Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Ndaru Sujiwo
012214143
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Y O G Y A K A R T A
iv
Bukan Kebesaran yang menentukan menang atau kalah, yang penting jadilah
wajar apa adamu dan menjadi dewasa
v
Skripsi yang telah kususun ini, kupersembahkan kepada:
Tuhan Yang Maha Esa
Papa dan Mamaku
Kakakku & Adekku
vi
PENGALAMAN BELANJA TERHADAP MINAT UNTUK BERBELANJA KEMBALI PADA SWALAYAN ASIA BARU DI SOLO, JAWA TENGAH
Yohanes Ndaru Sujiwo
UNIVERSITAS SANATA DHARMA Y O G Y A K A R T A
2 0 0 9
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengalaman belanja (perilaku lampau) terhadap minat konsumen untuk berbelanja kembali.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey. Adapun lokasi penelitian adalah di swalayan Asia Baru Solo, Jawa Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah berbelanja pada swalayan Asia Baru di Solo Jawa Tengah dengan jumlah sampel sebesar 100 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan regresi linier sederhana.
vii
SHOPPING EXPERINCE ON THE INTENTION TO REPURCHASE AT ASIA BARU DEPARTMENT STORE SOLO, CENTRAL JAVA
Yohanes Ndaru Sujiwo
SANATA DHARMA UNIVERSITY Y O G Y A K A R T A
2 0 0 9
The purpose of this research was to determine the effect of shopping experience (past behavior) on customer’s intention to repurchase.
The type of research conducted was survey research. The location of research was Asia Baru Department Store Solo, Central Java. Population in this research was all customers who had ever shopped at Asia Baru Department Store Solo Central Java with 100 respondents as research samples. The sampling technique used was non probability sampling technique. Data analysis techniques used were descriptive statistic and simple linear regression analysis.
viii
atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melakukan penelitian dengan
lancar dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana ekonomi, program studi manajemen. Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih pada:
1. Rektor, Wakil Rektor dan Pembantu Rektor yang telah memberikan
pengarahan, bimbingan dan informasi selama masa kuliah.
2. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si, Akt., QIA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogjakarta.
3. V. Mardi Widyadmono SE., MBA, selaku Kaprodi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogjakarta.
4. V. Mardi Widyadmono, SE, MBA selaku pembimbing I yang telah menemani
dan membantu baik tenaga maupun pikiran dalam memberi bimbingan dan
nasehat selama penyusunan skripsi ini.
5. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberi bimbingan dan
nasehat dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Para Dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bimbingan semasa
kuliah dan nasehat-nasehat dalam mengajar sehingga penulis bisa mempunyai
ix mengenai kuliah dan sekitarnya.
8. Kedua orang tuaku yang sangat kucintai dan kusayangi. Terima kasih atas
kesabarannya dan juga dukungannya baik berupa doa, materi dsb.
9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Meskipun penulis berusaha menyelesaikan skripsi sebaik mungkin.
penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, tetapi juga merupakan sumbangan
bagi dunia akademis dan ilmiah.
x
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
A. Penelitian Sebelumnya ... 5
B. Landasan Teori ... 6
xi
A. Jenis Penelitian ... 21
B. Obyek Penelitin ... 21
C. Populasi dan Sampel ... 21
D. Teknik Penarikan Sampel ... 22
E. Besaran Sampel ... 22
F. Sumber Data ... 23
G. Teknik Pengumpulan Data ... 23
H. Operasional Variabel ... 23
I. Teknik Pengukuran ... 25
J. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25
K. Teknik Analisis Data ... 31
L. Pengujian Hipoteis ... 32
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Karakteristik Responden ... 34
B. Pengujian Hipotesis ... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
A. Kesimpulan ... 42
B. Saran ... 42
C. Keterbatasan... 43
DAFTAR PUSTAKA
xii
Tabel III.1 Hasil Uji Validitas Pengalaman Belanja ... 27
Tabel III.2 Hasil Uji Validitas Berbelanja Kembali ... 28
Tabel III.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 30
Tabel IV.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34
Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 35
Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 36
xiii
xiv Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Data Tryout (Ujicoba)
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4 Data Penelitian
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya daya beli masyarakat didasari oleh semakin kritisnya
konsumen dalam memilih dan membeli barang-barang yang mereka butuhkan
serta didukung oleh semakin kompleksnya kebutuhan manusia. Untuk
memenuhi berbagai kebutuhan manusia, terutama kebutuhan harian seperti:
sandang, pangan, dan lain-lain, kini banyak bermunculan bisnis yang bergerak
di bidang pengadaan barang-barang konsumsi dan kebutuhan sehari-hari.
Situasi tersebut didasari oleh dan para pemilik modal untuk mengembangkan
bisnis tempat-tempat perbelanjaan berupa bisnis retail.
Perkembangan bisnis retail saat ini sangat pesat karena ditunjang oleh
kemajuan teknologi serta adanya keinginan konsumen untuk dapat berbelanja
secara praktis, cepat, aman dan nyaman sehingga selera, keinginan dan
kebutuhan konsumen dapat dipenuhi. Banyaknya alternatif tempat
perbelanjaan menyebabkan persaingan bisnis retail semakin ketat.
Masing-masing tempat perbelanjaan menawarkan harga yang bersaing, pelayanan
yang baik, kelengkapan produk, desain dan tata letak produk yang menarik,
tempat parkir yang luas serta keamanan berbelanja. Konsumen dihadapkan
pada berbagai alternatif pilihan tempat perbelanjaan, sehingga mengakibatkan
para pengelola tempat perbelanjaan dituntut untuk dapat memahami perilaku
konsumen yang dibutuhkan untuk keberhasilan dalam pengambilan
Bila para pengelola tempat perbelanjaan dapat memuaskan dan
memenuhi harapan konsumen, maka mereka akan tertarik untuk berbelanja
kembali di tempat perbelanjaan tersebut. Perilaku konsumem (dalam hal ini
perilaku konsumen untuk berbelanja kembali atau repurchasing) dapat
diprediksi secara akurat dari perilaku masa lampau atau pengalaman belanja
sebelumnya.
