• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

4 2.1 Ternak babi

Ternak babi salah satu ternak penghasil daging sebagai sumber pemulihan gizi masyarakat yang sangat efesien diantara ternak – ternak yang lain. Bangsa babi piaraan yang dikenal sampai saat ini secara umum merupakan keturunan dari dua jenis babi liar yaitu Sus vittatus yang bersal dari India Timur dan Asia Tenggara termasuk Cina dan Sus scrofa yang berasal dari Eropa (Kansius, 1981).

Menurut Sihombing (1997), klasifikasi zoologis ternak babi termasuk: Kelas : Mamalia

Ordo : Artidactyla

Genus : Sus

Species : Sus Vitattus

Masyarakat papua yang tinggal diwilayah pedalaman (wilayah pesisir atau dataran tinggi) umumnya hidup dari cara kemurahan alam dan meramu, berburu, bertani dengan sistem ladang berpindah, maupun memanfaatkan hasil laut sebgai nelayan. Babi sebagai ternak utama sebgai pendukung kehidupan keluarga, masyarakat memilih untuk memelihara ternak dengan sitem ekstensif, dan jenis yang umum dipelihara adalah babi. Dalam kehidupan masyarakat papua babi memiliki urutan pertama dalam ternak peliharaan. Selain karena pertimbangan keuntungan yang diperoleh memelihara babi memiliki menurut budaya masyarakat setempat memiliki kaitan yang erat dengan nilai sosial dan budaya karena sejalan dengan praktek adat istiadat dan upacara ritual budaya (Pattiselanno, 2004).

(2)

2.2 Entamoeba spp

2.2.1 Taksonomi dari Entamoeba spp (Levine, 1995). : Phylum : Sacromastigophora

Sub- Phylum : Sarcodina Kelas : Rhizopoda Ordo : Amoebidiorida Sub Ordo : Tubulinorina

Genus : Entamoeba, Endamoeba, Endolimax, Iodamoeba, Sappinia

Spesies :Entamoeba histolytica, Entamoeba hartmanni Entamoeba coli, Entamoeba chattoni dan Entamoeba gingivalis.

2.2.2 Morfologi

Hampir semua amoeba memiliki dua bentuk yaitu: tropozoit dan kista. Bentuk tropozoit adalah bentuk yang aktif bergerak, makan dan bereproduksi namun tidak mampu bertahan diluar tubuh hospes. Bentuk kista adalah bentuk yang dorman, tahan tanpa makanan, dan bertanggung jawab terhadap penularan penyakit. Dari sekian banyak amoeba intestinal, hanya

Entamoeba histolytica yang bersifat patogen, sedangkan yang lainnya bersifat non patogen (Yulfi, 2006 ).

Menurut Levine (1994), Entamoeba yang sering menginfeksi babi antara lain Entamoeba histolytica dengan empat inti kista, Entamoeba coli

dengan delapan inti kista, Entamoeba suis dengan satu inti pada kista dan

Entamoeba suigingivalis tanpa kista. Noble and Noble (1989), mengungkapkan bahwa Entamoeba dibliecki juga berpredileksi di dalam intestinum babi, dengan ukuran rata-rata 13 x 16µm, mempunyai ektoplasma yang bergranul halus dan endoplasma yang kasar, inti besar, pucat dan kromatin perifer tampak seperti cincin homogen.

(3)

Entamoeba hystoliticamemiliki bentuk tropozoit dan kista. Tropozoitnya memiliki ciri-ciri morfologi :

1. Ukurannya 10-60 µm

2. Sitoplasma bergranular dan mengandung eritrosit yang merupakan penanda penting untuk diagnosisnya

3. Terdapat satu buah inti Entamoeba, ditandai dengan karyosom padat yang terletak ditengah inti serta kromatin yang tersebar dipinggiran inti

4. Bergerak progresif dengan alat gerak ektoplasma yang lebar, disebut pseudopodia

Kista entamoeba hystolitica memiliki cirri-ciri morfologi sebagai berikut : 1. Bentuk memadat mendekati bulat, ukuran 10-20 µm

2. Kista matang memiliki empat buah inti Entamoeba

3. Tidak lagi dijumpai eritrosit didalam sitoplasma

4. Kista yang belum matang memiliki glikogen (chromatoidal bodies) berbentuk seperti cerutu, namun biasanya menghilang setelah kista matang.

