viii
ABSTRAK
EVALUASI ASPEK PROSES BIMBINGAN KLASIKAL
(Studi Evaluasi Keterlaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013)
Puteri Rahmawati Cahyani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses bimbingan klasikal di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013. Masalah pertama yang perlu dijawab adalah keterlaksanaan layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu strategi layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif. Masalah kedua adalah tingkat keterampilan minimal guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal.
Objek penelitian ini adalah evaluasi dalam layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu bentuk strategi layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling serta peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, lembar penilaian/kuesioner dan RPL/SATLAN. Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Data yang diperoleh melalui lembar penilaian/kuesioner dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif dengan katagorisasi lima jenjang ordinal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan klasikal pada kedua materi sampel (HIV dan AIDS serta Hikmah Suatu Masalah) di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak berjalan sesuai dengan RPL namun ada catatan perbaikan dalam beberapa kegiatan dan waktu pelaksanaan bimbingan klasikal. Guru bimbingan dan konseling menunjukkan kemampuan yang baik dalam penyampaian bimbingan klasikal dan memenuhi kriteria evaluasi. Hal tersebut ditandai dengan kepuasan siswa terhadap kedua materi bimbingan sebanyak 58,5% dan 50% siswa. Sebanyak 50% dan 31,6% siswa menyetujui bahwa metode yang digunakan dalam bimbingan klasikal mampu membuat siswa aktif dalam dua materi bimbingan. Kemudian ada 41,4% dan 41,6% siswa yang mengatakan bahwa media bimbingan yang digunakan dalam bimbingan klasikal menarik. Sebanyak 21,9% dan 20% siswa pada dua materi sampel dalam jam bimbingan klasikal telah mencapai kompetensi yang baik dalam proses bimbingan.
ix ABSTRACT
EVALUATION OF CLASSROOM GUIDANCE PROCESS (An Evaluation Study of Classroom Guidance Delivery Process
on Grade XI Students of State Senior High School 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta Academic Year 2012/2013)
Puteri Rahmawati Cahyani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research aimed to evaluate guidance and counseling process on grade XI students of State Senior High School 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, Academic Year 2012/2013. The first problem to be answered is the feasibility of classroom guidance service as one of the comprehensive guidance and counseling basic service strategies. The second problem to be answered is to know the minimal skills level of the guidance and counseling teacher in delivering classroom guidance service.
The object of the research is evaluation on classroom guidance service as one of the basic guidance program components in Senior school. Data resources were guidance and counseling teacher and grade XI students of the school. Research instruments were observation guidelines, interview guidelines, questionnaires and homeroom lesson plans. Data that was acquired from observation and interview was analyzed using qualitative data analysis. Data acquired from questionnaires was analyzed using quantitative data analysis.
The results of the research showed that the classroom guidance on two sample of topics (HIV AIDS and Hikmah Suatu Masalah) for grade XI students of State Senior High School 1 Ngemplak were carried out as planned in the homeroom lesson plans. However, there were some notes for improvements of the classroom guidance activities and time duration. The guidance and counseling teacher showed a good level of skills in delivering classroom guidance and fulfill the evaluation criteria. This finding was supported by 58,5% students and 50% students who were satisfied with the two samples of classroom guidance sessions. There were 50% and 31,6% students who agreed to say that the methods used in the classroom guidance encouraged them to be active during the two sessions. There were 41,4% and 41,6% of the students who said that the learning media used in the classroom guidance is interesting. There were 21,9% and 20% of the students of the two samples of classroom guidance sessions who achieved good comprehension level on the learning material.
EVALUASI ASPEK PROSES BIMBINGAN KLASIKAL
(Studi Evaluasi Keterlaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Puteri Rahmawati Cahyani NIM 091114061
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
EVALUASI ASPEK PROSES BIMBINGAN KLASIKAL
(Studi Evaluasi Keterlaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Puteri Rahmawati Cahyani NIM 091114061
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(Q.S. Al Insyirah:5)
“Berpikir positif, optimis, diiringi usaha dan doa”
(Deddy Setiawan)
“
Hidup tak semanis kopi hitam panas dengan gula, ada kalanya pahit”v
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
Dunia Pendidikan terlebih Bimbingan dan Konseling
P
Saya menyatak tidak memuat karya disebutkan dalam kut karya ilmiah yang lazi
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
atakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yan ya atau bagian dari karya orang lain, kecua kutipan dan daftar pustaka dengan mengikuti azim.
Yogyakarta, 17 Penul
Puteri Rahmaw
yang saya tulis ini kecuali yang telah kuti tata penulisan
17 Desember 2013 Penulis
PERN
Saya yang bertanda ta Nama
Nomor Induk Mahasisw Demi pengembangan Universitas Sanata Dh
(Studi Evaluasi Ke SMA Negeri
beserta perangkat yan hak kepada Perpusta mengalihkan dalam be data, mendistribusika atau media lain untuk maupun memberikan sebagai penulis. Demikian pernyataan i
vii
RNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
tangan di bawah ini mahasiswa Universitas Sa : Puteri Rahmawati Cahyani
hasiswa : 091114061
an ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
EVALUASI ASPEK PROSES BIMBINGAN KLASIKAL
Keterlaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal geri 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/
ang diperlukan (bila ada). Dengan demikian sa pustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
bentuk media lain, mengelolanya dalam be busikannya secara terbatas, dan mempublikasikann
untuk kepentingan akademis tanpa perlu memint kan royalti kepada saya selama mencantumka
an ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 17 D
asikal di Kelas XI 2012/2013)
n saya memberikan untuk menyimpan, bentuk pangkalan kannya di internet inta ijin dari saya umkan nama saya
17 Desember 2013 menyatakan
viii
ABSTRAK
EVALUASI ASPEK PROSES BIMBINGAN KLASIKAL
(Studi Evaluasi Keterlaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013)
Puteri Rahmawati Cahyani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses bimbingan klasikal di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013. Masalah pertama yang perlu dijawab adalah keterlaksanaan layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu strategi layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif. Masalah kedua adalah tingkat keterampilan minimal guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal.
