sebagai komponen pelengkap di sekolah

(22)

Sejatinya program bimbingan dan konseling di sekolah memberikan

bantuan kepada siswa untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang

dihadapi seperti permasalahan pribadi, belajar, sosial dan karier. Program

bimbingan dan konseling di sekolah juga merupakan salah satu cara untuk

membantu perkembangan afeksi peserta didik secara optimal, seperti yang tertulis

dalam PP No. 28 tahun 1990 pasal 25 ayat 1 (Badrujaman, 2011) dijelaskan

bahwa bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa menemukan

pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Salah satu contoh

perkembangan afeksi yang optimal dari peserta didik adalah memiliki kepribadian

yang utuh.

Perkembangan program bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami

perubahan. Perkembangan program bimbingan dan konseling dimulai dengan

perubahan model atau pola yang digunakan yaitu: pola 17, pola 17 plus dan saat

ini program bimbingan dan konseling komprehensif. Program bimbingan dan

konseling komprehensif adalah program yang melibatkan seluruh stakeholder

dalam pemberian bantuan kepada peserta didik. Program bimbingan dan

konseling komprehensif disusun sebagai pedoman guru bimbingan dan konseling

dalam memberikan bantuan kepada peserta didik.

Program bimbingan dan konseling disusun oleh guru bimbingan dan

konseling berdasarkan hasil assesmen kebutuhan peserta didik dan alat ungkap

masalah. Program bimbingan dan konseling komprehensif meliputi bimbingan

kurikulum, perencanaan individual, layanan responsif serta sistem pendukung.

(23)

memiliki porsi masing-masing dalam pencapaian tujuan program bimbingan.

Tujuan penyusunan program bimbingan dan konseling komprehensif adalah

pemberian dampak positif bagi peserta didik dan stakeholder yang dilayani.

Program bimbingan dan konseling komprehensif dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun oleh guru bimbingan dan konseling.

Pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif tersebut

meliputi assesmen, layanan bimbingan dan konseling, kolaborasi antara guru

bimbingan dan konseling dengan stakeholder dan evaluasi proses, hasil serta

dampak program tersebut. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling

komprehensif tidak terlepas dari adanya evaluasi. Tuntutan evaluasi program

bimbingan dan konseling terdapat dalam keputusan MENPAN No. 84 Tahun

1993 Bab II pasal 3 mengenai tugas pokok guru bimbingan dan konseling

(Bdrujaman, 2011). Tugas pokok guru bimbingan dan konseling adalah menyusun

program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi peleksanaan

bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program

bimbingan.

Evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif dapat diartikan

sebagai proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas, atau

kecocokan sesuatu dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Adanya evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif sangat penting

sebagai sumber data atau penilaian terhadap keterlaksanaan suatu program.

Evaluasi program tidak hanya digunakan untuk menilai program dari sisi

(24)

disusun. Evaluasi dari sisi negatif akan digunakan untuk perbaikan program agar

menjadi lebih baik dan evaluasi dari sisi positif akan digunakan untuk tetap

memperjuangkan program yang telah disusun. Evaluasi program bimbingan dan

konseling komprehensif dapat dibagi menjadi tiga yaitu evaluasi perencanaan,

proses dan hasil.

Evaluasi program tersebut berguna sebagai bahan kajian atau rujukan

perbaikan program bimbingan dan konseling yang akan disusun pada semester

berikutnya. Evaluasi program sebaiknya dilaksanakan secara berkala atau teratur.

Keteraturan dalam melakukan evaluasi program khususnya pada evaluasi proses

akan lebih memudahkan guru bimbingan dan konseling dalam membantu peserta

didik menyelesaikan permasalahan yang sering dihadapi. Evaluasi proses adalah

penilaian terhadap proses pelaksanaan dari program bimbingan dan konseling

komprehensif yang telah disusun oleh guru bimbingan dan konseling. Evaluasi

program memiliki ciri khas tertentu yang membedakan dengan penilaian.

Ciri khas pertama adalah dalam evaluasi terjadi proses pengumpulan data

melalui proses pengukuran. Kedua dalam evaluasi terdapat proses analisis dan

interpretasi informasi, artinya dalam evaluasi terdapat proses membandingkan

fakta dengan patokan tertentu. Ciri ketiga adalah evaluasi menjadi dasar

pengambilan keputusan. Artinya evaluasi harus dapat memberikan rekomendasi

dengan keputusan apakah program dilanjutkan, program dihentikan atau program

dapat dilanjutkan dengan catatan atau beberapa perbaikan pada bagian yang cacat

(25)

Penelitian ini fokus pada evaluasi proses pelaksanaan bimbingan klasikal.

Pelaksanaan bimbingan klasikal saat ini belum menunjukkan ketercapaian

program yang optimal. Hal tersebut dapat ditandai dengan tidak adanya jadwal

terstuktur bagi guru bimbingan dan konseling untuk memberikan layanan

bimbingan di kelas. Selain jadwal bimbingan terstuktur fenomena lain adalah

materi yang digunakan masih berulang sehingga siswa merasa bosan dengan

bimbingan di kelas.

Layanan bimbingan klasikal merupakan salah satu strategi layanan pokok

dari komponen layanan dasar. Layanan tersebut diberikan secara teratur oleh guru

bimbingan dan konseling di kelas. Layanan bimbingan klasikal memiliki peran

penting dalam membantu peserta didik mengembangkan dirinya. Keberhasilan

layanan bimbingan klasikal tergantung pada ketercapaian aspek yang telah

disusun pada program bimbingan dan konseling komprehensif. Evaluasi proses

layanan bimbingan klasikal memberikan bantuan kepada guru bimbingan dan

konseling dalam menilai ketercapaian materi layanan yang telah disusun dalam

program bimbingan dan konseling komprehensif.

Pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif, terutama di

SMA Negeri belum dijalankan secara optimal. Hal tersebut diperoleh peneliti saat

melakukan observasi di salah satu SMA Negeri pada mata kuliah manajemen

bimbingan dan konseling pada semester V. Program yang disusun belum

sepenuhnya dikembangkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling. Peneliti menemukan bahwa program bimbingan telah

(26)

Misalnya tidak adanya jam masuk kelas BK, metode yang digunakan ceramah,

dan pengungkapan kebutuhan siswa kurang mendalam, belum optimalnya media

BK, dan masih menggunakannya program bimbingan dan konseling pola 17.

Selain hasil observasi yang dilakukan peneliti juga mendapatkan pengalaman

yang serupa saat peneliti ber-PPL di SMP dan SMA Negeri. Selain pengalaman

dari peneliti, peneliti juga mendapatkan informasi yang serupa dari teman-teman

yang ber-PPL di sekolah lainnya.

Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan evaluasi pada aspek input

dan tujuan (perencanaan). Hasil yang diperoleh dalam evaluasi perencanaan

menujukkan bahwa ada beberapa kebutuhan siswa yang masih belum terpenuhi

dan kurang sesuai dengan tugas perkembangan siswa sehingga perlu perbaikan

pada program berikutnya. Penelitian ini dilakukan sebagai kelanjutan dari evaluasi

perencanaan untuk mengetahui lebih mendalam proses yang terjadi di lapangan

sebagai fakta perbaikan program bimbingan dan konseling komprehensif yang

telah disusun.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngemplak dengan alasan

bahwa sekolah tersebut telah memiliki program bimbingan dan konseling

komprehensif dan telah dijalankan dengan ditandai adanya jadwal tatap muka

terstruktur, penangan responsive, perencanaan individual dan dukungan system

yang dilaksanakan dengan baik. Selain hal tersebut pemilihan sekolah juga

dipengaruhi oleh jumlah siswa dan warga sekolah yang ramah serta memberikan

(27)

Penelitian ini lebih menekankan proses atau keterlaksanaan program

bimbingan dan konseling komprehensif pada layanan bimbingan klasikal di SMA

Negeri 1 Ngemplak, Sleman khususnya di kelas XI. Penelitian ini berjudul

“Evaluasi Aspek Proses Bimbingan Klasikal (Studi Evaluasi Keterlaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah keterlaksanaan layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu

strategi layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif di kelas XI

SMAN 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013 sesuai dengan

rencana pelaksanaan layanan (RPL) dalam program kerja bimbingan dan

konseling komprehensif yang telah disusun oleh guru bimbingan dan

konseling?

2. Bagaimana tingkat keterampilan minimal guru bimbingan dan konseling

dalam mengimplementasikan layanan bimbingan klasikal di kelas XI SMA

(28)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengetahui keterlaksanaan layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu

strategi layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif untuk kelas

XI SMA N 1 Ngemplak, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013 sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) bimbingan dan konseling

komprehensif yang telah disusun.

2. Menggambarkan tingkat keterampilan minimal guru bimbingan dan

konseling dalam mengimplementasikan layanan bimbingan klasikal di

kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini berdasarkan tujuan penelitian dapat dituliskan

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini sebagai informasi tambahan bagi pengembangan

program bimbingan dan konseling terutama dalam melakukan evaluasi

program bimbingan dan konseling di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan evaluasi program

bimbingan dan konseling komprehensif, agar program yang belum terlaksana

(29)

siswa. Penelitian ini memandang bahwa evaluasi sebagai aktifitas yang baik

dilakukan untuk mengumpulkan data sebagai perbandingan dengan program

yang telah disusun guna pengambilan keputusan perbaikan dan kelanjutan

program.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau referensi yang

dapat digunakan saat sudah menjadi guru bimbingan dan konseling di sekolah.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pelaksaan

bimbingan dan konseling di sekolah. Berdasarkan penelitian ini diharapkan

ada tindak lanjut evaluasi berkala dalam jangka waktu tertentu sesuai

kebutuhan sekolah.

E. Definisi Operasional

1. Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Program bimbingan dan konseling komprehensif adalah program

bimbingan dan konseling yang disusun oleh guru bimbingan dan konseling di

SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman sebagai program terstuktur untuk

membantu perkembangan optimal siswa serta membantu siswa kelas XI

dalam menyelesaikan permasalaan yang dihadapi dalam lingkup pribadi,

(30)

2. Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif adalah layanan

bantuan yang diberikan kepada peserta didik kelas XI SMA Negeri 1

Ngemplak, Sleman melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas maupun di dalam

kelas, yang terlaksanan secara sistematis atau terstruktur, dalam rangka

membantu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.

3. Evaluasi Proses Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Evaluasi proses program bimbingan dan konseling komprehensif

adalah penilaian yang diberikan pada program yang telah disusun, melalui

tahapan observasi evaluator, tanggapan siswa dan ketercapaian materi

bimbingan di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman sebagai salah satu

cara untuk mengetahui kesesuaian program yang telah disusun dengan

pelaksanaan program atau relevansi antara perencanaan dengan pelaksanaan

(31)

11

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini berisi paparan mengenai hakikat bimbingan dan konseling

komprehensif serta evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif.

A. Hakikat Bimbingan dan Konseling Komprehensif

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Moegiadi (dalam Winkel dan Sri Hastuti, 2010) mengartikan

bimbingan sebagai berikut: (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan

pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang diri sendiri; (2) suatu cara

pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami dan

mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki

untuk perkembangan pribadinya; (3) sejenis pelayanan kepada

individu-individu, agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan

tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat

menyesuaikan diri dengan memuaskan di dalam lingkungan dimana mereka

hidup; (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu

dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang

dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun

rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan.

