• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

15 BAB III

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA

A. Persiapan

Dalam mempersiapkan TAMG ini, langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun liturgi ibadah. Proses penyusunan litugi ibadah diawali dengan studi pustaka mengenai Reformasi Gereja, sejarah musik gereja serta nyanyian jemaat mulai dari zaman Reformasi, unsur-unsur liturgi. Langkah selanjutnya adalah menetapkan tema ibadah, yakni “Musica Ecclesia Reformata, Musica Ecclesia Semper Reformanda” dan nats Alkitab yang menjadi dasar khotbah (Efesus 5:19). Liturgi untuk TAMG ini disusun dengan mengikuti pola yang dipakai di kalangan GKI, yakni four-fold pattern of worship yang berdasar pada kisah Yesaya dalam kitab Yesaya pasal 6. Lagu-lagu yang dipakai ibadah dipilih dengan mempertimbangkan isi syair dan fungsinya dalam ibadah, periodisasi musik dan nyanyian jemaat yang berkesinambungan dari awal hingga akhir ibadah, serta kandungan makna teologis di dalam syair. Unsur-unsur liturgis tertulis seperti litani panggilan, nats berita anugerah, litani syukur, nats persembahan, dan berkat, dipilih dan disusun sesuai dengan peruntukannya masing-masing dan kesinambungan antar unsur liturgis dari awal sampai akhir ibadah. Konsultasi dengan para majelis dan pengerja gereja GKI Karangsaru memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyusunan liturgi TAMG ini. Masukan yang diberikan antara lain mengenai urut-urutan prosesi, redaksional kata pembuka, serta pemilihan lagu untuk doa Bapa Kami dan nyanyian respon jemaat.

Langkah persiapan selanjutnya adalah membuat susunan pelayan ibadah dan panitia yang akan membantu persiapan dan pelaksaanan ibadah TAMG ini. Berdasarkan kebutuhan yang tercermin dari liturgi, maka dibutuhkan sebuah orkestra kecil dan kelompok kulintang sebagai pengiring nyanyian jemaat dan paduan suara. Orkestra kecil ini terdiri dari instrumen gesek (biola, biola alto, dan cello), instrumen tiup (flute & trumpet), instrumen perkusi, dan instrumen keyboard (organ, piano), serta keyboard elektronik yang memainkan suara instrument tiup tambahan (clarinet, obo, trombon). Untuk membantu jemaat dalam bernyanyi dan

(2)

16

memperkaya nyanyian jemaat, maka dibentuklah satu tim cantoria yang terdiri dari suara sopran, alto, tenor, dan bass. Seorang procantor dipilih sebagai pemandu nyanyian jemaat. Selain itu, dibutuhkan juga paduan suara dewasa campuran (SATB – Sopran, Alto, Tenor, dan Bass) karena lagu-lagu paduan suara yang dinyanyikan dalam ibadah TAMG ini menggunakan aransemen suara SATB. Sebuah tim liturgical dancer dibutuhkan untuk memperkaya lagu “Pujilah Tuhan, Umat Anug’rah” dan menjadi pembawa salib dan panji-panji saat prosesi.

Mengingat cukup banyaknya elemen-elemen yang harus dipantau selama ibadah, maka dibutuhkan seorang koordinator ibadah yang mengawasi jalannya ibadah serta mengkoordinasi pelayan ibadah, termasuk tim penyambutan dan kolektan. Jumlah alat musik dan penyanyi yang banyak berarti bahwa sistem tata suara (baik live sound maupun rekaman) sebaiknya ditangani oleh orang-orang yang berpengalaman. Operator multimedia (LCD projector, camera, dan video) juga dibutuhkan agar aspek visual dalam ibadah TAMG ini baik. Dekorasi juga diperlukan agar nuansa yang nampak dalam ruang ibadah juga sesuai dan mendukung ibadah TAMG ini. Selain itu, diperlukan juga orang yang menangani untuk kebutuhan logistik seperti konsumsi dan akomodasi.

Penyusunan aransemen musik diawali dengan mempelajari lagu-lagu yang dipakai dalam ibadah TAMG ini. Lagu-lagu tersebut dikaji latar belakang historisnya, penulis syair dan pencipta melodinya, makna syair, dan posisinya dalam liturgy. Selain itu, penulis juga melakukan studi pustaka untuk mengetahui karakteristik musik dari masing-masing zaman, dan akhirnya membuat aransemen yang sesuai dan mendukung syair lagu.

