i
ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN
BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh
SHIFFA FAUZIAH
NIM 21311017
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iii
ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN
BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh
SHIFFA FAUZIAH
NIM 21311017
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:akademik@iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya,
maka skripsi Saudara:
Nama : Shiffa Fauziah
NIM : 21311017
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah (S1)
Judul : ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK
UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014
Demikian diajukan dalam sidang Munaqosah.
Demikian untuk menjadikan periksa.
Salatiga, 29 November 2015
Pembimbing
v
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:akademik@iainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014
DISUSUN OLEH SHIFFA FAUZIAH
NIM : 2131101
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 05 Januari 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Ekononi Syari’ah.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Agus Waluyo, M.Ag.
Sekretaris Penguji : Fetria Eka Yudiana, M.Si
Penguji I : Mochlasin, M.Ag.
Penguji II : H. Ahmad Mifdhol M., Lc., M.Si.
Salatiga, 12 Januari 2016 Dekan
vi
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:akademik@iainsalatiga.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Shiffa Fauziah
NIM : 21311017
Jurusan : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan bahwa skripsi berjudul “ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014”, yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya
tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 29 November 2015
Yang menyatakan,
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Intelligence is not the measurement, but intelligence support all”
Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada
ketakutanmu.
PERSEMBAHAN
Skipsi ini saya persembahkan kepada:
1. Almarhumah ibuku
2. Bapakku
3. Adikku tersayang
4. Dosen pembimbingku yang senantiasa sabar dalam mengarahkanku
5. Para dosen yang telah mengajarkanku banyak hal
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas segala limpahan rahmat, karunia serta hidayah yang telah
diberikan oleh Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat dan taslim juga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam yang gelap gulita menuju
alam yang terang benderang seperti sekarang ini.
Terima kasih yang tak terhingga kepada ibuku, ibuku, ibuku serta bapakku
dan adikku tersayang yang senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan
dalam berbagai bentuk, serta restu dan doa yang selama ini diberikan kepada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar, Alhamdulillah.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Syariah. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan
dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, serta doa.
Rasa terima kasih yang sebesar - besarnya disampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana M.Si selaku Kepala Jurusan Perbankan Syariah S1
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga sekaligus dosen pembimbing
yang selalu sabar membimbing dan memberikan saran-saran agar skripsi
ix
4. Ibu Hikmah Endraswati SE, M.Si yang telah memberikan motivasi dan
semangat untuk mengerjakan skripsi agar terselesaikan dengan baik.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam yang telah memberikan ilmu, ajaran, dan bantuan kepada
penulis.
6. Almarhumah ibu Siti Muflihatun, tanpa beliau aku tidak akan bisa ada di
dunia ini dan semoga ibu turut bangga atas pencapaianku.
7. Bapak Supriyanto yang tanpa henti memberikan banyak dukungan berupa
do’a, saran-saran serta dukungan finansial.
8. Adikku tersayang Fahrizal Rizqi Annas yang tanpa henti memberiku
banyak pelajaran berharga atas usaha-usahanya untuk menyemangatiku
agar terselesaikannya skripsi ini.
9. Pakdhe Yaoni dan Budhe Titin yang selalu memberikan dukungan,
nasehat serta semangat dalam segala hal.
10.Pakdhe Di dan Budhe Warni yang selalu mendukungku dalam banyak hal.
11.Budhe Kopshoh sekeluarga yang mendukungku untuk bisa terus kuliah.
12.Keluarga besar di Kudus yang telah memberiku banyak pelajaran dalam
hidupku khususnya untuk Bulek Zul yang selalu ada saat aku hilang
semangat dalam masa-masa kuliahku.
13.Mbak Fajar, Mbak Nina, Mbak Dewi dan Mas Fendi yang menjadi
motivasiku untuk terus mengejar cita-citaku agar aku bisa sukses seperti
x
14.Sahabat-sahabatku Septiandika, Wiwit Ayu Nofitasari, Fadhilatu
Dhakiroh, Atina Rahmi Arba’ati, Indah Choirul Erni, dan Zuhrotul Koniah
atas segala hal yang telah kita lalui selama lebih dari 4 tahun ini semoga
kita tetap menjadi sahabat sampai kita tua nanti.
15.Devi Nur Halimah (Dephy) dan Siti Aliyah (Mbak Alya) yang telah
mendukungku dan memotivasiku selama ini saat aku senang maupun saat
tidak bersemangat dalam mengerjakan skripsi supaya skripsiku cepat
selesai.
16.Teman - teman angkatan 2011 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
telah memberikan banyak cerita, pengalaman serta pelajaran sebagai
mahasiswa kepada penulis.
17.Anak didikku, Jawi, Farid, Yong, Khofif, Afifah dan Najwa semoga kalian
menjadi anak-anak yang membanggakan orang tua.
18.Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas
segala bantuan dan dukungannya.
Akhir kata , penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua
pihak yang berkepentingan. Terima kasih.
