PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH
MATERI KHILAFAH DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS
ICT PADA SISWA KELAS XII IPS I MADRASAH ALIYAH
NEGERI (MAN) TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ABDUL MUKHLIS 111-13-243
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH
MATERI KHILAFAH DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS
ICT PADA SISWA KELAS XII IPS I MADRASAH ALIYAH
NEGERI (MAN) TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ABDUL MUKHLIS 111-13-243
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
“Makin Bersyukur Makin Bahagia”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Almamater Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Bapak dan Ibuku yang telah memberikan kesempatan
kepadaku untuk belajar.
3. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Tahun
2013 Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang selalu
kompak.
4. Dosen pembimbing yang dengan keikhlasan dan
kesabaranya selalu memberikan arahan sampai terselesainya
skripsi ini.
5. Semua Dosen Pengajar Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Kepala Madrasah dan Dewan Guru Madrasah Aliyah Negeri
Tengaran.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Illahi Robbi karena atas
rahmat dan pentunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL
BELAJARAN MATA PELAJARAN FIQH MATERI KHILAFAH DENGAN
PEMBELAJARN BERBASIS ICT PADA SISWA KELAS XII IPS I MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018” sesuai dengan rencana atau jadwal yang telah ditetapkan. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 jurusan Pendidkan Agama Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi penelitian
tindakan kelas ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi dan
ABSTRAK
Mukhlis, Abdul. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqh Materi Khilafah dengan Pembelajaran Berbasis ICT pada Siswa Kelas XII IPS I Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga 2017. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Pembelajaran Berbasis ICT
Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPS I MAN Tengaran pada mata pelajaran Fiqh dengan model pembelajaran berbasis Information and Comunication Technology (ICT). Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan model pembelajaran berbasis Information and Comunication Technology (ICT) dalam pembelajaran Fiqh dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPS I MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018?.
Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrumen penelitian lainya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Fiqh Materi Khilafah. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil belajar melalui tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII IPS I MAN Tengaran yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri 13 laki-laki dan 17 perempuan. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model pembelajaran berbasis Information and Comunication Technology (ICT) pada saat pembelajaran Fiqh.
DAFTAR ISI
Sampul ... i
Lembar Berlogo ... ii
Judul ... iii
Persetujuan Pembimbing ... iv
Pengesahan Kelulusan ... v
Pernyataan Keaslian ... vi
Moto dan Persembahan ... vii
Kata Pengantar ... viii
Abstrak ... x
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xv
Daftar Gambar... xvi
Daftar Lampiran ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Hipotesis Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasioanl ... 7
H. Sistematika Penulisan ... 22
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ... 24
1. Pengertian Hasil Belajar ... 24
2. Indikator Hasil Belajar ... 25
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 27
B. Pembelajaran Fiqh 1. Mata Pelajaran Fiqh ... 32
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqh... 33
C. Pembelajaran Berbasis ICT 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis ICT ... 38
2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis ICT ... 41
3. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis ICT ... 45
D. Kaitan Mata Pelajaran Fiqh dengan Pembelajran Berbasis ICT .. 47
E. Penelitian yang Relevan ... 48
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN Tengaran ... 50
2. Letak Geografis ... 51
3. Visi dan Misi ... 51
4. Struktur Organisasi ... 52
7. Aktifitas Pendidikan ... 58
B. Subyek Penelitian 1. Jumlah Peserta Didik ... 62
2. Kemampuan Awal Peserta Didik Sebelum Penelitian (Pra Siklus) ... 63
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan ... 65
2. Pelaksanaan ... 66
3. Pengamatan ... 67
4. Refleksi ... 68
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan ... 70
2. Pelaksanaan ... 70
3. Pengamatan ... 71
4. Refleksi ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 74
1. Tahap Pra Siklus ... 74
2. Siklus I ... 76
3. Siklus II ... 78
B. Pembahasan ... 79
B. Saran ... 87
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Struktur Organisasi MAN Tengaran Kabupaten Semarang Tahun
2017-2018 ... 53
Tabel 3.2 : Keadaan Guru MAN Tengaran Kabupaten Semarang ... 55
Tabel 3.3 : Keadaan Siswa MAN Tengaran Kabupaten Semarang ... 57
Tabel 3.4 : Sarana dan Prasarana MAN Tengaran Kabupaten Semarang ... 58
Tabel 3.5 : Program Kurikuler ... 59
Tabel 3.6 : Ekstra Kurikuler ... 61
Tabel 3.7 : Daftar Siswa Kelas XII IPS I MAN Tengaran ... 62
Tabel 3.8 : Nilai Kemampuan Awal Peserta Didik Sebelum Penelitian ... 63
Tabel 3.9 : Hasil Evaluasi Pra Siklus ... 65
Tabel 3.10 : Data Observasi Guru Siklus I ... 67
Tabel 3.11 : Data Observasi Siswa Siklus I ... 68
Tabel 3.12 : Data Observasi Guru Siklus II ... 72
Tabel 3.13 : Data Observasi Siswa Siklus II ... 72
Tabel 4.1 : Hasil Evaluasi Pra Siklus ... 75
Tabel 4.2 : Hasil Evaluasi Siklus I ... 76
Tabel 4.3 : Hasil Evaluasi Siklus II ... 78
Tabel 4.4 : Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus ... 82
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Silabus Fiqh Kelas XII Semester I MAN Tengaran ... 93
Lampiran 2: Soal dan Jawaban Pra Siklus ... 96
Lampiran 3 : Daftar Nilai Tes Pra Siklus ... 100
Lampiran 4: RPP Siklus I ... 103
Lampiran 5: Soal dan Jawaban Siklus I ... 115
Lampiran 6: Daftar Nilai Tes Siklus I ... 120
Lampiran 7: RPP Siklus II ... 123
Lampiran 8: Soal dan Jawaban Siklus II ... 136
Lampiran 9: Daftar Nilai Tes Siklus II ... 141
Lampiran 10 : Dokumentasi ... 144
Lampiran 11 : Lembar Konsultasi ... 148
Lampiran 12 : Surat Penunjukan Pembimbing ... 151
Lampiran 13 : Surat Ijin Penelitian ... 153
Lampiran 14 : Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 155
Lampiran 15 : Daftar SKK ... 157
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam adalah ilmu yang mempelajari tentang syari‟at -syari‟at agama Islam yang meliputi pemerintahan Islam, kewajiban manusia,
harkat martabat, dan segala sesuatu yang menyangkut tatanan kehidupan makhluk ciptaan –Nya. Oleh karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini tidak lepas dari ilmu agama sebagai salah satu ilmu dasar. Ilmu kedokteran, teknologi industri, teknologi manufaktur dan
teknologi informasi, misalnya perkembangan pesat di bidang teknologi imformasi dan komunikasi saat ini, seperti telepon selular dan satelit tidak lepas dari aplikasi dari pembelajaran agama.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, harus selaras dengan peningkatan mutu SDM (Sumber Daya Manusia) agar arah perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menuju sasaran yang tepat. Sebagai pendidik, perhatian yang seksama dalam peningkatan mutu SDM, khususnya dalam melihat permasalahan-permasalahan dan perkembangan di dalam
proses pembelajaran, siswa maupun bahan ajar yang diajarkan.
