• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 6, No. 1 Agustus 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 6, No. 1 Agustus 2008"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 1412-579X

Vol. 6, No. 1 Agustus 2008

EDUCARE adalah jurnal ilmiah yang terbit setiap tiga bulan sekali, bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan menyebarluaskan konsep-konsep pendidikan dan budaya.

Pelindung: Rektor UNLA.

Penasehat: Pembantu Rektor I UNLA, dan Ketua Penelitian dan Pengembangan UNLA. Penanggung Jawab: Dekan FKIP UNLA. Tim Asistensi: Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, dan Pembantu Dekan III FKIP UNLA. Tim Ahli: Prof. H.E.T. Ruseffendi, S.Pd., M.Sc., Ph.D.; H. Otoy Sutarman, Drs., M.Pd.; Dr. Hj. Erliany Syaodih, Dra., M.Pd.; Mumun Syaban, Drs., M.Si.; Eki Baihaki, Drs.,M.Si.

Pemimpin Redaksi: Asep Hidayat, Drs., M.Pd. Sekretaris: Hj. Elly Retnaningrum, Dra., M.Pd. Redaktur Khusus PIPS: Ketua Jurusan PIPS FKIP UNLA; Hj. Rita Zahara, Dra.; Cucu Lisnawati, S.Pd.

Redaktur Khusus PMIPA: Ketua Jurusan PMIPA FKIP UNLA; Puji Budi Lestari, Dra., M.Pd.; Irmawan, S.Pd.

Tata Usaha, Pimpinan: B. Anantha Sritumini, Dra.; Bendahara: Tatang Sopari, S.Pd.;

Sirkulasi: Sumpena, Syaban Budiman. Penerbit: Badan Penerbitan FKIP UNLA. Percetakan: C.V. Sarana Cipta Usaha. Setting dan Layout: 3Nur Studio

Terbitan Pertama: 02 Mei 2002

DAFTAR ISI

PENGANTAR DARI REDAKSI ______________________________________________ i OPTIMASI STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PENGETAHUAN GURU DENGAN PENDEKATAN SIMULASI BERBASIS AGEN

Oleh: Dhanan Sarwo Utomo ______________________________________________ 1 MODEL INKLUSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Studi Eksperimen di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Tasikmalaya

Oleh: Cucu Hidayat ____________________________________________________ 17 PSIKOLINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Oleh: Iis Lisnawati _____________________________________________________ 31 MENUMBUHKEMBANGKAN DAYA DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI

Oleh: Mumun Syaban __________________________________________________ 44 GOOD CITIZEN SEBAGAI SUATU HARAPAN DAN TUJUAN DIHARAPKAN PADA THE FUTURE WAR

Oleh: Yoyong Tachyani _________________________________________________ 64 PERAN IDEAL DOSEN PEMBIMBING AKADEMIK DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Sebagai sebuah Alternatif Solusi

Oleh: Ilyas __________________________________________________________ 90 PENDIDIKAN MENTAL BAGI REMAJA/PEMUDA

Oleh: Budi Rusyanto __________________________________________________ 101

Redaksi menerima tulisan dengan panjang tulisan maksimal 2.000 - 3.000 kata, setara dengan 8 – 12 halaman ukuran kertas A4 yang dikemas dalam CD dengan format Microsoft Word. Isi tulisan ilmiah populer, hasil penelitian, atau gagasan orisinal pada bidang pendidikan dan budaya. Isi tulisan, secara yuridis formal menjadi tanggung jawab penulis. Naskah yang dikirim ke Redaksi menjadi milik redaksi Jurnal Educare.

Alamat Penerbit dan Redaksi:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Langlangbuana Jl. Karapitan No. 116 Bandung 40261, Telp. (022) 4215716.

(2)

PEDOMAN PENULISAN

Redaksi EDUCARE mengundang Bapak/Ibu untuk menerbitkan karya tulis ilmiahnya, dengan pedoman penulisannya sebagai berikut:

1. Tulisan/naskah belum dan tidak akan dipublikasikan dalam media cetak lain, berupa: a. Hasil penelitian,

b. Kajian yang ditambah pemikiran penerapannya pada kasus tertentu, atau c. Komentar/kritik tentang naskah yang pernah dimuat pada EDUCARE.

