• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTERAKSI KEBERAGAMAAN DALAM KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS V SDN UNGARAN 05 KECAMATAN UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH INTERAKSI KEBERAGAMAAN DALAM KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS V SDN UNGARAN 05 KECAMATAN UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PADA SISWA KELAS V SDN UNGARAN 05 KECAMATAN LNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG

TA HUN PELAJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I) Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

AFRICHAH

NIM : 114 06 150

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUD1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

Website: E-mail:

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referansi yang ada, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, Agustus 2008 Peneliti

AFRIC

NIM: 114 06 150

(3)

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Drs. Djoko Sutopo

Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalamualaikum Wr.Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : AFRICHAH

NIM : 114 06 150

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : PENGARUH INTERAKSI KEBERAGAMAAN

DALAM KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS V SDN UNGARAN 05

KECAMATAN UNGARAN BARAT,

KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2008/2009

Dengan ini mohon skripsi saudari tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salatiga, Agustus 2008 Pembimbing

(4)

D E P A R T E M E N A G A M A Rl

S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

r. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@,stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul

Nama NIM

Program Studi

PENGARUH INTERAKSI KEBERAGAMAAN DALAM KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS V SDN UNGARAN 05 KECAMATAN UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

AFRICHAH 11406150

Pendidikan Agama Islam (PAI)

Salatiga,

23 Sya'ban 1429 H 26 Agustus 2008 M

Dewan Penguji,

Pembimbing

Drs. Djoko Sutopo N IP.150231366

(5)

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang

mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah". (Q. S. Al Ahzab : 21) *)

(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk : 1. Ibunda Susilo Hastuti, S. Pd.

2. Suamiku Moch. Fahrozi yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

3. Anakku tersayang R. Kusuma Megaratri. 4. Sahabat-sahabatku di SD Ungaran 05. 5. Sahabat-sahabatku sealmamater.

(7)

Dengan ucapan Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, hidayah serta kecerahan pikiran sheingga penulis dapat menyelesaikan penyusnnan skripsi dengan judul : PENGARUH INTERAKSI KEBERAGAMAAN DALAM KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM PADA SISWA KELAS V SDN UNGARAN 05 KECAMATAN

UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2007/2008.

Sebagai insan yang penuh kelemahan dan kekurangan, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Bapak DR. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Sa’adi, M. Ag., selaku ketua Jurusan Tarbiyah.

3. Bapak Drs. Djoko Sutopo, selaku ketua program studi PAI Ekstensi sekaligus selaku pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

(8)

6. Bapak Muryono, S.Pd, selaku kepala sekolah dan guru SD Negeri Ungaran 05 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

7. Suami tercinta dan anak-anakku tersayang yang telah memberikan dorongan dan inspirasi sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan lancar.

8. Bapak dan ibu serta saudara-saudaraku yang selalu memberikan dorongan dan

9. Teman-temanku yang selalu membantu dan memotivasi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

Akhimya penulis hanya berdoa kepada Allah SWT, Semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapat hidayah, keberkahan, serta Ridlo dari- Nya. Amin.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempumaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umunya. Amiin.

doanya.

Salatiga, Agustus 2008 Penulis

AFR1CHAH NIM : 114 06 160

(9)

HALAMAN JUDUL ... i

DEKLARASI ii NOTA PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional... 6

G. Metode Penelitian ... 9

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Interaksi Keberagamaan dalam Keluarga ... 14

B. Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam ... 22

(10)

C. Pengaruh Interaksi Keberagamaan dalam Keluarga terhadap

Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam ... 34

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SDN Ungaran 05 ... 36

B. Penyajian Data Penelitian ... 43

BAB IV AN ALISA DATA A. Pemberian Skor... 51

B. Teknik Analisa Pertama ... 56

C. Teknik Analisa Kedua ... 61

D. Teknik Analisa Ketiga... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran-Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

Tabel I Rekapitulasi Guru SDN Ungaran 05 40

Tabel II Keadaan Siswa SDN Ungaran 05 41

Tabel III Data Tentang Struktur Organisasi SDN Ungaran 0 5 ... 42

Tabel IV Hasil Angket Interaksi Keberagamaan Pelajaran Agama Islam .. 45

Tabel V Hasil Angket Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam ... 47

Tabel VI Skoring Interaksi Keberagamaan dalam Keluarga ... 52

Tabel VII Skor Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam ... 54

Tabel VIII Frekuensi Jawaban tentang Interaksi Keberagamaan ... 56

Tabel IX Frekuensi Jawaban Angket Motivasi Belajar ... 58

Tabel X Nilai Nominasi Hasil Angket Tiap Siswa ... 63

Tabel XI Frekuensi dan Presentasi Interaksi Keberagamaan ... 65

Tabel XII Frekuensi dan Persentasi Motivasi Belajar ... 65

Tabel XIII Tabel Frekuensi yang Diperoleh... 66

Tabel XIV Tabel Frekuensi yang Diharapkan... 66

Tabel XV Tabel Frekuensi yang Diperoleh... 67

(12)

ABSTRAK

Pengaruh Interaksi Keberagamaan dalam Keluarga Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas V SDN Ungaran 05 Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008, Africhah, NIM. 114 06 160 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi setiap anak.

Motivasi merupakan esensi pokok guna pemenuhan kebutuhan physic dan psycis manusia. Kebutuhan timbul karena adaya keadaan yang tidak seimbang, tidak serasi, atau rasa ketegangan yang menuntut suatu kepuasan. Motivasi yang diberikan secara tepat dapat menghilangkan ketegangan dan ketidak puasan.

Dissatisfaction is essential element in motivation.

Siswa yang terjaga motivasinya akan mempunyai energi dan ghirrah yang banyak untuk melakukan kegiatan belajar dan selalu bersemangat mencari segala hal yang menjadi kebutuhan raga dan jiwanya.

Jadi motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan ineraksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang teijadi pada diri seseorang. Dan motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik.

Separo lebih dari 42 siswa kelas V SDN Ungaran 05 memiliki motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dalam kategori baik. Atau dapat dikatakan bahwa 42 siswa dari murid kelas V SDN Ungaran 05 yang memiliki motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dalam kategori baik ada 62 % (26 orang), yang cukup baik ada 31 % (13 orang), dan yang kurang baik ada 7 % (3 orang).

Setelah diketahui besamya KK (0,692) selanjutnya diinterprestasikan dalam Phi (p) untuk mencari hubungan antara Phi (p)-nya sebesar 0,958. kemudian setelah dikonsultasikan dengan tabel Phi (p), maka dapat diketahui tingkat signifikansi 5 % batas penolakan hipotesis sebesar 0,250, pada tingkat signifikansi 1 % batas penolakan hipotesis 0,325. Dengan demikian Phi (p) observasi (0,958) > Phi (p) tabel (0,325) pada tingkat signifikansi 1 % dan Phi (p) observasi (0,958) > Phi (p) tabel (0,250) pada tingkat signifikansi 5 %.

Maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini terbukti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi keberagamaan dengan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V SDN Ungaran 05. Kata kunci: keluarga, motivasi

(13)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hidup berkeluarga dihayati oleh hampir seluruh umat manusia. Bahkan orang yang hidup sebatang kara pun pemah mengalami suasana hidup dalam keluarga. Maka sudah selayaknya jika hidup dalam sebuah keluarga memberikan waraa atau kontribusi tersendiri dalam pembentukan akhlak seseorang. Hidup dalam keluarga tidak hanya dilihat sebagai urusan pribadi maupun urusan kemasyarakatan. Akan tetapi hidup dalam keluarga sebagai cara hidup yang sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan.

Pandangan semacam ini akan mempunyai dampak positif pada penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya dipandang sebagai partner hidup. Namun mereka juga amanat dari Allah SWT yang harus dijaga. Dalam penjagaannya tentu harus sesuai dengan kaidah yang telah diberikan dari sang pemberi amanat tersebut.

Keyakinan semacam ini akan mendorong kepada seseorang untuk lebih menjaga dan menjalankan amanat tersebut. Secara serius, hati-hati dan tidak sembarangan. Sebab mereka sadar akan amanat tersebut dan kelak akan dimintai pertanggung jawaban.

(14)

2

i l £ 5 4 ^s *5 3 * ^ j i i Si*

c|

p*3

£*3 -»**'

Cr^V'*' ^£**33

C jS b s^ 'tf d j ^ ^ ‘3J3 J o'

”Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada- Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. 1

Pada hakikatnya, orang tua merupakan pembimbing dan pendidik dalam keluarga yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu merekalah yang mula-mula menerima kewajiban dan tanggung jawab atas pemeliharaan dan pendidikan putra-putrinya. Berhasil tidaknya, baik buruknya anak, sangat tergantung pada orang tua dalam mendidik dan mengarahkan anaknya. Urgensi orang tua sebagai figur utama proses pendidikan dan pembentukan moral atau akhlak anak ini, selaras dengan pendapat Dr. Zakiah Daradjat, sebagai berikut:

’’Orang tua adalah pembina pribadi yang utama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur yang dengan sendirinya masuk ke dalam pribadi yang tumbuh”. * 2

Departemen Agama RI., Al-Q ur’an dan Terjemahnya, (Proyek pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, Jakarta, Depag RI., 1989), him. 654

(15)

Dalam berbicara pendidikan, paling tidak ada dua sifat pendidikan yang dapat dikemukakan di sini. Pendidikan selalu bersifat antisipatoris dan prepatoris. Artinya selalu mengacu kepada masa depan dan selalu mempersiapkan generasi muda untuk kehidupan masa depan. Kondisi pendidikan pada waktu sekarang akan memberikan pengaruh kondisi kehidupan pada masa depan. Sehingga gambaran kehidupan pada masa yang akan datang, sesungguhnya sudah terlihat dengan jelas oleh pendidikan yang diberikan pada masa sekarang.

Dalam rangka menanamkan nilai-nilai moral / akhlaq pada anak tentu membutuhkan sebuah proses yang cukup panjang. Melibatkan banyak aspek dan peran keluarga, sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak. Kenapa demikian ? Karena pendidikan merupakan suatu proses penanaman sesuatu ke dalam diri manusia. 3 Selain itu pendidikan merupakan segala usaha manusia dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.4

Sebagai sebuah lembaga pendidikan non formal, keharmonisan dalam keluarga sangat menentukan kepribadian anak. Di era modem saat ini, nampaknya sebuah keluarga yang harmonis jarang kita jumpai. Terutama di kota besar atau metropolitan yang cenderung bergaya hidup individual atau egois. Komunikasi dalam keluarga mulai berkurang, yang menimbulkan kesalahpahaman, bahkan sampai terjadi '‘‘‘broken home”.

3 Syed Muhammad Naquib A1 Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam,

(Bandung, Mizan, 1984), him. 35

(16)

4

Kondisi keluarga yang harmonis memberikan dampak positif bagi anak dalam proses kegiatan belajar. Anak merasa termotivasi untuk belajar mencapai prestasi yang optimal.

Dengan latar belakang pada uraian di atas, penulis mencoba mengadakan penelitian secara ilmiah dengan judul “PENGARUH INTERAKSI KEBERAGAMAAN DALAM KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS V SDN UNGARAN 05 KECAMATAN UNGARAN

BARAT, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2007/2008”.

B. Rumusan Masalah

Adapun pokok masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat interaksi keberagamaan dalam keluarga pada siswa kelas V SDN Ungaran 05?

2. Bagaimanakah variasi motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V SDN Ungaran 05?

(17)

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian ilmiah tentu mempunyai tujuan tertentu, demikian pula dalam penelitian ini, yaitu :

1. Mengetahui tingkat interaksi keberagamaan dalam keluarga pada siswa kelas V SDN Ungaran 05.

2. Mengetahui variasi motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V SDN Ungaran 05.

3. Mengetahui seberapa jauh pengaruh interaksi keberagamaan dalam keluarga terhadap motivasi belajar pada kelas V SDN Ungaran 05.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau ditegaskan, atau diuji kebenarannya.3 Berangkat dari permasalahan yang telah peneliti uraikan di atas, untuk memperoleh jawaban sementara, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut “Semakin kuat tingkat interaksi keberagamaan dalam keluarga, semakin tinggi motivasi belajar siswa”.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat teoritis atas manfaat praktis, yaitu : 5

5 Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

(18)

6

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi para pendidik dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Manfaat praktis a. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada orang tua siswa, agar dapat menciptakan keharmonisan keluarga yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. b. Bagi guru atau sekolah

Dapat memberikan masukan kepada guru untuk dapat ikut membantu memotivasi belajar para siswa, sehingga siswa mampu mencapai prestasi belajar yang optimal.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul di atas, maka perlu adanya pembatasan dan penjelasan istilah terlebih dahulu mengenai judul tersebut. Adapun penegasan istilah dan penjelasannnya adalah sebagai

berikut:

1. Interaksi keberagamaan dalam keluarga

Interaksi berasal dari kata inter dan aksi, yang diartikan hubungan timbal balik dalam keluarga. 5 6

(19)

Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama, dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga teijadi saling mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri, melengkapi, dan menyempumakan. Dari itu terkandung peran dan fungsi orang tua dalam keluarga.7

The family as a married couple or other group o f adult kinsfolk

who cooperate economically and in the upbringing o f children, and all

or most o f whom share a common dwelling. 8

Adapun indikator-indikator dari variabel interaksi keberagamaan dalam keluarga adalah:

1) Komunikasi atau hubungan antar anggota keluarga. 3) Saling menghormati antara anggota keluarga.

4) Orang tua mengingatkan dan mengawasi belajar anak. 5) Memecahkan masalah secara musyawarah

2. Motivasi belajar PAI

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan munculnya tanggapan terhadap tujuan.9 10 *

n

Muh. Shohib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Anak

Mengembangkan Disiplin Diri, (Jakarta, Rineka Cipta, 1998), him. 17-18.

8 Ariene S. Skolnik and Jerome H. Skolnik, Family an Transition,

(Canada, Ron Newcomer and Associates, 1983), page. 26

(20)

8

Motivasi adalah dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu. i0 Motivasi merupakan landasan awal seseorang dari niat yang akan mengantarkan perolehan prestasi atau hasil belajar bagi para siswa di sekolah yang juga dijadikan standar bagi keberhasilan dalam mencari ilmu dan mencapai cita-cita.

Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.11

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau fisik, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan, dan berbekas.12 13 14

Sedangkan yang dimaksud motivasi belajar dalam penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.

Adapun indikator-indikator dalam variabel motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Tekun dalam mengeijakan tugas sekolah. 2. Mempunyai jadwal khusus untuk belajar. 3. Ulet dalam memecahkan masalah.

1 t

Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Sinar Baru, Algesindo Offset, 2000), him. 15

13 Purwanto, op.cit., him. 84

(21)

4. Menyukai tantangan atau hal yang barn.

G. Metode Penelitian

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. 13 Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.14

Menurut Ny. Suharsimi Arikunto, dalam pengambilan sampel itu tidak ada ketentuan yang pasti berapa banyaknya. Ia mengatakan ”... sekedar ancer-ancer bila populasinya besar bisa diambil antara 10 - 20 % atau 20 - 25 % ....”.15 Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data, penulis menggunakan salah satu teknik pengumpulan data tersebut di atas yang penulis anggap paling cocok yaitu random sampling. Adapun sampling penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ungaran 05 Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2007/2008 sebanyak 42 siswa.

2. Teknik Pengumpual Data a. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu mencari sumber data mengenai sesuatu yang berupa catatan, buku, surat kabar, agenda dan sebagainya. 16 * 18 Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif, yaitu nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada 15 Suharsimi Arikunto, op.cit., him. 115

16 Ibid., him. 117

11 Ibid., him. 73

(22)

10

siswa (diperoleh melalui buku leger nilai) dan situasi umum siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Ungaran 05 Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009, yang meliputi sejarah singkat berdirinya, letak geografis, struktur organisasi dan lain-lain.

b. Angket

Metode ini sering disebut interview secara tertulis dengan berbagai perbedaan. Metode ini digunakan untuk mengnmpulkan data kualitatif, yaitu untuk mengetahui tingkat interaksi keberagamaan siswa dalam motivasi belajar PAI.

c. Interview

Interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada masalah tertentu, ini merupakan tanya jawab lesan di mana dua orang atau lebih berhadap secara fisik. Interview dilakukan kepada responden yaitu siswa kelas V SDN Ungaran 05.17

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian terutama dengan responden.

(23)

d. Observasi

Yaitu untuk memperoleh pencatatan dan pengamatan secara sistematis tentang gejala-gejala yang diamati. Sebagai metode ilmiah, observasi dapat diartikan sebagai pengamatan atau pencatatan dengan sistematis, fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode observasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang situasi siswa di sekolah dikaitkan dengan situasi siswa di rumah atau keluarga.

3. AnalisaData

Dalam menganalisa data, penulis menetapkan dua variabel, yaitu:

- Variabel x, yaitu variabel interaksi keagamaan dalam keluarga.

- Variabel y, yaitu variabel motivasi belajar.

Adapun teknis analisis datanya sebagai berikut: a. Analisis awal

Tahap ini diadakan perhitungan awal dari data yang dipisahkan dengan prosentase dari analisis setiap item. Untuk menganalisisnya peneliti menggunakan rumus :

F

P = --- X 100% N

Keterangan:

(24)

12

N = Frekuensi b. Analisis Akhir

Kemudian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara interaksi keberagamaan dal am keluarga dengan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V SDN Ungaran 05 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2007/2008 peneliti menggunakan rumus chi kuadrat:

Keterangan : X2 = Chi Kuadrat

f 0 = Frekuensi yang diperoleh

fh = Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagaimana pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi.18

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, kegunaan penelitian,definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Landasan Teori

Dalam bab ini peneliti akan menyajikan landasan teori yang berhubungan dengan keharmonisan keluarga, motivasi

(25)

belajar, dan hubungan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa.

Bab III : Laporan Hasil Penelitian

Dal am bab ini dibicarakan tentang situasi umum, meliputi : letak dan keadaan geografis, sejarah berdirinya, keadaan sarana dan prasarana dan gambaran umum SDN Ungaran 05, penyajian data mentah, dan rekapitulasi data mentah.

Bab IV : Analisis Data

Berisi tentang data yang diperoleh melalui daftar angket dengan menggunakan rumus chi kuadrat, kemudian hasil pengelolana data tersebut digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian.

Bab V : Penutup

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Interaksi Keberagamaan dalam Keluarga

1. Arti Keluarga

Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi setiap anak.

Berbicara tentang keluarga tentimya tidak bisa lepas dari rumah tangga, karena pembinaan rumah tangga dimulai dari pembentukan keluarga. Dalam hal ini Dr. H. Ali Akbar menyatakan :

“Yang dimaksud keluarga ialah masyarakat terkecil yang sekurang- kurangnya terdiri dari pasangan suami istri sebagai anggoa inti berikut anak yang lahir dari mereka. Jadi setidak-tidaknya anggota keluarga adalah sepasang suami istri bila belum punya anak atau tidak pimyai sama sekali”. 1

Sedangkan Ny. Aisyah Dachlan mengartikan keluarga sebagai berikut:

“Kata keluarga berasal dari dua kata kula dan warga. Kula = abadi, hamba artinya mengabdi untuk kepentingan bersama. Warga = anggota, berhak ikut bicara, bertindak. Keluarga adalah perpaduan kata-kata yang arti keseluruhannya yaitu mengabdi, bertindak dan bertanggung jawab untuk kepentingan umum”. 2

1 Dr. H.Ali Akbar, Merawat Cinta Kasih, Pustaka Antara, Jakarta, 1982 him. 10

Ny. Aisyah Dachlan, Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan

Agama dalam Rumah Tangga, Jamunu, Jakarta, 1969, him. 32

(27)

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek yang terkadung dalam keluarga itu terdiri dari suami, istri, dan anak serta mempunyai tanggung jawab pula untuk kepentingan umum. Karena jelas kita dalam hidup tidak mungkin dapat berdiri sendiri secara utuh namun pasti selalu berkaitan dengan orang lain ataupun masyarakat luas.

2. Bentuk-Bentuk Interaksi Keberagamaan dalam Keluarga

Sebelum penulis paparkan bentuk-bentuk keteladanan orang tua, terlebih dahulu penulis kemukakan tentang : penerapan keteladanan. Penerapan keteladanan yang dilakukan oleh orang tua memang perlu dan penting yang hams dilaksanakan oleh orang tua dalam ibadah seperti melaksanakan sholat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan dan puasa Sunnah dan melaksanakan haji bila mampu. Semua itu akan dapat dilaksanakan dengan baik oleh anak, bila orang tua telah memberikan didikan dan memberikan contoh tauladan yang baik sebab pembinaan anak tanpa disertai dengan pemberian contoh tentu akan sulit diharapkan kenyataannya, tegasnya keteladanan mempakan faktor penting bagi anak yang perlu diperhatikan dan sekaligus dilaksanakan orang tua demi tercapainya anak yang sholeh dan sholihah, lebih jauh lagi Dr. Zakiyah Daradjat mengemukakan sebagai berikut:

(28)

16

terdorong untuk melakukannya, tanpa perintah, tapi ada dorongan dari dalam. Karena prinsip Islam tidak ada paksaan. Tapi ada keharusan pendidikan yang harus dilakukan orang tua, dan guru atau orang yang mengenai agama (ulama). Latihan keagamaan, yang menyangkut akhlak atau ibadah sosial atau hubungan manusia dengan manusia, sesuai dengan ajaran agama, jauh lebih penting daripada penjelasan dengan kata-kata”. 3

Disinilah pentingnya penerapan interaksi orang tua melalui ibadah bagi anaknya. Karena apa yang dilakukan oleh orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan sikap dan perilaku baik bagi anaknya. Banyak cara yang ditempuh oleh orang tua dalam meneladani anaknya, untuk itu berikut ini akan penulis sajikan beberapa upaya orang tua untuk menerapkan keteladanan ibadah kepada anaknya.