Salatiga, 29 November 2015
xi ABSTRAK
Fauziah, Shiffa. 2015. Analisis Rasio Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Periode 2010-2014. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah (S1). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Fetria Eka Yudiana, M. Si
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel risiko kredit (NPL/NPF), risiko pasar (NIM), risiko likuiditas (LDR/FDR), rentabilitas (BOPO) dan permodalan (CAR) terhadap Kinerja Bank yang diproksikan dengan ROA. Data yang digunakan adalah publikasi laporan tahunan bank-bank yang terdaftar dalam Bank Umum Syariah yang diperoleh melalui website bank-bak tersebut sejak tahun 2010 sampai dengan 2014. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 55 sampel diambil dari 11 bank yang termasuk dalam BUS dengan rentang waktu 5 tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan dianalisis menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel risiko kredit (NPL/NPF), risiko pasar (NIM), risiko likuiditas (LDR/FDR), rentabilitas (BOPO) dan permodalan (CAR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank (ROA) dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Untuk variabel risiko kredit (NPL/NPF), risiko likuiditas (LDR/FDR), dan permodalan (CAR) tidak berpengaruh terhadap kinerja bank pada tingkat signifikansi 5%. Sedangkan variabel risiko pasar (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bank pada signifikansi 10%. Variabel rentabilitas (BOPO) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja bank. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa dalam model regresi sebesar 18,9% perubahan variabel kinerja bank disebabkan oleh kelima variabel yang diteliti, sedangkan sisanya 81,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN KELULUSAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
xiii
2. Bank Syariah...
a. Pengertian Bank Syariah...
b. Kegiatan Bank Syariah...
c. Sumber Dana Bank Syariah...
d. Prinsip Operasi Perbankan Syariah...
e. Tujuan Bank Syariah...
3. Kesehatan Bank...
4. Rasio Keuangan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank...
a. Profil Risiko (Risk Profile)...
1) Risiko Kredit (Credit Risk)...
2) Risiko Pasar (Market Risk)...
3) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)...
b. Rentabilitas (Earning)...
c. Permodalan (Capital)...
5. Kinerja Bank...
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian...
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...
C. Populasi dan Sampel...
D. Teknik Pengumpulan Data...
xiv
1) Jenis Data...
2) Sumber Data...
F. Definisi Operasional...
1. Komponen Kesehatan Bank...
a. Profil Risiko (Risk Profile)...
1) Risiko Kredit (Credit Risk)...
2) Risiko Pasar (Market Risk)...
3) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)...
b. Rentabilitas (Earning)...
c. Permodalan (Capital)...
2. Kinerja Keuangan...
G. Instrumen Penelitian...
H. Analisis Data dan Hipotesis...
1) Analisis Data...
c) Analisis Regresi Linier Berganda...
2) Hipotesis...
xv
b) Uji F (Uji Serempak)...
c) Uji T (Uji Parsial)... 66
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
A. Gambaran Umum Objek Penelitian...
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Research gap... 14
2.2 Kategori Peringkat Komposit untuk Tingkat Kesehatan Bank... 32
3.1 Daftar Nama Bank Sampel... 51
3.2 Definisi Operasional... 58
4.1 Daftar Nama Bank Umum Syariah... 69
4.2 Deskriptif Statistik... 70
4.3 Uji Normalitas... 72
4.4 Uji Heterokedastisitas... 73
4.5 Uji Autokorelasi... 74
4.6 Perbaikan Uji Autokorelasi... 75
4.7 Uji Multikolineritas... 76
4.8 Hasil Uji Regresi... 77
4.9 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi... 80
4.10 Uji Signifikansi Simultan... 81
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I Daftar Riwayat Hidup... 99
II Tabel Variabel X dan Y... 100
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Umum salah satu dari industri yang tertua. Bank pertama
didirikan pada tahun 1782 sebelum pensahan undang-undang dasar federal
dan banyak bank yang dibentuk pada tahun 1800-an dan masih ada pada saat
ini. Bank umum adalah lembaga keuangan yang paling penting dalam suatu
negara dilihat dalam jumlah asetnya (Reed and Gill, 1995:1).
Bank sendiri terbagi dalam beberapa jenis salah satunya adalah
berdasarkan kegiatan operasionalnya bank dibedakan menjadi bank
konvensional dan bank syariah. Menurut Veitzhal (2007:733) bank syariah
adalah bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Sedangkan bank umum
syariah menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
mendefinisikan bahwa bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam
kegiatannya bank umum syariah melakukan kegiatan penghimpunan dana,
penyaluran dana dan kegiatan jasa lain. Dalam meningkatkan kegiatan
operasionalnya bank umum syariah juga harus dapat menjaga kepercayaan
2
Perkembangan bank syariah cukup pesat terbukti adanya peningkatan
dari tahun 1992 sampai bulan Juni 2015 yaitu dari yang awalnya hanya ada
satu Bank Umum Syariah dan 9 BPRS pada tahun 1992 dan pada tahun 2014
telah menjadi menjadi 11 BUS, 24 UUS dan 160 BPRS (Statistik Perbankan
Syariah, 2014). Pada tahun 2010 juga dilakukan upaya Grand Strategy
Pengembangan Pasar Syariah salah satunya bertujuan membentuk citra baru
perbankan syariah nasional yang bersifat insklusif dan universal di tengah
pemerintah masih memulihkan perekonomiannya akibat krisis global. Hal ini
mendorong persaingan bank-bank syariah tersebut dalam meningkatkan
kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya berorientasi terhadap laba.
Pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank karena
kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat kemudian
menyalurkannya dengan tujuan memperoleh pendapatan. Oleh karena itu
Bank Indonesia menerapkan pembinaan dan pengawasan bank melalui aturan
tentang kesehatan bank.
Berdasarkan UU RI No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 29
menyebutkan bahwa bank dikatakan sehat apabila bank tersebut memenuhi
dalam aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen, rentabilitas,
likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank.
Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang tentang perbankan, Bank
Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran No. 26/ 5/ BPPP tanggal 29 Mei
1993 yang mengatur tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
3
Direksi Bank Indonesia No. 30/11 KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Tata cara
penilaian ini dikenal dengan metode CAMEL (Capital, Asset, Management,
Earnings, Liquidity) (Dendawijaya, 2009:141).