2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris, dengan komponen naskah sebagai berikut: a. Judul naskah paling banyak 14 kata.

b. Abstrak, diutamakan dalam bahasa inggris paling banyak 200 kata.

c. Key Word, dalam bahasa Indonesia atau Inggris dengan maksimal tiga kata atau frasa.

d. Isi Naskah dalam bahasa Indonesia atau Inggris dengan dengan panjang antara 2.000 - 3.000 kata, setara dengan 8 – 12 halaman dengan format penulisan pada pedoman nomor 3, dengan menggunakan sistematika berikut:

1) Pendahuluan, berisi latar belakang dan masalah, dan tujuan. 2) Pembahasan, berisi hasil penelitian dan/atau analisis permasalahan.

3) Penutup, berisi kesimpulan dan solusi atau alternatif solusi serta saran atau rekomendasi atau implikasi.

3. Naskah ditulis menggunakan format file Word, bisa dengan Microsoft Word atau Open Office, dengan format halaman A4 dengan batas tepi kertas (margin) atas-bawah-kiri-kanan: 4 cm, 3 Cm, 4 cm, 3 cm; jarak baris satu setengah spasi dan jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point. Naskah dikirim dalam bentuk soft copy pada CD dan hard copy.

4. Naskah kami terima paling lambat satu bulan sebelum terbitan berikut.

5. EDUCARE terbit secara berkala, setahun dua kali yaitu pada bulan Februari dan Agustus.

Kelayakan naskah untuk diterbitkan dinilai dengan metode blind reader dan peer review dengan kriteria penilaian: kesesuaian dengan topik utama, orisinalitas, kedalaman teori, ketajaman analisis, ketepatan metodologi, dan inovasi.

Naskah yang layak muat akan diterbitkan pada satu edisi sesuai dengan topik yang ditentukan. Bagi yang membutuhkan dapat meminta letter of acceptance jika naskah diterbitkan pada edisi tunda. Naskah yang tidak layak muat dapat diambil kembali dari Redaksi.

KONTRIBUSI PENULIS ARTIKEL

Berkenaan dengan akreditasi jurnal ilmiah yang mensyaratkan pemberian cetak lepas (reprint, offprint) dan cetakan jurnal kepada setiap penulis, dan dalam rangka meningkatkan luas pembaca yang terjangkau serta meningkatnya biaya cetak dan sirkulasi, maka dengan ini kami informasikan bahwa setiap artikel yang dimuat pada jurnal EDUCARE akan dikenakan biaya sebesar Rp.100.000,00 (Seratus Ribu Rupiah). Dalam hal ini, Penulis atau Penulis Utama artikel untuk setiap judul akan mendapatkan cetak lepas (reprint, offprint) sebanyak lima copy dan cetakan jurnal sebanyak dua copy. Untuk memperoleh tambahan jurnal dikenakan biaya sebesar Rp.25.000,00 (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) untuk setiap jurnal.

(3)

EDUCARE Vol 6, No. 1 - Agustus 2008.doc PENGANTAR DARI REDAKSI

EDUCARE Volume 6 Nomor 1 edisi Agustus 2008 menyajikan tujuh buah tulisan, baik berupa hasil penelitian maupun kajian secara ilmiah dalam bidang pendidikan. Topik dan pokok persolahan cukup beragam, meliputi: masalah manajemen pendidikan, pembelajaran, pendidikan umum dan pendidikan luar sekolah. Keberagaman ini secara tidak langsung menunjukkan begitu banyaknya persoalan dalam pendidikan yang harus kita pecahkan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kami berharap, artikel-artikel yang disajikan dalam jurnal kali ini dapat memperluas dan memperdalam khasanah pengetahuan kita.

EDUCARE edisi berikut akan diterbitkan pada bulan Februari 2009. Untuk itu, bagi peneliti dan/atau penulis yang akan mempublikasikan karyanya dapat menyampaikan melalui redaksi paling lambat tanggal 17 Januari 2009.