Menurut Natawijaya (dalam Winkel dan Sri Hastuti, 2010) Bimbingan

adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,

(32)

dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masayarakat. Konseling adalah

hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dimana

konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang

dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk

memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya

masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang

dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih

lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan

menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (Tolbert, dalam Prayitno,

2004 ).

Bimbingan dan konseling komprehensif adalah proses pemberian

bantuan kepadastakeholder dengan wawancara (face to face) yang dilakukan

oleh konselor untuk dapat membantu konseli memecahkan masalah yang

sedang dihadapinya (pengentasan masalah), membantu konseli untuk

memahami dirinya, menerima dirinya dan mengaktualisasikan diri dengan

baik, agar menjadi pribadi yang utuh.

2. Sejarah Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami pasang surut. Pada

perkembangannya pola atau model bimbingan dan konseling mengalami

perubahan-perubahan. Pelayananan bimbingan dan konseling telah resmi

memasuki sekolah-sekolah, yaitu dengan dicantumkannya pelayanan tersebut

pada kurikulum 1975 yang berlaku di sekolah-sekolah seluruh Indonesia, pada

(33)

konseling lebih dimantapkan lagi dengan adanya bimbingan dan konseling di

sekolah.

Pola yang digunakan oleh pembimbing atau guru bimbingan dan

konseling pada awalnya tidak jelas. Ketidakjelasan tersebut mengakibatkan

bimbingan dan konseling dianggap negatif, kemudian banyak upaya yang

dilakukan agar bimbingan dan konseling memiliki payung atau berlabuh pada

pola yang lebih menjelaskan fungsi adanya bimbingan dan konseling di

sekolah. Dengan adanya tekat dari para guru pembimbing atau guru

bimbingan dan konseling (saat ini disebut konselor sekolah) lahirlah pola 17

dalam program bimbingan dan konseling. Dengan adanya pola 17 ini

bimbingan dan konseling di institusi pendidikan mulai menemukan jalan

terang untuk membantu para peserta didik memenuhi tugas perkembangannya.

Dalam prosesnya keterlaksanaan program bimbingan dan konseling dengan

pola 17 ini mengalami penyempurnaan melalui tahapan evaluasi. Bimbingan

dan konseling masih belum begitu dikenal oleh masyarakat awam. Kemudian

lahirlah program bimbingan dan konseling komprehensif (Santoadi, 2010).

Program bimbingan dan konseling komprehensif adalah program

bimbingan berbasis sekolah yang melibatkan guru bimbingan dan konseling

atau guru pembimbing dan stakeholder. Program bimbingan dan konseling

komprehensif dirancang menjadi bagian integral dari proses pendidikan di

sekolah. Program bimbingan dan konseling komprehensif memberikan

(34)

dengan seluruh warga sekolah serta orang tua dan masyarakat guna

membantu siswa memenuhi tugas perkembangnnya.

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Tujuan bimbingan dan konseling adalah agar sesama manusia mampu

mengatur kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri

seoptimal mungkin, memikul langsung tanggung jawab sepenuhnya atas arah

hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa

dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik

padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini

secara memuaskan (Winkel dan Sri Hastuti, 2010). Tujuan bimbingan dan

konseling memiliki khas tersendiri, yaitu bantuan yang diberikan adalah

bantuan secara psikis atau bersifat psikologis. Tujuan layanan bimbingan

diberikan kepada individu atau kelompok agar dapat memenuhi tugas

perkembangannya dengan optimal. Fungsi pokok bimbingan dan konseling

terbagi dalam tiga fungsi yaitu:

a. Fungsi Penyaluran

Fungsi penyaluran adalah fungsi bimbingan dalam membantu

siswa mendapatkan program studi yang sesuai baginya. Mengajarkan

siswa untuk dapat memilih ektrakulikuler yang akan diikuti. Menentukan

program studi lanjut yang sesuai dengan dirinya. Membantu siswa dalam

(35)

b. Fungsi Penyesuaian

Fungsi penyesuaian adalah fungsi bimbingan dalam membantu

siswa menemukan cara menempatkan diri secara tepat dalam berbagai

keadaan dan situasi yang dihadapi. Fungsi ini lebih mengarahkan untuk

mengubah pemikiran siswa untuk lebih dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekitarnya.

c. Fungsi Pengadaptasian

Fungsi pengadaptasian adalah fungsi yang digunakan untuk

melayani stakeholders selain siswa. Fungsi ini lebih mengarahkan

rangkaian kegiatan pendidikan dan pengajaran agar sesuai dengan

kebutuhan siswa.

4. Sifat Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Program bimbingan dan konseling komprehensif bersifat sistemik

(Santoadi:2010). Seperti yang sudah dijelaskan dalam latar belakang, sifat

sistemik adalah sistem yang dirancang untuk menjangkau berbagai pihak.

Sifat sistemik dalam program bimbingan dan konseling komprehensif dapat

terlihat dalam beberapa hal yaitu:

a. Assesmen kebutuhan siswa danstakeholder.

b. Layanan bimbingan dan konseling menyeluruh kepada siswa dan

stakeholder.

c. Program bimbingan dan konseling sistemik dapat melibatkan

stakeholder relevan, tidak saja sebagai penerima layanan, tetapi juga

(36)

d. Evaluasi proses, hasil dan dampak yang menjangkau siswa dan

stakeholder.