Objek penelitian ini adalah evaluasi dalam layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu bentuk strategi layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling serta peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, lembar penilaian/kuesioner dan RPL/SATLAN. Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Data yang diperoleh melalui lembar penilaian/kuesioner dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif dengan katagorisasi lima jenjang ordinal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan klasikal pada kedua materi sampel (HIV dan AIDS serta Hikmah Suatu Masalah) di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak berjalan sesuai dengan RPL namun ada catatan perbaikan dalam beberapa kegiatan dan waktu pelaksanaan bimbingan klasikal. Guru bimbingan dan konseling menunjukkan kemampuan yang baik dalam penyampaian bimbingan klasikal dan memenuhi kriteria evaluasi. Hal tersebut ditandai dengan kepuasan siswa terhadap kedua materi bimbingan sebanyak 58,5% dan 50% siswa. Sebanyak 50% dan 31,6% siswa menyetujui bahwa metode yang digunakan dalam bimbingan klasikal mampu membuat siswa aktif dalam dua materi bimbingan. Kemudian ada 41,4% dan 41,6% siswa yang mengatakan bahwa media bimbingan yang digunakan dalam bimbingan klasikal menarik. Sebanyak 21,9% dan 20% siswa pada dua materi sampel dalam jam bimbingan klasikal telah mencapai kompetensi yang baik dalam proses bimbingan.
ix ABSTRACT
EVALUATION OF CLASSROOM GUIDANCE PROCESS (An Evaluation Study of Classroom Guidance Delivery Process
on Grade XI Students of State Senior High School 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta Academic Year 2012/2013)
Puteri Rahmawati Cahyani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research aimed to evaluate guidance and counseling process on grade XI students of State Senior High School 1 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, Academic Year 2012/2013. The first problem to be answered is the feasibility of classroom guidance service as one of the comprehensive guidance and counseling basic service strategies. The second problem to be answered is to know the minimal skills level of the guidance and counseling teacher in delivering classroom guidance service.
The object of the research is evaluation on classroom guidance service as one of the basic guidance program components in Senior school. Data resources were guidance and counseling teacher and grade XI students of the school. Research instruments were observation guidelines, interview guidelines, questionnaires and homeroom lesson plans. Data that was acquired from observation and interview was analyzed using qualitative data analysis. Data acquired from questionnaires was analyzed using quantitative data analysis.
The results of the research showed that the classroom guidance on two sample of topics (HIV AIDS and Hikmah Suatu Masalah) for grade XI students of State Senior High School 1 Ngemplak were carried out as planned in the homeroom lesson plans. However, there were some notes for improvements of the classroom guidance activities and time duration. The guidance and counseling teacher showed a good level of skills in delivering classroom guidance and fulfill the evaluation criteria. This finding was supported by 58,5% students and 50% students who were satisfied with the two samples of classroom guidance sessions. There were 50% and 31,6% students who agreed to say that the methods used in the classroom guidance encouraged them to be active during the two sessions. There were 41,4% and 41,6% of the students who said that the learning media used in the classroom guidance is interesting. There were 21,9% and 20% of the students of the two samples of classroom guidance sessions who achieved good comprehension level on the learning material.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah terucap atas segala syukur nikmat yang Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik atas bantuan, semangat, dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung penulis. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku ketua program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini
2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., P.Si., M.A, selaku sekretaris program studi bimbingan dan konseling yang telah membantu dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini
3. J. Donal Sinaga, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam membimbing dan mendampingi penulis pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini
xi
5. Basuki Jaka Purnama. M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
6. Dra. Astutiningsih, selaku koordinator Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman yang bersedia membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian
7. Seluruh staf Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman yang berkenan menerima dan memberikan saran bagi penulis dalam melaksanakan penelitian
8. Para siswa dan siswi kelas XI IPA dan XI IPS Tahun Angkatan 2012/2013 atas kebersamaan dan kebahagiaannya saat pelaksanaan penelitian
9. Kedua orang tua ku, Bapak Maskur dan Ibu Titik Murtiati yang selalu menginggatkan, memberikan motivasi, semangat dan doa serta kasih sayang 10. Adik-adikku Fajar Putera Kurniawan, Hanif Ikhwan Saputra dan Yulia Rizki
Rahmawati dengan gurauan-gurauan kecil dan kasih sayang
11. Keluarga besar Umar Hadi dan keluarga besar Topoharjo yang selalu melekat di hati dan selalu memberikan doa
12. Deddy Setiawan yang setiap hari mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini, memberikan semangat dan menemani dengan penuh kasih sayang serta cinta
xii
14. Sahabat-sahabatku Suryati Murni, Lylin Sabto Rini, Lesli Aida C.L , Yustina Dauk Bria, Lisbeth Riyani Purba, Vitally Rica Vernando, dan semua mahasiswa BK USD angkatan 2009, yang selalu memberikan motivasi, semangat dan kebahagiaan persahabatan
15. Teman-teman kos “Annisa” yang selalu memberikan canda tawa kebersamaan
16. Mas A. Priyatmoko, atas kesabaran dalam membantu penulis mengurus administrasi perkuliahan
17. Perpustakaan USD sebagai gudang ilmu beserta karyawan perpustakaan atas pelayanan pada penulis selama penulis menyelesaikan studi
18. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Terimakasih
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GRAFIK ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Operasional... 9
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Bimbingan dan Konseling Komprehensif ... 11
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif... 11
xiv
3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling
Komprehensif... 14
4. Sifat Bimbingan dan Konseling Komprehensif ... 15
5. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Komprehensif ... 17
6. Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif 18 7. Strategi Bimbingan dan Konseling Komprehensif ... 20
8. Ciri Bimbingan dan Konseling Komprehensif... 22
B. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling ... 24
1. Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Koseling ... 24
2. Model Evaluasi CIPP ... 26
3. Tujuan Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling... 28
4. Prinsip Dasar Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling 29 5. Evaluasi Proses Program Bimbingan dan Konseling... 29
6. Prosedur Evaluasi Bimbingan dan Konseling pada Aspek Proses 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 37
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38
C. Subjek Penelitian... 38
D. Desain Penelitian... 38
E. Instrumen Penelitian... 40
1. Jenis Instrumen ... 41
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 44
F. Teknik Analisis Data... 49
1. Analisis Data Angket/ Lembar Penilaian ... 49
2. Analisis Data Observasi, Wawancara dan Studi Dokumen .. 52
G. Tahapan Penelitian ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 56
xv
C. Rekomendasi Evaluasi ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77
B. Saran... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Proporsi Perhatian dan Waktu Alokasi BK... 22 Tabel 2 Perbedaan Program Tradisional dan Komprehensif... 24 Tabel 3. Kriteria Keberhasilan Evaluasi Aspek Proses Layanan Dasar
Bimbingan dan Konseling Komprehensif... 32 Tabel 4. Perencanaan Evaluasi Aspek Proses ... 33 Tabel 5. Kriteria Evaluasi Aspek Proses Layanan Dasar (Bimbingan
Klasikal) Program BK Komprehensif ... 40 Tabel 6. Kriteria Penilaian Bimbingan Klasikal... 41 Tabel 7. Kriteria Panduan Observasi Evaluasi Aspek Proses Layanan
Dasar (Bimbingan Klasikal) Program BK Komprehensif ... 43 Tabel 8. Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas ... 47 Tabel 9. Kategori Evaluasi Proses Bimbingan Klasikal Perindikator
Keberhasilan Evaluasi Proses ... 51 Tabel 10. Hasil Studi Dokumen RPL/ SATLAN... 57 Tabel 11. Hasil Observasi Proses Bimbingan Klasikal... 62 Tabel 12. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Materi Bimbingan
Klasikal ... 65 Tabel 13. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Penggunaan Media
Bimbingan ... 66 Tabel 14. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Penggunaan Metode
Bimbingan ... 68 Tabel 15. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Ketercapaian Materi
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Pemberian Materi
Bimbingan Klasikal... 66 Grafik 2. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Pemberian Media
Bimbingan Klasikal... 67 Grafik 3. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Pemberian Metode
Bimbingan Klasikal... 69 Grafik 4. Kategori Penilaian Siswa Terhadap Ketercapaian Materi
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Konseptual BK Perkembangan... 17 Gambar 2. Mekanisme Kerja BK Komprehensif ... 21 Gambar 3. Desain Perencanaan Evaluasi Aspek Proses
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi paparan secara berurutan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
A. Latar Belakang
Pendidikan formal pada umumnya memiliki komponen akademik dan non akademik. Komponen akademik meliputi kegiatan belajar yang lebih menitikberatkan pada sisi kognitif peserta didik, sedangkan komponen non akademik lebih menekankan pada sisi afeksi peserta didik. Sisi afeksi peserta didik merupakan bidang kajian bimbingan dan konseling. Pencapaian sisi afeksi peserta didik yang optimal membutuhkan program bimbingan dan konseling yang baik.
