• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh stress kerja dan konflik terhadap produktivitas kerja karyawan : studi kasus pada perusahaan kerajiunan kayu Sanggar Peni Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh stress kerja dan konflik terhadap produktivitas kerja karyawan : studi kasus pada perusahaan kerajiunan kayu Sanggar Peni Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Tony 022214057

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

pemimpin maka kamu akan menjadi pemimpin yang

dihormati dan disegani.

Bila kamu tidak menjadi pemimpin yang dihormati dan bila

kamu menjadi orang biasa maka kamu tidak mudah dibodohi.

( Al Hadist )

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Ayah dan I bu tercinta atas do’anya

Kakak yang aku sayangi

K eluarga kecilku yang aku sayangi

Sahabat- sahabatk

Almameterku

(5)
(6)

Studi Kasus Pada Perusahaan Kerajinan Kayu Sanggar Peni Yogyakarta

Tony

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). Pengaruh stres kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan, 2). Pengaruh konflik terhadap produktivitas

kerja karyawan, 3). Pengaruh stres kerja dan konflik secara bersama-sama terhadap

produktivitas kerja karyawan.

Penelitian ini adalah sebuah studi kasus pada Perusahaan Kerajinan Kayu Sanggar

Peni Yogyakarta yang dilakukan pada bulan Februari-maret 2007. Pengumpulan data

dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi dalam

penelitian ini adalah karyawan bagian produksi Perusahaan Kerajinan Kayu Sanggar

Peni Yogyakarta. Karyawan yang diteliti sebanyak 44 orang yang merupakan

keseluruhan dari populasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah regresi linier sederhana, dan regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif diketahui bahwa : 1). Terdapat pengaruh

negatif stres kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. 2). Terdapat pengaruh

negatif konflik terhadap produktivitas kerja karyawan. 3). Terdapat pengaruh negatif

stres kerja dan konflik secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja karyawan.

Berdasarkan out put regresi linear sederhana dan regresi linear berganda dapat

diketahui bahwa : 1). Stres kerja berpengaruh 21,.3% terhadap produktivitas kerja

karyawan, sedangkan 78,7% produktivitas kerja karyawan itu dipengaruhi oleh

variabel lain. 2). Konflik berpengaruh 22,4% terhadap produktivitas kerja karyawan,

sedangkan 77,6% produktivitas kerja karyawan itu dipengaruhi oleh variabel lain. 3).

Stres kerja dan konflik secara bersama-sama berpengaruh 34,7% terhadap

produktivitas kerja karyawan, sedangkan 65,3% produktivitas kerja karyawan itu

dipengaruhi oleh variabel lain.

(7)

A Case Study on The Employees of Sanggar Peni Company

Tony

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2007

The aims of this research were to know : 1). The effect of work stress on the

employee productivity, 2). The effect of conflict on the employee productivity, 3).

The simultaneous effect of work stress and conflict on the employee productivity

This research was a case study conducted from February to March 2007. The data

were collected by distributing questionnaires to respondents. Population of this

research involved the employee of Sanggar Peni Company. The investigated sample

was 44 respondents, and the respondents are the whole of population. The data

analysis techniques used in this reseach were simple linier regression and multiple

linier regression.

The results of the quantitative analysis showed : 1). There was negative effect of

the work stress on the employee productivity, 2). There was negative effect of the

conflict on the employee productivity, 3). There was simultaneous negative effects of

the work stress and conflict on the employee productivity. The out put of the simple

linier regression and multiple linier regression showed : 1). The work stress indicated

that it explained 21.3% of the employee productivity, 2). The conflict indicated that it

explained 22.4% of the employee productivity, 3). Both of the work stress and

conflict explained 34.7 % of the employee productivity, while the remaining 65.3 %

of the employee productivity was influenced by other variables.

(8)

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyusun

sebuah skripsi yang berjudul “Pengaruh Stres kerja dan konflik terhadap

Produktivitas kerja karyawan”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa

bantuan dan dukungan dari pihak lain, oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Marianus Mochtar Modesir, MM selaku Dosen Pembimbing I

yang dengan sabar telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan

masukan dari awal sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. V. Supriyanto, Su selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar

telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan dari awal

sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(9)

maupun spirituil dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas doa,

perhatian dan cinta yang tak pernah berhenti aku terima. Dukunganmu adalah

motivasi terbesarku untuk menyelesaikan skripsi ini.

7.

Kakakku tercinta Mbak Ita, ‘makasih buat semangatnya ya!!!

9. Keluarga kecilku tercinta

: Melanie & Athaya, yang udah selalu

menghadirkan keceriaan di rumah dan selalu membesarkan hatiku, yang selalu

mengisi hari-hariku dengan perhatian, dukungan, omelan dan cinta…Thanks

for everythings…kalian adalah “anugerah terindah dalam hidupku”.

10. Om-om dan Bulek-bulekku terima kasih buat doa & dukungannya.

11. Adek-adekku kaka, Dodi & lala, makasih atas support dan keceriaan yang

selalu kalian hadirkan dirumah.

12. Teman-teman terbaikku : Angiek, Rie-rie, Eny, Candra, Rosa makasih untuk

waktu yang kita habiskan bersama…Aku bangga punya teman seperti kalian

yang ada saat aku susah maupun senang…

13. Temen-temen “edanku” : Etik, Vinant “Mr. Samoel“, Silek, Anjar, Ponyep,

Kenthus, Yokie, Rudi, Arie “Pakem”, Eko “ Kodol Box”, Pak Eko, Juhenx,

Sugix makasih ya buat kebersamaannya selama ini, Cepet gek ‘ndang digarap

skripsine!!! Me’enk, Koko, Si jep, nyoman, Gathir, dan semua temen-temen

yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu …”thanks for our friendship”…,

Temen2 man 02 “sukses ya!”

(10)

berikan.…Love u all…

15. Temen-temen KKP : Dedy, Putrie Man, Putrie Akt. Makasih udah jadi team

yang kompak!!!

16. Temen-temenku seperjuangan : Karlina, dema, septa….akhirnya kerja keras

dan kesabaran kita membuahkan hasil juga……!!!

17. Mas roby & Sigit “ Genjik”

yang selalu memberi dukungan dan arahan dari

jauh.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 28 Mei 2007

Penulis

TONY

(11)

Lembar Persetujuan ...ii

Halaman Pengesahan ...iii

Halaman Motto dan Persembahan... iv

Pernyataan Keaslian Karya ... v

Abstrak

... vi

Abstract

... vii

Kata Pengantar ...viii

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel... xiv

Daftar Gambar ... xv

Bab.I Pendahuluan... 1

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Permasalahan ... 3

C.

Batasan Masalah... 3

D.

Tujuan Penelitian... 4

E.

Manfaat Penelitian... 5

Bab.II Landasan Teori ... 6

A.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 6

B.

Fungsi Sumber Daya Manusia ... 11

C.

Pengertian Stres Kerja ... 12

(12)

G.

Dampak Dari Konflik Disfungsional Antar Kelompok... 20

H.

Pengertian Produktivitas ... 24

I.

Pengukuran Produktivitas ... 25

J.

Faktor-faktor Determinan Produktivitas... 26

K.

Hipotesis ... 28

Bab.III Metode Penelitian ... 29

A.

Sifat Penelitian ... 29

B.

Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

C.

Subjek dan Objek Penelitian... 30

D.

Variabel Penelitian ... 30

E.

Populasi dan Sampel... 31

F.

Data dan Sumber Data... 32

G.

Metode Pengumpulan Data... 32

H.

Teknik Analisis Data ... 33

Bab. IV Gambaran Umum Perusahaan... 41

A.

Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 41

B.

Personalia... 42

C.

Peralatan Produksi... 44

D.

Produksi dan Proses Produksi... 45

E.

Pemasaran ... 50

(13)

C.

Analisis Kuantitatif... 60

D.

