i
KAJIAN BATIK INDONESIA
KARYA GO TIK SWAN PANEMBAHAN HARDJONAGORO
DI KOTA SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh: M. RUDIANTO
C0913025
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : M. Rudianto
NIM : C0913025
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Kajian Batik Indonesia Karya Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro di Kota Surakarta”, benar-benar merupakan hasil kaya sendiri, dan bukan merupakan pengabilalihan tulisan orang lain yang saya akui, kecuali bagian tertulis tertentu yang saya ambil sebagai acuan atau referensi dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan kaya ilmiah yang lazim. Apabila ada kemudian hari terbukti bahwa kaya ilmiah ini hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Surakarta, 12 April 2017
v
MOTTO
Demi langit serta pembinaannya, demi bumi serta penghamparannya, demi
jiwa serta penyempurnaan, maka Dia mengilhamkan kepadanya jalan
kejahatan dan ketakwaan, sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin
Rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup umat-Nya.
Kepada Rosullulloh SAW, semoga sholawat dan salam selalu tercurah kepada
Beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabatnya.
Disusun dan digoreskan utuk tujuan hidup yang
lebih baik, dengan semangat memerdekakan
diri dan sesama melalui mimpi dan cita-cita.
Berkat dukungan, pertolongan, dan limpahan
kebersamaan karya sederhana ini penulis
persembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta atas segala doa,
kasih sayang, kesabaran, keringat, dan
untaian doa yang selalu hadir menyertai
langkah penulis
2. Kakak yang selalu support
3. Nenek yang selalu memberi doa dan
nasihat terbaik
4. Dosen pengajar, pembimbing, dan
almamater yang aku banggakan
5. Sahabat-sahabat terbaik dengan segala
semangat, dukungan, serta bantuannya
dalam hal perkuliahan, pengalaman hidup,
maupun penyusunan tugas akhir ini
vii
ABSTRAKSI
Batik merupakan suatu cara penerapan corak di atas kain melalui proses rintang warna dengan malam panas sebagai medium perintangnya, menggunakan alat canting, cap, atau kuas. Secara historis, batik sangat erat hubungannya dengan Kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa pada masa lalu. Pengembangan batik dengan gencar berlangsung di masa kerajaan Mataram pada tahun 1600-1700. Pada kurun waktu itulah batik meluas ke seluruh daerah Jawa, digunakan untuk keperluan upacara dan busana bangsawan, dan mulailah para seniman keraton menciptakan berbagai macam motif batik. Pembendaharaan desain batik berkembang dari berbagai orientasi estetika, pada keraton-keraton Jawa Tengah, desain kerap terinspirasi oleh ritual. Kalangan atas berpartisipasi dalam acara ritual dan ikut serta dalam menentukan desain batik. Terdapat batik klasik yang memiliki pakem atau batasan-batasan tertentu pada ornamen maupun warnanya. Meluasnya kebudayaan membatik hingga lahirlah batik pesisir dengan corak yang terpengaruh oleh para pendatang. Kemunculan batik pesisiran merupakan periode baru dalam dunia batik. Periode inilah yang pantas disebut sebagai batik modern, bentuk batik pesisir telah berkembang sangat luas dengan berbagai pengaruh dari budaya yang dibawa para pendatang dalam perdagangan, penyebaran agama, maupun penjajah. Mengutamakan tampilan motif dan warnanya, sehingga fungsi batik sudah bukan lagi dominan sebagai pusaka seperti pada batik keraton yang penuh dengan aturan dan makna filosofis.
