• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI BINOMIAL KESUKAAN GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI DAERAH BINAAN II KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UJI BINOMIAL KESUKAAN GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI DAERAH BINAAN II KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

i

UJI BINOMIAL KESUKAAN GURU

DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN DI DAERAH BINAAN II KECAMATAN

SALAMAN KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Tesis

Program Studi M agister M anajemen

Diajukan Oleh : MARS ONO

152103116

PROGRAM MAGIS TER MANAJEMEN S TIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA 2017

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

ii

Tesis

UJI BINOMIAL KES UKAAN GURU

DALAM PENYUS UNAN RENCANA PELAKS ANAAN PEMBELAJARAN DI DAERAH BINAAN II KECAMATAN S ALAMAN KABUPATEN

MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh :

MARS ONO 152103116

Disetujui

Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Pada tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Didik Purwadi, M.Ec Drs. Jazuli Akhmad, MM

dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar M agister

Yogyakarta, M engetahui,

PROGRAM M AGISTER M ANAJEM EN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

Drs. John S uprihanto, MIM, PH.D

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta,

Marsono

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Tuhan Yang M aha Esa, atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tesis M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran tesis ini, yaitu kepada :

1. Drs. John Suprihanto, M IM , PH.D selaku Direktur M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

2. Dr. Didik Purwadi, M .Ec, selaku pembimbing I yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

3. Drs. Jazuli Akhmad, M M selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

4. Bapak/ Ibu dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis ini.

5. Bapak / Ibu Dosen M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. 6. Kepala UPT Disdikbud Kecamatan Salaman Kabupaten M agelang.

7. Pengawas Sekolah Dasar di Dabin I dan Dabin III UPT Disdikbud Kecamatan Salaman Kabupaten M agelang

8. Kepala Sekolah SD di Dabin II UPT Disdikbud Kecamatan Salaman Kabupaten M agelang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

v

9. Bapak/Ibu Guru SD di Dabin II UPT Disdikbud Kecamatan Salaman Kabupaten M agelang

10.Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.

Atas segala bantuan dan dukungan dari semua pihak saya mengucapkan terima kasih, semoga mendapatkan pahala yang setimpal dari-Nya sesuai dengan amal baik yang telah diberikan.

Yogyakarta, Penulis

Marsono

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

vi

DAFTAR IS I

HALAM AN JUDUL ... I

HALAM AN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAM BAR ... X ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan M asalah ... 7

C. Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. M anfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 9

B. Penelitian Yang Relevan ... 32

C. Hipotesis ... 34

BAB III M ETODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 36

B. Definisi Operasional ... 36

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

vii

C. Tempat Penelitian ... 37

C. Subjekdan Objek Penelitian ... 37

E. M etode Pengumpulan Data ... 37

F. Validasi Data ... 39

G. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 61

BAB V KESIM PULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA

LAM PIRAN-LAMPIRAN:

a. Lampiran 1: Format Angket Kesukaan Guru M enyusun RPP b. Lampiran 2: data Kesukaan Guru M enyusun RPP

c. Lampiran 3: Format Telaah RPP d. Lampiran 4: Rubrik Penilaiam RPP

e. Lampiran 5 Penilaian Hasil Penyusunan RPP Secara Individu

f. Lampiran 6: Penilaian Hasil Penyusunan RPP Bersama KKG

g. Lampiran 7: Penilaian Penyusunan RPP dengan Konsultan RPP

h. Lampiran 8: Penilaian Hasil Penyusunan RPP (Individu, Bersama

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

viii

KKG, dan dengan Konsultan RPP (Kondisi Awal)

i. Lampiran 9: Penilaian Hasil Penyusunan RPP Secara Individu

j. Lampiran 10: Pedoman Observasi

k. Lampiran 11: Hasil Wawancara

l. Lampiran 12: Hasil Observasi

m. Lampiran 13: Hasil Uji Binomial

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.Pemahaman Guuru tentang RPP ... Tabel 4.2. Kendala Guru M enyusun RPP ... Tabel 4.3 Kesukaan Guru M enyusun RPP ... Tabel 4.4. Uji Binomial ... Tabel 4.5 Chi-Square Test ...

54 56 58 59 62

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1Triangulasi teknikpengumpulandata ... 39

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

xi

ABS TRAK

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Terdapat 3 kesukaan guru dalam menyusun RPP di Dabin II Kecamatan Salaman yaitu:disusun secara individu,kelompok KKG, dan bantuan konsultan. Belum adanya kesamaan guru dalam menyusun RPP berpengaruh pada kualitas RPP yang rendah.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan kesukaan guru dalam penyusunan RPP.M etode yang digunakan untuk meningkatkan/ menjamin validitas data, peneliti menggunakan methode triangulation dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini dianalisa mengenai perbedaan kesukaan guru menyusun RPP. Hasil yang diharapkan adalah semua guru dapat menyusun RPP secara individu, karena RPP yang disusun secara individu dapat dipahami oleh guru, sesuai dengan karakteristik peserta didik, dan kondisi lingkungan proses pembelajaran.

