• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN

QUANTUM READING

TERHADAP

KETERAMPILAN MEMBACA DALAM PELAJARAN BAHASA

INDONESIA PADA SISWA KELAS V SD GUGUS II

TEGALALLANG TAHUN AJARAN 2013/2014

I Wayan Widiarta

1

, Ni Nyoman Ganing

2

, I Gede Meter

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: wwidiarta@rocketmail.com

1

, nyomanganing@yahoo.com

,

,

Gedemeter@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan membaca dalam pelajaran Bahasa Indonesia antara siswa kelas V yang mengikuti pendekatan

Quantum Reading dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

SD Gugus 2 Tegalalang tahun ajaran 2013/2014. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasy eksperiment) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Gugus II Tegalalang tahun ajaran 2013/2014.

Sampel diambil dengan teknik random sampling. Data yang dikumpulkan adalah nilai keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Data dianalisis dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan keterampilan membaca antara siswa yang mengikuti Pendekatan Quantum Reading dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional thitung > ttabel (2,04 > 2,000)

artinya nilai rata-rata keterampilan membaca yang dibelajarkan dengan penerapan Quantum Reading lebih tinggi dari siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dan taraf signifikansi 5 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Pendekatan Quantum Reading berpengaruh terhadap Keterampilan Membaca

pada Pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Gugus II Tegalalang ajaran 2013/2014.

Kata-kata kunci : Quantum Reading, keterampilan membaca

Abstrak

This research is aimed to know the difference of the influence of ” Quantum Reading” learning approach to the reading skill of the 5th grade students at cluster II Tegalalang in Indonesia language subject in 2013/2014 academic year. This research is a quasi experiment which using a nonequivalent control group design. The population of this research are all of 5th grade students in cluster II Tegallalang in academic year 2013/2014. The samples are chosen by using random sampling method. Source value that are gathered are reading skill mark in Indonesia language subjek are analyzed by using “t” test. The result of the research shows that there is a significant difference of the reading skill between the students which by using “Quantum Reading” learning approach and the students which by using conventional teaching method. thitung > ttabel

(2,04 > 2,000) the average mark of the Quantum Reading learning approach is higher then the average mark of the students taught by using conventional teaching method. It

(2)

can be concluded that Quantum Reading learning approach has a positive and significant influence to the reading skill of the 5th grade students of group II Tegallalang Gianyar.

Keywords: Quantum Reading, Reading skill,

PENDAHULUAN

Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha secara sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara jelas dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB 1 Pasal 1 pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara, (Syah, 2008:1).

Upaya mengoptimalkan mutu pendidikan membutuhkan proses pembelajaran yang optimal, sehingga diperoleh hasil belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kesadaran baik dari siswa sebagai subjek yang harus terlibat secara aktif dalam proses belajar maupun guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Hamalik (2010:37) menyatakan “belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif”. Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri.

Rahim (2008:2) menyatakan “membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar menghafal tulisan, tetapi melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses

menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan”.

Sejalan dengan Iskandarwasid (2010:245) menyatakan “Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks”. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus.

Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus. Menurut Mulyati (2008:1.12) “membaca juga merupakan keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara”Jadi, membaca merupakan suatu aspek dari keterampilan berbahasa yang digunakan dalam kegiatan berkomunikasi dan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks yang melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk tatanan masyrakat yang menjunjung budaya lokal dan mampu bersaing secara global. Budaya lokal perlu dilestarikan karena hal tersebutlah yang menjadi ciri utama suatu daerah khususnya dan jika dilihat dari segi yang lebih luas budaya lokal merupakan aset bangsa dan jati diri suatu bangsa. Salah satu budaya lokal yang perlu dilestarikan adalah bahasa. Setiap negara memiliki bahasa nasionalnya masing-masing yang sekaligus juga menjadi ciri khas bangsa tersebut.

(3)

Sebagai bangsa Indonesia, adanya bahasa indonesia merupakan suatu alat pemersatu bangsa. Dengan demikian bahasa indonesia memiliki peran yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Negara yang maju adalah negara yang memiliki penduduk yang gemar membaca, karena berbagai informasi yang dapat mendukung kemajuan suatu bangsa dapat diperoleh melalui membaca.