Pembahasan... 67

Bab VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran... 71

C. Keterbatasan Penelitian ... 72

Daftar Pustaka ... 74

Lampiran

(14)

Tabel V.2 Pengujian Validitas Konflik ... 54

Tabel V.3 Pengujian Validitas Produktivitas ... 55

Tabel V.4 Pengujian Reliabilitas ... 56

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 57

Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 58

Tabel V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 58

Tabel V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan... 59

Tabel V.9 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 60

Tabel V.10 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 62

Tabel V.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 65

(15)

Gambar IV.1 Bagan Tahap Produksi... 49

(16)

1

A. Latar Belakang

Sebuah perusahaan harus mampu meningkatkan produktivitasnya

untuk bisa memperoleh profitabilitas jangka panjang untuk bisa tetap bertahan

dalam dunia bisnis. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk

bisa meningkatkan produktivitasnya, diantaranya dengan mengelola semua

sumber daya yang dimiliki, baik itu mengelola bahan baku, alat-alat produksi

seperti mesin-mesin maupun sumber daya manusia yang dimilikinya. Kalau

semua dialokasikan dengan tepat dan dikelola secara efektif dan efisien maka

produktivitas akan bisa ditingkatkan.

Meskipun otomatisasi telah terjadi, tetapi keberadaan sumber daya

manusia didalam perusahaan harus tetap diperhatikan. Hal ini didasari atas

pertimbangan bahwa sumber daya manusia merupakan unsur dasar sebuah

organisasi. Ini berarti bahwa sukses atau tidaknya sebuah organisasi dalam

mempertahankan dan menumbuhkan produktivitasnya untuk bisa tetap survive

tergantung bagaimana perusahaan tersebut dalam mengelola sumber daya

manusia yang dimilikinya.

Beberapa masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusia

sangatlah berpengaruh dengan produktivitas perusahaan. Produktivitas adalah

perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan karyawan dengan pengorbanan

yang telah dikeluarkan. Tingkat pengukuran produktivitas yang sering dipakai

(17)

lazim dijadikan pengukuran produktivitas , hal ini disebabkan karena biaya

yang dikorbankan untuk tenaga kerja adalah bagian yang terbesar untuk

mengadakan produksi dan jasa ( Pandji Anoraga dan Sri Suyati, 1995 : 69 )

Dalam penelitian ini diduga beberapa masalah sumber daya manusia/tenaga

kerja yang berpengaruh terhadap produktivitas adalah stres kerja dan konflik.

Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku mencakup perubahan

dalam produktivitas, absensi, tingkat keluarnya karyawan juga perubahan

dalam kebiasaan makan, meningkatnya merokok, berbicara cepat, gelisah dan

gangguan tidur.

Selain itu produktivitas kerja karyawan juga dipengaruhi oleh

konflik. Konflik dapat merintangi kinerja individu atau kelompok yang pada

akhirnya dapat berpengaruh pada menurunnya produktivitas kerja karyawan.

Konflik akan menghambat hubungan antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penullis tertarik untuk

mengambil judul penelitian:

“PENGARUH STRES KERJA DAN KONFLIK TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN STUDI KASUS PADA

(18)

B. Permasalahan

Sebuah penelitian dilakukan guna mendapatkan data yang dapat

digunakan untuk memecahkan masalah.( Sugiyono, 2004 : 31 ). Untuk itu

setiap penelitian yang akan dilakukan selalu berangkat dari masalah.

Walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal

yang paling sulit dalam proses penelitian, bila telah menemukan masalah yang

benar-benar masalah, maka pekerjaan penelitian 50% telah selesai.

Dari uraian latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini dapat

dirumuskan pokok masalah sebagai berikut :

1. Apakah stres kerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas

kerja karyawan?

2. Apakah konflik mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan ?

3. Apakah Stres kerja dan Konflik secara bersama-sama mempunyai

pengaruh terhadap Produktivitas kerja karyawan?

C. Batasan Masalah

Dalam batasan masalah penulis mencoba untuk membatasi objek yang

menjadi penelitian ini, mengingat waktu dan biaya serta kemampuan penulis

yang terbatas maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :

1. Perusahaan yang diteliti adalah Perusahaan kerajinan kayu Sanggar Peni.

2. Stres kerja dan Konflik yang terjadi pada karyawan Perusahaan

kerajinan kayu Sanggar Peni.

(19)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah stres kerja berpengaruh terhadap

produktivitas kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui apakah konflik berpengaruh terhadap

produktivitas kerja karyawan.

3. Untuk mengetahui apakah stres kerja dan konflik secara

bersama-sama berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

E. Manfaat Penelitian

Setelah tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat

terjawab secara akurat, maka diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat

bagi berbagai pihak.

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk :

1. Bagi Universitas

Dapat menambah perbendaharaan bahan bacaan ( kepustakaan ) di

Universitas Sanata Dharma, dan sebagai bahan acuan dan masukan

bagi berbagai pihak yang membutuhkan.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memicu

(20)

3. Bagi Perusahaan

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu

bahan acuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh stres kerja

dan konflik terhadap produktivitas kerja karyawan yang

memungkinkan perusahaan untuk melakukan koreksi di masa yang

akan datang sehingga membawa kearah perkembangan dan

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Sebelum membahas pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, perlu

diungkap pengertian Manajemen itu sendiri.Manajemen didefinisikan secara

beragam oleh para pakar, seperti yang sering ditemukan dalam beberapa

tulisan dan literatur-literatur tentang studi manajemen. Antara lain adalah

(Sulistiyani dan Rosidah, 2003 : 7) :

1. G.R.Terry (1960)

Manajemen adalah melakukan pencapaian tujuan (organisasi) yang

sudah ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan bantuan orang

lain.

2. Harold koontz dan Cyril O. Donnel (1959)

Manajemen adalah penyelesaian pegawai melalui orang lain.

3. John M. Pfifner (1960)

Manajemen berhubungan dengan pengarahan orang dan

tugas-tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Stoner dan Freeman

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses

penggunaan semua lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya

tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

(22)

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat diketahui bahwa konsep

kunci manajemen adalah bekerja melalui orang lain. Walaupun demikian

pengertiannya, manajer bukan berarti pasif sementara orang lain yang

digerakkan bersifat aktif, tetapi manajemen itu memiliki pengertian

fungsional. Dalam arti fungsional tersebut pekerjaan baru dapat dilaksanakan

apabila ada kerjasama untuk mengerahkan dan mengelola sumber daya yang

ada dalam organisasi dalam rangka mendukung tercapainya tujuan yang

diinginkan. Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan, maka

manajer dinilai berhasil apabila dalam mencapai tujuan tidak bekerja sendirian

melainkan mampu menggerakkan orang lain dan mengelola sumber-sumber

daya lainya yang ada dalam organisasi , sehingga mampu mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Kemampuan mengelola, menggerakkan, mengarahkan,

dan mengintegrasikan sumber daya, baik SDM maupun

sumber-sumber daya non manusia supaya terjadi sinkronisasi adalah merupakan

pekerjaan manajer. Bertolak dari definisi diatas maka dapat dipahami bahwa

manajemen juga akan mengolah sumber daya manusia didalam organisasi.

Mengolah disini mengandung pengertian aktivitas mengorganisasikan,

memimpin dan mengendalikan. Juga tampak jelas dalam pengertian tersebut

diatas bahwa pengorganisasian akan menyangkut unsur manusia, seperti

dikatakan selanjutnya pengorganisasian berarti bahwa manajer menkoordinasi

sumber daya manusia serta sumber daya bahan yang dipunyai organisasi

bersangkutan. Namun pengertian manajemen tidak hanya terbatas pada

(23)

pengertian yang lebih luas yakni sampai pada penggerakan sumber-sumber

daya lain yang yang terlibat dalam aktivitas organisasi. Dengan demikian

manajemen hendaknya dipahami sebagai aktivitas untuk menggerakkan dan

menserasikan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam rangka

melakukan tugas dan fungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen sumber daya manusia merupakan penggabungan dua konsep

yang secara maknawiah memiliki pengertian yang berbeda, yakni Manajemen

dan Sumber daya manusia. Pengertian manajemen sudah dpaparkan dimuka,

selanjutnya memahami makna sumber daya manusia.