Penelitian bertempat di Dabin II UPT Disdikbud kecamatan Salaman Kabupaten M agelang. Subjek penelitian adalah 120 orang guru, objek penelitiannya adalah aktivitas kesukaan guru dalam menyusun RPP. Upaya untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP secara individu dilaksanakan dengan workshop penyusunan RPP. Terdapat peningkatan kemampuan guru menyusun RPP setelah dilaksanakan workshop, dengan kondidi awal nilai rata-rata 62,63 (Kurang) meningkat menjadi 80, 61 (Baik).

Alternatif solusi yang dapat dilakukan pengawas agar guru mau dan mampu menyusun RPP sesuai standar,adalah rutin melaksanakanpertemuan dalam KKG,superviseakademik, danpendampinganpenyusunan RPP secara berkelanjutan.

Kata Kunci : RPP, uji binomial, kesukaan guru

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran atau sering disebut Kegiatan Belajar M engajar (KBM ) merupakan langkah konkret kegiatan belajar siswa dalam rangka memperoleh, mengaktualisasikan, atau meningkatkan kompetensi yang dikehendaki. KBM merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka “tahu” terhadap pengetahuan dan pada akhirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu.

Prinsip dasar KBM adalah memberdayakan semua potensi yang dimiliki siswa agar mampu meningkatkan pemahaman terhadap fakta/ konsep/ prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya yang terlihat dalam kemampuannya untuk berpikir logis, kritis, dan kreatif. Prinsip dasar KBM lainnya yaitu berpusat pada siswa, mengembangkan kreatifitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat. Prinsip KBM di atas dapat mencapai hasil yang maksimal dengan memadukan berbagai metode dan teknik yang memungkinkan semua indra digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing (M uslich, 2011: 71).

Kegiatan pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Perencanaan memegang peranan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

penting dalam setiap kegiatan, termasuk dalam sebuah pembelajaran. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan berbagai keputusan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang harus ditempuh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. M aka dari itu kemampuan guru dalam menyusun rancangan pembelajaran terutama penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harus benar-benar dikuasai. Guru sebagai tenaga pengajar harus memiliki kemampuan dan berkemampuan baik sebagai perencana/perancang pembelajaran. Guru sebagai perancang pembelajaran bertugas membuat rancangan program pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan (Wahyuni, 2009: 11-12).

Kewajiban sebagai seorang guru yang berkaitan dengan kemampuan mengembangkan perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada PP nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan M enteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. PP nomor 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran. Hal tersebut juga dipertegas melalui Peraturan M enteri Pendidikandan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal, baik yang menerapkan sistem paket maupun sistem kredit semester (SKS) (Wahyuni, 2009: 11-12)

Guru menduduki posisi sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan “hidup” apabila dilaksanakan oleh guru (Haryanto, 2011:1).

M engingat begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, maka tidaklah mengherankan apabila banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Hal ini tidak terlepas dari adanya sistem persekolahan yang mencakup input - proses - output, di mana guru sebagai salah satu faktor input menjadi aktor yang berperan penting dalam proses sehingga dapat menghasilkan output sesuai dengan apa yang diharapkan. Guna melaksanakan proses yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan output yang berkualitas pula, guru berkewajiban untuk melaksanakan unjuk kerja sesuai dengan standar yang ditetapkan. Standar kerja guru menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terdiri dari 5 aspek. Hal ini tertuang dalam Pasal 35 ayat (1) UU No. 14/ 2005 yang menyebutkan bahwa beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan.

Tugas dan tanggung jawab Guru sesuai pasal 35 ayat 1 tersebut yang terdiri dari lima kegiatan pokok sangat komprehensif karena mencakup keseluruhan proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Pengertian tersebut mengandung implikasi bahwa penekanan pada aspek tatap muka dijadikan sebagai ukuran rasio waktu.Dari kelima tugas tersebut, hanya ada tiga tugas yang secara nyata merupakan kegiatan tatap muka, yakni melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, dan membimbing dan melatih peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran terdapat didalamnya tugas terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur. Sedangkan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dengan mengkaji kurikulum, menyusun silabus, strategi pembelajaran, sumber belajar yang digunakan dan satuan acara pembelajaran justru tidak dihitung karena tidak ada tatap muka. Pembelajaran dalam tataran idealnya harus direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai oleh seorang guru serta diawasi oleh kepala sekolah. Namun dalam praktiknya di lapangan hal ini yang tidak begitu diperhatikan oleh guru yang harus memiliki kompetensi pedagogik dan kepala sekolah yang harus memiliki kompetensi supervisor.

Kegiatan pembelajaran tersebut perlu direncanakan dengan baik. Perencanaan merupakan sesuatu yang inti dalam melaksanakan kegiatan termasuk pembelajaran. Salah satu komponen yang harus dilakukan seorang guru ketika merencanakan pembelajaran adalah membuat RPP.Hal tersebut sesuai dengan yang tertuang di dalam Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan M enengah khususnya pedoman umum pembelajaran sehingga dapat tercipta pembelajaran yang menggairahkan bagi para peserta didik. Dalam penyusunan RPP diperlukan pengawasan dari kepala sekolah sebagai seorang supervisor. Kepala sekolah yang disebut sebagai seorang supervisor bertugas membina, membimbing, dan memberikan bantuan terhadap guru dalam menyusun RPP.