Program bimbingan dan konseling di Indonesia sudah berjalan puluhan tahun lamanya. Buchori (dalam Badrujaman, 2011) mengemukakan bahwa tenaga guru bimbingan dan konseling belum mendapatkan tempat yang layak di kebanyakan sekolah. Bahkan di beberapa sekolah, guru bimbingan dan konseling dijauhi siswanya kerena dipandangsebagai “polisi sekolah”.
Sejatinya program bimbingan dan konseling di sekolah memberikan bantuan kepada siswa untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi seperti permasalahan pribadi, belajar, sosial dan karier. Program bimbingan dan konseling di sekolah juga merupakan salah satu cara untuk membantu perkembangan afeksi peserta didik secara optimal, seperti yang tertulis dalam PP No. 28 tahun 1990 pasal 25 ayat 1 (Badrujaman, 2011) dijelaskan bahwa bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Salah satu contoh perkembangan afeksi yang optimal dari peserta didik adalah memiliki kepribadian yang utuh.
Perkembangan program bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami perubahan. Perkembangan program bimbingan dan konseling dimulai dengan perubahan model atau pola yang digunakan yaitu: pola 17, pola 17 plus dan saat ini program bimbingan dan konseling komprehensif. Program bimbingan dan konseling komprehensif adalah program yang melibatkan seluruh stakeholder dalam pemberian bantuan kepada peserta didik. Program bimbingan dan konseling komprehensif disusun sebagai pedoman guru bimbingan dan konseling dalam memberikan bantuan kepada peserta didik.
memiliki porsi masing-masing dalam pencapaian tujuan program bimbingan. Tujuan penyusunan program bimbingan dan konseling komprehensif adalah pemberian dampak positif bagi peserta didik dan stakeholder yang dilayani. Program bimbingan dan konseling komprehensif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh guru bimbingan dan konseling.
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif tersebut meliputi assesmen, layanan bimbingan dan konseling, kolaborasi antara guru bimbingan dan konseling dengan stakeholder dan evaluasi proses, hasil serta dampak program tersebut. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif tidak terlepas dari adanya evaluasi. Tuntutan evaluasi program bimbingan dan konseling terdapat dalam keputusan MENPAN No. 84 Tahun 1993 Bab II pasal 3 mengenai tugas pokok guru bimbingan dan konseling (Bdrujaman, 2011). Tugas pokok guru bimbingan dan konseling adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi peleksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan.
disusun. Evaluasi dari sisi negatif akan digunakan untuk perbaikan program agar menjadi lebih baik dan evaluasi dari sisi positif akan digunakan untuk tetap memperjuangkan program yang telah disusun. Evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif dapat dibagi menjadi tiga yaitu evaluasi perencanaan, proses dan hasil.
Evaluasi program tersebut berguna sebagai bahan kajian atau rujukan perbaikan program bimbingan dan konseling yang akan disusun pada semester berikutnya. Evaluasi program sebaiknya dilaksanakan secara berkala atau teratur. Keteraturan dalam melakukan evaluasi program khususnya pada evaluasi proses akan lebih memudahkan guru bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan yang sering dihadapi. Evaluasi proses adalah penilaian terhadap proses pelaksanaan dari program bimbingan dan konseling komprehensif yang telah disusun oleh guru bimbingan dan konseling. Evaluasi program memiliki ciri khas tertentu yang membedakan dengan penilaian.
Penelitian ini fokus pada evaluasi proses pelaksanaan bimbingan klasikal. Pelaksanaan bimbingan klasikal saat ini belum menunjukkan ketercapaian program yang optimal. Hal tersebut dapat ditandai dengan tidak adanya jadwal terstuktur bagi guru bimbingan dan konseling untuk memberikan layanan bimbingan di kelas. Selain jadwal bimbingan terstuktur fenomena lain adalah materi yang digunakan masih berulang sehingga siswa merasa bosan dengan bimbingan di kelas.
Layanan bimbingan klasikal merupakan salah satu strategi layanan pokok dari komponen layanan dasar. Layanan tersebut diberikan secara teratur oleh guru bimbingan dan konseling di kelas. Layanan bimbingan klasikal memiliki peran penting dalam membantu peserta didik mengembangkan dirinya. Keberhasilan layanan bimbingan klasikal tergantung pada ketercapaian aspek yang telah disusun pada program bimbingan dan konseling komprehensif. Evaluasi proses layanan bimbingan klasikal memberikan bantuan kepada guru bimbingan dan konseling dalam menilai ketercapaian materi layanan yang telah disusun dalam program bimbingan dan konseling komprehensif.
Misalnya tidak adanya jam masuk kelas BK, metode yang digunakan ceramah, dan pengungkapan kebutuhan siswa kurang mendalam, belum optimalnya media BK, dan masih menggunakannya program bimbingan dan konseling pola 17. Selain hasil observasi yang dilakukan peneliti juga mendapatkan pengalaman yang serupa saat peneliti ber-PPL di SMP dan SMA Negeri. Selain pengalaman dari peneliti, peneliti juga mendapatkan informasi yang serupa dari teman-teman yang ber-PPL di sekolah lainnya.
Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan evaluasi pada aspek input dan tujuan (perencanaan). Hasil yang diperoleh dalam evaluasi perencanaan menujukkan bahwa ada beberapa kebutuhan siswa yang masih belum terpenuhi dan kurang sesuai dengan tugas perkembangan siswa sehingga perlu perbaikan pada program berikutnya. Penelitian ini dilakukan sebagai kelanjutan dari evaluasi perencanaan untuk mengetahui lebih mendalam proses yang terjadi di lapangan sebagai fakta perbaikan program bimbingan dan konseling komprehensif yang telah disusun.
