• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN MADRASAH IBTIDAIYAH DI KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN MADRASAH IBTIDAIYAH DI KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN

MADRASAH IBTIDAIYAH DI KALIMANTAN TIMUR

Suripto1 Abstract

Education is the right of every citizen. East Kalimantan Province has a 12-year free education program. Gross enrollment ratios Primary School level in 2009 reached 112.30 percent and high school level GER ranked fourth nationally. On the other hand, East Kalimantan Province also has limitations in education facilities and infrastructure. Some barriers are factors such as land area, population distribution is uneven and limited transportation infrastructure. With these achievements and constraints, it is necessary to evaluate the education in East Kalimantan province? Furthermore, in conducting the evaluation used data analysis tools Envelopment Analysis (DEA) model of Banker Charnes and Cooper (BCC) with output orientation. Results Analysis showed that District/Municipality covers a relatively efficient Paser District, Berau District, Manilau District, Balikpapan Municipality, Samarinda Municipality and Bontang Municipality. While the relatively inefficient covering West Kutai District, Kutai Kartanegara District, East Kutai District, Bulungan District, Nunukan District, Penajam Paser District, Tarakan Municipality. District/Municipality that became a reference in the increased efficiency is Paser District, Berau District, Samarinda and Bontang Municipalities. Furthermore, the Municipality of Samarinda is the most efficient evaluation unit and at most be a reference to increased efficiency.

Key Word : evaluasi, pendidikan, efisien dan Kaltim

A.

Pendahuluan

Pendidikan layak dan berkualitas adalah hak setiap warga negara. Oleh karena itu, negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan hal tesebut. Undang-Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) nomor 20 tahun 2003 telah memberikan jaminan pada masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas. UU tersebut mengamanatkan pemerintah dan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan program wajib belajar (wajar) minimal tanpa dipungut biaya. Penyelenggaraan pendidikan tersebut dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/D) sebesar minimal 20 persen. Oleh karena itu, beberapa pemerintah daerah telah menyelenggarakan program pendidikan gratis, antara lain Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Kalimantan Timur ( Kaltim ), Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi DKI Jakarta,2

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Kaltim tahun 2008 – 2013, salah satu program pendidikannya adalah perluasan dan pemerataan akses pendidikan yang bermutu melalui wajar 12 tahun

Namun demikian, Penyelenggaran Pendidikan gratis bervariasi pada setiap pemerintah daerah, misalnya Provinasi DKI Jakarta masih membatasi pendidikan gratis untuk sekolah negeri, sedangkan Provinsi Kaltim sudah melaksanakannya untuk sekolah negeri maupun swasta.

3. Untuk itu, Pemprov Kaltim mengalokasikan anggaran 2009/2010 untuk beasiswa mencapai Rp 94.241.860.000 yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada 24.649 penerima yang berasal dari 14 kabupaten/kota4

1 Peneliti Pertama Pusat Kajian kinerja Kelembagaan Lembaga Administrasi Negara, Jl. Veteran 10 Jakarta Pusat, email :

. Anggaran tersebut merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk menganggarkan biaya pendidikan mencapai 20% dari

2 Mendiknas: Pendidikan Dasar Gratis Bisa Dilaksanakan http://www.diknas.go.id/headline.php?id=143

3 program membangun pendidikan di Kalimantan Timur, Orasi Ilmiah Gubernur Kalimantan Timur Pada Upacara Wisuda Um Semester GasaL 2009/2010 http://www.um.ac.id/news/2010/03/348/

4 Kaltim Salurkan Beasiswa Rp94,241 Mrilia

(2)

total APBD Kaltim yang telah disepakati bersama dengan DPRD Kaltim, Pemkab/Pemkot beserta DPRD masing-masing.

Pendidikan di Provinsi Kaltim menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan sejak otonomi daerah. Data Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) tahun 2009 menunjukkan bahwa APK SMA/SMK/MA Kaltim telah menunjukkan angka 84% dan menempati urutan ke-empat nasional setelah DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Maluku5

Disisi lain, Pemerintah Daerah Provinsi Kaltim juga menghadapi kendala keterbatas dalam sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain luasnya wilayah, penyebaran penduduk yang tidak merata dan terbatasnya prasarana trasportasi. Faktor transportasi misalnya belum ada jalan darat yang dapat menghubungkan antar wilayah desa dan kecamatan, khususnya daerah kabupaten. Kondisi geografis yang relatif sulit terjangkau tersebut tentu menjadi kendala dalam pembangunan infrastruktur sehingga penyebaran guru pun menjadi tidak merata

. Hal ini tentunya tidak terlepas dari tersediaya sekolah dan guru di seluruh Kaltim. Jumlah sekolah seluruh jenjang sebanyak 3.500 sekolah dengan 750.000 siswa dan 58.000 guru.

6

Dengan mendasarkan pada prestasi yang telah dicapai dan kendala yang dihadapi Provinsi Kaltim, maka perlu dilakukan evaluasi penyelenggaraan pendidikan pada setiap kabupaten dan kota di Provinsi Kaltim. Evaluasi tersebut penting dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, hasil evaluasi juga dapat dijadikan masukan dalam perencanaan pembangunan pendidikan Provinsi Kaltim selanjutnya.

.

