• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analysis of Financial Performance In PT. PP (Persero) Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analysis of Financial Performance In PT. PP (Persero) Tbk"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

277 Analysis of Financial Performance In PT. PP (Persero) Tbk

Muhammad Fadil Abu Bakar1 Youlanda hasan2

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen NITRO Makassar Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Manado

Email: muhfadil.ab@gmail.com hasanyoulanda.mm112010656@gmail.com

Abstract

To find out financial performance PT. PP (Persero) Tbk.

Data analysis in this study uses quantitative descriptive by comparing the company's financial ratios using the Liquidity Ratio, Solvability Ratio, Activity Ratio, Solvability Ratio

Based on the results of the analysis it can be concluded that the financial performance of PT. PP (Persero) Tbk. in 2014 until 2016 where the liquidity ratio felt in a liquid state because it was in the financial ratio. The solvency ratio is in an unhealthy state, because the debt to equity ratio and debt to asset ratio are below the standard financial ratio. The activity ratio is in good condition, because the receivable turn over and inventory turn over are at the financial ratio standard. The profitability ratio is in an unhealthy state, because the net profit margin and return of investment are below the standard financial ratio.

Keywords: Liquidity Ratio, Solvability Ratio, Activity Ratio, Profitability Ratio.

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. PP ( persero) Tbk

Muhammad Fadil Abu Bakar1 Youlanda hasan2

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen NITRO Makassar Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Manado

Email: muhfadil.ab@gmail.com hasanyoulanda.mm112010656@gmail.com

Abstrak

Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. PP (Persero) Tbk.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dengan menggunakan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahawa kinerja keuangan PT. PP (Persero) Tbk. pada tahun 2014 sampai dengan 2016 dimana rasio likuiditas berasa dalam keadaan likuid karena berada pada rasio keuangan. Rasio solvabilitas berada dalam keadaan kurang sehat,karena debt to equity ratio dan debt to asset ratio berada di bawah standar rasio keuangan. Rasio aktivitas berada dalam keadaan baik, karena receivable turn over dan inventori turn over berada pada standar rasio keuangan. Rasio profitabilitas berada dalam keadaan kurang sehat, karena net profit margin dan return of investment berada di bawah standar rasio keuangan.

Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas.

Pendahuluan

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh laba atau keuntungan, baik

(2)

278 yang diselenggarakan oleh orang perseorangan maupun oleh badan usaha (perkumpulan / organisasi) baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan yang didirikan dan berkedudukan di dalam wilayah atau Negara berdasarkan Undang No. 3 Tahun 1982 (www.worpress.com) suatu kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Munawir (2010: 30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu di antara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio keuangan perusahaan. Agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, manajer perusahan harus mengetahui kondisi dan posisi perusahaan, hal tersebut dapat memudahkan manajer untuk mengambil keputusan kedepan, salah satu faktor pengambilan keputusan dapat dilihat dari laporan keuangan yang mencerminkan kinerja perusahaan selama priode yang ditetapkan. Artinya, laporan keuangan dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dan hal-hal yang diaggap penting bagi pihak manajemen dan investor. Terutama pada investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan yang terdapat pada Bursa efek atau bursa saham, sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa itu. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan, Dengan menganalisis lebih lanjut laporan keuangan menggunakan alat-alat analisis yang biasa digunakan adalah Rasio keuangan yang dipakai untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Rasio rasio likuditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profatabilitas.

PT. PP ( Persero ) Tbk. Salah satu perusahaan yang kegiatan usaha perusahaan adalah dibidang jasa konstruksi, real estat (pengembang), property dan investasi dalam infrastruktur dan energy, dalam meningkatkan nilai perusahaan, manajemen mengadopsi strategi perusahaan berdasarkan empat pilar bisnis: konstruksi, EPC (energi, minyak dan Gas), investasi, dan properti. untuk menjadi terkemuka, perusahaan konstruksi dan investasi yang memberikan nilai tambah yang tinggi kepada semua stakeholder, dengan memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai dan mengetahui sejauh mana efektifitas operasi perusahaan dalam mencapai tujuan maka secara periode harus dilakukan pengukuran kinerja perusahaan. Pada tabel 1.1 di bawah ini menggambarkan laporan keuangan perusahaan.