Berdasarkan studi Pendahuluan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah (Peneliti) dengan melaksanakan supervisi di Daerah Binaan II Kecamatan Salaman Kabupaten M agelang mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) ditemukan:

1. Semua guru telah memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tetapi belum digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan proses pembelajaran. 2. M odel RPP yang dimiliki masing-masing guru berbeda-beda sesuai dengan

kesukaan penyusunan RPP.Terdapat 3 model penyusunan RPP yaitu dengan menyusun secara individu, kelompok KKG, dan bantuan Konsultan.

3. Berdasarkan data pengisian angket tentang kesukaan guru dalam menyusun RPP diperoleh data 34 orang guru suka menyusun secara individu, 64 orang guru suka menyusun dengan cara kelompok KKG, dan 22 orang guru suka menyusun dengan bantuan konsultan RPP (data terlampir).

4. Terdapat kesenjangan antara rencana pembelajaran yang dibuat guru dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 . Kesenjangan atau beberapa komponen yang tidak sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016yaitu, pertama, identitas mata

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

pelajaran belum lengkap, dalam RPP tersebut belum mencantumkan satuan pendidikan, kedua, kegiatan pembelajaran yakni dalam kegiatan inti belum mencantumkan proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, ketiga, penilaian hasil belajar belum lengkap, dalam RPP tersebut belum mencantumkan cara penyekorannya,

M enggunakan RPP menurut pakar pendidikan cukup efektif dalam meningkatkan kompetensi peserta didik. RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang diterapkan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram. Sebuah RPP harus mempunyai daya terap yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, target pembelajaran akan sulit tercapai secara maksimal. Oleh karena itu, kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru, serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan

pemahaman yang mendalam tentang obyek belajar dan situasi pembelajaran.

Berbagai cara sudah ditempuh untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP, tetapi dalam pelaksanaannya baru sebagian kecil guru dapat menyusun RPP sendiri dan menggunakannya dalam proses pembelajaran di kelasnya. Berdasarkan uraian di atas tentang kesukaan guru dalam penyusunan RPP dan pentingnya RPP dalampelaksanaan proses pembelajaran maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Uji Binomial Kesukaan Guru dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Daerah Binaan II Kecamatan Salaman, Kabupaten M agelang, Tahun Pelajaran 2016/2017”.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

B. RUMUS AN MAS ALAH

Dalam Penelitian ini dirumuskan permasalahan yaitu: Belum adanya kesamaan kesukaan gurudalam penyusunanRencana Pelaksanaan Pembelajaran di Dabin II Kecamatan Salaman Kabupaten M agelang.

C. PERTANYAAN PENELITIAN

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan kesukaan guru dalampenyusunan RPP dengan cara kelompok KKG, individu, dan konsultan RPP di Dabin II Kecamatan Salaman Kabupaten M agelang?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kesukaan guru dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Dabin II Kecamatan Salaman Kabupaten M agelang.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. M anfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi untuk membandingkan antara kajian-kajian teori mengenai kurikulum dan merencanakan pembelajaran (RPP) dengan kenyataan yang ada di lapangan, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap masalah ini.

2. M anfaat Praktis

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

a. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, serta kelas. Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan peserta didik.

b. Dengan kemampuan merencanakan pelaksanaan pembelajaran yang handal diharapkan para guru dapat memenuhi kompetensinya terutama kompetensi pedagogik.

c. M eningkatkan profesionalisme kepala sekolah di dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya terutama dalam melaksanakan supervisi terhadap guru yang berkaitan dengan kompetensinya sebagai seorang supervisor.

d. M enambah wawasan penulis mengenai supervisi akademikdalam merencanakan pembelajaran.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

BAB II

LANDAS AN TEORI A. KAJIAN TEORI

1. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

M enurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Kemudian menurut Robbins (2008: 35) pembelajaran adalah bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran telah terjadi ketika seorang individu berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru dapat mempermudah peserta didik lebih mencapai target belajar.

b. Metode Pembelajaran

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah melaksanakan proses pembelajaran, yang berlangsung baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, salah satu hal yang paling penting adalah performance guru. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaranyang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

Setiap pelaksanaan proses pembelajaran dipelukan berbagai macam pendekatan dan metode pembelajaran, maka seorang guru harus menguasai dan mampu menerapkan pendekatan metode pembelajaran.

1. Macam‐Macam Metode pembelajaran: 

(Haryanto,2011:3)

1) M etode Ceramah

M etode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. M etode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2) M etode Diskusi

M etode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif. M etode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

3) M etode Demonstrasi

M etode pembelajaran demontrasimerupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatu proses. M isalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

4) M etode Ceramah Plus

M etode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:

a.M etode ceramah plus tanya jawab dan tugas b.M etode ceramah plus diskusi dan tugas

c.M etode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) 5) M etode Resitasi

M etode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.

6) M etode Eksperimental

M etode pembelajaran eksperimentaladalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

denganmengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

7) M etode Study Tour (Karya wisata)

M etode study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

8) M etode Latihan Keterampilan

M etode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). M etode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik. 9) M etode Pengajaran Beregu

M etode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

ujianlisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.

10)Peer Theaching Method

M etode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

11)M etode Pemecahan M asalah (problem solving method)

M etode problem solving (metode pemecahan masalah)bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.

M etode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsangsiswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya.