Evaluasi adalah suatu proses penilaian pada sesuatu. Evaluasi berdasarkan proses dibagi dalam tiga tahap yakni tahap awal, tahap proses dan akhir. Evaluasi tahap awal dilakukan untuk menguji konsep dan rencana pelaksanaan. Evaluasi proses dilakukan untuk mengawal pelaksaan kegiatan supaya sesuai dengan rencana. Evaluasi akhir dilakukan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan analisa masukan kegiatan berikutnya. Selanjuntya, tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat efektifas dan efisiensi dari suatu tahapan kegiatan7

Evaluasi pendidikan ini merupakan evaluasi tahap akhir. Dimana, evaluasi ini untuk melihat hasil penyelenggaraan pendidikan tahun ajaran 2008/2009. Oleh karena itu, Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan data pembangunan pendidikan di Provinsi Kaltim yang valid dan akurat. Data yang digunakan merupakan data yang disajikan dalam Kalimantan Timur dalam Angka 2009. Alasan penggunaan data tersebut didasarkan atas kenyakinan keakuratan data tersebut, sehingga dengan demikian akan memberikan hasil evaluasi yang juga akurat.

.

Pendidikan di Provinsi Kaltim meliputi pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal antara lain Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP). Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan

5 Kondisi Terkini Pendidikan Kaltim, Orasi Ilmiah Gubernur Kalimantan Timur Pada Upacara Wisuda Um Semester GasaL 2009/2010 http://www.um.ac.id/news/2010/03/348/

6

Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Kalimantan Timur,

7

(3)

(SMK), Madrasah Aliyah (MA), Perguruan Tinggi, Universitas dan lain sebagainya. Sedangkan, pendidikan non formal antara lain kelompok belajar (kejar) paket A, kejar paket B, kursus dan bimbingan. Oleh karena itu, Evaluasi ini dibatasi pada penyelenggaraan dasar enam tahun yang meliputi sekolah dasar (SD) negeri, SD swasta, Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan MI swasta pada tahun 2008.

Model evaluasi pendidikan SD dan MI dilakukan secara parsial dan komprehensip. Parsial dilakukan dengan mengevaluasi setiap jenis sekolah, sedangkan secara komprehensip dengan menggabungkan seluruh data sekolah secara bersama-sama. Gambar Alur evaluasi evaluasi seperti pada gambar 1

Gambar 1

Alur Evaluasi Pendidikan SD dan MI di Provinsi Kaltim

Evaluasi pendidikan SD dan MI Provinsi Kaltim dilakukan melalui tiga tahap. Tahap satu dilakukan dengan mengevaluasi SD negeri, SD swasta, MI negeri dan MI swasta. Tahap dua dilakukan dengan menggabungkan data SD negeri dan SD swata, MI negeri dan MI swasta di evaluasi secara bersama-sama. Tahap tiga dilakukan dengan menggunakan data keseluruhan sacara bersama-bersama-sama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari setiap kabupaten dan kota dalam penyelenggaraan setiap jenis sekolah.

B.

Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam evaluasi pendidikan SD dan MI di Provinsi Kaltim adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Dimana, DEA merupakan salah satu tool yang dapat mengukur tingkat relative efisiensi organisasi dengan membandingkan antara input dengan output (Cooper et al, 2006).8

8 Cooper, William W., Seiford, Lawrence M., and Tone, Kaoru, (2006) Data Envelopment Analysis : A

Comprehensive Text With Models, Applications, References and Dea-Solver Software, Springer, New York, USA Sehingga, hasil evaluasinya adalah menentukan tingkat dan nilai efisien dan tidak efisien DMUs. Oleh karena itu, alat ini dapat digunakan untuk mengukur organisasi publik maupun swasta. Bahkan, Oyama (2008) berpendapat bahwa DEA merupakan salah satu teknik dalam operation research yang cukup sering digunakan dalam sektor publik. Dalam DEA, objek evaluasi disebut dengan Decision Making Unit (DMU). Dengan demikian, DMU dalam evaluasi ini adalah pemerintah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Kaltim.

(4)

Setiap alat analisis memiliki keunggulan dan keterbatasan. DEA sebagai alat analisis memiliki keunggulan antara lain system kerja DEA yang relatif sederhana; memberikan peringkat dan nilai tingkat efisiensi dari setiap DMU; memberikan nilai proyeksi dalam peningkatan efisiensi DMU; serta mampu memberikan referensi DMU yang paling sesuai dalam meningkatkan efisiensinya. Sedangkan limitasi DEA antara lain tidak dapat digunakan dengan angka 0 (nol).

DEA memiliki model dan jenis yang bervariasi. Salah satunya adalah model Banker, Charnes, dan Cooper (BCC), model ini memiliki pilihan orientasi input atau output. Pengukuran dengan orientasi input didasarkan pada upaya pengurangan penggunaan input secara proporsional dengan menjaga tingkat ouput konstan. Sedangkan pengukuran efisiensi teknis dengan orientasi output didasarkan pada upaya peningkatan output secara proporsional dengan menjaga tingkat input yang digunakan konstan. Dalam evaluasi pendidikan SD dan MI Provinsi Kaltim didasarkan pada orientasi output (DEA-BCC Output). Pemilihan model ini didasarkan atas focus yang dihasilkan dalam perbaikan indikator output. Model BCC berorientasi output untuk DMU ke-i secara matematik dinyatakan sebagai sebuah pemrograman linear berikut9

dengan E adalah tingkat efisiensi yang akan dihitung dan dimaksimumkan, X dan Y berturut-turut adalah matriks input dan matriks output, xi dan yi berturut-turut adalah vektor kolom ke-i dari matriks-matriks X dan Y yang berkaitan dengan DMU ke-i, e adalah vektor baris yang semua elemennya 1, dan λ adalah vektor kolom dengan elemen-elemen tak negatif.

