• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

58 4.1. Objek Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam rangka penyusunan tesis ini adalah melihat analisis pengaruh dari motivasi, pelatihan dan kompensasi terhadap kinerja pegawai pengelola sistem informasi kepegawaian pusat di Kementerian Perhubungan.

Motivasi, pelatihan dan kompensasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Sedangkan objek yang akan diteliti dalam penulisan ini adalah pegawai pengelola sistem informasi kepegawaian pusat di Kementerian Perhubungan.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada sub sektor / unit kerja pusat di lingkungan Kementerian Perhubungan yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Barat No.8 dan Jl. Medan Merdeka Timur No.5.

4.3. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 4 bulan (bulan Oktober 2010 s.d. Februari 2011) yang dimulai dari persiapan penelitian, seminar proposal penelitian, pelaksanaan penelitian (pengumpulan data), penyusunan karya akhir, ujian sidang karya akhir, serta pengesahan dan penyerahan karya akhir.

(2)

4.4. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode survey dengan studi paradigma asosiatif/korelasional dan analisis data kuantitatif. Menurut Prasetyo dan Lina (2005:143), penelitian survey adalah suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur/sistematis tersebut dikenal dengan istilah kuesioner.

Sugiyono (2006:209) berpendapat bahwa dalam paradigma asosiatif, terdapat tiga macam hubungan variable yaitu: hubungan simetris, hubungan sebab akibat (kausal), dan hubungan interaktif (saling mempengaruhi). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan hubungan kausal. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variable bebas, yaitu variabel motivasi, pelatihan dan kompensasi, serta satu variabel terikat yaitu variabel kinerja pegawai.

Variabel-variabel motivasi, pelatihan dan kompensasi, dan kinerja pegawai akan dijabarkan ke dalam dimensi-dimensi serta indikator-indikator yang kemudian akan dirinci lagi dalam butir-butir pertanyaan atau pernyataan.

Berdasarkan sintesis dari teori-teori yang berhubungan dengan substansi penelitian, penulis mencoba menggambarkan pola hubungan antara variabel tersebut sesuai dengan tujuan penelitian, maka hubungan struktur atau pengaruh dari variabel penelitian yang digunakan dapat digambarkan seperti Gambar 4.1.

(3)

Gambar 4.1. Skema Rerangka Pemikiran

4.5. Populasi

Sugiyono (2007:115) menyebutkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Istijanto (2008:109) menyebutkan bahwa populasi diartikan sebagai jumlah keseluruhan semua anggota yang diteliti, sedangkan sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi

Berdasarkan pada objek dari penelitian ini yaitu pegawai pengelola sistem informasi pusat di Kementerian Perhubungan, penelitian tidak akan menggunakan sampel, tetapi seluruh populasi digunakan menjadi responden dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Sensus, dimana sensus dilakukan pada seluruh pegawai pengelola sistem informasi kepegawaian pusat yang menjadi populasi dan akan disurvei di Kementerian Perhubungan. Sedangkan jumlah pegawai

X

1

( Motivasi )

X

2

( Pelatihan )

Y

( Kinerja )

X

3

( Kompensasi )

(4)

pengelola pada masing-masing sub sektor / unit kerja pada Kementerian Perhubungan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Populasi Pengelola Sistem Informasi Kepegawaian Pusat

No Unit kerja Jumlah

1 Sekretariat Jenderal 9

2 Inspektorat Jenderal 5

3 Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2 4 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 4 5 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 3

6 Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2

7 Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan 4 8 Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan 2

Jumlah 31

Sumber : Biro Kepegawaian dan Organisasi Kementerian Perhubungan (2010)

Dikarenakan peneliti termasuk sebagai pengelola Sistem Informasi Kepegawaian di Inspektorat Jenderal, maka dari jumlah 5 pengelola pada Inspektorat Jenderal dikurangi dengan peneliti menjadi berjumlah 4 pengelola sehingga total jumlah responden yang akan disensus adalah 31 dikurang 1, yaitu sejumlah 30 responden.

Pada aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian sebagaimana pada tampilan menu awal sesuai Gambar 4.2. dan untuk jumlah sub sektor / unit kerja yang ada pada Kementerian Perhubungan pada Gambar 4.3. dan output yang dapat dimanfaatkan dari aktivitas kinerja pengelola data kepegawaian serta sesuai dalam aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian dapat dilihat pada Gambar 4.4.