Program bimbingan dan konseling sistemik dilakukan dengan tujuan

jangka panjang untuk membentuk lingkungan perkembangan (Santoadi,

2010). Menurut Gysbers & Henderson lucymen.blogspot.com, di unduh tgl

20/10/2013) sifat dari program bimbingan dan konseling komprehensif ini

dapat dimaknai sebagai berikut:

a. Program bimbingan dan konseling bersifat kompatibel, yang berarti

dalam pendidikan memiliki standar dan kompetensi tertentu yang

harus dicapai oleh siswa.

b. Program bimbingan dan konseling bersifat pengembangan, yang

berarti konselor mampu membantu siswa dalam mengatasi

permasalahan dan membantu siswa untuk tumbuh, berkembang, dan

menjadi pribadi yang utuh.

c. Program bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi

(komprehensif) yang berasumsi bahwa tanggungjawab kegiatan

bimbingan melibatkan seluruh warga sekolah.

d. Program bimbingan dan konseling dikembangkan secara sistematis

dari mulai perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan

(37)

5. Konsep Dasar Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Bimbingan dan konseling perkembangan merupakan dasar adanya

bimbingan dan konseling komprehensif. Asumsi dasar pendekatan BK

perkembangan adalah pemikiran bahwa perkembangan individu yang sehat

akan terjadi dalam interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Kerangka

konseptual bimbingan dan konseling perkembangan ada dalam gambar 1 di

bawah ini:

Kerangka Teoritik Level teoritik

Apa Model pengelolaan program yang sesuai??? Level praktik

Gambar 1.

Bagan Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Perkembangan (Santoadi, 2010)

Bagan di atas menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling

perkembangan berdasarkan teori perkembangan. Berdasarkan teori

perkembangan maka muncul bimbingan dan komprehensif sebagai praktiknya

dan layanan nyata untuk peserta didik. Teori tersebut digunakan karena

bimbingan dan konseling tidak berhubungan dengan perilaku maladaptif dan

mencegah perilaku maladaptif tersebut. Namun bimbingan dan konseling

perkembangan lebih mengembangkan perilaku efektif.

Positif psychology + Developmental theory

Bimbingan dan konseling (berorientasi) perkembangan manusia (peserta didik /konseli, lingkungan-lingkungan hidup peserta didik/konseli)

(38)

Bimbingan dan konseling perkembangan dengan demikian dapat

diartikan perspektif, pendekatan dalam bimbingan dan konseling

berlandaskan pada teori-teori perkembangan yang bertujuan mengembangkan

individu kearah perkembangan optimal (Santoadi, 2010). Prinsip dasar

bimbingan dan konseling perkembangan adalah hal mendasar yang diadopsi

dari prinsip perkembangan.

6. Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Komponen program bimbingan dan konseling menurut Winkel (2010)

adalah saluran khusus unutk melayani para siswa, rekan tenaga pendidik dan

orang tua siswa. Program bimbingan dan konseling komprehensif memiliki

empat komponen utama dan berorientasi perkembangan (Santoadi, 2010).

Empat komponen bimbingan dan konseling komprehensif adalah sebagai

berikut:

a. Kurikulum bimbingan/Layanan Dasar

Kurikulum bimbingan berarti semua kegiatan bimbingan yang

diselenggarakan sudah terprogram atau terstruktur. Kegiatan ini dilakukan

dalam kelompok besar atau kelompok kecil. Kurikulum bimbingan ini

berupa layanan yang sekuensial sehingga perhatian pada fungsi

developmental dapat terjaga. Kegiatan ini berpusat pada fungsi

(39)

b. Layanan Responsif

Layanan responsif yaitu pemberian bantuan kepada siswa yang

memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan “bantuan segera”.

Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mengatasi

masalah yang dialaminya dengan baik, layanan ini dapat dilakukan secara

individual (konsultasi, konseling individual, konseling kelompok, referal

dan konseling teman sebaya).

c. Layanan Perencanaan Individual

Layanan perencanaan individual yaitu bantuan kepada siswa agar

mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya,

berdasarkan konsep diri yang dimilikinya. Tujuan dari layanan ini adalah

agar siswa memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan, merencanakan,

atau mengelola pengembangan dirinya. Strategi yang dilakukan melalui

penilaian, penasihatan individual atau kelompok.

d. Layanan Dukungan Sistem

Layanan dukungan sistem yaitu kegiatan-kegiatan menajemen yang

bertujuan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan dan

konseling di sekolah secara menyeluruh melalui pengembangan

profesional; hubungan masyarakat dan staf; konsultasi dengan guru lain;

staf ahli; dan masyarakat yang lebih luas; manajemen program; dan

(40)

7. Strategi Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Strategi dalam program bimbingan dan konseling konprehensif adalah

cara yang digunakan oleh guru bimbingan dan konseling untuk memberikan

bantuan kepada stakeholders. Strategi program bimbingan dan konseling

berkaitan dengan keempat komponen bimbingan (Depdiknas, 2007).

a. Strategi untuk Layanan Dasar/Kurikulum Bimbingan

1) Bimbingan Klasikal

2) Bimbingan Kelompok

3) Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas

4) Kolaborasi dengan orangtua

b. Strategi untuk Layanan Responsif

1) Konsultasi

2) Konseling individual dan kelompok

3) Referral

4) Bimbingan teman sebaya

c. Strategi untuk Perencanaan Individual

1) Penilaian individual dan kelompok

d. Strategi untuk Dukungan Sistem

1) Pengembangan professional

2) Pemberian konsultasi dan kolaborasi

(41)

Strategi bimbingan dan konseling komprehensif dijalankan dalam

mekanisme kerja bimbingan dan konseling komprehensif. Menurut Sinaga

(2010) mekanisme bimbingan dan konseling komprehensif dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.

Mekanisme Kerja Bimbingan dan Konseling Komprehensif (Depdiknas, 2007)

Gambar mekanisme kerja BK Komprehensif tersebut tampak bahwa

program BK dimulai dari asesmen kebutuhan. Hasil asesmen dianalisis

untuk meggambarkan kebutuhan konseli (harapan dan kondisi konseli serta

harapan dan kondisi lingkungan). Dari data tersebut disusun program BK.