Bentuk-bentuk interaksi keberagamaan dalam keluarga : a. Orang tua menegakkan sholat

Shalat merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan, karena merupakan kewajiban maka meninggalkan sholat merupakan perbuatan dosa. Sebaliknya jika mengeijakan akan mendapatkan pahala. Kewajiban mengeijakan sholat ini diterangkan dalam Al-Qur’an Surat A1 An Kabut ayat 45.

(29)

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu A1 Kitab (A1 Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu keijakan”. 4

Peran orang sangat berarti apa bila orang tua telah memberikan contoh kepada anaknya. Maka dengan sendirinya anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Karena sholat sendiri merupakan kewajiban yang telah ditentukan waktunya oleh karena itu Prof. Dr. TM. Hasby Ash Shidieqy menerangkan bahwa:

“Mengeijakan sembahyang diwaktu-waktu yang ditentukan dan memeliharanya dengan baik adalah suatu hal yang sangat perlu dilaksanakan dengan cermat oleh setiap manusia. Jelasnya, tiap-tiap orang yang mendirikan sembahyang menurut kehendak Allah masuklah mereka ke dalam golongan yang selalu siap sedia menegakkan segala usaha yang menghasilkan kebahagiaan dunia dan kesentosaan akhirat”. 5

Jadi jelasnya mengerjakan sholat berarti menjaga sholat dan ini sangat besar pengaruhnya terhadap diri anak. Tegasnya menegakkan sholat berarti mendidik anak ke jalan yang benar. Yaitu melaksanakan nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membiasakan anak untuk sholat, orang tua harus selalu menjaga dan menegakkan sholatnya dan memberikan contoh yang baik. Jadi anak dibiasakan sholat sejak kecil agar terbiasa hingga dewasa.

4 Depag RI, Al-Q ur’an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci, Jakarta, him. 225

(30)

18

b. Orang tua selalu mengajak anak sholat beijamaah di masjid atau di rumah.

Di samping penerapan keteladanan, masalah sholat beijamaah juga harus dilaksanakan orang tua. Penerapan orang tua sangat berpengaruh dalam membiasakan sholat beijamaah di masjih maupun di rumah. Perintah sholat beijamaah ini dapat kita lihat dalam Al- Qur’an Surat A1 Baqoroh ayat 43 :

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku”. 6

Berdasarkan Ayat di atas, bahwa shalat beijamaah perlu diperhatikan, ditanamkan dan dilaksanakan orang tua. Itu merupakan didikan untuk anak, artinya dengan aktifiiya orang tua mengeijakan sholat beijamaah dan sering mengajak anaknya untuk mengeijakan bersama-sama itu akan membuat anak terbiasa untuk melakukannya. c. Orang tua selalu membaca Al-Qur’an

Untuk dapat mengamalkan isi dari Al-Qur’an tentu kita harus tahu cara membacanya, yang berarti kita harus mempelajarinya karena:

“Manusia barn akan tahu sesuatu, kalau ia sudah mempelajari sesuatu, maka kalau ia tidak pemah mempelajari sesuatu itu akan teruslah tertutup hatinya. Jadi, mempelajari sesuatu adalah

(31)

merupakan pembuka tutup hati terhadap sesuatu itu, karena itu agar tertutup hati terhadap Al-Qur’an maka harus dipelajari”. 7 Bagi orang tua yang telah dapat membaca Al-Qur’an diharapkan tetap membacanya, karena dengan membacanya akan menambah iman seseorang, sebab membaca Al-Qur’an adalah termasuk ibadah yang perlu ditingkatkan dan dibiasakan. Membaca Al-Qur’an dengan rutin akan besar pengaruhnya terhadap iman dan mendorong keakftifan anak untk selalu mempelajarinya.

d. Orang tua selalu menunjukkan sikap sabar dan menahan emosinya. Banyak orang tua yang kurang berhasil mendidik anaknya karena belum dapat mengendalikan diri atau kurang sabar dalam menghadapi sikap anaknya. Sehingga timbul amarah dan akhimya ia mengeluarkan kata-kata yang kurang baik.

Dalam hubungan masalah sabar Dr. Yusuf Qardawi menerangkan bahwa:

“Ada juga aspek kesabaran menahan diri dari amarah, dari membalas kejahatan orang lain dengan kejahatan yang sama atau membalasnya dengan lebih kejam, sekali tamparan dibalas dengan puluhan caci makian dan sumpah serapah”. 8

Dengan menunjukkan sikap sabar dan menjaga emosinya orang tua telah memberikan keteladanan kepada anak, untuk selalu sabar dan

n #

Syahriman Zaini, Kewajiban Orang Beriman Terhadap Al-Qur ’an, A1 Ikhlas, Surabaya, 1982, him. 141

O t

(32)

20

tidak emosi dalam menghadapi segala persoalan yang ada dan selalu bertawakal kepada Allah.

e. Orang tua haras selalu berkata baik dihadapan anak

Berkata yang baik adalah suatu tuntutan yang perlu diamalkan oleh orang tua teratama apabila dihadapan anak, karena anak cenderung meniru apa yang diucapkan oleh orang tuanya. Masalah berkata baik haras diperhatikan orang tuanya dan dibiasakan anak sejak kecil, karena diantara adab sosial yang patut mendapat perhatian khusus dari orang tua adalah mengajarkan tata krama dan adab berbicara, disamping dasar-dasar percakapan kepada anak sejak kecilnya.

Dengan demikian jika anak telah mencapai usia baliqh ia akan mengetahui cara berbicara dengan orang lain, mendengarkan pembicaraan, dan bercakap-cakap dengan mereka termasuk cara-cara menggembirakan mereka. Maka dapat diketahui bahwa orang tua haras memperhatikan masalah berbicara dan berkata yang baik serta membiasakan anak untuk selalu berbicara yang baik, maka tentu akan lahirlah anak yang berbudi luhur dan selalu bertingkah laku baik.

f. Mengajak anak mengikuti pengajian

(33)

dan ditingkatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mendidik adalah suatu kewajiban dan suatu ibadah.