12)Project Method

Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13)Taileren Method

Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

14)M etode Global(Ganze Method)

M etode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Pengertian RPP

Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Perencanaan pembelajaran yang baik akan memudahkan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, sedangkan bagi siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam mengikuti pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sekolah, dan mata pelajaran.

Standar proses pendidikan nasional mensyaratkan kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dengan demikian, berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 dinyatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan hasil belajar.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

Berdasarkan hal tersebut di atas, pengembangan RPP yang dimaksud dalam hal ini adalah guru merencanakan pengalaman belajar yang akan dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar dapat disetting dengan memilih model, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karekteristik materi dan siswa. Bahkan guru dapat mengembangkan dengan memodifikasi atau memadukan model, pendekatan dan metode yang telah ada, sehingga pembelajaran lebih inovatif dan efektif. Demikian pula, pengembangan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan. Guru dapat melakukan analisa dan mengembangkan materi berdasarkan kurikulum serta kemungkinan pengembangan yang dapat dilakukan. Dengan demikian, guru dapat memilih dan menggunakan sumber belajar yang lebih variatif.

b. Prinsip Pengembangan RPP

Guna meningkatkan efektivitas hasil pembelajaran, guru dapat melakukan pengembangan RPP berdasarkan kebutuhan sekolah atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, BSNP menetapkan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) M emperhatikan perbedaan individu peserta didik, RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2) M endorong partisipasi aktif peserta didik, proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.

3) M engembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

4) M emberikan umpan balik dan tindak lanjut, RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedial.

5) Keterkaitan dan keterpaduan, RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

6) M enerapkan teknologi informasi dan komunikasi, RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

c. Langkah-langkah Penyusunan RPP

Berdasarkan komponen RPP yang telah dikemukakan pada bahasan sebelumnya, maka dengan senantiasa berpedoman pada prinsip

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

pengembangannya penyusunan RPP dapat diuraikan sebagai berikut: (M ulyasa, 2007:25)

1) M encantumkan identitas

Terdiri atas nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan alokasi waktu. Hal yang perlu diperhatikan pada bagian ini, yaitu (1) RPP boleh disusun untuk satu kompetensi dasar. (2) standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dikutip dari silabus. (3) alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 35 menit). Oleh karena itu, alokasi waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan.

2) M erumuskan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan indikator yang telah ditentukan. Tujuan ini difokuskan tergantung pada indikator yang dirumuskan dari SK dan KD pada standar isi mata pelajaran matematika yang akan dipelajari siswa. Bila pembelajaran dilakukan lebih dari satu pertemuan, tujuan pembelajaran dapat dibedakan berdasarkan waktu pertemuan. Dengan demikian, hasil dari setiap periode pertemuan dapat dievaluasi.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

3) M enentukan materi pembelajaran

M ateri ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. M ateri pembelajaran pada bagian ini merupakan organisasi materi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa.

4) M enentukan metode pembelajaran

M etode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Oleh karena itu, pada bagian ini dapat mencantumkan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik.

a) M odel pembelajaran yang dapat digunakan, misalnya: model pengajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah, dan sebagainya.

b) Pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan, misalnya: pendekatan kontekstual, pendekatan problem solving, pendekatan problem possing, dan sebagainya.

c) M etode-metode yang dapat digunakan, misalnya: metode ceramah, penemuan terbimbing, tanya jawab, diskusi, dan sebagainya.

d) M enetapkan kegiatan pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah-langkah-langkah

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: (M ulyasa, 2007:27)

a) Kegiatan pendahuluan

Tahap ini merupakan tahap awal kegiatan pembelajaran, dan dapat meliputi kegiatan sebagai berikut:

(1) Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.

(2) Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

(3) M otivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.

(4) Pemberian acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

(5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksana-an pengalampelaksana-an belajar (sesuai dengpelaksana-an rencpelaksana-ana lpelaksana-angkah-lpelaksana-angkah pembelajaran).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

b) Kegiatan Inti

Pada tahap ini berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detail mengenai waktu akses dan alamat websiteyang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.

c) Kegiatan penutup

Tahap ini merupakan kegiatan akhir pembelajaran, dan dapat meliputi kegiatan sebagai berikut:

(1)Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/ simpulan.

(2)Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

(3)M emberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi-/pengayaan.

Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan. 5) M emilih sumber belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. M isalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya.

Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link fileyang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

6) Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.

Pengembangan RPP dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu untuk tujuan akademik dan tujuan operasional pembelajaran. Pengembangan RPP untuk tujuan akademik harus dilakukan dengan mengikuti prosedur ilmiah atau dengan melalui metode penelitian pengembangan (research and development). Dalam hal ini, seorang pengembang harus menganilisis berbagai model pengembangan yang telah ada untuk digunakan sebagaimana kebutuhan akademik.

3. Proses Pembelajaran

Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. (M ulyasa, 2007:30)

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

1) menyiapkan peserta didik secara psikhis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

3) mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai;

4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarya, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi: observasi, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Berikut ini adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event).

1) M engamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, dan mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

2) M enanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka ksempatan yang sangat luas kepada peserta didik untuk bertanya menganai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca, atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang: hasil pengamatan terhadap objek yang konkrit sampai abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi saat peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. M elalui kegiatan bertanya maka dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahunya semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber belajar yang sudah ditentukan, dimulai dari sumber belajar tunggal sampai sumber belajar yang beragam.

