• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN INNOVATION AND DIFFUSION THEORY (IDT) DAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN INNOVATION AND DIFFUSION THEORY (IDT) DAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013

E 117

ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN

INNOVATION AND DIFFUSION THEORY

(IDT) DAN

TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL

(TAM)

Slamet Erma Yudi, Johan J.C. Tambotoh

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga

email :682010026@student.uksw.edu, johan.tambotoh@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Adopsi teknologi informasi diharapkan mendukung terciptanya peningkatan kinerja organisasi. Namun dalam praktiknya, implementasi dan pembaharuan teknologi informasi bukan berarti berlangsung tanpa masalah. Dalam bidang pendidikan teknologi informasi telah banyak dimanfaatkan salah satunya untuk pendataan pendidikan. Penerapan teknologi informasi untuk pendataan pendidikan diharapkan mampu mencapai rencana strategis pembangunan pendidikan nasional. Tetapi di sisi lain penerapan sistem informasi pendataan pendidikan memberikan dampak negatif bagi pengguna. Sulitnya pengguna pada proses adaptasi terhadap penerapan sistem informasi baru menyebabkan proses pendataan pendidikan menjadi rumit karena yang pada awalnya dilakukan secara manual saat ini dilakukan berbasis internet. Selain itu sulitnya operator untuk adaptasi dengan sistem informasi baru juga menyebabkan tingkat konsistensi pengumpulan data pendidikan tidak merata.

Kerangka Innovation and Diffusion Theory (IDT) yang meliputi relative advantage, compatibility, complexity, trialability dan observability serta kerangka Technology Acceptance Model (TAM) yang melihat persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of use) dengan metode deskriptif kualitatif telah mampu mengeksplorasi persepsi pengguna terhadap pemanfaatan teknologi informasi secara spesifik.

Latar belakang pendidikan, sumber daya manusia, karakteristik pribadi pengguna, perubahan sistem dan pengenalan/pelatihan sistem informasi merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses difusi inovasi guna mengarahkan persepsi pengguna terhadap pemanfaatan teknologi informasi agar dapat digunakan secara optimal. Adopsi teknologi informasi akan dapat dengan cepat diterima oleh lingkup sosial apabila memiliki karateristik berupa tingkat penggunaan yang mudah, memberi manfaat dan memberi nilai tambah bagi individu maupun organisasi.

Kata Kunci : Adopsi Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pendataan Pendidikan, Innovation and Diffusion Theory (IDT), Technology Acceptance Model (TAM), Deskriptif Kualitatif

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan satu hal yang tidak dapat dihindari oleh seluruh aspek kehidupan masyarakat. Saat ini teknologi informasi sudah banyak digunakan sebagai pendukung proses bisnis di berbagai instansi. Selama dua puluh tahun terakhir perubahan untuk implementasi sistem informasi dalam organisasi telah meningkat (Oudahi, 2008). Modernisasi teknologi informasi dan komunikasi sebagai pendukung proses bisnis juga berdampak pada kemajuan suatu organisasi. Namun dalam praktiknya, implementasi dan pembaharuan teknologi informasi bukan berarti berlangsung tanpa masalah.

Program perencanaan pendidikan nasional merupakan salah satu bagian penting dalam proses mewujudkan rencana strategis pembangunan pendidikan nasional yaitu peningkatan akses, mutu, tata kelola dan akuntabilitas pendidikan nasional (Priowirjanto, Prakoso, Nuryanto, dan Mustafa, 2008). Untuk mencapai rencana strategis pembangunan pendidikan nasional tersebut, berbagai sistem informasi pendataan pendidikan digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan data pendidikan, seperti Dapodik (Data Pokok

Pendidikan), PAS (Paket Aplikasi Sekolah), EDS (Evaluasi Data Sekolah) dan lainnya.

Adanya aplikasi pendataan pendidikan diharapkan setiap sekolah dapat dengan mudah dan tertib dalam melakukan pendataan pendidikan. Namun di sisi lain penerapan sistem informasi pendataan pendidikan memberikan dampak negatif bagi operator dan sekolah yaitu munculnya kesulitan pada proses adaptasi terhadap penerapan sistem informasi baru yang dapat mempengaruhi proses pendataan menggunakan aplikasi pendataan pendidikan. Hal tersebut menyebabkan proses pendataan yang dilakukan oleh operator menjadi sulit karena yang pada awalnya dilakukan secara manual saat ini dilakukan berbasis internet. Selain itu sulitnya operator untuk adaptasi dengan sistem informasi baru juga menyebabkan tingkat konsistensi pengumpulan data pendidikan tidak merata.

