KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 ISBN. 978-979-99141-2-5
PEMANTAUAN DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN EKSPLORASI U DI KALAN, KALIMANTAN BARA T
TAHUN 2004 (P2BGGN/KL/K/O 1/2004)
Oleh: M. Najib, Titi Wismawati, Eep Deddi, Andung Nugroho, Sri Widarti, A. Sorot Sudiro
ABSTRAK
PEMANTAUAN DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN EKSPLORASI U DI KALAN, KALIMANTAN BARAT TAHUN 2004. Telah dilakukan pemantauan dampak
lingkungan eksplorasi U Kalan, Kalimantan Barat. Tujuan pemantauan adalah untuk
mengetahui perubahan kualitas komponen lingkungan, sejalan dengan adanya kegiatan
penelitian eksplorasi dan penambangan di wilayah tersebut. Daerah yang dipantau meliputi
Eko Remaja, Lemajung, Rirang dan Jeronang. Pemantauan meliputi contoh air sungai.
Pengambilan contoh dilakukan pada lokasi yang sarna dengan tahun sebelumnya. Secara
umum hasil analisis kimia COD, BOD, Ca, Mg, Fe, Ni, Zn, Cu, Pb, Mo dan U lebib rendab dari tahun 2003 dan 2002. Hasil analisis air sungai dibandingkan dengan PP No. 20/1990 dan Kep Men KLH No. 02/1998. Hasil analisis U lebih rendah ketentuan yang berlaku. Evaluasi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa adanya penelitian eksplorasi dan penambangan
di daerah Kalan tidak merubah kualitas air sungai dan juga tidak mengganggu keseimbangan
lingkungan.
Kata kunci : Pemantauan, lingkungan, eksplorasi D, Kalan.
ABSTRACT
MONITORING ON ENVIRONMENTAL IMPACT OF U EXPLORATION ACTIVITY AT KALAN AREA, WEST KALIMANT AN 2004. Environmental monitoring impact U exploration activity at Kalan area, West Kalimantan have been carried out. The objectives of monitoring is to know change of environmental qualities in accordance with exploration and mining research activities. Observation area are Eko Remaja, Lemajung, Rirang and Jeronang. Monitoring included river water. The samples has been taken at the same location previous years activity. The results of BOD, COD, Ca, Mg, Fe, Ni, Zn, Cu, Pb, Mo, and U Jower than environmental monitoring 2003 and 2002. The river water quality
compared with PP No. 20/1990 and Kep Men KLH No. 02/1988. U assay lower than our
regulation. The whole evaluation can be conclution that exploration and mining research activities at Kalan area have not changed river water quality and so environmental balance yet.
Key word: Monitoring, environment, D exploration, Kalan.
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
I. PENDAHULUAN
ISBN. 978-979-99141-2-5
Kegiatan Proyek Penelitian Tehnik Penambangan Bahan Galian dan Geologi Nuklir
(PPTPBGGN) di Kalan adalah survey geologi, pemboran eksplorasi, evaluasi penelitian
penambangan. Kegiatan itu kemungkinan dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran
terhadap lingkungan hidup, baik pencemaran terhadap air sungai, endapan sungai dan tanah yang secara keseluruhan dapat menurunkan kadar kualitas lingkungan.
Dampak penting kegiatan tersebut adalah dihasilkannya air buangan terowongan pada kegiatan penelitian penambangan. [I]
Hasil pemantauan lingkungan ini diharapkan didapatnya kepastian apakah ada atau tidak
pencemaran terhadap lingkungan didaerah kegiatan PPTPBGGN Kalan. Disamping itu juga
untuk mengetahui apakah ada pengaruh terhadap lingkungan dengan adanya proyek
PPTPBGGN di daerah Kalan tersebut.
Guna mengevaluasi dan memberikan saran tindak lanjut apakah terjadi perubahan kualitas
lingkungan akibat kegiatan terse but maka perlu dilaksanakan pemantauan beberapa
parameter tertentu dari lingkungan yang akan digunakan sebagai indikator.
Aspek lingkungan yang dipantau yaitu komponcn tisik-kimia dari air sungai. Daerah Kalan yang dilakukan pemantauan adalah terowongan Eko Remaja, Efka, Lemajung, Rirang dan Jeronang. Ada 17 titik (lokasi) tempat pengambilan contoh air sungai 6 lokasi di Eko Remaja, 2 lokasi Efka, 2 lokasi Lemajung, 6 lokasi Rirang dan 1lokasi Jeronang.