Penelitian ini lebih menekankan proses atau keterlaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif pada layanan bimbingan klasikal di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman khususnya di kelas XI. Penelitian ini berjudul
“Evaluasi Aspek Proses Bimbingan Klasikal (Studi Evaluasi Keterlaksanaan
Layanan Bimbingan Klasikal di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman,
Tahun Ajaran 2012/2013)”.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah keterlaksanaan layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu strategi layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif di kelas XI SMAN 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013 sesuai dengan rencana pelaksanaan layanan (RPL) dalam program kerja bimbingan dan konseling komprehensif yang telah disusun oleh guru bimbingan dan konseling?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengetahui keterlaksanaan layanan bimbingan klasikal sebagai salah satu strategi layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif untuk kelas XI SMA N 1 Ngemplak, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013 sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) bimbingan dan konseling komprehensif yang telah disusun.
2. Menggambarkan tingkat keterampilan minimal guru bimbingan dan konseling dalam mengimplementasikan layanan bimbingan klasikal di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini berdasarkan tujuan penelitian dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini sebagai informasi tambahan bagi pengembangan program bimbingan dan konseling terutama dalam melakukan evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
siswa. Penelitian ini memandang bahwa evaluasi sebagai aktifitas yang baik dilakukan untuk mengumpulkan data sebagai perbandingan dengan program yang telah disusun guna pengambilan keputusan perbaikan dan kelanjutan program.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau referensi yang dapat digunakan saat sudah menjadi guru bimbingan dan konseling di sekolah. c. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pelaksaan bimbingan dan konseling di sekolah. Berdasarkan penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut evaluasi berkala dalam jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan sekolah.
E. Definisi Operasional
1. Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
2. Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Layanan dasar bimbingan dan konseling komprehensif adalah layanan bantuan yang diberikan kepada peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas maupun di dalam kelas, yang terlaksanan secara sistematis atau terstruktur, dalam rangka membantu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
3. Evaluasi Proses Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
11
BAB II KAJIAN TEORI
Bab ini berisi paparan mengenai hakikat bimbingan dan konseling komprehensif serta evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif.
A. Hakikat Bimbingan dan Konseling Komprehensif
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Moegiadi (dalam Winkel dan Sri Hastuti, 2010) mengartikan bimbingan sebagai berikut: (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang diri sendiri; (2) suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya; (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu, agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan di dalam lingkungan dimana mereka hidup; (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan.
dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masayarakat. Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dimana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (Tolbert, dalam Prayitno, 2004 ).
Bimbingan dan konseling komprehensif adalah proses pemberian bantuan kepada stakeholder dengan wawancara (face to face) yang dilakukan oleh konselor untuk dapat membantu konseli memecahkan masalah yang sedang dihadapinya (pengentasan masalah), membantu konseli untuk memahami dirinya, menerima dirinya dan mengaktualisasikan diri dengan baik, agar menjadi pribadi yang utuh.
2. Sejarah Bimbingan dan Konseling Komprehensif
konseling lebih dimantapkan lagi dengan adanya bimbingan dan konseling di sekolah.
Pola yang digunakan oleh pembimbing atau guru bimbingan dan konseling pada awalnya tidak jelas. Ketidakjelasan tersebut mengakibatkan bimbingan dan konseling dianggap negatif, kemudian banyak upaya yang dilakukan agar bimbingan dan konseling memiliki payung atau berlabuh pada pola yang lebih menjelaskan fungsi adanya bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan adanya tekat dari para guru pembimbing atau guru bimbingan dan konseling (saat ini disebut konselor sekolah) lahirlah pola 17 dalam program bimbingan dan konseling. Dengan adanya pola 17 ini bimbingan dan konseling di institusi pendidikan mulai menemukan jalan terang untuk membantu para peserta didik memenuhi tugas perkembangannya. Dalam prosesnya keterlaksanaan program bimbingan dan konseling dengan pola 17 ini mengalami penyempurnaan melalui tahapan evaluasi. Bimbingan dan konseling masih belum begitu dikenal oleh masyarakat awam. Kemudian lahirlah program bimbingan dan konseling komprehensif (Santoadi, 2010).
dengan seluruh warga sekolah serta orang tua dan masyarakat guna membantu siswa memenuhi tugas perkembangnnya.
3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Tujuan bimbingan dan konseling adalah agar sesama manusia mampu mengatur kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memikul langsung tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan (Winkel dan Sri Hastuti, 2010). Tujuan bimbingan dan konseling memiliki khas tersendiri, yaitu bantuan yang diberikan adalah bantuan secara psikis atau bersifat psikologis. Tujuan layanan bimbingan diberikan kepada individu atau kelompok agar dapat memenuhi tugas perkembangannya dengan optimal. Fungsi pokok bimbingan dan konseling terbagi dalam tiga fungsi yaitu:
a. Fungsi Penyaluran
b. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian adalah fungsi bimbingan dalam membantu siswa menemukan cara menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapi. Fungsi ini lebih mengarahkan untuk mengubah pemikiran siswa untuk lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
c. Fungsi Pengadaptasian
Fungsi pengadaptasian adalah fungsi yang digunakan untuk melayani stakeholders selain siswa. Fungsi ini lebih mengarahkan rangkaian kegiatan pendidikan dan pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa.
4. Sifat Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Program bimbingan dan konseling komprehensif bersifat sistemik (Santoadi:2010). Seperti yang sudah dijelaskan dalam latar belakang, sifat sistemik adalah sistem yang dirancang untuk menjangkau berbagai pihak. Sifat sistemik dalam program bimbingan dan konseling komprehensif dapat terlihat dalam beberapa hal yaitu:
a. Assesmen kebutuhan siswa dan stakeholder.
b. Layanan bimbingan dan konseling menyeluruh kepada siswa dan stakeholder.
d. Evaluasi proses, hasil dan dampak yang menjangkau siswa dan stakeholder.
Program bimbingan dan konseling sistemik dilakukan dengan tujuan jangka panjang untuk membentuk lingkungan perkembangan (Santoadi, 2010). Menurut Gysbers & Henderson lucymen.blogspot.com, di unduh tgl 20/10/2013) sifat dari program bimbingan dan konseling komprehensif ini dapat dimaknai sebagai berikut:
a. Program bimbingan dan konseling bersifat kompatibel, yang berarti dalam pendidikan memiliki standar dan kompetensi tertentu yang harus dicapai oleh siswa.
b. Program bimbingan dan konseling bersifat pengembangan, yang berarti konselor mampu membantu siswa dalam mengatasi permasalahan dan membantu siswa untuk tumbuh, berkembang, dan menjadi pribadi yang utuh.
c. Program bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi (komprehensif) yang berasumsi bahwa tanggungjawab kegiatan bimbingan melibatkan seluruh warga sekolah.
5. Konsep Dasar Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Bimbingan dan konseling perkembangan merupakan dasar adanya bimbingan dan konseling komprehensif. Asumsi dasar pendekatan BK perkembangan adalah pemikiran bahwa perkembangan individu yang sehat akan terjadi dalam interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Kerangka konseptual bimbingan dan konseling perkembangan ada dalam gambar 1 di bawah ini:
Kerangka Teoritik Level teoritik
Apa Model pengelolaan program yang sesuai??? Level praktik
Gambar 1.
