• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA KAIZEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SAE, PUJON, MALANG. Oleh : Drs. ANDI ARTONO 1 ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BUDAYA KAIZEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SAE, PUJON, MALANG. Oleh : Drs. ANDI ARTONO 1 ABSTRAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA KAIZEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SAE, PUJON, MALANG

Oleh : Drs. ANDI ARTONO1 ABSTRAK

Fokus kajian dalam penelitian ini adalah pengaruh Budaya Kaizen yang terdiri dari lima variabel yaitu pendidikan dan latihan (X1), hubungan kerja (X2) tempat kerja (X3), penyelia (X4) dan kedisiplinan (X5) terhadap kinerja Karyawan (Y). Kinerja karyawan yang bagus baik dari kualitas dan kuantitas sangat diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan dan untuk itu diperlukan dukungan dari berbagai faktor, diantaranya yang terpenting adalah Budaya Organisasi Dalam setiap pencapaian prestasi yang diperoleh organisasi dibutuhkan kinerja yang tinggi, dalam hal ini budaya organsiasi memiliki peran yang sangat penting, makin kuat budaya organisasi makin kuat pula dorongan untuk berprestasi. Budaya organisasi dapat membantu kinerja karyawan karena dapat menciptakan motivasi yang luar biasa bagi karyawan untuk memberikan kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh organisasi

Budaya Kaizen adalah budaya perusahaan Jepang yang berarti penyempurnaan dan perbaikan yang berkelanjutan, budaya kaizen tidak berorientasi pada hasil tetapi pada proses. Pada dasarnya setiap orang di dunia ini ingin selalu menjadi yang terbaik untuk itu diperlukan perbaikan dan penyempurnaan yang terus menerus dan dilakukan setiap saat

Penulis melakukan penelitian pada Koperasi SAE pujon kabupaten Malang, Koperasi ini menjadi lokasi pilihan penulis karena koperasi ini termasuk koperasi produsen yang berprestasi dan satu-satunya di Jawa Timur pada Tahun 2006 yang lalu, versi Kementrian Koperasi dan UMKM ( www. SMECDA Online. Com)

Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan uji statistik yaitu uji F dan uji t. Data diperoleh melalui kuesioner yang dinyatakan kepada 165 orang karyawan.

Dari hasil analisis didapatkan nilai F hitung sebesar 16.449>F tabel 4.3874 dan teruji pada α = 5% dan membuktikan bahwa variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel penyelia mempunyai pengaruh paling dominan dengan t hitung paling besar 6.676>t tabel 1.98 dan dengan signifikansi terkecil 0.003. sedangkan analisis regresi menunjukkan hasil konstanta sebesar -9.475 yang berarti jika variabel bebas dari budaya Kaizen tidak diperhatikan maka kinerja karyawan akan menurun sebesar konstanta tersebut

Kata Kunci : Budaya Organisasi, Budaya Kaizen, Kinerja Karyawan

PENDAHULUAN

Jumlah sumber daya manusia yang besar apabila dapat didayagunakan secara efektif dan efisien akan bermanfaat untuk menunjang gerak lajunya pembangunan nasional yang berkelanjutan. Melimpahnya sumber daya manusia yang ada saat ini mengharuskan berfikir secara seksama yaitu bagaimana dapat memanfaatkan sumber daya manusia secara optimal.

(2)

Saat ini kemampuan sumber daya manusia masih rendah baik dilihat dari kemampuan intelektualnya maupun keterampilan teknis yang dimilikinya. Persoalan yang ada adalah bagaimana dapat menciptakan sumber daya manusia yang dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Produktivitas kerja merupakan tuntutan utama bagi perusahaan agar kelangsungan hidup atau operasionalnya dapat terjamin. Produktivitas suatu badan usaha dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah maupun pusat, artinya dari produktivitas regional maupun nasional, dapat menunjang perekonomian baik secara makro maupun mikro.

Koesmono (2006 : 2) juga menyebutkan bahwa ; kualitas sumber daya manusia Indonesia dewasa ini dibandingkan dengan kualitas sumber daya manusia di beberapa negara anggota-anggota ASEAN nampaknya masih rendah kualitasnya, sehingga mengakibatkan produktivitas per jam kerjanya masih rendah (menurut World Development Report, Indonesia pada tahun 2002 produktivitas per pekerja per jam sebesar 1,84 US $ dan yang tertinggi adalah Singapura 35,91 US $, diikuti oleh Malaysia 4,71 US $ dan Thailand 4,56 US $). Banyak hal yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, untuk itu perusahaan harus berusaha menjamin agar faktor-faktor yang berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dapat dipenuhi secara maksimal. Kualitas sumber daya manusia akan terpenuhi apabila kepuasan kerja sebagai unsur yang berpengaruh terhadap kinerja dapat tercipta dengan sempurna.