Program BK terdiri dari empat komponen. Komponen program BK tersebut

(42)

Empat komponen tersebut, dalam pelaksanaan harus proposional

dengan proposi tertentu. Berikut ini proporsi perhatian dan waktu yang harus

dialokasikan untuk implementasi komponen-komponen program bimbingan

dan Konseling komprehensif yang rekomendasikan oleh ASCA.

Tabel 1.

Proporsi Perhatian dan Waktu Alokasi Program Bimbingan dan konseling (Santoadi, 2010)

(Guidance Curriculum) 35-45% 25-35% 15-25%

Perencanaan Individu

(Individual Planning) 10-30% 15-25% 25-35%

Layanan Responsif

(Responsive Services) 30-40% 30-40% 25-35%

Sistem pendukung

(System Support) 10-15% 10-15% 10-20%

8. Ciri-ciri Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Program BK komprehensif adalah implikasi dari prinsip BK

perkembangan. Menurut Santoadi (2010) ciri-ciri program BK komprehensif

sebagai berikut:

a. Bimbingan dan konseling berfungsi berdasarkan kerangka kerja

developmental dan menjadi bagian integral dari pendidikan di

(43)

b. Mengurangi penekanan pada kegiatan administratif dan klerikal.

c. Meningkatkan aktivitas layanan bimbingan yang berupa kelompok

yang dirancang untuk mendukung siswa mengembangkan kemampuan

personal-sosial-edukasional dan karier.

d. Proaktif dan preventif: BK perkembangan memberikan layanan yang

bertujuan kuratif-remidial sebagai langkah awal untuk menciptakan

kondisi yang kondusif bagi pengembangan perilaku efektif

selanjutnya. BK perkembangan tidak dipraktikkan dengan menunggu

persoalan muncul, tetapi juga melakukan hal-hal lain untuk

mengembangkan berbagai macam keterampilan.

e. Data awal digunakan sebagai landasan program. Program BK

komprehansif harus memiliki data awal yang berkualitas. Data awal

yang berkualitas beserta analisis kebutuhan yang berkualitas menjadi

dasar bagi pengembangan.

Alasan mendasar pentingnya program bimbingan dan konseling

komprehensif adalah agar pelayanan program bimbingan dan konseling di

sekolah memberikan dapampak yang positif bagi peserta didik dan

pihak-pihak lain yang juga dilayanai.

Ada beberapa perbedaan ciri antara program bimbingan dan konseling

komprehensif ini dibandingkan dengan program yang “tradisional”, seperti

(44)

Tabel 2.

Perbedaaan Program Tradisional dan Komprehensif (Sinaga, 2012)

B. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

1. Pengertian Evaluasi program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2010) evaluasi program bimbingan

dan konseling dibagi menjadi tiga yaitu: evaluasi isi, evaluasi cara melakukan

dan evaluasi waktu pelaksananan. Evaluasi isi meliputi evaluasi hasil dan

evaluasi proses,pada evaluasi cara melakukan meliputi evaluasi spontan dan

evaluasi dengan riset dan evaluasi waktu pelaksanaan berisi evaluasi jangka

pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Tyler (dalam Badrujaman, 2011) mengemukakan bahwa evaluasi

adalah proses untuk menentukan sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai,

dan upaya mendokumentasikan kecocokan antara hasil belajar peserta didik

dengan tujuan program. Cronbach, Alkin dan Stufflebeam (dalam

Badrujaman, 2011) menjelaskan bahwa evaluasi kegiatan untuk

mengumpulkan, memperoleh, dan menyediakan informasi bagi pembuat

keputusan. Eisner (dalam Badrujaman, 2011) mengemukakan bahwa evaluasi

Pendekatan Tradisional Program Komprehensif  Reaktif

 Proses

 Berfokus pada posisi

 Layanan

 Konseling individual

• Apa yang dilakukan konselor • Tidak semua siswa

 Proaktif

 Hasil/Baku mutu

 Berfokus pada program

 Program

 Individual/Kelompok/Kelas

• Apa yang dipelajari siswa • 100% program untuk semua

(45)

adalah memutuskan suatu program secara kritis dengan menggunakan jasa

keahlian.

Moegiadi (dalam Winkel dan Sri Hastuti, 2010) menjelaskan bahwa

evaluasi program adalah upaya pengumpulan informasi mengenai suatu

program, kegiatan, atau proyek. Groundlund (dalam Badrujaman, 2011)

mengenukakan evaluasi sebagai proses sistematis untuk menentukan atau

membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah

dicapai siswa. Menurut Badrujaman (2011) evaluasi merupakan proses

pemberian penilaian terhadap keberhargaan dan keberhasilan suatu program

yang dilakukan melalui pengumpulan data, pengolahan data serta analisi data

yang dijadikan dasar untuk membuat keputusan.

Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif adalah kegiatan

sistematis untuk mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis dan

menyajikan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan perbaikan

program bimbingan dan konseling komprehensif.

2. Model Evaluasi CIPP

Model evaluasi yang menekankan pada aspek proses adalah model

CIPP (Context Input Process Product )yang dikembangkan oleh Stufflebeam.

Stufflebeam mengatakan bahwa evaluasi proses merupakan pengecekan yang

berkelanjutan atas implementasi perencanaan (Stufflebeam & Shinkfield,

dalam Badrujaman, 2011). Pendapat Stufflebeam tersebut menegaskan bahwa

(46)

pelaksanaan program sesuai dengan strategi yang direncanakan. Pada evaluasi

proses instrumen yang digunakan antara lain angket, pedoman observasi dan

tes.