Bandung, 01 Agustus 2008 Redaksi

(4)
(5)

EDUCARE Vol 6, No. 1 - Agustus 2008.doc

ISSN 1412-579X

101

PENDIDIKAN MENTAL BAGI REMAJA/PEMUDA Oleh: Budi Rusyanto

Budi Rusyanto, S.H adalah dosen tetap yayasan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Langlangbuana

Abstrak: Untuk menciptakan iklim yang sehat, sehingga dapat memungkinkan kreativitas generasi muda berkebang secara wajar dan bertanggung jawab.Sebagian besar dari pelaku perbuatan-perbuatan brutal dan menyimpang tersebut adalah para pemuda yang mengimbas pula pada orang dewasa muda, terutama mereka yang menganggur. Perilaku brutal dan menyimpang yang menimpa para pemuda, minimal dilatarbelakangi oleh perpaduan tiga faktor : 1) kondisi kejiwaan, 2) kondisi social-ekonomi masyarakat, dan 3) pengaruh faktor global.

Pendidikan (pengajaran) bukan sekedar memberikan informasi atau latihan, tetapi menumbuhkan potensi-potensi yang dimiliki siswa/ mahasiswa. Siswa/ mahasiswa menduduki tempat sentral dalam proses pendidikan, sebab mereka bukan obyek tetapi subyek pendidikan. Dalam pendidikan terjadi interaksi pedogogis antara dua subyek, yaitu guru/ dosen sebagai pendidik (dan pengajar) dan siswa/mahasiswa sebagai peserta didik (pelajar). Guru/dosen tidak bisa memaksakan kehendak, sebab perkembangan terjadi pada pribadi siswa/mahasiswa sendiri.

Kata Kunci: pendidikan mental, remaja,pemuda A. Latar belakang

Peranan remaja dalam pembangunan pada saat ini sangatlah dibutuhkan terumama dalam partisipasi aktif dan peran serta dalam pembangunan baik pembangunan dari segi fisik maupun spririt yang dipersiapkan untuk kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idielisme, kepribadian dan budi pekerti yang luhur. Untuk itu perlu diciptakan iklim yang sehat, sehingga memungkinkan kreativitas generasi muda berkebang secara wajar dan bertanggung jawab. Untuk menghadapi era globalisasi dan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat yang dampaknya berpengaruh pada masyarakat dalam menghadapi berbagai masalah besar yaitu dengan adanya krisis ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang kait-mengkait dengan kemelut di bidang politik dan hukum, yang telah menambah jumlah penduduk miskin, menambah jumlah

(6)

Pendidikan Mental Bagi Remaja/Pemuda (Budi Rusyanto): 95 – 104.

102

pengangguran, dan meningkatkan angka kriminalitas. Di luar ketiga masalah besar tersebut, muncul masalah baru yang perilaku-perilakuagresifisme, brutalisme, sadisme, pemerkosaan, kekerasan, pemaksaan kehendak, egoisme, emosional, main hakim sendiri secara masal, hilangnya kepercayaan kepada aparat, hilangnya toleransi dan harga-menghargai kepada sesame warga, hilangnya sopn santun, marah pada beberapa tempat timbul eksklusivisme. Sebagian besar dari pelaku perbuatan-perbuatan brutal dan menyimpangtersebut adalah para pemuda yang mengimbas pula pada orang dewasa muda, terutama mereka yang menganggur. Perilaku brutal dan menyimpang yang menimpa para pemuda, minimal dilatarbelakangi oleh perpaduan tiga factor : 1) kondisi kejiwaan, 2) kondisi social-ekonomi masyarakat, dan 3) pengaruh factor global.

