HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PRAKTIK PENCEGAHAN HIV/AIDS PASCA DISEMINASI
KADER DESA WARU
Manuscript
Oleh :
Merry Yudha Retno Anggraeni NIM : G2A014018
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Manuskrip dengan judul :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PRAKTIK PENCEGAHAN HIV/AIDS PASCA DISEMINASI
KADER DESA WARU
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang, 24 Juli 2018
Pembimbing
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PRAKTIK PENCEGAHAN HIV/AIDS PASCA DISEMINASI
KADER DESA WARU Merry Yudha Retno Anggraeni1, Siti Aisah2
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fikkes UNIMUS .merryudha98@gmail.com 2. Dosen Keperawatan Komunitas Fikkes UNIMUS.aisah73@yahoo.com
Latar Belakang: HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Penularan penyakit ini sangat cepat tidak terlepas dari tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat yang berisiko tinggi tertular penyakit ini. Masyarakat perlu memahami dan mampu melakukan praktik pencegahan HIV/AIDS. Maka, kader Desa Waru sudah terbentuk untuk memberikan diseminasi kepada masyarakat.
Tujuan penelitian: mengetahui tingkat pengetahuan, sikap masyarakat terhadap praktik pencegahan HIV/AIDS pasca diseminasi kader Desa Waru.
Metode Penelitian: desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 200 masyarakat pasca diseminasi kader Desa Waru. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 81 orang.
Hasil penelitian: menunjukkan bahwa pengetahuan responden kategori baik 73 orang (90,1%) dan kurang baik 8 orang (9,9%), sikap responden kategori baik 71 orang (87,7%) dan kurang baik 10 orang (12,3%), praktik pencegahan kategori baik 78 orang (96,3%) dan kategori kurang baik 3 orang (3,7%).
Simpulan: ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan praktik pencegahan HIV/AIDS pasca diseminasi kader Desa Waru dengan nilai p 0,042 dan ada hubungan yang bermakna antara sikap pencegahan terhadap praktik pencegahan HIV/AIDS pasca diseminasi kader Desa Waru dengan nilai p 0,000.
Saran : hasil penelitian tersebut dapat menjadi evaluasi para kader Desa Waru dapat meningkatkan upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Praktik Pencegahan HIV/AIDS
ABSTRACK
Background: HIV/AIDS is an infectious disease that resulted in a decline in the immune system. The transmission of this disease is not very fast regardless of the level of knowledge and attitude of a society that is at high risk of contracting this disease. Society needs to understand and be able to do the practice of prevention of HIV/AIDS. Then, the village cadre Waru already formed to give the dissemination to the public. The purpose of the research: find out the level of knowledge, attitudes towards HIV/AIDS prevention practices post Waru Village cadres dissemination.
Research results: shows that the knowledge of the respondents either category 73 people (90.1%) and less good 8 people (9.9%), the attitude of the respondent categories both 71 people (87.7%) and less well 10 people (12.3%), the practice of prevention good category 78 people (96.3%) and category 3 less good people (3.7%).
Summary: there is a meaningful relationship between the level of knowledge with practice of prevention of HIV/AIDS post Waru Village cadre with the dissemination of the values p 0.042 and there is a meaningful relationship between attitudes towards the prevention of HIV/AIDS prevention practice post dissemination of village cadres p value 0.000 Waru.
Suggestion: the research results can be evaluation of the Village cadres Waru can improve disease prevention efforts on HIV/AIDS.
Keywords: Knowledge, Attitude, Practice Prevention of HIV/AIDS
PENDAHULUAN
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sel darah putih didalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. (BBPK Ciloto, 2012). AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena menurunnya sistem kekebalan tubuh. (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Menurut Kementerian Kesehatan (2016) di Indonesia jumlah kasus baru AIDS sebanyak 82.556 orang, kasus kumulatif HIV/AIDS tahun 1987-2016 sebanyak 291.465 orang dan jumlah kasus baru HIV sebanyak 208.909 orang. Jumlah kasus baru AIDS di Jawa Tengah sebanyak 5.442 orang dan penderita HIV sebanyak 14.690. Jumlah kumulatif angka kematian HIV/AIDS sebanyak 14.234. Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke 5 dari beberapa provinsi di Indonesia.