3) M engumpulkan Informasi/ eksperimen

Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. 4) M engasosiasi/ mengolah informasi

Berdasarkan informasi yang diperoleh, siswa dapat menemukan keterkaitan satu informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi, dan mengambil berbagai kesimpulan. M engolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. M engolah informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda maupun yang bertentangan.

5) M engkomunikasikan

Kegiatan mengkomunikasikan bisa dilakukan secara lisan ataupun tulisan. M engkomunikasikan secara lisan bisa dilakukan dengan cara peserta didik mempresentasikan hasil kegiatan belajarnya di depan kelas baik secara individual atupun berkelompok. M engkomunikasi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

secara tulisan bisa dengan cara peserta didik membuat laporan tertulis tentang hasil belajarnya, baik laporan individual ataupun laporan kelompok.

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan materi pembelajaran, melalukan penilaian dan/ atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan merencakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk program remedial, program pengayaan, layanan konseling dan/ atau memberikan tugas secara individual atau kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

4. Kinerja Guru

a. Konsep Kinerja Guru

Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan konstribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan (Sulistyorini, 2001:98). Sedangkan Ahli lain berpendapat bahwa Kinerja merupakan hasil dari fungsi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu: Kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; Kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud. Fatah (1996:56) M enegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu pekerjaan.

Dari beberapa penjelasan tentang pengertian kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

b. Indikator-Indikator Kinerja Guru

Kinerja merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, maka dipandang penting untuk mengukur karakteristik tenaga kerjanya. Kinerja guru merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan yakni keterampilan, upaya sifat keadaan dan kondisi eksternal (Sulistyorini, 2001:98). Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa seseorang ke tempat kerja seperti pengalaman, kemampuan, kecakapan-kecakapan antar pribadi serta kecakapan-kecakapan tehknik. Upaya tersebut diungkap sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan tugas

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

pekerjaannya. Sedangkan kondisi eksternal adalah tingkat sejauh mana kondisi eksternal mendukung produktivitas kerja.

Kinerja dapat dilihat dari beberapa kriteria, menurut Castetter (M ulyasa, 2003:122) mengemukakan ada empat kriteria kinerja yaitu:

1) Karakteristik individu, 2) Proses,

3) Hasil dan

4) Kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil.

Kinerja seseorang dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya. M enempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru. M enurut Pidarta (1999:67) bahwa moral kerja positif ialah suasana bekerja yang gembira, bekerja bukan dirasakan sebagai sesuatu yang dipaksakan melainkan sebagai sesuatu yang menyenangkan. M oral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas sebagai suatu yang memiliki nilai keindahan di dalamnya. Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan cara memberikan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuannya. Hal ini dipertegas oleh M unandar (1992:39) yang mengatakan bahwa kemampuan bersama-sama dengan bakat merupakan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

salah satu faktor yang menentukan prestasi individu, sedangkan prestasi ditentukan oleh banyak faktor diantaranya kecerdasan.

Kemampuan terdiri dari berbagai macam, namun secara konkrit dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan kegiatan mental, terutama dalam penguasaan sejumlah materi yang akan diajarkan kepada siswa yang sesuai dengan kurikulum, cara dan metode dalam menyampaikannya dan cara berkomunikasi maupun teknik mengevaluasinya.

b. Kemampuan fisik adalah kapabilitas fisik yang dimiliki seseorang dalam mengerjakan tugas dan kewajibannya. (Daryanto, 2001:78).

Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yaitu perasaan individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan bathin kepada seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur secara efektif dan efisien seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu, dana yang dipakai serta bahan yang tidak terpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui perilaku dilakukan dengan cara membandingkan dan mengukur perilaku seseorang dengan teman sekerja atau mengamati tindakan seseorang

dalam menjalankan perintah atau tugas yang diberikan, cara mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang lain. Hal ini diperkuat oleh pendapat Robbins (2008:142) yang menyatakan bahwa dalam melakukan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

evaluasi kinerja seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan tiga macam kriteria yaitu:

1) Hasil tugas, 2) Perilaku dan 3) Ciri individu.

Evaluasi hasil tugas adalah mengevaluasi hasil pelaksanaan kerja individu dengan beberapa kriteria (indikator) yang dapat diukur. Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan cara membandingkan perilakunya dengan rekan kerja yang lain dan evaluasi ciri individu adalah mengamati karaktistik individu dalam berprilaku maupun berkerja, cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat dikategorikan cirinya dengan ciri orang lain. Evaluasi atau penilaian kinerja menjadi penting sebagai feed back sekaligus sebagai follow up bagi perbaikan kinerja selanjutnya.

M enilai kualitas kinerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi :

1)Unjuk kerja,

2)Penguasaan M ateri,

3)Penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, 4)Penguasaan cara-cara penyesuaian diri,

5)Kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik (Sulistyorini, 2001:99).

Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban tugas profesional artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan yaitu:

1) Guru sebagai pengajar,

2) Guru sebagai pembimbing dan 3) Guru sebagai administrator kelas.