Gencarnya arus ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini menuntut seseorang untuk lebih aktif dalam memperoleh informasi. Hampir semua media informasi menggunakan sarana tulisan untuk menyampaikan informasi. Baik itu televisi, koran, majalah, buku dan internet. Oleh karena itu membaca merupakan hal penting yang perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi,wawasan dan pengetahuan. Kemampuan membaca yang diimbangi dengan situasi belajar yang nyaman dan kondusif akan membantu seseorang untuk lebih kompetitif dalam persaingan global yang selektif. Oleh sebab itu, bila tingkat ketermpilan membaca yang dimiliki seseorang rendah maka ia akan sulit berkompetesi atau tertinggal dalam pemerolehan informasi.

Nurhadi (1987:15) “menyatakan bahwa membaca merupakan tuntunan realitas sehari-hari karena gencarnya penyebaran informasi-informasi baik pengetahuan, politik, hasil penelitian, fakta dan sebagainya”. Maka dari itu, jika tidak ingin menjadi masyarakat yang terbelakang maka kita harus meningkatkan kemampuan membaca.

Ketepatan membaca sangat

mempengaruhi seberapa banyak informasi yang mampu diperoleh. Jadi untuk menyerap beragam informasi dan ilmu pengetahuan, seseorang harus melakukan teknik-teknik membaca sesuai dengan kaidah dalam berbahasa yang baik dan benar. Dengan ketepatan dan pemahaman membaca, secara otomatis seseorang akan dapat memahami isi bacaan tanpa harus memeras otak.

Namun pada kenyataanya Bahasa Indonesia pada masa sekarang sudah mengalami banyak kemerosotan. Bahasa indonesia yang baik dan benar mulai tergerus jaman. Adanya globalisasi makin menurunkan minat generasi bangsa dalam mempelajari bahasa indonesia yang baik dan benar karena lebih tertarik terhadap bahasa asing.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru sering dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan dalam proses pembelajaran seperti siswa mengalami kegagalan dalam membaca. Abidin (2012:10) menyatakan alasan siswa gagal dalam membaca karena: (1) pandangan negatif guru; (2) teks yang digunakan dalam pembelajaran terlalu mudah dan terlalu sukar; (3) penerapan prosedur dan strategi baca yang salah selama pembelajaran; (4) penekanan pada tes membaca dibanding pada pembelajaran membaca sering dilakukan guru.

Untuk mencapai tujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, kurikulum SD mengharuskan guru memfasilitasi siswa sehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Menurut BSNP (2011:5) bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Berdasarkan wawancara peneliti yang dilaksanakan tanggal 19 September dengan guru Ni Ketut Wartini yang mengajar di SD N 1 Kedisan menyatakan bahwa, Rendahnya nilai UN Bahasa Indonesia tahun ajaran 2010/2011 di SDN 1 Kedisan juga menjadi bukti bahwa pelajaran Bahasa Indonesia dipandang sebelah mata oleh

siswa. Siswa menganggap

Pembelajaran bahasa Indonesia terlalu mudah. Ada anggapan, bahwa kegiatan membaca merupakan hal yang

(4)

membosankan masih saja tertanam dalam pikiran siswa. ”Bahasa yang semula merupakan hal yang mudah dan mengasyikkan berubah menjadi pelajaran yang sulit” (Santosa, 2008:2.2). Di antaranya seperti kurangnya minat membaca, kurangnya pemahaman siswa terhadap isi bacaan, dan sulitnya membuat tulisan yang biasanya membutuhkan waktu lama, dan membosankan. Hal ini menyebabkan siswa kurang sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran Bahasa. Untuk itu perlu dicarikan suatu solusi agar pembelajaran Bahasa Indonesia lebih diminati lagi oleh peserta didik. Kurang diminatinya pelajaran bahasa indonesia oleh peserta didik dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu di antaranya adalah metode pembelajaran yang dipilih guru. keberhasilan pencapaian kompetensi bergantung pada beberapa aspek, salah satunya yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran”. Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh siswa. Pembelajaran merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Namun, kecenderungan pembelajaran yang berlangsung saat ini adalah pembelajaran yang lebih berpusat pada guru (teacher center) dan didominasi dengan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya, tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran masih rendah. Untuk itu diperlukan strategi dalam proses pembelajaran agar nantinya siswa dilibatkan secara aktif untuk berpikir, berinteraksi, berbuat, mencoba, menemukan konsep baru, atau menghasilkan suatu karya, sehingga proses pembelajaran berpusat pada siswa (student center). Untuk membantu strategi pembelajaran yang aktif, guru dapat menerapkan berbagai metode serta model pembelajaran yang relevan.