Sumber daya manusia meliputi semua orang berstatus sebagai anggota

dalam organisasi, yang masing-masing memiliki peran dan fungsi. Sumber

daya manusia adalah potensi manusiawi yang melekat keberadaanya pada

seorang pegawai yang terdiri atas potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi

fisik adalah kemampuan fisik yang terakumulasi pada seorang pegawai,

sedangkan potensi non fisik adalah kemampuan seorang pegawai yang

terakumulasi baik dari latar belakang pengetahuan, intelegensia, keahlian,

keterampilan, human relations.

Menurut H. Hadari Nawawi ( 2000 ) yang dimaksudkan SDM adalah

meliputi tiga pengertian yaitu (Sulistiyani dan Rosidah, 2003 : 9) :

a. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan

suatu organisasi ( disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau

(24)

b. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai

penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

c. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan asset dan

berfungsi sebagai modal ( non financial ) didalam organisasi bisnis

yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non

fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah pendekatan terhadap

manajemen manusia. (Sulistiyani dan Rosidah, 2003 : 10). Pendekatan

terhadap manajemen manusia tersebut didasarkan pada nilai manusia dalam

hubungannya dengan organisasi.

Ada berbagai istilah untuk Sumber Daya Manusia, diantaranya adalah

personal management, personnel administration, human resource

administration, personnel and employee relation and personnel and industrial

relation. Ada pengarang yang ingin membedakan antara Personnel

Administration dengan Personnel Management, dan ada pula yang tidak ingin

membedakannya. Bagi pengarang yang disebut terdahulu Personnel

Administration mencakup fungsi yang dilaksanakan oleh departemen

personalia, sedangkan pengertian Personnel Management menekankan pada

(25)

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut para pakar

manajemen diantaranya adalah sebagai berikut (Sulistiyani dan Rosidah, 2003

: 11) :

1) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah pengembangan dan

pemanfaatan pegawai dalam rangka tercapainya tujuan dan sasaran

individu, organisasi masyarakat, bangsa dan internasional yang efektif.

( Moses N. Kinggundu ( 1989 ) ).

2) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan

pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai

berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. ( Edwin B.

Flippo, dikutipHandoko 1994 )

3) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan,

pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan

dan pemutusan hubungan tenaga kerja dengan maksud untuk

membantu mencapai tujuan organisasi, individu, dan masyarakat. (

Tulus 1992 ).

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut para pakar

manajemen diantaranya adalah sebagai berikut ( Sukamti ,1989 : 4 ) :

1) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi,

(26)

untuk mencapai baik tujuan individu maupun tujuan organisasi( F.

Wayne and Awad .M. Elias 1981:3).

2) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu proses melalui mana

kesesuaian optimal diperoleh diantara pegawai, pekerjaan organisasi

dan lingkungan sehingga para pegawai mencapai tingkat kepuasan dan

performansi yang mereka inginkan dan organisasi memenuhi

tujuannya ( Hall T. Douglas and Goodale G. James, 1986 : 6).

3) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu fungsi staff yang

peran utamanya membantu organisasi mencapai tujuannya ( Lead L.

Terry and Crino D. Michael, 1989:5 ).

4) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu system dari banyak

kegiatan yang saling tergantung ( B. William,jr and Davis Keith,

1989:19).

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen

Sumber Daya Manusia merupakan suatu fungsi yang dilaksanakan dalam

organisasi yang memudahkan pemanfaatan sumber daya manusia dengan

efektif untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan individual.

B. Fungsi Sumber Daya Manusia

Fungsi SumberDaya Manusia menurut Warner and Davis ( 1989 ), maksud

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah meningkatkan sumber daya

manusia, Manajemen Sumber Daya Manusia melukiskan apa yang dikerjakan

(27)

definisi ini menuntut kegiatan-kegiatan yang memperbaiki kontribusi

orang-orang untuk produktivitas organisasi.

Menurut Flippo ada 5 fungsi MSDM, yaitu ( Sulistiyani dan Rosidah,

2003 : 13 ) :

1) Pengadaan

2) Pengembangan

3) Pemberian kompensasi

4) Pengintegrasian

5) Pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia

C. Pengertian Stres kerja

Berbagai bentuk kekuatiran dan masalah selalu dihadapi oleh para

karyawan. Kita semua dari waktu ke waktu menjumpai kesulitan-kesulitan,

masalah-masalah dan mengalami kesedihan emosional. Beberapa bentuk

kesulitan terjadi diluar pekerjaan, tetapi kesulitan-kesulitan lain berkaitan

dengan pekerjaan. Dalam banyak kasus, hal itu bisa menyebabkan stress dan

akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.

Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses

berpikir dan kondisi seseorang ( Handoko, 1998 : 200 ).

Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya

ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses

(28)

Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk

menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri karyawan berkembang

berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja

mereka. Gejala-gejala ini menyangkut baik kesehatan phisik maupun

kesehatan kesehatan mental. Orang-orang yang mengalami stres bisa menjadi

nervous dan merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi mudah

marah dan agresif, tidak dapat relaks atau menunjukkan sikap yang tidak

kooperatif.

D. Penyebab-penyebab stres

Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressors.

Meskipun stres dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya

karyawan mengalami stres karena kombinasi stressors. Ada dua kategori

penyebab stres, yaitu on-the-jobdan off-the-job.

Ada sejumlah kondisi kerja yang sering menyebabkan stres,

kondisi-kondisi tersebut antara lain ( Handoko, 1988 : 201 ) :

a) Beban kerja yang berlebihan

b) Tekanan atau desakan waktu

c) Kualitas supervisi yang jelek

d) Iklim politis yang tidak aman

e) Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai

f) Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung

(29)

g) Kemenduaan peranan ( role ambiguity )

h) Frustasi

i) Konflik antar pribadi dan antar kelompok

j) Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan

k) Berbagai bentuk perubahan

Dilain pihak, stres kerja karyawan juga dapat disebabkan

masalah-masalah yang terjadi diluar perusahaan. Penyebab-penyebab stres off-the-job ( Handoko, 1988 : 201 ) antara lain :

a) Kekuatiran finansial

b) Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak

c) Masalah-masalah phisik

d) Masalah-masalah perkawinan ( misal, perceraian )

e) Perubahan-perubahan yang terjadi ditempat tinggal

f) Masalah-masalaah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara

Ada lima jenis konsekuensi dampak stres yang potensial sebagai berikut

(Suwarto, 1998 : 236 ) :

1. Dampak subyektif : Kecemasan, agresi, kebosanan, depresi,

keletihan, frustasi, kehilangan kesabaran, rendah diri, gugup,

merasa kesepian.

2. Dampak perilaku : Kecenderungan mendapat kecelakaan,

alkoholik, penyalahgunaan obat-obatan, emosi yang tiba-tiba

meledak, makan berlebihan, merokok berlebihan, perilaku yang

(30)

3. Dampak kognitif : Kemampuan mengambil keputusan yang tidak

jelas, kosentrasi yang buruk, rentang perhatian yang pendek, sangat

peka terhadap kritik, rintangan mental.

4. Dampak fisiologis : Meningkatnya kadar gula, meningkatnya

denyut jantung dan tekanan darah, kekeringan di mulut,

berkeringat, membesarnya pupil mata, tubuh panas dingin.

5. Dampak organisasi : Keabsenan, pergantian karyawan, rendah

produktivitasnya, keterasingan dari rekan sekerja, ketidakpuasan

kerja, menurunya keikatan dan kesetiaan terhadap organisasi.