Proses pengambilan keputusan oleh konsumen harus dipahami oleh
pemasar perusahaan dngan tujuan untuk membuat strategi yang tepat. Proses
pembuatan keputusan konsumen dalam membeli produk-produk tidak dapat
dianggap sama, tergantung pada jenis keterlibatan konsumen dalam
pengambilan keputusan karena pembelian yang memiliki keterlibatan rendah
menghasilkan perilaku pengambilan keputusan yang terbatas. Namun
konsumen terkadang melakukan pengambilan keputusan walaupun memiliki
keterlibatan yang rendah terhadap produk. Hal ini terjadi karena pengalaman
masa lalu atau perilaku masa lampau yang baik terhadap suatu produk.
Apabila konsumen mempunyai pengalaman masa lampau yang baik atau
perilaku masa lampau yang baik terhadap suatu produk atau jasa, maka ia
akan melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk atau jasa tersebut
(Dharmmesta, 2003 : 93 - 94).
Penelitian ini menggunakan obyek penelitian sebuah swalayan
dengan pertimbangan bahwa konsep swalayan menawarkan produk yang lebih
bervariasi bila dibandingkan dengan retail jenis lain. Pemilihan swalayan Asia
Baru sebagai obyek penelitian dengan alasan swalayan Asia Baru cukup
tempat parkir yang luas, tata ruang yang menarik, ditambah lagi di swalayan
Asia Baru menyediakan kebutuhan-kebutuhan konsumen yang sangat lengkap
dari alat-alat rumah tangga sampai kebutuhan pokok lainnya.
Berdasarkan uraian diatas,maka penulis tertarik untuk mengambil
judul “Pengaruh Pengalaman Belanja terhadap Minat untuk Berbelanja
Kembali Pada Swalayan Asia Baru di Solo, Jawa Tengah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,maka
yang akan menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah
pengalaman belanja (perilaku lampau) berpengaruh terhadap minat konsumen
untuk berbelanja kembali pada swalayan Asia Baru di Solo, Jawa Tengah?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang akan menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pengalaman belanja (perilaku lampau) terhadap minat
konsumen untuk berbelanja kembali pada Asia Baru di Solo, Jawa Tengah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis
Menambah pengetahuan di dalam mengaplikasikan teori pemasaran yang
2. Bagi swalayan Asia Baru
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam usaha
pemasaran sehingga dapat memperkuat minat konsumen untuk berbelanja
kembali pada Asia Baru di Solo, Jawa Tengah.
3. Bagi pembaca
Dapat dijadikan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan di
bidang perilaku konsumen dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi
5
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya mengambil judul “Analisis Niat Konsumen untuk Berbelanja Kembali di Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak Yogyakarta” oleh Endrayanto, yang dimuat dalam jurnal Telaah Bisnis, vol.3, Nomor 1, Juli 2002, hal. 1 - 15. Permasalahan yang ada dalam penelitian sebelumnya, yaitu ”bagaimanakah niat konsumen untuk berbelanja kembali di Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak Yogyakarta dan apakah ada perbedaan niat konsumen untuk berbelanja kembali pada Mirota Kampus bila ditinjau dari tingkat penghasilan?”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada :
1. Variabel yang diteliti
Penelitian ini dan penelitian sebelumnya sama-sama menggunakan variabel perilaku lampau sebagai variabel bebas (variabel independen) yang mempengaruhi minat konsumen untuk berbelanja kembali pada swalayan Asia Baru di Solo, Jawa Tengah.
2. Metode pengambilan sampel
3. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dan penelitian sebelumnya sama-sama menggunakan kuesioner, yaitu membagi-bagikan daftar pertanyaan kepada konsumen yang terpilih sebagai responden untuk diisi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada : 1. Obyek penelitian
Penelitian sebelumnya menggunakan obyek Mirota Kampus Jalan. C. Simanjuntak Yogyakarta, sedangkan penelitian ini menggunakan obyek penelitian swalayan Asia Baru di Solo Jawa Tengah.
2. Besaran sampel
Penelitian sebelumnya menggunakan sampel sebanyak 80 responden, sedangkan penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 responden.
B. Landasan Teori
1. Konsep Pemasaran
perusahaan untuk menghasilkan dan menjual barang didasarkan pada masalah pemasaran.
Perusahaan yang menganut konsep pemasaran ini tidak hanya sekedar menjual barang saja, tetapi lebih dari itu dimana perusahaan harus memperhatikan konsumen beserta kebutuhannya. Secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Dharmmesta dan Sukotjo, 1998 : 181).
2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berlangsung sekurang-kurangnya satu pihak mempertimbangkan sasaran dan sarana untuk memperoleh tanggapan yang diharapkan dari pihak lain pada suatu pertukaran yang potensial. Manajemen Pemasaran mempunyai tugas untuk mempengaruhi tingkat,jangkauan waktu dan komposisi permintaan dalam suatu cara sehingga membantu perusahaan atau organisasi untuk mencapai sasaran atau tujuannya.
3. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Dharmmesta dan Handoko, 2000: 9).
Dengan demikian konsumen memiliki pengertian tentang proses pengambilan keputusan dan aktivitas dalam merealisir keputusan yang diambil, tentang perilaku konsumen ini kita dapat memahami dengan mempelajari suatu model perilaku konsumen.
4. Perilaku Lampau
Perilaku lampau merupakan faktor independen bagi minat dan perilaku dan beberapa variabel di luar termasuk keperilakuan yang dirasakan, diperkirakan mempunyai hubungan dengan perilaku lampau (East R., 1997 dalam Dharmmesta, 2003 : 15) berpendapat bahwa pengalaman merupakan penguraian dalam keyakinan dari kontrak perilaku yang direncanakan. Sebagai konsumen baru sampai pembeli yang berperilaku tersebut dan kontrol kepemilikan yang dirasakan kurang dipengaruhi oleh norma subyektif.
Dalam kaitan dengan swalayan dimana merupakan salah unit unit usaha yang berorientasi pada keuntungan diperlukan tempat dan suasana yang nyaman untuk berbelanja. Ini akan mendorong konsumen untuk memiliki pengalaman yang menyenangkan untuk berbelanja. Tempat yang nyaman termasuk salah satu kriteria tempat belanja yang ramai dikunjungi oleh pembeli dengan cara menyediakan tempat yang nyaman.