Akibat dari krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997, beberapa
peristiwa terjadi khususnya di perbankan nasional sejak November 1997
sampai April 1998 yaitu usaha yang dilakukan pemerintah RI dan
International Monetary Funds (IMF) dalam menyehatkan bank dan
membenahi kinerja bank yang berakibat pada pencabutan ijin usaha
(likuidasi) 16 bank swasta pada tanggal 24 November 1997 oleh menteri
keuangan dan pada tanggal 21 Juni 1998 yang dilakukan oleh Badan
Penyehatan Perbankan Nasional membekukan 8 bank dan mengambil alih 7
bank (Dendawijaya, 2009:160). Selain peristiwa pada tahun 1997-1998 masih
ada peristiwa lain yang menimpa perbankan nasional hingga tahun 2004 yaitu
kasus Bank Bali, kasus Texmaco hingga kasus dibekukannya Bank Global
pada tahun 2004 (Dendawijaya, 2009:261). Berlatar belakang peristiwa yang
telah terjadi di perbankan nasional tersebut maka pengawasan bank lebih
diperketat dengan dikeluarkannya tingkat penilaian kesehatan yang baru pada
tahun 2004. Standar penilaian tingkat kesehatan bank dalam hal ini
dinamakan CAMELS (Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity, and
sensitivity to risk market). Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan BI No.
6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian
4
2013:40). Kemudian dikeluarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI No.
13/24/DPNP yang berlaku per Januari 2012 menganggantikan CAMELS
dengan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan
Capital). Dengan regulasi tentang penilaian kesehatan maka dapat
meningkatkan kinerja bank dan menumbuhkan tingkat kepercayaan
masyarakat (www.kompas.com). Menurut Kuncoro (2002:572) langkah
strategis peningkatan kinerja bank melalui peningkatan kesehatan bank
memiliki pengaruh terhadap meningkatnya laba perusahaan. Dengan
meningkatnya kesehatan bank, maka perolehan atas laba akan meningkat, ini
dikarenakan masyarakat khususnya investor dan kreditor mempercayakan
dananya untuk diinvestasikan pada bank yang “Sehat”.
Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank
tersebut, sehingga apabila kinerja buruk bukan tidak mungkin para direksi ini
akan diganti. Kinerja juga merupakan pedoman hal-hal apa saja yang perlu
diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya (Kasmir, 2009:259).
Penilaian terhadap kinerja memang dibutuhkan oleh setiap pelaku ekonomi
dalam menjalankan setiap kegiatan karena salah satu tujuan penilaian adalah
untuk mengetahui laba yang dihasilkan dan berusaha untuk meningkatkan
profit atau laba.
Menurut Rachmawati (2013) profitabilitas merupakan indikator yang
paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Kemampuan bank dalam
menghasilkan profit akan bergantung pada kemampuan manajemen bank
5
Sudiyatno (2013) ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang
digunakan pada umumnya adalah Return On Equity (ROE) dan Return On
Asset (ROA). Return On Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan Return On Equity
(ROE) mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan
dalam bisnis tersebut. Dalam perbankan, Bank Indonesia lebih mementingkan
penilaian besarnya ROA dan tidak memasukkan unsur ROE. Hal ini
dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas bank lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang
dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat
(Dendawijaya, 2009:119).
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian terhadap
“Analisis Rasio Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Periode 2010-2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variabel permodalan (CAR), risiko pasar (NIM),
rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit (NPL) secara
bersama-sama terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah?
2. Bagaimana pengaruh variabel permodalan (CAR), risiko pasar (NIM),
rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit (NPL) secara
6
3. Variabel manakah yang paling dominan terhadap kinerja bank (ROA) di
Bank Syariah?
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka penelitian ini mempunyai
tujuan yang diharapkan yaitu:
1. Menganalisis pengaruh secara bersama-sama variabel permodalan (CAR),
risiko pasar (NIM), rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko
kredit (NPL) terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah.
2. Menganalisis pengaruh secara parsial permodalan (CAR), risiko pasar
(NIM), rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit
(NPL) terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah.
3. Menganalisis variabel permodalan (CAR), risiko pasar (NIM), rentabilitas
(BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit (NPL) yang paling
dominan berpengaruh terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai berikut:
1. Bagi pihak Bank Syariah
Bagi perbankan, dapat dijadikan bahan pertimbangan dan bahan
kepustakaan guna menambah pengetahuan di dunia perbankan. Penelitian
ini dapat menambah khasanah keilmuwan dan wawasan mengenai tingkat
7
2. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya sebagai salah satu sumber informasi.
Dan dapat menambah wawasan yang luas untuk masyarakat pada
umumnya.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana
mengetahui tingkat kesehatan bank dapat berpengaruh terhadap kinerja
perbankan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk kejelasan dan ketetapan arah pembahasan dalam skripsi ini
penulis menyusun sistematika sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan tujuan
sistematika penelitian.
Bab II KAJIAN PUSTAKA menguraikan tentang telaah pustaka yang
berisi ringkasan penelitian terdahulu, kerangka teori yang berkaitan dengan
topik penelitian, kerangka yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan
hipotesis dan model penelitian yang di uji, serta hipotesis penelitian yang
menjadi pedoman dalam analisis data.
Bab III METODE PENELITIAN bab ini berisi jenis penelitian, lokasi
penelitian, populasi dan sampel, devinisi variabel, metode pengumpulan data,
8
Bab IV ANALISA PENELITIAN menguraikan tentang deskripsi objek
penelitian serta analisa data.
