1. UMUM
PT Ekadharma International Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta pada tahun 1981 dengan nama PT Ekadharma Tape Industries Tbk. Pada tahun 2006, Perusahaan telah mengubah namanya menjadi PT Ekadharma International Tbk.
Perusahaan didirikan dengan akta No. 71 pada tanggal 20 November 1981 oleh Notaris Raden Santoso. Anggaran dasar Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/12/12 tanggal 5 September 1982 dan didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 23 September 1982. Anggaran dasar Perusahaan telah diubah untuk memenuhi persyaratan penawaran umum dengan akta No. 279 tanggal 9 September 1990 yang dibuat di hadapan Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, SH, serta telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-3608.H.T.01.04 Th. 1990 tanggal 21 September 1990 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65 tanggal 14 Agustus 1990.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 165 tanggal 28 Mei 2008 yang dibuat di hadapan Notaris Dr Irawan Soerodjo, SH, MSi, mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No AHU-56940.AH.01.02.Th.2008 tanggal 29 Agustus 2008.
Sekitar 75% saham Perusahaan dimiliki oleh pemegang saham pendiri, dan sisanya dimiliki oleh masyarakat umum melalui pasar modal di Indonesia dan telah didaftarkan di Bursa Efek di Indonesia sejak tanggal 14 Agustus 1990.
Perusahaan memiliki 99% saham yang ditempatkan dari PT Dunia Cartridge Indonesia (DCI), sebuah perseroan terbatas yang didirikan di Jakarta pada tanggal 2 Desember 2005. Perusahaan juga memiliki 59,95% saham yang ditempatkan dari Visko Industries Sdn Bhd (Visko), sebuah perseroan terbatas yang didirikan di Malaysia pada tanggal 11 Juli 2007.
Sesuai dengan anggaran dasar Perusahaan, kegiatan utama Perusahaan adalah pembuatan pita perekat dan memproduksi bahan baku dan atau bahan penolong yang diperlukan serta usaha perdagangan pada umumnya. Perusahaan mempunyai cabang di Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Bandung, Cikarang, Denpasar dan Makassar. Kegiatan utama DCI adalah dalam bidang jasa isi ulang printer cartridge dan perdagangan aksesoris komputer. Kegiatan utama Visko adalah pembuatan dan pemasaran pita perekat. Pada tanggal 30 September 2009, susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Presiden Komisaris Tjiptono Darmadji
Komisaris Ronny Kusuma Moentoro Komisaris Rudy Kurniawan Leonardi Presiden Direktur Judi Widjaja Leonardi
Direktur Lie Phing
Direktur Christian Tedjawidjaja
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
Laporan keuangan konsolidasi telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diedarkan oleh Bapepam dan LK bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk investasi efek yang diklasifikasi sebagai “untuk diperdagangkan” dan “tersedia untuk dijual” yang disajikan sebesar nilai wajarnya dan persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi.
Laporan keuangan konsolidasi juga disusun menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi.
Laporan arus kas konsolidasi disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
b. Prinsip-prinsip konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan di mana Perusahaan mempunyai penyertaan saham dengan hak suara lebih dari 50% baik langsung maupun tidak langsung, serta apabila Perusahaan memiliki 50% atau kurang saham dengan hak suara tetapi dapat dibuktikan adanya pengendalian. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian telah beralih kepada Perusahaan secara efektif dan tidak dikonsolidasikan sejak tanggal pelepasan.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara Perusahaan dan anak perusahaan telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasi.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi telah diterapkan secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali bila dinyatakan lain.
Laporan keuangan anak perusahaan yang berada di luar Indonesia dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan dasar sebagai berikut:
− Akun-akun aset dan kewajiban dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang berlaku pada tanggal neraca.
− Akun-akun laba rugi dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata selama tahun berjalan.
− Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan disajikan di neraca konsolidasi dalam akun “Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan” sebagai bagian dari ekuitas.
c. Setara kas
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijaminkan disajikan sebagai “Setara Kas”.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) d. Investasi jangka pendek
Investasi jangka pendek terdiri dari investasi dalam efek hutang, ekuitas dan reksadana yang dapat digolongkan dalam kelompok berikut ini:
1. Efek hutang dan ekuitas yang dibeli dan dimiliki untuk diperdagangkan dalam waktu dekat diklasifikasi sebagai efek untuk diperdagangkan dan diakui sebesar nilai wajarnya, dengan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi diakui pada laporan laba rugi.
2. Efek hutang diklasifikasi sebagai dimiliki hingga jatuh tempo apabila Perusahaan bermaksud dan mampu memiliki efek tersebut hingga jatuh tempo. Efek tersebut diakui pada harga perolehan setelah dikurangi diskonto atau premium yang belum diamortisasi.
3. Efek hutang dan ekuitas yang tidak diklasifikasi sebagai dimiliki hingga jatuh tempo atau diperdagangkan, diklasifikasikan sebagai efek yang tersedia untuk dijual dan diakui sebesar nilai wajarnya, dengan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi disajikan sebagai komponen terpisah “Selisih Penilaian Efek yang Belum Direalisasi” di bagian ekuitas.