Selain itu, faktor harga yang pantas akan menentukan apakah pengalaman belanja masa lalu konsumen akan memberikan dampak positif terhadap pembelian di masa yang akan datang. Ini karena konsumen cenderung mencari informasi dan membandingkan harga antara satu swalayan dengan tempat belanja lainnya dalam upaya mencari harga yang menurutnya paling pantas dan sesuai dengan barang atau jasa yang diperolehnya. Kondisi ini mengharuskan swalayan untuk memberikan harga yang sesuai untuk produk yang ditawarkannya. Apalagi, alat bauran pemasaran yang penting adalah harga, yaitu jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu. Harganya harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan. Jika tidak, pembeli akan berpaling ke produk pesaing.
atau swalayan adalah suatu tempat yang menyimpan atau menjual berbagai macam barang, baik barang keperluan sehari-hari (kebutuhan primer), barang sekunder maupun barang atau barang tersier. Dengan kondisi ini harapan konsumen adalah bahwa produk yang disediakan di swalayan atau tempat belanja relatif lengkap.
Pelayanan yang memuaskan juga menjadi penentu perilaku lampau. Pelayanan yang memuaskan akan memberikan kesan yang baik bagi konsumen yang berbelanja. Sebagaimana diketahui, setiap perusahaan hidup dari pelanggannya. Oleh karena itu, pelanggan pantas mendapat pelayanan yang paling baik dan memuaskan, karena apabila perusahaan berfokus pada pelanggan melalui usaha memahami kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka merupakan kunci memenangkan persaingan global yang demikian ketat.
5. Minat Beli
Minat beli merupakan tahap perkembangan respon bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar terjadi. Dalam riset pemasaran, pengukuran minat perlu dilakukan segera sebelum pengukuran perilaku dilakukan. Faktor-faktor lain yang turut campur dalam interval waktu yang pendek ini akan berakibat lemahnya korelasi antara minat berperilaku dan perilaku. Minat berperilaku harus mengacu pada determinasi spesifik dari responden. Untuk melakukan tindakan atau perilaku yang spesifik yang dibatasi secara jelas dalam situasi tertentu. Jika terjadi perubahan dalam norma subyektif dari konsumen dan konsekuensi dari perilaku yang tidak diharapkan itu turut mempengaruhinya maka derajat korelasi antara minat berperilaku dengan perilaku akan semakin lemah. Minat konsumen untuk membeli ulang dapat dikenali melalui indikator-indikator sebagai berikut (Ferdinand, 2002 : 129 ) :
1. Minat Transaksional
Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang berkeinginan untuk selalu membeli ulang produk yang dikonsumsinya.
2. Minat Referensional
Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang cenderung mereferensikan produk yang sudah di belinya,agar juga dibeli oleh orang lain dengan referensi pengalaman konsumsinya.
3. Minat Preferensial
hanya dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk yang Preferensinya.
4. Minat Eksploratif
Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang dimintanya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk yang dilangganinya.
Dalam keputusan pembelian menurut Dharmmesta dan Handoko (2000), pada dasarnya dimulai dengan tahapan pengenalan suatu produk kebutuhan dan keinginan serta tidak berhenti setelah pembelian dilakukan. Dalam hal ini akan dibahas mengenai tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian yaitu :
1). Menganalisa kebutuhan dan keinginan
Penganalisaan kebutuhan dan keinginan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan atau terpenuhi.
2). Pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber
Pencarian informasi bisa bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal.
3). Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian
4). Keputusan untuk membeli
Keputusan untuk membeli ini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi setelah tahap-tahap diatas dilakukan maka konsumen harus mengambil keputusan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, waktu pembelian dan cara pembelian.
5). Perilaku setelah pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk melaksanakan pembelian ulang karena merasa puas atau tidak melakukan pembelian ulang karena tidak puas.
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan, keputusan membeli mempunyai tujuan komponen. Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000) komponen yaitu :
1). Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu jenis produk atau uangnya untuk membeli produk lain.
2). Keputusan tentang bentuk produk
3). Keputusan tentang merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli, setiap merek memiliki perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah produk.
4). Keputusan tentang tempat pembelian
Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5). Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang seberapa banyak jumlah produk yang akan dibeli pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit.
6). Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen mengambil keputusan tentang kapan akan melakukan pembelian. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam waktu pembelian. 7). Keputusan tentang cara pembayaran
6. Usaha Eceran (retail)
Usaha eceran adalah semua kegiatan yang berkenaan dengan penjualan barang-barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan penggunaan bisnis (Kotler, 1998 : 116).
Pengecer muncul dalam semua bentuk serta ukuran. Fungsi-fungsi distribusi yang dijalankan oleh pengecer dengan berbagai cara dapat digabung sehingga terciptalah jenis-jenis lembaga usaha eceran yang baru. Menurut Kotler (1998 : 116), pengecer dapat dikelompokkan menurut satu atau lebih dari beberapa karakteristik, yaitu:
a. Jumlah pelayanan b. Jalur produk yang dijual
Pengecer juga dapat diklasifikasikan menurut panjang dan lebarnya ragam produk yang dijual, diantaranya yang paling penting adalah : 1) Toko spesial (special store)
2) Toko serba ada (department store) 3) Toko konviniens(convenience store) 4) Toko swalayan
c. Titik berat relatif pada harga 1) Toko murah
2) Toko gudang d. Jenis kelompok kecil
1) Distrik pusat bisnis
7. Swalayan
Swalayan adalah toko yang menjual beraneka ragam lini produk, toko serba ada merupakan contoh luas kategori ini karena merupakan volume penjualan besar. Adapun kebijaksanaan yang dilakukan swalayan atau toko serba ada ini menjual barang-barang dasar “Melayani Sendiri” (self service), maka swalayan atau toko serba ada dapat didefinisikan sebagai sebuah organisasi eceran yang menjual aneka ragam lini produk yang sangat luas, diorganisir secara profesional. Sebuah usaha bisnis sebagai perantara penjualan eceran yang beroperasi atas dasar swalayan dengan pelayanan konsumen sedikit mungkin, penawaran harga menawar dan terdapat tempat parkir yang luas (Stanton,William J, 1998 : 19).
Swalayan umumnya toko besar, biaya rendah, margin rendah dan pengoperasian swalayan didesain untuk melayani keperluan konsumen seperlunya atau makanan, alat-alat olah raga dan peralatan produk rumah tangga. Swalayan mendapat laba operasi hanya satu persen yang kuat dari pesaing baru dan motif seperti super store dan diskon store (toko gudang rabat), maka swalayan hanya tingkat eceran (retail) yang paling sering dikunjungi.