Berbagai kerangka teori dikembangkan untuk mendukung proses adopsi inovasi terkait teknologi informasi, diantaranya adalah Innovation

and Diffusion Theory (IDT) dan Technology

Acceptance Model (TAM). Innovation and

Diffusion Theory (IDT) adalah sebuah teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu ide baru diterapkan (Rogers, 1995), sedangkan

(2)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013

E 118

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan

sebuah model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor‐faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi (Davis, 1986). Kedua model tersebut telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian, dengan tujuan untuk menilai penerapan teknologi informasi dalam organisasi sebagai sumber daya yang mampu meningkatkan efektivitas kerja (Taylor & Todd, 1995). Model Innovation and Diffusion Theory

(IDT) dan Technology Acceptance Model (TAM) akan dijadikan model penelitian untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang berpengaruh terhadap proses pengumpulan data pendidikan yang berjalan selama ini yang berdampak pada sulitnya pendataan pendidikan berbasis teknologi informasi dan tingkat konsistensi pengumpulan data pendidikan yang tidak merata.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi secara lebih mendalam dan juga untuk memahami fenomena yang ada dilapangan secara spesifik tanpa adanya manipulasi apapun (Ali, Mohammad, 1984) (Borg & Walter, 1979). Pertanyaan-pertanyaan wawancara yang disampaikan kepada

key informant akan mendapatkan penjelasan yang lebih spesifik sesuai dengan pengalaman dan apa yang dirasakan selama ini, sehingga peneliti dapat terhindar dari bias asumsi yang biasa dibuat oleh para peneliti.

Tahapan Penelitian

Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian ini, tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Observasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung terhadap aktivitas pendataan pendidikan.

Wawancara (interview), yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui tanya jawab dengan pihak yang berwenang melakukan pendataan pendidikan untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian.

Dokumentasi atau studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat data-data dari dokumen atau arsip yang ada di Disdikpora. Model Penelitian

Lima karakteristik dari Innovation and Diffusion Theory (IDT) dan dua konstruk dari Technology

Acceptance Model (TAM) akan dijadikan sebuah

model penelitian yang akan mengidentifikasi berbagai faktor yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pengguna dalam menggunakan sistem informasi pendataan pendidikan yang berdampak

Tahap Analisa Data Tahap Pengumpulan Data Tahap Penyusunan Laporan & Publikasi Tahap Perencanaan Luaran 1 · Pencatatan dan pemetaan terhadap temuan permasalahan terkait pendataan pendidikan yang ada di Disdikpora kota Salatiga.

· Pemetaan permasalahan dan desain pemecahan masalah

· Surat izin penelitian yang diterbitkan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Luaran 2

· Perolehan data dari key informant yang merupakan operator dari Dapodik/PAS yang dianggap cukup representatif mulai jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari total empat kecamatan se-kota Salatiga

Luaran 3

· Transkripsi data dalam bentuk teks

· Pengkategorian temuan penelitian

· Model penerimaan teknologi informasi dari sistem informasi pendataan pendidikan sebagai dasar pengambilan kebijakan Disdikpora kota Salatiga untuk mengoptimalkan peran teknologi informasi

Luaran 4

· Laporan penelitian dan punyusunan jurnal untuk dipublikasikan · Observasi · Analisis Permasalahan dan Menentukan Tindakan Pemecahan Masalah · Perizinan Penelitian · Wawancara · Reduksi Data · Deskripsi Data · Kesimpulan · Penulisan Jurnal Penelitian

(3)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013

E 119

pada sulitnya pendataan pendidikan berbasis

teknologi informasi dan tingkat konsistensi pengumpulan data pendidikan yang tidak merata.

Model penelitian yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2 Model Penelitian

Key Informant

Proses wawancara pertama kali dilakukan kepada Budi Santoso, Staff Sub.Bag.Perencanaan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Salatiga, kemudian dilanjutkan ke 25 sekolah yang meliputi 10 jenjang sekolah dasar (SD), 5 jenjang sekolah menengah pertama (SMP), 5 jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan 5 jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) yang dipilih dan dianggap cukup representatif dari jumlah total 4 kecamatan se-kota Salatiga.