4. Reksadana dinyatakan sebesar nilai aset bersih pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai aset bersih pada tanggal neraca diakui pada laporan laba rugi.
e. Penyisihan piutang ragu-ragu
Perusahaan mengadakan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan kolektibilitas masing-masing piutang.
f. Transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa
Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa. Definisi pihak hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 7 “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Seluruh transaksi material dengan pihak-pihak hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
g. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata.
h. Investasi pada perusahaan asosiasi
Investasi dalam bentuk saham di mana Perusahaan mempunyai kepemilikan saham kurang dari 20% dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi.
Investasi pada perusahaan di mana Perusahaan memiliki antara 20% sampai dengan 50% hak suara dan mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan, dibukukan berdasarkan metode ekuitas (equity method). Berdasarkan metode tersebut biaya perolehan investasi ditambahkan atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba/(rugi) bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan dan dividen. Kerugian yang melebihi nilai tercatat investasi diakui bila Perusahaan mempunyai komitmen untuk menyediakan bantuan pendanaan atau menjamin kewajiban perusahaan asosiasi.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) i. Aset tetap
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Perusahaan telah menerapkan PSAK 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap” yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2008. PSAK 16 (Revisi 2007) memperbolehkan entitas untuk memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya dan harus diterapkan secara konsisten terhadap semua aset tetap dalam kelompok yang sama. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansinya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari kelompok aset tetap yang diikhtisarkan sebagai berikut:
Tahun Bangunan 15 - 25 Mesin 5 - 10 Kendaraan bermotor 5 Instalasi 5 Peralatan kantor 5 Perabotan kantor 5 Perlengkapan pabrik 5
Beban pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada hasil usaha pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi, dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang sesuai.
Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.
Apabila aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat berikut akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasi, dan keuntungan atau kerugian yang timbul dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.
j. Aset tak berwujud
Jasa waralaba (franchise fee) dikapitalisasi sebesar biaya perolehan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama 30 tahun sesuai dengan jangka waktu perjanjian yang dibuat antara anak perusahaan dengan pemegang waralaba (franchisor).
Lisensi piranti lunak komputer dikapitalisasi sebesar biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan membuat piranti lunak tersebut siap untuk digunakan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama estimasi masa manfaatnya (4 - 5 tahun).
Beban yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama 15 tahun.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) k. Imbalan pasca-kerja
Perusahaan mengakui kewajiban imbalan pasca-kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003. Imbalan pasca-kerja tersebut tidak didanai.
Perhitungan imbalan pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui yang melebihi jumlah 10% dari nilai kini imbalan pasti Perusahaan diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut.
Biaya jasa lalu diakui sebagai beban dengan menggunakan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak (vested). Apabila imbalan tersebut vested segera setelah program imbalan pasti diperkenalkan atau program tersebut diubah, Perusahaan harus mengakui biaya jasa lalu pada saat itu juga.
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti dalam neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti yang disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
l. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, dan keuntungan atau kerugian kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, kurs utama yang digunakan adalah sebagai berikut:
30 Sep 09 30 Sep 08
Dollar Amerika Serikat (USD) 9.681,- 9.225
Ringgit Malaysia (RM) 2.781,50
m. Pengakuan pendapatan dan beban
Pendapatan dari penjualan dan jasa diakui pada saat penyerahan barang dan pemberian jasa kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadi dengan menggunakan dasar akrual.
n. Perpajakan
Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban (liability). Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.
Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) o. Laba bersih per saham dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing berjumlah 559.020.000 saham.
p. Penggunaan estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.
3. KONSOLIDASI
Seperti diungkapkan dalam Catatan 1, pada tahun 2007 Perusahaan mendirikan Visko Industries Sdn Bhd (Visko) yang merupakan anak perusahaan yang 59,95% sahamnya dimiliki oleh Perusahaan. Oleh karena Visko baru beroperasi secara komersial pada tahun 2008, maka laporan keuangan konsolidasi tahun 2009 merupakan laporan keuangan konsolidasi Perusahaan, DCI dan Visko, sedangkan laporan keuangan konsolidasi tahun 2008 merupakan laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan DCI saja.
4. KAS DAN SETARA KAS
30-Sep-09 30-Se p-08
Rupiah
Kas 282,459,973 168,870,932
Bank Mandiri 989,506,635 1,265,229,529
Citibank 469,728,242 72,842,989
Bank Central Asia 401,452,413 108,019,988 Bank Panin 97,732,976 -Bank Danamon 9,842,046 6,647,080 Lain-lain - -Dolar Amerika Serikat
-Kas 20,343,652 29,718,579 Bank Mandiri 275,492,314 26,021,972 Citibank 222,437 -A.M Bank 160,020 -Ringgit Malaysia 564,452,438 -3,111,393,145 1,677,351,069
5. INVESTASI JANGKA PENDEK
30-Sep-09 30-Sep-08
Efek yang tersedia untuk dijual - saham
PT Asahimas Flat Glass Tbk 7,452,598,705 7,452,598,705 PT Bina Danatama Tbk 1,065,885,557 1,065,885,557
8,518,484,262
8,518,484,262 Efek yang tersedia untuk dijual - reksadana Rupiah - 83,993,125 Ditambah keuntungan efek belum direalisasi (3,169,544,262) (1,995,884,262)
5,348,940,000
6,606,593,125
Nilai wajar efek ditentukan berdasarkan harga pasar efek tersebut di Bursa Efek Indonesia pada hari yang paling dekat dengan tanggal neraca.