Bagan Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Perkembangan (Santoadi, 2010)
Bagan di atas menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling perkembangan berdasarkan teori perkembangan. Berdasarkan teori perkembangan maka muncul bimbingan dan komprehensif sebagai praktiknya dan layanan nyata untuk peserta didik. Teori tersebut digunakan karena bimbingan dan konseling tidak berhubungan dengan perilaku maladaptif dan mencegah perilaku maladaptif tersebut. Namun bimbingan dan konseling perkembangan lebih mengembangkan perilaku efektif.
Positif psychology + Developmental theory
Bimbingan dan konseling (berorientasi) perkembangan manusia (peserta didik /konseli, lingkungan-lingkungan hidup peserta didik/konseli)
Bimbingan dan konseling perkembangan dengan demikian dapat diartikan perspektif, pendekatan dalam bimbingan dan konseling berlandaskan pada teori-teori perkembangan yang bertujuan mengembangkan individu kearah perkembangan optimal (Santoadi, 2010). Prinsip dasar bimbingan dan konseling perkembangan adalah hal mendasar yang diadopsi dari prinsip perkembangan.
6. Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Komponen program bimbingan dan konseling menurut Winkel (2010) adalah saluran khusus unutk melayani para siswa, rekan tenaga pendidik dan orang tua siswa. Program bimbingan dan konseling komprehensif memiliki empat komponen utama dan berorientasi perkembangan (Santoadi, 2010). Empat komponen bimbingan dan konseling komprehensif adalah sebagai berikut:
a. Kurikulum bimbingan/Layanan Dasar
b. Layanan Responsif
Layanan responsif yaitu pemberian bantuan kepada siswa yang
memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan “bantuan segera”.
Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mengatasi masalah yang dialaminya dengan baik, layanan ini dapat dilakukan secara individual (konsultasi, konseling individual, konseling kelompok, referal dan konseling teman sebaya).
c. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual yaitu bantuan kepada siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan konsep diri yang dimilikinya. Tujuan dari layanan ini adalah agar siswa memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan, merencanakan, atau mengelola pengembangan dirinya. Strategi yang dilakukan melalui penilaian, penasihatan individual atau kelompok.
d. Layanan Dukungan Sistem
7. Strategi Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Strategi dalam program bimbingan dan konseling konprehensif adalah cara yang digunakan oleh guru bimbingan dan konseling untuk memberikan bantuan kepada stakeholders. Strategi program bimbingan dan konseling berkaitan dengan keempat komponen bimbingan (Depdiknas, 2007).
a. Strategi untuk Layanan Dasar/Kurikulum Bimbingan 1) Bimbingan Klasikal
2) Bimbingan Kelompok
3) Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas 4) Kolaborasi dengan orangtua
b. Strategi untuk Layanan Responsif 1) Konsultasi
2) Konseling individual dan kelompok 3) Referral
4) Bimbingan teman sebaya
c. Strategi untuk Perencanaan Individual 1) Penilaian individual dan kelompok d. Strategi untuk Dukungan Sistem
1) Pengembangan professional
Strategi bimbingan dan konseling komprehensif dijalankan dalam mekanisme kerja bimbingan dan konseling komprehensif. Menurut Sinaga (2010) mekanisme bimbingan dan konseling komprehensif dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.
Mekanisme Kerja Bimbingan dan Konseling Komprehensif (Depdiknas, 2007)
Empat komponen tersebut, dalam pelaksanaan harus proposional dengan proposi tertentu. Berikut ini proporsi perhatian dan waktu yang harus dialokasikan untuk implementasi komponen-komponen program bimbingan dan Konseling komprehensif yang rekomendasikan oleh ASCA.
Tabel 1.
Proporsi Perhatian dan Waktu Alokasi Program Bimbingan dan konseling (Santoadi, 2010)
(Guidance Curriculum) 35-45% 25-35% 15-25%
Perencanaan Individu
(Individual Planning) 10-30% 15-25% 25-35%
Layanan Responsif
(Responsive Services) 30-40% 30-40% 25-35%
Sistem pendukung
(System Support) 10-15% 10-15% 10-20%
8. Ciri-ciri Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Program BK komprehensif adalah implikasi dari prinsip BK perkembangan. Menurut Santoadi (2010) ciri-ciri program BK komprehensif sebagai berikut:
b. Mengurangi penekanan pada kegiatan administratif dan klerikal. c. Meningkatkan aktivitas layanan bimbingan yang berupa kelompok
yang dirancang untuk mendukung siswa mengembangkan kemampuan personal-sosial-edukasional dan karier.
d. Proaktif dan preventif: BK perkembangan memberikan layanan yang bertujuan kuratif-remidial sebagai langkah awal untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi pengembangan perilaku efektif selanjutnya. BK perkembangan tidak dipraktikkan dengan menunggu persoalan muncul, tetapi juga melakukan hal-hal lain untuk mengembangkan berbagai macam keterampilan.
e. Data awal digunakan sebagai landasan program. Program BK komprehansif harus memiliki data awal yang berkualitas. Data awal yang berkualitas beserta analisis kebutuhan yang berkualitas menjadi dasar bagi pengembangan.
Alasan mendasar pentingnya program bimbingan dan konseling komprehensif adalah agar pelayanan program bimbingan dan konseling di sekolah memberikan dapampak yang positif bagi peserta didik dan pihak-pihak lain yang juga dilayanai.
Ada beberapa perbedaan ciri antara program bimbingan dan konseling
komprehensif ini dibandingkan dengan program yang “tradisional”, seperti
Tabel 2.
Perbedaaan Program Tradisional dan Komprehensif (Sinaga, 2012)
B. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
1. Pengertian Evaluasi program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2010) evaluasi program bimbingan dan konseling dibagi menjadi tiga yaitu: evaluasi isi, evaluasi cara melakukan dan evaluasi waktu pelaksananan. Evaluasi isi meliputi evaluasi hasil dan evaluasi proses,pada evaluasi cara melakukan meliputi evaluasi spontan dan evaluasi dengan riset dan evaluasi waktu pelaksanaan berisi evaluasi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Tyler (dalam Badrujaman, 2011) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk menentukan sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai, dan upaya mendokumentasikan kecocokan antara hasil belajar peserta didik dengan tujuan program. Cronbach, Alkin dan Stufflebeam (dalam Badrujaman, 2011) menjelaskan bahwa evaluasi kegiatan untuk mengumpulkan, memperoleh, dan menyediakan informasi bagi pembuat keputusan. Eisner (dalam Badrujaman, 2011) mengemukakan bahwa evaluasi
Pendekatan Tradisional Program Komprehensif
Reaktif Proses
Berfokus pada posisi Layanan
Konseling individual
• Apa yang dilakukan konselor • Tidak semua siswa
Proaktif
Hasil/Baku mutu Berfokus pada program Program
Individual/Kelompok/Kelas
• Apa yang dipelajari siswa • 100% program untuk semua
adalah memutuskan suatu program secara kritis dengan menggunakan jasa keahlian.