Bab V PENUTUP mencakup uraian yang berisi kesimpulan yang
diperoleh dari hasil penelitian dan saran-saran untuk kemajuan obyek
9 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan kumpulan hasil penelitian-penelitian
terdahulu dan mempunyai kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Dalam penelitian ini rasio yang digunakan sebagai rasio dependen adalah
ROA (Return On Asset) dan rasio independen adalah rasio-rasio yang
digunakan dalam pengukuran kesehatan di perbankan yaitu permodalan
dihitung dengan CAR (CapitalAdequacy Ratio), risiko pasar dihitung dengan
NIM (Net Interset Margin), rentabilitas dihitung dengan BOPO (Biaya
Operasional/Pendapatan Operasional), risiko likuiditas dihitung dengan
LDR/FDR (Loan/Financing to Deposite Ratio) dan risiko kredit dihitung
dengan NPL/NPF (Non Performing Loan/Finance).
Wibowo dan Syaichu (2013) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh suku bunga, inflasi, CAR, BOPO, dan NPF terhadap profitabilitas
bank syariah. Populasi yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini
adalah bank umum syariah yang laporannya telah dipublikasikan ke Bank
Indonesia periode 2008-2011. Pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling diperoleh 3 bank umum syariah. Data penelitian ini
menggunakan data sekunder yang berasal dari website masing-masing bank
dan Bank Indonesia. Metode analisis menggunakan regresi linier berganda.
10
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan BOPO
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Anggraeni dan Suwardika (2014) penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal di ukur dengan
Capital Adequacy Ratio (CAR), risiko kredit di ukur dengan Non Performing
Loan (NPL), suku bunga kredit terhadap profitabilitas pada bank BUMN di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh, yaitu dengan
mengambil semua anggota populasi sabagai sampel. Data yang diperoleh
adalah data bulanan dari laporan keuangan publikasi bank-bank pemerintah
selama tiga tahun, yaitu tahun 2010-2012. Teknik analisis data yang
dipergunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan variabel DPK dan CAR berpengaruh positif, sedangkan NPL
dan Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA).
Dewi, Sinarwati, Darmawan (2014) penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh capital adequacy ratio (CAR), loan to deposit ratio
(LDR), dan perbandingan biaya operasional dengan pendapatan operasional
(BOPO) terhadap return on assets (ROA) pada bank umum yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012 secara parsial dan simultan.
Sampel yang digunakan adalah 20 Bank Umum yang terdaftar di BEI.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap ROA, LDR tidak mempunyai pengaruh
11
terhadap ROA, dan CAR, LDR, dan BOPO secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Aldi, Nugraha dan Saryadi (2015) Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh CAR, NIM, BOPO, dan LDR terhadap Tingkat
Profitabilitas. Metode penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu 35
bank go public periode 2008-2012 yang bersumber dari direktori perbankan
Indonesia dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.
Skala pengukuran menggunakan skala ukur rasio. Pada analisis digunakan uji
regresi linier dan uji signifikansi menggunakan bantuan SPSS 15.0.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa, CAR memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. NIM memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap profitabilitas. BOPO memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap profitabilitas. LDR tidak memiliki pengaruh yang
signfikan terhadap profitabilitas. Secara simultan, CAR, NIM, BOPO, dan
LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas sebesar 95,6
%. NIM memiliki pengaruh paling besar dengan standardized coefficient beta
sebesar 0,350. Peneliti menyarankan agar manajemen mempertimbangkan
juga faktor-faktor lain selain faktor CAR, NIM, BOPO, dan LDR sebagai
bahan pertimbangan dalam melihat tingkat profitabilitas bank.
Ariani dan Ardiana (2015) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kecukupan modal, tingkat efisiensi, risiko kredit dan likuiditas
terhadap profitabilitas. Penelitian ini dilakukan di LPD Kabupaten Badung
12
sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 94 unit LPD. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil
pengujian dapat disimpulkan bahwa kecukupan modal (CAR) tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA), tingkat efisiensi (BOPO) dan
risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA), serta
likuiditas (LDR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA).
Dayu (2015) penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Tingkat
Kecukupan Modal, Likuiditas, Risiko Pasar, dan Risiko Kredit terhadap
Kinerja Keuangan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 Bank Konvensional. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan
persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk
menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian
pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu
juga dilakukan uji asumsi klasik yang tidak ditemukan variabel yang
menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang tersedia
telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linear
berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Tingkat
Kecukupan Modal, Likuiditas, dan Risiko Kredit tidak menunjukkan
pengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Variabel Risiko Pasar
berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan. Kemampuan
13
penelitian ini sebesar 45.3%, sedangkan sisanya 54.7% ditentukan oleh faktor
lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Djazuli (2015) Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan
menganalisis pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode Risk
Based Bank Rating terhadap kinerja keuangan bank umum syariah di
Indonesia yang diproksi dengan Return on Asset (ROA). Sedangkan rasio
yang digunaka dalam pengukuran Risk Based Bank Rating mencangkup
risiko kedit (Non Performing Financing/NPF), risiko likuiditas (Financing to
Deposit Ratio/FDR), nilai komposit Good Corporate Governance, Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Operating
Margin (NOM), dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Penelitian ini
merupakan penelitian kausalitas dengan data sekunder yang berasal dari
laporan keuangan tahunan bank syariah di Indonesia periode 2010-2013
dengan sampel sebanyak 8 bank. Hasilnya menunjukkan bahwa melalui uji F
NPF, FDR, GCG, BOPO, NOM dan CAR berpengaruh terhadap kinerja
keuangan (ROA) sebesar 60,8%. Sedangkan melalui uji t hanya variabel FDR
dan NOM yang berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan
(ROA). Dari kedua variabel tersebut FDR adalah variabel yang paling
dominan mempengaruhi ROA.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya maka dapat
disimpulkan terdapat beberapa research gap, seperti yang tertuang dalam
14
CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
Aldi, Nugraha dan Saryadi (2015)
CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
Dewi, Sinarwati dan Darmawan (2014)
CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA
Dayu (2015) NIM positif dan signifikan berpengaruh terhadap ROA
Djazuli (2015) NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
3.