Kader HIV/Aids adalah masyarakat yang mempunyai komitmen untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat pada HIV/Aids.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang dialaminya (Mubarak, 2011). Dalam perkembangan selanjutnya menurut Benyamin Bloom (1908, dalam Notoatmodjo, 2011) menyatakan bahwa ketiga doamain diukur dari pengetahuan, sikap, dan praktik. Maka, pengetahuan, sikap dan praktik merupakan faktor penunjang untuk melakukan perilaku sehat terhadap pencegahan HIV/AIDS.Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan metode wawancara. Hasil wawancara dengan 10 masyarakat pasca diseminasi oleh kader di Desa Waru, 6 sudah memahami tentang HIV/Aids, tetapi 4 belum memahami praktik pencegahan yang spesifik HIV/Aids. Hal tersebut akan menghambat dalam upaya pencegahan HIV/Aids.
Berdasarkan penelitian dilakukan oleh Moh Sofwan (2012) menunjukkan bahwa pengetahuan responden kategori baik yaitu 51,6% dan kategori kurang 31 orang, sikap responden kategori baik yaitu 51,6% dan kategori kurang 48,4%, tindakan pencegahan kategori baik 53,1% dan kategori kurang 46,9%. Hasil penelitian ada hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap tindakan pencegahan HIV/AIDS dengan nilai p=0,000. Berdasarkan gambaran situasi yang sudah dijabarkan diatas, maka peneliti akan menggali lebih dalam untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap masyarakat terhadap praktik pencegahan HIV/Aids pasca diseminasi kader Desa Waru.
METODE
dilakukan di Desa Waru dengan jumlah 20 responden yang tidak terdapat pada sampel penelitian. Uji validitas dilihat dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai alpha cronbach pada kuesioner pengetahuan sebesar 0.874, kuesioner sikap sebesar 0.884, kuesioner praktik pencegahan sebesar 0.938.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Desa Waru Juni 2018 (n=81)
Variabel n Mean Median Min Max SD
Umur 81 36.32 35.00 21.00 60.00 10.69 Tabel 2
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Umur di Desa Waru Juni 2018 (n=81)
*Kategori umur merujuk Perry & Potter (2005).
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Waru Juni 2018 (n=81)
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Responden di Desa Waru Juni 2018 (n=81)
Variabel Frekuensi (f) Persentasi (%)
Pekerjaan
*Kategori Umur Frekuensi (f) Presentase (%)
Dewasa Muda (20-40 tahun) 52 64.2% Dewasa Menengah (41-65 tahun) 29 35.8%
Total 81 100
Variabel Frekuensi (f) Persentasi (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 43 53.1
Perempuan 38 46.9
Variabel Frekuensi (f) Persentasi (%)
Tani 5 6.2
Total 81 100
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Responden di Desa Waru Juni 2018 (n=81)
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Status Pernikahan Responden di Desa Waru Juni 2018 (n=81)
2. Analisis Univariat
a. Pengetahuan HIV/AIDS
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat Pasca Diseminasi Kader Desa Waru Juni 2018 (n=81)
Variabel n Mean Median Min Max SD
Pengetahuan 81 13.69 15.00 5.00 17.00 2.78 Tabel 7 menjelaskan bahwa pengetahuan masyarakat pasca diseminasi Kader Desa Waru dengan nilai rata-rata sebesar 13.69, nilai median 15.00, minimal responden 5 dan maksimal 17 dengan standar deviasi 2.78. Hasil uji kenormalan data didapatkan bahwa variabel pengetahuan masyarakat pasca diseminasi memiliki data tidak berdistribusi normal dengan p value sebesar 0,000 (≤0,05) sehingga pengkategorian data didasarkan pada nilai median (15.00).