Moegiadi (dalam Winkel dan Sri Hastuti, 2010) menjelaskan bahwa evaluasi program adalah upaya pengumpulan informasi mengenai suatu program, kegiatan, atau proyek. Groundlund (dalam Badrujaman, 2011) mengenukakan evaluasi sebagai proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai siswa. Menurut Badrujaman (2011) evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap keberhargaan dan keberhasilan suatu program yang dilakukan melalui pengumpulan data, pengolahan data serta analisi data yang dijadikan dasar untuk membuat keputusan.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif adalah kegiatan sistematis untuk mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis dan menyajikan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan perbaikan program bimbingan dan konseling komprehensif.
2. Model Evaluasi CIPP
pelaksanaan program sesuai dengan strategi yang direncanakan. Pada evaluasi proses instrumen yang digunakan antara lain angket, pedoman observasi dan tes.
Model evaluasi ini dilakuakn untuk mengidentifikasi empat unsur program yaitu konteks, masukan, proses dan hasil (context, input, process, and product atau CIPP) yang berkaitan dengan empat macam keputusan tentang perencanaan, struktur, pelaksanaan, dan pendauran program pendidikan luar sekolah. Evaluasi CIPP ini mencakup 4 tipe, konteks, masukan, proses dan produk. Evaluasi ini berkaitan dengan 4 tipe pengambilan keputusan dalam perencanaan program, yaitu:
a. Evaluasi Konteks (Context)
Evaluasi konteks program menyajikan data tentang alasan-alasan untuk menetapkan tujuan-tujuan program dan prioritas tujuan. Evaluasi ini menjelaskan mengenai kondisi lingkungan yang relevan. Evaluasi berkaitan dengan system nilai yang ada untuk perubahan yang diinginkan.
b. Evaluasi Masukan (Input)
“Apakah rencana yang disusun pernah dilaksanakan sesuai dengan waktu
yang tertera dalam program?”.
c. Evaluasi Proses (Process)
Evaluasi proses menyediakan umpan balik yang berkenaan dengan efisiensi pelaksanaan program, termasuk didalamnya pengaruh system dan keterlaksanaan. Evaluasi ini mendeteksi kekurangan dalam rancangan prosedur kegiatan program dan pelaksanaannya, menyediakan data untuk keputusan dalam implementasi program dan memelihara dokumentasi tentang prosedur yang dilakukan.
d. Evaluasi Produk (Product)
Evaluasi produk mengukur dan mengiterpretasikan pencapaian program selama pelaksanaan program dan pada akhir program. evaluasi produk melibatkan upaya penetapan kriteria, melakukan pengukuran, membandingkan ukuran keberhasilan dengan standar absolute atau relative, dan melakukan interpretasi rasional.
sejalan dengan pandangan pengambilan keputusan penyusuanan program dan komponen program, dan fokus evaluasi yang sangat ditekankan pada hasil program.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas evaluasi proses lebih tepat menggunakan model CIPP. Evaluasi yang terpisat pada keputusan dilakukan pada saat perencanaan program, peninjauan program secara menyeluruh pada saat program sedang berjalan, pengembangan program baru dan untuk memahami dinamika keputusan dalam pelaksanaan program.
3. Tujuan Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Tujuan evaluasi program bimbingan dan konseling menurut Badrujaman (2011) terbagi menjadi dua yaitu:
a. Memperbaiki praktik penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. Hal ini berarti evaluasi merupakan alat untuk mengungkap berbagai kelebihan dan kelemahan program.
b. Evaluasi merupakan alat untuk meningkatkan akuntabilitas program bimbingan dan konseling di mata stakeholder. Program yang akuntabel adalah program yang dapat diketahui sejaumana pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
4. Prinsip Dasar Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Menurut Badrujaman (2011) prinsip dasar evaluasi ada tujuh. Ketujuh prinsip dasar evaluasi yang efektif tersebut meliputi:
c. Pelaksanaan pengukuran yang valid terhadap Kriteria d. Penekanan pada hal positif
e. Adanya umpan balik
f. Perencanaan terus menerus sebagai proses g. Melibatkan semua yang berpengaruh
5. Evaluasi Proses Program Bimbingan dan Konseling
Evaluasi aspek proses merupakan evaluasi yang lebih menekankan pada pelaksanaan program dan aspek hasil yang berfungsi untuk mengetahui hasil keseluruhan program (Badrujaman, 2011). Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan pelaksanaan program dan kesesuaian dengan program yang telah direncanakan oleh guru bimbingan dan konseling.
6. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Pada Aspek proses
Melakukan evaluasi pada aspek proses memiliki tahapan-tahapan atau prosedur dalam pelaksanaanya. Prosedur pelaksanaan evaluasi pada aspek proses dapat dituliskan sebagai berikut:
a. Menentukan Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi secara umum berkaitan dengan dua hal, pertama berkaitan dengan aspek yang akan dievaluasi dan objek evaluasi. Aspek yang akan dievaluasi adalah program bimbingan dan konseling komprehensif khusus pada layanan dasar bimbingan klasikal. Evaluasi pada aspek proses bimbingan klasikal menandakan bahwa peneliti menginginkan program bimbingan dan konseling komprehensif pada layanan dasar bimbingan klasikal terlaksana dengan efektif.
Subjek yang ada dalam evaluasi ini adalah program bimbingan dan konseling komprehensif yang mengarah pada lingkup layanan dasar bimbingan dan konseling. Layanan dasar dalam hal ini adalah bimbingan klasikal. Berdasarkan kedua hal tersebut maka tergambarkan tujuan dari evaluasi proses layanan dasar bimbingan klasikal adalah kesesuaian antara proses pelaksanaan bimbingan klasikal dengan rancangan pemberian layanan (RPL/SATLAN).
b. Menentukan Kriteria Evaluasi
dapat dijadikan sebagai patokan atau dasar dari evaluasi program bimbingan dan konseling. Menurut Hadi & Mutrofin (dalam Badrujaman, 2011) menjelaskan kriteria merupakan karakteristik program yang dianggap basis penting untuk melakukan riset evaluasi pada program tersebut.
Pemberian nilai dalam kriteria didasarkan pada keyakinan, pengalaman pribadi pengalaman orang lain dan hasil kajian teoritis. Juntika (dalam Badrujaman, 2011) menyatakan bahwa yang termasuk dalam aspek penilaian proses adalah kesesuaian antara program dengan pelaksanaan, keterlaksanaan program (proses) serta hambatan yang dijumpai.
Tabel 3.
Kriteria Keberhasilan Evaluasi Aspek Proses Bimbingan Klasikal Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
c. Memilih Desain Evaluasi
Desain evaluasi proses layanan dasar bimbingan klasikal merupakan suatu rencana yang membantu atau lebih mempermudah dalam penganbilan data. Desain ini dibuat untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan dilakukan menurut diagram yang dibuat sesuai dengan aturan evaluasi yang baik.
Siswa merasa sangat puas dengan materi yang disampaikan dalam bimbingan klasikal
Penggunaan Media Bimbingan
Siswa merasa sangat tertarik dengan media yang dipilih dalam bimbingan klasikal
Penggunaan Metode Bimbingan
Siswa terlibat sangat aktif dalam kegiatan bimbingan klasikal
Ketercapaian Materi Bimbingan
d. Menyusun Tabel Perencanaan Evaluasi
Tabel perencanaan evaluasi proses layanan dasar bimbingan klasikal terdiri dari empat kolom, yaitu kolom komponen, indikator, sumber data dan teknik pengumpulan data.