Pembelajaran Agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
kemampuan dalam pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) masih
dibawah standar, secara umum hasil belajar dianggap masih di bawah rata-rata. MAN Tengaran sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam,
mempunyai andil dan tanggung jawab yang besar dalam mengenalkan dan mengajarkan pendidikan agama kepada peserta didik selaku generasi penerus
muslim. Diantara upaya konkrit yang telah dilakukan MAN Tengaran yaitu dengan melaksanakan pembelajaran Fiqh kepada peserta didiknya. Selain Fiqh, untuk menambah pengetahuan dan penghayatan pendidikan agama Islam
kepada peserta didik, MAN Tengaran juga memberikan pembelajaran agama lainya, seperti Aqidah Akhlak, Al-Qur‟an Hadist, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan Bahasa Arab.
Berdasarkan identifikasi masalah awal peneliti di lapangan, menunjukkan masih terdapat kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran Fiqh di MAN Tengaran. Diantaranya yaitu:
1. Masih rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini
terlihat dari kurangnya siswa yang mau bertanya berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah disampaiakn oleh guru.
2. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini
ditunjukkan dengan masih adanya siswa yang berbicara sendiri dengan temanya saat guru sedang memberikan penjelasan.
penugasan. Penggunaan model pembelajaran yang klasikal ini sangat
mempengaruhi keaktifan dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
4. Guru kurang bisa memanfaatkan media atau sarana prasarana penunjang pembelajaran yang sudah ada, seperti: LCD, Proyektor, dan Internet.
Penggunaan media atau sarana prasarana tersebut sangat membantu sekali dalam menumbuhkan perhatian, motivasi dan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
5. Masih rendahnya daya serap siswa. Hal ini nampak dari rata-rata hasil belajar siswa yang masih banyak dibawa kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yang ditetapkan oleh madrasah yaitu 70.
Fakta hasil ulangan pada kompetensi dasar (KD) sebelumnya yaitu yang dilakukan pada bulan Juli 2017 diperoleh hasil bahwa hanya sebelas (11)
siswa atau 37 % dari 30 siswa di kelas XII IPS I Semester ganjil Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tengaran Kabupaten Semarang yang dinyatakan
mencapai ketuntasan atau yang mendapat nilai di atas 70, sedangkan sisanya 19 siswa atau 63 % masih belum mencapai KKM.
Setelah mengetahui beberapa masalah di atas, peneliti mengambil
kesimpulan, bahwa masalah utama dari beberapa masalah tersebut yaitu masih rendahnya hasil belajar siswa di MAN Tengaran. Rendahnya hasil belajar
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:218), salah fatu faktor dominan
yang menyebabkan rendahnya hasil belajar adalah guru dan cara mengajarnya. Guru mempunyai peranan penting dan strategis dalam menumbuhkan
keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Penggunaan model pembelajaran yang tepat oleh guru diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Apabila guru salah dalam memilih model pembelajaran, maka dimungkinkan daya serap peserta didik terhadap materi yang disampaikan juga rendah. Dengan demikian guru harus pandai dalam memilih model
pembelajaran yang tepat dalam menyampaiakan materi pembelajaran.
Permasalahan ini akan saya sikapi dengan memberikan rangsangan
dengan penerapan penggunaan media pembelajaran yang berbasis ICT (Information and Communication Technology), karena dengan memberikan
media pembelajaran berupa ICT maka siswa akan termotivasi, tertantang,
menyenangkan, terinspirasi dan interaktif, karena menurut Asnawir & Usman (2002:14) manfaat media pembelajaran mampu untuk mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan indera.
Beradasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin membuktikan kegunaan pembelajaran yang berbasis ICT melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dengan mengambil judul ”Peningkatan hasil Belajar Mata Pelajaran
Fiqh Materi Khilafah dengan Pembelajaran Berbasis ICT pada Siswa kelas
XII IPS I Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini adalah apakah melalui
pembelajaran yang berbasis ICT dapat meningkatkan hasil belajar materi khilafah pada siswa kelas XII IPS I Madrasah Aliyah Negeri Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018? C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi Khilafah melalui pembelajaran yang berbasis ICT di Madrasah Aliyah
Negeri Tengaran Kabupaten Semarang D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Tindakan
Didasarkan pada sintesis antara masalah utama dengan teori yang ada, dengan ini hipotesis dari peneliti adalah:
“Dengan pembelajaran yang berbasis ICT dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran Fiqh materi Khilafah pada siswa kelas XII IPS I Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pembelajaran 2017/2018.”
2. Indikator Keberhasilan
yaitu 70. Dan penelitian ini sudah dihentikan, apabila 85% dari jumlah
siswa bisa mencapai KKM tersebut (Muhibbin Syah, 2010:221).
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini dapat menghasilkan informasi pengetahuan yang lebih komprehensif dalam pengembangan pendidikan agama Islam di
madrasah, khususnya mata pelajaran Fiqh dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain yang sudah melakukan penelitian serupa di masa mendatang.
2. Secara Praktis a. Bagi Siswa
1) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Fiqh.
2) Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqh.
b. Bagi Guru
1) Dapat memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.
3) Dapat menjadikan masukan kepada rekan guru sehingga
termotivasi dalam meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran Fiqh.
c. Bagi Madrasah
1) Dari penelitian ini diharapkan suasana pembelajaran di madrasah
sudah lebih kondusif terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran Fiqh.