Model evaluasi ini dilakuakn untuk mengidentifikasi empat unsur

program yaitu konteks, masukan, proses dan hasil (context, input, process, and

product atau CIPP) yang berkaitan dengan empat macam keputusan tentang

perencanaan, struktur, pelaksanaan, dan pendauran program pendidikan luar

sekolah. Evaluasi CIPP ini mencakup 4 tipe, konteks, masukan, proses dan

produk. Evaluasi ini berkaitan dengan 4 tipe pengambilan keputusan dalam

perencanaan program, yaitu:

a. Evaluasi Konteks (Context)

Evaluasi konteks program menyajikan data tentang alasan-alasan

untuk menetapkan tujuan-tujuan program dan prioritas tujuan. Evaluasi ini

menjelaskan mengenai kondisi lingkungan yang relevan. Evaluasi

berkaitan dengan system nilai yang ada untuk perubahan yang diinginkan.

b. Evaluasi Masukan (Input)

Evaluasi masukan program menyediakan data untuk menentukan

bagaimana penggunaan sumber-sumber yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan program. Evaluasi ini mencakup identifikasi dan

penilaian kemampuan system yang digunakan dalam program, starategi

untuk mencapai tujuan program, dan rancangan implemantasi program.

(47)

“Apakah rencana yang disusun pernah dilaksanakan sesuai dengan waktu yang tertera dalam program?”.

c. Evaluasi Proses (Process)

Evaluasi proses menyediakan umpan balik yang berkenaan dengan

efisiensi pelaksanaan program, termasuk didalamnya pengaruh system dan

keterlaksanaan. Evaluasi ini mendeteksi kekurangan dalam rancangan

prosedur kegiatan program dan pelaksanaannya, menyediakan data untuk

keputusan dalam implementasi program dan memelihara dokumentasi

tentang prosedur yang dilakukan.

d. Evaluasi Produk (Product)

Evaluasi produk mengukur dan mengiterpretasikan pencapaian

program selama pelaksanaan program dan pada akhir program. evaluasi

produk melibatkan upaya penetapan kriteria, melakukan pengukuran,

membandingkan ukuran keberhasilan dengan standar absolute atau

relative, dan melakukan interpretasi rasional.

Keempat komponen evaluasi program CIPP dapat dilakukan secara

bersamaan atau dapat pula dipisah. Keempatnya dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan tentang program bimbingan dan konseling

komprehensif. Keunggulan dari jenis evaluasi diatas adalah bahwa evaluasi

tersebut sangat membantu untuk memperbaiki dan mengembangkan program,

menyajikan informasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, dan

memberikan umpan balik untuk penyususnan program berkelanjutan.

(48)

sejalan dengan pandangan pengambilan keputusan penyusuanan program dan

komponen program, dan fokus evaluasi yang sangat ditekankan pada hasil

program.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas evaluasi proses lebih tepat

menggunakan model CIPP. Evaluasi yang terpisat pada keputusan dilakukan

pada saat perencanaan program, peninjauan program secara menyeluruh pada

saat program sedang berjalan, pengembangan program baru dan untuk

memahami dinamika keputusan dalam pelaksanaan program.

3. Tujuan Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

Tujuan evaluasi program bimbingan dan konseling menurut

Badrujaman (2011) terbagi menjadi dua yaitu:

a. Memperbaiki praktik penyelenggaraan program bimbingan dan

konseling. Hal ini berarti evaluasi merupakan alat untuk mengungkap

berbagai kelebihan dan kelemahan program.

b. Evaluasi merupakan alat untuk meningkatkan akuntabilitas program

bimbingan dan konseling di mata stakeholder. Program yang

akuntabel adalah program yang dapat diketahui sejaumana pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.

4. Prinsip Dasar Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

Menurut Badrujaman (2011) prinsip dasar evaluasi ada tujuh. Ketujuh

prinsip dasar evaluasi yang efektif tersebut meliputi:

a. Pengenalan tujuan program

(49)

c. Pelaksanaan pengukuran yang valid terhadap Kriteria

d. Penekanan pada hal positif

e. Adanya umpan balik

f. Perencanaan terus menerus sebagai proses

g. Melibatkan semua yang berpengaruh

5. Evaluasi Proses Program Bimbingan dan Konseling

Evaluasi aspek proses merupakan evaluasi yang lebih menekankan

pada pelaksanaan program dan aspek hasil yang berfungsi untuk mengetahui

hasil keseluruhan program (Badrujaman, 2011). Evaluasi proses merupakan

evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan

pelaksanaan program dan kesesuaian dengan program yang telah direncanakan

oleh guru bimbingan dan konseling.

Evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasi proses pelaksanaan,

seperti cacat dalam desain prosedur atau implementasinya. Evaluasi program

bimbingan dan konseling pada aspek proses merupakan evaluasi yang

berorientasi pada diagnosis kelebihan dan kelemahan program. Stufflebeam

(dalam Badrujaman, 2010) menegaskan bahwa evaluasi proses merupakan

evaluasi yang dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan program sesuai

dengan strategi yang direncanakan. Pada evaluasi proses instrument yang

(50)

6. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Pada Aspek proses

Melakukan evaluasi pada aspek proses memiliki tahapan-tahapan atau

prosedur dalam pelaksanaanya. Prosedur pelaksanaan evaluasi pada aspek

proses dapat dituliskan sebagai berikut:

a. Menentukan Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi secara umum berkaitan dengan dua hal, pertama

berkaitan dengan aspek yang akan dievaluasi dan objek evaluasi. Aspek

yang akan dievaluasi adalah program bimbingan dan konseling

komprehensif khusus pada layanan dasar bimbingan klasikal. Evaluasi pada

aspek proses bimbingan klasikal menandakan bahwa peneliti menginginkan

program bimbingan dan konseling komprehensif pada layanan dasar

bimbingan klasikal terlaksana dengan efektif.