Pendekatan Quantum Reading adalah metode membaca yang dapat mengatasi masalah siswa dalam aktivitas membaca, terutama untuk meningkatkan keterampilan membaca.

Pendekatan Quantum Reading sangat memperhatikan kenyamanan siswa terhadap bacaan menjadi lebih terpusat. Selain itu Quantum Reading juga memberikan dorongan dalam rangka menumbuhkan minat baca siswa (De Porter, 2005:245)

Pendekatan Quantum berakar berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology. Prinsipnya adalah bahwa “sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar dan setiap detail apapun memeberikan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh” (DePorter & Hernacki, 2008: 14).

Pendekatan Quantum berfokus pada hubungan dinamis dalam kelas dan adanya interaksi yang mendirikan landasan serta kerangka untuk belajar. Pendekatan Quantum membantu guru menampilkan materi pembelajaran

dengan menyertakan dan

memberdayakan siswa.

Dalam Konteks belajar, Quantum dapat dimaknai sebagai interaksi yang terjadi dalam proses belajar niscaya mampu mengubah berbagai potensi yang ada di dalam diri manusia menjadi pancaran atau ledakan-ledakan gairah dalam memperoleh hal-hal baru yang dapat ditularkan atau ditunjukan kepada orang lain. Dalam konteks membaca, membaca merupakan salah satu interaksi dalam proses mengajar. Quantum Reading adalah interaksi yang terjadi dalam proses belajar khususnya dalam pembelajaran membaca, niscaya mampu mengubah berbagai potensi yang ada di dalam diri manusia menjadi pancaran atau ledakan-ledakan gairah dalam memperoleh hal-hal baru khususnya dari aktivitas membaca yang dapat ditularkan atau ditunjukan kepada orang lain.

Hernowo (2005:9) mengatakan istilah Quantum dapat dipahami sebagai interaksi yang mengubah energy menjadi pancaran cahaya yang dasyat. Dalam konteks belajar, Quantum Reading dapat dimaknai sebagai

(5)

interaksi yang terjadi dalam proses belajar niscaya mampu mengubah berbagai potensi yang ada di dalam diri manusia menjadi pancaran atau ledakan-ledakan gairah dalam memperoleh hal-hal baru yang dapat ditularkan atau ditunjukan kepada orang lain. Begitu pula dalam konteks membaca. Membaca merupakan salah satu interaksi dalam proses mengajar.

Quantum Reading adalah interaksi yang terjadi dalam proses belajar khususnya dalam pembelajaran membaca, niscaya mampu mengubah berbagai potensi yang ada di dalam diri manusia menjadi pancaran atau ledakan-ledakan gairah dalam memperoleh hal-hal baru khususnya dari aktivitas membaca yang dapat ditularkan atau ditunjukan kepada orang lain.

Dari beberapa pendapat ahli di atas jika dihubungkan dengan pembelajaran membaca, Quantum Reading merupakan suatu metode yang sangat memperhatikan kenyamanan siswa dalam proses pembelajaran di kelas karena dalam pembelajaran Quantum Reading siswa dilatih memusatkan pikirannya terhadap bahan bacaan. Hal ini tentunya dapat meningkatkan pemahaman terhadap bacaan karena seperti yang telah diketahui bahwa kecepatan seseorang dalam membaca sangat dipengaruhi oleh faktor luar (lingkungan, guru, keluarga, dll) dan dorongan dari dalam (minat baca).

Pendekatan Quantum Reading berisi kiat-kiat untuk membaca. Kiat-kiat tersebut meliputi: mempersiapkan diri, meminimalkan gangguan, duduk dengan sikap tegak, gunakan jari atau benda lain sebagai petunjuk dan sekilas bahan bacaan sebelum membaca (De Porter, 2005:255). Selain itu pendekatan Quantum Reading juga menekankan pemahaman isi bacaan dalam aktivitas membaca, hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa kiat. Kiat-kiat tersebut meliputi: jadilah pembaca aktif, bacalah gagasannya bukan kata-katanya, libatkan seluruh indra, ciptakan minat dan buatlah peta pikiran dari bacaan yang telah dibaca (De Porter, 2005:265). Sehingga pendekatan Quantum Reading

dapat menjadi salah satu solusi dari rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia siswa, khususnya pada kemampuan membaca siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertatrik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Quantum Reading Terhadap Keterampilan Membaca dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Gugus II Tegalalang Tahun Ajaran 2013/2014”.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Gugus II Tegallalang, Kabupaten Gianyar Tahun ajaran 2013/2014. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan keterampilan membaca antara siswa yang mengikuti pendekatan Quantum Reading dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus II Tegalalang Tahun Ajaran 2013/2014. sedangkan variabel yang lain tidak bisa dikontrol secara ketat sehingga desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasy exsperiment).

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas V SD gugus II Tegallalang tahun ajaran 2013/2014. Untuk pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling. Didapatkan sekolah SDN Kenderan1 yang berjumlah 37 orang siswa sebagai kelompok eksperimen dan SDN 1 yan Kedisang berjumlah 36 orang siswa sebagai kelompok kontrol.

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tes sehingga data yang didapatkan berupa data primer. Metode ini digunakan untuk memperoleh atau mengukur keterampilan membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia. Arikunto (2010:32) mengatakan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

(6)

Tes yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah tes esay. Bentuk soal tes dapat berupa soal tes esay. Karena, tes ini berlaku untuk membaca pemahaman, secara umum teknik tesnya adalah memberikan kutipan yang berisi masalah kepada peserta dan mengetes ketepatan pemahaman mereka dan berjumlah 20 butir soal. soal yang dijawab benar mendapatkan nilai 5 dan soal yang dijawab salah mendapatkan nilai 0, sehingga rentang nilai tes hasil belajar tersebut berada pada skor 0-100. Butir soal yang berjumlah 20 yang diberikan pada siswa kelas IV terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan reabilitas.

HASIL Dan PEMBAHASAN

Hasil setelah perhitungan diperoleh rata-rata nilai keterampilan membaca dari nilai kognitif yaitu nilai post test yang digabungkan dengan nilai keterampilan membaca untuk kelompok eksperimen yang mengikuti pendekatan Quantum Reading adalah 79,38 dengan varian 58,61 dan standar deviasi 7,32. Sedangkan rata-rata nilai keterampilan membaca dari nilai kognitif yaitu nilai post test yang digabungkan dengan nilai keterampilan membaca untuk kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional adalah 74,11 dengan varian sebesar 53,63,

dan standar deviasi 7,65. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang mengikuti pendekatan Quantum Reading memiliki rata-rata nilai keterampilan membaca lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians.

Uji normalitas data dilakukan pada dua kelompok data, meliputi data kelompok eksperimen yang mengikuti pendekatan Quantum Reading dan data kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui sebaran data skor akhir keterampilan membaca yaitu penggabungan skor post test dan skor keterampilan membaca yang digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji normalitas sebaran data dilakukan dengan menggunakan Chi-Kuadrat (X2) pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan db = k-1. Untuk langkah-langkah uji Chi-Kuadrat (X2) kelompok eksperimen yang mengikuti pendekatan Quantum Reading dan kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional disajikan pada tabel berikut.

Tabel 1.Tabel Normalitas Data Kelompok Eksperimen No Kelas Interval fo fe fo - fe ( fo - fe )2 fe fe fo )2 ( 1. -12,3-13,8 0,00 0,74 - 0,74 0,55 0,74 2. 13,8-40,02 5,00 5,18 -0,18 0,03 0,01 3. 40,02-66,22 12,00 12,58 -0,58 0,34 0,03 4. 66,22-92,41 10,00 12,58 -2,58 6,66 0,53 5. 92,41-118,60 0,00 5,18 -5,18 26,83 5,18 6. 118,60-144,80 0,00 0,74 -0,74 0,55 0,74 37 7,66

Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa untuk x2 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh (α = 0,95) dan derajat kebebasan (db) = 5 diperoleh x2tabel = x2(0,95,5) = 11,07,

sedangkan hitung2 dari tabel kerja diperoleh

2

hitung = = 7,22, sehinga

2

tabel>

2

hitung maka H0 diterima (gagal

ditolak). Ini berarti sebaran data nilai ulangan umum bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 1 Kenderan berdistribusi normal. fe fe fo 2 6 1 ) (

(7)