(5)

Gambar 4.2. Menu awal aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian

Sumber : aplikasi kepegawaian berbasis web

Gambar 4.3. Unit Kerja dilingkungan Kementerian Perhubungan

(6)

Gambar 4.4. Manfaat aktivitas pengelola data kepegawaian

Sumber : aplikasi kepegawaian berbasis web

Aplikasi sebagaimana gambar diatas pemrogramannya sudah berbasis web dengan bahasa pemrograman yang dipergunakan PHP (Hypertext Preprocessing) dan memiliki basis data dengan database mysql, pemrograman dan basis data tersebut merupakan aplikasi open source (tidak berbayar) sehingga dalam pembuatanya tidak ada biaya yang dikeluarkan terhadap lisensi sistem program maupun database yang dipergunakan.

(7)

Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 88 tahun 2002 Tentang Mekanisme dan Tata Kerja Pengelolaan Sistem Informasi Kepegawaian di lingkungan Departemen Perhubungan, untuk mekanisme teknis pelaksanaan dalam rangka operasionalisasi Sistem Informasi Kepegawaian ada beberapa yang dapat dijelaskan disisi standar operasional prosedur dari aplikasi tersebut ditinjau dari masing-masing kewenangan penggunaan aplikasi, diantaranya adalah :

1. Untuk masuk kedalam aplikasi harus menggunakan username dan password, setiap pegawai memiliki hak atas penggunaan aplikasi sesuai dengan kewenangan dan batasan akses yang diberikan.

2. Admin masing-masing unit kerja / sub sektor hanya dapat menambah, mengubah dan menghapus serta memberi persetujuan atas perubahan data sesuai dengan berkas data dukung yang diberikan untuk unit kerjanya masing-masing.

3. Pada aplikasi ini user diperbolehkan untuk menambah data, menghapus dan mengubah data tetapi data tersebut tidak langsung dapat berubah/update, dikarenakan secara sistem perubahan data tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari admin masing-masing unit kerja, hal ini dilakukan agar validitas data dalam aplikasi dapat terjaga dengan baik.

4. Selain admin dan user, terdapat super admin yang mempunyai hak akses penuh terhadap aplikasi ini. Super user dapat melakukan penambahan, perubahan dan menghapus data serta melakukan persetujuan kesemua unit kerja, hak akses ini diberikan kepada penanggungjawab aplikasi dan database

(8)

yaitu Pusat Data dan Informasi serta koordinator pengelola dan pengolah data Biro Kepegawaian dan Organisasi Kementerian Perhubungan.

4.6. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Instrumen dari variabel motivasi, instrumen variabel pelatihan, instrumen variabel kompensasi dan instrumen variabel kinerja yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No item

Pernyataan Motivasi (X1) Motivasi instrinsik - Prestasi - Penghargaan

- Pekerjaan kreatif dan menantang - Tanggunjawab 5,8 12 4,6 9 Motivasi ekstrinsik - Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan - Kualitas pengendalian teknis - Kondisi kerja - Hubungan kerja - Keamanan kerja 10,11 1 2 7 3 Pelatihan (X2) Program Pelatihan - Materi - metode - instruktur - fasilitas 1, 2, 3 4, 5, 6 7, 8, 9 10, 11, 12 Kompensasi (X3) Kompensasi Finansial - gaji - honor 1, 2, 3 4, 5, 6 Kompensasi Non Finansial - mutasi/promosi - lingkungan kerja 7, 8, 9 10, 11, 12 Kinerja (Y)

Aspek Kuantitatif - proses pekerjaan dan kondisi pekerjaan

- jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan

1, 2, 3 4, 5, 6 Aspek Kualitatif - ketepatan kerja dan kualitas

pekerjaan

- kemampuan menganalisis data / informasi

7, 8, 9 10, 11, 12

(9)

Defenisi Operasional

1. Variabel Motivasi (X1)

Defenisi operasional variabel motivasi dijabarkan dalam dua dimensi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik, teori yang diambil dari teori Dua Faktor-Herzberg untuk dimensi motivasi instrinsik dibuat menjadi 4 indikator dengan 6 butir pertanyaan, dan dimensi motivasi ekstrinsik melahirkan 5 indikator dengan 6 butir pertanyaan.

2. Variabel Pelatihan (X2)

Defenisi operasional variabel pelatihan dijabarkan menjadi satu dimensi yaitu program pelatihan berdasarkan penegasan dari Sondang P. Siagian terhadap tepat tidaknya teknik pelatihan, yang dijabarkan menjadi 4 indikator dan setiap indikator masing-masing memiliki 3 butir pertanyaan.

3. Variabel Kompensasi (X3)

Defenisi operasional variabel kompensasi dijabarkan dalam dua dimensi yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non finansial, dimensi tersebut diambil dari teori yang dikemukakan oleh Mondy, untuk dimensi kompensasi finansial yang menjadi 2 indikator dan dimensi kompensasi non finansial dijabarkan 2 indikator dan setiap indikator masing-masing memiliki 3 butir pertanyaan.

4. Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Defenisi operasional variabel kinerja dijabarkan dalam dua dimensi yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif, teori sebagaimana yang dikemukakan oleh Mangkunegara untuk dimensi pertama aspek kuantitatif yang dijabarkan

(10)

dalam 2 indikator, sedangkan dimensi aspek kualitatif menjadi 2 indikator dengan setiap indikator masing-masing memiliki 3 butir pertanyaan.

4.7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data ini digunakan dua cara yaitu melalui pengumpulan data primer dan data sekunder.

1. Teknik Pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner atau angket kepada pegawai pengelola sistem informasi kepegawaian pusat di Kementerian Perhubungan. Hasil penelitian dari responden dianalisis dengan menggunakan analisis regresi, untuk mengetahui pengaruh dari variabel Motivasi, Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja pegawai pengelola sistem informasi kepegawaian pusat di Kementerian Perhubungan.

2. Teknik pengumpulan data sekunder

Dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data melalui satu teknik riset perpustakaan untuk melengkapi data primer yang telah penulis dapatkan dari riset lapangan, maka penulis juga mengambil data sekunder dari berbagai sumber antara lain buku-buku, literature, bahan kuliah, internet, dan dokumen Kementerian Perhubungan.

(11)

4.8. Metode Analisis Data Statistik Deskriptif

Statistik ini merupakan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam menginterpretasikan hasil analisis data serta pembahasannya. Data-data statistik yang diperoleh dari hasil survey atau pengamatan umumnya masih acak/baku dan tidak terorganisir dengan baik (Wijaya, 2009:176).

Ulasan di sini diringkas dengan baik dan teratur baik dalam tabel maupun grafis sebagai dasar dan mempermudah pengambilan keputusan.

Metode analisis data menggunakan metode analisis regresi berganda dengan teknik skala pengolahan data menggunakan metode Likert, dimana metode ini memberikan nilai skala untuk tiap alternatif jawaban yang berjumlah 4 kategori, adapun alasan dipergunaannya skala 4 adalah untuk menghindari keragu -raguan responden dalam menjawab pertanyaan yang diberikan dan dapat menjadi jawaban yang terpusat/jelas. Dengan demikian instrument itu akan menghasilkan total skor bagi tiap anggota sampel. Semua pernyataan yang memilih alternatif-alternatif diberi skor sebagaimana pada Tabel 4.3.

Tabel.4.3. Pembobotan Nilai untuk Jawaban Responden

Alternatif Jawaban Pernyataan

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(12)

4.9. Pengujian Instrumen Penelitian

Terhadap instrumen penelitian sebelum dilakukan analisis terhadap hasil penelitian, dilakukan pengujian dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji persyaratan analisis.

a. Uji Validitas

Uji validitas berhubungan dengan satu pengujian item-item dalam kuesioner yang digunakan. Dalam penelitian ini akan digunakan analisis data korelasi item, yaitu dengan menghitung korelasi antar nilai keseluruhan yang diperoleh atau skor totalnya. Skor total adalah skor yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item pertanyaan. Apabila skor pertanyaan positif dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas.

Besarnya koefisien korelasi antara setiap butir dengan skor total digunakan model Korelasi Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama (Sugiyono, 2006:212). Rumusnya sebagai berikut :

n∑xiyi – (∑xi) (∑yi) rxy = [n∑xi² - (∑xi)²] [n∑yi² - (∑yi)²] rxy = Koefisien korelasi Product Moment x = Skor tiap item

(13)

n = Jumlah responden

Butir-butir data yang dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalalah suatu uji yang menunjukan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengulangan pengukuran terhadap subyek yang sama. Uji ini hanya dapat dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan yang valid saja.

Dalam uji reliabilitas ini banyak cara yang dapat dilakukan, tetapi dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach, yang dikerjakan dengan menggunakan paket statistik SPSS 17 dengan rumus sebagai berikut :

K ∑Si rtt = ______ x 1 _ ________

k-1 St

Dimana :

rtt = Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varian Total

k = Jumlah item

Hanya memerlukan sekali pengujian dengan menggunakan teknik statistik terhadap skor jawaban responden yang dihasilkan dari penggunaan instrumen yang bersangkutan. Variabel dikatakan reliabel jika nilai hitung

(14)

atau Alpha Cronbach ≥ 0,6 dan dikatakan tidak reliabel bila nilai hitung atau Alpha Cronbach ≤ 0,6 (Nurgiantoro 2002:332).

c. Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas

Pengujian ini untuk menguji dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya apakah memiliki distribusi normal ataukah tidak. Deteksi dari pengujian ini adalah dengan melihat penyebaran titik-titik pada sumbu diagonal dan grafik. Dasar untuk pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak normal.

2. Uji Heterokedasitas

Heterokedasitas, yaitu ketidaksamaan varians dalam analisis regresi. Pengujian ini digunakan untuk mengecek apakah sebaran data Y bersifat random untuk setiap nilai variabel X. Cara mendeteksinya dengan melihat Scatterplot. Jika tidak membentuk pola atau titiknya menyebar baik di daerah positif (+) maupun negatif (-), maka tidak ada masalah heterokedasitas.

3. Uji Autokorelasi

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Mengukur autokorelasi dilihat dari Durbin

(15)

Watson Test (DW). Jika nilai DW terletak antara -2 dan 2 berarti tidak terdapat autokorelasi.

Gejala terhadap autokorelasi diuji dengan menggunakan “Uji Statistik Durbin Watson” dengan kriteria sebagai berikut :

 Tidak terjadi autokorelasi jika (4-dl) < dw < dl.

 Terjadi autokorelasi positif jika dw < dl, koefisien korelasinya lebih besar dari nol.

 Terjadi autokorelasi negatif jika dw > (4-dl), koefisien korelasinya lebih kecil dari nol.

 Jika dw terletak antara (4-du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Klasifikasi nilai d (Durbin Watson) dipaparkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Klasifikasi Nilai d (Durbin Watson)

Nilai d Keterangan

< 1.10 Ada autokorelasi

1,10 – 1, 54 Tidak ada kesimpulan 1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi 2,46 – 2,90 Tidak ada kesimpulan

> 2,91 Ada autokorelasi

Sumber : Wijaya (2009 :123) 4. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah ada Multikolinieritas atau tidak diantara variabel bebas dengan variabel terikat. Terdapatnya korelasi yang sempurna/tidak sempurna tetapi sangat tinggi pada variabel-variabel bebas yang dilambangkan dengan X1, X2, X3. Jika terjadi Multikolinieritas pada variabel-variabel bebas akan berakibat

(16)

koefisien regresi tidak dapat ditentukan dan standar deviasi akan memiliki nilai tidak terhingga.

Mengukur Multikolinieritas dilihat dari nilai tolerance atau VIF (Variance Inflation Factor) dari masing-masing variabel. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10.

4.10. Profil Responden

Stratifikasi responden diambil dari pegawai pengelola Sistem Informasi Kepegawaian pusat di Kementerian Perhubungan.

Penelitian dibatasi pada 5 (lima) karakteristik responden, yaitu jenis kelamin, usia, unit kerja, masa kerja, dan pendidikan terakhir.

4.11. Pengujian Hipotesis Penelitian

Sehubungan dengan judul penelitian analisis pengaruh motivasi, pelatihan dan kompensasi terhadap kinerja pegawai pengelola Sistem Informasi Kepegawaian pusat di Kementerian Perhubungan, maka hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ho1 = 0 : Motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Ho2 = 0 : Pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. H03 = 0 : Kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

(17)

H04 = 0 : Motivasi, Pelatihan dan Kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Ha1 ≠ 0 : Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Ha2 ≠ 0 : Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Ha3 ≠ 0 : Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Ha4 ≠ 0 : Motivasi, Pelatihan dan Kompensasi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai.

a. Analisis Regresi Berganda

Kita gunakan analisis regresi berganda bila kita ingin mengetahui bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 2008:277)

Dalam penelitian ini yang memiliki tiga variabel independen, maka menggunakan persamaan regresi untuk tiga prediktor yaitu :