Bahwa SDM harus dikelola dengan baik semakin disadari oleh perusahaan, sehingga muncul istilah manajemen SDM yang bukan saja merupakan sekedar manajemen personel (Personnel Management), melainkan mencakup tujuan yang lebih luas, yaitu memandang manusia dengan segala keunikannya dan mempunyai kemampuan untuk berkembang

Apabila hal ini sudah disadari dan dihayati, serta rasa memiliki oleh seluruh SDM sudah tertanam dalam perusahaan, maka kondisi ini akan memberi semangat dan kekuatan yang dapat memberdayakan (empower) Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan misi perusahaan melalui kegiatan sehari-hari.

Elliot Jacques (dalam Nimran, 2004: 134) menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah cara berpikir dan melakukan sesuatu yang mentradisi, yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi, dan para anggota baru harus mempelajari atau paling sedikit menerimanya sebagian agar mereka diterima sebagai bagian dari organisasi. Ada tiga hal yang menjadi ciri-ciri dari budaya organisasi, yaitu : (1) dipelajari, (2) dimiliki bersama, dan (3) diwariskan dari generasi ke generasi.

Budaya organisasi sering juga disebut budaya kerja, karena tidak dapat dipisahkan dengan kinerja (performance) SDM; makin kuat budaya organisasi, makin kuat pula dorongan untuk berprestasi. Budaya organisasi dapat membantu kinerja karyawan, karena dapat menciptakan motivasi yang luar biasa bagi karyawan untuk memberikan kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh organisasi. Semakin

(3)

disadari bahwa karyawan menjadi sumber daya terpenting dalam suatu organisasi, sehingga kinerja karyawan sangat menentukan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Kaizen atau perbaikan secara berkelanjutan adalah perbaikan proses secara terus-menerus untuk selalu meningkatkan mutu dan produktifitas out-put. Kaizen Pertama kali diperkenalkan oleh Taichi Ohno, mantan Vice President Toyota Motors Corporation. Disamping memperkenalkan Kaizen, Ohno juga memperkenalkan Just-in-Time pada perusahaan tersebut (Hardjosoedarmo, 2004 : 147)

Imai (1996:126) penulis kaizen pertama kali menyatakan keyakinannya bahwa, sebenarnya kaizen tidak hanya berlaku di Jepang, karena pada dasarnya setiap individu maupun organisasi di negara manapun pasti menginginkan selalu menjadi yang terbaik, untuk itu perbaikan dan penyempurnaan setiap saat selalu diperlukan, hal ini berdasarkan arti dari kaizen itu sendiri yaitu perbaikan dan penyempurnaan terus-menerus dan berkesinambungan

Koperasi SAE Pujon adalah termasuk kelompok koperasi produsen (dalam hal ini Koperasi SAE Pujon adalah produsen susu sapi, sapi perah dan pakan ternak yang mempunyai konstribusi sebesar 55% pasokan susu se Jawa Timur bersama 6 koperasi lain yang sejenis) yang berprestasi pada tahun 2006 versi Deputi VIII Kementrian koperasi dan Unit Usaha Kecil Menengah (Kementerian KOPERASI dan UMKM) , untuk mencapai prestasi tersebut tentunya diperlukan kinerja yang tinggi dan disinilah budaya organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Budaya organisasi dapat memberikan motivasi yang luar biasa bagi karyawan untuk memberikan kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan untuk terus meningkatkan kinerjanya dan memperoleh prestasi yang gemilang.

METODE

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian (Explanatory research) yaitu jenis penelitian yang berusaha menjelaskan hubungan kausal antara variabel satu dengan variabel lainnya dengan hipotesis.( Singarimbun dan Effendi,1995)

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah menggunakan Proportional Random Sampling yaitu “ pengambilan sampel dari populasi yang berstrata atau berwilayah”. Arikunto (2002 : 117)

Diketahui bahwa unit departemen atau bagian di Koperasi “SAE” Pujon terbagi menjadi 11 unit, jumlah total karyawan atau populasi adalah 282 orang sedangkan sampel 165 responden, maka probabilitas penyebaran kuesioner kepada sampel atau responden adalah dengan cara membagi jumlah orang dalam unit dengan populasi, lalu mengalikannya dengan jumlah sampel. hasilnya adalah:

(4)

Tabel 2 Pembagian sampel

No Unit Jumlah Karyawan Proporsi

1. Administrasi kantor pusat 21 14 2. Waserda 7 4 3. Konveksi 4 2 4. SATPAM 35 20 5. Simpan Pinjam 5 3 6. BKIA 12 7 7. Peternakan 19 12 8. Kendaraan 25 14 9. SAPRONAK 59 34 10. Perusahaan 78 45 11. Rearing 17 10 12. Total 282 165

Sumber data : Koperasi "SAE" Pujon, 2007.