Tabel 1. 1

Pertumbuhan total Aset, Hutang, Ekuitas, dan Laba Bersih PT. PP Tbk. Tahun 2014 – 2016 (dalam Milyar Rupiah)

Uraian 2014 Pertumbu han 2015 Pertumbu han 2016 Pertumbu han Total Aset 14.611.8 65 17,69% 19.128.8 12 30,91% 31.232.7 67 63,28% Total Hutang 12.221.5 95 17,17% 14.009.7 40 14,63% 20.436.6 09 45,87% Total Ekuitas 2.390.27 0 20,43% 5.119.02 7 114,16 % 10.796.1 58 110.90 % Laba Bersih 532.065 26,47% 845.563 58,92% 1.151.43 2 36,17% Sumber : www.idx.co.id

(3)

279 Berdasarkan tabel 1.1 ditunjukan bahwa pada tahun 2014 terjadi pertumbuhan total asset sebesar 17,69% kemudian dari 2014 ke tahun 2015 total asset tumbuh menjadi 30,91% dan pada tahun 2015 ke tahun 2016 total asset tumbuh meningkat sebesar 63,28 %, begitu pula pada total hutang pada tahun 2014 tumbuh sebesar 17,17% ditahun 2014 ke tahun 2015 pertumbuhnya menurun menjadi 14,63% kemudian total hutang ini pada tahun 2015 ke tahun 2016 pertumbuhanya meningkat kembali menjadi 45,87%. untuk ekuitas ditahun 2014 tumbuh sebesar 20,43% pada tahun 2014 ke tahun 2015 peningkatanya cukup derastis yaitu tumbuh sebesar 114,16% akan tetapi pada tahun 2015 ke tahun 2016 pertumbuhannya menurun menjadi 110.90% dan laba bersih tahun 2014 tumbuh sebesar 26,47% dari tahun 2014 ke 2015 pertumbuhan meningkat menjadi 58,92% dan ditahun 2015 ke tahun 2016 pertumbuhannya menurun menjadi 36,17%.

Sudah banyak yang melakukan penelitian dengan judul kinerja keuangan tetapi ada beberapa penelitian yang kontradiktif diantaranya Khanjaya, dkk (2015) pada perusahaan PT. Ciputra Property Tbk. Dengan hasil rasio likuiditas Mengalami penurunan dibandingkan dengan rata-rata industri. Kemudian peneliti selanjutnya Nurfi (2016) dengan judul Ananlisis Kinerja Keuangan PT. Sentul City Tbk. Tahun 2011-2015 dengan hasil rasio likuiditas cukup baik menggunakan curret ratio hal tersebut berarti bahwa aktiva lancar sudah mampu di gunakan untuk menutupi hutang lancarnya, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Analisis Kinerja Keuangan pada PT. PP ( Persero) Tbk.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian adalah“ Bagaimana Kinerja Keuangan PT. PP (

Persero ) Tbk. “

Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan PT. PP (Persero) Tbk.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Peneliti, diharapkan dapat member manfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai kinerja keuangan dalam suatu perusahaan.

b. Bagi Akademisi, sebagai bahan refrensi dalam melakukan penelitian ulang mengenai kinerja keuangan.

c. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam kaitannya dengan kinerja keuangan

Landasan Teori

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan salah satu cara utuk mengetahui kinerja perusahaan dalam suatu periode. Seperti diketahui bahwa laporan keuangan, kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkannya sehingga dapat di ketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Inti dari

(4)

280 laporan keuangan adalah menggambarkan setiap pos-pos keungan perusahaan .dalam perakteknya kita mengenal mengenal beberapa macam laporan keungan seperti : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan cacatan atas laporan keuangan dan laporan arus kas, dengan melakukan analisis akan diketahui letak kelemahan dan kekuatan perusahaan. Laporan keuanagn. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang akan dilakukan perusahaan dan sekarang dan kedepan guna mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Van Horne (2014: 154) laporan keuangan adalah suatu seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasih yang berguna bagi pengambilan keputusan Sedangkan Kasmir (2009: 66) laporan keuangan adalah laporan menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Pengertian lainnya oleh Harapan (2011: 105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perrusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Sedangkan Fahmi (2012: 2) laporan keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat dapat dijadikan gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Secara rinci menurut Fraser dan Ormiston (2009: 4) bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui hasil investasi.

b. Untuk mengetahui seberapa besar resiko dalam investasi.

c. Untuk mengetahui seberapa besar arus kas membayar bunga dan pokok pinjaman.

d. Untuk mengetahui daya saing perusahaan dalam lingkungan Operasional. e. Untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki prospek yang baik

terhadap pelanggan.

Menurut Fahmi (2012: 5) tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter.

3. Rasio Keuangan

Menurut Van Horne (2014:163) Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubugkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagikan satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan dipakai untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Keempat jenis rasio tersebut dijelaskan menurut Kasmir (2008) sebagai berikut:

a. Rasio Likuiditas

Menurut Weston (Kasmir; 2008:128) Rasio Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dapa saat jatuh tempo. Rasio diwakili dengan menggunakan Current Ratio dan Working Capital Total Asset Ratio.