E. Pendekatan stres kerja

Terdapat dua pendekatan stres kerja, yaitu pendekatan individu dan

perusahaan. Bagi individu penting dilakukan pendekatan karena stres dapat

mempengaruhi kehidupan, kesehatan, produktivitas, dan penghasilan. Bagi

perusahaan bukan saja karena alas an kemanusiaan, tetapi juga karena

pengaruhnya terhadap prestasi semua aspek dan efektivitas dari perusahaan

secara keseluruhan. Perbedaan pendekatan individu dengan pendekatan

organisasi tidak dibedakan secara tegas, pengurangan stres dapat dilakukan

pada tingkat individu, organisasi maupun kedua-duanya.

a. Pendekatan individu meliputi :

•Meningkatkan keimanan

•Melakukan meditasi dan pernafasan

(31)

•Melakukan relaksasi

•Dukungan sosial dari teman-teman dan keluarga

•Menghindari kegiatan rutin yang membosankan

b. Pendekatan perusahaan meliputi :

•Melakukan perbaikan iklim organisasi

•Melakukan perbaikan terhadap lingkungan fisik

•Menyediakan sarana olah raga

•Melakukan analisis dan kejelasan tugas

•Meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan

F. Pengertian Konflik

Dalam setiap organisasi, agar setiap organisasi berfungsi secara efektif,

maka individu dan kelompok yang saling bergantungan harus membentuk

hubungan kerja dalam lingkungan batas organisasi. Individu dan kelompok

dapat bergantungan satu sama lain untuk memperoleh informasi, bantuan, atau

tindakan yang terkoordinasi, ketergantungan semacam dapat membantu

perkembangan kerja sama dan konflik.

Konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik

antara dua pihak atau lebih. (Handoko, 1995 ).Konflik pada umumnya terjadi

manakala dalam hubungan antara dua orang atau dua kelompok atau lebih,

perbuatan yang satu berlawanan dengan pihak lain sehingga satu atau

keduanya saling terganggu. Konflik kerja adalah ketidaksesuaian antara dua

(32)

perusahaan ) yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau

kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai

perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. ( Rivai, 2004 : 507 ). Konflik

kerja juga dapat diartikan sebagai perilaku anggota organisasi yang dicurahkan

untuk beroposisi terhadap anggota yang lain. Konflik tersebut akan

menimbulkan dampak positif dan negatif. Berdampak positif jika perbedaan

tersebut ditangani dengan baik dan menghasilkan suatu persamaan dalam

perbedaan, dan konflik akan berdampak negatif apabila perbedaan tersebut

dijadikan alat pemecah belah kesatuan dalam suatu organisasi. Namun dalam

organisasi kehadiran konflik dalam suatu organisasi kadang juga diperlukan

dalam rangka kemajuan dan perkembangan organisasi.

Berikut ini beberapa pandangan tentang konflik ( Suwarto,1998 : 211 )

1. Pandangan tradisional

Secara tradisional berkeyakinan bahwa semua konflik merugikan

dan harus dihindari. Pandangan bahwa semua konflik buruk tentu

mengemukakan suatu pendekatan sederhana terhadap pandangan

pada perilaku orang yang menciptakan konflik, sebab semua

konflik harus dihindari. Konflik dipandang sebagai suatu hasil

disfungsionalakibat komunikasi yang buruk, kurangnya

keterbukaan dan kepercayaan antar orang-orang, dan kegagalan

(33)

2. Pandangan hubungan manusia

Secara hubungan manusia berkeyakinan bahwa konflik merupakan

hasil wajar dan tidak terelakkan dalam setiap kelompok. Keyakinan

tersebut diterima baik oleh pandangan hubungan manusia karena

pada dasarnya konflik tidak dapat disingkirkan, dan ada kalanya

konflik bermanfaat pada kinerja kelompok.

3. Pandangan Interaksionis

Secara interaksionis berkeyakinan bahwa konflik tidak hanya suatu

kekuatan positif dalam suatu kelompok, melainkan juga mutlak perilaku

untuk suatu kelompok agar dapat berkinerja efektif. Pandangan ini

mendorong konflik atas dasar bahwa kelompok yang kooperatif, tenang,

damai, dan serasi cenderung statis, apatis, dan tidak tanggap terhadap

kebutuhan akan perubahan dan inovasi.

Oleh karena itu sumbangan utama dari pandangan interaksionis

mendorong pimpinan kelompok untuk mempertahankan suatu tingkat

minimum berkelanjutan dari konflik, cukup untuk membuat kelompok

hidup, kritis dan kreatif.

Pandangan interaksionis tidak berpendapat bahwa semua konflik

adalah baik, lebih tepat beberapa konflik mendukung tujuan kelompok dan

memperbaiki kinerjanya sehingga muncul ragam konflik yang fungsional

(34)

a. Konflik Fungsional

Adalah hasil dari suatu konflik/pertentangan antar kelompok terbukti

bermanfaat bagi organisasi. (Gibson I Donnelly dikutip Suwarto,1998 :

212).

Konflik fungsional adalah konflik/pertentangan yang mendukung

tujuan kelompok dan memperbaiki kinerja kelompok. ( Stephen P Robbins

dikutip Suwarto,1998 : 212).

Konflik fungsional berkaitan dengan pertentangan antar kelompok

yang terjadi dan dapat bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan

prestasi organisasi. Dari hasil studi menemukan bahwa konflik tidak hanya

membantu tetapi merupakan suatu kondisi yang diperlukan untuk

menumbuhkan adanya kreatifitas. Kelompok yang anggotanya heterogen

menimbulkan adanya perbedaan pendapat yang dapat menghasilkan solusi

dan ide yang baik sehingga dapat meningkatkan kreatifitas.

b. Konflik Disfungsional

Konflik disfungsional adalah hasil suatu konflik/pertentangan antar

kelompok merintangi prestasi organisasi. (Gibson I Donnelly dikutip

Suwarto,1998 : 212). Konflik disfungsional adalah konflik/pertentangan

yang merintangi kinerja kelompok. ( Stephen P Robbins dikutip

Suwarto,1998 : 212).

Konflik disfungsional berkaitan dengan pertentangan antara kelompok

yang merusak atau menghalangi pencapaian tujuan organisasi. Konflik

(35)

merasakan bahwa satu pihak lain telah mempengaruhi secara negatif

sesuatu yang diperhatikan pihak pertama ( Robbinss, 1996 )

Pada dasarnya konflik terjadi bila dalam suatu peristiwa terdapat dua

atau lebih pendapat atau tindakan yang dipertimbangkan.

Konflik tidak harus berseteru, meski situasi ini dapat menjadi bagian

dari situasi konflik. Konflik bila dihadapi secara bijaksana dapat memberi

manfaat bagi semua pihak yang terlibat dan perusahaan yang menjadi

tempat mereka bekerja, manfaat tersebut antara lain adalah semakin

meningkatnya motivasi kerja, identifikasi masalah, ikatan kelompok

semakin erat, penyesuaian diri pada kenyataan, pengetahuan dan

keterampilan meningkat, kreatifitas meningkat, membantu upaya

pencapaian tujuan dan mendorong pertumbuhan perusahaan. Semua

manfaat ini tidak akan terwujud apabila konflik dibiarkan saja atau dicoba

diatasi dengan cara-cara yang tidak tepat, karena konflik bisa berdampak

lain apabila tidak diselesaikan dengan baik dan akan berdampak pada

menurunnya produktivitas kerja, merosot kepercayaan, pembentukan

kubu-kubu. Informasi dirahasiakan, kurangnya arus komunikasi satu

dengan yang lain, timbulnya masalah moral dan proses pengambilan

keputusan yang tertunda.

G. Dampak dari konflik Disfungsional antar kelompok

Pandangan para pakar ilmu perilaku menyatakan bahwa konflik

(36)

mengalaminya mereka menemukan bahwa kelompok yang ditempatkan

dalam situasi konflik cenderung untuk bereaksi dengan cara yang

diramalkan secara wajar. Berikut ini sejumlah perubahan yang terjadi

didalam kelompok dan antar kelompok akibat konflik disfungsional antar

kelompok ( Suwarto,1998 : 218):

1) Perubahan didalam kelompok

a) Meningkatnya kepaduan kelompok :persaingan, konflik, atau

ancaman eksternal biasanya menghasilkan kelompok yang

anggotanya mengesampingkan perbedaan individu dan meniadakan

peringkat. Setiap anggota menjadi setia pada kelompok. Dan

keanggotaan dalam kelompok tersebut menjadi lebih menarik.

b) Munculnya kepemimpinan yang otokratis : didalam situasi yang

ekstrim dimana dirasakan adanya ancaman,metode kepemimpinan

demokratis kemungkinan kurang popular. Para anggota

menghendaki kepemimpinan yang lebih kuat, jadi kemungkinan

pemimpin menjadi lebih otokratis.

c) Munculnya perhatian atas kegiatan : jika suatu kelompok terlibat

didalam konflik, anggotanya menegaskan perbuatan yang harus

dilakukan dan dilaksanakan kelompok tersebut sebaik-baiknya.

