ANALISIS MINAT BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN LUAR
KELAS PADA MATERI PYTHAGORAS DITINJAU
DARI GAYA BELAJAR DI KELAS VIII SMP
SKRIPSI
OLEH
MELLYSA OCTA CHANIA
NIM RRA1C214017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
OKTOBER 2018
iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PERNYATAAN ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORETIK ... 9
2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ... 9
2.2 Kerangka Berpikir ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31
3.3 Data dan Sumber Data ... 32
3.4 Teknik Sampling (Cuplikan) ... 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.6 Uji Validitas Data ... 42
3.7 Teknik Analisis Data ... 55
3.8 Prosedur Penelitian ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ... 60
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian ... 60
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 114
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 137
5.1 Kesimpulan ... 137 5.2 Implikasi ... 138 5.3 Saran ... 138 DAFTAR RUJUKAN ... 139 LAMPIRAN ... 141 RIWAYAT HIDUP ... 197
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting karena pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreatifitas pendidikan bangsa itu sendiri. Kesadaran pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik dimasa mendatang.
Berhasil atau tidaknya materi yang disampaikan di dalam proses pembelajaran, tergantung seorang guru merancangnya. Guru yang baik melakukan perancangan telebih dahulu. Seharusnya mereka merancang terlebih dahulu dengan cara mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang ingin mereka capai tetapi yang mudah dimengerti dan dikuasai oleh para siswa. Seorang guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam merencakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan agar tujuan pembelajaran dapat tersampaikan seluruhnya. Biasanya pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru hanya memposisikan siswa sebagai pendengar, karena guru biasanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, sehingga proses belajar-mengajar terasa membosankan dan membuat siswa tidak tertarik belajar. Salah satu mata
pelajaran yang membuat siswa tidak tertarik belajar dan membuat bosan menggunakan metode ceramah adalah matematika. Matematika memiliki peranan yang sangat penting di dalam dunia pendidikan. Menurut (Supatmono, 2009:1) mengatakan bahwa pelajaran matematika adalah salah satu pelajaran yang dipelajari siswa mulai dari jenjang SD sampai perguruan tinggi. Matematika memegang peranan penting karena dengan belajar matematika secara benar, daya nalar siswa dapat terolah. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keaadaan di dalam kehidupan dunia yang selalu berkembang. Matematika tidak seperti anggapan yang tertanam dibenak siswa selama ini yaitu hanya sebagai alat berhitung tetapi matematika merupakan dasar bagi semua teori yang melandasi semua bidang studi, dan siswa juga beranggapan bahwa materi matematika hampir tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Padahal konsep materi yang ada pada matematika sering kita jumpai di lingkungan kehidupan sehari-sehari. Siswa mampu memahami suatu konsep jika siswa mampu mengimplementasikan konsep dengan kehidupan sehari-hari atau pengalaman pribadinya.
Dengan demikian tentunnya peran guru sangatlah dibutuhkan untuk mendukung terciptanya kondisi dan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, membuat siswa aktif dalam pembelajaran dan memungkinkan hasil belajar siswa meningkatkan. Pada saat proses pembelajaran, biasanya guru mengajarkan matematika tanpa memahami gaya belajar siswa. Padahal dengan mengetahui dan memahami gaya belajar siswa dapat memaksimalkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.
3
Gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi (Gunawan, 2003:139). Gaya belajar sangat penting dan sangat menentukan bagi siapapun dalam melaksanakan tugas belajarnya, siapapun dapat belajar dengan lebih mudah, ketika ia menemukan gaya belajar yang cocok dengan dirinya Marpaung & Napitupilu (dalam Taieyeb dkk, 2017:321). Terdapat tiga jenis gaya belajar yakni visual, audiotori, dan kinestetik. Setelah menemukan gaya belajar, maka guru akan lebih mudah menggunakan model atau metode terbaik untuk proses pembelajaran agar siswa lebih memahami dan mempunyai minat belajar pada materi yang diberikan.