(5)

281 Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat digunakan untuk menutupi kewjiban jangka pendek/hutang lancar, caranya :

Current Asset

Current Ratio= x 100% Current Liabilities

2) Working Capital Total Asset Ratio

Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja, caranya :

Current Asset – Current Liabilities

Working Capital Total = x 100%

Asset Ratio Total Asset b. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini diwakili dengan menggunakan Debt To Equity Ratio dan Debt To Asset Ratio

Total Debt

Debt To Equity Ratio= x 100% Stockholders Equit

Total Debt

Debt To Asset Ratio= x 100% Total Asset

Menurut Syamsuddin (2009:54) menyatakan bahwa rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikanoleh pemilik perusahaan. Rasio ini diwakili dengan menggunakan Total Asset Turn Over dan Working Capital Turn Over.

c. Rasio Aktivitas

Menurut Harahap (2009: 308) Rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menjalankan oprasionalnya yang dimiliki. Rasio ini diwakili dengan menggunakan Receivable Turn Over dan Total Asset Turn Over.

1) Receivable Turn Over

Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang caranya :

Penjualan

Receivable Turn Over= / 360 hari Piutang

2) Total asset turn over rasio ini menunjukan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lainseberp jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan, caranya :

Penjualan Total Asset Turn Over =

Total aset d. Rasio Profitabilitas

(6)

282 Menurut Kasmir (2008:196) Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Rasio diwakili dengan menggunakan Net Profit Margin dan Return On Equity.

1) Net Profit Margin

Merupakan rasio antara laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan.

Net Profit After Taxes

Net Profit Margin = x 100% Sales

2) Return On Equity

Rasio yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tinggkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegng saham perusahaan. Menurut (Sawir 2009:20)

Laba Bersih Setelah Pajak

Return On Equity = x 100%

Ekuitas

4. Keunggulan dan Kelemahan Analisis Rasio Keuangan

Keunggulan-keunggulan analisis rasio keuangan menurut Harahap (2009: 195), kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).

c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. d. Dapat membongkar hal-hal bersifat tidak konsisten dalam hubungannya

dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. e. Mngetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan

model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi dan peningkatan.

Ada beberapa kelemahan dengan dipergunakannya analisis secara rasio keuangan yaitu:

a. Penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif terhadap kondisi suatu perusahaan.

b. Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai peringatan awal dan bukan kesimpulan akhir.

c. Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan dalam menganalisis adalah bersumber dari laporan keuangan perusahaan sehingga angka data-datanya tidak memiliki keakuratan yang tinggi dengan alasan. d. Mungkin data-data tersebut dirubah dan disesuaikan berdasarkan

(7)

283 e. Pengukuran rasio keuangan banyak yang bersifat artifical, artifical artinya perhitungan rasio keuangan tersebut dilakukan oleh manusia, dan setiap pihak memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menempatkan ukuran dan terutama justifikasi dipergunakannya rasiorasio tersebut.

f. Membandingkan rasio antar perusahaan dapat menyebabkan interpretasi yang keliru, hal ini karena dimungkinkan terjadi perbedaan metode akuntansi yang dipakai misalnya depresiasi, pengakuan pendapatan, serta aset tak berwujud.

6. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut Fahmi (2012: 239), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Berdasarkan Munawir (2010: 30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu di antara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio keuangan perusahaan. Sedangkan Subramanyam dan Wild (2010: 101) kinerja keuangan merupakan pengakuan pendapatan dan pengaitan biaya yang menghasilkan laba yang lebih unggul dibandingkan arus kas untuk mengevaluasi kinerja keuangan. Pengakuan pendapatan memastikan bahwa semua pendapatan yang dihasilkan dalam suatu periode telah diakui. Pengaitan memastikan bahwa beban yang dicatat pada suatu periode hanya beban yang terkait dengan periode tersebut.

7. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan

Tujuan penilaian kinerja keuangan dalam Jumingan (2009: 239), yaitu sebagai berikut:

a. untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan perusahaan terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal, dan profitabiitas yang di capai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

b. untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendaya gunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

8. Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan

Menurut Mulyadi (2009: 416), pengukuran kinerja keuangan dimanfaatkan oleh manajemen untuk:

a. Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara umum.

b. Megidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi progam pelatihan karyawan.

c. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.

Metode penelitian

A.Jenis dan sumber data 1. Jenis Data

(8)

284 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data laporan keuangan PT. PP (Persero) Tbk. tahun 2014 sampai dengan tahun 2016.

2. Sumber Data

Untuk melengkapi data yang digunakan dalam pembahasan ini, maka penulis akan menggunakan data yang bersumber dari data sekunder, yang berada di PT. Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Makassar melalui situs www.idx.co.id.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu pengumpulan data informasi dilakukan dengan cara membaca buku-buku atau melalui beberapa literatur, situs internet, dan karya ilmia yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Dokumentasi yaitu dokumen laporan keuangan perusahaan yang ada kaitannya dengan kinerja keuangan.

Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi data penelitian ini adalah laporan keuangan PT. PP (Persero) Tbk. tahun 2014 sampai tahun 2016

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian sampel jenuh yaitu laporan keuangan yang terdiri Neraca, Laporan Laba Rugi PT. PP (Persero) Tbk. tahun 2014 sampai tahun 2016.

Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional dalam penelitian ini:

1. Kinerja keuangan adalah hasil dari semua keputusan manajemen PT. PP (Persero) Tbk. yang dilakukan secara terus menerus yang dalam bentuk laporan keuangan perusahaa.

2. Aspek likuiditas adalah penilaian atas kemampuan perusahaan membayar semua hutang-hutangnya, aspek likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio dan Working Capital Total Asset Ratio.

3. Aspek solvabilitas adalah kemampuan setiap perusahaan untuk

memenuhi semua kewajibannya, aspek solvabilitas diukur dengan enggunakan Debt To Equity Ratio dan Debt To Asset Ratio.

4. Aspek aktivitas adalah kemampuan perusahaan dalam mengefektifkan penggunaan aktivanya, aspek aktivitas diukur dengan menggunakan Receivable turn over danTotal Asset Turn Over.

5. Aspek profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, aspek profitabilitas diukur dengan menggunakan Net Profit Margin dan Return On Equity.

(9)

285 Analisis data pada penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan.

1. Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secarah keseluruhan. Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi denganaktiva lancar yang dimilikinya. Rumus untuk menghitung current ratio addalah sebagai berikut:

Current Asset

Current Ratio = x 100% Current Liabilities

2. Working Capital Total Asset Ratio adalah Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja, semakin besar rasio ini semakin aik, egitu juga sebaliknya. Rumus yang dapat digunakan untuk :

Current Asset – Current Liabilities

Working Capital Total = x 100%

Asset Ratio Total Aset

3. Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan menilai hutang denga ekuita. Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumus untuk menghitung debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

Total Debt

Debt To Equity Ratio = x 100% Equity

4. Debt To Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva, rasio ini digunakan untuk mengukur pendanaan dengan utang. Rumus untuk menghitung debt to asset ratio adalah sebai berikut:

Total Debt

Debt To Asset Ratio = x 100% Total Asset

5. Total Asset Turn Over rasio ini menunjukan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lainseberp jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan, caranya :

Penjualan Total Asset Turn Over =

Total aset

6. Receivable Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Rasio untuk menghitung receivable turn over adalah sebagai berikut:

(10)

286 Receivable Rurn Over = / 360

Piutang

7. Net Profit Margin merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan denganpenjualan. Rasio ini merupakan atas penjualan. Rumus untuk net profit margin adalah sebagai berikut:

Net Profit After Taxes

Net Profit Margin = x 100% Sales

8. Return On Equity adalah Rasio yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tinggkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.dengan rumus :

Laba Bersih Setelah Pajak

Return on Equity = x 100% Ekuitas

Hasil penelitian dan pembahasan A.Hasil penelitian

1. Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah alat utama untuk menganalisis keuangan yang membantu kita mengidentifikasi seberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Rasio dapat menstandarisasi informasi keuangan yang dapat dipakai sebagai alat perbandingan antara perusahaan dengan ukuran yang berbeda.

a. Rasio Likuiditas 1) Current Ratio

Current Ratio (rasio lancar) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secarah keseluruhan. Rumus untuk menghitung current ratio adalah sebagai berikut: Current asset Current Ratio = x 100% Current liabilities Tahun 2014 13.477.332.000 Current Ratio = x 100% 9.418.218.000 = 1,43 %

Artinya setiap Rp.1 hutang lancar yang segera jatuh tempo, dijamin oleh Rp 1,43 aset lancar.

Tahun 2015

15.430.535.000

Current Ratio = x 100% 10.770.485.000

(11)

287 = 1,43 %

Artinya setiap Rp.1 hutang lancar yang segera jatuh tempo, dijamin oleh Rp 1,43 aset lancar. Tahun 2016 23.344.025.000 Current Ratio = x 100% 15.878.599.000 = 1,5%

Artinya setiap Rp.1 hutang lancar yang segera jatuh tempo, dijamin oleh Rp 1,5 aset lancar.

2) Working Capital Total Asset Ratio

Working Capital Total Asset Ratio adalah rasio ini digunakan untuk menilai dari total aktiva dan posisi modal kerja, semakin besar semakin baik dan begitu sebaliknya sebagai berikut:

Current asset - Current liabilities Working Capital = x 100% Total Asset Ratio Total Asset

Tahun 2014

13.477.332.000 – 9.418.218.000 Working Capital = x 100% Total Asset Ratio 14.611.865.000

= 0,28 %

Artinya setiap Rp.1 aset perusahaan Rp 0,28 terdiri dari modal kerja (aset lancar).

Tahun 2015

15.430.535.000 –10.770.485.000 Working Capital = x 100% Total Asset Ratio 19.128.812.000

= 0,24 %

Artinya setiap Rp.1 aset perusahaan Rp 0,24 terdiri dari modal kerja (aset lancar).