Dari jumlah total 25 key informant, 2 diantaranya tidak dapat dimintai keterangan karena merupakan operator baru dan selama ditinggal operator yang belum melakukan proses pendataan pendidikan, sedangkan 1 diantaranya tidak ingin dimintai keterangan karena memang selama ini sangat minim untuk pengumpulan data pendidikan. Beberapa data dari key informant didapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Data Key Informant

Jenis Kelamin

n Usia (Tahun)

N Jabatan N Pendidikan n Pengalaman Menggunakan

Komputer (Tahun)

n

Laki-Laki 16 <30 8 Pengajar 15 FKIP 10 <2 0

Perempuan 7 31-40 11 Non pengajar 8 TI 7 3-6 8 41-50 3 SMK 2 7-10 7 51-60 1 SMA 3 >10 8 SMP 1 Jumlah 23 23 23 23 23

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari proses wawancara yang telah dilakukan kepada masing-masing key informant

didapatkan berbagai temuan terkait pemanfaatan sistem informasi pendataan pendidikan yang dibagi sesuai dengan kategori masing-masing temuan yang ada dilapangan, yaitu pemahaman Innovation and

Diffusion Theory (IDT) dan Technology Acceptance

Model (TAM).

Innovation and Diffusion Theory (IDT)

Trialability

Selama ini wawasan teknologi informasi dan latar belakang pendidikan dari operator tidaklah berpengaruh terhadap pemanfaatan sistem informasi pendataan pendidikan. Wawasan teknologi informasi dari operator sebagian besar telah mencukupi untuk menggunakan sistem informasi pendataan pendidikan, hanya saja sosialisasi dan pelatihan terhadap sistem informasi pendataan pendidikan yang dianggap masih sangat kurang.

Ariska Pramudiasti (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SD Cebongan

(4)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013

E 120

1) menjelaskan bahwa : “Untuk wawasan teknologi

informasi mungkin sudah cukup mas, tapi karena tidak ada sosialisasi tadi jadi pendataannya ya kurang jelas, lha wong belajarnya cuma dari tutorial-tutorial tok”.

Serta penuturan dari Endro Febrianto (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SMA Kristen 1) menjelaskan bahwa : “Untuk latar belakang pendidikan saya rasa tidak berpengaruh, semua bisa asal ditraining dan dilakukan evaluasi bersama tentang apa yang harus diperbaiki”. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa wawasan teknologi informasi dan latar belakang pendidikan tidak mempengaruhi pendataan pendidikan berbasis teknologi informasi. Hanya saja tingkat sosialisasi dan pelatihan sangat kurang karena selama ini operator sistem informasi pendataan pendidikan sangat minim mendapatkan pelatihan serta monitoring evaluasi dan sekedar belajar menggunakan sistem informasi pendataan pendidikan dari tutorial-tutorial saja. Dalam adopsi inovasi, karakteristirk Trialability IDT sudah cukup memenuhi pada sistem informasi pendataan pendidikan. Kemampuannya untuk dicoba dengan landasan terbatas terlihat ketika tanpa melihat latar belakang pendidikan dari pengguna, sistem informasi tersebut mampu digunakan untuk melakukan pengumpulan data pendidikan.

Compatibility

Dalam proses pengumpulan data pendidikan, peran sistem informasi pendataan pendidikan sudah dianggap sesuai dengan kebutuhan pengguna maupun sekolah. Namun beberapa sekolah masih menganggap pemanfaatan sistem informasi pendataan pendidikan merupakan sebuah tuntutan yang harus dilakukan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Robbi Tanggara (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SD Salatiga 05) dengan tegas menjelaskan : “Ya..karena ini tuntutan dari dinas, mau ndak mau harus menggunakan dapodik, setiap sekolah pun dituntut untuk menjalankan dapodik itu dengan operator masing-masing”

Dan juga pendapat dari Budi Santoso (salah satu staff Sub.Bag.Perencanaan Disdikpora kota Salatiga) : “Untuk sekolah memang harus mendukung, karena ada kebijakan dari pusat bahwa aplikasi itu dipakai nantinya untuk bantuan, untuk tunjangan guru dan bantuan lain termasuk BOS, jadi aplikasi itu harus dipakai, kalau ndak ya ndak dapat bantuan”

Berdasarkan penjelasan di atas tampak bahwa pemanfaatan sistem informasi pendataan selama ini tanpa melihat tingkat kebutuhan pengguna dan sekolah, tapi lebih melihat kepentingan pemerintah pusat sebagai bahan pengambilan kebijakan. Dengan demikan karakteristik Compatibility dalam IDT kurang terpenuhi karena pada dasarnya

penerapan sistem informasi pendataan pendidikan kurang memperhatikan tingkat kesesuaian kebutuhan dari pengguna dan sekolah, sehingga yang ada penggunaan sistem informasi pendataan pendidikan selama ini dilakukan atas dasar tuntutan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat.