B. Perkembangan Kepribadian Sosial Remaja/Pemuda Secara Umum

Penyesuaian social merupakan salah satu tugas perkembangan masa remaja yang paling sulit. Remaja/pemuda dituntut menyesuaikan diri dengan lawan jenis atau orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Dalam perkembangan kepribadian , para pemuda sedang berada pada masa remaja atau adolesen, merupakan masa peralihan ke masa dewasa yang penuh vitalitas, dinamika dan gejolak. Masa remaja merupakan subur perkembangan hampir semua aspek kemampuan, baik fisik-motorik, kognitif-intelektual, social, maupun afektif. Pada masa remaja awal (usia 12-15 tahun) perkembangan aspek-aspek tersebut masih agak lambat, tetapi sangat cepat pada masa remaja tengah (usia 19-21 tahun) Pada usia dewasa muda (22-30) perkembangan mereka sudah cukup mantap. Perkembangan yang sangat cepat dalam aspek afektif (emosi) dan perubahan-perubahan hormonal yang dialami pada masa remaja awal dan remaja tengah seringkali menimbulkan perubahan guncangan-guncangan yang kuat, sehingga biasa disebut “masa strum und drang” (mas badai dan topan). Pada masa ini kaya dengan idealisme, mereka pencari idola, dan kalau menemukan akan memujanya sepenuh hidupnya. Mereka juga para avonturir, memiliki rasa ingin tahu dan ingin diakui yang tinggi, senang mencari dan mencoba hal-hal yang berbeda dengan kebiasaan. Karena ingin pengakuan dan penghargaan

(7)

EDUCARE Vol 6, No. 1 - Agustus 2008.doc

ISSN 1412-579X

103

mereka senang tanpil beda, walaupun dalam hal negative. rasa social dan persahabatan di antara kelompok (geng) juga sangat tinggi, mereka lebih mementingkan kelompoknya daripada ikatan saudara bahkan dengan keluarga (orang tuanya).

C. Situasi sosial-ekonomi masyarakat

Proses pembangunan yang selama berakhirnya pemerintahan orde baru akhir-akhir ini telah menunjukkan hasil, bahwa pembangunan saat ini berjalan lebih lamban, bahkan dalam beberapa sektor mungkin lamban sekali bahkan berhenti. Kelambanan ini diakibatkan oleh adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang kait-mengkait dengan kemelu di bifdang politik dan hukum. Kondisi politik dan hukum di Negara kita memang belum stabil. Hal ini bukan saja tidak memberikan landasan yang kokoh bagi pemulihan ekonomi, tetapi juga banyak menimbulkan kerawanan dalam bidang keamanan, yang merupkan landasan bagi pemulihan dan perkembangan ekonomi. Setiap kali ada gejolak politik, dan gangguan keamanan maka selalu terasa dampaknya kepada kondisi ekonomi. Kondisi ekonomi yang tidak stabil, tidak hanya menghambat jalannya pembangunan tetapi juga banyak menimbulkan masalah-masalah kependudukan. Menurut data dari BPS Nasional tahun 1999, jumlah penduduk miskin pada tahun 1995 (sebelum krisis ekonomi) ada 23.5 juta orang atau 12.3% dari seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah 205 juta jiwa. jumlah pertambahan penduduk absolute sampai dengan tahun 1999 selama dua-tiga tahun masa krisis ekonomi sebesar 58.7 juta, atau jumlah penduduk miskin yang telah bertambah menjadi 81,5 juta jiwa atau 35% dari seluruh penduduk. Pertambahan yang begitu drastic terutama disebabkan oleh naiknya harga kebutuhan pokok dan harga lainnya yang rata-rata mencapai 350-400%, banyaknya karyawan yang di PHK akibat industri dan perusahaan yang gulung tikar, sulitnya mencari pekerjaan karena banyak proyek dan kegiatan pembangunan yang dihentikan. industri dan perusahaan besar umumnya terpukul berat, banyak yang bangkrut dan kalaupun mereka masih masih bisa berjalan banyak yang mengurangi produksi dan karyawannya. Di pihak lain industri-industri kecil yang tidak membutuhkan bahan dasar impor, dan untuk

(8)

Pendidikan Mental Bagi Remaja/Pemuda (Budi Rusyanto): 95 – 104.

104

memenuhi kebutuhan dalam negeri banyk yang mampu bertahan. Kesulitan ekonomi, pengangguran, peningkatan angka kemiskinan dan kriminalisme, yang bertimbal-balik dengan kemelut di bidang politik dan hukum yang tak kunjung selesai semakin memperburuk keadan. Bagi para pemuda dan orang dewasa muda keadaan ini sungguh sangat mencemaskn, mempersuram masa depan, dan tidak memberikan harapan untuk merubah nasib.