BOPO
Wibowo dan Syaichu (2013)
BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA
Sudiyatno (2013)
BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA
Ardi, Nugaraha dan Saryadi (2015)
BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA
Djazuli (2015) BOPO berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA
4.
LDR
Dayu (2015) LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA
Ardi, Nugaraha dan Saryadi (2015)
LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA
Djazuli (2015) LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
5.
NPL
Djazuli (2015) NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA
NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA
15
Sinarwati dan Darmawan (2014); Dayu (2015); Djazuli (2015); Wibowo dan Syaichu (2013); Ariani dan Ardiana (2015)
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat beberapa
penelitian yang dilakukan untuk menguji faktor-faktor dari kesehatan bank
yang mempengaruhi profitabilitas perbankan. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sampel penelitian ini yaitu 11 bank yang
termasuk dalam Bank Umum Syariah. Selain dilihat dari sampelnya dapat
dilihat pula dari tahun penelitian yang berbeda serta jumlah sampel yang
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian di atas
kebanyakan meneliti bank yang termasuk dalam bank umum yang bersifat
konvensional dan syariah yang termasuk dalam BUMN maupun dalam daftar
BEI tetapi penelitian ini hanya menitikberatkan pada bank yang termasuk
dalam Bank Umum Syariah.
B. Kerangka Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (Agency Theory) memiliki hubungan dengan
kinerja bank, karena kinerja dari suatu perusahaan perbankan tidak dapat
dipisahkan dengan manajemen bank. Jensen dan Meckling (1976) dalam
Ujiyanto (2007) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah
kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Dengan
adanya hubungan antara kedua belah pihak maka manajer (agent)
mempunyai tanggung jawab untuk melaporkan hasil kerjanya kepada para
pemegang saham atau pemilik. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah
16
selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu
biaya keagenan (agency cost) (Najmudin, 25:2011).
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan pemilik (pemegang saham) hal tersebut menimbulkan
asimetri informasi (http://anggyansyah.blogspot). Sehingga para
pemegang saham khawatir manajer hanya bekerja untuk memaksimalkan
kepentingan sendiri daripada bekerja untuk memaksimalkan kekayaan
para pemegang saham. Untuk mengurangi adanya hal tersebut maka
dilakukan perencanaan kompensasi yang baik yang memotivasi manajer
agar bekerja bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri namun juga para
pemegang saham (Najmudin, 26:2011).
Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan
tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan
diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas
mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3)
manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat
dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak
opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya (Haris, 2004)
dalam Ujiyantho (2007). Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka
diketahui bahwa manajer maupun pemegang saham mempunyai
kepentingan yang berbeda dimana masing-masing pihak berusaha untuk
17 2. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam
UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah
dengan UU No.10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
Menurut Veitzhal (2007:733) bank syariah adalah bank yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah. Dijelaskan lebih
lanjut oleh Veitzhal (2007:759) bank syariah adalah lembaga
intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan
etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba),
bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian
(maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar),
berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.
Bank syariah sering dipersamakan dengan bank tanpa bunga. Bank
tanpa bunga merupakan konsep yang lebih sempit dari bank syariah,
ketika sejumlah instrumen atau operasi syariah selain menghindari
bunga, juga secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran
dan tujuan dari ekonomi Islam yang berorientasi pada kesejahteraan
18
Menurut ensiklopedia Islam, bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran operasionalnya
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank
syariah adalah lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana
serta jasa-jasa lain sesuai prinsip-prinsip syariah.
b. Kegiatan Bank Syariah
Berdasarkan booklet Perbankan Indonesia (2014), kegiatan usaha
bank umum syariah adalah:
1) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2) Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
3) Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad
mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak
19
4) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad
salam, akad istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
5) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
6) Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa
beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
7) Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
8) Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah.
9) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat
berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata
berdasarkan prinsip syariah, antara lain, seperti akad ijarah,
musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah.
10)Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh pemerintah dan/atau BI.
11)Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak
20
12)Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu akad yang berdasarkan pinsip syariah.
13)Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasarkan prinsip syariah.
14)Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun
untuk kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah.
15)Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad
wakalah.
16)Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi
berdasarkan prinsip syariah.
17)Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang
perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
18)Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah.
19)Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah
atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
20)Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk
mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip
21 c. Sumber Dana Bank Syariah
Sumber dana bank ( Kasmir, 2014:50) adalah usaha bank
dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana tergantung
dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari
lembaga lain.
Dana-dana yang digunakan bank untuk melaksanakan
operasionalnya berasal dari dana-dana sebagai berikut (Sinangun,
1993):
1) Dana pihak pertama, yaitu dana milik sendiri yang berasal dari
para pemilik saham.
2) Dana pihak kedua, yaitu dana yang berasal dari pinjaman
kepada pihak luar.
3) Dana pihak ketiga, yaitu dana yang berasal dari simpanan
masyarakat. Bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga
tersebut dalam berbagai bentuk simpanan yaitu:
a) Titipan (wadiah), yaitu simpanan yang dijamin keamanan
dan pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbalan
atau keuntungan.
b) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko untuk
investasi umum dimana bank akan membayar keuntungan
secara proporsional dengan portofolio yang didanai dengan
22
c) Investasi khusus dimana bank bertindak sebagai manajer
investasi untuk memperoleh fee, jadi bank tidak ikut
berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil
risiko atas investasi.