6. PIUTANG USAHA
30-Sep-09 30-Sep-08
Pihak ketiga :
Rupiah 22,966,020,342 17,758,032,144
Dolar Amerika Serikat 54,152,900 30,365,580 23,020,173,242
17,788,397,724
Penyisihan piutang ragu-ragu (407,645,754) (303,486,832) 22,612,527,488
17,484,910,892
Rincian umur piutang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:
30-Sep-09 30-Sep-08
Sampai dengan 30 hari 14,976,076,050 13,621,697,006
> 30 hari - 60 hari 6,949,558,766 3,722,538,953
> 60 hari - 90 hari 925,394,196 316,220,657
> 90 hari 169,144,230 127,941,108 23,020,173,242
7. Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
30-Sep-09 30-Sep-08
Saldo awal periode 315,887,263 366,017,801 Perubahan selama periode berjalan
-Penambahan penyisihan 105,790,930 12,296,503 Penghapusan piutang (14,032,439) (74,827,472)
407,645,754
303,486,832
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang tersebut.
Piutang usaha sebesar Rp22.000.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan (Catatan 12).
8. PERSEDIAAN
30-Sep-09 30-Sep-08
Barang jadi 19,992,836,843 19,852,726,365
Barang dagangan 797,860,746 843,320,341
Barang dalam proses 8,330,553,473 2,461,484,157
Bahan baku 4,258,341,747 8,971,243,755
Bahan penolong 1,664,767,472 1,475,706,061
Supplies mesin 649,204,286 967,698,526
Barang dalam perjalanan 3,675,531,499 2,251,034,579 39,369,096,067
36,823,213,784
Persediaan sebesar Rp25.000.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan (Catatan 12).
Persediaan diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp15.960.000.000 yang menurut manajemen cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
9. UANG MUKA DAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA
30-Sep-09 30-Sep-08
Uang muka pembelian aset tetap dan bahan baku 5,752,550,940 2,100,000,000 Sewa dibayar di muka 943,890,625 782,385,223 Beban dibayar di muka 81,701,448 633,100,579
Lain-lain 135,125,862 365,532,499
6,913,268,875
10. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
Nilai Perolehan
dan Persentase
Saldo Akhir Kepemilikan Keterangan
PT Sliontec Ekadharma Indonesia
(US$1.050.000) 3,134,250,000 15% Metode perolehan
Nilai Perolehan
dan Persentase
Saldo Akhir Kepemilikan Keterangan
PT Sliontec Ekadharma Indonesia
(US$1.050.000) 3,134,250,000 15% Metode perolehan Visko Industries Sdn Bhd
(US$326.300) 21,429,851,900 51% Metode perolehan
24,564,101,900
30-Sep-09
11. ASET TETAP
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya perolehan Tanah 3,534,124,200 - - 3,534,124,200 Bangunan 9,158,382,276 35,045,197,419 - 44,203,579,695 Mesin 11,413,713,772 20,202,552,765 335,446,530 31,280,820,007 Kendaraan bermotor 4,655,548,102 292,215,107 242,845,838 4,704,917,371 Instalasi 705,347,003 - - 705,347,003 Peralatan kantor 2,715,127,720 248,993,913 2,900,000 2,961,221,633 Perabotan kantor 1,335,082,535 125,707,469 - 1,460,790,004 Perlengkapan pabrik 1,214,270,229 757,657,959 - 1,971,928,188 34,731,595,837 56,672,324,632 581,192,368 90,822,728,101 Akumulasi penyusutan Bangunan 3,546,228,344 1,099,423,337 4,645,651,681 Mesin 10,845,235,494 1,474,790,311 335,446,530 11,984,579,275 Kendaraan bermotor 3,372,234,484 287,679,983 169,680,688 3,490,233,780 Instalasi 680,630,505 6,152,788 686,783,293 Peralatan kantor 1,981,740,745 227,940,748 1,891,667 2,207,789,826 Perabotan kantor 866,125,434 158,528,778 1,024,654,212 Perlengkapan pabrik 1,114,631,085 75,299,845 1,189,930,930 22,406,826,091 3,329,815,788 507,018,884 25,229,622,995 Nilai buku 12,324,769,746 65,593,105,106 30-Sep-09
10. ASET TETAP (lanjutan)
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya perolehan Tanah 3,534,124,200 - - 3,534,124,200 Bangunan 8,768,498,779 5,600,000 3,043,777 8,771,055,002 Mesin 11,129,047,857 36,126,954 - 11,165,174,811 Kendaraan bermotor 4,621,031,393 270,056,818 545,433,409 4,345,654,802 Instalasi 709,123,668 - 2,199,268 706,924,400 Peralatan kantor 2,520,946,868 61,893,134 22,290,048 2,560,549,954 Perabotan kantor 1,181,002,208 14,500,000 8,779,800 1,186,722,408 Perlengkapan pabrik 1,153,111,779 58,658,449 - 1,211,770,228 33,616,886,752 446,835,355 581,746,302 33,481,975,805 30-Sep-08
10. ASET TETAP (lanjutan)
Kendaraan bermotor 3,193,864,545 339,863,589 314,703,454 3,219,024,680 Instalasi 670,199,599 8,499,961 549,817 678,149,743 Peralatan kantor 1,679,285,241 234,246,931 - 1,913,532,172 Perabotan kantor 635,166,345 178,716,155 - 813,882,500 Perlengkapan pabrik 1,076,927,367 27,655,541 - 1,104,582,908 21,024,334,916 1,273,743,196 315,596,708 21,982,481,404 Nilai buku 12,592,551,836 11,499,494,401
Beban penyusutan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 dialokasikan sebagai berikut:
30-Sep-09 30-Sep-08
Beban pabrikasi 2,443,588,725 298,848,652
Beban pemasaran 630,728,442 729,861,832
Beban administrasi dan umum 255,498,621 245,032,712 3,329,815,788
1,273,743,196
Beberapa bidang tanah dan bangunan Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan (Catatan 12).