Subjek yang ada dalam evaluasi ini adalah program bimbingan dan

konseling komprehensif yang mengarah pada lingkup layanan dasar

bimbingan dan konseling. Layanan dasar dalam hal ini adalah bimbingan

klasikal. Berdasarkan kedua hal tersebut maka tergambarkan tujuan dari

evaluasi proses layanan dasar bimbingan klasikal adalah kesesuaian antara

proses pelaksanaan bimbingan klasikal dengan rancangan pemberian

layanan (RPL/SATLAN).

b. Menentukan Kriteria Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi proses layanan dasar bimbingan klasikal

didasarkan pada kriteria keberhasilan suatu program yang telah disusun.

(51)

dapat dijadikan sebagai patokan atau dasar dari evaluasi program

bimbingan dan konseling. Menurut Hadi & Mutrofin (dalam Badrujaman,

2011) menjelaskan kriteria merupakan karakteristik program yang dianggap

basis penting untuk melakukan riset evaluasi pada program tersebut.

Pemberian nilai dalam kriteria didasarkan pada keyakinan,

pengalaman pribadi pengalaman orang lain dan hasil kajian teoritis. Juntika

(dalam Badrujaman, 2011) menyatakan bahwa yang termasuk dalam aspek

penilaian proses adalah kesesuaian antara program dengan pelaksanaan,

keterlaksanaan program (proses) serta hambatan yang dijumpai.

Berdasarkan uraian di atas, maka kriteria keberhasilan evaluasi

proses layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif. sebagai

(52)

Tabel 3.

Kriteria Keberhasilan Evaluasi Aspek Proses Bimbingan Klasikal Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

c. Memilih Desain Evaluasi

Desain evaluasi proses layanan dasar bimbingan klasikal

merupakan suatu rencana yang membantu atau lebih mempermudah dalam

penganbilan data. Desain ini dibuat untuk meyakinkan bahwa evaluasi

akan dilakukan menurut diagram yang dibuat sesuai dengan aturan

evaluasi yang baik.

Siswa merasa sangat puas dengan materi yang disampaikan dalam bimbingan klasikal

Penggunaan Media Bimbingan

Siswa merasa sangat tertarik dengan media yang dipilih dalam bimbingan klasikal

Penggunaan Metode Bimbingan

Siswa terlibat sangat aktif dalam kegiatan bimbingan klasikal

Ketercapaian Materi Bimbingan

(53)

d. Menyusun Tabel Perencanaan Evaluasi

Tabel perencanaan evaluasi proses layanan dasar bimbingan

klasikal terdiri dari empat kolom, yaitu kolom komponen, indikator,

sumber data dan teknik pengumpulan data.

Tabel 4.

Perencanaan Evaluasi pada Aspek Proses Bimbingan Klasikal

Komponen Indikator Sumber data Teknik

Pengumpulan data

Proses

Keterlaksanaan

Program Guru BK Observasi kelas dan Studi Dokumen

e. Menentukan Instrumen Evaluasi

Instrumen yang digunakan dalam evaluasi adalah wawancara,

angket/lembar penilaian, studi dokumen dan observasi.

(1) Observasi

Observasi merupakan pendekatan utama dalam penelitian

kualitatif. Menurut Asy’ari (1983) observasi merupakan suatu pengamatan yang khusus dan yang ditujukan pada satu atau beberapa

(54)

mendapatkan data yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang

dihadapi. Hadi (dalam Sugiyono, 2011) menjelaskan observasi adalah

proses yang kompleks atau tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis.

Menurut Sugiyono (2011) proses pelaksanaan observasi

dibedakan menjadi dua, yaitu: observasi berperan serta dan observasi

nonpartisipan. Dari instrument yang digunakan observasi dibedakan

menjadi observasi terstuktur dan observasi tidak terstuktur. Observasi

berperan serta adalah observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti.

Dalam hal ini peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber

data. Sedangkan observasi non partisipan adalah observasi yang tidak

dilakukan langsung oleh peneliti. Peneliti hanya barlaku sebagai

pengamat independen.

Instrumen observasi terstuktur menurut Sugiyono (2011) adalah

instrumen yang dirancang secara sistematis. Sedangkan instrument

observasi tidak terstuktur adalah observasi yang tidak disiapkan secara

sistematis. Dalam melakukan observasi peneliti tidak menggunakan

instrumen yang telah baku.

(2) Wawancara

Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang

akurat tentang keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah

tertentu yang sesuai dengan data. Wawancara dilakukan sesuai dengan

(55)

ketercapaian materi pada layanan bimbingan klasikal. Hasil wawancara

pada penelitian ini dijadikan sebagai data pendukung.

Pelaksanaan wawancara dapat dilakukan secara terstuktur dan

tidak terstuktur. Wawancara terstuktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti

informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu peneliti telah

mempersiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan yang

alternative jawabanya pun telah disiapkan. Wawancara tidak terstuktur

adalah wawancara yang tidak menggunakan pedomen wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap. Dalam wawancara tidak

terstuktur peneliti belum memiliki infrmasi secara pasti apa yang akan

diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan cerita dari

narasumber (Sugiyono, 2011).

(3) Studi Dokumen

Studi Dokumen adalah teknik pengumpulan data yang

diperoleh dari data-data yang sudah ada. Dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Studi dokumen merupakan pelengkap

penggunaan metode observasi dan wawancara (Sugiyono:2011).

(4) Kuesioner atau Lembar Penilaian

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden. Kuasior digunakan bila jumlah responden cukup

(56)

(Sugiyono:2011). Sekaran (dalam Sugiyono, 2011) mengemukakan

beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai alat pengumpul data

yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.

f. Menentukan Teknik Analisis Data

Aspek proses menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan

kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif digunakan pada analisis data

angke/.lembar penilaian. Sedangkan teknik analisis data kualitatif

digunakan untuk analisis data yang diperoleh dari observasi, wawancara

(57)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi paparan mengenai penelitian evaluasi program bimbingan

dan konseling komprehensif. Metode penelitian meliputi: jenis penelitian, waktu

dan tempat penelitian, subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian,

teknik analisis data dan tahapan pelaksanaan penelitian.