Mengajak anak mengikuti pengajian juga merupakan salah satu anjuran untuk berbuat kebaikan, hal tersebut dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat An Nahl ayat 125, sebagai berikut:

a

SSJ-I!

iIXij

J-*-* JJ £0

\

“Ajaklah kepada jalan Tuhan (agama Allah) dengan nikmat kebijaksanaan dan nasehat yang baik .. .”9

g. Menjenguk orang sakit

Diantara hal penting yang hams diperhatikan gum dan dibiasakan kepada ank adalah menjenguk orang sakit. Menjenguk orang sakit merupakan salah satu pengobatan secara kejiwaan yang mungkin tidak disadari orang yang menjenguk, dimata sisakit mempakan obat dan pelindung yang akan berpengamh baik sebab orang yang sakit secara naluri benar-benar memerlukan pelindung yang akan menghibumya dari sakit yang diderita.

(34)

22

B. Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Motivasi

Motivasi9 10 11 dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai tempat dan keadaan dari pada masing-masing orang itu. Salah satu diantara penggunaan istilah dan konsep motivasi ini adalah untuk menggambarkan hubungan antara harapan dengan tujuan.11

Benelson dan Stainer, sebagaimana dikutip Soewamo Handayaningrat mengartikan istilah motif ialah suatu pemyataan batin yang berujud daya kekuatan, untuk bertindak atau bergerak, dan bahwa secara langsung atau melalui saluran perilaku mengarah terhadap sasaran. Motivasi menyangkut reaksi berantai, yaitu dimulai dari kebutuhan yang dirasakan, lalu timbul keinginan atau sasaran yang hendak dicapai kemudian menyebabkan usaha-usaha mencapai sasaran / tujuan yang berakhir dengan pemuasan.12

Motif adalah keadaan akan diri orang yang mendorong yang bersangkutan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan.13

9 Departemen Agama RI, op.cti., him. 473

10 Sardinian AM, Interaksi dan Motivasi Belajar,Raja Grafindo Persada, Jakarta,1994, him. 85

11 Bukhori Zainun, Manajemen dan Motivasi, Bumi Aksara, Jakarta, 1989, him. 17

19

Suwamo Handayaningrat, PengantarStudi Ilmu Administrasi dan

Manajemen, Gunung Agung, Jakarta, 1985, him. 81

(35)

Sebenamya motivasi, yang oleh Egsenek dan kawan-kawan dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain, seperti: minat, konsep diri, sikap dan sebagainya.14

Menurut Me. Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling’ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.15

Dari pengertian yang dikemukakan Me. Donald ini mengandung tiga elemen penting.

a. Bahwa motivasi itu mengawali teijadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa / feeling afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena

14 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, him. 172

(36)

24

terangsang / terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Siner cenderung mengupas motivasi dengan mekanisme dan postulasi stimulus dan respon. Perbuatan blajar giat yang didorong rasa takut akan hukuman, atau tertinggal dari lainnya, trauma tidak tuntas atau tamat, gagal ujian, atau belajar agar peluang memperoleh kehidupan yang lebih baik kelak merupakan dorongan intrinik positif yang tumbuh, karena seseorang memiliki kepekaan jiwa ”Biogenic Sensitivity” dan "Sow/ S e n s itiv itySedangkan giat belajar yang didorong oleh reward berupa benda merupakan dorongan instrinsik positi karena jiwa seseorang dilengkapi kepekaan sociogenic sensitivity.

Motivasi merupakan esensi pokok guna pemenuhan kebutuhan physic dan psycis manusia. Kebutuhan timbul karena adaya keadaan yang tidak seimbang, tidak serasi, atau rasa ketegangan yang menuntut suatu kepuasan. Motivasi yang diberikan secara tepat dapat menghilangkan ketegangan dan ketidak puasan. Dissatisfaction is essential element in motivation.

(37)

Jadi motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan ineraksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang teijadi pada diri seseorang. Dan motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik.

Faktor di dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedang faktor di luar diri, ditimbulkan oleh beberapa sumber, bisa karena pengaruh pemimpin, kolega atau faktor- faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi baik faktor instrinsik maupun faktor ekstrinsik, motivasi timbul karena adanya rangsangan.

Menurut Sardiman AM motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. 16

Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan, pengalaman. 17 Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-sungguh

16 Sardiman, op. cit., him. 75 17

(38)

26

belajar karena termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan dalam jabatan, menjadi politikus dan memecahkan masalah. Seseorang termotivasi untuk mendapatkan sesuatu, maka ia akan berusaha memenuhi kebutuhan (needs), karena motivasi tumbuh didorong oleh kebutuhan {needs).

Memberikan motivasi kepada siswa, berarti bisa memberdayakan afeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu, melalui penguatan langsung, penguatan pengganti dan penguatan diri sendiri.

Me. Clelland, dalam Martinis Yamin mengemukakan teori motivai yang berhubungan erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat bahwa banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan, yaitu : kebutuhan prestasi {need fo r achievement), kebutuhan akan afiliasi

{need fo r affiliation) dan kebutuhan akan kekuasaan {need fo r

power). 18

Menurut Me. Clelland, manakalan kebutuhan sesoerang terasa sangat mendesak, maka kebutuhan akan memotivasi orang tersebut untuk berusaha keras memenuhi kebutuhan tersebut. Contohnya, apabila seseorang memiliki prestasi belajar yang tinggi, maka kebutuhan tersebut mendorong orang untuk menetapkan target yang penuh tantangan, dia harus bekeija keras untuk mencapai tujuan dengan

(39)

menggunakan ketrampilan dan pengalaman yang ia miliki. Suatu ciri dari kebutuhan prestasi adalah kebutuhan dapat dipelajari.

Ciri-ciri motivasi berprestasi:

a. Berusaha lebih keras

Orang yang memiliki motivasi berprestasi cenderung menuntut dirinya bekeija lebih keras, berusaha secara maksimal dalam melaksanakan pekeijaannya, ia bekeija digerakkan oleh dorongan untuk berprestasi dan berusaha mencapai hasil yang terbaik.

b. Mempunyai prakarsa dalam tugas

Orang yang memiliki motivasi berprestasi mempunyai prakarsa dalam melaksanakan yang diembannya. Apabila mendapat tantantan dalam melakukan pekeijaan, maka ia berusaha untuk mengatasi tantangan itu dan sangat senang kalau ia berhasil.

c. Ingin segera mengetahui hasil dari usahanya

Orang yang memiliki motivasi berprestasi berusaha untuk mengetahui hasil dari usaha yang dilakukannya dengan cepat dan tepat.

d. Lebih realistis

(40)

28

e. Menggunakan segenap kemampuan dalam melaksanakan tugas Mereka akan berusaha dengan sungguh-sungguh dalam melaksanakan pekeijaannya membutuhkan keija sama maka mereka akan memilih orang-orang yang mempunyai keahlian.

f. Membandingkan antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh.

Orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan membandingkan hasil yang diperoleh dengan usaha yang dilakukannya. Ia menganggap bahwa keija keras akan membawa keberhasilan, sebaliknya usaha yang dilakukan tanpa keija keras akan membawa ke arah kegagalan.

Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa di satu pihak motivasi tampak sebagai kebutuhan dan sekaligus sebagai pendorong yang dapat menggerakkan semua potensi baik guru, murid maupun sumber daya lainnya.

Penelitian psikologi banyak menghasilkan teori-teori motivasi tentang perilaku. Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekeija. Belajar menimbulkan perubahan mental bagi diri siswa. Bekeija menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekeija merupakan penggerak kemajuan masyarakat.