Salah satu masalah dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah rendahnya minat belajar matematika baik itu siswa pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), maupun Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurut (Hariyanto dan Suyono, 2015:176) minat berperan amat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak besar terhadap sikap dan perilaku siswa. Biasanya siswa yang berminat besar terhadap kegiatan pembelajaran akan berusaha lebih giat dibandingkan mereka yang kurang atau tidak berminat. Jika siswa mempunyai minat dalam belajar matematika maka akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pangestu dkk, 2015:26) menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan minat belajar terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi sebesar 15,1%. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar matematika siswa memberikan kontribusi positif atau dukungan yang baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Slameto (Nurhasanah dan Sobandi, 2016:138) menyebutkan minat belajar dapat diukur melalui 4 indikator yaitu:
1. Ketertarikan 2. Perhatian 3. Motivasi belajar 4. Pengetahuan
Salah satu indikator minat belajar yaitu ketertarikan. Sebagian siswa kurang tertarik pada pelajaran matematika dikarenakan bosan hanya karena guru hanya mengajarkan teori dengan menggunakan metode ceramah salah satunya adalah phytagoras. Materi phytagoras adalah salah satu materi yang kurang diminati oleh siswa. Menurut (Rohati, dkk 2012:28) menyatakan salah satu materi yang dipelajari di SMP adalah materi teorema Phytagoras dengan kompetensi dasar menggunakan teorema phytagoras untuk menentukan panjang sisi segitiga siku-siku dan memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema phytagoras. Melihat kompeensi dasar yang harus dikuasai siswa pada materi teorema pythagoras ini, maka guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran yang menarik sehingga siswa mempunyai minat dalam materi tersebut. Materi teorema phytagoras dalam proses pembelajaran masih identik diajarkan dengan teoritis dan kurang terhubung langsung dengan dunia nyata pada lingkungan sekitarnya.
Lingkungan menjadi sumber belajar ini akan memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas dengan kelas yang biasa mereka gunakan dan dengan menggunakan media belajar yang cocok yang ada di lingkungan sekolah merupakan salah satu solusi dalam mengatasi rutinitas belajar
5
yang selalu dilakukan di dalam kelas yang membuat peserta didik tidak terarik dalam pembelajaran dan merasakan bosan ketika berada di dalam kelas. Sehingga guru dapat melihat dan memilih sendiri benda di sekitar lingkungan sekolah yang dapat dijadikan media dan sumber belajar bagi siswa di sekolah.
Menurut (Sofnidar dkk, 2017:3) outdoor learning merupakan sebuah kegiatan pembelajaran yang didesain diluar kelas, dimana tempat atau konteks pembelajaran yang berlangsung merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Ciri khas dari sistem pembelajaran di luar ruangan mengacu pendapat Fraser dan Walberg bahwa berbeda dengan kelas sains konvensional, outdoor learning system dilakukan dilingkungan terbuka, bersifat fleksibel dan juga dapat pula dengan proses yang beberda. Kegiatan Pembelajaran luar kelas ini dapat membuat kesan tesendiri terhadap siswa karena pelajaran yang mereka pelajari ada hubungannya dan dapat ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Menurut (Widiasworo, 2017:20-21) kegiatan-kegiatan seperti itulah yang mampu memberikan pengalaman yang berkesan sehingga pembelajaran lebih mengena. Bahkan, jika dituntut masalah hasil yang harus di capai, jelas aktivitas pembelajaran di alam terbuka justru memberikan peluang yang sangat besar bagi ketercapaian kompetensi, baik di ranah pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Karmila, 2016:30) meninjau dari tahapan outdoor learning berbasis kelompok maka dipaparkan hasil penelitian dan analisis data, pada saat evaluasi awal atau preobservasi yaitu kegiatan sebelum diberikan perlakuan dengan metode outdoor learning berbasis kelompok, diperoleh tingkat hasil belajar peserta didik dengan nilai rata-rata belajar IPS sebesar 76,17. Jika dikategorikan dalam pengkategorikan hasil belajar
IPS berada pada kategori tinggi. Sedangkan setelah diberikan perlakuan dengan metode outdoor learning meningkat sebesar 89,34. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik dari sebelumnya.
Namun sampai sekarang hanya sedikit yang menerapkan pembelajaran luar kelas padahal pembelajaran luar kelas memberikan alternatif cara pembelajaran dengan membangun makna atau dengan melibatkan lebih banyak indera penglihatan, indera pendengaran, indera perabaan, dan indera penciuman pada siswa agar lebih mempunyai minat belajar dengan memanfaatkan sebagai sumber belajarnya.