Aset tetap kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp26.964.500.000. Menurut manajemen, jumlah tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
11. ASET TAK BERWUJUD
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya perolehan
Jasa waralaba 1,725,170,000 - - 1,725,170,000 Piranti lunak 135,407,069 - - 135,407,070 Hak atas tanah 455,784,000 - 455,784,000
2,316,361,069
- - 2,316,361,070 Akumulasi amortisasi
Jasa waralaba 172,517,000 43,129,249 - 215,646,249 Piranti lunak 135,407,069 - - 135,407,069 Hak atas tanah 32,544,834 11,882,790 - 44,427,624
340,468,903
55,012,039 - 395,480,942
Nilai buku 1,975,892,166 1,920,880,128
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya perolehan
Jasa waralaba 1,725,170,000 - - 1,725,170,000 Piranti lunak 135,407,069 - - 135,407,069 Hak atas tanah 455,784,000 - - 455,784,000
2,316,361,069
- - 2,316,361,069 Akumulasi amortisasi
Jasa waralaba 115,011,333 43,129,250 - 158,140,583 Piranti lunak 135,407,069 - - 135,407,069 Hak atas tanah 16,701,114 11,882,798 - 28,583,912
267,119,516
55,012,048 - 322,131,564
Nilai buku 2,049,241,553 1,994,229,505
30-Sep-09
Beban amortisasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 dialokasikan sebagai berikut:
30-Sep-09 30-Sep-08
Beban pabrikasi 9,350,900 9,350,901
Beban pemasaran 44,727,779 44,727,787
Beban administrasi dan umum 622,240 933,360 54,700,919
55,012,048
12. PINJAMAN BANK
Bank Mandiri 21,800,600,000 11,245,921,092
Citibank - -Dolar Amerika Serikat
Bank Mandiri - 12,122,023,056
Citibank 2,420,190,075
-Ringgit Malaysia 25,838,555,108 -50,059,345,183
23,367,944,148
Bagian jangka pendek 38,371,323,637 23,367,944,148 Bagian jangka panjang 11,688,021,546
-Pada tanggal 8 Mei 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) Revolving dari Bank Mandiri yang berupa pinjaman dalam mata uang Rupiah dengan limit kredit sebesar Rp15.500.000.000 dan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dengan limit kredit sebesar US$200.000. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sejak tanggal perjanjian pinjaman dan dikenakan bunga tahunan sebesar 13,00% untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah dan sebesar 8,00% untuk pinjaman dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.
Pada tanggal 26 Februari 2008, Perusahaan melakukan perpanjangan atas fasilitas pinjaman KMK Revolving yang telah diterimanya dari Bank Mandiri. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sejak tanggal perjanjian pinjaman dan dikenakan bunga tahunan sebesar 12% - 14,5% untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah dan sebesar 8% - 10% untuk pinjaman dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.
Pada tanggal 28 Agustus 2008, Perusahaan memperoleh penambahan fasilitas Letter of Credit (LC) dan Trust Receipt (TR) dari Bank Mandiri sebesar US$1.500.000. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sejak tanggal perjanjian pinjaman dan dikenakan bunga tahunan sebesar 1% di atas suku bunga KMK untuk fasilitas TR.
Pada tanggal 24 November 2008, Perusahaan melakukan konversi pinjaman dari fasilitas LC dan TR yang telah diterimanya menjadi pinjaman KMK Fixed Loan dalam mata uang Rupiah dengan limit kredit sebesar Rp11.500.000.000. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sejak tanggal perjanjian pinjaman dan dikenakan bunga tahunan sebesar 14,25%.
Pinjaman-pinjaman di atas dijamin dengan piutang usaha, persediaan serta tanah dan bangunan tertentu Perusahaan (Catatan 5, 6 dan 9).
Pinjaman dalam mata uang Ringgit Malaysia merupakan pinjaman Visko (anak perusahaan) dan dijamin dengan penempatan deposito di bank.
13. HUTANG USAHA
6,350,806,351
8,547,300,787
Pihak-pihak hubungan istimewa Rupiah
PT Sliontec Ekadharma Indonesia 3,931,820,027 2,497,049,354 PT Caturinti Dharmalestari 1,078,835,920 1,681,673,199 Dolar Amerika Serikat
PT Sliontec Ekadharma Indonesia 224,522,720 433,301,206 5,235,178,667
4,612,023,759
11,585,985,018
13,159,324,546
Hutang usaha yang berumur sampai dengan 30 hari dihitung sejak tanggal faktur adalah Rp.14.491.234.209,- pada tanggal 30 September 2009 (30 September 2008: Rp13.159.324.546,-).