A. Jenis Penelitian

Penelitian evaluasi adalah penelitian yang membandingkan atau menilai

sejauhmana ketercapaian pelayanan program dengan kriteria atau patokan

tertentu. Pengertian tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Badrujaman

(2011:16) bahwa evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap

keberhargaan dan keberhasilan suatu program yang dilakukan melalui

pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis data yang akan dijadikan dasar

untuk membuat keputusan.

Penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu

program, produk atau kegiatan tertentu (Danim: 2000 dalam Barus: 2010).

Menurut Barus (2010) penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu

pengukuran atau pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan

pengumpulan standar yang digunakan. Lingkup penelitian evaluatif dalam bidang

pendidikan misalnya evaluasi kurikulum, program pendidikan, pembelajaran,

pendidik, siswa, organisasi dan manajemen. Penelitian evaluatif bukan sekedar

melakukan evaluasi pada umumnya. Penelitian ini tetap mengikuti kaidah-kaidah

(58)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Ijin Penelitian ini diperoleh selama tiga bulan yang dimulai pada 02 Mei

2013 sampai dengan 02 Agustus 2013 bertempat di SMA Negeri 1 Ngemplak,

Sleman. Waktu penelitian yang digunakan peneliti untuk mengambil data

penelitian pada tanggal 16 Mei 2013 dan 23 Mei 2013. System yang digunakan

adalah sistem kunjung yang berarti peneliti tidak berada setiap hari di sekolah,

melainkan hanya pada saat mengambil data dan ada kepentingan lain terkait

penelitian.

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah program layanan dasar (bimbingan klasikal)

bimbingan dan konseling komprehensif Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel

penelitian layanan dasar bimbingan klasikal terdiri dari dua materi bimbingan

klasikal yaitu HIV dan AIDS serta Hikmah Suatu Masalah. Sumber informasi dari

penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling serta siswa kelas XI di SMAN

1 Ngemplak Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel penelitian ini

menggunakan teknik sampling purposive. Hal tersebut dilakukan dikarenakan

adanya pertimbangan tertentu (Sugiyono:2011).

D. Desain Penelitian

Penelitian evaluasi ini menggunakan model evaluasi CIPP. Penjelasan

model CIPP sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pada penelitian ini fokus

(59)

penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab rumusan

masalah dalam penelitian ini.

Desain ini dibuat untuk meyakinkan bahwa evaluasi proses yang

dilakukan terstruktur dan sesuai dengan aturan evaluasi proses. Desain evaluasi

proses layanan dasar (bimbingan klasikal) program bimbingan dan konseling

komprehensif dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.

Desain Perencanaan Evaluasi Proses Bimbingan Klasikal Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Evaluasi Proses Layanan Dasar (Bimbingan Klasikal)

Waktu Pelaksanaan Bimbingan Klasikal

Pemberian Materi Bimbingan Klasikal

Penggunaan Media Bimbingan Klasikal

Penggunaan Metode BimbinganKlasikal

Ketercapaian Materi Bimbingan Klasikal Keterlaksanaan Bimbingan Klasikal

Kelebihan dan kelemahan

(60)

E. Instrumen Penelitian

Penyusunan Instrumen dalam penelitian ini berdasarkan kriteria

keberhasilan evaluasi proses layanan dasar (bimbingan klasikal) program

bimbingan dan konseling komprehensif. Kriteria evaluasi proses layanan dasar

(bimbingan klasikal) program bimbingan dan konseling komprehensif di SMA

Negeri 1 Ngemplak sebagai berikut:

Tabel 5.

Kriteria Evaluasi Aspek Proses Bimbingan Klasikal Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman

Tahun Ajaran 2012/2013

Komponen Indikator Kriteria Sumber Data

Proses

Keterlaksanaan

Program Bimbingan Program terlaksana Guru BK

Waktu Pelaksanaan Sesuai rencana Guru BK

Pemberian Materi

Berdasarkan kriteria di atas instrumen yang digunakan untuk mengungkap

masing-masing indikator keberhasilan dapat dibagi dalam jenis-jenis instrumen.

Gambar

Grafik 2. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Pemberian Media
Gambar 1. Bagan Konseptual BK Perkembangan..................................
Gambar 1.Bagan Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Perkembangan (Santoadi, 2010)
Gambar mekanisme kerja BK Komprehensif tersebut tampak bahwa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bimbingan klasikal adalah strategi dalam layan- an dasar untuk memberikan layanan bantuan pada semua siswa dengan jumlah 30-40 orang dalam tiap kelas dengan memberikan berbagai

Dalam pelaksanaan layanan klasikal bimbingan konseling terkait perilaku perundungan di SMA Negeri Tangerang Selatan ditinjau dari apek masukan, aktivitas, dan keluaran masih

Merujuk pada rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa kelas XI terhadap layanan bimbingan klasikal di SMA Negeri

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa jenis layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan dengan format layanan klasikal di SMP Negeri 3

Berilah tanda centang (v) pada kolom pilihan dibawah ini sesuai dengan apa yang terjadi selama proses layanan bimbingan kelompok : Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS),

ABSTRAK PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI dan XII IPA dan IPS SMA Stella Duce Bantul

Melihat fenomena itu, perlu dicarikan solusi pemecahan masalah, salah satunya adalah dalam penelitian ini akan menguraikan terkait upaya optimalisasi layanan klasikal bimbingan

Evaluasi Proses NO PERNYATAAN YA TIDAK 1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan klasikal dibutuhkan peserta didik 2 Peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan layanan 3