• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

36

III. METODOLOGI

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Salah satu aspek mendasar yang perlu dipahami oleh Perum Perhutani adalah karakter konsumen sebagai pengguna minyak kayu putih hasil produksinya, yaitu kepuasan. Dengan memahami kepuasan pelanggan sebagai users maka produk minyak kayu putih akan terus dapat dikembangkan dan dapat bersaing dengan produk dari perusahaan lain.

Melihat pentingnya kepuasan pelanggan sebagai salah satu faktor yang sangat strategis dalam kesinambungan pemasaranan, maka dalam penelitian ini akan digunakan pisau analisis yang diharapkan dapat membedah tingkat kepuasan pelanggan minyak kayu putih dimaksud. MDua analisa yang akan digunakan untuk mengetahui respon pelanggan yaitu: importance performance analysis (IPA) dan customer satisfaction index (CSI). Kedua analisis ini diharapkan dapat membantu mengetahui kondisi pelayanan saat ini (existing condition), harapan konsumen dan perubahan apa saja yang perlu dilakukan serta perhatian dalam hal apa saja yang harus ditingkatkan oleh pihak manajemen Perum Perhutani dalam memproduksi dan memasarkan kepada para konsumennya.

Apabila tingkat kepuasan yang diberikan perusahaan lebih tinggi daripada tingkat kepentingan pelanggan, maka konsumen akan merasa puas. Jika tingkat kepuasan yang diberikan perusahaan lebih rendah dari tingkat kepentingan, maka pelanggan merasa tidak puas. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

(2)

37 Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian

B. WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juni hingga September tahun 2009 di Perum Perhutani yang beralamatkan di Jalan Gatot Subroto Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10-12 Jakarta. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pelanggan Perum Perhutani yang membeli produk

Pertumbuhan Industri Minyak kayu putih dimasa mendatang

Meningkatnya persaingan Industri pengolahan Minyak Kayu Putih

Perum Perhutani

Penilaian Terhadap Kepentingan dan Kepuasan

Atribut Produk Minyak Kayu Putih

Metode Importance Performance Analysis (IPA)

Metode Customer Satisfaction Index (CSI)

Tingkat Kinerja dan Kepentingan

Kepuasan Pelanggan

Saran untuk Perum Perhutani

Atribut Produk Minyak Kayu Putih

Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas Pelanggan Minyak

(3)

38 minyak kayu putih pada kurun waktu 1 Januari 2008 sampai 31 Desember 2008 yang tersebar di seluruh Pulau Jawa.

C. TATA LAKSANA

1. Penentuan Tujuan Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu ditetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Penetapan tujuan penelitian dilakukan sebagai landasan berpikir serta acuan yang akan dijadikan pedoman selama penelitian dilakukan.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan teori mengenai perilaku konsumen sebagai persiapan penelitian. Teori sebagai alur logika kemudian akan dikaitkan dengan analisis data yang diperoleh dari lapangan dan digunakan sebagai dasar pengembilan kesimpulan.

3. Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan disusun untuk penelitian yang dilakukan. Data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan, penyebaran kuesioner (terlampir) dan wawancara dengan pihak-pihak yang menkonsumsi produk minyak kayu putih tersebut.

Data sekunder diperoleh melalui bahan pustaka, buku-buku, literatur-literatur lainnya yang terkait dalam penelitian ini dan data dari pihak perusahaan. Pengumpulan data menggunakan metode sensus, dimana responden adalah pelanggan Perum Perhutani yang melakukan proses transaksi pembelian minyak kayu putih dalam kurun waktu 1 tahun, terhitung dari tanggal 1 Januari 2008 sampai 31 Desember 2008. Dalam kasus ini metode pengambilan sampel atau contoh tidak digunakan.