Dengan demikian dana yang dimilki oleh bank syariah berasal
dari (Muhammad, 2002:232):
1) Modal inti (Core Capital), adalah modal sendiri yang berasal
dari pemegang saham. Pada umumnya dana modal terdiri dari:
a) Modal yang disetor para pemegang saham.
b) Cadangan.
c) Laba yang ditahan.
2) Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)
Bank menghimpun dana berasal dari bagi hasil atas dasar
prinsip mudharabah, yaitu akad kerjasama atas pemilik dana
dengan pengusaha untuk melakukan usaha bersama, dan
pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis
sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya
sebagai pemilik dana, bank menyediakan berbagai jasa bagi
para investor berupa:
a) Rekening investasi umum.
b) Rekening investasi khusus.
c) Rekening tabungan mudharabah.
23
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada
bank yang biasanya berupa giro atau tabungan.
d. Prinsip Operasi Perbankan Syariah
Prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank syariah adalah
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antar bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah. Prinsip operasi bank
syariah menurut Simorangkir, (2004 : 40) adalah sebagai berikut :
1) Wadi’ah
Perjanjian antara pemilik barang (termasuk uang) dengan
penyimpan (termasuk bank) dimana pihak penyimpan bersedia
untuk menyimpan dan menjaga keselamatan barang yang dititipkan
padanya. Dalam hal ini terdapat dua jenis wadi’ah yaitu wadi’ah
amanah dan wadi’ah dhamanah.
2) Mudharabah
Perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dengan
pengusaha (entrepreneur). Mudharabah merupakan hubungan
berserikat antara pemilik dana atau harta dan pihak yang memiliki
keahlian atau pengalaman. Dalam perjanjian ini pemilik modal
bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek atau usaha dan
pengusaha setuju untuk mengelola usaha atau proyek tersebut
24 3) Musyarakah
Perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih pemilik modal
(uang atau barang) untuk membiayai suatu usaha. Keuntungan dari
usaha tersebut dibagi sesuai dengan persetujuan pihak-pihak
tersebut.
4) Murabahah
Persetujuan jual beli suatu barang dengan harga sebesar harga
pokok ditambah keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuan
tersebut juga meliputi cara pembayaran sekaligus.
5) Bai’ Bithaman Ajil
Persetujuan jual beli barang dengan harga pokok ditambah dengan
keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuan ini termasuk pula
jangka waktu pembayaran dan jumlah angsuran.
6) Ijarah
Perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang
membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut
dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah
pihak. Setelah masa sewa berakhir maka barang akan dikembalikan
pada pemilik.
7) Ta’jiri
Perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang
membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut
25
Setelah masa sewa berakhir, pemilik barang menjual barang
tersebut kepada penyewa dengan harga yang disetujui kedua belah
pihak.
8) Sharf
Kegiatan jual beli mata uang dengan mata uang lainnya. Apabila
yang diperjual belikan adalah mata uang yang sama, nilai mata
uang tersebut haruslah sama, dan penyerahannya juga pada waktu
yang sama.
9) Al Qard Ul Hasan
Perjanjian pinjam meminjam uang atau barang dengan tujuan untuk
membantu penerima pinjaman. Penerima pinjaman wajib
mengembalikan utangnya dalam jumlah yang sama. Apabila
peminjam tidak mampu mengembalikannya pada waktunya maka
peminjam tidak boleh dikenakan sanksi. Atas kerelaannya,
peminjam diperbolehkan memberikan uang atau barang kepada
pemilik.
10) Al Bai’al Dayan
Perjanjian jual beli secara diskonto atas piutang tagihan yang
berasal dari jual beli barang dan jasa.
11) Kafalah
Jaminan yang diberikan dari suatu pihak kepada suatu pihak lain,
26
pembayaran kembali suatu utang atau pelaksanaan prestasi tertentu
yang menjadi hak penerima jaminan.
12) Rahn
Menjadikan barang-barang berharga sebagai agunan untuk
menjamin dipenuhinya suatu kewajiban.
13)Hiwalah
Pengalihan kewajiban dari suatu pihak yang mempunyai kewajiban
kepada pihak lain.
14)Wakalah
Perjanjian pemberian kuasa kepada pihak lain yang ditunjuk untuk
mewakilinya dalam melaksanakan suatu tugas/kerja atas nama
pemberi kuasa.
e. Tujuan Bank Syariah
Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai
berikut (Melasari, 2013) :
1) Menggairahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara
Islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan
agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis
usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan),
dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga
telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi
27
2) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak
yang membutuhkan dana.
3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka
peluang berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin,
yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju
terciptanya kemandirian usaha.
4) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya
merupakan program utama dari negara-negara yang sedang
berkembang. Upaya bank syariah dalam mengentaskan kemiskinan
ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat
kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program
pembinaan produsen, pembinaan pedagang perantara, program
pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja, dan
program pengembangan usaha bersama.
5) Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas
bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi
diakibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak
sehat antara lembaga keuangan.
3. Kesehatan Bank
Berdasarkan UU RI No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 29
28
memenuhi dalam aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen,
rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank.
Budisantoso dan Triandaru (2006:51) dalam Anshari (2013)
mengartikan bahwa kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank
untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal seperti
kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan
dari modal sendiri, kemampuan mengelola dana, kemampuan untuk
menyalurkan dana ke masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak
lain, pemenuhan peraturan perbankkan yang berlaku dan mampu
memenuhi semua kewajiban dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturan perbankan yang berlaku.