Tahun 2016

23.344.025.000 –15.878.599.000 Working Capital = x 100% Total Asset Ratio 31.232.767.000

= 0, 24 %

Artinya setiap Rp.1 aset perusahaan Rp 0,24 terdiri dari modal kerja (aset lancar)..

b. Solvabilitas

1) Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan menilai hutang denga ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumus untuk menghitung debt to equity ratio adalah sebagai berikut: Total Debt

Debt to Equity Ratio = x 100% Stockholders Equity

(12)

288

Tahun 2014

12.221.595.000

Debt to Equity Ratio = x 100% 2.390.270.000

= 5,11%

Setiap Rp 1 total asset yang dimiliki oleh PT. PP (Persero) Tbk. Menggunakan hutang sebesar Rp 5,11 .

Tahun 2015

14.009.740.000

Debt to Equity Ratio = x 100% 5.119.072.000

= 2,73%

Setiap Rp 1 total asset yang dimiliki oleh PT. PP (Persero) Tbk. Menggunakan hutang sebesar Rp 2,73.

Tahun 2016

20.436.609.000

Debt to Equity Ratio = x 100% 10.796.158.000

= 1,9%

Setiap Rp 1 total asset yang dimiliki oleh PT. PP (Persero) Tbk. Menggunakan hutang sebesar Rp 1,9 .

2) Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva, rasio ini digunakan untuk mengukur pendanaan dengan utang. Rumus untuk menghitung debt to asset ratio adalah sebai berikut: Total Debt

Debt to Asset Ratio = x 100% Total Asset

Tahun 2014

12.221.595.000

Debt to Asset Ratio = x 100% 14.611.865.000

= 0,83%

Setiap Rp 1 utang jangka panjang yang dimiliki oleh PT. PP (Persero) Tbk. dijamin modal sendiri sebesar Rp 0,83.

Tahun 2015

14.009.740.000

Debt to Asset Ratio = x 100% 19.128.812.000

(13)

289 Setiap Rp 1 utang jangka panjang yang dimiliki oleh PT. PP (Persero) Tbk. dijamin modal sendiri sebesar Rp 0,73.

Tahun 2016

20.436.609.000

Debt to Asset Ratio = x 100% 31.232.767.000

= 0.65%

Setiap Rp 1 utang jangka panjang yang dimiliki oleh PT. PP (Persero) Tbk. dijamin modal sendiri sebesar Rp 0,65.

c. Aktivitas.

1) Receivable Turn Over.

Receivable Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Rasio untuk menghitung receivable turn over adalah sebagai berikut:

. Penjualan

Receivable Turn Over = x 100% Piutang Tahun 2014 . 12.427.371.000 Receivable Turnover = 3.135.044.000 = 4 kali Perputaran piutang dalam hari yaitu:

360 = 4 = 90 hari

Pembayaran piutang PT. PP (Persero) Tbk. membutuhkan waktu selam 90 hari.

Tahun 2015

. 14.217.373.000 Receivable Turnover = 4.111.735.000

= 3,5 kali Perputaran piutang dalam hari yaitu:

360 = 3,5 = 103 hari

Pembayaran piutang PT. PP (Persero) Tbk. membutuhkan waktu selam 103 hari.

Tahun 2016

. 16.458.889.000 Receivable Turnover = 6.297.782.000

= 3 kali Perputaran piutang dalam hari yaitu:

(14)

290 360

= 3 = 120 hari

Pembayaran piutang PT. PP (Persero) Tbk. membutuhkan waktu selam 120 hari. 2) Total Asset Turnover.

Total Asset Turnover merupakan rasio ini menunjukan perputaran total aktiva diukur dari volume penjulan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan rumus digunakan sebagai berikut

Penjulan

Total Asset Turnover = Total Aset

Tahun 2014

12.221.595.000

Total Asset Turnover = 2.390.270.000

= 2

Setiap Rp 1 total asset yang dimiliki dapat menghasilkan Rp 2 penjualan oleh PT PP (Persero) Tbk.

Tahun 2015

19.128.812.000

Total Asset Turnover = 14.217.373.000

= 1,34

Setiap Rp 1 total asset yang dimiliki dapat menghasilkan Rp 1,34 penjualan oleh PT PP (Persero) Tbk.

Tahun 2016

14.611.865.000 Total Asset Turnover = 12.427.371.000

= 1,17

Setiap Rp 1 total asset yang dimiliki dapat menghasilkan Rp 1,17 penjualan oleh PT PP (Persero) Tbk.

d. Profitabilitas

1) Net Profit Margin

Net Profit Margin merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini

merupakan atas penjualan. Rumus untuk net profit margin adalah sebagai berikut: Net Profit After Taxes

Net Profit Margin = x 100% Sales

(15)

291

Tahun 2014

532.065.000

Net Profit Margin = x 100% 12.427.371.000

= 0,04%

Setiap Rp 1 penjualan yang dimiliki oleh PT. PP (Persero) Tbk. menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0.04.

Tahun 2015

845.563.000

Net Profit Margin = x 100% 14.217.373.000

= 0,06%

Setiap Rp 1 penjualan yang dimiliki oleh PT. PP (Persero) Tbk. menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0.06.