8. Karakteristik yang mempengaruhi perilaku konsumen
Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial dan pribadi. Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan (Kotler dan Amstrong, 1997 : 154) :
Faktor-faktor kebudayaan mempengaruhi pengaruh yang paling luas dan paling dalam pada perilaku konsumen,yaitu :
1) Kebudayaan 2) Sub budaya 3) Kelas sosial b. Faktor sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti berikut ini :
1) Kelompok 2) Keluarga
3) Peran dan Status c. Faktor-faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi karakteristik pribadi, seperti :
1) Usia dan tahap daur hidup 2) Pekerjaan
3) Gaya hidup
4) Kepribadian dan konsep diri
9. Proses keputusan pembelian
a. Pengenalan masalah
Pembeli mengetahui masalah atau kebutuhan sehingga merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dan sebagian keadaan yang diinginkan.
b. Pencarian informasi
Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh melalui : 1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan 2) Sumber komersial : iklan, penyalur, pajangan 3) Sumber publik : media masa
4) Sumber eksperensial : penanganan, pengujian c. Alternatif evaluasi
Konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek . alternatif dalam himpunan pilihan.
d. Keputusan pembelian
Konsumen secara aktual membeli suatu produk e. Perilaku Purnabeli
Konsumen melakukan tindakan lanjutan setelah membeli berdasarkan Kepuasan atau ketidakpuasan mereka.
10.Pengaruh Perilaku Lampau terhadap Minat Berbelanja Kembali
minat beli atau minat berbelanja kembali secara langsung. Berdasarkan pada konsep inilah, maka dapat diduga bahwa perilaku lampau mempunyai pengaruh terhadap minat berbelanja kembali yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Dari kerangka pemikiran diatas akan dibahas kaitan antara perilaku lampau terhadap minat konsumen untuk berbelanja kembali pada Swalayan Asia Baru di Solo Jawa Tengah. Perilaku lampau dapat mempengaruhi perilaku mendatang, yaitu dengan memilih secara langsung maupun tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap minat untuk berbelanja kembali. Perilaku lampau telah terbukti menjadi indikator yang kuat bagi perilaku mendatang dan dapat mempengaruhi secara langsung terhadap minat untuk berbelanja kembali.
Minat konsumen untuk berbelanja kembali
a. Minat untuk
berbelanja kembali
b. Akan berbelanja dalam waktu dekat
Pengalaman Belanja (Perilaku Lampau)
a. Tempat dan suasana untuk berbelanja
b. Harga c. Produk
d. Pelayanan toko e. Tempat parkir
C. Hipotesis
21
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
survey pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah
data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan
kejadian-kejadian aktif, distributif dan hubungan antar variabel sosiologis.
B. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah swalayan Asia Baru yang berlokasi di Jl.
Urip Sumoharjo No. 4 Solo, Jawa Tengah.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah kelompok yang diminati untuk diteliti atau diterapi dalam
sebuah penelitian (Sigit,1999 : 62). Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh konsumen yang pernah berbelanja pada swalayan Asia
Baru di Solo Jawa Tengah.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi keseluruhan yang dipilih secara
cermat agar memiliki dan mencerminkan populasi yang ada (Gay, 1999 :
66). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian konsumen yang pernah
D. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik
non probability sampling, dimana setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih menjadi sampel tidak mempunyai peluang atau kesempatan yang sama
(Sugiyono, 2000 : 77). Sedangkan metode pengambilan sampel dilakukan
dengan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan untuk menyesuaikan diri pada beberapa kriteria penelitian agar
dapat meningkatkan ketepatan sampel (Gay, 1996 : 70). Adapun kriteria yang
dimaksud adalah :
1. Konsumen swalayan Asia Baru di Solo, Jawa Tengah yang pernah
berbelanja kembali. Ini bertujuan karena orang yang telah berbelanja
kembali berarti telah memiliki pengalaman belanja.
2. Telah berusia 18 tahun ke atas
E. Besaran Sampel
Besaran sampel merupakan banyaknya individu, subyek atau elemen
dari populasi yang diambil sebagai sampel (Sigit, 1999 : 69). Peneliti akan
mengambil sampel dari konsumen yang pernah berbelanja di swalayan Asia
Baru dan besarnya sampel dalam penelitian ini peneliti berpedoman pada
pendapat beberapa ahli statistik yang mengemukakan bahwa apabila jumlah
proporsi populasi tidak dapat dipastikan atau tidak diketahui jumlahnya, maka
besar sampel yang digunakan dalam penelitian sekurang-kurangnya 100
F. Sumber Data
Data yang didapatkan dalam penelitian ini bersumber pada data primer.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
menggunakan kuesioner.
H. Operasional Variabel 1. Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel independen (variabel bebas)
Variabel independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen atau
terikat (Sugiyono, 2000 : 33). Variabel independen dalam penelitian
ini adalah Perilaku lampau
b. Variabel dependen
Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah minat konsumen untuk berbelanja kembali
pada swalayan Asia Baru di Solo, Jawa Tengah (bi).
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel diperlukan untuk menjelaskan pengertian
dari masing-masing variabel yang diteliti beserta indikator pengukuran
diperlukan parameter yang lebih spesifik yang lebih mengarah pada
pembentukan variabel tersebut (Sugiyono, 2000 : 86).
a) Perilaku Lampau atau PB (X1)
Perilaku lampau atau pengalaman masa lampau (PB) adalah
pengalaman masa lalu konsumen yang digunakan sebagai dasar untuk
berbelanja kembali pada swalayan Asia Baru di Solo Jawa Tengah.
Pengukuran variabel pengalaman masa lalu (PB) didasarkan atas
beberapa indikator, yaitu :
1) Tempat dan suasana untuk berbelanja
2) Harga
3) Produk
4) Pelayanan toko
5) Tempat parkir
6) Keamanan dalam berbelanja
7) Kemudahan pembayaran
b) Minat berbelanja kembali (Y)
Minat membeli merupakan tahap kecenderungan respon bertindak
sebelum keputusan membeli benar-benar terjadi. Pengukuran variabel
minat (Y) didasarkan atas beberapa indikator, yaitu :
1) Minat untuk berbelanja kembali
I. Teknik Pengukuran
Pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert,
dengan penilaian :
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Tidak Setuju (TS) = 2
Netral (N) = 3
Setuju (S) = 4
Sangat Setuju (SS) = 5
J. Uji Validitas dan Reliabillitas 1. Uji Validitas
Validitas menyatakan sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2000 : 4). Uji validitas
digunakan untuk memilih item-item yang relevan untuk dianalisis. Untuk
menguji validitas setiap butir pertanyaan dalam penelitian ini digunakan
analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya
yang merupakan jumlah tiap skor item. Tipe validitas dalam penelitian ini
adalah validitas konstruk (construct validity). Bila semua item yang
disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya
dapat disimpulkan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas.
Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan
teknik korelasi Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut :
(
)( )
XY = skor pada subyek item n dikalikan skor total
N = banyaknya subyek
Item-item atau butir-butir pertanyaan dikalikan validitas apabila rhitung
lebih besar daripada rtabel atau signifikansi r lebih kecil daripada 0,05
(5%).
Adapun penjelasan uji validitas untuk tiap-tiap variabel yang ada
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pengalaman Belanja
Dalam variabel pengalaman belanja ini, terdapat 18 pertanyaan atau
Tabel III.1
Hasil Uji Validitas Pengalaman Belanja
No Butir r Signifikansi Keterangan
1. X_1a 0,454 0,012 Valid
2. X_1b 0,576 0,001 Valid
3. X_1c 0,503 0,005 Valid
4. X_1d 0,561 0,001 Valid
5. X_2a 0,581 0,001 Valid
6. X_2b 0,597 0,000 Valid
7. X_2c 0,512 0,004 Valid
8. X_3a 0,590 0,001 Valid
9. X_3b 0,443 0,014 Valid
10. X_3c 0,443 0,014 Valid
11. X_4a 0,440 0,015 Valid
12. X_4b 0,456 0,011 Valid
13. X_5a 0,509 0,004 Valid
14. X_5b 0,450 0,013 Valid
15. X_6a 0,501 0,005 Valid
16. X_6b 0,444 0,014 Valid
17. X_7a 0,601 0,000 Valid
18. X_7b 0,402 0,027 Valid
Dari hasil pengujian validitas tersebut terlihat bahwa nilai korelasi
product moment yang terendah adalah 0,402. Sedangkan nilai korelasi
product moment yang terbesar adalah sebesar 0,601. Pada penelitian
ini, jumlah sampel untuk ujicoba penelitian (n) adalah 30 dan besarnya
df dapat dihitung 30 – 1 = 29. Dengan df = 29 dan alpha 0.05 maka
akan didapat r tabel sebesar 0,311.
Dari kriteria tersebut, maka ada 18 (delapanbelas) butir pertanyaan
r-tabelnya. Hal ini berarti butir-butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan
sahih.
b. Minat Berbelanja Kembali
Dalam variabel minat berbelanja kembali ini, terdapat 2 pertanyaan
atau item. Adapun hasil pengujiannya adalah sebagai berikut.
Tabel III.2
Hasil Uji Validitas Minat Berbelanja Kembali
No Butir r Signifikansi Keterangan
1. Y_1 0,913 0,000 Valid
2. Y_2 0,912 0,000 Valid
Dari kriteria pengambilan kesimpulan, maka ada 2 (dua) butir
pertanyaan yang nilai korelasi product moment-nya yang lebih besar
daripada r-tabelnya. Hal ini berarti kedua butir pertanyaan dalam
variabel minat berbelanja kembali tersebut dapat dikatakan sahih.
2. Uji Reliabilitas
Pengertian reliabilitas menyatakan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2000 : 5). Uji reliabilitas juga
merupakan suatu cara untuk melihat apakah alternatif ukur kuesioner
yang digunakan konsisten atau tidak, apabila suatu alat pengukur
dipakai dua kali atau lebih dan hasil pengukuran yang diperoleh
konstan, maka alat pengukur tersebut reliabel. Pengukuran uji
reliabilitas dalam penelitian ini adalah menggunakan koefisien
Rumus varian total dan varians item adalah sebagai berikut : (Sekaran,
2000 : 312)
Menurut Sekaran (2000 : 312), syarat dikatakan reliabel
apabila koefisien alphanya adalah lebih dari atau sama dengan 0,7.
penggunaan koefisien Cronbach Alpha sebagai alat uji reliabilitas
dalam penelitian ini dengan pertimbangan bahwa koefisien Cronbach
Alpha merupakan formulasi dasar dalam pendekatan konsistensi
internal dan merupakan estimasi yang baik terhadap reliabilitas pada
Berikut ini adalah rangkuman hasil uji reliabilitas untuk
masing-masing faktor sebagai berikut :
Tabel III.3 Hasil Uji Reliabilitas
Faktor Koefisien Alpha
R Tabel Keterangan
Pengalaman Belanja 0,823 0,311 Handal
Minat Berbelanja Kembali 0,799 0,311 Handal
Uraian uji reliabilitas (keandalan) masing-masing variabel
adalah sebagai berikut :
a. Pengalaman Belanja
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien Alpha
sebesar 0,823. Nilai alpha ini jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai korelasi tabel dengan derajat signifikansi sebesar 5%
yaitu 0,311. Ini berarti bahwa butir-butir yang ada pada variabel
pengalaman belanja ini dapat dikatakan handal (reliable).
b. Minat Berbelanja Kembali
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien Alpha
sebesar 0,799. Nilai alpha ini jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai korelasi tabel dengan derajat signifikansi sebesar 5%
yaitu 0,311. Ini berarti bahwa butir-butir yang ada pada variabel
K. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Statistik
Analisis deskriptif statistik adalah analisis data yang berbentuk
uraian dari hasil penelitian yang didukung oleh teori dan data yang
telah ditabulasi kemudian diikhtisarkan. Analisis ini digunakan untuk
memperkuat analisis kuantitatif dengan menginterpretasikan hasil-hasil
yang diperoleh dari analisis kuantitatif (Sugiyono, 2000 : 13).
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif merupakan metode analisis dengan
menggunakan angka-angka yang dapat dihitung dengan menggunakan
metode statistik, kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan. Analisis
kuantitaif dalam penelitian ini menggunakan regresi linear sederhana.
Analisis regresi linier sederhana dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (variable
bebas) terhadap variabel dependen (variebel terikat) dan untuk
mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen
Adapun persamaan regresinya adalah sebagai berikut.