A.1 Persiapan Paduan Suara

Paduan suara yang melayani dalam ibadah TAMG ini adalah Paduan Suara (PS) Nafiri Christi dari GKI Karangsaru. Paduan suara dewasa campuran (SATB) dengan anggota rata-rata berusia di atas 40 tahun ini berlatih setiap hari Minggu malam jam 19.00 – 21.00. Mengingat paduan suara ini juga memiliki jadwal pelayanan lain, maka diadakan kesepakatan untuk berlatih lagu-lagu untuk ibadah TAMG ini pada hari Minggu jam 19.00 – 20.00, dengan latihan

(3)

17

tambahan pada hari Rabu jam 19.00 – 20.30. Dalam ibadah TAMG ini, PS Nafiri Christi menyanyikan lagu Mazmur 98 dari Mazmur Jenewa sebagai prelude sebelum ibadah dimulai, dan “Hendaklah Kamu Penuh Dengan Roh” karya H.A. Pandopo yang dinyanyikan sesudah khotbah.

Mazmur 98 yang tidak memiliki tanda sukat membuat PS Nafiri Christi kesulitan dalam menyanyikannya. Untuk mengatasinya, paduan suara dilatih untuk memperhatikan arah musik sesuai dengan alur melodi lagu ini, dan memperhatikan arahan dari pengabah. Selain itu, adanya bait yang menempatkan melodi pada tenor juga berarti keseimbangan masing-masing suara perlu disesuaikan agar melodi tetap terdengar dengan jelas.

Lagu “Hendaklah Kamu Penuh Dengan Roh” yang pendek dan berbait-bait memiliki potensial untuk menjadi monoton. Oleh karena itu, dinamika pada lagu ini diolah sehingga menghasilkan kontras pada bagian-bagian tertentu sesuai dengan syair lagunya.

A.2 Persiapan Cantoria

Cantoria yang melayani di ibadah TAMG ini merupakan mahasiswa Progdi Seni Musik FBS UKSW. Latihan diadakan setiap hari Jumat jam 08.00 – 10.30 di kampus Progdi Seni Musik FBS UKSW, dengan latihan tambahan pada hari Senin pukul 12.00 – 13.30 pada 2 minggu menjelang ibadah TAMG. Selain bertugas untuk memandu jemaat dalam menyanyi, para cantoria juga turut menyanyi bersama dengan PS Nafiri Christi, dan menjadi solois dalam lagu-lagu tertentu. Kemampuan membaca notasi yang baik serta teknik vocal yang sudah terasah memudahkan para cantoria untuk mempelajari nyanyian-nyanyian jemaat dan paduan suara yang jumlahnya cukup banyak dalam waktu yang cukup singkat.

A.3 Persiapan Orkestra Kecil

Latihan untuk orkestra kecil yang mengiringi ibadah TAMG ini diadakan sebanyak dua kali, yakni pada hari Minggu, 23 Oktober pukul 17.00 – 20.00, dan Sabtu, 29 Oktober pukul 18.00 – 20.30. Para musisi dalam orkestra kecil

(4)

18

ini merupakan orang-orang yang telah menguasai instrumen masing-masing dan mampu membaca notasi balok dengan lancar. Sebagian merupakan mahasiswa dan alumni dari Progdi Seni Musik FBS UKSW dan sebagian lagi adalah mahasiswa dan alumni dari universitas lain. Para musisi ini tidak semuanya berdomisili di kota yang sama, sehingga membutuhkan koordinasi dan perencanaan latihan yang matang agar latihan bisa dilakukan dengan efektif dan efisien, demikian juga dengan transportasi dan akomodasi yang perlu dipersiapkan jauh hari sebelumnya. Pada minggu terakhir menjelang pelaksanaan TAMG, terjadi perubahan susunan pemain karena ada pemain yang sakit dan mengundurkan diri.

A.4 Persiapan Tim Kulintang

Tim Kulintang yang melayani dalam ibadah TAMG ini adalah tim Sound of Heaven dari GKI Karangsaru. Tim kulintang ini terbentuk pada tahun 2015, dan beranggotakan jemaat dewasa. Dalam membuat partitur untuk tim kulintang, penulis berkonsultasi dengan pelatih tim ini agar partitur yang dibuat bisa dimengerti dengan lebih mudah. Tim kulintang Sound of Heaven berlatih setiap hari Selasa pukul 18.00 – 19.30, dan dalam ibadah TAMG ini mereka memainkan lagu “Ucap Syukur Pada Tuhan” pada saat ritus persembahan.

A.5 Persiapan Liturgical Dancer

Sebuah tim liturgical dancer yang beranggotakan jemaat muda GKI Karangsaru dibentuk untuk memperkaya lagu “Pujilah Tuhan, Umat Anug’rah” dan menjadi pembawa salib dan panji-panji pada saat prosesi. Tim yang terdiri dari enam orang wanita ini dikoordinasi oleh seorang pelatih dan berlatih dalam 4 kali pertemuan sebelum pelaksanaan ibadah TAMG ini. Saat berlatih, tim ini sempat kesulitan dalam menyelaraskan gerakan karena tidak ada iringan musik yang bisa dijadikan referensi. Hal ini diatasi dengan merekam musik iringan dalam bentuk file MIDI, sehingga dapat diputar melalui keyboard yang tersedia di tempat latihan mereka.