Tabel 4.
Perencanaan Evaluasi pada Aspek Proses Bimbingan Klasikal
Komponen Indikator Sumber data Teknik Pengumpulan data
Proses
Keterlaksanaan
Program Guru BK Observasi kelas dan
Studi Dokumen
e. Menentukan Instrumen Evaluasi
Instrumen yang digunakan dalam evaluasi adalah wawancara, angket/lembar penilaian, studi dokumen dan observasi.
(1) Observasi
mendapatkan data yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang dihadapi. Hadi (dalam Sugiyono, 2011) menjelaskan observasi adalah proses yang kompleks atau tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Menurut Sugiyono (2011) proses pelaksanaan observasi dibedakan menjadi dua, yaitu: observasi berperan serta dan observasi nonpartisipan. Dari instrument yang digunakan observasi dibedakan menjadi observasi terstuktur dan observasi tidak terstuktur. Observasi berperan serta adalah observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Sedangkan observasi non partisipan adalah observasi yang tidak dilakukan langsung oleh peneliti. Peneliti hanya barlaku sebagai pengamat independen.
Instrumen observasi terstuktur menurut Sugiyono (2011) adalah instrumen yang dirancang secara sistematis. Sedangkan instrument observasi tidak terstuktur adalah observasi yang tidak disiapkan secara sistematis. Dalam melakukan observasi peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku.
(2) Wawancara
ketercapaian materi pada layanan bimbingan klasikal. Hasil wawancara pada penelitian ini dijadikan sebagai data pendukung.
Pelaksanaan wawancara dapat dilakukan secara terstuktur dan tidak terstuktur. Wawancara terstuktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu peneliti telah mempersiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan yang alternative jawabanya pun telah disiapkan. Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara yang tidak menggunakan pedomen wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap. Dalam wawancara tidak terstuktur peneliti belum memiliki infrmasi secara pasti apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan cerita dari narasumber (Sugiyono, 2011).
(3) Studi Dokumen
Studi Dokumen adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh dari data-data yang sudah ada. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi dokumen merupakan pelengkap penggunaan metode observasi dan wawancara (Sugiyono:2011).
(4) Kuesioner atau Lembar Penilaian
(Sugiyono:2011). Sekaran (dalam Sugiyono, 2011) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai alat pengumpul data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
f. Menentukan Teknik Analisis Data
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi paparan mengenai penelitian evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif. Metode penelitian meliputi: jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis data dan tahapan pelaksanaan penelitian.
A. Jenis Penelitian
Penelitian evaluasi adalah penelitian yang membandingkan atau menilai sejauhmana ketercapaian pelayanan program dengan kriteria atau patokan tertentu. Pengertian tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Badrujaman (2011:16) bahwa evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap keberhargaan dan keberhasilan suatu program yang dilakukan melalui pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis data yang akan dijadikan dasar untuk membuat keputusan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Ijin Penelitian ini diperoleh selama tiga bulan yang dimulai pada 02 Mei 2013 sampai dengan 02 Agustus 2013 bertempat di SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman. Waktu penelitian yang digunakan peneliti untuk mengambil data penelitian pada tanggal 16 Mei 2013 dan 23 Mei 2013. System yang digunakan adalah sistem kunjung yang berarti peneliti tidak berada setiap hari di sekolah, melainkan hanya pada saat mengambil data dan ada kepentingan lain terkait penelitian.
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah program layanan dasar (bimbingan klasikal) bimbingan dan konseling komprehensif Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel penelitian layanan dasar bimbingan klasikal terdiri dari dua materi bimbingan klasikal yaitu HIV dan AIDS serta Hikmah Suatu Masalah. Sumber informasi dari penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling serta siswa kelas XI di SMAN 1 Ngemplak Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Hal tersebut dilakukan dikarenakan adanya pertimbangan tertentu (Sugiyono:2011).
D. Desain Penelitian
penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.
Desain ini dibuat untuk meyakinkan bahwa evaluasi proses yang dilakukan terstruktur dan sesuai dengan aturan evaluasi proses. Desain evaluasi proses layanan dasar (bimbingan klasikal) program bimbingan dan konseling komprehensif dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.
Desain Perencanaan Evaluasi Proses Bimbingan Klasikal Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Evaluasi Proses Layanan Dasar (Bimbingan Klasikal)
Waktu Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
Pemberian Materi Bimbingan Klasikal
Penggunaan Media Bimbingan Klasikal
Penggunaan Metode BimbinganKlasikal
Ketercapaian Materi Bimbingan Klasikal Keterlaksanaan Bimbingan Klasikal
Kelebihan dan kelemahan
E. Instrumen Penelitian
Penyusunan Instrumen dalam penelitian ini berdasarkan kriteria keberhasilan evaluasi proses layanan dasar (bimbingan klasikal) program bimbingan dan konseling komprehensif. Kriteria evaluasi proses layanan dasar (bimbingan klasikal) program bimbingan dan konseling komprehensif di SMA Negeri 1 Ngemplak sebagai berikut:
Tabel 5.
Kriteria Evaluasi Aspek Proses Bimbingan Klasikal Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman
Tahun Ajaran 2012/2013
Komponen Indikator Kriteria Sumber Data
Proses
Keterlaksanaan
Program Bimbingan Program terlaksana Guru BK Waktu Pelaksanaan Sesuai rencana Guru BK Pemberian Materi
1. Jenis Instrumen
a. Angket/Lembar Penilaian Proses Bimbingan Klasikal
Angket/lembar penilaian dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui penilaian peserta didik terhadap proses bimbingan klasikal. Lembar penilaian berisi dua puluh butir pernyataan. Butir pertanyaan dalam lembar penilaian disusun berdasarkan indikator keberhasilan dalam kriteria penilaian bimbingan klasikal di kelas XI SMA Negeri 1 Ngmplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013. Kriteria lembar penilaian dapat dituliskan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 6.
Kriteria Penilaian Proses Bimbingan Klasikal di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013
Komponen Indikator Kriteria Sumber Data
Masing-masing indikator dalam kriteria penilaian proses bimbingan klasikal diuraikan dalam lima pernyataan. Pernyataan yang disusun dalam lembar penilaian mengarah pada pernyataan yang mendukung evaluasi proses layanan dasar (bimbingan klasikal) program bimbingan dan konseling komprehensif. Dalam lembar penilaian ini terdapat empat alternatif jawaban.