Kelompok tersebut menjadi lebih berorientasi tugas. Toleransi

terhadap anggota yang suka membuang-buang waktu menurun, dan

(37)

Penekanan diletakkan pada pencapaian tugas kelompok dan

mengalahkan musuh ( kelompok lain dalam konflik tersebut ).

d) Penekanan pada kesetiaan : penyesuaian terhadap norma organisasi

cenderung menjadi lebih penting dalam situasi konflik. Tujuan

kelompok berada diatas kepuasan individu, karena anggota

diharapkan menunjukkan kesetiaan mereka. Dalam situasi konflik

yang besar, interaksi dengan anggota dari “ kelompok lain “

merupakan pelanggaran.

2) Perubahan diantara kelompok

a) Persepsi yang terganggu : selama konflik, persepsi masing-masing

anggota kelompok menjadi terganggu. Anggota kelompok yang

mengembangkan pendapat yang lebih kuat tentang pentingnya unit

mereka. Setiap kelompok menganggap prestasi dirinya lebih

unggul dibandingkan dengan kelompok lainnya dan memandang

dirinya lebih penting bagi kelangsungan hidup organisasi.

Akhirnya tidak ada satu kelompok pun yang lebih penting, tetapi

konflik dapat menyebabkan anggotanya mengembangkan persepsi

yang salah tentang kenyataan.

b) Stereotip negatif : pada saat konflik meningkat dan persepsi makin

lebih terganggu, semua stereotip yang negatif yang mungkin

pernah ada diperkuat. Jika stereotip negatif suatu faktor dalam

konflik, anggota masing-masing kelompok kurang melihat

(38)

c) Menurunnya komunikasi : komunikasi antar kelompok yang

konflik biasanya terputus. Hal ini dapat menjadi sangat tidak

fungsional, terutama apabila terjadi hubungan saling

ketergantungan yang berurutan atau saling ketergantungan timbal

balik. Proses pengambilan keputusan terganggu, dan para

pelanggan atau siapapun yang dilayani organisasi dapat terkena

dampaknya.

Situasi-situasi yang cenderung menghasilkan konflik fungsional atau

disfungsional antara lain (Robert Kreitner & Angelo Kinicki, Buku 2 edisi

5 :156 ) antara lain :

a. Kepribadian-kepribadian yang saling bertentangan.

b. Tumpang tindih beban kerja atau tidak jelasnya batasan-batasan

kerja.

c. Kompetisi atas sumber daya yang terbatas.

d. Kompetisi antar departemen atau antar kelompok.

e. Komunikasi yang tidak memadai.

f. Tugas-tugas yang saling bergantung ( misalnya satu orang tidak

dapat menyelesaikan tugasnya sampai orang lain telah

menyelesaikan pekerjaan mereka ).

g. Kompleksitas organisasional ( konflik cenderung meningkat saat

jumlah lapisan hierarki dan tugas-tugas yang di spesialisasikan

(39)

h. Kebijakan, standar, pedoman, atau aturan yang tidak jelas atau

tidak masuk akal.

i. Batas waktu yang tidak masuk akal atau tekanan waktu yang

ekstrem.

j. Pengambilan keputusan kolektif ( semakin banyak orang yang

berpartisipasi dalam keputusan semakin besar potensi terjadinya

konflik ).

k. Tidak terpenuhinya harapan-harapan ( para karyawan yang

memiliki harapan tidak realistis tentang penugasan kerja,

pembayaran, atau promosi lebih rentan terhadap konflik ).

l. Konflik-konflik yang diredam atau tidak dipecahkan.

H. Pengertian Produktivitas

Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transformasi sumber daya

menjadi barang dan jasa. Semakin efisien kita melakukan perubahan ini, kita

semakin menjadi produktif dan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa

yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Produktivitas adalah perbandingan

antara out put ( barang dan jasa ) dibagi dengan input ( sumber daya, seperti

tenaga kerja dan modal ).( Jay Heizer & Barry Render, 2005 : 17 ).

Dari segi ekonomi, input adalah tenaga kerja, modal, dan manajemen yang

di integrasikan dalam suatu sistemproduksi. Manajemen menciptakan system

produksi yang menghasilkan proses transformasi dari input menjadi output.

(40)

Output yang dihasilkan

Input yang digunakan

mencerminkan bahwa lebih banyak orang yang bekerja dan tingkat

ketenagakerjaan tinggi ( tingkat pengangguran rendah ), tetapi belum tentu

mencerminkan tingginya produktivitas.

Hanya dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja, pemodal, dan

manajemen bisa menerima penghasilan yang lebih besar., produktivitas juga

dikaitkan dengan kualitas output, yang diukur berdasarkan beberapa standar

yang telah ditetapkan sebelumnya.

I. Pengukuran Produktivitas

Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara sederhana. Persamaan

untuk mengukur produktivitas adalah sebagai berikut (Jay Heizer & Barry

Render, 2005 : 18 ) :

Produktivitas =

Penggunaan hanya satu sumber daya sebagai input untuk mengukur

produktivitas disebut produktivitas faktor tunggal ( single factor productivity

). Sedangkan pengukuran produktivitas yang memasukkan semua input (

tenaga kerja, material, energi, modal ) disebut produktivitas factor total (

multifactor productivity ). Persamaannya sebagai berikut (Jay Heizer & Barry

Render, 2005 : 18 ) :

(41)

Output yang dihasilkan

( pekerja + material + energi + modal + lain-lain ) Produktivitas =

J. Faktor-faktor Determinan Produktivitas

Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa produktivitas sangat

dipengaruhi oleh faktor :

• Knowledge

• Skills

• Abilities

• Attitudes, dan

• Bahaviors

Pengetahuan dan ketrampilan sesungguhnya yang mendasari pencapaian

produktivitas. Ada perbedaan antara pengetahuan dan ketrampilan. Konsep

pengetahuan lebih berorientasi pada intelejensi, daya piker dan penguasaan ilmu

serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang. Dengan demikian

pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh

secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada seseorang

didalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau

menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi

seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan

(42)

Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan tekhnis operasional

mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan. Ketrampilan diperoleh melalui

proses belajar dan berlatih. Ketrampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang

untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis,

seperti ketrampilan komputer, ketrampilan bengkel, dll. Dengan ketrampilan yang

dimiliki seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara

produktif.

Abilities atau kemampuan terbentuk melalui sejumlah kompetensi yang

dimiliki oleh seorang pegawai. Konsep ini jauh lebih luas karena dapat

mencangkup sejumlah kompetensi. Pengetahuan dan ketrampilan termasuk faktor

pembentuk kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai

pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi diharapkan memiliki ability yang tinggi

pula.

Sangat erat hubungan antara kebiasaan dan perilaku. Attitude merupakan

suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut

memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seseorang

maka akan menguntungkan. Artinya apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah

baik maka hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula. Dapat

dicontohkan misalnya seorang pegawai mempunyai kebiasaan tepat waktu,

disiplin maka perilaku kerjanya juga baik, apabila diberi tanggung jawab akan

menepati aturan dan kesepakatan. Dengan demikian perilaku manusia juga akan

(43)

sehingga dapat mendukung kerja yang efektif. Dengan kondisi pegawai tersebut

maka produktivitas dapat dipastikan dapat terwujud.

K. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang masih bersifat sementara

terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus

diuji secara empiris. ( Hasan, 2004 : 31 ).