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan yang
konstruktif dalam menyusun progam pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran di madrasah.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan atas konsep penelitian yang ada dalam judul penelitian (Sumanto, 2014:65). Definisi operasional
sangat berguna untuk memberikan pemahaman dan batasan yang jelas agar penelitian ini tetap terfokus pada kajian yang di inginkan peneliti. Adapun
beberapa istilah yang perlu didefinisikan antara lain: 1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya
2. Pelajaran Fiqh
Merupakan suatu pembelajaran yang menerangkan hukum-hukum Allah terhadap perbuatan para mukallaf, baik wajib, hadhar, nadhab,
karahah dan ibadah. Dan hukum-hukum itu diterima dari Allah dengan perantara Kitabullah, Sunnatur Rasul dan dalil-dalil yang ditegakkan. Syara‟ untuk mengetahui hukum-hukum itu, seperti qiyas. Maka apabila
dikeluarkan hukum dari dalil-dalil yang tersebut, dinamakanlah dia Fiqh (Hasby, 2001:2)
3. Materi Khilafah
Materi khilafah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi
khilafah yang terkandung dalam pelajaran kurikulum 2013 dan materi yang ada pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 yang diperuntukkan bagi kelas XII khususnya kelas XII IPS 1 Madrasah Aliyah
Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Terdapat sebelas sub tema dalam materi khilafah diantaranya; pengertian, dasar dan tujuan khilafah, pengertian, syarat, cara pengangkatan khalifah, bai‟at, hak
dan kewajiban rakyat, pengertian, syarat majlis syura, hak dan kewajiban majlis syura
4. Pembelajaran Berbasis ICT
Pembelajaran berbasis ICT merupakan Pembelajaran yang
pembelajaran melalui elektronik atau e_learning. Dengan demikian,
e-Lerning atau adalah pembelajarn yang pelaksanaanya didukung oleh teknologi seperti telepon, audio, video, tape, trasmisi, atau komputer
(Daryanto, 2013:168).
5. Siswa Kelas XII IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri Tengaran
Siswa kelas XII IPS I MAN Tengaran yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah siswa yang pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 tercatat sebagai siswa di kelas XII IPS I Madrasah Aliyah
Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Researth). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) merupakan sebuah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam pembelajaran di kelas, yaitu dengan cara melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai
(Rochiati Wiriatamadja, 2007:12). Sedang Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2010:8), berpendapat bahwa “ Penelitian Tindakan Kelas
secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Adapun subjek penelitian ini
adalah guru dan peserta didik kelas XII IPS I tahun ajaran 2017/2018. Jumlah peserta didik dalam kelas tersebut adalah 30 orang, terdiri dari 13 laki-laki dan 17 perempuan.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di Madrasah
Aliyah Negeri Tengaran Kabupaten Semarang. Sedang waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan September pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018.
4. Pelaksana dan Kolaborator
Penelitian ini dilaksanakan oleh Abdul Mukhlis dengan NIM
11113243. Sedangkan untuk kolaboratornya adalah Dra. Mahmudah Rahmawati selaku Guru Kelas XII IPS I Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Kabupaten Semarang pada Semester I Tahun Pelajaran
2017/2018.
5. Langkah-langkah Penelitian
kelas. Data tersebut dianalisis melalui beberapa tahapan dalam
siklus-siklus tindakan.
Dalam pelaksanaanya peneliti sudah berkolaborasi dengan guru
kelas XII IPS I MAN Tengaran yaitu ibu Dra. Mahmudah Rahmawati. Peneliti sebagai pengamat dan guru kelas sebagai pelaku penelitian. Pada
pelaksanaanya terdapat beberapa kegiatan yang tercangkum dalam beberapa siklus.
Pelaksanaan penelitian ini menganut model yang dibuat oleh John
Elliot (Wijaya Kusumah, 2010:44), sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 1.1 Bagan Desain PTK Model John Elliot
Berdasarkan model penelitian yang dibuat oleh John Elliot diatas,
penelitian ini sudah dirancang dalam tiga tahap, yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
Perencanaan
Perencanaan
Perencanaan SIKLUS I
Refleksi Pelaksanaan
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
SIKLUS II
pengamatan dan refleksi. Dan setiap akhir pelaksanaan tindakan diberikan
post tes untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa. a. Pra Siklus
Tahap pra siklus ini peneliti lakukan dengan cara melihat pembelajaran Fiqh secara langsung di kelas XII IPS I MAN Tengaran
Semarang. Dalam pembelajaran tersebut guru masih menggunakan model pembelajaran secara konvensional yakni ceramah, tanya jawab dan penugasan. Dimana siswanya masih belum banyak ikut aktif dalam proses
pembelajaran dan cenderung terjadi komunikasi yang pasif. Artinya seolah-olah guru yang bicara dan siswa atau peserta didik hanya
mendengarkan dan keberanian untuk bertanya terhadap suatu masalah yang belum jelas yang ada dibenak mereka belum dapat diungkapkan secara maksimal.
Di akhir pembelajaran peneliti memberikan test untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Selain itu,
peneliti juga melakukan observasi terhadap perilaku atau sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsng, dengan tujuan untuk mengetahui keaktifan dan kompetensi peserta didik. Hasil test dan
b. Siklus I
1) Perencanaan
a) Perencanaan skenario pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran yang berbasis ICT yang sudah diterapkan dalam pembelajaran Fiqh. Penekanan perencanaan disini adalah
menyiapkan peserta didik benar-benar pada suasana penyadaran diri untuk termotivasi belajar dengan menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan berada pada konsentrasi
terhadap materi pengajaran Fiqh yang sedang dibahas atau dipelajari.
b) Menentukan pokok bahasan yaitu Khilafah dengan sub bahasan: Pengertian dan Tujuan Khilafah, Dasar-dasar Khilafah, Perbedaan Khilaf dan Khalifah, Cara Pengakatan Khalifah dan Ba‟iat
Khalifah, Hak dan Kewajiban Rakyat.
c) Menyusun RPP dengan pokok bahasan Khilafah yang didalamnya
menggunakan jurnal atau dokumen kegiatan peserta didik, lembar observasi untuk guru pengampu, dan lembar catatan lapangan aktivitas selama proses pembelajaran Fiqh
d) Menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran yang berbasis ICT, hal ini bertujuan agar siswa siap mengikuti proses
Pada tahap tindakan ini dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran yang berbasis ICT dengan materi pokok Khilafah sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
disusun dan direncanakan dengan guru kelas (kolaborator). Inti pelaksanaan tindakan yaitu guru memberikan apersepsi dan
informasi awal tentang jalanya pembelajaran dan tugas yang harus dilakukan peserta didik secara singkat dan jelas.