Komponen tisik-kimia yang dipantau untuk air sungai adalah kckeruhan, pH, COD, BOD, Ca, Mg, Fe, Ni, Zn, Cu, Pb, Mn, Mo, U dan Ra. Sedangkan komponen tisik-kimia yang dipantau untuk endapan sungai dan tanah adalah Ca, Ni, Zn, Cu, Pb, Mn, Mo, U. Analisis
contoh dilaksanakan dengan spektrofotometer, AAS dan titrasi. Lokasi pengambilan
contoh pemantauan terdapat dalam Gan1bar 1. Tujuan pemantauan adalah kegiatan
penelitian eksplorasi dan penambangan U di Kalan pada daerah seluas 20 knl terpantau dengan baik dan senantiasa berwawasan lingkungan.
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
..
PUrI{;"""k ~'!iI K.-ff./.lff."'T.jf..' KALAN u o 0.5 IJ.;m ~ ISBN. 978-979-99141-2-5 KeteranQan810 "Lokasi Pengambilan Air
~ =Lokasi Pengambilan Tanal1 I r . "Tef'Owongan Remaja
• =Base Camp
1'1'''1 "tanah Kalan ITEI =Tanah Rirang
ASK "Air Sungai Kalan ASR = Air 5ungai Rirang ESK .::Endapan Sungai Kalan ESR =Endapan 5unga; Rirang
. Gambar 1. Peta Lokasi Kerja Pemantauan Lin!:lkun!:lan
II. ALAT, BAHAN DAN TAT A KERJA (2,3)
1. ALAT YANG DIGUNAKAN - pH meter - Jerigen 20 liter - Magnetik Stirrer - Timbangan Analitis - Hot Plate -AAS - Spektrofotometer - Alat -alat gelas
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2004
2. BAHAN YANG DIGUNAKAN
ISBN. 978-979-99141-2-5 -HN03 - H2S04 -HCI04 - HF - TOPO
3. TATAKERJA
- Tri Etanol Amin - Bromopadap - Alkohol Teknis
- Ammonium Hepta Molibdat - HCI
8. Pengambilan contoh
Lokasi temp at pengambilan contoh air sungai diambil sesuai dengan peta yang terdapat dalam gambar 1. Titik-titik tempat pengambilan contoh itu dilakukan pada tempat yang sarna dengan tahun sebelumnya.
9. Preparasi Contoh
- Contoh air sungai
Air sungai diatur pH nya menjadi 1 dengan menggunakan HN03. Untuk analisis
uranium 6 liter contoh dikisatkan diatas hot plate sampai volume
±
125 ml. Hasilpengkisatan dimasukkan kedalam botol plastik. Untuk analisis logam berat 10 liter
contoh dikisatkan diatas hot plate sampai volume
±
125 ml. Hasil pengkisatandimasukkan kedalam botol plastik.
c. Analisis BOD dan COD
Analisis BOD dan COD dilaksanakan di lab. KL Efka (Kalan) dilakukan dengan cara titrasi. Untuk analisis BOD contoh air sungai yang masih segar dimasukkan kedalam
5 botol contoh BOD, yaitu 3 botol untuk analisis DOo dan 2 botol untuk analisis DOs.
Hasil analisis yang ditampilkan adalah hasil perhitungan DOo - DOs. Analisis COD
pada air sungai yaitu dengan menambahkan K2Cr207, HgS04 dan campuran AgS04
dan H2S04 selanjutnya direfluk selama 2 jam. Hasil refluk dititrasi dengan larutan FAS dengan indikator Ferroin.
KUMPULAN LAPORAN HAS!L PENELITlAN TAHUN 2004 ISBN. 978-979-99141-2-5
d. Analisis kimia di lab. KL P2BGGN Jakarta
Analisis kekeruhan dilaksanakan dengan menggunakan alat Spektrofotometer. Analisis
uranium dilakukan dimana contoh diekstrak dengan menggunakan Tapa. Hasil ekstraksi
di kompleks dengan menggunakan bromopadap. Spektrum uranilbromopadap diukur
dengan spektrofotometer. Analisis radium dicacah dengan menggunakan Ludlum Scaler
Model 1000. Analisis kimia lain dilaksanakan dengan alat AAS. e. Evaluasi
Hasil analisis kimia contoh pemantauan dibandingkan dengan analisis kimia tahun
sebelumnya (tahun 2003 dan sebagian dengan tahun 2002).