Alternatif jawaban terdiri dari “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S),
“Tidak Setuju” (TS) dan “Sangat Tidak Setuju” (STS). Penentuan skor
alternatif jawaban berdasarkan alternatif jawaban. Skor 4 untuk alternative
jawaban “Sangat Setuju”. Skor 3 untuk “Setuju”, skor 2 untuk “Tidak
Setuju” dan 1 untuk “Sangat Tidak Setuju”. Lembar penilaian
selengkapnya terdapat pada lampiran 1.
b. Pedomen Wawancara Proses Bimbingan Klasikal
Panduan wawacara dalam penelitian ini disusun berdasarkan kriteria penilaian proses bimbingan klasikal. Panduan ini berisi pertanyaan-pertanyaan terkait kriteria keberhasilan evaluasi proses. Panduan ini berisi enam belas perntanyaan. Panduan wawancara ini digunakan sebagai alat untuk mempermudah peneliti dalam memberikan pertanyaan kepada narasumber sesuai dengan kriteria keberhasilan evaluasi proses bimbingan klasikal.
Hasil wawancara pada penelitian ini dijadikan sebagai data pendukung. Panduan wawancara lengkap terdapat pada lampiran 2.
c. Pedoman Observasi Evaluasi Proses Bimbingan Klasikal
Panduan observasi evaluasi proses layanan dasar (bimbingan klasikal) program bimbingan dan konseling komprehensif merupakan panduan yang berisi panduan pengamatan terhadap proses bimbingan klasikal. Panduan observasi evaluasi proses layanan dasar program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan kriteria keberhasilan evaluasi proses layanan dasar (bimbingan klasikal) program bimbingan dan konseling komprehensif. Kriteria keberhasilan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 7.
Kriteria Panduan Observasi Evaluasi Proses Bimbingan Klasikal Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak,
Sleman, Tahun Ajaran 2012/2013
Komponen Indikator Kriteria Sumber Data
Proses
Pelaksanaan Sesuai rencana Guru BK
diperlukan untuk memperjelas hasil pengamatan. Panduan observasi selengkapnya terdapat pada lampiran 3.
d. Studi Dokumen Proses Bimbingan Klasikal
Dokumen yang menjadi bahan studi adalah dokumen Rencana Pemberian Layanan (RPL/SATLAN). Dokumen RPL/SATLAN digunakan sebagai data untuk mengetahui proses bimbingan klasikal. Cara pengambilan data melalui dokumen ini adalah dengan mencocokkan dengan panduan observasi yang telah disusun oleh peneliti. Proses yang tercatat dalam RPL/SATLAN disesuaikan dengan kriteria keberhasilan
evaluasi yang disusun oleh peneliti dengan cara mencentag kolom “sesuai”
atau “tidak sesuai”. Hal tersebut dilakukan saat proses bimbingan klasikal
berlangsung untuk mengetahui proses yang berlangsung sesuai atau tidak sesuai dengan proses yang terjadi di kelas. Studi dokumen selengkapnya terdapat pada lampiran 4.
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
konsistensi hasil pengukuran. Validitas dan reliabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan alat yang digunakan, yaitu:
a. Angket/Lembar Penilaian 1) Validitas Konstrak
Sugiyono (2011) menjelaskan untuk menguji validitas konstrak dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan telah diuji oleh ahli yaitu J. Donal Sinaga, M.Pd. Hasil yang diperoleh melalui uji ahli tersebut yaitu perlu dilakukan perbaikan kalimat pernyataan untuk menjadi kalimat yang efektif sehingga mudah dipahami.
2) Uji Validitas Empirik
Setelah melakukan uji validitas konstrak maka tahap selajutnya adalah melakukan uji coba kuesioner (uji empirik). Menurut Purwanto (2007) teknik uji yang digunakan menggunakan rumus korelasi product-moment sebagai berikut:
r = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir n = jumlah subyek
X = skor butir atau aspek Y = skor skala
Menurut Sugiyono (2011: 178) bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstrak yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik. Namun apabila kurang daripada 0,3 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan (Azwar, 2011: 103).
Pengambilan data penilaian dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2013. Perhitungan validitas dapat dihitung menggunakan rumus product-moment. Selain itu juga dapat dihitung melalui SPSS. Perhitungan validitas menggunakan SPSS selengkapnya terdapat pada lampiran 5.
3) Reliabilitas
Reliabilitas adalah taraf keajegan lembar penilaian. Bila dilakukan pengukuran di waktu yang berbeda pada kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Perhitungan reliabilitas dapat dihitung menggunakan dua rumus.
Keterangan:
rxy = koefisien reliabilitas belahan ganjil-genap X = belahan ganjil
Y = belahan genap N = jumlah siswa
Koefisien korelasi antar item-item ganjil dan item-item genap yang diperoleh dari hasil perhitungan rumus di atas baru mencerminkan taraf reliabilitas separuh atau setengah tes. Untuk memperoleh taraf reliabilitas satu tes digunakan formula koreksi dari Spearman Brown. Rumusnya adalah:
ri= 2rb 1+rb Keterangan:
ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen rb = korelasi belahan ganjil-genap
Kemudian ditentukan derajat reliabilitas dengan berpedoman dengan daftar indeks korelasi reliabilitas (Masidjo, 1995: 209) seperti yang disajikan dalam tabel 5.
Tabel 8. Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
±0,91 - ±1,00 Sangat Tinggi
±0,71 - ± 0,90 Tinggi
±0,41 - ± 0,70 Cukup
±0,20 - ± 0,40 Rendah
Hasil penghitungan uji reliabilitas
ri
=
2rb1+rb
ri
=
2. 0,7241+ ,724
r
i=
1,448 1,724
ri= 0,84
Setelah dikoreksi dengan rumus Spearman Brown diperoleh koefisien reliabilitas ri= 0,840. Atas dasar taraf signifikasi 5% untuk N = 40 dituntut rxy = 0,312 (Sugiyono, 2011). Jadi taraf reliabilitas yang diperoleh ternyata signifikan pada taraf 5% ( ri = 0,840 > 0,355); ini termasuk tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliabel.
Uji coba skala penilaian dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2013. Data uji coba ini digunakan oleh peneliti sebagai data penelitian. Data uji coba terpakai ini digunakan kerena peneliti memperhitungkan ijin penelitian yang telah diberikan dari pihak sekolah karena pengambilan data dekat dengan UAS.
b. Observasi, Wawancara dan Studi Dokumen
dokumen sama dengan kenyataan lapangan. Cara yang digunakan adalah menggunakan teknik triagulasi data. Pada penelitian ini peneliti memiliki mitra kolaboratif dalam pengambilan data observasi proses bimbingan klasikal dan pengecekan RPL/SATLAN. Pada data wawancara, peneliti melakukan wawancara kepada dua siswa.
Selain uji kredibilitas instrument, peneliti dapat menguji reliabilitas atau uji dependability instrument. Uji dependability bertujuan untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan reliabel. Dapat dikatakan reliabel jika proses yang dilakukan dalam penelitian ini dapat diulangi oleh orang lain. Yang melakukan audit proses penelitian ini adalah auditor. Uji dependability dilakukan karena kekhawatiran adanya manipulasi data penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menggolah angket atau lembar penilaian siswa. Sedangkan analisis data kualitatif digunakan untuk menggolah data observasi, wawancara dan studi dokumen.
1. Analisis Data Angket/Lembar Penilaian