3) Pengamatan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas melakukan observasi pelaksanaan tindakan untuk mengetahui seberapa jauh efek kemajuan
tindakan pembelajaran yang berbasis ICT. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Hasil analisis pada tahap ini kemudian
digunakan sebagai acuan untuk melakukan siklus berikutnya. Selain itu juga, diperhatikan berbagai kendala yang muncul pada saat
pelaksanaan tindakan. 4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan analisa hasil
observasi dan hasil evaluasi untuk mengetahui peubahan yang terjadi selama diterapkanya pembelajaran yang berbasis ICT ini, apakah
c. Siklus II
1) Perencanaan
a) Identifikasi masalah dan menetapkan alternatif masalah
berdasarkan hasil refleksi tindakan I.
b) Pengembangan skenario pembelajaran berikutnya pembelajaran
yang berbasis ICT sebagai upaya peningkatan hasil belajar Fiqh. 2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan II sebagai penyempurnaan
pembelajaran yang berbasis ICT berdasarkan hasil refleksi siklus I. 3) Pengamatan
Observasi pelaksanaan tindakan ini untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan tindakan II dengan pembelajaran yang berbasis ICT. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
4) Refleksi
Hasil dari tahap obsevasi pada tindakan II yang meliputi aktivitas, sikap atau perilaku peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran yang berlangsung dikelas maupun kegiatan yang ada diluar kelas, cara guru mengajar, serta kendala-kendala yang
perhatian pada tindakan berikutnya. Jika permasalahan dirasa
cukup, dalam arti setelah dilakukan tes formatif pada akhir tindakan II ini dan hasilnya sesuai nilai diatas KKM yaitu 70 sudah
mencapai batas minimal yaitu 80% dari jumlah siswa, maka tindakan ini sudah diberhentikan.
6. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimilki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2010:193).
Tes ini dilakukan sebagai alat ukur untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Dalam hal ini
tes yang peneliti lakukan bentuknya berupa soal esay. b. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan lembar yang berisi pedoman
dalam melaksanakan pengamatan di dalam kelas, terdiri dari beberapa butir yang digunakan pengamat untuk menilai proses pembelajaran.
konteks permasalahan dan tujuan penelitian. Lembar observasi disusun
dengan arahan literatur dan arahan dari dosen pembimbing. c. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan siswa merupakan lembar yang menfasilitasi siswa untuk dapat menemukan pengetahuan dan latihan sesuai dengan
kompetensi dasar yang diharapkan dalam rencana pembelajaran. d. RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
dijabarkan dalam silabus. Maka ringkasanya RPP adalah rencana operasional kegiatan pembelajaran setiap atau beberapa KD dalam setiap tatap muka di kelas. Lingkup RPP paling luas mencakup 1 (satu)
Kompetensi Dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
RPP harus berupa kegiatan konkret setapak demi setapak yang dilakukan guru di kelas dalam mendampingi peserta didik. Satu hal yang amat penting dalam penyusunan RPP adalah bahwa kegiatan
pembelajaran harus diarahkan agar berfokus pada peserta didik, sedangkan guru berperan sebagai pendamping, fasilitator. Artinya, ketika
e. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat aja. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
f. Materi
Sebuah pengetahuan, keterampilan dan juga sebuah sikap yang seharusnya dimiliki oleh semua peserta didik di dalam memenuhi standar
pembelajaran kompetensi yang telah di tetapkan. Materi pada penelitian tindakan kelas ini adalah Khilafah (Pemerintahan Islam).
7. Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini bersumber dari interaksi antara guru dengan kolaborator maupun dengan peserta didik dalam proses
a. Metode Observasi
Metode observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek
penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek ditempat kejadian atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi
berada bersama obyek yang diteliti atau diselidiki (Sumanto, 2014:190). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data yang berupa pedoman pengamatan dan observasi partisipasi dengan
tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran Fiqh di kelas XII IPS I MAN Tengaran. Adapun cara yang digunakan adalah
mengadakan observasi secara langsung pembelajaran Fiqh di kelas XII IPS I dengan cara melihat, mendengar dan penginderaan lainya. Dalam pelaksanaan observasi ini, peneliti dibantu oleh Ibu Dra. Mahmudah
Rahmawati selaku guru XII IPS I MAN Tengaran dan sekaligus sebagai kolaborator peneliti.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Dalam hal ini tes yang digunakan
berupa tes individu. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus yang direncanakan pada tanggal 29 Agustus 2017 untuk siklus I, dan tanggal 5
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pendekatan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, traskrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010:274). Metode dokumentasi ini digunakan
sebagai penguat dan pelengkap data yang tidak diperoleh dari wawancara dan observasi.
Adapun dokumentasi yang digunakan berupa tugas siswa, daftar
nilai siswa. Selain itu dokumentasi yang digunakan yaitu hasil kerja siswa, baik dalam tugas individu maupun kelompok, dan hasil tes formatif
peserta didik pada setiap siklus. 8. Teknik Analisis Data
Secara umum, studi ini bertujuan untuk mencari data dan informasi
yang kemudian dianalisis dan data ditata secara sistematis dalam rangka menyajikan gambaran yang semaksimal mungkin tentang penerapan
pembelajaran yang berbasis ICT dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh materi Khilfah di kelas XII IPS I MAN Tengaran Kabupaten Semarang.
Data disajikan secara diskriptif kualitatif dan diskriptif kuantitatif. Data kualitatif berupa catatan lapangan dan tugas siswa. Sedangkan data
Pre-test adalah suatu tes yang dilaksanakan oleh pendidik terhadap
warga didik sebelum seluruh rangkain pelatihan dimulai sedangkan yang dimaksud dengan Post-test adalah suatu tes yang dilakukan oleh
pendidik terhadap warga didik setelah seluruh rangkaian pelatihan berakhir. Pertanyaan yang terdapat dalam pre-tes adalah sama dengan
pertanyaan yang terdapat dalam post-tes. Tujuanya adalah untuk mengetahui tingkat penyerapan informasi dari warga didik selama proses kaderisasi.
Untuk data kualitatif, analisis yang digunakan adalah analisis diskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang diwujudkan bukan dalam
bentuk angka-angka, melainkan dalam bentuk laporan dan uraian diskriptif (Moeleong, 2008:21). Analisis ini menggunakan analisis diskriptif yaitu mendiskripsikan hasil belajar mata pelajaran Fiqh kelas
XII IPS I MAN Tengaran pada semester I tahun pelajaran 2017/2018. Dalam teknik ini data yang diperoleh secara sistematis dan obyektif
melalui tes sudah diolah dan dianalisis sesuai karakteristik penelitian kualitatif yaitu secara induksi, suatu pengambilan keputusan dengan menggunakan pola pikir yang berangkat dari fakta-fakta yang sifatnya
khusus, kemudian digeneralisasikan kepada hal-hal yang bersifat umum (Suharsimi Arikunto, 2010:282).
dikurangi. Sedang data kuantitatif, analisisnya menggunakan statistik
diskriptif dengan penyimpulan lebih mendasar pada nilairata-rata.
H. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi tentang “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqh Materi Khilafah dengan Pembelajaran yang Berbasi ICT pada Siswa
Kelas XII IPS I Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”, secara keseluruhan terdiri dari lima bab,
masing-masing bab disusun secara rinci dan sistematis. Adapun sistematika
pembahasan dan penulianya sebagai berikut:
BAB I: Meupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: Kajian Pustaka. Didalam kajian pustaka sudah dijelaskan tentang konsep A. Hasil Belajar, yang memuat: 1. Pengertian Hasil
Belajar, 2. Indikator Hasil Belajar, 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar, B. Konsep Pembelajaran Fiqh, yang memuat: 1. Pengertian Pembelajaran, 2. Teori-teori Pembelajaran,
3. Pembelajaran Fiqih, dan C. Konsep Pembelajaran ICT meliputi: 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis ICT, 2. Kelebihan
BAB III: Pelaksanaan Penelitian berisi: A. Profil Madrasah, meliputi:
Gambaran Umum MAN Tengaran Kabupaten Semarang, terdiri dari: Sejarah Singkat MAN Tengaran Kabupaten Semarang,
Letak Geografis, Visi dan Misi Madrasah, Struktur Organisasi, Keadaan Pendidik dan Peserta Didik, Keadaan Sarana dan
Prasarana, dan Aktivitas Belajar Siswa.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri: Persiapan penelitian, Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Penelitian, dan
Keterbatasan Penelitian.
BAB V: Merupakan bab terakhir, yakni Penutup. Pada bab ini berisi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Setiap kegiatan yang dilakukan siswa sudah menghasilkan suatu perubahan dalam dirinya, yang meliputi ranah kognitif, efektif, dan psikomotor. Hasil belajar yang diperoleh siswa diukur berdasarkan
perbedaan tingkah laku sebelum dan sesudah belajar dilakukan. Salah satu indikator terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri siswa dapat dilihat
melalui nilai yang diperoleh siswa pada akhir semester.
Pengertian lain dikemukakan oleh Wingkel (Sunarto, 2012) hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.
Maka hasil belajar merupakan hasil maksimum yang telah dicapai seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:895) mendefinisikan bahwa, ” Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai yang diberikan oleh guru”.
Menurut Moh. Surya (2004:75) yang menjelaskan bahwa hasil
menurut Blomm (Sunarto, 2012) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi
tiga aspek kognitif, Afektif dan Psikomotor. Selain itu Muhibbin Syah (2004:141), berpendapat bahwa ” Hasil belajar merupakan hasil dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan”.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup tiga aspek (kognitif, afektif dan motorik) seperti penguasaan, penggunaan dan penilaian berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai akibat atau hasil dari
proses belajar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang tertuang dalam bentuk nilai yang diberikan oleh guru.
Adapun yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini, tidak akan membahas ketiga aspek tersebut. Akan tetapi, hanya dibatasi pada aspek kognitif (pengetahuan) saja.
2. Indikator Hasil Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2010:216) ”Pengungkapan hasil belajar meliputi segala ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. Namun demikian pengungkapan perubahan
tingkah laku seluruh ranah khususnya ranah efektif sangatlah sulit. Hal ini
disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil
Tabel 2.1 Indikator Hasil Belajar
Ranah Jenis Prestasi Indikator Cara
Evaluasi Kognitif 1. Pengamatan 1. Dapat menunjukan
2. Dapat
2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan 2. Dapat menunjukkan
1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi 3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan
2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri
1. Tes lisan 2. Tes tertulis
4. Penerapan 1. Dapat memberikan contoh
Afektif 1. Penerimaan 1. Menunjukkan sikap menerima 2. Sambutan 1. Kesediaan
2. Mengingkari 2. Pemberian 2. Membuat mimik dan
gerakan jasmani
1. Tes lisan 2. Observasi 3. Tes
tindakan Sumber : MAN Tengaran
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dalam diri siswa (internal)
maupun luar diri siswa (eksternal).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut
Syaiful Bahri (2011:175), yaitu:
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh
terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang
yang keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan
gizi, mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran. Demikian pendapat Noehi Nasution, dkk. (1993:6)
Selain itu, menurut Noehi, hal yang tidak kala pentingnya
adalah kondisi panca indra(mata, hidung, pengecap, telinga, dan tubuh), terutama mata sebagai alat untuk melihat dan sebagai alat
untuk mendengar. Sebagaian besar yang dipelajari manusia (anak) yang belajar berlangsung dengan membaca, melihat contoh, atau model, melakukan observasi, mengamati hasil-hasil eksperimen,
mendengarkan keterangan guru, mendengarkan ceramah, mendengarkan keterangan orang lain dalam diskusi dan sebagainya.
2) Faktor Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fingsi psikologis tentu saja
mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan
mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor
luar itu akan kurang signifikan. Faktor psikologis ini meliputi: a) Minat
Minat menurut Slameto (1991: 182). Adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat. b) Kecerdasan
Raden Cahaya Prabu (1986) pernah mengatakan dalam mottonya bahwa: ”Didiklah anak sesuai taraf umurnya. Pendidikan yang berhasil karena menyelami jiwa anak didiknya”. Para ahli telah sepakat bahwa semakin
meningkat umur seseorang semakin dewasa pula cara
berpikirnya. c) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang
d) Motivasi
Menurut Noehi Nasution (1993: 8) motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong sesorang untuk belajar.
b. Faktor yang ada diluar diri atau faktor eksternal, meliputi: 1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik.
Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Faktor lingkungan
ini meliputi:
a) Lingkungan Alami
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal
anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya. Udara yang tercemar merupakan polusi yang dapat mengganggu
pernapasan. Udara yang terlalu dingin menyebabkan anak didik kedinginan. Suhu udara yang terlalu panas menyebabkan anak didik kepanasan, pengap, dan tidak
betah tinggal di dalamnya. Oleh karena itu, keadaan suhu dan kelembaban udara berpengaruh terhadap belajar anak
b) Lingkungan Sosial Budaya
Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa dilepaskan diri dari ikatan sosial. Ketika anak didik berada
di sekolah, maka dia berada dalam sistem sosial. Peraturan dan tata tertib sekolah harus anak didik taati. Hal ini
bertujuan untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah sehingga anak didik dapat memiliki prestasi belajar yang
baik.
2) Faktor Instrumental, meliputi:
a) Kurikulum
b) Program Pendidikan c) Sarana dan Fasilitas
d) Guru
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada yang berasal dari dalam invidu (internal) dan ada yang dari luar (eksternal). Disamping itu, strategi dan metode belajar yang tepat juga sangat menentukan
B. Pembelajaran Fiqih 1. Mata Pelajaran Fiqih
Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata
pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan menganalisa dan mencernah hukum-hukum Islam yang ada dalam Al-Qur‟an dan Hadits. Karena menurut Shiddieqy (2001:1) Fiqh merupakan segala hukum syara‟ yang diambil dari kitab Allah Swt dan Sunnah Rasul Saw dengan jalan ijtihat dan istimbath berdasarkan hasil penelitian yang mendalam.