Entamoeba gingivalismemiliki panjang tropozoit 3,5 - 5 µm (biasanya 10-20 µm) (Dwyer, 1974). Sitoplasma terdiri dari suatu zone (daerah) ektoplasma terang dan endoplasma berbutir-butir berisi vakuole-vakuole makanan. Amoeba biasanya memakan leukosit dan sel-sel epitel, kadang-kadang makan bakteri dan jarang sekali makan sel-sel darah merah. Biasanya ada sejumlah kaki-kaki semu (Singh, 1975). Diameter inti 24 µm dan mempunyai endosoma cukup kecil, suatu lapisan permukaan terdiri dari butir-butir kromatin, dan beberapa untai akromatik yang halus (lembut) merentang dari endosoma keselaput inti. Reproduksi secara pembelahan jadi dua, ada 5 atau 6 kromosom (Levine, 1995).

Entamoeba suis memiliki panjang panjang tropozoit 5-25 µm, inti terlihat bervariasi. Endosoma terletak ditengah dan besar kadang – kadang mengisi hampir seluruh inti dan hamper mirip dengan endosoma Entamoeba hystolityca. Ada suatu

(4)

cincin agak homogen yang terdiri dari kromatin yang terdapat didalam selaput inti. Biasanya tidak ada butir – butir kromatin diantara endosoma dan permukaan cincin. Diameter kista 4-17 µm masing – masing mempunyai inti tunggal. Benda – benda kromatoid didalam kista bentuknya sangat bervariasi, mulai dari batang – batang besar dengan ujung – ujung membulat seperti Entamoeba hystolityca(Levine, 1995).

2.2.3 Penularan

Entamoeba hystolitica tersebar luas diseluruh dunia. Penularan terjadi karena makanan dan minuman yang tercemar kista ameba. Penularan tidak terjadi melalui bentuk tropozoit, sebab bentuk ini akan rusak oleh asam lambung. Kista Entamoeba hystolitica mampu bertahan ditanah yang lembab selama 8-12 hari, di air 9-30 hari, dan di air dingin (4oC) mampu bertahan selama tiga bulan. Kista akan cepat rusak oleh pemanasan atau pengeringan 50oC.

Makanan atau minuman dapat terkontaminasi oleh kista melalui beberapa cara diantaranya persediaan air yang terpolusi, tangan yang terkontaminasi, kontaminasi lalat dan kecoa, penggunaan pupuk tinja untuk tanaman, hiegene yang buruk terutama ditempat-tempat dengan populasi tinggi (Yulfi, 2006). Manusia merupakan reservoir infeksi hewan ternak (bersifat zoonosis dari manusia ke hewan), menginfeksi terutama primata dan secara sperimental dapat menginfeksi: anjing, kucing, babi, tikus, mencit, marmut dan kelinci (Levine, 1995).

2.2.4 Patogenesis dan Patologi

Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan.

Amebiasis dapat terjadi tanpa gejala (asimtomatis). Penderita kronis mungkin memiliki toleransi terhadap parasit sehingga tidak menimbulkan gejala penyakit lagi. Dari hal ini berkembang symptomless carrier. Gejala dapat bervariasi mulai rasa tidak enak diperut hingga diare. Gejala yang khas adalah sindroma disentri, yakni kumpulan gangguan gejala pencernaan yang meliputi diare berlendir dan berdarah

(5)

disertai tenesmus. Lesi yang tipikal terjadi diusus besar yakni adanya ulkus dikarenakan kemampuan ameba ini menginvansi dinding usus. Prevalensi Disentri

amoeba ini bervariasi,namun penyebarannya di seluruh dunia. Insiden nya mningkat dengan bertambahnya umur,dan teranak pada laki-laki dewasa. Kira-kira 90% infksi asimtomatik yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica non patogenik. Amebiasis

yang simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant (Yulfi, 2006 ). Predileksi Entamoeba histolytica sering pada usus besar, kadang-kadang hati, paru-paru, dan jarang pada organ lainnya, termasuk otak dan limpa. Entamoeba coli terdapat didalam sekum dan kolom (Soulsby, 1982).

Entamoeba chattoni terdapat didalam usus besar macaca dan sejumlah kera lainnya (Noble and Noble, 1989). Entamoeba gingivalis terdapat didalam mulut manusia, dimana spesies ini hidup diantara gigi, dibawah pinggir gusi dan didalam karang gigi (tartar).

2.2.5 Siklus Hidup

Siklus hidup Ameba usus hampir sama, bentuk yang infektif adalah kista. Setelah tertelan kista akan mengalami eksistasi di ileum bagian bawah menjadi tropozoit kembali. Tropozoit kemudian memperbanyak diri dengan cara belah pasang. Tropozoit yang kerap mengalami inkistasi, kista akan dieluarkan bersama tinja namun tropozoit akan dikeluarkan oleh tinja yang cair. Entamoeba hystolitica

bersifat invasive sehingga tropozoit dapat menembus dinding usus dan beredar didalam sirkulasi darah (Yulfi, 2006 ).