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat Pasca Diseminasi Kader Desa Waru Juni 2018 (n=81)
Variabel Frekuensi (f) Persentasi (%)
Pendidikan
Variabel Frekuensi (f) Persentasi (%)
Status Pernikahan
Menikah 81 100
Total 81 100
Variabel Frekuensi (f) Persentasi (%)
Pengetahuan
Kurang baik 8 9.9
Baik 73 90.1
b. Sikap Pencegahan HIV/AIDS
Tabel 9
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Pencegahan Masyarakat Pasca Diseminasi Kader Desa Waru Juni 2018 (n=81)
Variabel n Mean Median Min Max SD
Sikap 81 57.32 59.00 36.00 71.00 8.25 Tabel 9 menjelaskan bahwa sikap pencegahan masyarakat pasca diseminasi Kader Desa Waru dengan nilai rata-rata sebesar 57.32, nilai median 59.00, minimal responden 36 dan maksimal 71 dengan standar deviasi 8.25. Hasil uji kenormalan data didapatkan bahwa variabel sikap pencegahan masyarakat pasca diseminasi memiliki data tidak berdistribusi normal dengan p value sebesar 0,000 (<0,05) sehingga pengkategorian data didasarkan pada nilai median (59.00).
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Pencegahan Masyarakat Pasca Diseminasi Kader Desa Waru Juni 2018 (n=81)
c. Praktik Pencegahan HIV/AIDS
Tabel 11
Distribusi Responden Berdasarkan Praktik Pencegahan Masyarakat Pasca Diseminasi Kader Desa Waru Juni 2018 (n=81)
Variabel n Mean Median Min Max SD
Praktik 81 35.95 36.00 32.00 40.00 1.79 Tabel 11 menjelaskan bahwa praktik pencegahan masyarakat pasca diseminasi kader Desa Waru dengan nilai rata-rata sebesar 35.95, nilai median 36.00, minimal responden 32 dan maksimal 40 dengan standar deviasi 1.79. Hasil uji kenormalan data didapatkan bahwa variabel praktik pencegahan masyarakat pasca diseminasi memiliki data tidak berdistribusi normal dengan p value sebesar 0,000 (≤0,05) sehingga pengkategorian data didasarkan pada nilai median (36.00).
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Praktik Pencegahan HIV/AIDS Masyarakat Pasca Diseminasi Kader Desa Waru Juni 2018 (n=81)
Variabel Frekuensi (f) Persentasi (%)
Sikap
Kurang baik 10 12.3
Baik 71 87.7
Total 81 100
Variabel Frekuensi (f) Persentasi (%)
Praktik
Baik 78 96.3
Kurang baik 3 3.7
3. Analisis Bivariat
a. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Praktik Pencegahan HIV/AIDS Masyarakat Pasca Diseminasi Kader Desa Waru
Tabel 13
Hubungan Pengetahuan dengan Praktik Pencegahan HIV/AIDS Masyarakat Pasca Dismeinasi Kader Desa Waru Juni 2018 (n=81)
Variabel n r P
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan korelasi Rank Spearman didapatkan koefisien korelasi sebesar 0.227 dengan nilai p sebesar 0.042
(p≤0,05). sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan praktik pencegahan HIV/AIDS masyarakat pasca diseminasi kader Desa Waru. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2010) rentang korelasi 0,20-0,399 termasuk kategori tingkat hubungan yang rendah.
b. Hubungan Sikap dengan Praktik Pencegahan HIV/AIDS Masyarakat Pasca
Diseminasi Kader Desa Waru
Tabel 14
Hubungan Sikap dengan Praktik Pencegahan HIV/AIDS Masyarakat Pasca Dismeinasi Kader Desa Waru Juni 2018 (n=81)
Variabel n r p
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan korelasi Rank Spearman didapatkan koefisien korelasi sebesar 0.367 dengan nilai p value sebesar
0.001 (≤0,05) sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna
antara sikap dengan praktik pencegahan HIV/AIDS masyarakat pasca diseminasi kader Desa Waru. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2010) rentang korelasi 0,20-0,599 adalah kategori hubungan yang rendah.
PEMBAHASAN
a. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan HIV/AIDS Pasca Diseminasi Kader Desa Waru
jawaban dalam kuesioner terutama berkaitan dengan pengetahuan tentang HIV adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sebanyak 77 orang (95,1%), HIV adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks sebanyak 74 orang (91,4%) dan pengertian HIV sebanyak 69 orang (85,2%).
Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segala pemikiran yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk didalamnya adalah ilmu. Jadi, ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai dari pengetahuan lainnya. Berdasarkan pengalaman yang ada bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan (Notoatmodjo, 2011) berkaitan dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS berdasarkan hasil jawaban responden menunjukkan pada dasarnya responden telah mengetahui konsep dasar HIV/AIDS.
b. Gambaran Sikap Masyarakat tentang Pencegahan HIV/AIDS Pasca Diseminasi Kader Desa Waru
Berdasarkan hasil penelitian sikap responden sebagian besar adalah baik yaitu sebanyak 71 orang (87,7%) dan kategori kurang baik sebanyak 10 orang (12,3%). Artinya bahwa sebagain besar responden penelitian baik terhadap sikap pencegahan terhadap penyakit HIV/AIDS. Sikap baik ini ditunjukkan melalui jawaban dalam kuesioner terutama berkaitan dengan sikap penolakan berganti-ganti pasangan 71 orang (87,7%), melakukan hubungan seks dengan orang lain tidak perlu menggunakan kondom 67 orang (82,7%), penggunaan spuit untuk narkoba suntik secara bergantian tidak dapat menularkan HIV 65 orang (80,8%), saat penguburan jenazah penderita AIDS tidak perlu menggunakan alat pelindung diri karena cara ini dianggap sangat berisiko menularkan virus HIV.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yasin & Tefera (2013) tentang pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan HIV/AIDS persiapan siswa sekolah di Goba kota Bale zona Ethiopia Tenggara menunjukkan sikap positif 224 orang (53%) dan sikap negatif 198 orang (47%). Sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS merupakan gambaran yang menunjukkan respon terhadap pernyataan yang berkaitan dengan pandangan, perasaan dan kecenderungan untuk melakukan sikap pencegahan HIV/AIDS.
c. Gambaran Praktik Pencegahan terhadap HIV/AIDS Pasca Diseminasi Kader Desa Waru
upaya mencegah agar dirinya tidak tertular virus HIV. Praktik ini ditunjukkan melalui jawaban dalam kuesioner terutama berkaitan dengan praktik.
Praktik yang banyak dilakukan responden adalah melakukan hubungan seks sebelum menikah menjawab pernah 1 orang (1,2%), melakukan hubungan seks sesama jenis tidak pernah 81 orang (100%), melakukan hubungan seks dengan selain pasangan menjawab pernah 1 orang (1,2%), berciuman dengan selain pasangan pernah 2 orang (2,5%), berganti-ganti pasangan tidak pernah 81 orang (100%), mengunakan narkoba suntik tidak pernah 81 orang (100%), menggunakan alat-alat yang tidak steril atau bekas pernah 1 orang (1,2%). Berdasarkan hasil jawaban pernyataan pada aspek praktik pencegahan jawaban responden terbesar melakukan hubungan seks dengan pasangan yang sah sebanyak 81 orang (100%).
Praktik merupakan langkah nyata dari para responden untuk menghindari tertularnya virus HIV/AIDS. Praktik pencegahan merupakan langkah nyata dan efektif untuk mmenghindari kematian akibat HIV/AIDS. Meninggat sampai saat ini obat untuk mengobati dan vaksin untuk mencegah AIDS belum ditemukan, maka alternatif untuk menanggulangi masalah AIDS yang terus meningkat dengan upaya pencegahan oleh semua pihak untuk tidak terlibat dalam lingkaran transmisi yang memungkinkan dapat terserang HIV (Siregar, 2004).
hubungan seks tanpa menggunakan kondom. Hal ini menunjukkan bahwa praktik pencegahan masyarakat Desa Waru pasca diseminasi sudah baik.
d. Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat dengan Praktik Pencegahan HIV/AIDS Pasca Diseminasi Kader Desa Waru
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi rank spearman didapatkan koofisien korelasi sebesar dengan nilai p sebesar 0,042 (≤0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan praktik pencegahan HIV/AIDS masyarakat pasca diseminasi Kader Desa Waru. Angka koefisien korelasi sebesar 0,227 menunjukkan kategori hubungan yang rendah antara tingkat pengetahuan dengan praktik pencegahan yang dilakukan oleh responden. Hasil analisis menyatakan bahwa pada variabel pengetahuan masyarakat pasca diseminasi kader Desa Waru diketahui pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 73 orang (90,1%) dan kategori kurang baik dan 8 orang (9,9%). Hasil variabel praktik pencegahan masyarakat pasca diseminasi kader Desa Waru diketahui praktik pencegahan dalam kategori baik 73 orang (90,1%) dan kategori kurang baik 8 orang (9,9%).