14. PERPAJAKAN
a. Pajak dibayar di muka
30-Sep-09 30-Sep-08
Perusahaan
Lebih bayar pajak penghasilan badan 2007 - 148,378,285
148,378,285
Anak perusahaan
Lebih bayar pajak penghasilan badan 2009 1,870,273 -Lebih bayar pajak penghasilan badan 2008 6,059,744 1,949,076 Lebih bayar pajak penghasilan badan 2007 - 18,640,089 Lebih bayar pajak penghasilan badan 2006 9,268,842 -Pajak pertambahan nilai - 3,872,506
17,198,859
24,461,671 17,198,859
14. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Hutang pajak
30-Sep-09 30-Sep-08
Perusahaan
Pajak penghasilan pasal 21 177,216,793 167,935,417 Pajak penghasilan pasal 23 50,438,681 15,071,436 Pajak penghasilan pasal 26 14,025,903 -Pajak penghasilan pasal 29 2,824,014,975 928,033,233 Pajak pertambahan nilai 379,300,788 77,498,554
3,444,997,140
1,188,538,640
Anak perusahaan
Pajak penghasilan pasal 21 17,780,204 15,309,454 Pajak penghasilan pasal 23 270,000
-Pajak penghasilan pasal 26 1,470,922
Pajak pertambahan nilai 18,013,518 -37,534,644
15,309,454 3,482,531,784
1,203,848,094
c. Manfaat (beban) pajak penghasilan
30-Sep-09 30-Sep-08 Perusahaan Pajak kini 5,567,013,000 3,364,311,000 Pajak tangguhan 189,234,427 338,270,021 5,756,247,427 3,702,581,021 Anak perusahaan Pajak kini - -Pajak tangguhan - 5,756,247,427 3,702,581,021
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Manfaat (beban) pajak penghasilan (lanjutan)
Rekonsiliasi antara pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku sebesar 28% dari laba akuntansi sebelum pajak penghasilan, dengan pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut:
30-Sep-09 30-Sep-08
Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan
laba rugi konsolidasi 19,315,575,389 11,611,557,219 Ditambah rugi sebelum pajak penghasilan anak
perusahaan 1,280,616,017 884,949,450
Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan 20,596,191,406 12,496,506,669 Pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku 5,766,933,594 3,731,452,000 Pengaruh pajak atas perbedaan tetap
Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final (5,687,856) (22,570,034) Pendapatan Deviden (4,998,000) -Pendapatan sewa yang dikenakan pajak final - (6,300,000) Lain-lain (311) (945) Beban pajak penghasilan menurut laporan laba
rugi konsolidasi 5,756,247,427 3,702,581,021
Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 “Pajak Penghasilan” telah diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif progresif menjadi tarif tunggal sebesar 28% untuk tahun fiskal 2009 dan sebesar 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perusahaan mencatat dampak perubahan tarif pajak tersebut sebagai bagian dari beban pajak tahun berjalan.
Rekonsiliasi antara pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku sebesar 30% dari laba akuntansi sebelum pajak penghasilan, dengan pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2008.
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Manfaat (beban) pajak penghasilan (lanjutan)
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan dengan laba kena pajak Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
30-Sep-09 30-Sep-08
Laba sebelum pajak penghasilan Perusahaan 20,596,191,406 12,496,506,669 Ditambah (dikurangi) perbedaan tetap
Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final (20,313,772) (75,233,447) Pendapatan Deviden yang dikenakan pajak final (17,850,000) -Pendapatan sewa yang dikenakan pajak final - (21,000,000)
(38,163,772)
(96,233,447) Ditambah (dikurangi) perbedaan temporer
Imbalan pasca-kerja (432,823,370) (485,285,128) Penyusutan aset tetap (330,116,049) (571,597,173) Laba penjualan aset tetap (4,656,212) (8,156,651) Penyisihan piutang ragu-ragu 91,758,492 (62,530,970)
(243,013,769)
(642,284,794) Laba kena pajak Perusahaan 20,353,177,637 11,854,221,875
Perhitungan beban pajak kini dan hutang (lebih bayar) pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
30-Sep-09 30-Sep-08
Perusaha an
Laba kena pajak (dibulatkan) 19,882,190,000 11,272,703,000
Beban pajak kini 5,567,013,000 3,364,311,000
Pembayaran pajak di muka
Pajak penghasilan pasal 22 (2,067,611,145) (1,340,194,935) Pajak penghasilan pasal 25 (675,386,880) (1,092,385,367)
(2,742,998,025)
(2,432,580,302) Kurang bayar pajak penghasilan 2,824,014,975 931,730,698
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
c Manfaat (beban) pajak penghasilan (lanjutan)
d. Pajak tangguhan
Perhitungan pajak penghasilan tangguhan atas perbedaan temporer untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, dengan menggunakan tarif pajak maksimum 30% adalah sebagai berikut:
30-Se p-09 30-Se p-08
Pe rusaha an
Pengaruh perbedaan temporer
Imbalan pasca-kerja (121,190,543) (145,223,095) Penyusutan aset tetap (93,736,262) (174,287,628) Penyisihan piutang ragu-ragu 25,692,378 (18,759,291) Manfaat (beban) pajak tangguhan (189,234,427) (338,270,014)
Anak perusa haa n -
-30-Sep-09 30-Sep-08
Anak perusahaan
Rugi fiskal (605,972,794) (897,061,878) Beban pajak kini - -Pembayaran pajak di muka
Pajak penghasilan pasal 22 (1,841,908) (1,949,076) Pajak penghasilan pasal 23 (28,365)
-(1,870,273)
(1,949,076) Lebih bayar pajak penghasilan (1,870,273) (1,949,076)
14. PERPAJAKAN (lanjutan) d. Pajak tangguhan (lanjutan)
Pengaruh pajak atas perbedaan temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut:
30-Sep-09 30-Sep-08
Perusahaan
Aset (kewajiban) pajak tangguhan
Imbalan pasca-kerja 606,793,478 713,997,597 Penyusutan aset tetap 120,149,112 56,960,687 Penyisihan piutang ragu-ragu 114,140,811 91,046,049 Aset pajak tangguhan 841,083,401 862,004,333
Anak perusahaan -
-Aset pajak tangguhan - bersih 841,083,401 862,004,333
15. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
30-Sep-09 30-Sep-08
Bonus - 721,660
Gaji - 585,174
Astek 18,986,048 12,239,286
Pembelian Fixed Asset 826,800,875
-Lain-lain 175,503,473 112,006,330
1,021,290,396
125,552,450
16. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA
Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasca-kerja sebesar Rp.2.167.119.566,- pada tanggal 30 September 2009 (30 September 2008: Rp2.378.783.846). Imbalan pasca-kerja yang dibebankan dalam laporan laba rugi adalah sebesar Rp 0 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 (2008: Rp 0).