Hipotesis penelitian ini adalah:

1. “ Stres kerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan”

2. “Konflik mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan”

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui

apakah stres kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, apakah

konflik berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan dan apakah stres kerja

dan konflik secara bersama-sama berpengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan.pada Perusahaan kerajinan kayu Sanggar Peni.

Studi kasus adalah penelitian mengenai status subjek penelitian yang

berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas

(Hasan,2004: 10). Subjek penelitian dapat saja berupa individu, kelompok,

lembaga, maupun masyarakat. Periset dapat bersama-sama dengan pengambil

keputusan manajemen berusaha menemukan hubungan atas faktor-faktor yang

dominan atas permasalahan risetnya. Yang dimaksud studi kasus di sini adalah

bahwa kesimpulan dalam penelitian hanya berlaku pada karyawan Perusahaan

kerajinan kayu Sanggar Peni.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan kerajinan kayu Sanggar Peni, Krebet,

Sendangsari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta pada bulan Februari - Maret tahun

2007.

(45)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian : yang menjadi subjek penelitian adalah karyawan pada

perusahaan kerajinan kayu Sanggar Peni Yogyakarta.

2. Objek penelitian : yang menjadi objek penelitian ini adalah stres kerja,

konflik dan produktivitas kerja karyawan pada perusahaan kerajinan kayu

Sanggar Peni Yogyakarta.

D. Variabel penelitian

Variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk

bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum.,

dimana konstruk adalah konsep yang dapat diukur dan diamati ( Hasan,2004:12).

Nilai suatu variabel dapat dinyatakan dengan angka atau kata-kata. Dalam

penelitian ini menggunakan dua macam variabel penelitian, yakni :

1. variabel independent, adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat atau dependent. (

Sugiyono, 2004 : 39 ). Variabel indipenden dalam penelitian ini adalah

stres kerja dan konflik.

2. variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas atau indipendent.( Sugiyono, 2004 :

40 ). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja

(46)

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek /subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. ( sugiyono, 2004 : 90 ).

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam

yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek /subyek

yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik /sifat yang dimiliki oleh

subyek atau obyek itu.( sugiyono, 2004 : 90 ). Populasi yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan obyek yang akan diteliti, yaitu

karyawan bagian produksi pada Perusahaan kerajinan kayu Sanggar Peni yang

berjumlah 44 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. (Sugiyono, 2004 : 91 ).Bila populasi besar dan peneliti tidak

mungkin untuk meneliti semua populasi, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel

tersebut kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

(Sugiyono, 2004 : 91 ). Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan

adalah sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila anggota

(47)

F. Data dan Sumber Data

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan

oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya ( Hasan, 2004: 19 ).

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang

melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada ( Hasan, 2004 : 19).

Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian

terdahulu.

G. Metode Pengumpulan Data

1. Studi pustaka

Peneliti mencari data-data pendukung lainnya yang akan membantu dalam

penelitian yang mencakup berbagai artikel, majalah, dan teori pendukung

lainnya.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar

pertanyaan ( angket ) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti (

populasi atau sampel ). ( Hasan, 2004 : 24 ). Pertanyaan yang diajukan

mengenai masalah penelitian yang diajukan, yaitu stres kerja, konflik dan

(48)

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini untuk menguji pengaruh stres kerja dan konflik terhadap

produktivitas kerja karyawan. Pengukuran stres kerja, konflik dan produktivitas

dengan menggunakan kuesioner. Penghitungan statistik dalam pengujian hipotesis

menggunakan program spss 11.5 for windows.

A. Menentukan data yang diteliti.

a. Variabel Dependen

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja

karyawan.

b. Variabel indipenden

Variabel indipenden dalam penelitian ini adalah stres kerja dan

konflik.

B. Mengukur stres kerja, konflik dan produktivitas dengan kuesioner.

C. Analisis kualitatif

Data yang dianalisis adalah beberapa jawaban dari kuesioner yang

diberikan kepada responden. Sebagai gambaran penulis memberi 5

alternatif jawaban kepada responden untuk analisis terhadap variabel Stres

kerja dan konflik dengan bobot penilaian sebagai berikut :

1. Sangat setuju (SS) : 5

2. Setuju (S) : 4

3. Ragu-ragu (RR) : 3

4. Tidak setuju (TS) : 2

(49)

Sedangkan untuk analisis terhadap variabel produktivitas, penulis memberi

3 alternatif jawaban kepada responden dengan bobot penilaian sebagai

berikut :

1. Bawah Target ( BT ) : 1

2. Sesuai Target ( ST) : 2

3. Atas Target ( AT ) : 3

4. Bawah Standar ( BT ) : 1

5. Sesuai Standar ( SS ) : 2

6. Atas Standar ( AS ) : 3

7. Bawah Anggaran ( BA ) : 1

8. Sesuai Anggaran ( SA ) : 2

9. Atas Anggaran ( AA ) : 3

10. Bawah Jam Kerja ( BJK ) : 1

11. Sesuai Jam Kerja ( SJK ) : 2

12. Atas Jam Kerja ( AJK ) : 3

D. Menguji Validitas dan Reliabilitas kuesioner.

1. Uji Validitas

Rumus yang digunakan untuk uji validitas adalah korelasi produk

moment ( Umar, 2003 : 84 ).

Rumusnya adalah :

rxy =

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi NΣXY-(ΣX)( ΣY) {NΣX2-(ΣX)2}{NΣY2-(ΣY)2

(50)

X = Nilai dari Variabel

Y = Nilai dari total variable

N = Banyaknya item

Untuk menentukan apakah butir-butir pertanyaan instrumen penelitian

valid atau tidak valid, maka ketentuannya sebagai berikut :

a. Jika r hitung • r tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka butir dan

variabel tersebut valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka butir dan

variabel tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk mengukur derajad ketetapan akurasi

ramalan dari hasil riset ( Widayat dan Amirulah, 2002 : 47 ).

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu

alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. ( Umar, 2003 :

86 )

Untuk mengukur reliabilitas digunakan teknik belah dua, yaitu

membagi pertanyaan yang valid menjadi belah dua antara kelompok

item bernomor ganjil dan kelompok item bernomor genap. Setelah

hasil kalinya diketahui, dimasukkan dalam rumus Spearman Brown

untuk mencari koefisien reliabilitas dari item. Rumus untuk

menghitung reliabilitas kuesioner adalah sebagai berikut :

(51)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi

x : Nilai item-item yang bernomor ganjil

y : Nilai item-item yang bernomor genap

n : Jumlah sampel

Dari hasil pengukuran validitas tersebut kemudian dimasukkan ke dalam

rumus Spearman Brownsebagai berikut :

( )

rxy rxy rgg

− =

1 2

Keterangan :

rgg = koefisien reliabilitas

rxy = koefisien korelasi product moment (antara nilai item ganjil dan nilai

item genap) dengan taraf nyata 5 %

Dengan taraf signifikansi (α) 5% apabila r gg • r tabel maka kuesioner

sebagai alat ukur dinyatakan andal dan dapat dikatakan memenuhi syarat

reliabilitas.

a. Jika r positif dan nilai r hitung • r tabel dengan taraf signifikansi 5%,

maka butir dan variabel tersebut reliabel atau andal.

b. Jika r negatif, serta nilai r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi

(52)

E. Teknik yang digunakan untuk menjawab permasalahan pertama yaitu :

“ Apakah stres kerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan “ adalah menggunakan rumus regresi linear sederhana

( Simamora , 2004 : 323 ), rumusnya adalah :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Produktivitas kerja

X = Stres kerja

a = konstanta

b = koefisien arah regresi ( slop )

Untuk melihat bentuk korelasi antar variable dengan persamaan regresi

tersebut maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu.

b =

a =

Kriteria pengujian pengujian hipotesis :

Untuk permasalahan pertama hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak adanya pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan.

Ha : Adanya pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan.