Selain itu Ibnu Khaldun juga berkata bahwa “Fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum Allah terhadap perbuatan para mukallaf,
baik wajib, hadhar, nadhab, karahah dan ibadah. Dan hukum-hukum itu diterima dari Allah dengan perantara Kitabullah, Sunnatur Rasul dan dalil-dalil yang ditegakkan. Syara‟ untuk mengetahui hukum-hukum itu, seperti qiyas. Maka apabila dikeluarkan hukum dari dalil-dalil yang tersebut, dinamakanlah dia Fiqih”.
Secara subtansial mata pelajaran Fiqh memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik dalam mempelajari hukum-hukum Islam dan mempraktikan ajaran atau nilai-nilai yang terkandung
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih
Tujuan dari mata pelajaran Fiqh di Madrasah Aliyah yaitu:
a. Memiliki pemahaman dan penghayatan yang lebih mendalam tentang
pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqh
ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqh muamalah.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan
hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah
Aliyah meliputi:
1) Aspek fiqh ibadah, yaitu aspek yang berhubungan dengan peribadatan
kepada Allah, seperti shalat, puasa, zakat, haji, bersuci dari hadats, qurban dan aqiqah, pengurusan jenazah, takziyah, ziarah kubur. 2) Aspek fiqh muamalah, yaitu aspek yang berhubungan dengan
pergaulan hidup dalam masyarakat, seperti hukum kepemilikan dalam Islam, kepemerintahan Islam, perekonomian dalam Islam, wakalah,
3) Kompetisi Dasar dan Indikator Mata Pelajaran Fiqh
Materi pokok pembelajaran Fiqh kelas XII IPS I MAN Tengaran semester satu tahun pelajaran 2017/2018 adalah
Kepemerintahan Islam (Khilafah), dengan kompetensi dasar dan indikator sebagai berikut:
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PEMBELAJARAN
1.1 Menghayati hikmah khilafah
dalam islam
2.1 Memiliki perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab sebgai implementasi dari pemahaman tentang khilafah
3.1 Menelaah ketentuan Islam tentang pemerintahan
(khilafah)
4.1 Menyajikan contoh penerapan dasar-dasar khilafah
1. Menjelaskan pengertian dan
tujuan khilafah
2. Menjelaskan dasar-dasar khilafah
3. Menjelaskan tujuan khilafah 4. Membedakan khilafah dan
khalifah
5. Menjelaskan cara pengangkatan khalifah dan bai‟at khalifah
6. Menjelaskan hak dan kewajiban rakyat
7. Menjelaskan pengertian majlis
syura
8. Menyebutkan persyaratan majlis
syura
Adapun indikator pembelajaran Fiqh yang menjadi fokus
pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah semua indikator yang sudah di tuliskan dari angka satu sampai sembilan.
3. Materi Khilafah a. Pengertian Khilafah
Khilafah secara bahasa beraarti kepemmpinan, sedang secara istilah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di seluruh dunia untuk menegakkan hukum-hukum syari‟at Islam dan mengemban dakwah Islam ke segenap penjuru dunia. Sebagaimana firman Allah QS. An-Nur: 55
وَ وَ وَ
“Dan telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa..."
b. Dasar-dasar Khilafah
Adapun dasar-dasar khilafah adalah sebagai berikut: 1) Tauhid atau mengesakan Allah
2) Persamaan derajat sesama umat manusia
3) Ukhuwah Islamiyah atau persatuan dan kesatuan dalam agama Islam dan hidup bermasyarakat
c. Tujuan Khilafah
Tujuan dari pada khilafah adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera lahir dan batin,
serta mendapat perlindungan dan memperoleh ampunan dan ridha dari Allah Swt. Sebagaimana firman Allah QS. Al-Ahzab: 72
نْ اللهُ وَا وَ وَ نْ نْ مِ لَّا اللهُ اللهُ وَننْذمِ نْ اللهُ وَا لَّيوَنكِّ وَماللهُ وَاوَ
Artinya :
“Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah Dia ridhai”.
d. Pengertian Khalifah
Khalifah adalah orang-orang yang mewakili umat dalam urusan kepemerintahan dan kekuasaan dalam menerapkan hukum-hukum syara‟. Dengan kata lain khalifah adalah orang-orang yang
menggantikan Rasulullah dalam kedudukanya sebagai pemimpin dan kepala negara setelah beliau wafat.
e. Pengangkatan Khalifah
Adapun cara pengangkatan khalifah adalah sebagai berikut:
1) Pengangkatan khalifah pertama yang dilakukan oleh umat Islam melalui pemilihan yang dilakukan oleh para pemimpin umat Islam
2) Pengangkatan khalifah melalui usulan khalifah terdahulu 3) Melalui pemilihan umum yang langsung dipilih oleh rakyat
f. Bai‟at
Merupakan suatu kewajiban bagi seluruh kaum muslimin, sekaligus merupakan hak setiap muslim, baik laki-laki maupun
perempuan. Pengangkatan jabatan khilafah untuk seorang khalifah harus dengan bai‟at yang berarti telah memberikan kekuasaan kepada seorang khalifah sehingga umat wajib menaatinya.
g. Hak dan Kewajiban Rakyat
Hak adalah sesuatu yang harus terpenuhi, sedangkan kewajiban
adalah sesuatu yang harus dilaksanakan. 1) Hak rakyat:
a) Hak hidup dan jaminan keamanan b) Hak memperoleh keadilan
c) Hak mengemukakan pendapat
d) Hak kebebasan beragama 2) Kewajiban rakyat:
a) Patuh dan tunduk kepada khalifah b) Cinta tanah air
c) Menciptakan dan memelihara persatuan dan kesatuan
h. Pengertian Majlis Syura
Majlis syura adalah lembaga permusyawaratan atau badan
i. Syarat-syarat Anggota Majlis Syura
1) Memiliki kepribadian yang jujur, adil dan penuh tanggung jawab 2) Memiliki ilmu pengetahuan yang luas sesuai dengan bidangnya
3) Bertakwa kepada Allah
4) Memilki sifat syajaah untuk meperjuangkan kebenaran dan
keadilan
5) Bersifat istiqamah 6) Merakyat
j. Hak dan Kewajiban Majlis Syura
1) Memilih, mengangkat, dan memperhatikan khalifah
2) Mewakili rakyat dalam hal bermusyawarah dengan khalifah untuk menyelesaikan berbagai persoalan demi kepentingan rakyat
3) Membuat undang-undang bersama khalifah demi pelaksanaan hukum-hukum Allah Swt
4) Menetapkan garis-garis besar program negara yang akan dilaksanakan khalifah
5) Menetapkan anggaran belanja negara
6) Menghadiri sidang majlis syura setiap saat persidangan C. Pembelajaran Berbasis ICT
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis ICT
Comunication Tehnology atau ICT). Pada bidang pembelajaran (Learning),
dengan menggunakan fasilitas elektronika (e), penggabungan antara keduanya disebut pembelajaran melalui elektronik atau e_learning. Daryanto (2013:168), berpendapat bahwa ” e-learning adalah sistem
pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk
membantu kegiatan pembelajaran, sebagaian besar berasumsi bahwa elektronik yang dimaksud disini lebih diarahkan pada penggunaan teknologi komputer dan internet, melalui komputer, siswa dapat belajar secara individual baik secara terprogram maupun tidak terprogram”.