Salah satu pelopor dalam dunia batik di Kota Surakarta adalah Go Tik Swan Panembahan Hardjoanagoro, lahir pada tahun 1931 dan meninggal dunia 5 November 2008. Beliau merupakan kreator lahirnya Batik Indonesia yang terinspirasi oleh perintah Presiden Soekarno. Batik Indonesia merupakan paduan canggih unsur-unsur batik di Nusantara, yakni batik klasik dan batik pesisir dalam perancangan motif maupun penggunaan warnanya. Karya Go Tik Swan berjaya di tahun 1960-1970-an. Go Tik Swan menjadikan konsep nunggak semi sebagai dasar penciptaan karya batinya. Batik Indonesia yang modern dan multi warna, tetapi tidak meninggalkan akarnya yaitu kebudayaan Jawa ditinjau dari segi perancangan motif, proses produksi, serta pemaknaannya. Penelitian bertujuan untuk mempelajari dasar pemikiran Batik Indonesia berdasarkan konsep nunggak semi oleh Go Tik Swan, mengetahui proses pencitaan dan perwujudan Batik Indoneisa, serta memahami peran “nunggak semi” pada corak Batik Indonesia karya Go Tik Swan. Pemahaman pembaruan terhadap suatu karya dapat dilakukan pada karya seni batik, adanya warisan adiluhung batik-batik klasik diperkenangkan untuk menjadikan ispirasi dalam berkarya, dengan tetap mempertahankan aspek-apek penting dalam pembatikan sebagai warisan kebudayaan dari nenek moyang Suku Jawa. Diterapkanlah konsep nunggak semi sebagai landasan dalam berkarya sehingga tetap pada koridor yang benar dalam pemaknaan, pembuatan, serta penggunaannya.
viii
ABSTRACT
Batik is a process of implementing pattern on the fabric through color barrier process using hot candle as its barrier media and using canting, stemp, or brush as the tools. Historically, batik had a close relationship with Majapahit Kingdom and another Islamic kingdom in Java. Batik growth in Mataram Kingdom in 1600-1700 rapidly. At those time, batik expanded to the entire Java used for ceremonial need and nobility cloth, then the palace artist created various motif of batik. Batik design growth from some aesthetic orientation, in Java Palace batik design inspired by ritual. The upper classes folk participated in the ritual and participated in determining batik design. There was classical batik which has a pakem or certain ornament and color on it. Widespread of batik culture encourage coastal batik to born with the pattern that affected by migrants. The appearance of coastal batik was a new period in the batik world. This batik period called modern batik, coastal batik design had growth widely which affected by migrant culture from trading, proselytism, or colonialism. Because of the color and motif of batik priority, the batik function is not as a heritage anymore.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum Wr. Wb.
Memanjatkan puji syukur Alhamdulillah, kehadit Allah SWT atas segala rahmat dan hidayat-Nya yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Kajian Batik Indonesia Karya Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro di Kota Surakarta”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan tersusun tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan pengaruh dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret. 2. Ahmad Adib, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas
Sebelas Maret.
3. Dra. Tiwi Bina Affanti, M.Sn., selaku Kepala Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret.
4. Ir. Aji Isworo Josep, M.Sn., selaku Koordinator Mata Kuliah Tugas Akhir program studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret.
5. Prof. Dr. Nanang Rizali, MSD., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang dengan sabar dan tulus telah memberikan banyak masukan, arahan, serta bimbingan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Dra. Theresia Widyastuti, M.Sn., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II dengan segala waktu serta pemikiran yang telah tercurahkan kepada penulis, serta bimbingan dan arahan hingga terselesainya penulusan skripsi ini.
x
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan bekal ilmu dan motivasi, serta para staf yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini dalam hal penyusunan kelengkapan dokumen dan administrasi.
9. Para narasumber yang telah meluangkan waktu, informasi, serta ilmunya: Hardjosoewarno, Supiyah Anggraini, Dra. Endang Tri Winarni, M. Hum., Sumartun, dan seluruh karyawan Dalem Hardjonegaran.
10. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah mengorbankan segalanya. Terima kasih atas doa restu, limpahan kasih sayang, dan segala nasihat yang akhirnya bisa menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
11. Kakak dan nenek tercita, support, doa, nasihat dan dukungan yang selalu mengalir utuk tercapainya semua ini.
12. Sahabat terbaik, teman-teman UMS, UNS, dan pihak lain yang banyak membantu dan memberi dukungan dalam perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini. Menjadi sahabat dalam berbagai hal, dan menjadi penyemangat dan pengingat dalam lelah, salah, dan kemalasan.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis sangat berterima kasih apabila di antara pembaca ada yang memberikan saran atau kritik yang membangun guna memperluas wawasan penulis sebagai proses pembelajaran diri.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga penulisan skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca, praktisi, dan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya.
Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 12 April 2017
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAKSI ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan ... 5
D. Manfaat ... 5
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Tinjauan Pustaka ... 8
1. Batik ... 8
a. Penamaan Batik ... 11
xii
1) Batik Tulis ... 14
2) Batik Cap ... 14
3) Batik Lukis ... 15
c. Warna Batik ... 17
d. Ragam Hias Batik ... 18
1) Corak Batik ... 18
2) Susunan Motif Batik ... 19
3) Pengaruh terhadap Corak ... 20
e. Fungsi Batik ... 22
1) Status Sosial ... 23
2) Upacara dan Ritual ... 25
3) Berdasarkan Jenis Penggunaannya ... 26
f. Daerah Pembuatan Batik ... 28
2. Batik Klasik ... 29
a. Pengertian Batik Klasik... 29
b. Ornamen Batik Klasik ... 32
3. Batik Pesisir ... 36
a. Perkembangan Batik Nusantara ... 37
b. Batik Indonesia Karya Go Tik Swan ... 40
1) Inspirasi Go Tik Swan ... 40
2) Batik Karya Go Tik Swan ... 43
B. Teori dan Kerangka Pemikiran ... 49
xiii
A. Jenis Penelitian ... 53
B. Lokasi Penelitian ... 54
C. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 54
D. Teknik Sampling ... 57
E. Validasi Data ... 58
F. Teknik Analisis Data ... 61
BAB IV KAJIAN BATIK INDONESIA KARYA GO TIK SWAN ... 64
A. Batik di Kota Surakarta ... 64
1. Perkembangan Batik di Surakarta ... 64
2. Batik Indonesia Karya Go Tik Swan ... 67
B. Batik Indonesia Karya Go Tik Swan Periode 1950-1990 ... 70
1. Dasar Pemikiran Batik Indonesia Berdasarkan Konsep Nunggak Semi oleh Go Tik Swan ... 71
2. Proses Penciptaan dan Perwujudan Batik Indoneia karya Go Tik Swan. ... 75
3. Peran Nunggak Semi pada corak Batik Indonesia karya Go Tik Swan ... 91
BAB V PENUTUP ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Kerangka Pemikiran ... 52
Gambar 2: Skema Analisis Sejarah ... 62
Gambar 3 : Tumurun Sri Nalendra ... 73
Gambar 4: Peksi Huk ... 73
Gambar 5: Kusuma Sri Nalendra ... 74
Gambar 6: Kerangka Penciptaan Desain Batik oleh Go Tik Swan ... 75
Gambar 7: Proses Memola ... 76
Gambar 8: Hail Pembatikan Klowongan ... 77
Gambar 9: Penembokan dengan Canting dan Malam Tembok ... 77
Gambar 10: Proses Pencelupan Warna ... 78
Gambar 11: Proses Pengecekan ... 78
Gambar 12: Proses Mbironi ... 79
Gambar 13: Pengecekan Setelah Penutupan untuk Pewarnaan Soga Muda .... 79
Gambar 14: Pencelupan Warna Soga Muda ... 80
Gambar 15: Proses Pembasahan Kain Sebelum Dimasukkan Air Mendidih .. 80
Gambar 16: Membatik Bagian yang Tetap Diinginkan Berwarna Putih Sebelum Diwarna Soga Tua ... 81
Gambar 17: Kain setelah Pewarnaan Soga Tua ... 81
Gambar 18: Pelorodan ... 82
Gambar 19: Parang Bima Kurda ... 83
xv
Gambar 21: Kukilo Pekso Wani ... 85
Gambar 22: Sawunggaling ... 86
Gambar 23: Raditya Kusumo ... 87
Gambar 24: Slobok Jamangan ... 88
Gambar 25: Kembang Bangak ... 89
Gambar 26: Batik Klasik Parang Pamor ... 94
Gambar 27: Karya Go Tik Swan Parang Bima Kurda ... 94
Gambar 28: Batik Klasik Pisan Bali ... 95
Gambar 29: Karya Go Tik Swan Pisan Bali ... 95
Gambar 30: Batik Klasik Slobok ... 96
Gambar 31: Karya Go Tik Swan Slobok Jamangan ... 96
Gambar 32: Batik Klasik Lokcan ... 97