Berdasarkan observasi pada mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 5 Kota jambi, dapat disimpulkan bahwa pada saat proses pembelajaran guru hanya menyampaikan materi dan langsung menggunakan rumus tanpa memberikan suatu contoh yang ada pada lingkungan dan tidak menjadikan lingkungan di sekitar mereka menjadi sumber belajar, pembelajaran yang mereka terima biasanya masih bersifat konvensional maka dapat menyebabkan siswa jenuh, bosan, tidak tertarik, dan bahkan ada yang tertidur pada saat proses belajar mengajar sehingga siswa tidak begitu tertarik serta menganggap matematika adalah kumpulan rumus-rumus yang hanya di pelajari di kelas dan tidak ada hubungannya di kehidupan sehari-sehari mereka.
Berdasarkan masalah yang ada, maka peneliti tertarik untuk menganalisis minat belajar siswa dalam pembelajaran luar kelas (outdoor learning) untuk memberikan perubahan pada pemikiran mereka bahwa matematika bukan hanya pembelajaran yang ada di dalam kelas dan tidak ada hubungannya di dalam
7
lingkungan sekitar mereka dan memberikan perubahan pada minat belajar mereka terhadap pelajaran matematika.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Minat Belajar dalam Pembelajaran Luar Kelas Pada Materi Pythagoras Ditinjau dari Gaya Belajar di Kelas VIII SMP”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana minat belajar siswa dalam pembelajaran luar kelas pada materi pythagoras ditinjau dari gaya belajar di kelas VIII SMP?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar yang muncul dalam pembelajaran luar kelas pada materi pythagoras ditinjau dari gaya belajar di kelas VIII SMP?
1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dan mendeskripsikan minat belajar siswa dalam pembelajaran luar kelas pada materi pythagoras ditinjau dari gaya belajar di kelas VIII SMP
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang muncul yang mempengaruhi minat belajar dalam pembelajaran luar kelas pada materi phytagoras ditinjau dari gaya belajar di kelas VIII SMP
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, yaitu memperluas pengetahuan guru terhadap gaya belajar yang di miliki siswa dan sebagai acuan penyampaian ilmu kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Bagi siswa, yaitu diharapakn agar para siswa dapat memperoleh pembelajaran dengan cara yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan mereka sehingga mereka akan meminati pembelajaran dalam pelajaran matematika.
3. Bagi pembaca, yaitu memberikan informasi, khususnya pendidik, mengenai minat belajar dalam pembelajaran luar kelas (outdoor learning) ditinjau dari gaya belajar.
4. Bagi peneliti, yaitu sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian yang sejenis.
137
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab IV mengenai analisis minat belajar dalam pembelajaran luar kelas pada materi pythagoras ditinjau dari gaya belajar di kelas VIII SMP dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, semua siswa dengan gaya belajar VAK secara umum telah memenuhi keempat indikator pada minat belajar siswa yaitu ketertarikan untuk belajar, perhatian dalam belajar, motivasi belajar, dan pengetahuan. Pembelajaran mampu meningkatkan minat belajar siswa terhadap belajar matematika.
2. Faktor-faktor yang muncul yang mempengaruhi minat belajar siswa dilihat dari 5 indikator yaitu, keluarga, peranan guru, sarana dan prasarana, teman pergaulan dan mass media. Kelima indikator tersebut muncul pada siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik, empat indikator muncul pada siswa auditorial yaitu pada A1 faktor yang muncul adalah keluarga, peranan guru, sarana dan prasarana dan mass media, sedangkan pada A2 faktor yang muncul adalah keluarga peranan guru, teman pergaulan, dan sarana dan prasarana.
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa siswa dengan gaya belajar VAK mempunyai minat belajar terhadap pembelajaran luar kelas dilihat dari jawaban angket minat belajar siswa dan wawancara siswa.
Faktor-faktor yang muncul mempengaruhi minat belajar siswa kelima faktor tersebut muncul terhadap siswa visual dan kinestetik sedangkan siswa auditori hanya empat faktor yang muncul mempengaruhi minat belajar.
Dengan demikian ada baiknya jika guru bidang studi matematika lebih sering melaksanakan pembelajaran luar kelas dan dapat memperhatikan gaya belajar siswa dalam proses pembelajaran agar minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika meningkat.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, saran dari penulis antara lain:
1. Kepada guru matematika hendaknya lebih sering melaksanakan kegiatan belajar diluar kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa dan melihat gaya belajar siswa agar dapat melaksanakan pembelajaran luar kelas dengan baik.
2. Siswa diharapkan dapat terbiasa dengan melaksanakan pembelajaran diluar kelas agar pembelajaran lebih bermakna.
3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran untuk penelitian selanjutnya mengenai minat belajar siswa dalam pembelajaran luar kelas ditinjau dari gaya belajar.