Dari pengertian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kesehatan bank adalah kemampuan bank untuk melakukan kegiatan
operasionalnya sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kesehatan bank mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
bank, kegiatan ini meliputi (Susilo,dkk : 2000):
a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain,
dan dari modal sendiri.
Bank menghimpun dana dari masyarakat biasanya dilakukan dengan
menawarkan berbagai jenis produk simpanan. Jenis-jenis simpanan
yang biasanya digunakan adalah simpanan giro, tabungan dan
29
saat bank mengalami kesulitan keuangan. Dana tersebut diperoleh dari
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), pinjaman antar bank (call
money), pinjaman dari bank-bank luar negeri dan Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU). Kemudian dana bank yang berasal dari modal
sendiri adalah dana yang diperoleh dari setoran para pemegang saham.
b. Kemampuan mengelola dana.
Bank hendaknya mampu mengelola dananya dengan baik, mulai dari
mencari sumber-sumber dana bank, mengatur regulasi dana bank agar
tidak terjadi kredit macet dan bank kekurangan dana, serta mengatur
agar dapat selalu memecahkan masalah keuangan yang dihadapi.
c. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,
pemilik modal dan pihak lain.
Kewajiban bank kepada masyarkat adalah kewajiban bank
menyediakan dana masyarkat yang telah dititipkan apabila
sewaktu-waktu akan diambil. Kemudian kewajiban bank kepada karyawan
adalah kewajiban memberikan upah sesuai dengan yang diperjanjikan
serta tepat waktu. Kewajiban bank terhadap pemilik modal adalah
kewajiban untuk memberikan pendapatan atau keuntungan sesuai
dengan dana yang telah diinvestasikan. Sedangkan kewajiban bank
terhadap pihak lain adalah apabila bank meminjam dana, maka bank
harus mengembalikan dana tersebut sesuai dengan waktu yang telah
30
d. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya, bank mempunyai aturan
yang berasal dari Bank Indonesia maupun pihak lain yang berwenang
membuat peraturan. Kewajiban bank adalah mematuhi peraturan
tersebut agar kegiatan bank terlaksana dengan baik.
Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan sistem
penilaian tingkat kesehatan bank berbasis risiko menggantikan penilaian
CAMELS yang dulunya diatur dalam PBI No.6/10/PBI/2004. Penilaian
tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan berdasarkan
risiko (Risk-based Bank Rating) merupakan penilaian yang komprehensif
dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang
meliputi penerapan tata kelola yang baik, rentabilitas, dan permodalan.
Pendekatan tersebut memungkinkan Bank Indonesia sebagai pengawas
melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena
penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian
dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera
dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut
pengawasan (Wirawan:2013).
Dalam PBI No. 13/1/PBI/2011 penilaian Risk Based Bank Rating
31
a. Profil risiko (risk profile)
Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap
risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam
operasional bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yaitu:
risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko
hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi.
Berdasarkan hasil pengawasan, jenis risiko yang menonjol dalam
industri perbankan nasional adalah risiko kredit dan operasional.
b. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian terhadap
manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG sebagaimana
diatur dalam PBI GCG yang didasarkan pada 3 (tiga) aspek utama
yaitu Governance Structure, Governance Process dan Governance
Outcomes. Governance Structure mencakup pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Komisaris dan Direksi serta kelengkapan dan
pelaksanaan tugas komite. Governance Process mencakup penerapan
fungsi kepatuhan bank, penanganan benturan kepentingan, penerapan
fungsi audit intern dan ekstern, penerapan manajemen risiko
termasuk sistem pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak
terkait dan dana besar, serta rencana strategis bank. Governance
Outcomes mencakup transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal.
32
perbankan mengingat SDM yang menjalankan bisnis perbankan
merupakan faktor kunci yang harus memiliki integritas dan
kompetensi yang baik.
c. Rentabilitas (earnings)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian
terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan
sustainability earnings bank. Tindakan pengawasan yang dilakukan
antara lain meminta bank agar meningkatkan kemampuan
menghasilkan laba seperti melalui peningkatan efisiensi dan volume
usaha dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
d. Permodalan (capital)
Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian
terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan.
Bagi bank yang dinilai masih perlu meningkatkan modal untuk
mendukung kegiatan usaha, Bank Indonesia antara lain meminta agar
pemegang saham bank menambah modal, mencari investor baru
dan/atau mengurangi proporsi pembagian dividen kepada pemegang
saham.
Sedangkan untuk penilaiannya untuk tingkat kesehatan bank juga
berbeda yaitu menggunakan komposit dalam penilaiannya.
Tabel 2.2
Kategori Peringkat Komposit untuk Tingkat Kesehatan Bank
PK Keterangan
PK-1 Mencerminkan kondisi bank secara umum sangat sehat
33
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan, maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan.
PK-2 Mencerminkan kondisi Bank secara umum sehat
sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan, maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan.
PK-3 Mencerminkan kondisi Bank secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan, maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan usaha Bank.
PK-4 Mencerminkan kondisi Bank secara umum kurang sehat
sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum signifikan
dan tidak dapat diatasi dengan baik oleh manajemen serta mengganggu kelangsungan usaha Bank.
PK-5 Mencerminkan kondisi Bank secara umum tidak sehat
sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum sangat signifikan sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi keuangan Bank.