Tahun 2016

1.151.432.000

Net Profit Margin = x 100% 16.458.884.000

= 0,07%

Setiap Rp 1 penjualan yang dimiliki oleh PT. PP (Persero) Tbk. menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0.07.

2) Return On Equity

Return On Equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan menggelola modal sendiri secara efektif, mengukur tinggkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahan denagn rumus sebagai berikut

Net Profit After Taxes Return On Equity = x 100% Ekuitas Tahun 2014 532.065.000 Return On Equity = x 100% 2.390.270.000 = 0,22%

Setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada perusahaan, pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas Rp 0,22

Tahun 2015

845.563.000

Return On Equity = x 100% 5.119.072.000

(16)

292 Setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada perusahaan, pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas Rp 0,16

Tahun 2016

1.151.432.000

Return On Equity = x 100% 16.458.884.000

= 0,11%

Setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada perusahaan, pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas Rp 0.11

Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan rasio-rasio keuangan pada perusahaan PT. PP (Persero) Tbk. maka rekapitulasi kenerja keuangannampak pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Rekapitulasi Hasil Perhitungsn

Analisis Rasio Keuangan PT. PP (Persero) Tbk.

No Rasio Keuangan 2014 2015

2016

1 Rasio Likuiditas a. Current Ratio

b. Working Capital Total Asset Ratio 1,43% 0,28% 1,43% 0,24% 1,5% 0,24% 2 Rasio Solvabilitas

a. Debt to Equity Ratio b. Debt to Asset Ratio

5,11% 0,83% 2,73% 0,73% 1,9% 0,65% 3 Rasio Aktivitas

a. Receivable Turn Over b. Total Asset Turn Over

90 hari 2% 103 hari 1,34% 120 hari 1,17% 4 Rasio Profitabilitas

a. Net Profit Margin b. Return on Equity 0,04% 0,22% 0,06% 0,16% 0,07% 0,11% Sumber: PT. PP (Persero) Tbk. (Data diolah)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dihitung dari berbagai aspek, di antaranya yaitu:

1. Aspek Likuiditas

Pada tabel 4.1 di atas menunjukkan current ratio pada tahun 2014 adalah sebesar 1,43%. Yang berarti baik bagi perusahaan karena aset lancar lebih besar dari total kewajiban, pada tahun 2015 current ratio tidak mengalami pertumbuhan dikarenakan aset lancar dan kewajiban mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2014 aset lancar sebesar Rp 13.477.322.000 meningkat sebesar Rp 15.430.535.000 begitu pula kewajiban lancar dari Rp 9.418.218.000 sebesar Rp 10.770.485.000, pada tahun 2016 current ratio mengalami peningkatan sebesar 0,07% dari tahun sebelumnya denagn demikian dapat diketahui bahwa kurun waktu

(17)

293 2014 sampai 2016 perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar dengan menggunakan aset lancar dapat iartikan baik

Pada tabel 4.1 hasil perhitungan working capital total asset ratio pada tahun 2014 sebesar 0,28%. Kemudian pada tahun 2015 working capital total asset rastio mengalami penurunan sebesar 0,04% hal ini terlihat dari semula pada tahun 2014 sebesar 0.28% menjadi 0.24%. pada tahun 2016 working capital pertumbuhannya tidak mngalami pertumbuhan atau penuruna, hal ini terlihat dari tahun 2015 sebesar 0.24% menjadi 0,24 %. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kurun waktu 2014 sampai 2016 rata-rata working capital total asset ratio PT PP (Persero) Tbk. sebesar artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh aset lancar yang likuid sebesar Rp0.25.

2. Aspek Solvabilitas

Pada Tabel 4.1 hasil perhitungan debt to equity ratio pada tahun 2014 sebesar 5.11%. Kemudian pada tahun 2015 debt to equity ratio mengalami penurunan sebesar 2.38% hal ini terlihat dari semula tahun 2014 dari 5.11% menjadi 2.73%, penurunan ini disebabkan karena adanya kenaikan total hutang dari Rp 12.221.595.000 menjadi Rp 14.009.740.000 dan adanya peningkatan modal sendiri dari 2.390.270.000 menjadi Rp 5.119.072.000. Pada tahun 2016 debt to equity ratio mengalami penurunan kembali sebesar 0.83% hal ini terlihat dari tahun 2015 sebesar 2.73% menjadi 1.9%. Penurunan ini disebabkan karena adanya peningkatan total hutang dari Rp 14.009.740.000 menjadi Rp20.436.609.000 serta kenaikan modal sendiri dari Rp 5.119.072.000. menjadi Rp 10.796.158.000. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kurun waktu 2014-2016 rata-rata debt to equity ratio PT.PP (Persero) Tbk. sebesar 2.68% artinya setiap Rp 1 total hutang dapat dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp 2.68.