Y = a + b1X1 e
Dimana
Y = minat konsumen untuk berbelanja kembali pada swalayan Asia
Baru di Solo, Jawa Tengah.
a = konstanta
X1 = perilaku lampau (PB)
e = error
L. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji t. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y) secara individual. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah
sebesar 5% (Sugiyono, 2000 : 215).
Adapun langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
a) Perumusan hipotesis
Ho = tidak ada pengaruh yang signifikan antara perilaku lampau
terhadap minat konsumen berbelanja kembali untuk berbelanja
kembali pada swalayan Asia Baru di Solo Jawa Tengah.
H1 = ada pengaruh yang signifikan antara perilaku lampau terhadap
minat konsumen berbelanja kembali untuk berbelanja kembali
pada swalayan Asia Baru di Solo Jawa Tengah.
b) Menentukan nilai kritis ttabel dengan α = 5% pada degree of freedom
(df) atau derajat kebebasan (dk) sebesar n – k – 1.
Dimana :
k = jumlah variabel bebas
n = jumlah anggota sampel
2
1 2 r n r t
− − =
Dimana :
t = nilai dari thitung
r = koefisien korelasi parsial
n = jumlah responden
d) Kriteria Pengujian
Bilamana thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini
berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara perilaku
lampau terhadap minat konsumen berbelanja kembali untuk
berbelanja kembali pada swalayan Asia Baru di Solo Jawa Tengah.
Bilamana thitung < ttabel maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini
berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara
perilaku lampau terhadap minat konsumen berbelanja kembali
untuk berbelanja kembali pada swalayan Asia Baru di Solo Jawa
34
A. Karakteristik Responden
Jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah sebanyak
100 responden. Responden tersebut adalah konsumen yang pernah berbelanja
di swalayan Asia Baru Solo. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan terhadap 100 orang responden maka dapat diidentifikasikan
karakteristik dari responden dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel IV.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase dari Total
Laki-Laki 35 35,00
Perempuan 65 65,00
Total 100 100,00
Sumber : Data primer, diolah
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 100 responden sebagai sampel
dalam penelitian ini, 35 responden (35,00%) dari mereka berjenis
kelamin laki-laki. Sebanyak 65 responden (65,00%) berjenis kelamin
perempuan lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan jenis
kelamin laki-laki.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur dapat mewujudkan atau menggambarkan kematangan atau
kedewasaan seseorang dalam bentindak dan berfikir untuk melakukan
yang terbaik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Hasil
penelitian mengenai umur responden secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel IV.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No. Umur Responden Jumlah %
1 18 - 22 tahun 3 3,00
2 23 - 27 tahun 34 34,00
3 28 - 32 tahun 42 42,00
4 lebih dari 32 tahun 21 21,00
Jumlah 100 100,00
Sumber : Data primer, diolah
Berdasarkan pada Tabel IV.2 tersebut diketahui bahwa dari 100
responden yang diteliti, sebagian besar berusia antara 28 – 32 tahun yaitu
sebanyak 42 orang (42,00%), sedangkan yang paling sedikit adalah pada
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Hasil penelitian mengenai pekerjaan responden secara rinci dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel IV.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Responden Jumlah %
1 Mahasiswa 17 17,00
2 Pegawai Negeri 3 3,00
3 Pegawai Swasta 38 38,00
4 Wiraswasta 42 42,00
Jumlah 100 100,00
Sumber : Data primer, diolah
Berdasarkan pada Tabel IV.3 tersebut diketahui bahwa dari 100
responden yang diteliti, sebagian besar mempunyai pekerjaan sebagai
wiraswasta yaitu sebanyak 42 orang (42,00%). Namun demikian,
responden dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta juga relatif banyak
yaitu mencapai 38 orang (38,00%) dan mahasiswa mencapai 17 orang
(17,00%). Responden dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri adalah
paling sedikit dengan 3 orang (3,00%).
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan dapat dilihat
Tabel IV.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan
Pendapatan Per Bulan Jumlah
Responden
Prosentase
dari Total
Rp 300.000 - Rp 600.000 23 23,00
Rp 601.000 - Rp 900.000 68 68,00
Rp 901.000 - Rp 1.200.000 9 9,00
Lebih dari Rp. 1.200.000 23 23,00
Total 100 100,00
Sumber : Data primer, diolah (hal.76)
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 100 responden sebagai sampel
dalam penelitian ini, 23 responden (23,00%) mempunyai pendapatan
antara Rp300.000 – Rp600.000. Sebanyak 68 responden (68,00%)
mempunyai pendapatan antara dari Rp601.000 – Rp 900.000, dan
sebanyak 9 responden (9,00%) mempunyai pendapatan antara Rp901.000
– Rp 1.200.000. Tidak ada responden yang mempunyai pendapatan lebih
dari Rp1.200.000. Dengan demikian, jumlah terbanyak responden adalah
responden yang mempunyai pendapatan antara Rp601.000 – Rp 900.000.
B. Pengujian Hipotesis
Pada bagian ini diuraikan mengenai pengujian hipotesis yang telah
dirumuskan pada bab sebelumnya. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan
Untuk menjelaskan tentang pengaruh pengalaman berbelanja terhadap minat
untuk berbelanja kembali, maka terlebih dahulu di bawah ini disajikan tabel
rangkuman hasil analisis regresinya.
Tabel IV.5
Rangkuman Hasil Analisis Pengalaman Berbelanja Terhadap Minat Berbelanja Kembali
Variabel Bebas Koefisien T-Hitung Signifikansi
Konstanta 0,562 0,679 0,499
Pengalaman Berbelanja 0,108 10,084 0,000
Sumber : Data primer, diolah
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dirumuskan
persamaan regresi sebagai berikut.
Y = 0,562 + 0,108X
Dimana :
X = Pengalaman Berbelanja
Y = Minat untuk berbelanja kembali
Berdasarkan pada persamaan tersebut, diperoleh konstanta sebesar 0,562
yang merupakan nilai minat konsumen untuk berbelanja kembali yang
tidak dipengaruhi oleh variabel yang dimasukkan dalam penelitian, yaitu
pengalaman berbelanja.
Koefisien regresi untuk variabel pengalaman berbelanja sebesar 0,108;
menunjukkan besarnya perubahan pada variabel minat konsumen untuk
berbelanja kembali akibat naiknya nilai variabel pengalaman berbelanja
Nilai R2 sebesar 0,509 menunjukkan besarnya variasi dalam variabel minat
konsumen untuk berbelanja kembali yang dapat dijelaskan oleh variabel
pengalaman berbelanja.