(41)

a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir. b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang

dibandingkan dengan teman sebaya. c. Mengarahkan kegiatan belajar. d. Membesarkan semangat belajar.

e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekeija yang bersinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.

Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu antara lain:

a. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.

b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-macam.

c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasililator, teman diskusi, instruktur, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik. Peran pedagogis tersebut sudah barang tentu sesuai dengan perilaku siswa.

(42)

30

Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada mengubah siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar.

Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar, penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut berada di tangan para guru / pendidik dan anggota masyarakat lain. Jenis motivasi dalam belajar dibedakan dalam dua jenis, masing-masing adalah

a. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Motivasi ekstrinsi banyak dilakukan di sekolah dan di masyarakat. Hadiah dan hukuman sering digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar. Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winleel diantaranya adalah : (1) belajar demi memenuhi kewajiban, (2) belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan, (3) belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan, (4) belajar demi meningkatkan gengsi, (5) belajar demi memperoleh pujian dari orang yang pening seperti orang tua dan guru, (6) belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan pangkat / golongan administratif.

b. Motivasi Instrinsik

(43)

adalah belajar, dorongan belajar itu tumbuh dari dalam diri subjek belajar. Bentuk motivasi instrinsik adalah bakat, minat, perhatian, semangat dan lain-lain.

Seseorang belajar tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan yang datang dari dalam dirinya, atau oleh stimulus-stimulus yang datang dari lingkungan, akan tetapi merupakan interaksi timbal balik dari determinan-determinan individu dan determinan-determinan lingkungan. Belajar merupakan perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan pengalaman, motivasi akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang.

Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar : a. Cita-cita atau aspirasi siswa.

b. Kemampuan siswa. c. Kondisi siswa.

d. Kondisi lingkungan siswa.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

(44)

32

Dengan demikian motivasi instrinsik maupun ekstrinsik paling tinggi yang hams dicapai jiwa adalah bila seseorang sudah mencapai berbentuk tingkatan motivasi ego-involvement. Seseomg yang berbekal tingkatan motivasi ego-involvement akan selalu tumbuh kesadarannya rasa tanggung jawab pemenuhan kebutuhannya secara totalitas namun tetap menjunjung tinggi dan mempertaruhkan harga diri dengan norma dan etika. Prestasi yang dicapainya dihargai sebagai bentuk hasil usaha dan penyelesaian tugas bagi simbol / kebanggaan harga diri yang bermanfaat.

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Adapun pengertian pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum ajar an Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian yang utama menumt ukuran-ukuran Islam.

Kepribadian yang utama identik dengan kepribadian muslim, artinya suatu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan syariat agama Islam.

Sesuai dengan kodrat manusia bahwa setiap kita di dimia ini harus mengabdi kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

(45)

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.19 Ayat di atas memberikan ilustrasi kepada hamba-hambanya, bahwa ketaatan terhadap sang Khaliq harus dipertahankan sehingga perpisahannya jasad dan roh atau mati.

Maka pendidikan agama berperan ganda, satu sisi sebagai realisasi kedhaifannya yang selalu butuh dekat dengan sang pencipta. Sehingga menjaga fitnah yang ada pada diri sendiri maupun yang ada pada orang lain.

Sedangkan dalam sisi lain, pendidikan Agama Islam yang tugas pokoknya menelaah dan menganalisa serta mengembangkan pemikiran, informasi dan fakta-fakta pendidikan yang sama sebangun dengan nilai- nilai ajaran Islam yang fitrah itu sampai akhir zaman, itulah sebabnya pendidikan menjadi sentralisasi peradaban dunia. Artinya bahwa pendidikan harus mampu menjawab permasalahan kemajuan dunia modem. Bahkan dapat menjadi pelopor dan penentu arah serta kemudi

Firman Allah berikut mengajak kearah sikap ketajaman wawasan : dunia.

19

(46)

34

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu keijakan.20

C. Pengaruh Interaksi Keberagamaan dalam Keluarga terhadap Motivasi

Belajar Pendidikan Agama Islam

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang sadar tujuan, maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar itu suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Demi terlaksananya tujuan tersebut salah satunya dibutuhkan komunikasi dalam keluarga yang dapat membantu dan mendorong anaknya mencapai tujuan yang dicita-citakan. Interaksi keberagamaan dalam keluarga memang memegang peranan yang penting bagi berhasil tidaknya siswa dalam belajar.

Kegiatan belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh keluarganya, antara lain dalam cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.

Cara orang tua mendidik anak besar sekali pengaruhnya terhadap motivasi belajar anak, karena keluarga merupakan lembaga pendidikan yang paling utama dan pertama bagi anak. Karena itu keluarga yang sehat besar

pengaruhnya bagi pendidikan.

Orang tua kurang memperhatikan pendidikan anaknya misalnya tidak memperhatikan kebutuhan belajar anak, maka tidak mengatur waktu belajar

(47)

anak dan lain sebagianya dapat menyebabkan semangat belajar anak berkurang. Oleh karena itu agar belajar anak memperoleh hasil yang maksimal, orang tua harus menerapkan metode dan sikap yang tepat, tidak terlalu memanjakan dan sekaligus tidak memaksakan kehendak pada anak.

Motivasi belajar Pendidikan Agama Islam seorang siswa akan semakin meningkat bila faktor interaksi keberagamaan keluarga sudah cukup mapan baki itu secara lahiriah maupun batiniah.

Dengan interaksi keberagamaan, diharapkan suatu keluarga dapat memberikan dorongan-dorongan pada anaknya dal am belajar karena hal tersebut sangat besar manfaatnya bagi perkembangan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam anak. Anak hendaknya dapat termotivasi dengan baik karena adanya motives yang baik dalam belajar maka akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan adanya usaha yang baik dari siswa yaitu dengan belajar yang tekun, ditambah dengan dorongan dari guru maka diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasi belajamya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal.

(48)

B A B III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Situasi SDN Ungaran 05

1. Sejarah Berdirinya

SDN Ungaran 05 didirikan sejak tahun 1958 yang menempati tanah seluas 4.372 m . Setelah sekolah tersebut berdiri pada mulanya siswanya hanya sedikit, tetapi lama kelamaan berkat dukungan dari masyarakat, muridnya menjadi semakin banyak. SDN Ungaran 05 ini tenaga pengajamya pada mulanya tokoh masyarakat yang mampu menularkan ilmunya, ditambah tenaga pengajar dari pemerintah. Yang menjadi kepala sekolah pada waktu itu adalah Bapak Soepadjo.

Keberadaan SDN Ungaran 05 ini sangatlah membawa keberuntungan bagi masyarakat setempat, karena dengan berdirinya Sekolah ini, masyarakat dapat menyekolahkan anaknya yang relatif dekat, sebab Sekolah ini didirikan di tengah-tengah dusun.