Complexity

Sering terjadinya perubahan pada sistem informasi pendataan, baik dari segi tampilan ataupun fungsi dan juga fasilitas internet yang kurang memadai, menjadi suatu kendala bagi operator sekolah dalam melakukan pengumpulan data pendidikan.

Endro Febrianto (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SMA Kristen 1) menjelaskan bahwa : “Nah itu salah satu yang jadi kendala dulu sempat kan waktu itu data satu tahun belum di update, wong inputnya aja belum selesai, kan harus satu tahun pelajaran dulu, tapi ditengah-tengah sudah dirubah lagi, kan tidak konsisten” Serta penjelasan dari Ariska Pramudiasti (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SD Cebongan 1): “Kendalanya ya jaringan internetnya karena disekolah kami kan sinyalnya tidak begitu bagus, koneksinya itukan kalau semua lagi memakai ada kendala seperti error

dan penjelasan dari Jundi Azis (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SMAN 3 Salatiga) : “Yang jelas kalau internetnya lambat ya jelas itu jadi problem”

Karakteristik Complexity dalam IDT melihat sebuah inovasi akan dapat cepat diterima oleh kelompok sosial ketika memiliki tingkat kerumitan dan kompleksitas yang rendah. Melihat penjelasan di atas tampak bahwa tingkat kesulitan bagi pengguna sangat tinggi. Belum sepenuhnya operator sekolah memahami proses pendataan pendidikan berbasis teknologi informasi, sudah terjadi perubahan kembali dari sistem informasi yang digunakan. Ditambah lagi koneksi internet yang kurang memadai menjadi kendala utama bagi pengguna dalam melakukan pendataan pendidikan. Dengan demikian, terlihat bahwa sistem informasi pendataan pendidikan memiliki tingkat kerumitan dan tingkat kompleksitas yang tinggi bagi pengguna.

Observability

Diterimanya bantuan dari pemerintah pusat untuk sekolah dianggap sebuah hasil dari penggunaan sistem informasi pendataan pendidikan selama ini. Perbedaan yang dirasakan adalah proses turunnya bantuan untuk sekolah menjadi lebih cepat dibandingkan pendataan yang dilakukan secara manual sebelumnya.

Atin (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SMPN 1 Salatiga) menyatakan

(5)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013

E 121

bahwa : “Untuk sejauh mana hasilnya ya mungkin

tunjangan dan sertifikasi guru itu ya mas sama bantuan dari pemerintah seperti dana BOS”

Serta penuturan Jundi Azis (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SMAN 3 Salatiga) : “Secara garis besar uang langsung masuk ke kita, kalau dulu kan lama, lewat dinas nunggu surat perintah nunggu tandatangan walikota, kalau sekarang uang itu langsung ke rekening kita, tapi hati-hati dalam mengupdate

kalau updatenya lama ya uangnya lama juga” Karakteristik Observability dalam IDT melihat sejauh mana hasil inovasi dapat diamati dan terlihat oleh orang lain. Dari penjelasan diatas tampak bahwa sekolah melihat hasil dari penerapan sistem informasi pendataan pendidikan yang digunakan berupa bantuan yang diterima dari pemerintah pusat menjadi lebih cepat. Oleh karena itu, sistem informasi pendataan pendidikan telah memenuhi karakteristik Observability dalam IDT.

Relative Advantage

Dari pemanfaatan sistem informasi pendataan pendidikan, perubahan positif yang dapat dirasakan secara langsung adalah proses pengumpulan data pendidikan tanpa harus menggunakan kertas, mempercepat pencarian data-data sekolah dan juga sekolah memiliki data-data-data-data yang lebih lengkap.

Robbi Tanggara (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SD Salatiga 05) dengan tegas menjelaskan : “Ya kalau dulunya itu mengumpulkan datanya melalui handout-handout, sekarang tinggal online langsung selesai”

Serta penjelasan dari Fitri Ana (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SMP Pangudi Luhur) : “Perubahan positifnya apa ya, ya perubahan positifnya kami memiliki data-data yang lebih lengkap dari sebelumnya”

Karakteristik Relative Advantage dalam IDT melihat penerapan suatu inovasi dianggap membawa perubahan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Melihat penjelasan di atas, penerapan sistem informasi pendataan pendidikan telah membawa perubahan yang lebih baik bagi pengguna dan sekolah, dimana proses pengumpulan data pendidikan dilakukan secara online dan lebih menghemat kertas dan juga data-data sekolah menjadi lebih lengkap karena memiliki atribut yang kompleks.

Technology Acceptance Model (TAM)

Perceived Ease of Use (PEU)

Tingkat kemudahan penggunaan sistem informasi pendataan pendidikan masih tergolong rumit, sehingga persepsi pengguna terhadap penggunaannya masih sedikit menyulitkan.

Ariska Pramudiasti (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SD Cebongan 1) menjelaskan bahwa : “Gampang-gampang susah kalau itu, kalau kita belum diberi sosialisasinya hanya dikasih seperti pedoman-pedomannya kita masih agak bingung kan”

Serta penjelasan dari Jundi Azis (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SMAN 3 Salatiga) : “Ya itu tadi kembali ke pelatihannya, karena memang selama ini sangat kurang pelatihan jadi memang sulit digunakan”

Perceived Ease of Use dalam TAM melihat

persepsi pengguna dari tingkat kemudahan penggunaan sistem informasi. Penjelasan di atas terlihat kembali bahwa pelatihan menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap sulitnya penggunaan sistem informasi pendataan pendidikan. Sosialisasi dan pelatihan intensif sangat diperlukan guna mempermudah penggunaan bagi pengguna. Oleh karena hal tersebut dapat membentuk persepsi pengguna yang masih merasa sulit untuk menggunakan sistem informasi pendataan pendidikan.

Perceived Usefulness

Salah satu harapan dari pemanfaatan sistem informasi adalah mampu meningkatkan kinerja suatu organisasi. Dalam upaya peningkatan kinerja, sistem informasi pendataan pendidikan dianggap sudah cukup membantu. “Iya betul, sangat membantu” begitulah penjelasan dari Yenirusdi Widyanto (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SD Tegalrejo 03). Serta penjelasan dari Thomas Tri Maryata (operator sistem informasi pendataan pendidikan dari SMP Stella Matutina) : “Tentunya bisa meningkatkan kinerja kita, karena terkomputerisasi dan data menjadi lebih spesifik”.

Perceived Usefulness dalam TAM melihat tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya. Dari penjelasan di atas tampak bahwa dengan adanya sistem informasi dapat meningkatkan kinerja dalam hal pendataan pendidikan. Namun perlu adanya evaluasi dan monitoring bersama guna meningkatkan akurasi dan kualitas data pendidikan. Hal tersebut membentuk persepsi pengguna yang menganggap sistem informasi tersebut bermanfaat bagi mereka. Berdasarkan beberapa temuan di atas tampak bahwa masih ada berbagai kendala yang muncul dari pemanfaatan sistem informasi pendataan pendidikan selama digunakan sebagai sistem pendataan pendidikan. Sebuah model penerimaan teknologi informasi diperoleh berdasarkan analisis Innovation and Diffusion Theory dan Technology Acceptance Model (TAM) seperti terlihat pada gambar 3 dibawah ini.

(6)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013

E 122

Gambar 3 Model Penerimaan Teknologi Informasi

Gambar 3 di atas merupakan model penerimaan teknologi informasi yang terbentuk dari beberapa faktor yang memiliki pengaruh kuat terhadap pemanfaatan sistem informasi pendataan pendidikan yang mengacu pada masing-masing konstruk dari kedua model. Beberapa faktor tersebut secara langsung mengarah pada persepsi pengguna yang meliputi dampak yang dirasakan dan tingkat penggunaannya. Semakin rumit digunakan sistem informasi yang diterapkan semakin rendah tingkat penggunaannya. Semakin kecil dampak positif yang dirasakan semakin kurang bermanfaat sistem informasi tersebut untuk digunakan.

KESIMPULAN

Temuan diperoleh dari hasil analisis yang menunjukkan model penerimaan teknologi informasi dari pengguna (Gambar 3). Beberapa faktor yang masih menjadi kendala dalam melakukan pendataan pendidikan diantaranya proses pendataan dilakukan atas dasar tuntutan, terjadinya perubahan sistem dari waktu ke waktu, infrastruktur jaringan internet yang kurang memadai dan juga pelatihan yang masih kurang. Hal tersebut perlu diperhatikan dalam proses difusi inovasi untuk mengarahkan persepsi pengguna terhadap pemanfaatan teknologi informasi agar dapat digunakan secara optimal.

Mengarah pada penelitian yang dilakukan oleh Jamal Oudahi (2008) yang menyebutkan kurangnya pelatihan dan keahlian menyebabkan proses pemanfaatan sistem informasi menjadi kurang optimal. Selain itu, Tshabalala, Ndeya & Merwe (2013) juga menyatakan dukungan organisasi dan juga infrastruktur yang cukup memadai dibutuhkan untuk memaksimalkan peran teknologi informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad., 1984. Penelitian Kependidikan dan Strategi, Penerbit Angkasa Bandung.

Borg & Walter, R., 1979. Educational Researc, Longman Inc (3rd Edition), New York. Davis, F.D. 1986. A Technology Acceptance

Model for Empirically Testing New End-User Information Systems: Theory and Results.

Doctoral Dissertation, MIT Sloan School of

Management, Cambridge, MA.

Ouhadi, Jamal. 2008. A Qualitative Analysis of Factors Associated with User Acceptance and Rejection of a New Workplace Information System in the Public Sector; A Conceptual Model. Canadian Journal of Administrative Sciences, Vol. 10. No. 25: 201-213.

Priowirjanto, Prakoso, Nuryanto, dan Mustafa, 2008. Penerapan Sistem Pengelolaan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK). Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia, Jakarta.

Rogers, E. M. 1995. Diffusion of innovations (4th Ed.). New York: Free Press.

Taylor, S., & Todd, P. A. 1995. Understanding Information Technology Usage: A Test of Competing Models. Information Systems Research, 6 (1), 144-176.

Tshabalala, M., Ndeya, C.N., & Merwe, T. Vd. (2013). Academic Staff’s Challenges in Adopting Blended Learning: Reality at a

Developing University. Academic

Conferences & Publishing International Ltd, 396-403.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Disdikpora kota Salatiga yang telah memberikan izin penelitian dan juga sekolah-sekolah yang telah mendukung dan ikut serta sebagai key informant dalam penelitian ini.

Gambar

Gambar 1 Tahapan Penelitian
Tabel 1. Data Key Informant  Jenis
Gambar 3 Model Penerimaan Teknologi Informasi  Gambar  3  di  atas  merupakan  model    penerimaan  teknologi  informasi  yang  terbentuk  dari  beberapa  faktor  yang  memiliki  pengaruh  kuat  terhadap  pemanfaatan  sistem  informasi  pendataan  pendidik

Referensi

Dokumen terkait

peranan bimbingan orang tua dalam memotivasi belajar siswa. Peneliian dilakukan di SMP Islam Parung Bogor, bimbingan yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya

Perencanaan, Pada tahap perencanaan ini, hal- hal yang dilakukan guru adalah : 1) Menyusun perbaikan rencana kegiatan belajar mengajar; 2) Menyusun perbaikan pedoman

matematika tersebut dapat dilihat apakah model yang dihasilkan telah sesuai dengan rumusan sebagaimana formulasi masalah nyata yang dihadapi. Hubungan antara

thermogun para peserta yang suhu badannya dibawah 38 derajat bisa mengikuti kegiatan. Pelatihan dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu, pada Sesi 1 materi dimulai

kesulitan dalam menjawab pertanyaan dibanding siswa perempuan. Sering kali guru memberikan waktu yang lebih lama kepada siswa laki-laki untuk menjawab.. pertanyaan,

Penulis juga aktif menulis di beberapa jurnal ilmiah nasional yang terakreditasi maupun yang tidak terakreditasi serta telah menulis buku yang berjudul “Tindak Pidana

Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui atau menganalisa seberapa besar kemampuan dari arester polimer dan arester keramik dalam melakukan pemotongan

Begitupun sebaliknya menyadari bahwa lembaga pendidikan sangat membantu mereka untuk menyiapkan SDM yang berkualitas tentu sesuai dengan keinginan mereka sendiri dengan