(4)

39 4. Pengujian Kuesioner

Untuk mendapatkan sebuah instrumen penelitian yang baik atau memenuhi standar, minimal ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu Uji Vadilitas dan Uji Realiabilitas. Kedua uji dilakukan agar kuesioner uang digunakan memang akurat dan layak untuk disebarkan kepada responden. Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan terhadap 20 jawaban responden awal yang telah mengisi kuesioner, dengan metode berikut :

a. Uji Validitas Kuesioner

Menurut Hasan (2002), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang sahih atau valid berarti memiliki validitas yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan sahih apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Sugiono (2003), hasil penelitian yang valid adalah bila terdapat kesamaan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Kuesioner dapat dinyatakan valid jika memilki butir-butir pernyataan yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan. Apabila ada pernyataan yang tidak berhubungan berarti pernyataan tersebut tidak valid, dan akan diganti atau dihilangkan dengan konsep pernyataan lain yang lebih valid.

Pengujian validitas yang dilakukan terhadap instrumen dalam penelitian ini adalah pengujian dengan metode satu kali pengukuran (one shot method) , menghitung nilai Korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan perangkat lunak SPSS 16.0 for Windows.

Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain.

(5)

40 Rumus Korelasi Product Moment Pearson secara umum adalah :

) ) ( )( ) ( ( 2 2 2 2 Y Y n X X Y X XY n r            Keterangan : r = koefisien korelasi n = jumlah responden X = variabel bebas

Y = variabel terkait (skor total)

Menurut Umar (1998), nilai r berkisar antara -1 sampai 1 yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut :

1) Jika nilai r > 0 artinya telah terjadi hubungan linier yang positif, yaitu makin besar nilai variabel X (independen), makin besar pula nilai variabel Y (dependen) dan sebaliknya.

2) Jika nilai r < 0 artinya telah terjadi hubungan linier yang negatif, yaitu makin kecil nilai variabel X (independen), makin besar nilai variabel Y (dependen) dan sebaliknya.

3) Jika nilai r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independen) dengan variabel Y (dependen)

4) Jika nilai r = 1 atau r = -1 telah terjadi hubungan linier sempurna yang berupa garis lurus.

Sebelum dipakai untuk meramal, (parameter korelasi populasi) terlebih dahulu harus dicari apakah korelasi r yang didapat ada atau tidak. Oleh karena itu, perlu diadakan pengujian hipotesis bahwa H0 = 0

atau tidak berarti (tidak valid), melawan H1 ≠ 0 atau mempiunyai arti

(valid).

Untuk pengujian ini digunakan statistik t dengan rumus : t = , dengan dk = n - 2

(6)

41 Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika harga mutlak t dari rumus di atas lebih besar daripada harga t yang di dapat dari tabel distribusi t

dengan α yang telah dipilih. b. Uji Reliabilitas Kuisioner

Jika kuisioner telah dinyatakan valid, maka keabsahan kuisioner tersebut diuji keandalannya. Menurut Hasan (2002), Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian sebuah instrumen. Reliabilitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur sesuatu yang sama dan membuahkan hasil pengukuran yang relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut dapat dikatakan reliabel.

Pada penelitian ini, reliabilitas diukur dengan menggunakan teknik

Alpha Cronbach. Jika nilai Alpha Cronbach lebih dari 0.7 atau mendekati 1, ini menunjukkan bahwa pengukuran yang kita gunakan reliabel atau jawaban responden cenderung sama walaupun diberikan pada orang dan bentuk pertanyaan berbeda. Peubah yang digunakan adalah peubah yang sama pada uji validitas. Nilai Alpha Cronbach

dihitung dengan perangkat lunak SPSS 16.0 for Windows.

Adapun rumus korfisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut (Rangkuti, 2002).

r11 =               

2 2 1 1 t b k k   Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen

(7)

42

= varians belahan

= varians total

Untuk mendapatkan andal atau tidaknya kuisioner dapat dilihat dari koefisien keterandalannya dengan kriteria sebagai berikut :

α .70 = dapat diandalkan α 0.70 = tidak dapat diandalkan 5. Pengolahan dan Analisis Data

Data kuantitatif yang telah diperoleh selama penelitian, diolah dengan menggunakan software Microsoft Exel dan SPSS version 16.0 for Windows. SPSS merupakan paket program aplikasi komputer untuk menganalisis data statistik terutama untuk ilmu-ilmu sosial. SPSS

menyediakan fasilitas analisis yang lebih lengkap dan menyeluruh dibandingkan dengan paket program analisis statistik lainnya.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis tingkat kepentingan (importance) dan tingkat pelaksanaan/kinerja (performance) terhadap atribut. Sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja Produk Minyak Kayu Putih Perum Perhutani dapat diketahui dengan menggunakan metode pengukuran Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index, sebagaimana penjelasan berikut:

a. Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performance Analysis merupakan suatu teknik untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan (importance) dan tingkat pelaksana/kinerja (performance) yang berguna untuk pengembangan program pemasaran yang efektif. Metode ini digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja kepuasan konsumen (Supranto, 2006).