Pada tabel 4.1 hasil perhitungan debt to asset ratio pada tahun 2014 sebesar 0.83%. Kemudian pada tahun 2015 debt to asset ratio mengalami penurunan sebesar 0.10% hal ini terlihat dari semula pada tahun 2014 sebesar 0.83% menjadi 0.73%, penurunan ini disebabkan karena adanya peningkatan total hutang dari Rp 12.221.595.000 menjadi Rp 14.009.740.000 dan total aset dari Rp 14.611.865.000 menjadi Rp 19.128.812.000. Pada tahun 2016 debt to asset ratio mengalami penurunan, hal ini terlihat dari tahun 2015 dan 2016 sebesar 0.73 menjadi 0.65%, ini disebabkan karena adanya kenaikan total hutang dari Rp 14.009.740.000 menjadi Rp 20.436.609.000 sedangkan total aset menalami peningkatan dari Rp 19.128.812.000 menjadi Rp 31.232.767.000. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kurun waktu 2014-2016 rata-rata debt to asset ratio PT. PP (Persero) Tbk. sebesar 1,3% artinya setiap Rp 1 total hutang dapat dijamin oleh total aktiva sebesar Rp 1,3

3. Aspek Aktivitas

Pada tabel 4.1 hasil perhitungan receivable turnover pada tahun 2014 selama 90 hari. Kemudian pada tahun 2015 receivable turnover mengalami peningkatan selama 13 hari, Hal ini terlihat dari semula tahun 2014 selama 90 hari menjadi 103 hari. Penurunan ini disebabkan karena naiknya penjualan dari Rp 12.427.371.000 menjadi Rp 14.217.373.000 dan diikuti

(18)

294 kenaikan rata-rata piutang dari Rp 3.135.044.000 menjadi Rp4.111.735.000. Pada tahun 2016 receivable turnover mengalami peningkatan selama 7 hari, hal ini terlihat dari tahun 2015 selama 103 hari menjadi 120 hari. Peningkatan ini disebabkan karena adanya kenaikan penjualan dari Rp 14.217.373.000 menjadi Rp16.458.884.000 dan diikuti naiknya rata-rata piutang dari Rp4.111.735.000 menjadi Rp 6.297.782.000. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kurun waktu 2014-2016 rata-rata receivable turnover PT. PP (Persero) Tbk. selama 104 hari, artinya dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar selama 104 hari.

Pada tabel 4.1 hasil perhitungan Total Asset Turnover pada tahun 2014 selama 2 %. Kemudian pada tahun 2015 total asset turn over tidak mengalami penurunan, hal ini terlihat dari semula tahun 2014 selama 2% tetap menjadi 1,34%, pada tahun 2015. mengalami perubahan ini disebabkan karena adanya kenaikan pejualan dari Rp 12.427.371.000 menjadi Rp 14.217.373.000 dan adanya kenaaikan aktiva dari Rp14.611.865.000 menjadi Rp19.128.812.000. Pada tahun 2016 total asset turnover mengalami penurunan sebesar 0.17%, hal ini terlihat dari tahun 2015 sebesar 1.34% menjadi 1.17% pada tahun 2016. Hal ini disebabkan

karena peningkatan penjualan dari Rp 14.217.373.000 menjadi Rp16.458.884.000 dan diikuti dengan peningkatan pesat aktiva perusahaan

dari Rp19.128.812.000 menjadi Rp 31.232.767.000. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kurun waktu 2014-2016 rata-rata total asset turnover PT. PP (Persero) Tbk., menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 aktiva yang digunakan menghasilkan sebanyak Rp 1,50

4. Aspek Profitabilitas

Pada tabel 4.1 hasil perhitungan net profit margin diatas pada tahun 2014 sebesar 0,04%. Kemudian pada tahun 2010 net profit margin mengalami peningkatan sebesar 0,02 %, hal ini terlihat dari semula tahun 2014 sebesar 0,04% menjadi 0,06%.pad tahun 2106, Peningkatan ini disebabkan karena adanya peningkatan Laba sesudah pajak dari Rp 532.065.000 menjadi Rp 845.563.000 dan adanya kenaikan penjualan dari Rp 12.427.371.000 menjadi Rp 14.217.373.000. Pada tahun 2016 net profit margin mengalami peningkatan 0.01 %, hal ini terlihat dari tahun 2015 sebesar 0,06 % menjadi 0,07%. Kenaikan ini disebabkan karena adanya kenaikan laba setelah pajak dari Rp 845.563.000 menjadi Rp 1.151.432.000 dan adanya penurunan penjualan dari Rp 14.217.373.000 menjadi Rp 16.458.884.000. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kurun waktu 2014-2016 rata-rata net profit margin PT. PP (Persero) Tbk. sebesar 1,11%, artinya jumlah laba bersih adalah sebesar 1,11% dari volume penjualan.