:

max

𝐸,𝜆

𝐸

s.t.

𝑋𝜆 ≤ 𝑥

𝑖

𝐸𝑦

𝑖

− 𝑌

𝑒𝜆

= 1

𝜆 ≥

0

𝜆 ≤

0

Selanjuntya, Indikator yang digunakan DEA-BCC-output meliputi indikator input dan output. Indikator input meliputi jumlah sekolah (sklh), jumlah guru (gr), sedangkan indikator outputnya adalah jumlah siswa (sw). Pemilihan indikator input didasarkan pertimbangkan indikator tersebut menentukan tingkat efisiensi output. Hal lainnya yakni indikator tersebut merupakan data yang tersaji dalam Kalimantan Timur Dalam Angka 2009, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut menjadi indikator dalam keberhasilan pembangunan pendidikan.

Banyak indikator yang dapat menentukan efisiensi penyelenggraan pendidikan antara lain anggaran, siswa, sekolah, kelas, fasilitas dan lain sebagainya. Namun demikian sebagaimana telah dijelaskan diatas dalam evaluasi ini menggunakan data dalam Kalimantan Timur Dalam Angka 2009. Indikator yang digunakan sebagai input adalah jumlah sekolah dan jumlah guru, sedangkan outputnya dalah jumlah siswa. Selanjutnya, proses evaluasi seperti pada gambar 2.

(5)

Gambar 1

Proses Evaluasi Dengan DEA-BCC-Output

C.

Deskripsi Pendidikan SD dan MI Provinsi Kaltim

Secara administratif Provinsi Kaltim terbagi menjadi 4 kota dan 10 kabupaten yang meliputi 136 kecamatan dan 1,422 desa/kelurahan. Luas wilayah Provinsi Kaltim adalah 20.865.744 ha yang terbagi daratan seluas 19.844.177 ha dan laut seluas 1.021.567 ha. Kabupaten dan Kota di Provinsi Kaltim meliputi Kabupaten Berau (Kb Br), Kabupaten Bulungan (Kb Blg), Kabupaten Kutai Barat (Kb KB), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kb KK), Kabupaten Kutai Timur (Kb KT), Kabupaten Malinau (Kb Mln), Kabupaten Nunukan (Kb Nn), Kabupaten Paser (Kb Pr), Kabupaten Penajam Paser Utara (Kb PPU), Kabupaten Tana Tidung (Kb TT), Kota Balikpapan (Kt BP), Kota Bontang (Kt Btg), Kota Samarinda (Kt Smrd), dan Kota Tarakan ( Kt Tr). Selanjuntya, penyebaran desa dan kelurahan kabupaten dan kota seperti pada grafik 1.

Sumber : Kalimantan Timur Dalam Angka 2009

Grafik 1

Jumlah Desa/Kelurahan di Provinsi Kaltim

125 223 227 135 109 108 81 224 47 27 53 20 15 Kb Pr Kb KB Kb KK Kb KT Kb Br Kb Mln Kb Blg Kb Nn Kb PPU Kt BP Kt Smrd Kt Tt Kt Btg Jumlah Desa/Kelurahan

(6)

Penduduk Provinsi Kaltim pada tahun 2008 sebanyak 3.094.700 jiwa.10 Penyebaran penduduk tidak merata, Data tahun 2008 menunjukan bahwa Kota Samarida (19,50 persen), Kabupaten Kutai Kartanegara (17,08 persen), Kota Balik Papan (16,50 persen) dan lainnya tersebar dengan kisaran 1 – 6 persen. Bila dibandingkan dengan luas wilayah, maka Kota dengan luas wilayah hanya 1,13 persen ditempati oleh penduduk sebanyak 53,83 persen. Sedangkan luas dan penduduk lainnya tersebar di kabupaten. Penyebaran penduduk tahun 2008 seperti pada grafik 2.

Sumber : Kalimantan Timur Dalam Angka 2009

Grafik 2

Penyebaran Penduduk Provinsi Kaltim

Selanjuntya dalam bidang pendidikan, Provinsi Kaltim secara umum mengalami perkembangan yang baik. Hal ini dapat dilihat pada Angka Partisipasi Kasar (AKP) jenjang SD tahun 2009 mencapai 112,30 persen11. Penyebaran Penyebaran Sekolah, Guru dan Siswa SD dan MI Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008 seperti pada tabel 1.

Tabel 1

Penyebaran Sekolah, Guru dan Siswa SD dan MI Provinsi Kaltim tahun 2008

NO KAB/KOTA

SD MI

Negeri Swasta Negeri Swasta

Sklh Sw Gr Sklh Sw Gr Sklh Sw Gr Sklh Sw Gr 1 Kb Pr 218 6,096 1,345 4 496 27 1 629 51 11 1,781 76 2 Kb KB 218 23,607 1,637 5 910 54 - - - 5 381 43 3 Kb KK 432 72,427 4,811 15 1,954 109 2 583 43 21 2,023 199 4 Kb KT 161 24,272 1,876 14 3,739 235 1 320 23 4 630 29 5 Kb Br 151 22,305 1,609 5 1,640 59 1 301 37 2 513 9 6 Kb Mln 86 9,861 702 - - - 1 18 12 7 Kb Blg 124 15,591 1,238 3 186 32 1 215 26 3 403 25 8 Kb Nn 125 19,008 1,058 15 1,862 108 - - - 9 1,164 12 9 Kb PPU 95 16,383 1,045 5 731 44 - - - 4 218 29 10 Kb TT - - - - 11 Kt BP 136 52,952 2,040 49 10,056 604 1 231 40 19 3,059 161 12 Kt Smrd 198 71,756 3,266 38 10,820 639 2 1,363 114 15 3,904 145 13 Kt Tr 46 18,247 841 16 2,955 159 - - - 5 540 42 14 Kt Btg 31 11,823 478 27 9,358 452 - - - 4 635 59 Sumber : Kalimantan Timur Dalam Angka 2009