Dalam Notoatmodjo (2011) yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kerah suatu cita-cita tertentu.
ini menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan tentang HIV/AIDS, maka semakin baik juga tindakan pencegahannya dan sebaliknya.
e. Hubungan Sikap dengan Praktik Pencegahan HIV/AIDS Pasca Diseminasi Kader Desa Waru
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji korelasi rank speraman didapatkan kooefisien korelasi sebesar 0,367 dengan nilai p sebesar 0,001 (≤0,05). Artinya terdapat hubungan yang signifikasikan antara sikap pencegahan dan praktik pencegahan HIV/AIDS pasca diseminasi kader Desa Waru. Angka koefisien korelasi sebesar 0,367 menunjukkan adanya hubungan yang cukup antara tingkat pengetahuan dengan praktik pencegahan. Hasil analisis menyatakan bahwa pada variabel sikap masyarakat diketahui pengetahuan dalam kategori mendukung 71 orang (87,7%) dan kategori kurang mendukung 10 orang (12,3%). Hasil variabel praktik pencegahan masyarakat diketahui praktik pencegahan dalam kategori baik 81 orang (100%).
Sikap merupakan faktor pemudah (predisposing factor) untuk berbuat positif terhadap praktik pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS sehingga tingkat pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku tersebut. Maka, pengetahuan menjadi antesenden terhadap perilaku yang menjadi dasar motivasi bagi praktiknya akibat tradisi, kepercayaan, kebiasaan dan kemauan (Notoatmodjo, 2011).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan responden kategori baik yaitu sebanyak 73 orang (90,1%) dan kategori kurang baik sebanyak 8 orang (9,9%).Sikap responden dalam kategori mendukung yaitu sebanyak 71 orang (87,7%) dan kategori kurang mendukung 10 orang (12,3%). Praktik pencegahan HIV/AIDS dalam kategori baik sebanyak 78 orang (96,3%) dan kategori kurang baik 3 orang (3,7%). Ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan praktik pencegahan HIV/AIDS pasca diseminasi kader Desa Waru dengan nilai p sebesar 0,042. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan praktik pencegahan HIV/AIDS pasca diseminasi kader Desa Waru dengan nilai p sebesar 0,001.
SARAN
KEPUSTAKAAN
Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto Kemenkes. (2012). Panduan HIV/AIDS. Jakarta.
David, Tampi. (2013). Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan tindakan Pencegahan HIV/AIDS pada Siswa SMA Manado International School. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JKKT/article/view/4574.pdf. Diunduh 12 November 2017
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Infodatin : Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%20AI DS.pdf di unduh 14 November 2017.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.
Mubarak, IW.(2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo.(2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
Perry, A dan Anne Griffin Potter.(2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik (Volume 1) Edisi 4. Jakarta EGC
Rupilu M , Nenny. (2013). Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap tentang
HIV/AIDS dengan tindakan Pencegahannya pada Siswa SMA Negeri 1 Tual.
http://medkesfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/jurnal-nenny-rupilu-baru.pdf. Di unduh 15 November 2017.
Siregar, F. A. (2004). Pengenalan dan Pencegahan AIDS, Makalah, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU : Medan,
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-fazidah5.pdf diakses 5 Juni 2018.
Sofwan, Moh. (2012). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perkerjaan perantau terhadap Tindakan Pencegahan HIV/AIDS di Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan. http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&node=&page=205.pdf di unduh 12 November 2017.
Sugiyono.(2010).Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta
Vicca, Rahmayani. (2014). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Penularan HIV/AIDS pada Waria di Padang Tahun 2013. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/99.pdf di unduh 12 November 2017.