Pada tanggal 30 September 2009, Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasca-kerja berdasarkan perhitungan aktuaris independen PT RAS Actuarial Consulting sebagaimana tertera dalam laporannya tanggal 11 Februari 2009. Pada tanggal 31 Maret 2008, Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasca-kerja berdasarkan perhitungan aktuaris independen Drs Tugendar A Mitrasupena, MSc, FSAI, sebagaimana tertera dalam laporannya tanggal 25 Februari 2008.
16. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)
Kewajiban imbalan pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
30-Sep-09 30-Sep-08
Tingkat diskonto per tahun 11% 11%
Tingkat kenaikan gaji per tahun 6% 6%
Tingkat mortalitas Tabel CSO 1980 Tabel CSO 1980
Usia pensiun 56 tahun 56 tahun
Mutasi kewajiban imbalan pasca-kerja adalah sebagai berikut:
30-Sep-09 30-Sep-08
Saldo awal 2,599,942,936 2,864,068,974
Beban imbalan pasca-kerja selama tahun berjalan - -Uang jasa yang dibayar (432,823,370) (485,285,128)
2,167,119,566
2,378,783,846
17. MODAL SAHAM DAN DIVIDEN a. Modal saham
Susunan pemegang saham dan jumlah modal disetor dengan nominal Rp50 per saham pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut:
Jumlah
Saham % Jumlah
PT Ekadharma Inti Perkasa 421,760,580 75.45 21,088,029,000 Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) 137,259,420 24.55 6,862,971,000
559,020,000
100.00 27,951,000,000 Pemegang Saham
Susunan pemegang saham dan jumlah modal disetor dengan nominal Rp50 per saham pada tanggal 30 September 2008 adalah sebagai berikut:
Jumlah
Saham % Jumlah
PT Ekadharma Inti Perkasa 415,760,580 74.37 20,788,029,000 Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) 143,259,420 25.63 7,162,971,000
559,020,000
100.00 27,951,000,000
Pemegang Saham
b. Dividen
Berdasarkan Rapat Direksi yang diselenggarakan pada tanggal 28 Agustus 2009, dengan persetujuan Rapat Komisaris pada tanggal 28 Agustus 2009, telah disetujui dan diputuskan antara lain untuk membagikan Deviden Interim (tunai) tahun buku 2009 sejumlah Rp.1.677.060.000,- atau sebesar Rp. 3,- per lembar saham.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 28 Mei 2008 di hadapan Notaris Dr Irawan Soerodjo, SH, MSi yang dinotulenkan dengan akta No. 163, telah disetujui dan diputuskan antara lain untuk membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2007 sejumlah Rp1.118.040.000 atau sebesar Rp2 per saham.
18. TAMBAHAN MODAL DISETOR
30-Sep-09 30-Sep-08
Agio saham setelah penawaran umum pada tahun 1990 5,500,000,000 5,500,000,000 Kapitalisasi saham bonus pada tahun 1992 (5,082,000,000) (5,082,000,000) Pembagian dividen saham pada tahun 1999 2,795,100,000 2,795,100,000 Pembagian dividen saham pada tahun 2006 6,708,240,000 6,708,240,000 Kapitalisasi saham bonus pada tahun 2006 (2,795,100,000) (2,795,100,000)
7,126,240,000
7,126,240,000
19. SELISIH KURS MODAL DISETOR
Selisih kurs modal disetor merupakan kerugian selisih kurs Visko (anak perusahaan) yang timbul sebagai akibat kapitalisasi uang muka pemegang saham dalam mata uang Dolar Amerika Serikat menjadi modal disetor Visko dalam mata uang Ringgit Malaysia. Sesuai dengan PSAK 11 “Akuntansi Ekuitas”, Perusahaan menyajikan selisih kurs tersebut dalam akun “Selisih Kurs Modal Disetor” sebagai bagian dari ekuitas.