10 Kalimantan Timur Dalam Angka 2009

11 Penyelenggaraan Pendidikan Wajar 12 tahun, 2009-11-13,

182,745 159,852 528,702 191,728 169,793 59,200 114,756 132,886 126,354 506,915 603,389 184,353 134,027 Kb Pr Kb KB Kb KK Kb KT Kb Br Kb Mln Kb Blg Kb Nn Kb PPU Kt BP Kt Smrd Kt Tt Kt Btg Jumlah Penduduk

(7)

Berdasarkan Tabel 1, beberapa jenis sekolah pada kabupaten/kota tidak memiliki data seperti MI Negeri di Kb KB, Kb Nn, Kb PPU, Kt Tr, Kt Btg; SD swasta dan MI negeri di Kb Mln; seluruhnya di Kb TT. Dengan tidak tersedianya data tersebut maka kabupaten dan kota bersangkutan tidak dilakukan evaluasi/diabaikan.

D.

Analisis

Statistik dan Korelasi

SD negeri yang dilakukan evaluasi sebanyak 13 DMUs. Jumlah indikator input sebanyak 2 buah yakni jumlah sekolah dan jumlah guru. Sedangkan indikator outputnya adalah jumlah siswa. Berdasarkan Tabel 1, hasil analisis DEA menunjukan bahwa nilai sekolah maximum 432 unit dan minimum 31 unit, maka nilai average 155.46 unit dengan standard deviasi 97.82 persen. Nilai guru maximum 4.811 orang dan minimum 478 orang, maka nilai average 1.688,15 orang dengan standard deviasi 1.133,26. Nilai siswa maximum 72.427 orang dan minimum 6.096 orang, maka nilai average 28.025,23 dengan standard deviasi 21.683. Selanjuntya korelasi indikator sekolah dengan guru sebesar 0.89, sekolah dengan siswa sebesar 0.64, guru dengan siswa sebesar 0.90. SD swasta yang dilakukan evaluasi sebanyak 12 DMUs. Jumlah indikator input sebanyak 2 buah yakni jumlah sekolah dan jumlah guru. Sedangkan indikator outputnya adalah jumlah siswa. Berdasarkan Tabel 1, hasil analisis DEA menunjukan bahwa nilai sekolah maximum 49 unit dan minimum 3 unit, maka nilai average 16.33 unit dengan standard deviasi 14.07 persen. Nilai guru maximum 639 orang dan minimum 27 orang, maka nilai average 210,17 orang dengan standard deviasi 216,32. Nilai siswa maximum 10.820 orang dan minimum 186 orang, maka nilai average 3.725,58 dengan standard deviasi 3.802.83. Selanjuntya korelasi indikator sekolah dengan guru sebesar 0.96, sekolah dengan siswa sebesar 0.94, guru dengan siswa sebesar 0.99.

SD negeri dan swasta yang dilakukan evaluasi sebanyak 13 DMUs. Jumlah indikator input sebanyak 2 buah yakni jumlah sekolah dan jumlah guru. Sedangkan indikator outputnya adalah jumlah siswa. Berdasarkan Tabel 1, hasil analisis DEA menunjukan bahwa nilai sekolah maximum 447 unit dan minimum 58 unit, maka nilai average 170,54 unit dengan standard deviasi 98,43 persen. Nilai guru maximum 4.920 orang dan minimum 702 orang, maka nilai average 1.882,15 orang dengan standard deviasi 1.205,44. Nilai siswa maximum 82.576 orang dan minimum 6,592 orang, maka nilai average 31.464,23 dengan standard deviasi 23.901,47. Selanjuntya korelasi indikator sekolah dengan guru sebesar 0.88, sekolah dengan siswa sebesar 0.66, guru dengan siswa sebesar 0.92. MI Negeri yang dilakukan evaluasi sebanyak 7 DMUs. Jumlah indikator input sebanyak 2 buah yakni jumlah sekolah dan jumlah guru. Sedangkan indikator outputnya adalah jumlah siswa. Berdasarkan Tabel 1, hasil analisis DEA menunjukan bahwa nilai sekolah maximum 2 unit dan minimum 1 unit, maka nilai average 1,3 unit dengan standard deviasi 0,45. Nilai guru maximum 114 orang dan minimum 23 orang, maka nilai average 47.7 orang dengan standard deviasi 28,49. Nilai siswa maximum 1.363 orang dan minimum 215 orang, maka nilai average 520.29 dengan standard deviasi 376,26. Selanjuntya korelasi indikator sekolah dengan guru sebesar 0.68, sekolah dengan siswa sebesar 76, guru dengan siswa sebesar 0.96.