34
4. Rasio Keuangan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan. Misalnya antara Utang dan Modal, antara Kas dan
Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan Total Penjualan, dan
sebagainya (Harahap, 2013:297). Teknik ini sangat lazim digunakan para
analisis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan
analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Keunggulan analisis rasio keuangan dibandingkan analisis dengan
teknik lain adalah (Harahap, 2013:298):
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhstisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
Kelemahan analisis rasio keuangan dibanding analisis dengan
teknik lain adalah (Harahap, 2013:298):
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat.
b. Sulit jika data tidak sinkron.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
Mengenai penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode Risk
35
terdiri dari: Profil risiko, Good Corporate Governance (GCG),
Rentabilitas dan Permodalan). Namun biasanya faktor yang mudah diukur
adalah faktor kuantitatif karena berupa rasio – rasio keuangan dan datanya
mudah diperoleh. Dalam penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode
Risk Based Bank Rating (RBBR) faktor kuantitatif adalah profil risiko:
risiko keuangan (kuantitatif), rentabilitas dan permodalan.
a. Profil Risiko (Risk Profil)
Bank Indonesia mendefinisikan risiko sebagai potensi terjadinya
suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian (loss). Hal
ini berarti pula bahwa risiko selalu melekat pada setiap aktivitas usaha
bank dan risiko akan dapat menjadi berbahaya apabila tidak
dimengerti, tidak terukur dan tidak dikelola atau dikendalikan
(Wirawan, 2013).
Manajemen risiko dalam pengawasan bank akan memfokuskan
pada dual hal pokok, yaitu proses manajemen risiko itu sendiri dan
pendekatan kuantitatif atas risiko tersebut. Proses manajemen risiko
perlu untuk mengetahui apakah kegiatan pengendalian atas setiap
risiko sudah dilakukan dalam kegiatan operasional bank, sedangkan
pendekatan kuantitatif diperlukan untuk mengatur sampai seberapa
jauh risiko yang dihadapi dan seberapa besar kerugian yang akan
36 1) Risiko Kredit (Credit risk)
Risiko kredit (credit risk) didefinisikan sebagai kemungkinan
kegagalan debitur mengembalikan kredit yang diberikan oleh bank.
Bank Indonesia mengklasifikasikan kredit non produktif kedalam
tiga kategori yaitu kredit kurang lancar, diragukan, dan macet.
Risiko kredit ditunjukkan dengan besaran Non performing loan
atau dalam bank syariah dikenal dengan nama Non Performing
Finance yaitu jumlah aktiva non produktif dibagi dengan total
kredit yang diberikan bank (Latumaerissa, 1999:84). Rasio NPL
menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit
bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL
maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit
bermasalah semakin besar sehingga dapat menyebabkan kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar
(Herdiningtyas,2005). Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL
maka semakin rendah profitabilitas suatu bank.
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, NPL dihitung dari perbandingan antara kredit
bermasalah terhadap total kredit. Dalam bank syariah kredit
digantikan dengan nama pembiayaan.
NPL/NPF = ( )
37 2) Risiko Pasar (Market Risk)
Risiko pasar (Market Risk) adalah risiko dari suatu entitas
yang mungkin mengalami kerugian sebagai akibat dari fluktuasi
pergerakan harga pasar, karena perubahan harga (volatilitas)
instrumen-instrumen pendapatan tetap, instrumen-instrumen
ekuitas, komoditas, kurs mata uang, dan kontrak-kontrak di luar
neraca terkait. Selain itu, risiko pasar juga berasal dari risiko valuta
asing umum dan risiko komoditas seluruh bank ( di bidang
perdagangan dan pembukuan perbankan) (Greuning dan
Bratanovic, 2011:197). Risiko pasar dihitung dengan Net Interset
Margin yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat
kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan
operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga kredit yang
disalurkan. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan
pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank,
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil dan kinerja bank tersebut akan semakin baik (Griha,
Zulbahridar, dan Andri ,2014).
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, NIM dihitung dari perbandingan antara
pendapatan bunga terhadap aktiva produktif.
NIM =
38
3) Risiko Likuiditas (Liquidity risk)
Risiko likuiditas (liquidity risk) menunjukkan risiko yang
dihadapi oleh bank karena mengalami kegagalan untuk memenuhi
kewajiban terhadap deposannya, dengan alat-alat likuid yang
tersedia karena harus digunakan oleh bank yang bersangkutan
untuk membayar kewajiban yang harus segera dilunasi (Harahap,
2013:301). Dalam penelitian ini menggunakan Loan/Finance to
Deposite Ratio untuk menghitung likuiditas dimana semakin tinggi
rasio likuiditas maka kemungkinan bank mengalami kerugian
semakin rendah karena dapat menyalurkan kredit dengan efektif
secara otomatis laba akan semakin meningkat (Dewi, Sinarwati
dan Darmawan, 2014).
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, LDR dihitung dari perbandingan antara jumlah
kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga. Dalam
bank syariah kredit digantikan dengan nama pembiayaan.
LDR/FDR = ( )
(2.3)
b. Rentabilitas (Earning)
Rentabilitas (earnings) (Veitzhal, 2007:720) adalah untuk
memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan
akurat yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Penilaian terhadap
faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian terhadap kinerja
39
Rasio keuangan penilaian rentabilitas dalam penelitian ini
menggunakan rasio BOPO.
Rasio ini yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (Dendawijaya,
2009:130). Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga
kemungkinan laba bank akan semakin meningkat (Griha, Zulbahridar,
dan Andri ,2014). Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus
(Dendawijaya, 2009:129):
BOPO =
x 100% (2.4) c. Permodalan (Capital)
Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi
penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan
permodalan. Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital
Adequacy Ratio (CAR).
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri
bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar
bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan
kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk