• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.Laporan Acidum Folicum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.Laporan Acidum Folicum"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI PARAF NILAI PARAF

LAPORAN AKHIR

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

INJEKSI ASAM FOLAT

INJEKSI ASAM FOLAT

Nama/NPM :

Nama/NPM : Rika Rika L L Anggriani Anggriani / / A A 131 131 048048  Nurvika S. Simbolon

 Nurvika S. Simbolon / A 131 088/ A 131 088 Moch.

Moch. Reyzha Reyzha Adiransyah Adiransyah / / A A 131 131 090090 Diah

Diah Ayu Ayu Nurkhasanah Nurkhasanah / / A A 131 131 119119

Kelas/Kelompok :

Kelas/Kelompok : Reguler Pagi C / 1Reguler Pagi C / 1 Tanggal

Tanggal Praktikum Praktikum :: 01 Maret 201601 Maret 2016 Tanggal

Tanggal Masuk Masuk Laporan Laporan ::08 Maret 201608 Maret 2016 Asisten

Asisten Laboratorium Laboratorium :: Revika Rachmaniar M. M.Farm., AptRevika Rachmaniar M. M.Farm., Apt Wahyu Priyo Legowo, S. Farm., Apt Wahyu Priyo Legowo, S. Farm., Apt

LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

YAYASAN HAZANAH YAYASAN HAZANAH

BANDUNG 2016 BANDUNG 2016

(2)

TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

INJEKSI ASAM FOLAT

I. NAMA ZAT AKTIF DAN BENTUK YANG DIGUNAKAN 1.1  Nama Zat aktif : Asam folat

1.2 Bentuk yang digunakan : Ampul

II. MONOGRAFI ZAT AKTIF

A. Bahan Berkhasiat : Acidum Folicum

Pemerian : Serbuk coklat kekuningan (FI,ed.III,h.51)

Kelarutan : Tidak larut dalam air (FI,ed.III). Larut dalam basa lemah, alkali hidroksida, alkali karbonat, NaOH, HCl (Mart.,ed.28,p,1647)

Titik leleh/lebur :

-B. Dosis :

Dosis lazim : i.m 15 mg/hari (FI,ed.III,h.959) Dosis maksimum :

Perhitungan dosis :

-C. Daftar obat :

Obat keras : Sediaan injeksi

D. Sediaan obat :

Pemerian : Suspensi

Stabilitas : Stabil dalam setiap keadaan (es, cairan, uap  panas). Untuk penggunaan khusus harus di

simpan dalam wadah yang sesuai.

OTT : Terhadap oksidator, reduktor, logam berat (Mart,1647)

(3)

Pengawet : Tidak ditambahkan pengawet karena volume sediaan kecil dan digunakannya sekali pakai

Antioksidan : Pada pembuatan harus bebas oksigen, dialiri gas inert Nitrogen

Stabilisator : Dinatrii Edetas (Chelating agent)

III. FORMULA DAN METODA PEMBUATAN 3.1 Formula

Acidum Folicum 0,5% Obat suntik dalam ampul 1 mL no.V

3.2 Formula lengkap

Acidum Folicum 0,526%

 Natrii Chloridum 0,825% Dinatrii Edetas 0,05%  Natrii Hydroxydum 0,1 N ad larut

Aqua pro injectionum

3.3 Metode pembuatan Metode aseptik

IV. MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN 4.1 Aqua pro injection

 Nama Resmi : AQUA PRO INJECTION  Nama Lain : Aqua pro injeksi

Rumus Molekul : H2O

Berat Molekul : 18,02

Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa Wadah : Dalam wadah tertutup kedap, disimpan dalam

wadah tertutup kapas berlemak, harus digunakan dalam waktu 30 hari setalah pembuatan

(4)

Kestabilan : Stabil secara kimia dalam bentuk fisika bagian dingin cairan uap

Incomp : Bereaksi dengan obat dan bahan tambahan yang mudah terhidrolisis (terurai karena adanya air) atau kelembaban pada suhu tinggi, bereaksi kuat dengan logam alkali

(FI Edisi III, Hal. 97 ; Excipient, Hal. 337

 – 

 338)