MI Swasta yang dilakukan evaluasi sebanyak 13 DMUs. Jumlah indikator input sebanyak 2 buah yakni jumlah sekolah dan jumlah guru. Sedangkan indikator outputnya adalah jumlah siswa. Berdasarkan Tabel 1, hasil analisis DEA menunjukan bahwa nilai sekolah maximum 21 unit dan minimum 1 unit, maka nilai average 7,92 unit dengan standard deviasi 6,35. Nilai guru maximum 199 orang dan minimum 9 orang, maka nilai average 64,69 orang dengan standard deviasi 60,57. Nilai siswa maximum 3.904 orang dan minimum 18 orang, maka nilai average 1.174,54 dengan

(8)

standard deviasi 1.143,35. Selanjuntya korelasi indikator sekolah dengan guru sebesar 0.94, sekolah dengan siswa sebesar 86, guru dengan siswa sebesar 0.82.

MI negeri dan swasta yang dilakukan evaluasi sebanyak 13 DMUs. Jumlah indikator input sebanyak 2 buah yakni jumlah sekolah dan jumlah guru. Sedangkan indikator outputnya adalah jumlah siswa. Berdasarkan Tabel 1, hasil analisis DEAmenunjukan bahwa nilai sekolah maximum 23 unit dan minimum 1 unit, maka nilai average 8,62 unit dengan standard deviasi 6,85. Nilai guru maximum 259 orang dan minimum 12 orang, maka nilai average 90,38 orang dengan standard deviasi 83,95. Nilai siswa maximum 5.267 orang dan minimum 18 orang, maka nilai average 1.454,69 dengan standard deviasi 1.463,53. Selanjuntya korelasi indikator sekolah dengan guru sebesar 0.92, sekolah dengan siswa sebesar 83, guru dengan siswa sebesar 0.92.

Pendidikan Dasar 6 tahun yang meliputi SD negeri, SD swasta, MI negeri dan MI swasta yang dilakukan evaluasi sebanyak 13 DMUs. Jumlah indikator input sebanyak 2 buah yakni jumlah sekolah dan jumlah guru. Sedangkan indikator outputnya adalah jumlah siswa. Berdasarkan Tabel 1hasil analisis DEA, menunjukan bahwa nilai sekolah maximum 470 unit dan minimum 62 unit, maka nilai average 179,15 unit dengan standard deviasi 103,84. Nilai guru maximum 5.162 orang dan minimum 714 orang, maka nilai average 1.972,54 orang dengan standard deviasi 1.280,74. Nilai siswa maximum 87.843 orang dan minimum 9.002 orang, maka nilai average 32.918,92 dengan standard deviasi 25.122,66. Selanjuntya korelasi indikator sekolah dengan guru sebesar 0.88, sekolah dengan siswa sebesar 68, guru dengan siswa sebesar 0.93.

Nilai Efisiensi DMUs

Tabel 2

Nilai Efisiensi DMUs di Provinsi Kalimantan Timur

NO KAB/KOTA Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta Sekolah Negeri dan Swasta SD MI SD, MI Negeri dan SWasta 1 Kb Pr 0.18 1.00 1.00 0.74 0.21 0.81 1.00 2 Kb KB 0.56 0.62 x 0.29 0.62 0.37 0.82 3 Kb KK 1.00 0.75 1.00 0.52 0.90 0.52 0.90 4 Kb KT 0.50 0.78 1.00 0.62 0.56 0.83 0.87 5 Kb Br 0.54 1.00 0.63 1.00 0.61 1.00 1.00 6 Kb Mln 0.56 x x 1.00 1.00 1.00 1.00 7 Kb Blg 0.49 1.00 0.61 0.52 0.54 0.61 0.67 8 Kb Nn 0.70 0.72 x 1.00 0.77 1.00 0.95 9 Kb PPU 0.61 0.66 x 0.21 0.68 1.00 0.76 10 Kt BP 1.00 0.95 0.46 0.78 1.00 0.76 1.00 11 Kt Smrd 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 12 Kt Tr 1.00 0.82 x 0.42 0.94 0.53 0.94 13 Kt Btg 1.00 1.00 x 0.61 1.00 0.57 1.00 Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

Hasil evaluasi SD negeri pada Tabel 2, DMUs memiliki average of scores sebesar 0.70 atau relative belum efisien. DMUs yang memiliki nilai relative efisien meliputi Kb KK, Kt BP, Kt Smrd, Kt Tr, Kt Btg. Sedangkan yang relative tidak efisien meliputi Kb Pr, Kb KB, Kb KT, Kb Br, Kb Mln, Kb Blg, Kb Nn, dan Kb PPU. Selanjutnya DMU yang menjadi referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kt BP dan Kt Btg.

Hasil evaluasi SD swasta pada Tabel 2, DMUs memiliki average of scores sebesar 0.86 atau relative belum efisien. DMUs yang memiliki nilai relative efisien meliputi Kb Pr, Kt Br, Kb Blg, Kt Smrd, Kt Btg. Sedangkan yang relative tidak efisien meliputi Kb KB, Kb KK, Kb KT, Kb Nn, Kb PPU, Kt BP dan Kt Tr. Selanjutnya DMU yang menjadi referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Pr, Kb Br, Kb Blg, Kt Smrd, Kt Btg.

