• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ABSTRACT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Barisan dan deret merupakan salah satu materi pelajaran matematika yang dipelajari pada kelas X tingkat SMK program keahlian Akuntansi.

Hasil observasi yang dilakukan di SMK Negeri 4 Padang khususnya di kelas X Akuntansi pada tanggal 28 April 2014, pembelajaran matematika terlihat masih belum efektif. Proses pembelajaran masih berlangsung dalam

kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa secara keseluruhan. Hal ini belum sesuai dengan yang diharapkan pada kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mengharapkan pembelajaran berpusat kepada siswa, bukan pada guru.

Melalui wawancara dengan guru, diperoleh penjelasan bahwa buku teks yang digunakan dalam pembelajaran saat ini belum dapat memaksimalkan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan siswa diketahui bahwa mereka kesulitan dalam

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG

Vivi Desvita*, Rahmi**, Anny Sovia**

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

ABSTRACT

The development research is motivated by the of texsbooks used by students in the learning of mathematics. Textbooks used can not provide the opportunity for students to construct their own understanding. Attemps to overcome these problems by developing a valid and practical module based contextual teaching and learning in the matter of sequence and series. The model of development is four-D. Four-D includes four phases: definition, design, develope and dessiminate. The research only until the development stage. At this stage of development do the validation and practicalities. Validation results are very valid. Based on the results carried out on the practicalities of teachers and students expressed very practicalities module.

Keywords: Development, Module, Contextual Teaching and Learning(CTL), Sequence and Series

(2)

2 memahami bahasa buku teks yang digunakan dalam pelajaran matematika.

Solusi yang dikemukakan adalah mengembangkan bahan ajar berupa modul yang membantu siswa belajar secara mandiri dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul berbasis Contextual Teaching and Learning untuk materi barisan dan deret yang valid dan praktis di SMK Negeri 4 Padang.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Amelia (2012) dengan penelitian yang berjudul ”Pengembangan Handout berbasis Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran interaktif di SMP Negeri 28 Padang”. Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan yaitu pada jenis bahan ajar dan materi yang dikembangkan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan adalah modul berbasis Contextual Teaching and Learning

untuk materi barisan dan deret. Menurut Borg dalam Sugiyono (2012:9)“Penelitian dan pengembangan (research and development) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran”.

Model pengembangan yang digunakan berpedoman pada Thiagarajan dkk dalam Trianto (2008:102) yang dikenal dengan model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap, yaitu 1) pendefinisian (Define), 2) perancangan (Design), 3) pengembangan (Develop) , dan 4) penyebaran (Desseminate).

Pada penelitian ini yang dilakukan adalah 3 tahap. Tahap yang pertama adalah tahap pendefinisian (define). Pada tahap pendefinisian dilakukan analisis silabus, analisis buku teks, analisis literatur serta wawancara dengan guru dan siswa. Tahap yang kedua adalah tahap perancangan (design). Pada tahap perancangan yang dilakukan adalah merancang modul barisan dan deret berbasis Contextual Teaching and Learning. Tahap yang ketiga adalah

(3)

3 tahap pengembangan (develop). Pada tahap pengembangan dilakukan validasi dan praktikalitas.

Instrumen yang digunakan pada tahap validasi berupa lembar validasi. Hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai, dihitung dengan cara menghitung jumlah skor penilaian validator ke-i dibagi dengan banyak validator (Mulyardi,2006:82).

Pada tahap praktikalitas, instrumen yang digunakan berupa angket dan pedoman wawancara yang ditujukan kepada guru dan siswa. Data hasil tanggapan guru dan siswa ditabulasi dengan menghitung jumlah skor per item dibagi skor maksimal (Riduwan,2005:89). Hasil wawancara berguna untuk menarik kesimpulan dari angket praktikalitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap silabus matematika. Kompetensi dasar yang akan dicapai seperti berikut ini.

1. Memprediksi pola barisan dan deret aritmetika dan geometri atau barisan lainnya melalui pengamatan dan memberikan alasannya.

2. Menyajikan hasil, menemukan pola barisan dan deret dan penerapannya dalam penyelesaian masalah sederhana.

Berdasarkan kompetensi dasar, modul yang dirancang terdiri dari 5 kegiatan belajar. Setelah menganalisis silabus dilakukan analisis buku teks. Buku teks yang dianalisis adalah buku teks yang digunakan pada pembelajaran matematika kelas X SMK Negeri 4 Padang cetakan pertama kurikulum 2013.

Proses selanjutnya adalah menganalisis literatur dengan mengumpulkan bahan yang terkait dengan perancangan modul. Setelah menganalisis literatur, dilakukan wawancara dengan guru dan siswa SMK Negeri 4 Padang untuk mengetahui masalah/hambatan dalam pembelajaran matematika

Berdasarkan analisis-analisis tersebut dirancanglah modul berbasis Contextual Teaching and Learning untuk materi barisan dan deret. Berikut contoh cover modul.

(4)

4 Modul yang dirancang memiliki petunjuk penggunaan modul seperti berikut.

Modul juga memiliki tujuan instruksional seperti pada gambar berikut.