D. Dampak situasi globalisasi.

Sebagai Negara yang sedang berkembang, kita masih berada pada tahap pra-industri atau transisi dari Negara agraris ke pra-industri (yang dewasa ini juga terhambat karena krisis ekonomi), sedang Negara-negara maju telah berada pada tahap industri dan pasca industri. Meskipun demikian dengan media komunikasi-informasi yang sangat terbuka, cepat dan melus, sarana transportasi yang beraneka dan sangat cepat, budaya-budaya industrialisasi (industrialized culture) telah masuk ke masyarakat kita, memaksa masyarakat kita mengkonsumsi pemikiran, nilai-nilai, gaya hidup, dan produk-produk, yang sebenarnya tidak semuanya sikap atau cocok dikonsumsi. Sebagai Negara atau masyarakat berkembang, kita, para pemuda tidak selalu, bahkan seringkali tidak mampu memahami, memilih dan memilih mana yang cocok dengan kita dan mana yang tidak cocok. Kecocokan dilihat dari kebutuhan, kemampuan, kelayakan, dan kesesuaian dengan nilai-nilai religi, serta nilai-nilai social-buday masyarakat kita. Dalam era globalisasi Negara/ masyarakat kita siap atau tidak siap, mau atau tidak mau terpaksa atau mungkin juga dipaksa turut menglobal, baik dalam bidang ilmu dan teknologi, ekonomi, social, maupun budaya. Di pihak lain masalah-masalah global juga turut mengancam masyarakat kita seperti semakin menyempitnya hutan tropis yang mengancam keseimbangan iklim, melebarnya lobang ozon yang mengancam kesehatan umat manusia, konflik politik antar Negara, meningkatnya penyebaran virus HIV, narkoba, terorisme Internasional, dll. Kejiwaan yang belum stabil di satu piha, sikap avonturir, rasa ingin tahu dan ingin dihargai dan rasa solidaritas kelompok yang tinggi di pihak lain, berhadapan dengan ketidakmenentuan, ketidakjelasan dan kehampaan harapan masa depan, diperkuat lagi oleh tarikan arus

(9)

EDUCARE Vol 6, No. 1 - Agustus 2008.doc

ISSN 1412-579X

105

dan ancaman globalisasi menempatkan para pemuda (generasi muda) dalam situasi yang serba bingung, serba kacau, hampa dan hopless. dalam situasi serba galau seperti itu mudah sekali mereka terjerumus kepada hal-hal yang destruktif, ikut arus mode (dalam arti luas) dan arus masa, sebagian besar dari mereka tidak mampu lagi menggunakan akal sehatnya, hati mereka semakin tertutup untuk dapat menerima nasihat, wejangan dari para guru dan da’I. kalaupun mendengarkan, hanya sampai di telinga, tidak diteruskan ke hati apalagi dinyatakan dalam perbuatan.

E. Teori pendidikan

1. Tujuan dan Isi pendidikan

Metode pendidikan bagaimana yang dapat mengatasi situasi ini. Penyelesaian menyeluruh masalah pemuda dan dewasa muda tersebut tidak bisa hanya ditangani oleh pendidikan. Sebab pelaksanaan suatu konsep dan system pendidikan sangat dipengaruhi oleh situasi mayarakat dan Negara secara keseluruhan. Situasi masyarakat dan Negara yang tidak menentu seperti sekarang, bukan saja tidak mendukung pelaksanaan konsep dan system pendidikan (yang terbaik sekalipun), tetapi akan menghambat bahkan membuyarkannya.Upaya-upaya yang dilakukan para guru dan da’I dalam pendidikan membutuhkan konsistnsi, kesamaan, kesesuaian perlakuan dalam berbagai lingkungan pendidikan. Apa yang diberikan guru di sekolah hendaknya sama, sejalan atau sejiwa dengan yang diberikandan dialami di rumah, dan dengan yang mereka terima, lihat dan alami di masyarakat. Pendidik bukan hanya guru, ustadz dan para da’i, tetapi juga para orang tua, para pemimpin baik formal maupun nonformal, tingkat rendah menengah ataupun tinggi. Dewasa ini kesenjangannya terlalu jauh, konsep nilai-nilai moral dan keagamaan yang diajarkan di kelas, di mesjid dan dalam siaran tv, realisasinya mungkin hanya sedikit ditemukan di lingkungan rumah, jarang atau bahkan tidak ditemukan di lingkungan masyarakat, baik masyarakat umum, lingkungan kerja, lingkungan bisnis, pemerintahan, serta lingkungan-lingkungan lainnya. event-event yang terjadi di masyarakat, berita-berita, acara-acara tv lebih banyak menampilkan hal-hal bertentangan bahkan merusak nilai-nilai moral dibandingkan dengan yang memlihar dan membinanya.Terlepas dari

(10)

Pendidikan Mental Bagi Remaja/Pemuda (Budi Rusyanto): 95 – 104.