N(ΣXY)-(ΣX)( ΣY) N(ΣX2)-(ΣX)2

ΣY(ΣX2)-ΣXΣY nΣX2

(53)

Kriteria penerimaan atau penolakan Ho :

Ho ditolak : Apabila nilai b positif maka stres kerja mempunyai

pengaruh positif terhadap produktivitas kerja

karyawan dan apabila nilai b negatif maka stres kerja

mempunyai pengaruh negatif terhadap produktivitas

kerja karyawan.

Ho diterima : Apabila nilai b adalah 0.

F. Teknik yang digunakan untuk menjawab permasalahan kedua yaitu :

“ Apakah konflik mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan “ adalah menggunakan rumus regresi linear sederhana ( Simamora ,

2004 : 323 ), rumusnya adalah :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Produktivitas kerja

X = konflik

a = konstanta

b = koefisien arah regresi ( slop )

Untuk melihat bentuk korelasi antar variable dengan persamaan regresi

tersebut maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu.

b =

a =

N(ΣXY)-(ΣX)( ΣY)

N(ΣX2 )-(ΣX)2 ΣY(ΣX2

(54)

Kriteria pengujian pengujian hipotesis :

Untuk permasalahan kedua hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak adanya pengaruh Konflik terhadap produktivitas kerja

karyawan.

Ha : Adanya pengaruh Konflik terhadap produktivitas kerja karyawan.

Kriteria penerimaan atau penolakan Ho :

Ho ditolak : Apabila nilai b positif maka Konflik mempunyai

pengaruh positif terhadap produktivitas kerja

karyawan dan apabila nilai b negatif maka Konflik

mempunyai pengaruh negatif terhadap produktivitas

kerja karyawan.

Ho diterima : Apabila nilai b adalah 0.

G. Teknik yang digunakan untuk menjawab permasalahan ketiga yaitu

“ Apakah sres kerja dan konflik secara bersama-sama mempunyai

pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan “ adalah menggunakan rumus

regresi linear berganda, rumusnya adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan :

Y = Produktivitas kerja

X1dan X2 = stres kerja dan konflik

a = konstanta

(55)

Untuk melihat bentuk korelasi antar variable dengan persamaan regresi

tersebut maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu.

b1=

b2 =

a =

Kriteria pengujian pengujian hipotesis :

Untuk permasalahan ketiga hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak adanya pengaruh Stres kerja dan Konflik secara

bersama-sama terhadap produktivitas kerja karyawan.

Ha : Adanya pengaruh Stres kerja dan Konflik secara bersama-sama

terhadap produktivitas kerja karyawan.

Kriteria penerimaan atau penolakan Ho :

Ho ditolak : Apabila nilai b1 dan b2 positif maka Stres kerja dan Konflik

secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif

terhadap produktivitas kerja karyawan dan apabila nilai b1

dan b2 negatif maka Stres kerja dan Konflik secara

bersama-sama mempunyai pengaruh negatif terhadap

produktivitas kerja karyawan.

Ho diterima : Apabila nilai b1 dan b2adalah 0. (ΣX22) (ΣX1Y)-(ΣX2Y)(ΣX1X2)

(ΣX12) (ΣX22)-(X1ΣX2)2

(ΣX12) (ΣX2Y)-(ΣX1Y)(ΣX1X2)

(ΣX12 ) (ΣX22

)-(X1ΣX2)2 ΣY-b1ΣX1-b2ΣX2

(56)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Usaha kerajinan kayu sanggar peni mulai dirintis sejak tahun 1989, pada

waktu itu perusahaan ini merupakan usaha rumah tangga yang dipimpin oleh

Bapak kemiskidi dan beliau sekaligus sebagai pemiliknya.

Perusahaan kerajinan kayu sanggar peni ini berlokasi di daerah Krebet, Desa

Sendangsari, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah ini

merupakan lokasi Pusat Usahan Kecil dan Menengah Batik Kayu.

Pada tahun 1989 sanggar peni baru memproduksi topeng dan wayang, awalnya

tidak dibatik tetapi disungging ( di cat ). Kemudian mulai tahun 1997 usaha

kerajinan kayu sanggar peni mulai merambah ke batik kayu. Karena kerajinan

tersebut berkembang, maka sanggar peni mulai memproduksi beberapa jenis

kerajinan batik kayu seperti Topeng, wayang, Topeng Hewan dan Souvernir,

misalnya pigura, tatakan gelas, wayang, vas bunga, gantungan kunci, souvenir

binatang, dan lain-lain. Pada tahun 2000 perusahaan kerajinan sanggar peni mulai

memiliki show room dan memiliki banyak langganan.

Tujuan utama didirikan perusahaan kerajinan Kayu ini adalah untuk

memberikan lapangan kerja bagi masyarakat di daerah sekitar yang belum

memiliki pekerjaan tetap sehingga dapat menuntaskan pengangguran di daerah

Bantul dan mengolah sumber daya alam menjadi barang yang memiliki nilai

ekonomis. Tujuan yang kedua adalah dengan didirikan perusahaan ini, diharapkan

(57)

dapat mengembangkan daerah Bantul sehingga dapat mengangkat taraf hidup

masyarakat Bantul. Sampai saat ini perusahaan kerajinan batik kayu sanggar peni

sudah memiliki beberapa show room di berbagai daerah, di antaranya di pasar

raya Jakarta, kampung wisata cibubur, hotel papandayan bandung, kasongan dan

di pasar seni gabusan yogyakarta.

B. Personalia

Bagian personalia yang ada diperusahaan terdiri dari :

a.Tenaga Kerja

Dalam usahanya untuk mencapai tujuan perusahaan tenaga kerja

merupakan salah satu faktor yang penting, karena tenaga kerja

merupakan motor penggerak dalam kegiatan yang menunjang

tercapainya tujuan. Jumlah tenaga kerja di perusahaan kerajinan Batik

Kayu Sanggar peni untuk saat ini berjumlah 44 orang yang bekerja

sebagai tenaga kerja produksi. Jumlah karyawan tersebut tidak termasuk

pimpinan perusahaan yang bersangkutan, bendahara dan sekretaris.

Perincian jumlah karyawan bagian produksi perusahaan kerajinan batik

kayu Sanggar peni adalah sebagai berikut :

a.) Bagian Pembuatan pola dan pemotongan ( difisi putihan ) : 7 orang

b.)Bagian Pembatikan ( difisi batikan ) : 32 orang

d.)Bagian Finishing ( difisi finishing ) : 5 orang

(58)

Demi kelancaran kerja karyawan maka perusahaan melaksanakan

pengawasan karyawan. Kegiatan pengawasan karyawan dilaksanakan

secara sederhana yaitu setiap hari semua karyawan melakukan

pencatatan di buku presensi.

b.Jam Kerja

Karyawan Sanggar Peni bekerja selama 8 jam per hari yaitu dari pukul

08.00 sampai pukul 16.00 WIB, termasuk waktu istirahat pada pukul

12.00 – 13.00 WIB. Selama satu minggu karyawan bekerja selama 6

hari, yaitu dari hari Senin sampai hari Sabtu. Hari Minggu para

karyawan libur. Jam lembur yang diterapkan perusahaan adalah dari

pukul 16.00 sampai pukul 23.00.

c.Sistem Upah

Upah yang diberikan perusahaan berdasarkan macam dan sifatnya adalah

sebagai berikut :

- Upah Mingguan

Upah mingguan adalah upah yang diberikan tiap minggu. Besarnya

upah mingguan ditentukan oleh banyaknya karyawan masuk kerja

dalam seminggu.

- Upah Lembur

Upah lembur adalah upah yang diberikan kepada karyawan jika

karyawan tersebut melakukan kerja lembur dan dibayarkan

(59)

- Jaminan Sosial

Perusahaan kerajinan kayu Sanggar Peni selain memberikan upah,

juga memberikan jaminan sosial bagi karyawan guna

meningkatkan taraf hidup karyawannya. Adapun jaminan sosial

yang diberikan perusahaan yaitu Tunjangan Hari Raya dan subsidi

biaya perawatan rumah sakit bila karyawan jatuh sakit atau sakit

karena kecelakaan kerja. Khusus untuk kecelakaan kerja

perusahaan Sanggar Peni akan mengganti penuh biaya pengobatan.