Hasil analisis air sungai terdapat dalam Tabel 1 dan 2. Evaluasi secara keseluruhan
terhadap kualitas air sungai dilakukan dengan menggunakan PP No. 20 Tahun 1990
Tentang Pengendalian Pencemaran Air[4]dan Keputusan Menteri KLH No. Kep. 02/Men
KLH/I/1988 Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. [5] Kandungan U dan
Ra dalam air sungai dievaluasi menurut Keputusan Kepala Bapeten No. 02/Ka
Bapeten/VI1999 Tentang Baku Tingkat Radioaktivitas Lingkungan. [6] dan SK Dirjend
BAT AN No. 293/DJNII/1995 Tentang Baku Mutu Kualitas Air. (7)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga
perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Hal ini berarti pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus
dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan
mendatang. Agar air dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang
diinginkan maka pengendalian pencemaran air menjadi sangat penting. (8)
Pencemaran dapat menganggu kehidupan sekitarnya dan adanya pencemaran di aIr
dapat mengakibatkan pengaruh bagi ikan, binatang, atau kehidupan lainnya. Dengan
menganalisa kandungan fisik-kimia air maka dapat diketahui tingkat pencemaran dalam air
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTIAN TAHUN 2004 ISBN. 978-979-99141-2-5
Ca, Mg, Fe, Ni, Zn, Cu, Pb, Mn, Mo, U, Ra. (1,9,10) Hasil pengamatan di lapangan
menunjukkan bahwa air sungai di daerah hulu Kalan (Eko Remaja, Efka dan Lemajung) dan Rirang tidak berasa, tidak berwama, tidak berbau dan mempunyai pH 5,5 - 5,6. Hasil analisis air sungai di daerah Eko Remaja, Efka dan Lemajung terdapat dalarn Tabel 1, sedangkan Tabel 2 adalah hasil analisis air sungai di daerah Rirang dan Jeronang.
Dari Tabel 1 untuk air sungai Eko Remaja, Efka dan Lemajung dengan parameter kekeruhan besamya dari 2,761 - 3,874 mg/l, BOD dari 0,271 - 0,460 mg/l, COD dari 2,276-3,220 mg/l, pH rata-rata 5,5, Ca dari 0,266 - 0,347 mg/l, Mg dari 0,026 - 0,116 mg/l, Fe dari 0,011 0,027 mg/l, Ni dari 0,0009 0,003 mg/l, Zn dari 0,001 0,004 mg/I, Cu dari 0,001 -0,002mg/l, Pb dari 0,001 - 0,002 mg/l, Mn dari 0,0007 - 0,002 mg/l, Mo 0,001 mg/l, U dari
(0,002 - 0,0012) x 10-3Bq/l, Ra dari (0,105 - 0,245)x 10-1 Bq/l. Secara umum kandungan
kimia air sungai pada ASK-5 dan ASK-6 cenderung lebih besar kandungan kimia air sungai lainnya. Hal ini mungkin disebabkan karena ASK-5 dan ASK-6 berdekatan dengan kolarn limbah pengolahan uranium Lemajung. Analisis uranium masih lebih rendah dari 0,4 Bq/l
yaitu batas maksimum yang diizinkan untuk air (6,7) sehingga air sungai Eko Remaja, Efka
dan Lemajung dinyatakan arnan untuk dikonsumsi.
Data hasil analisis kimia pemantauan tahun sebelumnya untuk Eko Remaja, Efka dan Lemajung (tahun 2003 dan 2002) terdapat dalam Tabel 3 dan 4. Hasil analisis kimia dalarn Tabel 1 dalarn bentuk grafik terdapat dalam Gambar 2 sd 5. Dari Gambar 2, 3, 4 itu terlihat
bahwa data analisis Ca, Mg dan Fe untuk contoh air sungai di Eko Remaja, Efka dan
Lemajung mengalarni sedikit kenaikan dari tahun sebelumnya (tahun 2003 dan 2002).(9)
Kenaikan kandungan Ca, Mg dan Fe tersebut masih dalam batas yang aman(4,5).