4.2 Natrium klorida

Rumus molekul : NaCl Bobot molekul : 58,44

Pemerian : Kristal tidak berbau tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tiap 1g setara dengan 17,1 mmol NaCl. 2,54g NaCl ekivalen dengan 1 g Na

Kelarutan : 1 bagian larut dalam 3 bagian air, 10 bagian gliserol

Sterilisasi : Autoklaf atau filtrasi (Martindale 28 hal: 635) Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat

menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas

 pH : 6,7-7,3

OTT : logam Ag, Hg, Fe

E NaCl : 1

Kesetaraan E elektrolit : 1 g ≈ 17,1 mEq

Konsentrasi/dosis : lebih dari 0,9% Injeksi IV 3-5% dalam 100ml selama 1 jam. Injeksi NaCl mengandung 2,5-4 mEq/ml. Na+ dalam plasma = 135-145 mEq/L

Khasiat/kegunaan : Pengganti ion Na+, Cl- dalam tubuh

Efek samping : Keracunan NaCl disebabkan oleh induksi yang gagal dapat menyebabkan hipernatremia yang memicu terjadinya trombosit dan hemorrage. Efek samping yang sering terjadi nausea, mual, diare, kram usus, haus, demam, menurunkan salivasi dan

(5)

lakrimasi, berkeringat, hipertensi, takikardi, gagal ginjal, sakit kepala, lemas, kejang, koma dan kematian.

Kontraindikasi :Untuk pasien penyakit hati perifer udem atau  pulmonali udem, kelainan fungsi ginjal.

Farmakologi :Berfungsi untuk mengatur distribusi air, cairan dan keseimbangan elektrolit dan tekanan osmotik cairan tubuh.

(FI IV hal. 584, Martindale 28 hal. 635, Excipient hal. 440, 672)

4.3 NaOH

 Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM  Nama Lain : Natrium hidroksida

Rumus Molekul : NaOH Berat Molekul : 40

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping, kering, keras, rapuh, dan menunjukkan suasana hablur, putih, mudah meleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap karbondioksida.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

(6)

V. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN 5.1 Perhitungan Bahan a. Kelengkapan Zat C E C x E  Natrium Folat 0,562% 0,12 0,6321 Dinatrii Edetas 0,05 0,34 0,012 Jumlah C x E 0,07512 C asam folat :

 =

     

  

=

464,4

441,4

  0,5

= 0,526  100 

 b. Perhitungan tonisitas W NaCl= 0,9 - 0,075= 0,824 gram / 100 ml = 8,24 mg / ml

Perhitungan bahan untuk ditimbang V = (n+2)C + 6 = (6+2) 1,1 + 6 = 14,8 ml ~ 15 ml - Asam Folat 0,5% =  

 0,5 = 0,075  15



- Dinatrii Edetas 0,05% =  

 0,05 = 0,075  15



- NaCl 8,24% =  

 0,824 = 0,1236  15

 ~ 0,124  15



5.2 Penimbangan Bahan

(7)

BAHAN Volume Produksi 15 ml Asam Folat 75 mg Dinatrii edetas 7,5 mg  NaCl 124 mg VI. PROSEDUR 6.1 Sterilisasi

Tabel 6.2 Sterilisasi alat

Alat Sterilisasi Waktu

Batang Pengaduk Api langsung 20”

Kaca Arloji Api langsung 20”

Spatel logam Api langsung 20”

Beaker glass Oven 170oC 30’

Ampul Oven 170oC 30’

Corong dan kertas saring Autoklaf 121oC 30’

6.2 Prosedur Pembuatan

Aqua pro injection sebanyak 25 ml dididihkan dalam beaker glass selama 10 menit (sampai mendidih) kemudian diambil sebanyak 15 ml. Aqua pro injection 15 ml digunakan sebagian untuk mensuspensikan asam folat. Suspensi asam folat kemudian di tes pH-nya dengan menggunakan indikator universal dan ditambahkan NaOH 0,1 N ke dalam suspensi asam folat hingga suspensi berwarna kuning bening dan diperoleh pH dengan rentan 8 – 11. Lalu ditambahkan larutan NaCl dan dinatrii edetas ke dalam suspensi asam folat yang sudah bening, dikocok hingga homogen. Kemudian ditambahkan sisa aqua pro injection hingga 15 ml. Larutan yang sudah homogen tersebut disaring dengan kertas saring, kemudian disaring kembali dengan filter mikroba dengan teknik aseptik dalam laminar air flow. Filtrat yang diperoleh langsung dimasukkan kedalam 6 ampul yang sudah disediakan dengan