106

belum adanya situasi social-ekonomi-politik yang kondusif bagi terselenggaranay pendidikan yang baik, dan belum adanya kesesuaian kondisi dan perlakuan dalam berbagai lingkungan pendidikan, model pendidikan seperti apa yang perlu dipersiapkan?

Menurut Randal R. Curren (1998) dewasa ini konsep dan landasan (teori) pendidikan terletak antara dua puncak, yaitu “critical thinking” dan “ moral education”. Walaupun ada yang cenderung lebih berat kepada salah satu, tetapi keseimbangan antara keduanya merupakan pandangan yang banyak dianut. sejalan dengan hal di atas, hedley Beare and Richard Slaughter (1993), melihat perkembangan konsep pendidikan pada abad 21 berkembang “beyond scientific materialism and the scientific method”, yaitu mengarah kepada “integration of the empirical, rational and spiritual dimension”. memang generasi muda kita, perlu memiliki keunggulan dalam kemampuan intektual, social, dan keterampilan (empirical-rational), agar mereka bisa mandiri dan berkiprah dalam berbagai bidang kehidupan. Tanpa memiliki keunggulan secara intelektual-sosial-keterampilan, mereka lemah, tidak bisa berkarya, tidak bisa mandiri, apalagi berkompetisi dengan pemuda-pemuda dari Negara lain. keunggulan kemampuan saja, belum cukup sebab bisa labil, terarah kepada hal-hal yang negative-destruktif seperti yang kita saksikan saat ini. keunggulan intelektual, social dan keterampilan harus didasari, dibarengi dan dibingkai oleh nilai-nilai moral dan keagamaan (akhlak) yang kuat, agar kekuatan intelektual tersebut selalu terarah kepada yang positif-konstruktif –normatif.

Empat tipe belajar dari Jacques Dellors dan tim (1998), “learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together” bukan hanya sekedar tipe-tipe belajar tetapi hendaknya menjadi cirri-ciri kepribadian dan ditambah dengan ciri-ciri kepribadian dan ditambah dengan cirri yang sangat esensial yaiu moral-keagamaan.

Generasi yang akan datang haruslah menjadi generasi yang banyak belajar sehingga banyk pengetahuannya (knowing much), generasi yang kreatif dan banyak berbuat (doing much), generasi yang mengaktualisasikan segala potensi yang

(11)

EDUCARE Vol 6, No. 1 - Agustus 2008.doc

ISSN 1412-579X

107

dimilikinya sehingga memiliki keunggulan (being excellence), serta mampu bekerja sama dan hidup bersama dengan sesamanya (being sociable), tetapi juga yang bermoral keagamaan kuat (being morally).

2. Proses pendidikan.

Anak dan pemuda memiliki sejumlah potensi, Howard Gardner (1983) menyebutnya “multiple intelligence”, yaitu linguistic, logical-mathematical, spatial, bodily kinesthetic, musical, interpersonal dan intrapersonal intelligence. sesuai dengan potensi intelegensi yang mereka miliki, lembaga pendidikan (dasar, menengah, tinggi) mereka harus mengembangkannya seoptimal mungkin sehingga memiliki keunggulan dalam bidangnya.