(5)

19 A.6 Persiapan Ruang Ibadah

Persiapan ruang ibadah dimulai dengan merancang dekorasi serta tata letak masing-masing elemen dalam ibadah, selain itu diperlukan juga persiapan sistem tata suara, slide lagu-lagu dan liturgi yang akan ditampilkan melalui LCD projector. Warna merah dipilih menjadi warna liturgis. Merah melambangkan sukacita, semangat, kekuatan, pengurbanan, dan keberanian.1 Warna ini biasanya digunakan untuk hari-hari bertema perjuangan, kemartiran, dan pekabaran Injil, sehingga sesuai dengan tema ibadah peringatan hari Reformasi Gereja. Sebagai pernyataan semangat reformasi, maka dibuat panji-panji bertuliskan lima motto reformasi : Sola Scriptura, Sola Gracia, Sola Fide, Solus Christus, dan Soli Deo Gloria. Proses penataan dan dekorasi ruang ibadah dimulai pada hari Jumat, 27 Oktober 2016 karena pada hari sebelumnya ruang ibadah masih digunakan untuk acara puncak Bulan Keluarga GKI Karangsaru. Kerusakan mixer pada sistem tata suara gereja pada hari sebelumnya menyebabkan desain sistem tata suara terpaksa dirombak untuk mengatasi kendala akibat kerusakan master section pada mixer tersebut.

A.7 Gladi Bersih

Gladi bersih untuk ibadah TAMG ini dilaksanakan pada hari sebelumnya, yakni Sabtu, 29 Oktober jam 18.00 – 20.30. Dalam gladi bersih ini, semua pelayan ibadah hadir dan gladi bersih dilakukan dengan melaksanakan cara menjalankan liturgi dari awal hingga akhir. Dari gladi bersih diperoleh masukan-masukan dari para peserta gladi bersih agar ibadah TAMG ini bisa berlangsung dengan lancar. Masukan yang cukup signifikan antara lain adalah perubahan urutan antara prelude Mazmur 98 dengan pembacaan warta lisan, mengingat adanya majelis pembaca warta lisan yang juga ikut serta menyanyi dalam paduan suara.

(6)

20 B. Pelaksanaan

Ibadah TAMG dilaksanakan pada hari Minggu, 30 Oktober 2016 jam 06.00, 09.00, and 17.00, sesuai dengan jam kebaktian Minggu di GKI Karangsaru. Setiap kali sebelum ibadah berlangsung, PS Nafiri Christi dan tim cantoria menyanyikan Mazmur 98 sebagai prelude, dan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan warta lisan oleh majelis. Secara garis besar, liturgi ibadah TAMG ini terdiri dari empat bagian, sesuai dengan pola four-fold pattern of worship.

Bagian pertama adalah “Kita Berhimpun”. Pada bagian awal ini, umat diajak untuk berkumpul dan beribadah kepada Tuhan. Bagian ini diawali dengan Litani Panggilan Beribadah berdasarkan Mazmur 46 yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi sambil jemaat menyanyikan lagu “Allahmu Benteng Yang Teguh”. Setelah votum dan salam, pengkhotbah menyampaikan kata pembuka yang memaparkan tema ibadah pada hari Minggu tersebut, dan dilanjutkan dengan nyanyian “Hai Mari Sembah”. Ritus pengakuan dosa diawali dengan doa pengakuan dosa dan menyanyikan bait ke-1 dan 2 lagu “Di SalibMu ‘Ku Sujud”. Sebelum bait ke-3 lagu tersebut dinyanyikan, pengkhotbah menyampaikan Berita Anugerah dari Yohanes 5:24. Umat yang telah menerima pengampunan dari Tuhan diajak untuk mengungkapkan rasa syukurnya melalui Litani Syukur berdasarkan Mazmur 103, dan menyampaikan salam damai kepada jemaat disekitarnya. Lagu “Puji Yesus” menjadi respon jemaat atas anugerah pengampunan dari Allah dalam karya Yesus Kristus.

Bagian kedua adalah “Kita Mendengar SabdaNya”. Pada bagian ini, umat diajak untuk mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan melalui khotbah dan nyanyian. Bagian ini diawali dengan doa epiklesis, dan dilanjutkan dengan pembacaan firman Tuhan dari Efesus 5:19. Setelah khotbah disampaikan, pianis memainkan musik instrumen singkat untuk mengiringi saat teduh, dan kemudian PS Nafiri Christi dan tim cantoria menyanyikan lagu “Hendaklah Kamu Penuh Dengan Roh” karya H.A. Pandopo. Majelis mengajak jemaat untuk mengakui iman dalam Pengakuan Iman Rasuli, dan mengucapkan selamat kepada anggota jemaat yang berulang tahun dan / atau baru pertama kali hadir beribadah di GKI

(7)

21

Karangsaru. Bagian ini diakhiri dengan Doa Syafaat yang diakhiri dengan menyanyikan doa Bapa Kami dengan melodi oleh Untung Ongkowidjaja.