(8)

volume untuk masing – masing ampul 1,1 ml. Ampul yang sudah terisi kemudian di tutup dengan cara disemprot dengan uap air yang dialiri gas inert. Sediaan dalam ampul disterilisasi dalam autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit. Kemudian dievaluasi

VII. EVALUASI SEDIAAN 7.1 Evaluasi sediaan

No. Jenis Evaluasi Penilaian

1. Kejernihan

2. Kebocoran ampul 1 ampul

7.2 Evaluasi lain

No Jenis Evaluasi Penilaian

1. Penampilan fisik wadah 2. Jumlah sediaan

3. Brosur 4. Etiket

5. Keseragam volume 6. Kemasan

(9)

Indikasi : Anemia megaloblastik, pencegahan defek tabung saraf, profilaksis pada status hematolitik kronik, profilkasis defisiensi folat  pada pasien cuci darah

Kontra Indikasi :Pengobatan anemia pernisiosa dan anemia megaloblastik lainnya dimana vitamin B12 tidak cukup (tidak efektif)

Dosis : i.m 15 mg/hari.

Efek Samping : reaksi merugikan yang menyertai pemberian asam folat sangat jarang terjadi. Masalah yang paling sering ditemukan dalam obstatri adalah peningkatan resiko konvulsi pada wanita yang menderita epilepsi. Asam folat dapat menimbulkan perubahan warna urin yang tidak  berbahaya, yaitu warna urin menjadi kuning. Efek samping kelebihan asam folat antara lain: nausea, menurunnya nafsu makan, flatulen/ kembung kentut, biter/bad taste, alergi ringan, insomnia, kesulitan  berkonsentrasi. Reaksi hipersensitifitas (anaphylaxis, erythema, skin rash, itching, generalized malaise, rasa berat di dada, swelling pada mulut wajah, bibir dan lidah, kesulitan bernafas akibat bronchospasm). Efek toksik asam folat yaitu pada dosis lebih dari 100 kali dosis harian yang dianjurkan, asam folat dapat meningkatkan frekuensi kejang pada  penderita epilepsi dan memperburuk kerusakan saraf pada orang-orang yang menderita kekurangan vitamin B12. Dengan dosis per oral 15 mg/hari

dapat terjadi tanda-tanda anorexia, nausea, abdominal distention, flatulence, biter/bad taste, altered sleep patterns, kesulitan berkonsentrasi, irritability, over activity, excitement, mental depression, confusion, impaired judgment.

Interaksi Obat : absorbsi folat berkurang oleh sulfasalzin, kadar fenitoin, primidone dan fobarbital dalam plasma berkurang oleh asam folat Cara Penggunaan dan Penyimpanan

a. Cara Penggunaan : intramuscular.

 b. Penyimpanan : dalam wadah ampul, disimpan ditempat sejuk dan terlindung cahaya

(10)

Absorpsi : pada pemberian oral, absorbsi asam folat baik sekali, terutama di bagian 1/3 proksimal usus halus (jejenum proksimal). Dengan dosis oral yang kecil, absorpsi memerlukan energi (transpor aktif), sedangkan pada kadar tinggi absorbsi dapat berlangsung secara difusi (transpor pasif). Asam folat muncul di plasma darah 15-30 menit setelah  pemberian per oral dan T max tercapai setelah 1 jam. Ikatan protein: 2/3 dari asam folat yang terdapat dalam plasma darah terikat pada protein yang tidak difiltrasi ginjal.