(9)

Hasil evaluasi SD negeri dan swasta pada Tabel 2, DMUs memiliki average of scores sebesar 0.75 atau relative belum efisien. DMUs yang memiliki nilai relative efisien meliputi Kb Mln, Kt BP, Kr Smrd dan Kt Btg. Sedangkan yang relative tidak efisien meliputi Kb Pr, Kb KB, Kb KK, Kb, KT, Kb Br, Kb Blg, Kb Nn, Kb PPU dan Kt Tr. Selanjutnya DMU yang menjadi referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb BP, Kt Smrd dan Kb Btg.

Hasil evaluasi MI negeri pada Tabel 2, DMUs memiliki average of scores sebesar 0.86 atau relative belum efisien. DMUs yang memiliki nilai relative efisien meliputi Kb Pr, Kb KK, Kb KT dan Kt Smrd. Sedangkan yang relative tidak efisien meliputi Kb Br, Kb Blg dan Kt BP. Selanjutnya DMU yang menjadi referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br, Kb Blg, dan Kt BP.

Hasil evaluasi MI swasta pada Tabel 2, DMUs memiliki average of scores sebesar 0.67 atau relative belum efisien. DMUs yang memiliki nilai relative efisien meliputi Kb Br, Kb Mln, Kb Nn dan Kt Smrd. Sedangkan yang relative tidak efisien meliputi Kb Pr, Kb KB, Kb KK, Kb KT, Kb Blg, Kb PPU, Kb BP, Kt Tr, dan Kt Btg. Selanjutnya DMU yang menjadi referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br, Kb Blg, dan Kt BP.

Hasil evaluasi MI negeri dan swasta pada Tabel 2, DMUs memiliki average of scores sebesar 0.77 atau relative belum efisien. DMUs yang memiliki nilai relative efisien meliputi Kb Br, Kb Mln, Kb Nn, Kb PPU, dan Kt Smrd. Sedangkan yang relative tidak efisien meliputi Kb Pr, Kb KB, Kb KK, Kb KT, Kb Blg, Kt BP, Kt Tr dan Kt Btg. Selanjutnya DMU yang menjadi referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br, Kb Nn dan Kt Smrd.

Hasil evaluasi Pendidikan Dasar 6 tahun yang meliputi SD negeri, SD swasta, MI negeri dan MI swasta pada Tabel 2, DMUs memiliki average of scores sebesar 0.77 atau relative belum efisien. DMUs yang memiliki nilai relative efisien meliputi Kb Pr, Kb Br, Kb Mln, Kt BP, Kt Smrd dan Kt Btg. Sedangkan yang relative tidak efisien meliputi Kb KB, Kb KK, Kb KT, Kb Blg, Kb NN, Kb PPU dan Kt Tr. Selanjutnya DMU yang menjadi referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Pr, Kb Br, Kt Btg dan Kt Smrd.

Proyeksi Peningkatan Efisiensi DMUs

1.

Kb Pr

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kb Pr telah relative efisien. Data pada Indikator input dan indikator output telah sesuai dengan hasil proyeksi DEA, sehingga tidak memerlukan perubahan data. Nmaun demikian, hasil evaluasi berdasarkan jenis sekolah menunjukan bahwa dua jenis telah relative efisien dan dua lainnya relative tidak efisien (lihat tabel 2). Proyeksi peningkatan efisiensi SD Negeri dan MI Swasta seperti pada Tabel 3.

Tabel 3

Data dan Proyeksi Kb Pr

Kb Pr Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 218 89,28 4 4 1 1 11 11

Guru 1.345 1.345 27 27 51 51 76 76

Siswa 6.096 3.4651,97 496 496 629 629 1.781 2.406.35 Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

SD Negeri Kb Pr untuk meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 34.651 orang. Sehingga dengan demikian, Kb Pr perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 28.556 orang atau 468.44 persen. Sedangkan, proyeksi jumlah sekolah yang efisien adalah sebanyak 89,28. Sehingga

(10)

dengan demikian, Kb Pr memiliki kelebihan sekolah sebanyak 129 unit atau 59 persen. Selanjutnya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kt BP dan Kt Btg.

MI Swasta Kb Pr dalam meningkatkan efisiensinya adalah dengan meningkatkan jumlah siswa. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah 2.407 orang. Sehingga dengan demikian, Kb Pr perlu meningkatkan jumlah siswa sebesar 626 orang atau 35,11 persen. Selanjutnya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br, Kb Nn dan Kt Smrd.

2.

Kb KB

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kb KB relative belum efisien. Hal ini ditunjukan dengan penyelenggaraan SD negeri dan SD swasta serta MI swasta yang relatif belum efisien (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 4.

Tabel 4

Data dan Proyeksi Kb KB

Kb KB Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 218 109 5 5 x x 5 5

Guru 1.637 1.637 54 54 x x 43 41

Siswa 23.607 42.341 910 1.462 x x 381 1.296 Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

SD Negeri di Kb KB untuk meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 42.341 orang. Sehingga dengan demikian, SD negeri Kb KB perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 18.734 orang atau 79.36 persen. Sedangkan, proyeksi jumlah sekolah yang efisien adalah sebanyak 109 unit, sehingga terdapat kelebihan sebanyak 109 unit atau 50 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kt BP dan Kt Btg.

SD Swasta di Kb KB dalam meningkatkan efisiensinya dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah siswa. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 1.462 orang. sehingga dengan demikian perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak551 orang atau 60,6 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Pr, Kb Br.

MI swasta di Kb KB dalam meningkatkan efisiensinya dapat dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah guru. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 1.915 orang. Sehingga dengan demikian, SD negeri Kb KB perlu meningkatkan jumlah siswa sebesar 915 orang atau 240 persen. Kemudian, Proyeksi jumlah guru yang efisien sebanyak 40 sehingga terdapat kelebihan sebanyak 3 sekolah atau 6 persen. DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kt Kb Br dan Kt Smrd.