Pengkuran Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan pengisian kuesioner yang disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan dan responden diminta mengisi daftar pertanyaan tersebut dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada lembar jawaban kuesioner

HASIL

Reliabilitas menunjukkan kehandalan sebuah alat ukur, dan jika hasilnya akan tetap konsisten jika dilakukan dua kali atau lebih terhadap masalah yang sama. Pengujian reliabilitas mengacu pada Arikunto (1998 : 154) yaitu dengan menggunakan formula Alpha Cronbach, dimana instrumen dinyatakan reliabel jika nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh paling tidak mencapai 0.6.

(5)

Tabel 3

Nilai koefisien reliabilitas

Variabel Koefisien Alpha X1 X2 X3 X4 X5 Y 0.7753 0.8556 0.7027 0.8127 0.7590 0.7967

bahwa masing-masing nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.6, sehingga instrumen yang digunakan dinyatakan reliabel

Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan hasil analisis regresi yang dihitung dengan menggunakan proggram SPSS. 11 for windows dapat disusun ringkasan hasil regresi

Tabel 4

Rekapitulasi hasil nilai analisis regresi berganda

Variabel Bebas Koefisien Regresi

thitung Probabilitas (Sig. t) Pendidikan dan latihan (X1)

Hubungan Kerja (X2) Tempat Kerja (X3) Penyelia (X4) Kedisiplinan Kerja (X5) 0.138 0.120 0.114 0.174 0.148 4.900 2.261 1.471 6.676 2.486 0.004 0.018 0.038 0.003 0.014 Konstanta F hitung R2 Adjusted R2 -9.475 16.449 0.767 0.767

(6)

R 0.876 Variabel Terikat : Kinerja Karyawan (Y) Sumber data : diolah

Y = -9.475 + 0.138 X1 + 0.120 X2 + 0.114 X3 + 0.174 X4 + 0.148 X5

a. Konstanta -9,475 menunjukkan tingkat kinerja karyawan jika dianggap tidak ada pengaruh budaya Kaizen. Jadi, jika budaya Kaizen tidak tidak diperhatikan oleh perusahaan maka tidak ada yang mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan harapan perusahaan

b. Pendidikan dan latihan (X1) teruji berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 4.900 lebih besar dari ttabel 1.984 dengan nilai signifikansi 0.004 lebih kecil dari 0.05. sedangkan koefisien regresi sebesar 0.138 menunjukkan bahwa jika pendidikan dan latihan semakin dikembangkan maka kinerja karyawan akan semakin meningkat

c. Hubungan Kerja (X2) teruji berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 2.261 lebih besar dari ttabel 1.984 dengan nilai signifikansi 0.018 lebih kecil dari 0.05. sedangkan koefisien regresi sebesar 0.120 menunjukkan bahwa semakin baik hubungan kerja maka kinerja karyawan akan meningkat

d. Tempat Kerja (X3) teruji berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 1.471 lebih besar dari ttabel 1.984 dengan nilai signifikansi 0.038 lebih kecil dari 0.05. sedangkan koefisien regresi sebesar 0.114 menunjukkan bahwa jika perusahaan dapat membuat tempat kerja sebagai tempat untuk mengejar tujuan hidup maka kinerja karyawan akan meningkat

e. Penyelia (X4) teruji berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 6.676 lebih besar dari ttabel 1.984 dengan nilai signifikansi 0.003 lebih kecil dari 0.05. sedangkan koefisien regresi sebesar 0.174 menunjukkan bahwa jika penyelia semakin positif dan meningkat hubungan komunikasi dengan karyawan maka kinerja karyawan akan meningkat

f. Kedisiplinan Kerja (X5) teruji berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 2.486 lebih besar dari ttabel 1.984 dengan nilai signifikansi 0.014 lebih kecil dari 0.05. sedangkan koefisien regresi sebesar 0.148 menunjukkan bahwa semakin baik kedisiplinan kerja maka kinerja karyawan akan meningkat