20. PENJUALAN BERSIH 30-Sep-09 30-Sep-08 Domestik 145,404,084,751 135,934,485,596 Ekspor 8,580,656,245 3,861,065,000 153,984,740,996 139,795,550,596 Retur penjualan (173,511,069) (109,972,116) Potongan penjualan (165,902,490) (9,103,053) 153,645,327,437 139,676,475,427
21. BEBAN POKOK PENJUALAN
30-Sep-09 30-Sep-08
Pemakaian bahan baku dan penolong 120,407,639,999 113,130,124,084
Tenaga kerja langsung 3,850,676,102 3,833,267,957
Beban pabrikasi 11,044,763,696 5,964,128,778
Beban produksi 135,303,079,796 122,927,520,819
Barang dalam proses awal 1,654,964,763 1,654,964,763
Barang dalam proses akhir (8,330,553,473) (2,461,484,157)
Beban pokok produksi 126,627,491,087 122,121,001,425
Persediaan barang jadi awal 12,000,622,673 11,919,414,910 Persediaan barang jadi akhir (23,720,671,124) (22,103,760,944)
114,907,442,636 111,936,655,391
Rincian pemasok yang melebihi 10% pembelian konsolidasi:
30-Sep-09 30-Sep-08 30-Sep-09 30-Sep-08
% %
Pihak ketiga
PT Rohm & Haas - 26,834,462,655 - 31.80 Formosa Industries Corp - 25,092,937,509 - 29.74 Pihak hubungan istimewa
PT Sliontec Ekadharma Indonesia 17,578,822,800 14,445,454,505 16.62 17.12 17,578,822,800 66,372,854,669 16.62 78.66
Persentase dari Jumlah Pembelian
Jumlah Pemasok
22. BEBAN USAHA
30-Sep-09 30-Sep-08
Pemasaran
Gaji dan upah 5,664,612,091 5,221,100,410
Ekspedisi 2,016,282,355 1,508,245,822
Penyusutan 630,728,442 729,861,832
Komisi penjualan 482,766,227 266,359,675
Sewa 362,379,362 363,349,732
Pemeliharaan 324,886,896 293,681,347
Telepon, teleks dan faksimili 214,840,146 242,130,587
Asuransi 204,751,669 136,624,298
Listrik dan air 187,258,177 193,661,831
Promosi 111,899,965 46,863,065 Dokumentasi 104,431,266 88,250,512 Perjalanan 90,932,905 139,385,745 Amortisasi 44,727,779 44,727,787 Lain-lain 365,953,091 290,499,994 10,806,450,370 9,564,742,637
Administrasi dan umum
Gaji dan upah 5,824,092,052 4,730,581,445
S E W A 335,529,738 12,622,658
Penyusutan 308,476,412 245,032,712
Beban bank 340,034,151 883,027,683
Tenaga ahli dan kebursaan 169,662,878 191,138,556 Piutang tak tertagih 105,790,930 12,296,503
Dokumentasi 178,026,902 230,012,726
Telepon, teleks dan faksimili 154,778,852 144,317,770
Perjalanan 102,624,724 64,122,999
Listrik dan air 113,199,697 111,537,328
Asuransi 95,401,756 86,812,634
Pemeliharaan 50,795,947 33,797,505 RUPS & Public Expose 54,774,000 116,364,700 Amortisasi 622,240 933,360 Lain-lain 220,002,891 204,010,770 8,053,813,171 7,066,609,349 18,860,263,541 16,631,351,986
23. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat hubungan istimewa
a. PT Sliontec Ekadharma Indonesia merupakan perusahaan asosiasi di mana Perusahaan mempunyai penyertaan saham sebesar 15%.
b. PT Caturinti Dharmalestari dan PT Srikandi Citra Bakti merupakan perusahaan yang dimiliki oleh anggota manajemen kunci Perusahaan.