3.

Kb KK

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kb KK relative belum efisien. Hal ini ditunjukan dengan penyelenggaraan SD swasta dan MI swasta yang belum efisien (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 5.

Tabel 5

Data dan Proyeksi Kb KK

(11)

Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 432 432 15 8 2 2 21 15

Guru 4.811 4.811 109 109 43 43 199 145 Siswa 72.427 72.427 1.954 2.622 583 583 2.023 3.904 Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

SD swasta di Kb KK dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 2.622 orang. Sehingga dengan demikian, SD swasta Kb KK perlu meningkatkan jumlah siswa sebesar 668 orang atau 34.18 persen. Sedangkan untuk proyeksi jumlah sekolah yang efisien adalah sebanyak 8 unit, sehingga perlu dilakukan pengurangan sebanyak 7 unit atau 48 persen. Selanjutnya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br dan Kt Btg.

MI swasta di Kb KK dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah guru serta sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 3.904 orang. Sehingga dengan demikian, SD negeri Kb KK perlu meningkatkan jumlah siswa sebesar 1.881 orang atau 93 persen. Proyeksi jumlah guru yang efisien sebanyak 145 orang, sehingga dengan demikian terdapat kelebihan sebanyak 54 sekolah atau 27.14 persen. Proyeksi jumlah sekolah yang efisien sebanyak 15 unit atau kelebihan 6 unit. Selanjuntya, DMU yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kt Smrd.

4.

Kb KT

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kb KT relative belum efisien. Hal ini ditunjukan dengan penyelenggaraan SD negeri, SD swasta dan MI swasta yang belum efisien (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 6.

Tabel 6

Data dan Proyeksi Kb KT

Kb KT Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta

Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 161 125 14 14 1 1 4 4

Guru 1.876 1.876 235 219.8 23 23 29 29

Siswa 24.272 48.634 3.739 4.798 320 320 630 1.019.3

Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

SD negeri di Kb KT dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 48.634 orang. Sehingga dengan demikian, SD negeri Kb KT perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 24.362 orang atau 100 persen. Proyeksi jumlah sekolah yang efisien adalah sebanyak 125 unit, sehingga terdapat kelebihan sebanyak 36 unit atau 22,38 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb BP dan Kt Btg.

SD swasta di Kb KT dalam meningkatkan efisiensinya dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah guru. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebnayak 4.798 orang, sehingga SD swasta Kb KT perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 1.058 orang atau 28,3 persen. Proyeksi jumlah guru yang efisien adalah sebanyak 220 orang, sehingga terdapat kelebihan sebanyak 15 unit atau 6,5 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br dan Kt Btg.

MI swasta di Kb KT dalam meningkatkan efisiensinya dengan menambah jumlah siswa. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 1.019 orang, sehingga MI Swasta Kb KT perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 389 orang atau 61,79 persen. Selanjutnya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br dan Kb Nn.

(12)

5.

Kb Br

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kb Br relative belum efisien. Hal ini ditunjukan dengan penyelenggaraan SD negeri, dan MI negeri yang belum efisien (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 7.

Tabel 7

Data dan Proyeksi Kb Br

Kb Br Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta

Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 151 107 5 5 1 1 2 2

Guru 1.609 1.609 59 59 37 37 9 9

Siswa 22.305 41.603 1640 1640 301 475 513 513

Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

SD negeri di Kb Br dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 41.603 orang. Sehingga dengan demikian, SD negeri Kb Br perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 19.298 orang atau 86,5 persen. Proyeksi jumlah sekolah yang efisien adalah sebanyak 107 unit, sehingga terdapat kelebihan sebanyak 44 unit atau 29,2 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb BP dan Kt Btg.

MI negeri di Kb Br dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 475 orang, sehingga MI Swasta Kb Br perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 174 orang atau 57,64 persen. DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br dan Kb Nn.

6.

Kb Mln

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kb Mln telah relative efisien. Tetapi, Kb Mln tidak memiliki data SD swasta dan MI negeri sehingga hanya dua yang dapat dievaluasi yakni SD negeri dan MI swasta. Dalam penyelenggaraan SD negeri yang belum relative efisien dan MI swasta telah relatif efisien (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 8.

Tabel 8

Data dan Proyeksi Kb Mln

Kb Mln Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 86 46 x x x x 1 1

Guru 702 702 x x x x 12 12

Siswa 9.861 17.721 x x x x 18 18

Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

SD negeri di Kb Mln dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 17.721 orang. Sehingga dengan demikian, SD negeri Kb Mln perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 7.860 orang atau 71,7 persen. Proyeksi jumlah sekolah yang efisien adalah sebanyak 46 unit sehingga terdapat kelebihan sebanyak 40 unit atau 46,44 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb BP dan Kt Btg.

(13)

7.

Kb Blg

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kb Blg relative belum efisien. Dalam penyelenggaraan yang relatif belum efisien meliputi SD negeri, MI negeri dan swasta (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 9.