Berkat ketekunan dari para tenaga pengajar dan dukungan masyarakat, SDN Ungaran 05 dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang baik dan prestasi dari anak-anak tidak kalah dengan sekolah dasar lainnya.1

(49)

2. Kegiatan Siswa

Adapun kegiatan siswa SDN Ungaran 05 adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan ekstra knrikuler berupa olah raga dan pramuka diadakan satu minggu sekali, (2) Bahkan upacara bendera setip hari Sabtu sore bagi siswa yang bertugas upacara pada hari Senin (3) Keija bakti membersihkan lingkungan sekolah dan musholla setiap hari Jum’at, (4) Mengumpulkan infaq setiap hari Senin.2

3. Letak Geografls

SDN Ungaran 05 terletak di wilayah Desa Ungaran Barat Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Desa Ungaran Barat merupakan daerah yang padat, sehingga keberadaan Sekolah ini sangat cocok dengan masyarakatnya yang padat.3

4. Sarana dan Prasarana

a. Keadaan gedung sekolah 1) Ruangkelas

Ruang kelas di SDN Ungaran 05 terbagi menjadi enam kelas terdiri dari kelas satu sampai kelas enam. Keenam ruang kelas tersebut sudah dilengkapi dengan alat-alat untuk belajar misalnya : meja, kursi, papan tulis, penghapus, kapur dan lain- lain. hanya saja perlengkapan tersebut masih sederhana.

2 Ibid.,

(50)

38

2) Ruang guru dan kepala sekolah

Ruang guru dan kepala sekolah ini ditempatkan dal am satu ruang. Hal ini untuk memudahkan hubungan antara kepala sekolah dan para guru, serta untuk membicarakan masalah- masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.

3) Gudang dan kamar kecil

Gudang dan kamar kecil ini ditempatkan di belakang sekolah. Gudang digunakan sebagai tempat penyimpanan alat- alat praktik dan alat-alat olah raga. Tetapi alat-alat tersebut belum lengkap.

4) Ruang perpustakaan dan ruang UKS

Ruang perpustakaan dan ruang UKS ini ditempatkan di sebelah ruang guru dan kepala sekolah. Di perpustakaan terdapat berbagai macam buku, baik buku pelajaran maupun buku bacaan yang lain. Buku-buku di perpustakaan ini banyak membantu murid-murid untuk menambah pengetahuan umum. Sedangkan UKS digunakan sebagai tempat penyimpanan obat dan tempat istirahat apabila ada siswa yang kurang enak badan

4 Ibid.,

(51)

b. Perawatan gedung dan ruang kelas

Demi terrealisasinya kebersihan, kerapian dan keindahan gedung sekolah, maka Kepala Sekolah beserta dewan guru membagi tugas kepada para siswa untuk menjaga kebersihan sekolah.

Adapun pemeliharaan ruang kelas sekaligus dari siswa yang piket untuk melaksanakan tugasnya tersebut.

c. Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan

Yang dimaksud perlengkapan di sini adalah semua perlengkapan sekolah yang meliputi semua kebutuhan yang menunjang secara keseluruhan terlaksananya proses belajar mengajar di sekolah, misalnya : ruang kelas, meja, kursi, papan tubs dan lain-lain.

Pengaturan dan perlengkapan sarana tersebut sudah baik dan tercukupi, hanya alat-alat olah raga sebagian masih kurang.

5. Keadaan Guru

(52)

40

TABEL I 5 REKAPITULASI GURU

SEKOLAH DASAR NEGERI UNGARAN 05 UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 7. Siti Wahyuni, S.Pd

NIP. 131729289

10. Ari S., A.Ma.Pd Guru

11. Mariyanto, A.Md Guru

12. Muchamad Mahdum Guru

6. Keadaan Siswa

Keadaan siswa SDN Ungaran 05 pada periode 2007/2008 beijumlah 264 siswa yang perinciannya sebagai berikut:

(53)

TABEL I I 6

DATA KEADAAN SISWA REKAPITULASI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI UNGARAN 05

TAHUN 2007/2008 7

No. Kelas L P Jumlah

1. I 17 10 46

2. II 20 15 49

3. III 9 14 42

4. IV 16 14 45

5. V 7 8 42

6. VI 12 10 42

Jumlah 264

7. Struktur Organisasi Sekolah

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang struktur organisasi SDN

Ungaran 05 penulis akan memberikan data yang lebih tersusun dalam

(54)

42

TABEL III7

DATA TENTANG STRUKTUR ORGANISASI SDN UNGARAN 05 UNGARAN BARAT

TAHIJN 2007/2008

(55)

B. Penyajian Data Penelitian

Sebelum penulis menyajikan data penelitian, terlebih dahulu penuiis

sajikan tentang dafitar yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu

sebagai berikut:

1. Data Responden

No. N a n a Kelas

1. Abdul Mufid V

2. Ahmad Rasyid Y

3. Anisa Latifa V

4. Arifatul Khasanah V

5. Ayu Setiawati V

6. Daryati V

7. Duchyatus Shifah V

8. Dwi Fitriyani V

9. Farida Ariyani V

10. Fatma Kartika V

11. Hamid Yuliyanto V

12. Himatus Sa’idah V

13. Itasari V

14. M. Amin V

(56)

44

16. M. Burhanuddin V

17. M. Riyanti V

18. M. Sajid V

19. Mardiyah Y

20. Nur Hidayah V

21. Nur Rohman V

22. Nuijanah V

23. Nurul Hidayah V

24. Revi Tamala V

25. Reza Adi Pradana V

26. Rizky Wahyudi V

27. S. Munawaroh V

28. S. Nuryati V

29. Siti Dwi Ayu V

30. Siti Fatimah V

31. Siti Khiriyah V

32. Siti Mujiyati V

33. Siti Mutmainah V

34. Siti Rahayu V

35. Tri Kustiani V

36. Tri Wahyuningsih V

(57)

38. Umi Kiptiyah V

39. Wahyu Amalia V

40. Wahyu Nugroho V

41. Winanto V

42. Zaenal Arifin V

2. Hasil Angket

Dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu Interaksi

Keberagamaan dalam Keluarga (variabel X) dan motivasi belajar

Pendidikan Agama Islam (variabel Y). Untuk memperoleh data kedua variabel tersebut maka perlu diberikan angket kepada murid. Angket yang dimaksud berdasarkan indikator masing-masing variabel yang telah ditetapkan pada BAB I, sebagaimana tersebut pada lampiran I. Adapun hasil angket dari murid yang menjadi responden adalah sebagai berikut:

TABEL 1

HASIL ANGKET INTERAKSI KEBERAGAMAAN PELAJARAN AGAMA ISLAM

No. Responden

No. Item

01 02 03 04 05 06 07 08 09 10

01. a a a a a a a a a b

02. a a b a a a a a b a

03. a a b b a b a a b a

(58)

46

05. a b b a b b c a b a

06. a b a b a a b a a a

07. a a a c a b b c b c

© 0° c b a c c c b b c b

09. b b a b c b a a c c

10. a c c c b b b c b b

11. a a b a a b a b a b

12. a a a b a a a b a b

13. a a a a a b a a a a

14. a a a a a a a a b b

15. a a a b a b a a b a

16. b a a a a b a b a b

17. b b b a b b a b a b

18. b a a a a a b a a a

19. a a b b a b a a a b

20. a a a b a b a a a a

21. a b a b a b a a a b

22. a a a b a a a a a a

23. a a a b a a b b b a

24. b c a b a c b c c c

25. a b a b a b a a b a

(59)