Distribusi : distribusinya merata ke semua sel dan terjadi  penumpukan dalam cairan serebrospinal. Asam folat disimpan oleh tubuh terutama di hepar. Normal total asam folat di serum adalah 5-15 µg/mL, di cairan serebrospinal adalah 16-21 µg/mL, dan di eritrosit adalah 175 sampai 316 µg/mL.

Metabolisme : asam folat dimetabolisme di hepar oleh enzim Catechol O-methyltransferase (COMT)  dan  Methylenetetrahydrofolate reductase menjadi 7,8-dihydrofolic acid dan 5,6,7,8-tetrahydrofolic acid. Ekskresi : lebih dari 90% asam folat diekskresikan di urin dalam bentuk metabolit dan sejumlah kecil diekskresikan di feces. Sebagian besar metabolit muncul di urin setelah 6 jam dan ekskresi lengkap dalam 24 jam. Asam folat juga dieksresikan melalui air susu ibu.

(11)

Pada praktikum ini dilakukan pembuatan sediaan injeksi asam folat dalam ampul 1ml sebanyak 6 ampul. Asam folat memiliki khasiat sebagai hematopetikum. Pada pembuatan injeksi asam folat, digunakan bentuk garam dari asam folat yaitu natrium folat, hal ini dilakukan karena asam folat sendiri tidak larut dalam air. Sebelum proses pembuatan terlebih dahulu alat disterilkan, hal ini dilakukan untuk menghilangkan atau membunuh mikroba yang dapat mengganggu sediaan.

Pada proses pengolahan sediaan injeksi, aqua pro injeksi sebanyak 25 ml dididihkan terlebih dahulu selama 10 menit. Hal ini dilakukan agar sediaan injeksi bebas dari pirogen serta menghilangkan CO2  dari aqua

tersebut karena CO2 dalam air dapat mengoksidasi sediaan injeksi. Setelah

dididihkan kemudian didinginkan, asam folat disuspensikan pada sebagian aqua pro injeksi dan ditambah larutan NaOH tetes demi tetes, penambahan  NaOH berfungsi mengubah asam folat menjadi bentuk garamnya. Didapat 300 tetes untuk membuat suspensi asam folat dengan aqua pro injeksi menjadi bening.

Asam folat ditambahkan dengan larutan NaCl, hal ini dimaksudkan untuk membuat larutan tersebut isotonis karena NaCl merupakan salah satu bahan pembantu untuk mengatur tonisitas. Isotonis adalah kondisi suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel darah merah sehingga tidak terjadi pertukaran cairan diantara keduanya. Sediaan isotonis agar pada saat diinjeksikan kepada pasien tidak terasa sakit atau terasa pegal-pegal.

Kemudian dilakukan penambahan dinatrii edetas yang dimaksudkan karena dinatrii edetas sebagai penghelat akan mengikat logam yang mungkin ada dari alat atau bahan yang digunakan yang mampu mengkatalis reaksi oksidasi dan untuk mengubah pH larutan agar sesuai dengan aturan pada pembuatan injeksi asam folat yaitu pH injeksi asam folat harus memiliki pH dalam rentang 8 sampai 11. Tujuan dari  pengaturan pH ini adalah agar sediaan yang dibuat tetap stabil pada  penyimpanan.

(12)

Setelah zat aktif dengan bahan tambahan sudah menjadi bentuk larutan jernih, kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring. Hal ini dilakukan untuk menyaring partikel-partikel yang  berukuran besar sehingga pada saat disaring dengan bakteri filter tidak akan terjadi penyumbatan dan agar larutan lebih jernih dan tidak ada  pengotor didalamnya.

Setelah disaring dengan kertas saring, disaring kembali dengan menggunakan bakteri filter berukuran 0.5 µm. Penyaringan ini berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang tidak bisa tersaring oleh kertas saring dan juga untuk menyaring mikroba yang mungkin terdapat pada larutan yang terbawa dari udara ataupun dari alat-alat yang digunakan. Wadah harus dipilih dengan teliti, yang secara kimia tahan terhadap larutan yang akan dimasukkan dan mempunyai kualitas yang paling baik untuk memperkecil kemungkinan terkelupasnya wadah dan kelupasan masuk ke dalam larutan. Bila wadah telah dipilih untuk dipakai, wadah harus dicuci dengan bersih agar bebas dari semua zat asing. Selama  pengisian wadah, harus diperhatikan dengan teliti proses pengisian untuk mencegah masuknya debu yang dikandung udara, serat kain, atau  pengotoran-pengotoran lain ke dalam wadah. Pemindahan larutan dari wadah ke ampul dilakukan di LAF ( Laminar Air Flow). Hal ini dimaksudkan agar meminimalisir mikroba atau zat asing lainnya.