Ŷ0 = ß0 + ß 1X1 + ß 2X2 + ß 3X3 + Ԑ Keterangan:

Ŷ0 = Estimasi Kinerja Pegawai X1 = Motivasi Pegawai

X2 = Pelatihan Pegawai X3 = Kompensasi Pegawai ß 0 = konstanta regresi

(18)

ß 1, ß 2,ß 3 = koefisien arah regresi Ԑ = Error

b. Analisis Korelasi

Untuk menganalisis data primer maka dipergunakan metode kuantitatif yang didasarkan kepada teknik analisis statistik yaitu dengan cara mencari koefisien korelasi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel X dengan variabel Y. Menurut Sugiyono (2006:209), korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi seperti pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat 0,800 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2007:250) c. Analisis Determinasi

Koefisien determinasi dilakukan untuk mendeteksi ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi ini, yaitu dengan membandingkan besarnya

(19)

nilai koefisien determinan, jika R2 semakin besar mendekati 1 (satu) maka model semakin tepat. (0R2 1).

d. Uji Hipotesis 1. Uji t (t-tes)

Untuk menguji signifikansi pengaruh X1, X2 dan X3 secara parsial digunakan uji t, dimana t hitung diperoleh dari :

bjt t hitung =

sbj Dimana :

t hitung = Nilai t

bjt = Nilai koefisien regresi

sbj = Standar error koefisien regresi

Sedang besarnya nilai kritis (t-tabel) dapat dilihat dalam tabel statistik t, sesuai dengan tingkat signifikansinya dengan nilai df (degree of freedom). Langkah-langkah pengujian tersebut dapat dilakukan sebagai beikut :

H0 : bi = 0 variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Ha : bi ≠ 0 variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat Bila t hitung lebih kecil dari t tabelnya maka H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika t-hitung lebih besar dari t-tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(20)

2. Uji F

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan uji F. Bila nilai F hitung lebih besar dari F tabelnya, maka dinyatakan bahwa paling tidak ada satu variabel bebasnya yang memberikan sumbangan memprediksi nilai variabel independennya. Sebaliknya jika F hitung lebih kecil dari F tabelnya, maka dinyatakan tidak satupun variabel bebasnya memberikan sumbangan memprediksi nilai variabel terikatnya. Nilai F hitung diperoleh dari :

MS Reg F hitung =

MS Res Dimana :

MS Reg = Mean Square Regression MS Res = Mean Square Residual

Nilai F tabel dapat dilihat dalam tabel sesuai dengan tingkat signifikansinya dan tingkat df (degree of freedom). Langkah-langkah pengujian tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :

H0 : b1,b2,b3 = 0 variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

Ha : b1,b2,b3 ≠ 0 variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Untuk melakukan regresi model dan pengujian, digunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.

Gambar

Gambar 4.1. Skema Rerangka Pemikiran
Tabel 4.1. Populasi Pengelola Sistem Informasi Kepegawaian Pusat
Gambar 4.2. Menu awal aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian
Gambar 4.4. Manfaat aktivitas pengelola data kepegawaian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil uji Wilcoxon pada kelompok perlakuan diperoleh nilai p=0,005 maka dapat disimpulkan bahwa pemberian komunikasi terapeutik efektif menurunkan tingkat

Seed treatment dengan fungisida mempunyai dua keuntungan ganda yaitu mencegah penyakit oleh infeksi seed borne dan mengendalikan serangan patogen soil borne pada biji

Pada tinja yang encer dengan gejala klinis yang nyata dapat dijumpai bentuk tropozoit sedangkan pada symptomless carrier dengan tinja yang padat akan dijumpai

Sedangkan untuk menyatakan suatu model fit, karena hanya ada tiga item pengukuran, dengan sendirinya merupakan model yang just identified, dan merupakan model yang fit sempurna.

37 DAK Bidang Kesehatan Pelayanan Kesehatan Dasar -Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Lokasi Kegiatan :

Puji Syukur tak terhingga penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan karunia yang dilimpahkan kepada penulis sehingga

Pembangunan pada umumnya dilakukan secara bertahap, mulai dari kota besar sampai ke masyarakat pedesaan. Hal ini menjadi masalah ketika dalam proses tersebut

Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi melalui lembar pengamatan aktivitas belajar matematika siswa dalam proses pembelajaran yang sudah baik (skor rata-rata