27. c b c c b a b c b b

28. a a a b b a b b c b

29. a b b a a a b a a a

30. a a b b a a b a a b

31. a a b a a a a a a b

32. a b b b b b a a b b

33. a a a a a a a b b a

34. a b a a b b a a a a

35. a b a b a a a a b a

36. a b a b b c b a b a

37. b c b a c a b a b b

38. a b a a a a b a a a

39. a b a a a b a a b a

40. a a b b b a b c b b

41. a b a a a a a b a a

42. a b a a b c a b a c

TABEL 2

HASIL ANGKET MOTIVASIBELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

No. Responden

No. Item

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1. b a a b a a a a a a

2. b a b b a a a a a a

(60)
(61)

34. a a b a a a b a b a

35. a a b a a a a a b a

36. a a a a a a a a b a

37. a a b c a a b c b a

38. a a b a b a b a b a

39. a a a a a a b b a a

40. a a b a b b b b b a

41. a b a a a a a a a b

(62)

B A B IV

ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dianalisis data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu:

1. Bagaimanakah tingkat interaksi keberagamaan dalam keluarga pada siswa kelas V SDN Ungaran 05?

2. Bagaimanakah variasi motivasi belajar pada siswa kelas V SDN Ungaran 05? 3. Seberapa jauh hubungan interaksi keberagamaan dalam keluarga terhadap

motivasi belajar siswa kelas V SDN Ungaran 05?

Tujuan yang pertama dan kedua akan dianalisis untuk mengetahui variasi dan presentasi kedua variabel. Setelah data terkumpul, maka diberi kriteria dan diberi tabulasi dalam bentuk tabel presentasi untuk tabel tersebut. Untuk menganalisis ini dengan rumus sebagai berikut:

F

P = --- X 100% N

Keterangan:

P = Persentasi F = Frekuensi N = Jumlah Individu

Sedangkan tujuan yang ketiga akan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara interaksi keberagamaan dalam keluarga dengan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SDN Ungaran 05, peneliti menggunakan rumus Chi Kuadrat:

(63)

t t - /n)2

x2 = — — -— —

A Keterangan:

X2 = Chi Kuadrat

f 0 = Frekuensi yang diperoleh

fh = Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai

pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi

Selanjutnya untuk mengetahui keberartian hubungan kedua variabel

tersebut, maka selanjutnya akan dianalisis dengan mencari koefisien kontingensi,

dengan rumus di bawah in i:

KK

Keterangan:

KK = Koefisien Kontingensi

X2 = Chi Kuadrat

N = Jumlah objek

Setelah besamya KK sudah dapat diketahui, selanjutnya diinterprestasikan

dalam Phi (p) untuk mencari tingkat signifikansi hubungan antara kedua variabel

dengan rumus di bawah in i: Phi (p) = K K

J j l - { K K )'}

A. Pemberian Skor

Berdasarkan hasil angket yang telah diperoleh selanjutnya setiap jawaban akan diberi skor angka atau nilai. Skor/nilai dalam data ini

ditentukan dengan:

(64)

52

- Jawaban c diberikan skor 1 (kurang baik).

Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka

maka akan diperoleh hasil sebgaai berikut:

TABEL 3

SKOR INTERAKSIKEBERAGAMAAN DALAM KELUARGA SISWA KELAS V SDN UNGARAN 05

(65)
(66)

54

40. 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 22

41. 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 28

42. 3 2 3 3 2 1 3 2 3 1 23

TABEL 4

SKOR MOTIVASIBELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS V SDN UNGARAN Q5

(67)

16. 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 28

17. 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 23

18. 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 23

19. 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 26

20. 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28

21. 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28

22. 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 27

23. 2 3 2 2 3 3 2 2 1 3 23

24. 3 2 2 2 3 3 2 1 3 2 23

25. 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29

26. 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29

27. 3 1 2 2 3 3 2 2 2 3 23

28. 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29

29. 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 28

30. 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28

31. 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 26

32. 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 27

33. 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28

34. 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 27

35. 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 28

36. 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29

(68)

56

B. Teknik Analisis Pertama

Teknik analisis pertama ini digunakan untuk mengetahui prestasi

semua jawaban dari 42 siswa. Hasil analisis ini dapat memberikan jawaban

dari pokok permasalahan yang pertama dan kedua, yaitu bagaimana saja

interaksi keberagamaan dalam keluarga dan motivasi belajar Pendidikan

Agama Islam siswa SDN Ungaran 05. Maka data kedua variabel yang telah diberi skor angka diklasifikasikan kemudian dimasukkan tabel.

TABEL 5

FREKUENSI JAWABAN DARI 42 SISWA TERHADAP TIAP ITEM TENTANG INTERAKSI KEBERAGAMAAN DALAM

KELUARGA berkomunikasi pada waktu

senggang. 33 7 2 73,80 16,66 9,52

2. Bila makan keluarga selalu

(69)

3. Sikap bila dalam keluarga

berselisih. 28 11 3 59,52 28,57 11,90

4. Sikap bila anggota keluarga

dalam kesulitan. 18 19 5 35,71 42,85 21,42

5. Dalam menjalankan salat

wajib selalu berjamaah. 29 10 3 57,14 30,95 11,90

6. Mengingatkan apabila salah

satu anggota keluarga belum

menjalankan salat fardhu. 19 18 5 38,09 42,85 19,04

7. Sikap apabila salah satu

anggota keluarga sedang salat

dengan khusuk. 25 15 2 50 38,09 11,90

8. Orang tua selalu mengawasi

dan mengingatkan bila anak

sedang belajar. 28 9 5 57,14 23,80 19,04

9. Apabila keluarga mendapat

masalah, maka diselesaikan

secara musyawarah mufakat. 21 17 4 42,85 42,85 14,28

10. Bila tetangga sakit, maka

anda menjenguknya. 20 18 4 47,61 38,09 14,28

Jumlah 243 141 36

Berdasarkan tabel frekuensi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

rata-rata dari 42 orang responden yang telah menjawab 10 pertanyaan

Gambar

tabel sebagai berikut:
DATA KEADAAN SISWA REKAPITULASI GURUTABEL II6
DATA TENTANG STRUKTUR ORGANISASITABEL III7
HASIL ANGKET INTERAKSI KEBERAGAMAANTABEL 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut diduga karena rendahnya konsentrasi logam esensial pada daun/akar yang ditranslokasikan dari akar menuju daun dan dimanfaatkan untuk proses

Yang paling terlihat jelas disini adalah aktifitas manusia yang secara langsung menghancurkan terumbu karang, seperti misalnya pembangunan lapangan terbang dan

[r]

Bangunan utilitas pada jaringan jalan di dalam kota dapat ditempatkan di dalam ruang manfaat jalan dengan ketentuan berada di atas tanah ditempatkan di luar jarak tertentu dari

Dari hasil analisis yang dilakukan diatas menunjukkan bahwa c orporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan proporsi

Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa kelompok perlakuan jenis kelamin laki-laki mengalami semua mengalami kecemasan sedang pada saat pre , pada saat post mengalami perubahan

result of the research showed that the use of clue words game could improve the students‟ writing skill in the eighth graders in junior high school of SMP N 3

nilai 8 untuk selai dengan rasa yang paling tidak enak. Kesukaan : nilai 1 untuk selai yang