Analisis terhadap hasil pengujian pada koefisien tersebut dapat dilakukan
pada dua hal. Pertama adalah dilihat dari tanda pada koefisien dan yang
kedua dilihat dari besarnya koefisien itu sendiri.
1. Tanda Koefisien
Apabila dilihat dari tanda koefisien tersebut menunjukkan bahwa
koefisien pengalaman berbelanja bertanda positif. Ini berarti bahwa
semakin tinggi pengalaman berbelanja, maka akan semakin tinggi
pula minat konsumen untuk berbelanja kembali. Demikian pula
sebaliknya, semakin rendah pengalaman berbelanja, maka akan
semakin rendah pula minat konsumen untuk berbelanja kembali.
Hubungan positif ini sejalan dengan berbagai penelitian terdahulu
yang menunjukkan bahwa meningkatnya perilaku di masa lampau
pada pembelian akan meningkatkan minat konsumen untuk berbelanja
kembali. Adapun koefisien regresi pengalaman berbelanja terhadap
minat konsumen untuk berbelanja kembali menunjukkan nilai sebesar
0,108.
2. Pengaruh variabel pengalaman berbelanja terhadap minat
konsumen
Hasil uji t untuk variabel pengalaman berbelanja terhadap minat
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Untuk melihat apakah nilai
ini signifikan atau tidak yang berarti apakah variabel pengalaman
berbelanja mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel minat
konsumen untuk berbelanja kembali atau tidak, maka nilai t-hitung ini
dibandingkan dengan nilai t-tabel. Adapun nilai t-tabel pada tingkat
signifikansi 5% (0,05) menunjukkan sebesar 1,9845. Apabila
dibandingkan dengan nilai t-tabel, maka nilai t-hitung tersebut lebih
besar (10,084 > 1,9845), sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
t-hitung tersebut signifikan secara statistik. Ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh signifikan secara parsial variabel perilaku lampau terhadap
minat konsumen untuk berbelanja kembali.
Besarnya pengaruh variabel pengalaman berbelanja terhadap minat
konsumen dapat dilihat dari nilai R2. Hasil perhitungan regresi
menunjukkan nilai R2 sebesar 0,509. Ini berarti bahwa variabel
pengalaman berbelanja dapat menjelaskan 50,9% variasi dalam
variabel minat untuk berbelanja kembali. Atau dengan kata lain, 50,9%
variasi dalam variabel minat untuk berbelanja kembali dipengaruhi
oleh variabel pengalaman berbelanja. Sisanya sebesar 49,1% variasi
dalam variabel minat untuk berbelanja kembali dipengaruhi oleh
variabel lainnya selain pengalaman berbelanja yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Variabel lainnya yang mempengaruhi minat untuk berbelanja kembali
konsumen, dan norma subyektif serta variabel lainnya seperti variabel
iklan, karena dengan iklan yang lebih menarik akan dapat
mempengaruhi minat beli konsumen. Selain itu, layout toko berupa
penempatan barang, daya tarik di dalam toko juga memberikan
42
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa 35 responden (35,00%) laki-laki dan 65 responden (65,00%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan umur menunjukkan bahwa sebagian besar berusia antara 28 – 32 tahun yaitu sebanyak 42 orang (42,00%). Berdasarkan pekerjaannya, sebagian besar mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 42 orang (42,00%). Berdasarkan tingkat pendapatannya, sebanyak 68 responden (68,00%) mempunyai pendapatan antara dari Rp601.000 – Rp 900.000.
2. Variabel pengalaman berbelanja (perilaku lampau) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat konsumen untuk berbelanja kembali. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t yang menunjukkan nilai t hitung yang signifikan. Peningkatan pada variabel pengalaman berbelanja (perilaku lampau) akan meningkatkan minat konsumen untuk berbelanja kembali.
B. Saran
pengaruh terhadap peningkatan minat beli konsumen. Oleh karena itulah, perusahaan perlu menciptakan pengalaman belanja yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Peningkatan penciptaan pengalaman belanja dapat dilakukan diantaranya dengan meningkatkan kenyamanan tempat belanja, kepantasan/keterjangkauan harga, kelengkapan produk, kepuasan terhadap pelayanan, luas tempat parkir, dan juga keamanan dalam berbelanja.
C. Keterbatasan
Meski penulis sudah dengan sebaik dan semaksimal mungkin namun penulis juga menyadari adanya berbagai keterbatasan yang penulis hadapi yaitu : 1. Keterbatasan waktu dan biaya, penulis hanya mengambil 100 responden
untuk dijadikan sampel di dalam penelitian
44 Algifari, 2000, Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi, BPFE UGM, Yogyakarta.
Azwar, Saifudin, 2000, Reliabilitas dan Validitas, edisi 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Dharmmesta, Basu Swastha dan Sukojo, Ibnu, 1998, Pengantar Bisnis Modern, edisi 3, Liberty, Yogyakarta.
Dharmmesta, Basu Swastha dan Irawan, 1996, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi II, Liberty, Yogyakarta.
Dharmmesta, Basu Swastha dan Handoko, T. Hani, 2000, Manajemen
Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen, BPFE, Yogyakarta.
Dharmmesta, Basu Swastha, 2003, Sikap dan Perilaku Konsumen dalam
Pemasaran: Sebuah Tinjauan Sosial – Kognitif, Kajian Bisnis STIE
Widya Wiwaha, No. 29, Hal. 1-25, Mei – Agustus 2003, Yogyakarta.
Endrayanto, Poly, 2002, “Analisis Minat Konsumen untuk Berbelanja Kembali
pada Mirota Kampus Yogyakarta”, Telaah Bisnis, volume 3, nomor I hal
1 – 15, YKPN, Yogyakarta.
Engel, James F, Roger D. Blackweil dan Paul W. Miniard, 1995, Perilaku
Konsumen, Jilid 2 edisi Keenam (Alih Bahasa Drs. Budianto), Binarupa
Aksara, Jakarta.
Ferdinand, 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Gay, L.R., 1996, Research Methods for Business and Management, Prentice Hall International, Inc., Singapura.
Hudiyanto dan Kawan-kawan, 1992, Sikap Masyarakat Yogyakarta Terhadap
Jasa Angkutan Taxi, Laporan Penelitian, Fakultas Ekonomi, UMY.