Pendidikan (pengajaran) bukan sekedar memberikan informasi atau latihan, tetapi menumbuhkan potensi-potensi yang dimiliki siswa/ mahasiswa. Siswa/ mahasiswa menduduki tempat sentral dalam proses pendidikan, sebab mereka bukan obyek tetapi subyek pendidikan. Dalam pendidikan terjadi interaksi pedogogis antara dua subyek, yaitu guru/ dosen sebagai pendidik (dan pengajar) dan siswa/mahasiswa sebagai peserta didik (pelajar). Guru/dosen tidak bisa memaksakan kehendak, sebab perkembangan terjadi pada pribadi siswa/mahasiswa sendiri. Tugas dosen /guru adalah menciptakan situasi, menyediakan bahan, alat dan sumber,memberikan motivasi, fasilitas, bimbingan, bantuan agar siswa/mahasiswa belajar dan berkembang secara optimal. Pendekatan-pendekatan pelajaran hendaknya lebih banyak yang mengaktifkan siswa/mahasiswa melakukan perencanaa, pengamatan, percobaan, penerapn, kerjasama, analisis, sintesis, evaluasi, pemecahn masalah, dll., yang memungkinkan mereka , mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, inovasi dan kreativitas. Khusus unbtuk pendidikan nilai atau moral, ada beberapa model atau metode pengajarnyng dapat digunakan seprti latihan sensitivitas (sensivity training), klarifikasi nilai (value clarification), model konsiderasi (consideration model), pembentukan rasional (rational building), dilemma moral (moral dilemma/ cognitive development), analisis nilai (value analysis), ilmu-teknologi-masyarakat

(12)

(science-Pendidikan Mental Bagi Remaja/Pemuda (Budi Rusyanto): 95 – 104.

108

technology-society model).

Mengungguli semua model-model dan metode-metode yang telah dikemukakan di atas, ada satu metode mendidik (bukan mengajar atau melatih) yang paling mendasar, yaitu metode contoh atau teladan (metode uswah). Metode ini merupakan metode yang sangat mudah tetapi sekaligus juga merupakan metode yang paling sulit. Mudah karena sangat sederhana, elementer, lezim, tanpa teori, dan bisa dilakukan oleh setiap orang baik pendidik alam seperti orang tua, maupun guru dan para professional. Metode ini juga merupakan metode yang cukup sulit, karena dituntut mempraktekan semua nilai-nilai, prinsip dan keyakinan yang diharapkan dimiliki oelh anak dan pemuda pada diri pendidik sendiri, dalam berbagai situasi sepanjang hidupnya. Menceriterakan tentang masalah nilai, menganjurkan orang berbuat baik dan melarang berbuat jahat adalah mudah, tetapi mempraktekan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya sehari-hari jauh lebih sulit. Rasulullah SAW adalah pendidik besar, dalam tempo singkat beliau berhasil mengubah akhlak umatnya, mengapa?. Karena beliau menerapkan metode keteladanan (uswah). Rasulullah adalah “uswatun hasanah”, contoh teladan yang baik. Beliau mendidik umatnyalebih banyak dengan memberikan contoh, teladan di dalam seluruh perikehidupan. seorang pendidik akan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, apabila dia mencintai pekerjaannya, mencintai anak didiknya, mencintai pendidikan. kalau seseorang mencintai sesuatu atu seseorang, dia akan berbuat yang terbaik bagi sesuatu atau seseorang tersebut. rasulullah SAW, sangat mencintai agama Islam, umat Islam, oleh karena itu beliau berbuat yang terbaik bagi agama dan umatnya. Kita juga dapat berbuat sama, bila mencintai pendidikan,mencintai generasi muda, Negara dan bangsa, akan berbuat yang terbaik bagi pendidikan, generasi muda, bangsa dan Negara.

F. Penutup

Konsep nilai-nilai moral dan keagamaan yang diajarkan di kelas, di mesjid dan dalam siaran tv, realisasinya mungkin hanya sedikit ditemukan di lingkungan rumah, jarang atau bahkan tidak ditemukan di lingkungan masyarakat, baik masyarakat

(13)

EDUCARE Vol 6, No. 1 - Agustus 2008.doc

ISSN 1412-579X

109

umum, lingkungan kerja, lingkungan bisnis, pemerintahan, serta lingkungan-lingkungan lainnya. event-event yang terjadi di masyarakat, berita-berita, acara-acara tv lebih banyak menampilkan hal-hal bertentangan bahkan merusak nilai-nilai moral dibandingkan dengan yang memlihar dan membinanya

Sebagai Negara atau masyarakat berkembang, kita, para pemuda tidak selalu, bahkan seringkali tidak mampu memahami, memilih dan memilih mana yang cocok dengan kita dan mana yang tidak cocok. Kecocokan dilihat dari kebutuhan, kemampuan, kelayakan, dan kesesuaian dengan nilai-nilai religi, serta nilai-nilai social-buday masyarakat kita. Dalam era globalisasi Negara/ masyarakat kita siap atau tidak siap, mau atau tidak mau terpaksa atau mungkin juga dipaksa turut menglobal, baik dalam bidang ilmu dan teknologi, ekonomi, social, maupun budaya.