Bagian ketiga adalah “Kita Mengucap Syukur”. Pada bagian ini, jemaat diajak untuk mengucap syukur dengan memberikan persembahan dan mengungkapkannya melalui nyanyian “Ucap Syukur Pada Tuhan”. Lagu ini diiringi oleh tim kulintang Sound of Heaven serta instrument tiup dan perkusi. Bagian ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh majelis.

Bagian terakhir adalah “Kita Diutus”. Pada bagian ini, jemaat diutus ke dalam dunia dan menerima berkat dari Tuhan. Lagu “Pujilah Tuhan Umat Anug’rah” menjadi lagu pengutusan, dan “Haleluya Amin” karya Nolan Williams Jr. menjadi respon jemaat atas berkat Tuhan. Setelah ibadah selesai, jemaat diminta untuk mengambil waktu teduh sejenak sebelum meninggalkan ruang ibadah.

Ketiga ibadah pada hari Minggu tersebut dimulai tepat waktu, dan secara umum berjalan dengan lancar sesuai dengan liturgi yang dirancang. Hal ini tidak lepas dari perencanaan dan persiapan yang matang, serta kesiapan dari tiap pelayan ibadah dalam melaksanakan tugas masing-masing. Masukan-masukan yang didapat dari gladi bersih terbukti membuat ibadah menjadi lebih lancar, tanpa ada jeda yang tidak bermanfaat. Meskipun pada kebaktian jam 06.00 sempat terjadi kendala dengan sistem tata suara (terkadang muncul feedback), hal tersebut bisa diatasi pada jam-jam kebaktian berikutnya. Secara rata-rata, ibadah berlangsung dalam waktu 90 menit dan dihadiri sekitar 200 orang (pukul 06.00 dan 17.00), dan 400 orang (pukul 09.00). Pada kebaktian pukul 09.00, paduan suara Nafiri Christi tida duduk di dalam ruang ibadah, melainkan menempatkan diri di Balai Immanuel, guna memberi tempat duduk bagi jemaat yang hendak beribadah pada jam tersebut.

C. Evaluasi

Respon jemaat yang disampaikan kepada penulis berkaitan dengan pelaksanaan ibadah TAMG ini cukup beragam. Sebagian besar merupakan respon positif, jemaat mengapresiasi keindahan musik dan liturginya, dan ada yang mengusulkan agar kebaktian seperti ini lebih sering diadakan di GKI Karangsaru. Namun ada juga yang merasa level suara yang keluar dari loudspeaker utama

(8)

22

kurang keras, ada beberapa penempatan dekorasi yang kurang tepat sehingga menghalangi pandangan, serta tata letak pemusik dan cantoria yang terlalu sempit sehingga menyulitkan pergerakan. Respon dari jemaat ini telah disampaikan kepada Komisi Kebaktian GKI Karangsaru sebagai masukan jika kebaktian serupa diadakan di masa mendatang.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan indeks seperti di atas, dapat disimpulkan struktur komunitas plankton di perairan Teluk

Adapun struktur narasi sastra kitab pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup (Chamamah-Soeratno, 1982:209). Pendahuluan dimulai dengan

Pada penelitian ini akan dirancang suatu implementasi jaringan smarthome berbentuk prototype miniatur rumah modelsmarthome yang bekerja secara otomatis dengan menggunakan modul

kornpefa:i. Jni pendapat kami sekaligus pernyataan.. Apakah saya yang salah mengerti, tapi saya kira penetapan wilayah kompetisi sebenarnya tidak perlu ditetapkan dengan

Sousa dan Sousa (2010) yang menunjukkan bahwa terapi musik pasif berupa kegiatan mendengarkan music adalah salah satu terapi yang efektif untuk membuat perubahan secara

Untuk dapat membuat dokumen HTML, selain harus mengerti tag atau skrip, juga dapat menggunakan bantuan software-software pengolah dokumen HTML sehingga kita bisa

Apabila bermaksud untuk membuat sebuah aplikasi data mining, dapat dilakukan dengan mengakses program yang terdapat pada Weka dengan menggunakan bahasa sendiri, karena class

Sebelumnya perlu dijelaskan mengenai klausa topik-komen, yaitu klausa yang digunakan untuk menyoroti frasa nominal tertentu. Frasa tersebut diambil dari klausa dasar