Kotler, Philip, 1998, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan,
Implementasi & control, Edisi Bahasa Indonesi, PT. Prehallindo, Jakarta
Kotler, Philip, 2003, Marketing Management, Prentice Hall International New Jersey.
Loudon, C, M. dan Bitta, M., 1995, Perilaku Konsumen, Jakarta, PT.Erlangga
Sekaran U, 2000, Research Methods For Business : A skill Building Approach, Third Edition, New York, John Wiley & Sons
Shellyana Junaidi, dan Basu Swastha Dharmmesta, 2002, Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Karakteristik Kategori Produk dan Kebutuhan Mencari
Variasi terhadap Keputusan Perpindahan Merk, Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia, Vol. 17, No. 1 hal 91-104, BPFE UGM, Yogyakarta.
Sigit, Suhardi, 1999, Pengantar Metodologi Penelitian
Sosial-Bisnis-Manajemen, edisi 1, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa, Yogyakarta.
Stanton, William J., 1998, Prinsip Pemasaran, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta.
Sucahya, Media, 2003, Langkah Finco Departement Store Menangkap Pasar, Majalah Kapital Vol. IV, No. 31, November-Desember 2003, Jakarta.
Sugiyono, 2000, Metodologi Penelitian Bisnis, cetakan kedua, CV. Alfabeta, Bandung.
PENGARUH PENGALAMAN BELANJA TERHADAP MINAT UNTUK
BERBELANJA KEMBALI PADA SWALAYAN ASIA BARU DI SOLO,
JAWA TENGAH
I. DATA RESPONDEN
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang saudara anggap benar. 1. Jenis kelamin:
a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia anda saat ini:
a. 18 – 22 tahun b. 23 – 27 tahun c. 28 – 32 tahun d. lebih dari 32 tahun
3. Pekerjaan atau status anda saat ini: a. Mahasiswa
b. Pegawai Negeri c. Pegawai Swasta d. Wiraswasta e. Lain-lain
4. Pendapatan atau uang saku rata-rata perbulan: a. Rp 300.000,- – Rp 600.000,-
II. DAFTAR PERTANYAAN
Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia.
STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju N = Netral S = Setuju
SS = Sangat Setuju
III. PERILAKU ATAU PENGALAMAN BELANJA
Pengalaman belanja konsumen setelah berbelanja pada ASIA BARU Department Store di Solo Jawa Tengah.
Jawaban No. Pertanyaan
STS TS N S SS
1. Tempat dan Suasana untuk Berbelanja
a. Ada tempat untuk bermain anak b. Pengaturan rak tidak berbahaya bagi
anak
c. Sirkulasi udara mencukupi
d. Rak-rak diatur dengan baik dan luas
2. Harga
a. Ada banyak pilihan harga dengan pada produk yang sama
b. Harga produk lebih murah dibandingkan swalayan lainnya dengan jenis dan merek yang sama c. Harga produk di swalayan ASIA
BARU sesuai dengan kualitasnya
3. Produk
a. Saya merasa banyak pilihan merek pada produk yang tersedia di swalayan ASIA BARU
dibandingkan di swalayan lainnya
4. Pelayanan Toko
a. Saya merasa pelayanan toko di swalayan ASIA BARU ramah
b. Saya merasa pelayanan toko di swalayan ASIA BARU cukup cepat dalam merespons pelanggan
5. Tempat parkir
a. Saya merasa aman memarkir kendaraan di tempat parkir swalayan ASIA BARU
b. Saya merasa tempat parkir yang disediakan swalayan ASIA BARU telah memadai
6. Keamanan Berbelanja
a. Saya merasa aman dari kriminalitas (pencurian, pencopetan, dll) ketika berbelanja di swalayan ASIA BARU b. Saya merasa aman karena ada satpam
yang mengawasi
7. Kemudahan Pembayaran
a. Saya bisa menggunakan berbagai metode pembayaran untuk membayar transaksi belanja
b. Saya mempunyai banyak pilihan kassa untuk melakukan pembayaran
IV. MINAT KONSUMEN UNTUK BERBELANJA KEMBALI
Jawaban No. Pertanyaan
STS TS N S SS 1. Saya berminat berbelanja kembali
di swalayan ASIA BARU dalam waktu 1 bulan mendatang.
4 3 3 4 3 3 3 3
,501**
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics
,823 18
Cronbach's
Minat Berbelanja Kembali
Correlation is significant at the 0.01 level (2 t il d)
**.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
30 100,0
Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
,799 2
Cronbach's
,501**
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.
4 4 4 4 4 4 5 4 4
5 4 5 4 4 4 5 5 4
3 4 4 4 3 4 4 3 4
4 4 5 5 5 5 5 4 4
70 4 4 8
81 5 5 10
Belanja Y_1 Y_2
Minat Berbelanja
8,87 1,152 100
76,95 7,612 100
Minat Berbelanja Kembali Pengalaman Belanja
Mean Std. Deviation N
Correlations
Minat Berbelanja Kembali Pengalaman Belanja Minat Berbelanja Kembali Pengalaman Belanja Minat Berbelanja Kembali Pengalaman Belanja
Variables Entered/Removedb
Pengalama
All requested variables entered. a.
Dependent Variable: Minat Berbelanja Kembali b.
Model Summaryb
,714a ,509 ,504 ,811 1,443
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
Predictors: (Constant), Pengalaman Belanja a.
Dependent Variable: Minat Berbelanja Kembali b.
ANOVAb
66,866 1 66,866 101,684 ,000a
64,444 98 ,658
131,310 99
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Pengalaman Belanja a.
Dependent Variable: Minat Berbelanja Kembali b.
Coefficientsa
,562 ,828 ,679
,108 ,011 ,714 10,084
(Constant)
Pengalaman Belanja Model
1
B Std. Error
,499
,000 1,000 1,000
(Constant)
Pengalaman Belanja Model
1
Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Minat Berbelanja Kembali a.
Collinearity Diagnosticsa
1,995 1,000 ,00 ,00
,005 20,368 1,00 1,00
Dimension
Dependent Variable: Minat Berbelanja Kembali a.
Residuals Statisticsa
6,93 10,17 8,87 ,822 100
-3,847 1,528 ,000 ,807 100
-2,358 1,583 ,000 1,000 100
-4,744 1,884 ,000 ,995 100
Predicted Value Residual
Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N