Hasil analisis U (Garnbar 5) relatif sarna dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2003. (9) Kenaikan kandungan Ca, Mg, Fe dalam air sungai lebih banyak disebabkan oleh erosi
alamiah dimana erosi alamiah tersebut membawa dan melarutkan beberapa komponen
lingkungan yang dipantau. Parameter lain (Ni, Zn, Cu, Pb, Mo, Mn dan Mo) cenderung
stabil. Hal ini mungkin disebabkan karena berkurangnya kegiatan penelitian atau tidak
adanya penelitian pengolahan uranium di Lemajung mengakibatkan kandungan kimia Ni, Zn, Cu, Pb, Mo, Mn dan Mo dalam air sungai didaerah Kalan cenderung stabil. Kenaikan kadar
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 ISBN. 978-979-99141-2-5
Ni, Zn, CU, Pb, Mo, Mn dan Mo dalam air di Kalan bisa terjadi kalau ada proses yang melibatkan bahan kimia.
Hasil analisis air sungai Rirang dan Jeronang terdapat dalam Tabel 2. Parameter yang dianalisis adalah kekeruhan besamya dari 2,563 - 3,673 mg/l, BOD dari 0,311 - 0,461 mg/l, COD dari 2,443 - 3,312 mg/l, pH rata-rata 5,500 Ca dari 0,241 - 0,356 mg/l, Mg dari 0,016 - 0,048 mg/l, Fe dari 0,011 - 0,016 mg/I, Ni dari 0,0005 - 0,003 mg/l, Zn dari 0,001 - 0,003
mg/l, Cu dari 0,0005 - 0,003mg/l, Pb 0,001 mg/l, Mn 0,001 mg/l, Mo 0,001 mg/l,
U
dari(0,003 - 0,009) x 10-3 Bq/l, Ra dari (0,107 - 0,223)x 10-1Bq/l. Hasil analisis kimia dalam
tabel2 dalam bentuk grafik terdapat dalam gambar 6, 7,8 dan 9.
Pada Gambar 6, 7, 8 terlihat bahwa kadar Ca, Mg dan Fe dalam beberapa contoh air di Rirang dan Jeronang mengalami sedikit kenaikan dari tahun sebelumnya (tahun 2003 dan 2002).(9) Parameter lain yaitu Ni, Zn, Cu, Pb, Mo, Mn dan Mo cenderung stabil. Data hasil analisis kimia pemantauan tahun sebelumnya untuk daerah Rirang dan Jeronang (tahun 2003 dan 2002) terdapat dalam Tabel 5 dan 6. Kenaikan kandungan Ca, Mg dan Fe tersebut masih dalam batas yang aman menurut PP 20 tahun 1990(4),Keputusan Menteri KLH tahun 1988
Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan(5) yaitu 75 - 200 mg/l untuk Ca dan
30 - 150 mg/l untuk Mg serta 1 mg/l untuk Fe. Hasil analisis
U
relatif sarna dengan tahun2003 (Gambar 9)
Pada saat dilakukan pemantauan kegiatan penelitian eksplorasi di daerah Rirang dan Jeronang sudah sangat jauh berkurang dimana hal ini mengakibatkan kandungan kimia dari air sungai yang dipantau relatif stabil.
Naik/turunnya kandungan kimia air sungai kemungkinan besar lebih banyak disebabkan oleh erosi alamiah hutan di daerah Rirang dan Jeronang dimana erosi alamiah itu membawa dan melarutkan beberapa komponen lingkungan yang dipantau.
Hasil analisis
U
untuk sampel ASR-l = 0,009 x 10-3Bq/l, ASR-4 = 0,004 x 10-3Bq/l, ASR-5=
0,004 x 10-3Bq/l. Hasil analisisU
pada lokasi ASR-4 terlihat lebih kecil dari yang lainnya. Hal ini disebabkan karena lokasi ASR-4 itu terletak di muara Rirang.KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 ISBN. 978-979-99141-2-5
Jeronang adalah lebih rendah dari baku mutu kualitas air menurut PP 20 tahun 1990 Tentang
Pengendalian Pencemaran Air(4), Keputusan Menteri KLH tahoo 1988 Tentang Pedoman
Penetapan Baku Mutu Lingkoogan(5), Kep. Kepala Bapeten No. 02/Ka. Bapeten/V/99
Tentang Baku Tingkat Lingkungan (6)dan SK Dirjend BA TAN No. 293/DJNII/1995 Tentang
Baku Mutu Lualitas Air (7) dan air sungai di Eko Remaja, Lemajung, Rirang dan Jeronang
aman untuk di konsumsi sebagai air minum.
Dari data hasil pemantauan dapat dilihat bahwa kegiatan PPTPBGGN di Kalan tidak
mengganggu kualitas air sungai dan juga tidak mengganggu keseimbangan lingkungan.
