BUPATI MANDAILING NATAL
GAN
PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 45 TAHUN 2011
TENTANG
RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI
KANTOR LATIHAN KERJA KABUPATEN MANDAILING NATAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANDAILING NATAL,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten
Mandailing Natal Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Mandailing Natal, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rincian Tugas dan Fungsi Kantor Latihan Kerja Kabupaten Mandailing Natal;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah
Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2437);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negera Republik Indoensia Nomor 4741);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 8 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Mandailing Natal (Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 8); 7. Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Mandailing Natal (Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 3);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Mandailing Natal.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Mandailing Natal.
4. Kantor Latihan Kerja yang selanjutnya disebut Kantor adalah Kantor Latihan Kerja Kabupaten Mandailing Natal.
5. Kepala Kantor Latihan Kerja yang selanjutnya disebut Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Latihan Kerja Kabupaten Mandailing Natal.
6. Sub Bagian Tata Usaha adalah Sub Bagian Tata Usaha pada Kantor Latihan Kerja Kabupaten Mandailing Natal.
7. Seksi adalah Seksi pada Kantor Latihan Kerja Kabupaten Mandailing Natal.
8. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Jabatan Fungsional pada Kantor Latihan Kerja Kabupaten Mandailing Natal.
9. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Mandailing Natal.
BAB II
TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Pertama Kantor
Pasal 2
(1) Kantor mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang latihan kerja.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kantor menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang latihan kerja;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang latihan kerja;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang latihan kerja;
d. pelaksanaan urusan rumah tangga dan administrasi ketatausahaan Kantor; e. pembinaan disiplin pegawai Kantor;
f. pemberian masukan yang perlu kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya;
g. pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan; h. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
Pasal 3 (1) Kantor dipimpin oleh seorang Kepala Kantor.
(2) Kepala Kantor mempunyai tugas dan fungsi memimpin dan
mempertanggungjawabkan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kantor.
(3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Kantor dibantu oleh :
a. Sub Bagian Tata Usaha; b. Seksi Pelatihan Kerja; dan
Bagian Kedua Sub Bagian Tata usaha
Pasal 4
(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pengkoordinasian dan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan program kegiatan dibidang Latihan Kerja, serta pelaksanaan urusan administrasi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan perlengkapan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :
a. koordinasi dan pengumpulan bahan perumusan kebijakan dan program kegiatan dibidang latihan kerja;
b. pelaksanaan urusan administrasi ketatausahaan dan kearsipan serta urusan rumahtangga, perlengkapan dan sarana dan prasarana;
c. pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian;
d. pelaksanaan urusan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan; e. pengkoordinasian dan penyusunan program dan kegiatan kantor;
f. melakukan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan program dan kegiatan kantor;
g. melaksanakan pengumpulan dan penyusunan Renja, RKPD, RENSTRA, KUA/PPAS, LAKIP, LPPD, LKPJ serta bentuk pelaporan lainnya;
h. pemberian masukan yang perlu kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya;
i. pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan; j. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
Bagian Ketiga Seksi Pelatihan Kerja
Pasal 5
(1) Seksi Pelatihan Kerja mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dan program serta penyelenggaraan urusan dibidang pelatihan kerja.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pelatihan Kerja menyelenggarakan fungsi:
a. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan program serta petunjuk teknis dibidang pembinaan pelatihan kerja;
b. pengumpulan, pengolahan serta penyajian data untuk bahan penyusunan dan penyempurnaan estándar pelatihan kerja;
c. penyiapan administrasi pelatihan kerja;
d. penyelenggaraan pelatihan kerja sesuai program dan stándar latihan; e. monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelatihan kerja;
f. penyediaan dan perawatan sarana dan prasarana pelatihan kerja;
g. pemberian masukan yang perlu kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya;
h. pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan; i. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan
Bagian Keempat
Seksi Pemasaran dan Kerjasama Pihak Ketiga
Pasal 6
(1) Seksi Pemasaran dan Kerjasama Pihak Ketiga mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dan program serta penyelenggaraan urusan dibidang pemasaran dan kerjasama pihak ketiga.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pemasaran dan Kerjasama Pihak Ketiga menyelenggarakan fungsi :
a. menyiapkan bahan penyusunan dan program serta petunjuk teknis dibidang pemasaran dan kerjasama pihak ketiga;
b. pengumpulan, pengolahan dan penyajian data untuk bahan penyusunan program pemasaran dan kerjasama dengan pihak ketiga;
c. penyelenggaraan kerjasama pelatihan kerja dengan pihak ketiga;
d. penyelenggaraan kerjasama pendayagunaan fasilitas pelatihan kerja dengan pihak ketiga;
e. penyelenggaraan pemasaran lulusan pelatihan dan hasil pelatihan;
f. penyelenggaraan kerjasama pemasaran lulusan pelatihan dengan pihak ketiga; g. pemberian masukan yang perlu kepada atasan sesuai bidang tugas dan
fungsinya;
h. pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan; i. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
Bagian Kelima
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 7
(1) Pada Kantor dapat ditetapkan Jabatan Fungsional berdasarkan keahlian dan spesialisasi yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur ketentuan yang berlaku. (2) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur
dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk.
(4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja . (5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
(6) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Kantor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB III TATA KERJA
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dan kelompok jabatan fungsinal di lingkungan Kantor wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan pemerintah daerah serta dengan instansi lain di luar pemerintah daerah sesuai dengan tugas masing-masing.
Pasal 9
(1) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
(3) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.
(4) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
(5) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
(6) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Kantor.
Pasal 11
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mandailing Natal.
Ditetapkan di Panyabungan pada tanggal 18 April 2011
Pj.BUPATI MANDAILING NATAL,
ttd.
ASPAN SOFIAN
Diundangkan di Panyabungan pada tanggal 18 April 2011
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN,
ttd.
GOZALI
BERITA DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011 NOMOR 70
Salinan sesuai dengan Aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI SETDAKAB MANDAILING NATAL,
SAMUEL SIMANGUNSONG, SSTP PENATA Tk.I