2.2.6 Diagnosa

Selain menilai gejala dan tanda diagnosis amebiasis yang akurat membutuhkan pemeriksaan tinja untuk mengidentifikasi bentuk tropozoit dan kista. Metode yang biasanya digunakan adalah teknik konsentrasi dan pembuatan sediaan trichrom stain. Namun yang paling sederhana dan berguna untuk skrining adalah

(6)

pembuatan sediaan basah dengan bahan salin. Sediaan basah ini dapat diwarnai dengan pewarnaan lugol (menggunakan iodine encer) agar terliahat lebih jelas. Untuk menemukan bentuk tropozoit tinja sebaiknya segera diperiksa, waktu yang paling baik adalah dibawah 30 menit. Pada tinja yang encer dengan gejala klinis yang nyata dapat dijumpai bentuk tropozoit sedangkan pada symptomless carrier dengan tinja yang padat akan dijumpai kista. Selain tinja spesimen lain yang dapat diperiksa berasal dari enema, aspirat dan biopsi. Pada apirasi abses hati akan diperoleh cairan berwarna coklat dan bentuk tropozoit akan ditemukan pada akhir aspirasi atau ditepi ulkus. Pemeriksaan yang lebih maju adalah dengan pemeriksaan serologis namun dipastikan bahwa pemeriksaan ini jauh lebih mahal. Jenis-jenis pemeriksaan serologis adalah Indirect Hemagloutination Assay (IHA), Enzym – link Immunosorbent Asssay (ELISA) dan Indirect Immunofluorescent (IFA)(Yulfi, 2006).

2.2.7 Epidemiologi

Amebiasis menjadi penyebab dari kematian sekitar 100.000 orang per tahun, terutama diwilayah Amerika tengah dan selatan, Afrika, dan India. Di seluruh dunia penyakit ini menjadi penebab kematian terbesar ketiga akibat infeksi parasit setelah

malaria dan schistosomiasis, sebagaimana perkiraan oleh WHO. Infeksi amebiasis

endemik disebagian besar iklim dan temperature tropis. Sumber infeksi terpenting adalah penderita menahun yang mengeluarkan kista atau pengandung kista tanpa gejala. Data dari survey epidemiologi bahwa sekitar 90% penderita amebiasis adalah asimtomatik. Pada tahun1996, 1-3 juta kasus amebiasis intestinal dilaporkan di Mexico dan walaupun ini mungkin juga termasuk infeksi dengan E.Dispar, studi seolgik telah mengindikasikan bahwa lebih dari 8% populasi adalah penderita

amebiasis. Di Hue, sebuah kota di Vietnam yang populasinya mencapai 1 juta, salah satu rumah sakit melaporkan adanya 1500 amebiasis hatidalam kurun waktu 5 tahun. (Aulia, 2009).

Referensi

Dokumen terkait

(ditst Nitai Wajar, Nilai  Pasar, Nilai Likuidasi, daniatau nilai lain sesuat dengan ketentuan peraturan perundang-  undangan terkait objek pentlatan)...(thisi uraian lengkap

“merupakan suatu cara bagi pemilih untuk melakukan kolusi diantara para pemilih yang kalah dengan cara memberikan suara agar mereka sama sama memperoleh keuntungan dengan cara

Kemudian dilakukan penambahan dinatrii edetas yang dimaksudkan karena dinatrii edetas sebagai penghelat akan mengikat logam yang mungkin ada dari alat atau bahan yang

Bantuan KESRA WB Pendidik Formal Jenjang Dikdas sumber dana APBD Provinsi Jateng (untuk 689 orang) sedang dalam proses usulan pencairan ke Gubernur.. Berikut ini daftar nama

Hubungan ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai rantai yaitu setelah pakan dari lambung masuk ke usus selanjutnya diikuti dengan produksi enzim protease dan pada

Dari pengertian dukungan sosial teman sebaya di atas, maka dapat ditarik kesimpulan ketika remaja menghadapi masalahnya dan ia mendapatkan dukungan dari teman sebayanya

Hasil penelitian tema payung tahun ketiga menunjukkan bahwa: (1) model, mekanisme atau prosedur, panduan, dan instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah yang

Pladju: Pusat Kegiatan Minjak di Sumatera, (Jakarta: Gita Karya, 1960). Tabel diatas menunjukkan mulai terjadi peningkatan presentase tenaga kerja pribumi sejak tahun 1958, hal