Pada tabel 4.1 hasil perhitungan return on equity diatas pada tahun 2014 sebesar 0,22%. Kemudian pada tahun 2015 return on equity mengalami penurunan menjadi 0,16%, Penurunan ini disebabkan karena peningkatan laba bersih setelah pajak dari tahun 2014 sampai tahun 2015 yaitu Rp 532.065.000 menjadi Rp 845.563.000 dan adanya kenaikan total equity dari Rp 2.390.270.000 menjadi Rp 5.119.072.000. Pada tahun 2016 return on equity mengalami penurunan lagi sebesar 0.05% , hal ini terlihat dari tahun 2015 sebesar 0,16% menjadi 0,11%.

(19)

295 Penurunan ini disebabkan karena adanya kenaikan laba bersih setelah pajak yang tidak seibang dengan kenaikan equity pada perusahaan . artianya PT PP (Persero) Tbk dalam mengelola modal sendiri tidak efektif karena dapat diketahui bahwa kurun waktu 2014 sampai tahun 2016 mengalami penurunan dalam pencapaian keuntungan.

Kesimpulan

Dalam hubungannya dengan hasil dan pembahasan telah diuraikan, maka dapat disimpulkan kinerja keuangan PT. PP (Persero) Tbk. sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas berada dalam keadaan baik untuk membayar utang-utang jangka pendeknya, karena current ratio dan working capital total asset rasio 2. Rasio solvabilitas berada dalam keadaan baiki,karena debt to equity ratio

dan debt to asset ratio dapat memenuhi anggaran untuk kewajiban jangka panjang

3. Rasio aktivitas menggunakan receivable turnover bawha dalam penagihan piutang rata-rata tahun 2014 sampai tahun 2016 membutuhkan 104 hari dan total asset turnover dalam mengelola aset dalam pencapaian kinerja penjualan rata-rata tahun 2014 sampai tahun 2016 dalam Rp1.00 aset menghasilkan penjulan sebesar Rp1.50

4. Rasio profitabilitas menggunakan net profit margin mengalami peningkatan kanaikan setiap tahunya sedangkan return of equity berada mengalami penurunan setiap tahunnya.

Maka secara keseluruhan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT. PP (Persero) Tbk. belum optimal dalam mengelolah keuangan perusahaannya.

Saran

Dari hasil penelitian ini disarankan kepada PT. PP (Persero)Tbk. untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan di masa yang akan datang, pihak perusahaan hendaknya melakukan perbaikan dalam peningkatan keuntungan pemegang saham atau pemilik modal.

Daftar Pustaka

Fahmi, Irham 2012. Analisis Laporan Keuangan . Penerbit Alfabeta, Bandung Fraser, dan Ormiston. 2009. Memahami Laporan Keuangan. Edisi Kedelapan.

Jakarta.

Harahap, S. S. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara. Surakarta.

Kasmir, 2008. Analisis Laporan keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo persada. Khanjaya, Cindy Yuliane, dan Triyogo moelyo adi. Analisis laporan keuangan

PT Ciputra Property Tbk Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Perusahaan Pad Tahun 2011- 2014

(20)

296 Mulyadi. 2009. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk

Pelipat Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua. Aditya Media. Yogyakarta.

Nurfi, Andika. Analisis Kinerja Keuangan PT. Sentul City Tbk. Tahun 2011- 2015.

Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Subramanyam, dan J. J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Sepuluh. Salemba Empat. Jakarta.

Syamsuddin, 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan: Jakarta, PT. Raja Grafindo Perkasa.

Van Horne, James C., dan John M. Wachowic, Jr. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 13. Salemba Empat.

www.idx.co.id ( Diakses 18 ) www.wordpress.com (Diakses 18 )

Referensi

Dokumen terkait

Setiap kecelakaan penerbangan selalu menimbulkan kerugian bagi penumpang yang tentu saja melahirkan permasalahan hukum, khususnya berkenaan dengan tanggung jawab

Indonesia mengekspor 306 juta ton pada tahun 2020, jauh lebih rendah dari target tahunan sebesar 395 juta ton, dan 23% lebih rendah dari tahun lalu.Ekspor batu

Sukmadinata Nana syaodih, Pengembangan Kurikulum Bandung: Remaja Rosdakarya 2013 Sagala Syaiful, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan: Pembuka Ruang

Topik-topik lainnya yang terkait dengan rekayasa dan teknologi manufaktur.. Seminar ini merupakan sarana diskusi ilmiah, komunikasi dan

Sistem yang diajukan mampu memperbaiki distorsi, melakukan deteksi dan segmentasi rambu , serta memunculkan notasi jenis rambu dengan tingkat akurasi 91.67%, selama rambu berada pada

Eksistensi lembaga pendidikan sangat bergantung pada minat masyarakat, sehingga sekolah dituntut mampu membangun citra dan reputasi baik lembaga pendidikannya.

“Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari

Setelah kegiatan P2M selesai dilaksanakan, 93.3% mitra memiliki keterampilan dalam mengolah makro alga menjadi beberapa produk olahan yang potensial dijadikan sebagai