Dengan demikian, e-Lerning atau pembelajaran melalui on-line adalah
pembelajarn yang pelaksanaanya didukung oleh teknologi seperti telepon, audio, video, tape, trasmisi, atau komputer.
Penggunaan media khususnya komputer dalam pembelajaran
sangat memudahkan bagi guru dalam menyajikan materi, misalnya pada Program Microsoft Power Point, kita dapat menbuat gambar yang
bergerak (animasi) ,materi dengan latar belakang gambar atau foto. Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat
menjelaskan konsep tersebut secara sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan, sehingga cocok untuk kegiatan
Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu
proses belajar mengajar di sekolah, internet diharapkan mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif
antara guru dan siswa. Dari sejumlah studi yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa internet memang bisa dipergunakan sebagai media
pembelajaran, seperti studi telah dilakukan oleh Center for Applied Special Technology ( CAST) pada tahun 1996.
Media sangat berperan dan membantu guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa yang menjurus kearah terjadinya proses belajar. Selain itu, kontribusi media dalam pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar b. Pembelajaran dapat lebih menarik
c. Pembelajaran lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
Sedangkan penerapan metode dengan pemakaian media ICT dapat
meningkatkan minat, kemampuan, dan pembelajaran menjadi I2M3 interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi dan menantang).
Menurut Usman (2006:32) nilai dan manfaat media mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi karena ia ingin lebih banyak perkataan,
tetapi juga memperlihatkan suatu gambar benda yang sebenarnya atau alat lain.
Dengan demikian pendayagunaan ICT untuk pendidikan menjadi
demikian penting, baik dalam rangka penyiapan tenaga ICT yang andal maupun untuk mendukung proses pembelajaran tatap muka atau jarak jauh.
Upaya tersebut diharapkan akan mampu menutup jurang kesenjangan digital, yang pada giliranya diharapkan akan mampu meningkatkan daya saing bangsa dalam rangka meningkatkan perekonomian negara dan SDM
yang handal (Daryanto, 2013:170)
2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis ICT
a. Kelebihan Pembelajaran Berbasis ICT
Penggunaan teknologi ini telah berdampak langsung dan tidak langsung terhadap cara penyelenggaraan pendidikan yang mengarah
pada peningkatan mutu sumber daya manusia (Soesianto dan Indrajit, 2004). Konsep-konsep tersebut diantaranya adalah penggunaan
peserta didik memperoleh gambaran jelas keterkaitan antara teori
dengan gambaran nyatanya. Program aplikasi yang sering digunakan untuk keperluan ini adalah: Simulation Game, Multi media
presentation, Interactive Study case, dan sebagainya (Daryanto, 2013:160). Diantara kelebihan penggunaan metode yang berbasis ICT
adalah sebagai berikut: 1) Course Management
Course management adalah penggunan TI untuk membantu
pengajar maupun peserta didik dalam melakukan interaksi, kooperasi, dan komunikasi untuk penyelenggaraan sebuah kelas
dengan mata ajar tertentu. Dengan bantuan aplikasi jaringan (Web), maka segala tugas, PR, dan tugas-tugas lainya dapat dilakukan dengan cara di-Dowload dari alamat situs tertentu yang dianggap
relevan (Daryanto, 2013:160). 2) Virtual Class
Teknologi ini memungkinkan adanya kelas maya atau Virtual class. Kelas maya ini adalah penyelenggaraan proses belajar mengajar dari jarak jauh dengan memanfaatkan beberapa
softwere khusus yang dihubungkan melalui internet. Salah satu diantaranya adalah dengan teknologi Video Conference (Daryanto,
3) Computer Based Training (CBT)
Konsep ini dianggap paling ampuh dalam menerapkan sistem belajar secara mandiri. Dengan cara seperti ini seorang
peserta didik dapat mencari berbagai sumber literatur yang ada di internet sangat banyak jumlahnya, jauh melebihi daya tampung
perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah pada umumnya.
Disamping itu pula, peserta didik dapat mempelajari sesuatu hal dari beberapa softwere yang sengaja dirancang untuk
memberi kemudahan bagi seseorang dalam mempelajari sesuatu hal yang ingin dipelajarinya. Misalnya saja cara membuat animasi,
cara membuat halaman Situs Web (Wibe Site) dan sebagainya (Daryanto, 2013:161).
4) Knowledge Portal
Knowledge Portal (Portal Pengetahuan), adalah sekumpulan alamat situs web yang memiliki berbagai macam
referensi dari berbagai disiplin ilmu. Seseorang yang mencari informasi tentang salah satu disiplin ilmu, dengan mudah dapat langsung mengaksesnya melalui portal ini. Oleh sebab itu,
keberadaan portal ini sangat membantu para pendidik dan peserta didik dalam upaya mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang
dimilikinya (Daryanto, 2013:161).
pembelajaran. Sebagai media yang diharapkan akan menjadi
bagian dari suatu proses belajar di sekolah, internet diharapkan mampu memberikan dukungan bagi terselennggaranya proses
komunikasi interaktif antara guru dengan siswa. Kondisi yang perlu didukung oleh internet berkaitan dengan strategi
pembelajaran yang akan dikembangkan, yaitu sebgai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka
mengerjakan tugas-tugas tersebut (Boether 1999). Karena menurut Daryanto (2002:174) bahwa sifat internet yang dapat dihubungi
setiap saat, artinya siswa dapat memanfaatkan program-program pendidikan yang disediakan di jaringan internet kapa saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga kendala ruang dan waktu
yang mereka yang hadapi untuk mencari sumber belajar dapat teratasi. Dengan pesat dibidang teknologi telekomunikasi,
multimedia, dan informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah tentu ketinggalan jaman.
b. Kelemahan Pembelajaran Berbasis ICT
Menurut Warsita (2008:139), pembelajaran berbasis ICT memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial
dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial. 3) Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan dari pada
pendidikan.
4) Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasi teknik
pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
5) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet, hal ini berkaitan
dengan masalah tersedianya listrik, telepon atau komputer.
6) Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan
tentang internet.
7) Kurangnya penguasaan bahasa komptuer.
3. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis ICT
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut: a. Menentukan jenis media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Dalam hal ii media yang digunakan adalah Program Microsoft Power Point, LCD, Proyektor, Speaker, dan Pointer sebagai alat operator dari Microsoft Power Point.
b. Setelah jenis media sudah ditentukan, kemudian menentukan tema materi bahan ajar yang akan di ajarkan kepada siswa. Dalam hal ini
penyusunan materi ini berdasarkan jumlah sub tema yang ada pada
materi tersebut.
d. Setelah materi sudah tersusun rapi dalam bentuk Power Point,
kemudian menambhkan alunan musik dalam materi itu yang sudah terprogram dalam Microsoft Power Point, alunan musik ini bertujuan
agar peserta didik semakin termotivasi dalam belajar, suasana kelas menyenangkan dan dapat mnghilangkan kejenuan saat proses pembelajaran berlangsung.
e. Langkah selanjutnya, guru menyampaikan materi tersebut secara bertahap, disamping itu guru juga menyediakan contoh dalam bentuk
video clip yang ditayangkan dilayar terkait dengan materi tersebut yang tujuanya agar peserta didik lebih dapat memahami materi tersebut.
f. Kemudian setelah materi sudah disampaikan, maka guru meriview ulang materi tersebut dari awal hingga akhir agar mudah di ingat oleh
peserta didik.
g. Setelah materi sudah tersampaikan semua, guru memberikan pertanyaan sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam menyerap
materi yang telah diajarkan. Disamping soal-soal esay, juga ada soal yang berupa tayangan video, dimana siswa harus dapat menganalisa
D. Kaitan Mata Pelajaran Fiqh Dengan Pembelajaran Berbasis ICT
Kaitan pembelajaran yang diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran berbasis ICT, menurut Daryanto (2013:149) meliputi:
1. Pembelajaran berbasis ICT mendorong peserta didik dalam meningkatkan kreatifitasnya dalam belajar, karena model pembelajaran ini dapat
membantu mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang di animasikan.
2. Pembelajaran berbasis ICT mampu menggugah perasaan peserta didik
yang tadinya pasif menjadi aktif.
3. Pembelajaran berbasis ICT merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh
informasi tentang bahan ajar yang tersaji.
4. Keterampilan kognitif, yaitu kemampuan untuk memahami konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses dan kalkulasi yang kompleks,
karena model pembelajaran ini mampu menjelaskan konsep tersebut secara sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang animasikan.
Salah satu model pembelajaran yang menjadikan peserta didik aktif dan menyenangkan dalam pembelajaran Fiqh khususnya materi khilafah adalah model pembelajaran berbasis ICT, karena model ini merupakan
model pembelajaran yang cara kerjanya adalah menggunakan teknologi komunikasi khususnya Program Microsoft power Point. Dimana di
Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis ICT dalam
pembelajaran Fiqh khususnya materi khilafah peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran, minat belajar lebih meningkat, sehingga hasil
belajarnyapun meningkat pula. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis ICT sangat cocok digunakan dalam pembelajaran
Fiqh khususnya dalam materi khilafah. E. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain:
1. Hasil penelitian Mohammad Safari (2015), yang berjudul ”Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Materi Tajwid Melalui Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran Interaktif Lectora Inspire Pada Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2015/2016”, menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan multimedia
pembelajaran interaktif Lectora Inspire hasil belajar siswa jadi meningkat dan lebih baik dari sebelumnya. Hal ini terlihat pada kondisi awal dari 18
siswa, hanya 5 siswa yang mencapai KKM (27%) meningkat menjadi 17 siswa (94%) pada siklus I dan 18 siswa (100%) pada siklus II.
Persamaan penelitian di atas dengan skripsi penulis terletak pada
sisi penggunaan model pembelajaran yang diterapkan di kelas, yaitu sama-sama menerapkan model pembelajaran yang memakai media teknolgi dan
pembelajaran multimedia interaktif Lectora Inspire dengan model
pembelajaran berbasis ICT. Penelitian Mohammad Safari mengukur aktivitas belajar dan hasil belajar siswa sedangkan yang dilakukan peneliti
hanya mengukur hasil belajar siswa.
2. Hasil penelitian Nur Rohman (2011), yang berjudul ”Meningkatkan Minat Belajar dan Hasil Belajar Dengan Pembelajaran Berbasis ICT Kompetensi Meningkatkan Keimanan Kitab Allah Kelas VII-C Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)2 Karangawen Kabupaten Demak Tahun
Pelajaran 2011/2012, menunjukkan bahwa dengan menggunakan pembelajaran berbasis ICT minat belajar dan hasil belajar siswa jadi
meningkat dan lebih baik dari sebelumnya. Hal ini terlihat pada kondisi awal dari 39 siswa, hanya 6 siswa yang mencapai KKM (15%) meningkat menjadi 19 siswa (44%) pada siklus I dan 33 siswa (82%) pada siklus II.
Persamaan penelitian di atas dengan skripsi penulis terletak pada sisi penggunaan model pembelajaran yang diterapkan di kelas, yaitu
sama-sama menerapkan model pembelajaran yang memakai media teknolgi dan komunikasi dan mengaktifkan siswa melalui media elektronik (komputer, LCD, Proyektor,dan speaker). Sedangkan perbedaanya adalah penelitian
yang dilakukan Nur Rohman mengukur minat belajar dan hasil belajar siswa sedangkan yang dilakukan peneliti hanya mengukur hasil belajar
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN Tengaran Kabupaten Semarang
Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Kab. Semarang berdiri pada tahun 1997. Keputusan Menteri Agama RI Nomor : 107/1997. tgl 17 Maret 1997
Pada tahun Pelajaran 1998/1999 mulailah era baru dalam pelaksanaan pendidikan yang dikelola oleh lembaga milik Departemen
Agama menjadi sekolah yang setara dengan SMA dengan bercirikan keagamaan dengan nama baru Madrasah Aliyah Negeri Tengaran, yang beralamat di Jl. Solo-Semarang Km.10 Salatiga 50775 Kab. Semarang.
Kegiatan praktik administrasi persekolahan ini antara lain berisi tentang manajemen kelembagaan sekolah. Kegiatan ini berwujud survey
dan wawancara langsung dengan pengurus lembaga sekolah berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
Identitas sekolah
Nama madrasah : Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Alamat Madrasah : Jl. Solo-Semarang Km. 10 Salatiga
Nomor Telepon : (0298) 610288 Desa/ Kelurahan : Tengaran