Tabel 2.Tabel Normalitas Data Kelompok Kontrol No Kelas Interval fo fe fo - fe ( fo - fe )2 fe fe fo )2 ( 1. 57,42 – 64,74 0 0,74 - 0,28 0,08 0,11 2. 64,75 – 72,06 7 5,18 2,96 8,76 1,74 3. 72,07 – 79,38 10 12,58 -4,24 17,98 1,47 4. 79,39 – 86,70 10 12,58 2,76 7,62 0,62 5. 86,71 – 94,02 10 5,18 -1,04 1,08 0,21 6. 94,03 – 101,34 0 0,74 -0,72 0,52 0,72 36 4,87

Berdasarkan tabel 2, nilai χ 2tabel

pada taraf signifikan 5% (α = 0,95) dan derajat kebebasan (db) = 5 diperoleh χ2tabel

= χ2 (0,95,5) = 11,07, sedangkan

2

hitung dari

tabel kerja diperoleh hitung2 = = 4,87, sehingga tabel2 > hitung2 maka H0

diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data nilai ulangan umum bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 1 Kedisan berdistribusi normal.

Uji homogenitas varian ini dilakukan berdasarkan data nilai akhir keterampilan

membaca yang meliputi data kelompok eksperimen yang mengikuti pendekatan

Quantum Reading dan data kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jumlah kelompok analisis adalah 37 (kelompok eksperimen) dan 36 (kelompok control). Uji homogenitas varian menggunakan uji F. Kriteria pengujian jika Fhitung < Ftabel maka sampel homogen.

Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 (37-1=36) dan derajat

kebebasan untuk penyebut n2 – 1

(36-1=35).

Tabel 3.Tabel Uji Homogenitas Varians

Sampel Mean SD Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan

Kelompok Eksperimen 79,38 7,32 53,63 1,09 1,78 Fhitung < Ftabel Homogen Kelompok Kontrol 74,11 7,65 58,61

Berdasarkan tabel 3, hasil uji homogenitas varians menunjukkan hasil bahwa Fhitung < Ftabel. Ini berarti bahwa

varians antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen.

Hipotesis penelitian yang diuji adalah Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan

keterampilan membaca dalam pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti pendekatan Quantum Reading dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V gugus II Tegallalang tahun ajaran 2013/2014. Ho:

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca dalam pelajaran

bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti pendekatan Quantum Reading dengan siswa yang mengikuti dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD gugus II Tegallalang tahun ajaran 2013/2014. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean (uji t) separated varians, dengan kriteria pengujian adalah H0 ditolak

jika thit t(1 ), di mana t(1 ) di dapat dari

tabel distribusi t pada taraf signifikan ( ) 5% dengan derajat kebebasan dk = (n1 +

n2 - 2) dan Ha ditolak jika thit t(1 ).

fe fe fo 2 6 1 ) (

(8)

Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis

Sampel Varians n dk thitung ttabel Simpulan

Kelompok eksperimen

Kelompok kontrol 71 2,879 2,000 Ha=diterima

56,63 37

58,61 36

Berdasarkan tabel 4, terlihat thitung lebih besar daripada t tabel yaitu 2,879 > 2,000 pada derajat kebebasan 71. Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan Ho

yang berbunyi ”tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca dalam pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti pendekatan Quantum Reading dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V gugus II Tegallalang tahun ajaran 2013/2014”, ditolak dan Ha yang

menyatakan “terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca dalam pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti pendekatan

Quantum Reading dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V gugus II Tegallalang tahun ajaran 2013/2014”, diterima.

Pembahasan hasil-hasil penelitian dan pengujian hipotesis terkait dengan nilai akhir keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas IV gugus II Tegallalang tahun pelajaran 2012/2013 khususnya pada materi (Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan) yang mengikuti pendekatan Quantum Reading maupun yang mengikuti pembelajaran konvensional. pendekatan Quantum Reading dan pembelajaran konvensional yang diterapkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adanya pengaruh dapat dilihat dari nilai akhir keterampilan membaca pada pembelajaran bahasa Indonesia. Kelompok siswa yang mengikuti pendekatan Quantum Reading memiliki nilai keterampilan membaca lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konevnsional. Berdasarkan uji hipotesis yang ditunjukkan pada tabel 4 terlihat bahwa thitung 2,879 > ttabel 2,000.

Secara statistik hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa siswa yang mengikutii pendekatan Quantum Reading dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada taraf signifikansi 5%.

Pengaplikasian pendekatan Quantum Reading dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat membantu guru dalam penyampaian materi dan juga membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari sehingga pembelajaran menjadi aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan pemanfaatan media pembelajaran yang baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Guru banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada siswa seperti membantu kesulitan belajar dan memotivasi belajar siswa, sehingga proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student centre).