(Danim S, 2002:34).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan indikator kinerja guru antara lain : 1) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar. 2) Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa

3) Penguasaan metode dan strategi mengajar 4) Pemberian tugas-tugas kepada siswa 5) Kemampuan mengelola kelas

6) Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Sari Yasin dalam penelitian Peningkatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dan Penerapan Pembelajaran Kontekstual melalui Supervisi Klinis di SD Negeri Tonggara 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Kedungbanteng yang mengatakan bahawa guru SD Negeri Tonggara 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Kedungbanteng dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) rendah, dari sejumlah 9 orang guru, 4 orang guru (44,44%) telah mampu menyusun RPP sendiri dan 5 orang guru (55,55%) guru tidak menyusun RPP sendiri.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

Dengan tidak menyusun RPP sendiri, kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran inovatif khususnya penerapan pembelajaran kontekstual pun masih rendah. M aka implementasi pada PBM di kelas tidak efektif dan tidak sesuai dengan kondisi di SDN Tonggara 01 dan berdampak pula pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. M aka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan peningkatan kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran kontekstual melalui supervisi klinis. M aka diketahui bahwa kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran kontekstual terjadi peningkatan dari pra siklus memperoleh rata-rata nilai sebesar 81,8 meningkat sebesar (1,1) menjadi 82,9 pada siklus I, dan terjadi juga peningkatan sebesar (1,3) pada siklus ke II yaitu memperoleh nilai rata-rata sebesar 84,2. Hal ini membuktikan bahwa nilai kemampuan guru adalah baik

Triastuti, 2015, penelitian dengan judul Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru Bahasa Indonesia di SM P N 2 Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penyusunan RPP guru Bahasa Indonesia di SM P Negeri 2 Bantul, (2) mendeskripsikan kendala guru Bahasa Indonesia SM P Negeri 2 Bantul dalam penyusunan RPP beserta upayanya, dan (3) mendeskripsikan kesesuaian komponen RPP guru Bahasa Indonesia di SM P Negeri 2 Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) guru Bahasa Indonesia SM P Negeri 2 Bantul telah melaksanakan penyusunan RPP pada setiap awal semester dengan menggunakan buku panduan penyusunan RPP; (2) kendala guru dalam penyusunan RPP adalah (a) M enentukan strategi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

pembelajaran yang sesuai dengan semua karakteristik siswa, kendala tersebut diatasi dengan meningkatkan perhatian khusus kepada siswa yang mempunyai kemampuan kurang, (b) pengaturan waktu dalam menyusun RPP, kendala tersebut diatasi dengan memanfaatkan waktu yang ada untuk membuat RPP beberapa eksemplar, (c) menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, kendala tersebut dapat diatasi dengan mempertimbangkan kemampuan, kecerdasan, dan pengetahuan yang dimiliki siswa; dan (3) RPP yang dibuat guru Bahasa Indonesia SM P Negeri 2 Bantul belum semua sesuai dengan ketentuan rumusan komponen RPP.

C. HIPOTES IS

Rumusan Hipotesis 1

Ho : Tidak ada perbedaan kesukaan guru dalam menyusun RPP menggunakan Forum KKG dengan cara Individu.

Ha : Ada perbedaan kesukaan guru dalam menyusun RPP menggunakan Forum KKG dengan cara Individu.

Rumusan Hipotesis 2

Ho : Tidak ada perbedaan kesukaan guru dalam menyusun RPP menggunakan Forum KKG dengan Konsultan.

Ha : Ada perbedaan kesukaan guru dalam menyusun RPP menggunakan Forum KKG dengan Konsultan.

Rumusan Hipotesis 3

Ho : Tidak ada perbedaan kesukaan guru dalam menyusun RPP menggunakan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

Konsultan dengan cara Individu.

Ha : Ada perbedaan kesukaan guru dalam menyusun RPP menggunakan Konsultan dengan cara Individu.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN A. DES AIN PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif. Sugiono ( 2009:205), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen). Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.

B. DEFINIS I OPERAS IONAL

1. Kesukaan Guru dalam M enyusun RPP

Kesukaan guru dalam menyusun RPP sangat berpengaruh terhadap kualitas RPP yang dihasilkan. Kualitas RPP yang disusun secara individu paling baik, karena disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan sesuai dengan kebutuhan kelas.

2. Kesukaan Guru M enyusun RPP yang diharapkan

Semua guru diharapkan dapat menyusun RPP secara individu, karena RPP yang dihasilkan berkualitas,sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kondisi kelas sehingga dapat dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

C. TEMPAT PENELITIAN

Peneliti mengambil tempat penelitian di Daerah Binaan II Kecamatan Salaman, Kabupaten M agelang.