Ampul yang telah berisi kemudian dilas. Setelah dilas, kemudian dilakukan uji kebocoran. Seharusnya, dilakukan penyemprotan dengan uap air dialiri gas inert pada ampul sebelum dilakukan penutupan ampul. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan O2 yang ada di dalam ampul agar

tidak terjadi proses oksidasi yang mengakibatkan sediaan menjadi kurang stabil. Tahapan ini tidak dilakukan dikarenakan fasilitas yang kurang memadai Setelah itu ampul disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit. Dan kemudian dilakukan sterilisasi bertujuan untuk menjamin sterilitas produk maupun karakteristik kualitasnya, termasuk stabilitas produk.

(13)

Saat dilakukan sterilisasi dapat juga bertujuan untuk uji kebocoran. Jika mulut ampul tidak tertutup dengan baik maka pada saat disterilkan sediaan akan memuai karena posisi ampul dalam keadaan terbalik. Pada  percobaan ini, terdapat 1 ampul yang bocor, hal ini menunjukkan pada saat ampul dilas mulut ampul tidak tertutup rapat. Uji kejernihan sediaan menunjukkan sediaan tersebut dalam keadaan jernih.

(14)

X. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tonisitas sediaan adalah 0,075 yang berarti hipotonis dan diperlukan  penambahan zat pengisotonis NaCl sebanyak 0,828%. Jumlah ampul yang

(15)

XI. ETIKET DAN LABEL

XII. KEMASAN DAN BROSUR 12.1Kemasan

(16)
(17)

XIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979.  Farmakope Indonesia Edisi 3. Departemen kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Anonim. 1995.  Farmakope Indonesia Edisi 4. Departemen kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Anonim. 2009. “ Handbook of Pharmaceutical Excipient ”. 6th ed.

Wade, Ainley and Weller, Paul J. 1994.  Pharmaceutical Excipients. 6 th edition. The Pharmacuetical Press. London.

(18)

LEMBAR DISTRIBUSI

- Reyzha : Bab I sampai Bab III dan Daftar Pustaka - Rika : Bab IV sampai Bab VI

- Diah Ayu : Bab VII sampai Bab IX -  Nurvika : Bab X sampai Bab XII

Gambar

Tabel 5.2 Penimbangan Bahan
Tabel 6.2 Sterilisasi alat

Referensi

Dokumen terkait

Logam berat mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan terikat dengan sedimen, selain itu dimungkinkan logam berat

Logam berat mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan terikat dengan sedimen, selain itu dimungkinkan logam berat

Sterilisasi dengan cara ini hanya dapat diterapkan pada alat-alat yang terbuat dari gelas atau logam,sedangkan alat-alat dari bahan plastik cukup dituangi dengan air

45 Spatula plastik dan logam Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan 46 Sikat tabung Reaksi Untuk menyikat tabung reaksi 2. Nama Bahan Gambar Karakteristik

Hal ini disebabkan karena dengan penambahan CMC 0,5% mampu mengikat air sehingga warna kuning susu jagung yang berasal dari karoten dapat lebih terlihat, sedangkan, penambahan susu

Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, serta juga disiapkan siput dan daun hydrilla Setelah alat dan bahan siap, air

Pada penelitian ini terlebih dahulu akan dilakukan proses benefisiasi terhadap bijih logam emas yang dimaksudkan untuk mendapatkan prosentase rekoveri logam emas yang maksimal

Penggunaan bionanofiller penambahan bionanofiller pada polimer matrik Bionanofiller merupakan bahan yang digu- mengatakan bahwa bahan pengisi filler yang Pemanfaatan bionanofiller