Berbeda dengan pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan pembelajaran konvensional, selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang aktif. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centre) yang lebih banyak memberikan ceramah daripada kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran konvensional mengakibatkan siswa sangat tergantung pada guru, hal ini dapat mengakibatkan hasil belajar siswa kurang optimal. Sehingga siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru dan proses pembelajaran cenderung membosankan.

Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca antara siswa yang mengikuti pendekatan Quantum Reading dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas SD Gugus II Tegalalang tahun ajaran 2013/2014.

Proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan pendekatan

(9)

Quantum Reading berlangsung optimal. Hal ini disebabkan karena guru membelajarkan siswa khususnya pada aspek keterampilan membaca dengan menerapkan Fase-fase pendekatan Quantum Reading dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa menjadi aktif dalam mengiuti pembelajaran.

Dalam pendekatan Quantum Reading memberikan suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa memperoleh konsep baru. pendekatan Quantum Reading adalah pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan bahwa pendekatan Quantum Reading dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna. pendekatan Quantum Reading bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan perhitungan uji-t diperoleh thitung sebesar 2,879 dan ttabel

sebesar 2,000. Kedua nilai tersebut dibandingkan maka diperoleh thitung > ttabel

(2,879 > 2,000). Dari perbandingan ini maka hipotesis observasi ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca antara siswa yang mengikuti pendekatan Quantum Reading dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Quantum Reading terhadap keterampilan memebaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD gugus II Tegallalang tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.

Bagi guru, dengan diadakan penelitian ini, guru disarankan untuk lebih mengembangkan inovasi dalam menerapkan pendekatan Quantum Reading dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga proses pembelajaran menjadi optimal. Bagi siswa, diharapkan dengan penelitian ini, siswa menjadi aktif dan dapat menemukan konsep baru dalam proses

pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan dapat mengoptimalkan keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Bagi sekolah, diharapkan dengan hasil penelitian ini sekolah mampu mengadakan kebijakan baru terkait dengan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah.

Bagi peneliti, diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan model yang sama tetapi dengan subjek yang berbeda, sehingga siswa dapat lebih aktif dan tertarik belajar bahasa Indonesia.

DAFTAR Rujukan

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

BNSP. 2006. Standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jakarta: kementerian pendidikan nasional DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2008.

Quantum Learning: Membiasakan

Belajar Nyaman dan

Menyenangkan. Bandung: Kaifa. DePorter, Bobbi, Dkk. 2005. Quantum

Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas.Bandung: Kaifa.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hernowo. 2005. Quantum Reading: Cara

Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung: MLC.

(10)

Iskandarwassid. 2010. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyati. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: C.V. Sinar Baru.

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka..

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gambar

Tabel 2. Tabel Normalitas Data Kelompok Kontrol  No  Kelas Interval  f o f e f o  - f e ( f o  - f e   ) 2 fe fefo ) 2( 1

Referensi

Dokumen terkait

(1) Pegawai tugas belajar yang tidak dapat menyelesaikan tugas belajar dalam jangka waktu yang telah ditentukan dapat mengajukan permohonan perpanjangan masa

Menimbang, bahwa upaya perdamaian yang dilakukan oleh Majelis Hakim dan pihak keluarga telah tidak berhasil, fakta mana dihubungkan dengan sikap Penggugat yang

Menurut Imam Gunawan dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, menjelaskan metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

Kebutuhan akan informasi bagi masyarakat desa setempat sangat besar tetapi yang tidak mendukung disebabkan karena kurangnya pengetahuan akan teknologi informasi

Pemberian imunostimulan peptidoglikan dalam pakan pelet dengan konsentrasi 0,2 glkg pakan pada ikan kerapu bebek merupakan konsentrasi terbaik dan dapat meningkatkan

Sehingga perlu diketahui hubungan antara perubahan sifat material dan temperatur, distribusi temperatur dan distribusi kekuatan sisa beton, distribusi temperatur dan kandungan

(3) Rekonsiliasi data transaksi pembayaran pajak daerah dan retribusi daerah dapat dilakukan secara periodik dan/atau setiap hari pada akhir hari kerja layanan

Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa blok Hutan praingkareha dan mahaniwa memiliki kemerataan jenis vegetasi yang hampir sama pada tingkat pohon dan belta..