30-Sep-09 30-Sep-08
Penjualan barang
PT Srikandi Citra Bakti 6,864,539 14,670,072 Persentase terhadap jumlah seluruh penjualan barang 0.01% 0.01%
Pembelian barang
PT Sliontec Ekadharma Indonesia 19,347,847,665 17,939,029,323 PT Caturinti Dharmalestari 3,842,332,862 5,321,970,452
23,190,180,527
23,260,999,775 Persentase terhadap jumlah seluruh pembelian barang 21.92% 18.66%
Aset
Piutang dari pihak hubungan istimewa 224,137,664 308,402,402,286 Jumlah aset yang terkait pihak hubungan istimewa 224,137,664 308,402,402,286
Persentase terhadap jumlah aset 0.14% 29.00%
Kewajiban
Hutang usaha kepada pihak hubungan istimewa 5,235,178,667 4,612,023,759 Jumlah kewajiban kepada pihak hubungan istimewa 5,235,178,667 4,612,023,759
24. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Ribuan
US$ RM Rupiah
Aset
Kas dan setara kas 30,598 202,931 3,111,393 Piutang usaha 5,594 - 54,153 Jaminan deposito - 3,072,657 8,546,597 36,192 3,275,588 11,712,143 Kew ajiban Pinjaman bank 249,994 9,289,432 50,059,344 Hutang usaha 262,965 995,465 5,314,648 512,959 10,284,897 55,373,992 Kewajiban - bersih (476,767) (7,009,309) (43,661,849) 30-Sep-09 Ribuan US$ RM Rupiah Aset
Kas dan setara kas 5,739 - 53,820 Piutang usaha 3,238 - 30,365 8,977 - 84,185 Kewajiban Pinjaman bank 225,020 - 2,110,238 Hutang usaha 1,292,602 - 12,122,022 1,517,622 - 14,232,260 Kewajiban - bersih (1,508,645) - (14,148,075) 30-Sep-09
25. INFORMASI SEGMEN USAHA
30-Sep-09 30-Sep-08
Informasi menurut je nis produk
Penjualan bersih pita perekat 152,055,529,323 138,390,836,088 Penjualan jasa isi ulang printer cartridge dan
aksesoris komputer 1,589,798,114 1,285,639,339
153,645,327,437 139,676,475,427
25.INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) Informasi menurut daerah geografis
30- Sep- 09
Tangerang Surabaya Medan Semarang Bandung Sunter Malaysia Lainnya Eliminasi Konsolidasi
Penjualan bersih 22,391,415,623 19,847,877,341 17,465,801,145 19,124,617,129 14,687,892,407 32,918,336,689 69,454,003,614 22,291,063,854 64,535,680,365 153,645,327,437 Beban pokok
penjualan 18,058,225,330 15,086,225,911 13,182,045,502 14,283,625,296 10,899,089,036 24,944,303,712 66,850,773,830 16,138,834,384 64,535,680,365 114,907,442,636 Laba (rugi) usaha (3,227,497,963) 3,477,377,464 3,213,701,940 3,710,135,322 3,196,593,327 6,474,550,328 (117,055,432) 2,132,458,555 18,860,263,541 Laba (rugi) sebelum
pajak penghasilan(4,722,556,500) 3,539,469,991 3,234,458,655 3,765,498,278 3,218,910,582 6,480,075,356 (1,135,451,130) 5,705,852,753 1,280,616,018 18,805,641,967 Aset teridentifikasi 96,120,331,357 8,758,386,846 5,709,475,945 5,436,911,161 4,078,246,992 6,792,040,503 77,465,967,207 10,490,923,908 1,280,616,018 213,571,667,901
30-Sep-08
Tangerang Surabaya Medan Semarang Bandung Sunter Lainnya Eliminasi Konsolidasi Penjualan bersih 18,570,160,988 19,993,259,044 17,991,241,101 18,926,870,209 12,323,006,912 31,747,940,523 20,123,996,650 - 139,676,475,427 Beban pokok
penjualan 15,622,865,801 16,205,340,322 14,048,786,186 15,010,584,844 9,798,010,916 25,622,773,255 15,628,294,069 - 111,936,655,393 Laba (rugi) usaha (5,458,208,653) 2,516,087,496 2,654,886,192 2,833,058,511 2,020,294,293 4,845,704,040 1,696,646,171 - 11,108,468,050 Laba (rugi) sebelum
pajak penghasilan (5,719,868,119) 2,507,149,942 2,665,734,378 2,836,380,209 2,019,328,859 4,848,070,221 2,454,761,729 11,611,557,219 Aset teridentifikasi 89,978,885,644 6,101,376,623 4,213,807,001 3,816,922,703 3,564,230,871 5,218,579,253 (7,456,018,402) 876,099,955 106,313,883,648
26. STANDAR AKUNTANSI BARU
Institut Akuntan Publik Indonesia telah menerbitkan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) revisi berikut ini yang berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009:
• PSAK 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” • PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”
Pada tanggal 30 Desember 2008, Institut Akuntan Publik Indonesia telah mengumumkan penundaan pemberlakuan selama setahun atas PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), sehingga kedua pernyataan standar akuntansi keuangan revisi tersebut akan berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010.
Perusahaan masih belum dapat menentukan dampak yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan konsolidasi akibat standar keuangan revisi tersebut.
27. KRISIS PEREKONOMIAN GLOBAL
Sejak semester kedua tahun 2008, pasar-pasar di berbagai belahan dunia mengalami kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan. Keadaan ini dipicu, antara lain, oleh timbulnya krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang kemudian meluas ke investasi, produk-produk keuangan terstruktur dan pasar komoditas. Gejolak yang terjadi pada pasar di Amerika Serikat ditambah lagi dengan penurunan nilai Dolar Amerika Serikat yang tajam maupun adanya serangkaian perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan diambil alih oleh entitas lain, telah mengakibatkan krisis meluas ke bagian lain di dunia.
Krisis perekonomian global telah berimbas juga ke perekonomian Indonesia yang mengakibatkan jatuhnya pasar modal dan keuangan di Indonesia, hal ini tercermin dari jatuhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat serta ketatnya likuiditas. Dampak dari memburuknya kondisi perekonomian ini diperkirakan akan mulai mempengaruhi berbagai industri dan industri sektor riil di Indonesia pada tahun 2009.
Sampai dengan saat ini, Perusahaan tidak mengalami dampak signifikan dari krisis perekonomian global tersebut. Meskipun kondisi perekonomian sedang tidak menguntungkan, manajemen berpendapat bahwa
Perusahaan akan tetap beroperasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
28. REKLASIFIKASI AKUN
Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
29. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang telah diselesaikan pada tanggal 24 October 2009.