Kecuali hasil analisis Ca, Mg dan Fe secara umum hasil pemantauan lingkun~an tahun 2004 lebih rendah dari tahun 2003 atau 2002.
IV. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
3. Parameter BOD, COD, Ca, Mg, Fe, Ni, Zn, Cu, Pb, Mn, Mo dan U hasil analisis air
sungai di daerah Eko Remaja, Lemajung, Rirang dan Jeronang masih dibawah kadar
maksimal yang diperbolehkan menurut PP No 20/1990 Tentang Pengendalian
Pencemaran Air, Keputusan Menteri KLH tahoo 1988 Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, Kep. Kepala Bapeten No. 02/Ka. Bapeten/V /99 Tentang
Baku Tingkat Lingkungan dan SK DiIjend BA TAN No. 293/DJNII/1995 Tentang
Baku Mutu Kualitas Air. Hasil analisis fisik-kimia air sungai Eko Remaja, Lemajung, Rirang dan Jeronang dinyatakan aman dan dapat dijadikan sebagai sumber air minum.
4. SecaI'a umum analisis fisik-kimia tahun 2004 lebih rendah dibandingkan Tahoo 2003
atau 2002. Kegiatan P2BGGN - BAT AN melalui proyek PPTPBGGN di daerah
Kalan tidak merubah kualitas air soogai dan kegiatan tersebut tidak merubah kualitas lingkungan.
5. Naik/turunnya kandoogan kimia hasil pemantauan kemungkinan besar disebabkan
oleh erosi alamiah hutan di daerah Eko Remaja, Lemajung, Rirang dan Jeronang dimana erosi alamiah itu membawa dan melarutkan beberapa komponen lingkungan yang dipantau.
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENEL/TIAN TAHUN 2004
Saran
ISBN. 978-979-99141-2-5
Sesuai dengan tugas pokok P2BGGN - BAT AN dibidang eksplorasi, penelitian
penambangan dan pengolahan bijih uranium yang kegiatan tersebut kemungkinan akan
berpengaruh pada lingkungan tempat dilakukannya kegiatan maka pemantauan lingkungan harus selalu diamati setiap tahun.
UCAP AN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan
memberikan saran sampai selesainya penelitian ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan
kepada Ka Bid. Eksplorasi dan sub bidang Geokimia dalam analisis kimia menggunakan AAS. Ucapan yang sama kami tujukan juga kepada Ka Bid PGN dan TPBGN dan kelompok aplikasi dalam analisis kimia menggunakan Spektrofotometer.
DAFT AR PUSTAKA
1. Laporan Akhir Studi Evaluasi Lingkungan Proyek Penelitian Tehnik Eksporasi dan
Penambangan Bahan Nuklir, Pusat Penegmbangan Bahan Galian Nuklir, Jakarta,
1993, halaman 1-1 s.d 1-2
2. BAT AN, Keputusan Dirjen Batan No. 455/DJ/X/1994, Tentang Rencana Pemantauan
Proyek Penelitian Tehnik Eksplorasi dan Penambangan Bahan Galian Nuklir Batan, Jakarta, 1994.
3. Badan Tenaga Nuklir Nasional, "Prosedur analisis sampel radioaktivitas lingkungan", Jakarta, 1998, halaman 23 - 26.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No. 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian
Pencemaran Air, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Jakarta, 1991.
5. Keputusan Menteri Negara KLH No: Kep-02/MenKLH/I/1988 Tentang Pedoman
Penetapan Baku Mutu Lingkungan, Sekretariat Menteri Negara KLH, Jakarta, 1988.
6. BAPETEN, Keputusan Kepala Bapeten No. 02/Ka/Bapeten/V/1999 Tentang
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2004 ISBN. 978-979-99141-2-5
7. BATAN, SK Dirjen Batan No.293/DJNII/I995, Tentang Baku Mutu Kualitas air,
1995
8. FG WINARNO dan SRIKANDI FERDIAZ, "Polusi dan Analisa Air", Departemen Teknologi Hasil Pertanian, IPB, Bogor, 1973, hal16 -23; 57 -65.
9. ACHMAD SOROT SOEDIRO, dkk, "Pengukuran Komponen Lingkungan
Fisik-Kimia di Rirang Kalimantan Barat Tahun 2002", Jakarta, 2003.
10. PAHALA TOT dan W. SIHOMBING, "Pengukuran Komponen Fisik-Kimia di