Menceriterakan tentang masalah nilai, menganjurkan orang berbuat baik dan melarang berbuat jahat adalah mudah, tetapi mempraktekan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya sehari-hari jauh lebih sulit. Rasulullah SAW adalah pendidik besar, dalam tempo singkat beliau berhasil mengubah akhlak umatnya, mengapa?. Karena beliau menerapkan metode keteladanan (uswah). Rasulullah adalah “uswatun hasanah”, contoh teladan yang baik. Beliau mendidik umatnyalebih banyak dengan memberikan contoh, teladan di dalam seluruh perikehidupan. seorang pendidik akan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, apabila dia mencintai pekerjaannya, mencintai anak didiknya, mencintai pendidikan. kalau seseorang mencintai sesuatu atu seseorang, dia akan berbuat yang terbaik bagi sesuatu atau seseorang tersebut. rasulullah SAW, sangat mencintai agama Islam, umat Islam, oleh karena itu beliau berbuat yang terbaik bagi agama dan umatnya.

Daftar Pustaka Al-Qur’an

Al Ghazali. 1998. Mutiara Ihya Ulumuddin. Bandung : Mizan.

Armstrong, Thomas. 1994. Multiple Intelligences in the Classroom. Alexandria, Virginia: ASCD.

(14)

Pendidikan Mental Bagi Remaja/Pemuda (Budi Rusyanto): 95 – 104.

110

London & New York : Routledge.

Dellors, Jacques,et al. 1998. Learning: The Treasure Within. Australia: Unesco Publishing.

Gardner, Howard. 1993.Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York: Basic Books.

Haekal, Muhammad Husain. 1990. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Litera Antar

Nusa.

Kneller, George F. 1984. Movements of Thought in Modern Education. New York: John WEiley& Sons.

Moore. T. W. 1982. Philosophy of Education. London: Routeldge & Kegan Paul. Muh. Al Mighwar, 2006, Psikologi Remaja, Pustaka Setia Bandung

Sukmandinata, Nana Sy. 1993. Pendidikan Kemandirian: Suatu Tinjauan Kurikuler

Referensi

Dokumen terkait

Namun, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengajukan upaya hukum dengan nomor perkara 456K/TUN/2015 yang mengabulkan permohonan kasasi gubernur Daerah Istimewa

Adanya suatu barrier yang memisahkan fauna (tikus) di sebelah utara daerah Palu dengan fauna dari daerah di sebelah selatan di masa lalu, maka berdasarkan analisis topografi,

Konsep dasar penanggulangan yang dijalankan adalah meredam pengaruh energi gelombang laut dengan pemasangan batu dan pasir di pantai yang terancam stabilitasnya

Penelitian ini mengkaji tentang solidaritas anggota komunitas Indobarca Chapter Gorontalo (Suatu Penelitian Pada Anggota Komunitas Indobarca Chapter Gorontalo, Di Kota

- MTs Takhasus Al-Qur'an Serangan Bonang Demak 0291-687264 Bahasa Indonesia 521 AKHMAD MUKHLIS, S.Pd I ` MTs MIFTAHUL HUDA Kangkung Mranggen Demak ` Al-Quran-Hadis 522 HENDRA

Sedangkan untuk lama studi lebih dari 4 tahun lulusan mahasiswa FSM UNDIP periode wisuda tahun 2012/2013 masuk UNDIP melalui jalur UM dan mempunyai IPK yang berkisar

Hasil survey yang telah dilakukan pada periode antara Desember 2007 sampai dengan November 2008, terkait dengan website yang dimiliki oleh perusahaan publik yang terdaftar di

Dalam usaha untuk mempromosikan software dan aplikasi Digital Recruitment Tenaga Kerja yang diinginkan sekaligus dapat menjalin kerjasama yang baik dan menguntungkan