Gambar 3. Tujuan instruksional Materi pembelajaran pada modul memuat 7 komponen kontekstual. Komponen konstruktivisme yang dimulai berdasarkan pengetahuan terdahulu dirancang seperti pada contoh berikut.

Komponen menemukan bertujuan untuk menghasilkan temuan yang diperoleh siswa. Berikut contoh kegiatan menemukan dalam modul.

Contoh komponen bertanya dalam modul dapat dilihat pada gambar 6.

Berikut contoh komponen masyarakat belajar dalam modul.

Pemodelan diwujudkan dengan model yang bisa ditiru siswa. Berikut contoh kegiatan pemodelan dalam modul. Gambar 2.

Petunjuk penggunaan modul

Gambar 4.

Komponen konstruktivisme

Gambar 5. Komponen menemukan

Gambar 6. Komponen bertanya

Gambar 7.

(5)

5 Refleksi merupakan perenungan kembali pengetahuan yang dipelajari. Berikut contoh kegiatan refleksi pada modul.

Berikut contoh kegiatan penilaian sebenarnya dalam modul

Latihan pada modul disertakan dengan kunci jawaban. Berikut gambaran

latihan beserta kunci jawaban dalam modul

Pada modul juga terdapat umpan balik dan tindak lanjut. Berikut merupakan contoh umpan balik dalam modul.

Berikut contoh bagian tindak lanjut dalam modul.

Sumber dan bahan bacaan yang digunakan diperlihatkan seperti pada gambar berikut.

Rancangan modul yang telah dirancang divalidasi oleh 3 orang validator. Berdasarkan hasil validasi Gambar 8. Komponen pemodelan

Gambar 9. Komponen refleksi

Gambar 10.

Komponen penilaian sebenarnya

Gambar 12. Umpan balik

Gambar 13. Tindak lanjut

Gambar 14. Referensi Gambar 11. Latihan dan kunci jawaban

(6)

6 dari keempat aspek yaitu aspek materi, aspek kebahasaan, aspek penyajian, dan aspek kegrafikan modul dikategorikan sangat valid dengan rerata 3,52. Modul dapat dikatakan sangat valid karena penilaian termasuk dalam rentang > 3,25.

Setelah modul dinyatakan valid, maka dilakukan uji coba untuk mengetahui kepraktisan. Uji coba dilakukan kepada guru dan siswa. Setelah siswa mengerjakan modul, dibagikan angket praktikalitas kepada guru dan siswa dan kemudian dilakukan wawancara.

Uji coba yang dilakukan kepada siswa dan guru menunjukkan bahwa modul dinyatakan praktis untuk digunakan dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa juga diperoleh gambaran bahwa modul praktis untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.

KESIMPULAN DAN SARAN

Modul matematika berbasis kontekstual yang dikembangkan telah dinyatakan valid dan praktis untuk digunakan dalam pembelajaran matematika. Modul barisan dan deret

berbasis Contextual Teaching and Learning ini diharapkan dapat digunakan dalam pembelajaran matematika dan dapat dijadikan contoh oleh peneliti lainnya dalam mengembangkan modul lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia. (2012). Pengembangan Handout berbasis Contextual Teaching and Learning dalam Pembelajaran Interaktif di SMP Negeri 28 Padang. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: Sarjana UNP.

Mulyardi. (2006). “Pengembangan Model Pembelajaran Model Matematika Menggunakan Komik di Kelas I Sekolah Dasar”. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Riduwan & Achmad, Engkos. (2012). Cara Mudah Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung: CV Alfabeta.

Trianto. (2008). Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Jakarta : Cerdas Pustaka Publisher.

Gambar

Gambar 3. Tujuan instruksional  Materi  pembelajaran  pada  modul  memuat  7  komponen  kontekstual
Gambar 9. Komponen refleksi

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan konsep sanksi muzakki dalam kompilasi hukum ekonomi syariah (khes) tentang zakat menurut Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Kompilasi

Susu yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kwartir yang berasal dari sapi perah produktif dalam masa laktasi normal milik peternak di Kabupaten Bogor,

Gambar di atas merupakan matriks state untuk akar D3, sebelum dihitung untuk akar D3 akan dilihat terlebih dahulu jumlah biji yang ada pada mangkuk komputer kemudian

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil panen tanaman stevia pada perlakuan pupuk kimia dan pemberian bahan organik memberikan hasil yang berpengaruh nyata untuk

masyar akat par kir liar dengan segenap t at anan ‘at ur an’ yang sedemikian r upa. Kuasa it u sendir i yang

jumlah Pokok Obligasi dan/atau Sukuk Mudharabah akan dibayarkan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan kepada Pemegang Obligasi dan/atau Sukuk Mudhar abah

public class DetailActivity extends AppCompatActivity { private Button getBtn;. private

pertanyaan kepada responden yang berhubungan dengan hasil yang diteliti. Sumber data yang disebut adalah orang yang menjawab atau merespon,. atau menjawab