D. S UBJEK DAN OBJEK PENELITIAN

Untuk menjawab permasalahan, faktor yang menjadi subjek penelitian, adalah 120 orang guru dan Kepala Sekolah Daerah Binaan II Kecamatan Salaman, sebagai responden.Objek dalam penelitian ini adalah aktivitas kesukaan guru dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di Daerah Binaan II Kecamatan Salaman, Kabupaten M agelang.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu :

1. Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. (Sugiyono, 2010:137). Untuk memperoleh data primer ini diperoleh melalui hasil penelitian secara langsung terhadap obyek yang diteliti. Data primer pada penelitian ini adalah tentang peningkatan kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran, dan pengumpulan data primer dilakukan melalui :

a. Observasi (Pengamatan)

M enurut Notoatmodjo, (2010:123) Observasi (Pengamatan) adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Jadi dalam

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(49)

melakukan observasi bukan hanya mengunjungi (melihat atau menonton saja), tetapi disertai keaktifan jiwa atau perhatian khusus dan melakukan pencatatan-pencatatan. Observasi yang digunakan adalah observasi partisipatif, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang digunakan sebagai sumber data penelitian. (Sugiyono, 2010:137)

b. Wawancara

M enurut Notoatmodjo, (2010:123) Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan. Wawancara ini dilakukan kepada 1 orang Kepala Dabin, 2 orang Kepala Sekolah dan 3 orang guru Daerah Binaan II Kecamatan Salaman, Kabupaten M agelang.

c. Studi Dokumentasi

Dari asal katanya dokumen yang artinya buku-buku tertulis di dalam melaksanakan studi dokumentasi peneliti menyelidiki benda- benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan- peraturan, notulen rapat, catatan harian (Arikunto, 2006:98).

b. Data sekunder adalah data atau sumber yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya yang berbentuk dokumen. (Sugiyono, 2010:138). Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi dari pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.

STIE

Widya Wiwaha

(50)

F. VALIDAS I DATA

Dalam penelitian ini strategi yang digunakan untuk meningkatkan/ menjamin validitas data, peneliti menggunakan methode triangulation (triangulasi metode) yaitu metode pengumpulan data. Dengan triangulasi data yaitu tehnik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data (M oleong, 1998:126).

Sesuai dengan jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, agar data yang diperoleh valid peneliti menempuh :

1. M endiskusikan hasil pengamatan dengan kolaborator (guru kelas) tentang perubahan yang terjadi dalam pembuatan RPP.

2. M elakukan analisis data pada lembar/instrumen supervisi untuk melihat tingkat perubahan minat dan partisipasi guru dalam membuat RPP.

Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu (Satori dan Komariah, 2010:112).

Gambar 3.1

Triangulasi teknik pengumpulan data dokumen

observasi wawancara

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

G. ANALIS IS DATA

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis (Sugiyono, 2010:139). Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Teknik ini biasanya digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari metode observasi atau wawancara (Notoatmodjo, 2002:124).

Analisis data yang digunakan :

Dalam penelitian ini dianalisis dengan Chi Square untuk variabel tunggal. Teknik analisis chi square untuk variabel tunggal adalah variabel yang akan dianalisis dengan chi square (X2) sampelnya hanya terdiri dari satu kategori saja yaitu kesukaan guru dalam penyusunan RPP, yang disusun oleh kelompok KKG, individu dan bantuan konsultan RPP.

Dalam mengelola data yang peneliti peroleh, peneliti menggunakan analisis Chi Square, yaitu untuk menganalisis apakah ada perbedaan kesukaan guru dalam penyusunan RPP, yang disusun oleh kelompok KKG, individu dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(52)

bantuan konsultan RPP. Dalam pengolahan data yang bersifat statistik ini, peneliti menggunakan 3 (tiga) tahapan, yaitu :

a. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan adalah untuk mengetahui tanggapan guru

terhadap kesukaan guru dalam penyusunan RPP, yang disusun oleh kelompok KKG, individu dan bantuan konsultan RPP. Pada tahap ini data yang telah di peroleh dari hasil angket yang disebarkan diolah dengan menggunakan rumus Chi Square dengan mengubah data yang bersifat kualitatif menjadi data kuantitatif. Setelah data terkumpul penulis melakukan penyusunan data dari hasil angket jawaban responden.

b. Analisis Uji Hipotesis 1) Uji Binomial

Ada beberapa asumsi yang digunakan di ujibinomial ini, yaitu: a) n percobaan saling independen

b) M asing-masing percobaan mempunyai probabilitas yang sama yaitu P (kelas pertama) dan 1-P atau Q (kelas kedua)

P (x) = Px Q N-x

Dengan :

=

Keterangan :

N ! = N faktorial= N (N-1) (N-2), dst…

P = proporsi kasus yang diharapkan dalam salah satu kategori Q = 1-P = proporsi kasus yang diharapkan dalam kategori lainnya Hipotesis Uji Binomial :

H0: p1 = p2 = 0,05

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(53)

Ha: p1 ≠ p2 ≠ 0,05 Kriteria Uji :

Kriteria uji dari uji binomial adalah H0 ditolak jika P(x) < α

Ho gagal ditolak atau Ha diterima jika P(x) ≥α

2) Analisis Uji hipotesis menggunakan rumus Chi Square. Adapun untuk uji independency Chi Square, menggunakan SPSS, prosedur yang harus ditempuh adalah:

1) M enentukan formulasi hipotesis.

Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data di atas adalah H0 : Tidak ada perbedaan kesukaan .