Tingkat kepentingan yang dimaksud yaitu seberapa penting atribut produk bagi pelanggan atau seberapa besar harapan pelanggan terhadap kinerja atribut. Tingkat kinerja disini berarti aktual atribut yang

(8)

43 dirasakan oleh pelanggan atau kinerja yang erat kaitannya dengan penilaian pelanggan.

Atribut-atribut yang digunakan dalam analisis tingkat kepentingan (importance) dan tingkat pelaksana/kinerja (performance) diukur menggunakan Skala Likert. Skala Likert merupakan skala pengukuran ordinal yang terdiri dari lima tingkat dan diberi bobot sesuai dengan tingkatannya. Kelima penilaian tersebut diberikan bobot seperti terlihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Skor penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kerja

Bobot Kepentingan (Y) Kinerja (X)

1 Tidak Penting Tidak Puas

2 Kurang penting Kurang puas

3 Cukup penting Cukup puas

4 Penting Puas

5 Sangat penting Sangat puas

Sumber : (Supranto, 2000)

Penelitian ini memiliki dua peubah yang masing-masing diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana X merupakan tingkat pelaksanaan/kinerja (performance), sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan (importance).

Adapun rumus yang digunakan adalah : Tki =

x

100

%

Yi

Xi

Keterangan :

Tki = tingkat kesusaian responden Xi = skor penilaian kinerja perusahaan

(9)

44 Yi = skor penilaian kepentingan pelanggan

Hasil perhitungan digambarkan dalam diagram kartesius. Masing-masing atribut diposisikan dalam diagram tersebut berdasarkan bobot rata-rata, dimana bobot rata-rata penilaian kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sedangkan posisi atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh bobot rata-rata tingkat kepentingan responden (Y). Rumus yang digunakan adalah :

Xi = n Xi

dan Yi = n Yi

Keterangan :

Xi = Skor rataan setiap peubah i pada tingkat kinerja. Yi = Skor rataan setiap peubah i pada tingkat kepentingan.

Xi

= Total skor setiap peubah i pada tingkat pelaksanaan dari seluruh responden.

Yi = Total skor setiap peubah i pada tingkat kepentingan dari seluruh responden.

n = Total responden.

Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan bobot kinerja dengan bobot kepentingan. Penggunaan diagram kartesius sangat diperlukan dalam penjabaran unsur-unsur tingkat kepentingan dan kepuasan. Diagram Kartesius yang dimaksud adalah diagram yang terdiri dari empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y).

Adapun rumusnya adalah :

X =

k

Xi

n i

1 dan Y =

k

Yi

n i

1 , dimana Keterangan :

X = batas sumbu X (tingkat kinerja)

Y = batas sumbu Y (tingkat kepentingan)

(10)

45 Konsep yang digunakan dalam analisis ini adalah mengaitkan tingkat kepentingan (importance) atribut produk menurut persepsi responden dengan kinerja (performance) atribut produk menurut persepsi responden. Hubungan antara tingkat kepentingan dengan kinerja yang dirasakan oleh responden dapat diinterpretasikan oleh digaram Importance Performance Analysis. Adapun matriks dari tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram Importance Performance Analysis (Rangkuti, 2003).

Keterangan :

a. Kuadran I (Prioritas Utama).

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan tingkat kepentingan tinggi, tetapi memiliki tingkat kinerja rendah. Peubah-peubah yang masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan kinerjanya. Perusahaan harus secara terus menerus melaksanakan perbaikan. HIGH I M P O R T A N C E

LOW PERFORMANCE HIGH

Kuadran I

Kuadran II

(11)

46 b. Kuadran II (Pertahankan Prestasi).

Faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan dan faktor-faktor yang dianggap pelanggan sudah sesuai dengan apa yang dirasakannya, sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Peubah-peubah yang masuk pada kuadran ini harus tetap dipertahankan dan harus terus dikelola dengan baik, karena semua peubah ini menjadikan produk/jasa tersebut unggul di mata pelanggan.

c. Kuadran III (Prioritas Rendah)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja rendah. Peubah-peubah kualitas pelayanan yang termasuk dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh pelanggan dan pihak perusahaan hanya melaksanakan biasa-biasa saja. Pihak perusahaan belum merasa terlalu perlu mengalokasikan biaya dan investasi untuk memperbaiki kinerjanya (prioritas rendah). Namun perusahaan juga tetap perlu mewaspadai, mencermati dan mengontrol setiap peubah pada kuadran ini, karena tingkat kepentingan pelanggan dapat berubah seiring meningkatnya kebutuhan.

d. Kuadran IV (Berlebihan).

Faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebihan. Peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi, agar perusahaan dapat menghemat biaya.

b. Costumer Satisfaction Index (CSI)

Costumer Satisfaction Index diukur dengan menggunakan rataan tingkat kepentingan (importance) dan tingkat kinerja/pelaksanaan (performance) dari masing-masing atribut.

(12)

47 Tahapan-tahapan dalam pengukuran CSI menurut Statford (2004), adalah sebagai berikut.

1) Menghitung Weighting Factors (WF), yaitu dengan mengubah nilai rata-rata kepentingan menjadi angka persentase dari total rata-rata tingkat kepentingan seluruh atribut yang diuji, sehingga didapatkan WF total sebesar 100%

2) Menghitung Weighted Score (WS), yaitu nilai perkalian antara nilai rata-rata tingkat pelaksanaan/kinerja (performance) dengan WF masing-masing atribut.

3) Menghitung Weigthed Total (WT) dengan menjumlahkan WS dari semua atribut.

4) Menghitung Satisfaction Index, Yaitu WT dibagi skala maksimal yang digunakan, kemudian dikali dengan 100%.

Tingkat Kepuasan responden secara keseluruhan dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan pelanggan pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai dan Kriteria CSI

Nilai CSI Kriteria CSI

0.81 - 1.00 Sangat Puas

0.66 - 0.80 Puas

0.51 - 0.65 Cukup Puas

0.35 - 0.50 Kurang Puas

0.00 - 0.34 Tidak Puas

Sumber : Panduan Survey Kepuasan PT. Sucofindo dalam Wildan (2005)

Gambar

Tabel 2. Skor penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kerja
Gambar 4. Diagram Importance Performance Analysis (Rangkuti,  2003).
Tabel 3. Nilai dan Kriteria CSI

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Teknik Sampling adalah Untuk menentukan sampel yang diteliti, maka harus dilakukan terlebih dahulu teknik sampling. Teknik sampling merupakan cara untuk menentukan

Berdasarkan masalah pokok yang diteliti, yaitu bagaimana strategi media gathering BEI dalam membangun citra perusahaan, maka tipe penelitian yang akan digunakan

Berdasarkan pada hasil identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah self-awareness training efektif untuk meningkatkan

Untuk menggunakan mesin penyiangan perlu mengatur jarak tanam sesuai alat mesin penyiang. Penyianag denagn mesin baik dengan temaga ternak atau traktor lebih cepat dan lebih

Ketika daya yang dihasilkan generator tidak mencapai/kurang dari daya yang dibutuhkan maka akan dilakukan pengulangan tahap mencari debit dan head pada lokasi lain,

Prosedur Tetap Pengadaan Barang ini meliputi Pengajuan kebutuhan barang dari unit kerja, pembuatan formulir pengajuan pembiayaan pengadaan barang, pembuatan berkas LS

Bleep Test Sama seperti tes kebugaran konvensional yang selama ini kita laksanakan, dan tujuan dari Bleep test yang diadopsi dari buku Ilmu Kesehatan Olahraga, PPIKOR