(7)

Pendidikan dan latihan (X1) Hubungan Kerja (X2) Tempat Kerja (X3) Penyelia (X4) Kedisiplinan Kerja (X5) 0.526 0.255 0.110 0.754 0.389 0.277 0.065 0.012 0.569 0.151 27.67 6.50 1.21 56.85 15.13

Dari persamaan regresi diatas dapat dilihat bagaimana pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5 ) terhadap variabel terikat (Y). pengaaruh positif menunjukkan bahwa perubahan variabel bebas Budaya Kaizen akan searah dengan perubahan Kinerja Karyawan

Sedangkan nilai R adjust square (R2) sebesar 0.767 menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama memberikan konstribusi atau sumbangan terhadap perubahan variabel terikat (Y) sebesar 76,7% dan sisanya sebesar 23.3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

(8)

Hipotesis

Tabel 5

Tabel Anova hasil analisis data

ANOVAb 9.444 5 1.889 16.449 .001a 207.259 159 1.304 216.703 164 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X5, X1, X2, X3, X4 a.

Dependent Variable: Y b.

F hitung sebesar 16.449 dengan tingkat signifikan 0.001 serta df penyebut 5 dan df pembilang sebesar 159. Untuk menguji hipotesis pertama yang meliputi pendidikan dan latihan, hubungan kerja, tempat kerja, penyelia dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja karyawan digunakan uji F.

Fh 16.449 > Ft 4.3874 yang berarti bahwa pada taraf nyata α = 5% variabel-variabel budaya Kaizen secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap kinerja (Y)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat dibuat kesimpilan sebagai berikut : (1).Variabel-variabel Budaya kaizen yang terdiri dari Pendidikan dan latihan (X1), Hubungan Kerja (X2), Tempat Kerja, (X3)Penyelia (X4) dan kedisiplinan kerja (X5) secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh bermakna terhadap kinerja (Y) karyawan pada koperasi “SAE” Pujon pada taraf nyata α = 0.05. sehingga menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini juga membuktikan bahwa budaya kaizen dapat dikatakan berkembang secara baik di Koperasi “SAE” Pujon dan membuktikan bahwa pada obyek penelitian terdapat perbaikan proses secara terus menerus dan berkelanjutan (2). Dari hasil uji t dapat diketahui bahwa nilai thitung untuk variabel Penyelia (X4) sebesar 6.676 dengan taraf signifikan 0.003 dapat dikatakan memiliki nilai t hitung tertinggi dengan taraf signifikan terkecil, sehingga hipotesis ketiga dapat dibuktikan pada taraf nyata α = 0.05. (3).Dari uji t juga dapat diketahui bahwa variabel penyelia mempunyai pengaruh dominan karena mempunyai t hitung yang paling besar dengan tingkat signifikan terendah

Dalam hal ini kepala bagian personalia Koperasi “SAE” Pujon mengatakan bahwa unit atau departemen dengan jumlah karyawan terbesar adalah bagian produksi karena sebagian besar dari karyawan tersebut berpendidikan tidak terlalu tinggi maka peran dari penyelia sangat

(9)

dibutuhkan. (4.) Dari analisis diperoleh nilai R adjust square (R2) sebesar 0.767 hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama memberikan konstribusi atau sumbangan terhadap perubahan variabel terikat Y sebesar 76.7% dan sisanya sebesar 23.3% dipengaruhi oleh variabel lain dalam lingkup permasalahan SDM misalnya : kepemimpinan, karakteristik individu maupun pekerjaan, motivasi, kepuasan kerja, dan lain sebagainya, yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Saran

Berdasarkan hasil kajian dari bab sebelumnya, selanjutnya peneliti dapat memberikan sumbangan saran dalam penelitian ini yaitu :(1)Bawahan sebaiknya diberikan kesempatan yang lebih besar, dalam memberikan masukan untuk memecahkan sebuah permasalahan, sehingga karyawan akan semakin merasa ikut memiliki perusahaan dan timbul sebuah tanggung jawab yang besar. (2)Hendaknya perusahaan lebih mendorong karyawan untuk selalu menetapkan tujuan dalam melakukan kegiatan atau bekerja, sehingga karyawan akan mengetahui apa yang harus dikerjakan dan tahu apa yang harus dicapai dengan melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. (3)Bagi peneliti selanjutnya, agar dilakukan penyempurnaan penelitian misalnya menggunakan semua variabel budaya kaizen, menambah kajian ke Islaman dan perbaikan-perbaikan lain

DAFTAR RUJUKAN

1. Ahyad, Aviv. 2004. Pengaruh Budaya Organisasi TerhadapProduktifitas Karyawan Pada PT Asuransi Syari’ah Mubarakah Malang. Skripsi tidak diterbitkan. UIN Malang

2. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta 3. Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid Dua . PT

Prenhallindo. Jakarta

4. Flippo, Edwin B. 1984. Manajemen Personalia Edisi Keenam Jilid Dua, Alih Bahasa Moh Mas’ud. Erlangga Jakarta

5. Gibson, J.L., Ivanhovich J.M., Donnelly, J.L.,. 1997. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Alih Bahasa Nunuk Ardiani, Edisi kedelapan, Jilid II Binarupa Insani

6. Handoko, T Hani,. 2000. Manajemen. BPFE. Jogjakarta

7. Hafidhuddin, Didin & Tanjung, Hendri. 2003. Manajemen Syari’ah Dalam Praktek. Gema Insani Press. Jakarta

8. Hardjosoedarmo, S. 2001. Total Quality Management. Andi Offset. Yogyakarta

9. Imai, Masaaki.2001. Kaizen : Kunci Sukses Jepang Dalam Persaingan. PPM. Jakarta

10. Irianto, Jusuf. 2001. Tema-tema Pokok Manajemen Sumber Daya Manusia. Insan Cendekia. Surabaya

11. Kotter, John. & Hessket, James., L., 1997 Corporate Culture and Perfomance. PT Prenhallindo. Jakarta

(10)

12. Koesmono, Teman H. 2006. Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Terhadap

Kinerja Karyawan. Jurnal Of Economic and Management Magister

Manajemen UPN. Surabaya

13. Mohyi, Achmad. 1999. Teori dan perilaku Organisasi. UMM Press. Malang

14. Muthi’, Abdullah. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan (Skripsi Tidak Diterbitkan ). UIN Malang

15. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi. Refika Aditama Bandung

16. Ndraha, Talidziduhu. 1997. Budaya Organisasi. Rineka Cipta. Jakarta 17. Nimran, Umar.2004. Perilaku Organisasi. Citra Media. Surabaya

18. Robbins, Stepphen P. 1994. Perilaku Organisasi (Terj) Hadyana Pujaatmaka Jilid

1&2. PT Bhuana Ilmu Popular. Jakarta

19. Simamora, Henry. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YPKN. Yogyakarta

20. Sumarsono, sonny. 2004. Metode Riset SDM. Graha Ilmu. Yogyakarta 21. Sugiono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung

22. Tika, Moh Pabundu. H . 2005. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan . Bumi Aksara. Jakarta

23. Umar, Husain. 2001. Riset Sumber Daya Mnausia Dalam Organisasi. PT Gramedia Pustaka utama. Jakarta

24. Waluyo, Harry. 2006. Kaizen : Budaya Organisasi Perusahaan Jepang. The Jakarta Consultinng Group

25. Yusanto, M Ismail. Widjadjakusuma, M karebet. 2002. Menggagas Bisnis islami. Gema insani Press. Jakarta

26. Yuli Cantika, Sri Budi. 2005. Manajemen Smber Daya Manusia. Cetakan Pertama. UMM press. Malang

27. WWW. SMECDA. Online. 2007. Koperasi Berprestasi Tahun 2006. DEPUTI VII Kementrian Koperasi dan UMKM. Jakarta

(11)

Gambar

Tabel 2  Pembagian sampel

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh teknik PMR terhadap skala nyeri memiliki nilai p-value 0.030 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh Progressive Muscle Relaxation pada pasien post

Pada buku Kamus GESTOK (2003), Hersri menghimpun beragam istilah yang berkaitan dengan Peristiwa 30 Sepetember Bung Karno menyebutnya GESTOK atau Gerakan Satu

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA BARAT.. Adendum Dokumen Pengadaan

Kepada masyarakat dan Penyedia Barang yang akan mengajukan pengaduan dan sanggahan kami tunggu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman ini

Sult an Agung - Jl... Sult an Agung

[r]

Peneliti berasumsi bahwa ada strategi yang berlandaskan dimensi Entrepreneurial marketing yang diterapkan oleh usaha-usaha baru untuk bersaing dengan usaha lain yang sudah

Fokus dari penelitian ini adalah mencari hubungan antarfitur yang terdapat dalam situs sehingga didapatkan bentuk pola penataan ruang, interaksi manusia masa lalu,