H1 : ada perbedaan kesukaan. 2) M enentukan frekuensi harapan

E ij =

di mana :

nij = Jumlah baris ke-i noj = Jumlah kolom ke-j

n = Jumlah atau total seluruh pengamatan. 3) M enentukan χ 2 tabel

Nilai χ 2 tabel ditentukan oleh taraf nyata (α ) dan derajat bebas (db), db = (b-1) (k-1) dimana b = jumlah baris dan k = jumlah kolom.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(54)

Jadi χ 2 tabel = χ 2 α (b-1) (k-1). 4) Uji Independensi Chi Square

Rumus dari Chi Squareadalah :

X2

dimana :

χ 2 = Chi Square

O = Frekuensi Observasi E = Frekuensi Harapan c. Analisis Lanjut

Langkah selanjutnya setelah diperoleh hasil perhitungan Setelah semua prosedur di atas dilakukan kemudian ditentukan apakah H0 diterima atau ditolak dengan cara membandingkan hasil sesuai dengan kriteria uji.

χ 2 hitung dengan χ 2 tabel

Kriteria uji pada tingkat signifikansi atau taraf nyata (α ) = 5 %yang digunakan adalah :

H0 diterima apabila χ 2 hitung ≤χ 2 tabel. H0 ditolakapabila χ 2 hitung > χ 2 tabel.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(55)

BAB IV

HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHAS AN A. Hasil Penelitian

1. Kesukaan Guru dalam Menyusun RPP di Dabin II Kecamatan S alaman

Dalam Penelitian ini dijelaskan tentang peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP berdasarkan kesukaan cara penyusunan. Kesukaan cara guru menyusun RPP sangat berpengaruh terhadap kualitas RPP yang dhasilkan. RPP yang berkualitas dan digunakan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sangat menentukan kualitas hasil pembelajaran bagi peserta didik. RPP yang berkualitas adalah RPP yang sesuai denganPermendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses pendidikan Dasar dan menengah.

Dari hasil pemantauan, penilaian, dan umpan balik yang telah dilakukan oleh supervisor dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjanganantara RPP yang dibuat guru dengan RPP menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Kesenjangan tersebut terutama dalam perumusan tujuan pembelajaran, langkah kegiatan inti yang belum menampilkan proses dengan pendekatan scientifik,dan instrumen penilaian yang belum lengkap. Adapun kesukaan guru dalam menyusun RPP ada 3 yaitu dengan cara individu, kelompok KKG, dan bantuan konsultan. Berikut ini diuraikan tentang beberapa kesukaan guru dalampenyusunan RPP di Dabin II Kecamatan Salaman Kabupaten M agelang. Kesukaan guru dalam menyusun RPP tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Kesukaan M enyusun RPP Dengan Cara Individu

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(56)

M enyusun RPP dengan cara individu merupakan cara yang tepat dilakukan oleh guru dalam mempersiapkan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penyusunan RPP dengan cara individu banyak memiliki kelebihan dan sedikit kekurangan. Kelebihannya antara lain: (1) RPP dapat digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran, (2) sesuai dengan kondisi kelas dan karakteristik peserta didik, dan (3) langkah pembelajaran sesuai alur proses pembelajaran yang dilaksanakan. Sedangkan kelemahannya adalah: (1) Guru harus memahami cara menyusun RPP, (2) Biaya lebih besar, dan (3) Waktu lebih lama.

Pada kegiatan awal dimulai dengan melakukan penilaian terhadap RPP yang disusun secara individu berjumlah 34 orang guru dengan hasil nilai rata-rata 74,71(cukup). Hal ini menunjukkan bahwa penyusunan RPP dengan cara individu memperoleh nilai yang cukup, karena guru yang menyusun benar-benar telah memiliki kemampuan dalam penyusunan RPP. Tetapi kemampuan tersebut perlu ditingkatkan lagi agar penyusunan RPP menjadi lebih sempurna sesuai dengan pedoman pada Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses pendidikan Dasar dan M enengah.

2. Kesukaan M enyusun RPP melalui KKG

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru adalah dengan cara kelompok KKG (Kelompok Kerja Guru). Kegiatan KKG dilaksanakan seminggu sekali yaitu pada setiap hari Sabtu, dengan bermacam-macam agenda kegiatan diantaranya menyusun RPP.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Tabel 4.4 Uji Binomial

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi dalam Jaringan memang dapat mendatangkan suatu keutungan, namun kerugian yang kita rasakan juga antara lain, kecuali ... Penyebaran Virus di

digunakan adalah bahasa pemrograman PHP , dengan input jenis penyakit. dan gejala penyakit yang diderita oleh ikan arwana, dan

Dari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pensiunan guru perempuan lebih mudah menyesuaikan diri pada masa pensiun sehingga pensiunan guru perempuan memiliki

Hal ter- sebut dapat dilihat dari sumpah atau janji advokat yang dilakukan sebelum menjalankan profesinya, yaitu: “Demi Allah saya bersumpah/saya berjanji: Bahwa saya akan

• Bila waktu dan tanggal direset ke pengaturan asli pabrik saat Anda mengeluarkan baterai setelah terpasang selama lebih dari 24 jam, berarti memori pengaturan kamera tidak

Dalam penelitian pembangunan aplikasi ini dapat dianalisa dan dikembangkan menjadi beberapa fungsionalitas meliputi aplikasi mampu membuat daftar belanja beserta

5) Resiko terhadap kebebasan mengakses Rekam Medis elektronik. Rekam kesehatan elektronik memungkinkan berbagai informasi medis dari berbagai sumber dalam bentuk untuk

Mengevaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Perubahan sistem pendengaran Hilangnya