C. Peralatan Produksi

Peralatan yang digunakan dalan proses produksi adalah sebagai berikut :

- Serkel - Wajan - Kompor

- Profil - Palu - Panci besar

- Jenso besar - Tatah besi - Pensil

- Amplas - Gergaji

- Canting - Bor

- Wajan - Pisau ukir

Selain peralatan-peralatan tersebut diatas, ada pula bahan-bahan baku yang

digunakan untuk memperlancar proses produksi yaitu :

1. Bahan Baku

a) Kayu Sengon

(60)

2. Bahan Pembantu

a) Cat : dipergunakan untuk mengecat kayu

b) Lem kayu

c) Obat-obatan batik seperti malam

d) Paku

D. Produksi Dan Proses Produksi

Perusahaan Sanggar Peni memproduksi beberapa jenis produk yaitu :

Wayang, Topeng, frame, Hewan, Souvenir, dan lainl-lain.

Namun yang paling banyak diproduksi adalah souvenir. Maka, untuk

pembahasan selanjutnya penulis hanya memfokuskan pada produksi souvenir.

Di Perusahaan Sanggar Peni proses produksi dimulai dari difisi putihan sampai

difisi finishing tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Mengolah bahan mentah menjadi barang ½ jadi

Dalam proses ini perusahaan mengolah bahan dari bahan mentah berupa

papan kayu atau kayu gelondongan hingga menjadi barang ½ jadi.

Produk-produk yang dibuat dari kelompok ini antara lain sandal,

nampan, wayang, roro blonyo dan lain-lain.

2. Tahap Pembuatan Pola

Tahap ini merupakan awal pembuatan produk, dimana pola dibuat

dengan menggunakan kertas karton sesuai dengna bentuk yang

diinginkan. Hasil dari pembuatan pola tersebut biasanya disebut dengan

(61)

dilakukan penjiplakan dengan pensil, sehingga dihasilkan

gambar-gambar diatas papan kayu yang sama dengan mal yang telah dibuat tadi.

3. Tahap Pemotongan

Papan kayu yag telah digambar sesuai dengan pola tadi kemudian

dipotong dengan menggunakan gergaji mesin (sarkel dan jenso)

sehingga dihasilkan produk-produk kasar yang nantinya akan dikerjakan

pada tahap selanjutnya.

4. Tahap Pengukiran

Pada tahap ini, papan kayu yang telah dipotong akan diukir sesuai

dengan motif yang diinginkan. Biasanya motif ini disesuaikan dengan

selera pemesan. Jika pemesan memberikan sampel motif tertentu, maka

papan kayu akan diukir sesuai dengan motif yang dibuat pemesan.

5. Tahap Penghalusan

Kayu yang telah diukir tadi kemudian diamplas sehingga menghasilkan

produk yang lebih halus agar memudahkan dalam pengerjaan pada tahap

selanjutnya.

Setelah kayu sudah di bentuk dan diukir tapi masih berupa polosan /

belum dibatik diserahkan ke karyawan difisi batikan.

6. Tahap Pembatikan dan Pewarnaan I

Pada tahap ini akan dilakukan pembatikan dan pewarnaan pada ukiran

kayu yang talah dihaluskan pada tahap sebelumnya. Bahan yang

digunakan adalah malam yang berfungsi untuk membantu dalam

(62)

tidak terkena cat. Setelah dibatik tahap selanjutnya adalah pewarnaan

dengan menggunakan cat khusus. Tahap ini bisa dibalik antara

pembatikan dulu atau pewarnaan dulu sesuai dengan produk yang akan

dibuat.

7. Tahap Perebusan I

Tahap ini berfungsi untuk menghilangkan malam yang menempel pada

kayu sehingga yang tertinggal pasa ukiran kayu hanyalah warna saja.

Secara otomatis warna yang tertutup dengan malam tadi akan berbeda

dengan warna pada kayu yang tidak ditutup malam sehingga akan

dihasilkan produk jadi berupa papan kayu yang telah dibatik dengan

warna-warna yang menarik.

8. Tahap Penggranitan

Tahap ini berfungsi untuk mengurangi warna asli kayu dan

menimbulkan warna dari catnya.

9. Tahap Pewarnaan II

Tahap ini berfungsi untuk menutup warna ke-2. lalu pewarnaan ke-3

dengan malam.

10. Tahap Perebusan II

11. Tahap Penyiraman dengan H20

Dalam tahap ini semua kerajinan yang telah diwarnai akan disiram

dengan H20 untuk pencerahan warna.

(63)

Semua barang yang sudah dibentuk dan sudah dibatik dan di warna

sesuai pesanan selanjutnya dicek ulang oleh bagian finishing apakah

sudah layak kirim atau belum, jika sudah layak kirim maka barang

(64)

Untuk lebih jelas tahap produksi dalam perusahaan “Sanggar Peni”,

dijelaskan dengan bagan alir berikut ini :

Gambar IV.1

Topeng dan patung hewan,Wayang, sandal, nampan,dll Tahap Pembuatan Pola Tahap Pemotongan Tahap Pembatikan Tahap Pengukiran Tahap Penghalusan (Pengamplasan) Tahap Pewarnaan I Tahap Perebusan Tahap Pengeringan dengan dijemur Tahap Packing Tahap Penyiraman dengan H2o

(65)

Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan kerajinan Batik Kayu

Sanggar Peni dilaksanakan terus menerus tetapi juga berdasarkan pesanan

dari konsumen. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk melayani pembelian

sewaktu waktu dan mengisi persediaan barang. Cara dan waktu pengerjaan

masing-masing produk berbeda-beda tergantung jenis produk yang dipesan.

Pada umumnya sebelum pengerjaan produk, pemesan memberikan sampel

kepada perusahaan.

Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas dalam proses produksi serta

mendapatkan produk yang berkualitas tinggi maka perusahaan perlu

menentukan standar produksi. Produksi yang dapat dicapai perusahaan pada

kapasitas normal sebanyak 1500 buah setiap bulannya.

E. Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan terpenting dalam suatu perusahaan, karena

majunya suatu perusahaan tergantung dari berhasil tidaknya pelaksanaan

pemasaran hasil produksinya. Pemasaran adalah keseluruhan kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada

(66)

1. Kebijaksanaan Saluran Distribusi

Saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan Kerajinan Batik

Kayu Sanggar Peni adalah saluran distribusi pendek yaitu produsen ke

kosumen, dimana konsumen datang langsung ke lokasi perusahaan dan

memesan barang sesuai dengan keinginannya. Konsumen yang datang

ke perusahaan biasanya memesan dalam jumlah yang besar. Untuk

meningkatkan penjualan, pemasaran produk di

Gambar

Gambar IV.1
Tabel V.1 menginformasikan bahwa butir pertanyaan Stres kerja (X1)
Tabel V.2 menginformasikan bahwa butir pertanyaan Konflik (X2)
 Tabel V.3 Pengujian Validitas Produktivitas (Y)
+6

Referensi

Dokumen terkait

harapan). 2) Kesungguhan ( seriousness), 3) Seorang da’i yang sedang menyampaikan atau membahas suatu topik dengan menunjukkan kesungguhan, akan menimbulkan sebuah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum mengenai pembangunan transportasi kereta api di wilayah Jawa bagian Barat tepatnya di Keresidenan Batavia

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan rangkuman Anda

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan Perundang- undangan bagi setiap warga

Tugas Akhir Penciptaan Kriya Seni berjudul: PERILAKU HOMOSEKSUAL ELTON HERCULES JOHN DAN DAVID JAMES FURNISH SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA KRIYA LOGAM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pencucian berulang membran hidrogel, karakterisasi membran hidrogel PVA/GA yang dimodifikasi MPB dan pengaruhnya

Buku panduan praktek klinik keperawatan yang berisi uraian target aktifitas dan keterampilan yang sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan fakultas ilmu

Sedangkan pada browser kedua yang digunakan untuk menjalankan program dengan teknik non-blocking, program ini mengeksekusi proses pertama saat t = 0 detik.. Ketika