Tabel 9

Data dan Proyeksi Kb Blg

Kb Blg Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 124 82 3 3 1 1 3 3

Guru 1.238 1.238 32 32 26 26 25 20

Siswa 15.591 31.835 186 186 215 353 403 774 Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

SD negeri di Kb Blg dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 31.835 orang, sehingga SD negeri Kb Blg perlu meningkatkan jumlah siswa sebesar 16.243 orang atau 104,2 persen. Proyeksi jumlah sekolah yang efisien sebanyak 82 unit, sehingga terdapat kelebihan sebanyak 42 unit atau 33,8 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb BP dan Kt Btg.

MI negeri di Kb Blg dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 353 orang, sehingga MI negeri Kb Blg perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 138 orang atau 64,2 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Pr dan Kb KT.

MI swasta di Kb Blg dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah guru. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah 774 orang, sehingga MI swasta Kb Blg perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 371 orang atau 92 persen. Proyeksi jumlah guru yang efisien sebanyak 20 orang, sehingga terdapat kelebihan sebanyak 5 sekolah atau 22 persen. Selanjutnya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br dan Kt Smrd.

8.

Kb Nn

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kb Nn relative tidak efisien. Dalam penyelenggaraan yang relatif tidak efisien meliputi SD negeri dan swasta, sedangkan MI swasta relatif efisien (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 10.

Tabel 10

Data dan Proyeksi Kb Nn

Kb Nn Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 125 70 15 8 x x 9 9

Guru 1.058 1.058 108 108 x x 12 12

Siswa 19.008 27.095 1.862 2.602 x x 1.164 1.164 Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

SD negeri di Kb Nn dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 27.095 orang, sehingga SD negeri Kb Nn perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 8.086 orang atau

(14)

42.6 persen. Proyeksi jumlah sekolah yang efisien adalah sebanyak 70 unit, sehingga terdapat kelebihan sebanyak 55 sekolah atau 44 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb BP dan Kt Btg.

SD swasta di Kb Nn dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 2.602 orang, sehingga SD swasta Kb Nn perlu meningkatkan jumlah siswa sebesar 740 orang atau 39,8 persen. Proyeksi jumlah sekolah yang efisien adalah sebanyak 8 unit, sehingga terdapat kelebihan sebanyak 7 unit atau 48,4 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br dan Kt Btg.

9.

Kb PPU

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kb PPU relative tidak efisien. Hal ini ditunjukan dalam penyelenggaraan yang relatif tidak efisien meliputi SD negeri dan swasta, serta MI swasta (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 11.

Tabel 11

Data dan Proyeksi Kb PPU

Kb PPU Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 95 69 5 5 x x 4 4

Guru 1.045 1.045 44 44 x x 29 29

Siswa 16.383 26.753 731 1.104 x x 218 1019 Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

SD negeri di Kb PPU dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 26.753 orang, sehingga SD negeri Kb PPU perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 16.383 orang atau 63,3 persen. Proyeksi jumlah sekolah yang efisien adalah sebanyak 69 sehingga terdapat kelebihan sebanyak 24 sekolah atau 27,3 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb BP dan Kt Btg.

SD swasta di Kb PPU dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 1.104 orang, sehingga SD swasta Kb PPU perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 373 orang atau 51 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br dan Kt Btg.

MI swasta di Kb PPU dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 1.019 orang, sehingga SD swasta Kb PPU perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 801 orang atau 368 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br, Kb Nn dan Kt Smrd.

10.

Kt BP

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kt BP telah relative efisien. Secara parsial penyelenggaraan yang relatif tidak efisien meliputi SD swasta, serta MI negeri dan swasta (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 12.

(15)

Tabel 12

Data dan Proyeksi Kt BP

Kt BP Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 136 136 49 36 1 1 19 15

Guru 2.040 2.040 604 604 40 40 161 145 Siswa 52.952 52.952 10.056 10.546 231 508 3.059 3.904 Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

SD swasta di Kt BP dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 10.546 orang, sehingga SD swasta Kt BP perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 490 orang atau 4,9 persen. Sedangkan untuk proyeksi jumlah sekolah yang efisien sebanyak 36 sehingga terdapat kelebihan sebanyak 13 unit atau 26,7 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kt Smrd dan Kt Btg.

MI negeri di Kt BP dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 508 orang, sehingga MI negeri Kt BP perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 277 orang atau 120 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Pr dan Kb KT.

MI swasta di Kt BP dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisiensi adalah sebanyak 3.904 orang, sehingga MI swasta Kt BP perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 845 orang atau 27,6 persen. Proyeksi jumlah sekolah yang efisiensi adalah sebanyak 15 orang, sehingga perlu pengurangan sebanyak 4 unit atau 21 persen. Proyeksi jumlah guru yang efisiensi adalah sebanyak 145 orang, sehingga perlu pengurangan sebanyak 16 orang atau 10 persen. Selanjutnya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kt Smrd.

11.

Kb Smrd

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kt Smrd telah relative efisien. Secara parsial juga telah menunjukan relatif efisien (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 13.

Tabel 13

Data dan Proyeksi Kt Smrd

Kt Smrd Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 198 198 38 38 2 2 15 15

Guru 3.266 3.266 639 639 114 114 145 145 Siswa 71.756 71.756 10.820 10.820 1.363 1.363 3.904 3.904 Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

12.

Kt Tr

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kt Tr relative belum efisien. Secara parsial penyelenggaraan yang relatif tidak efisien meliputi SD swasta dan MI swasta (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 14.

Tabel 14

(16)

Kt Tr Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 46 46 16 11 x x 5 5

Guru 841 841 159 159 x x 42 40

Siswa 18.247 18.247 2.955 3.604 x x 540 1.296 Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

SD swasta di Kt Tr dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah sekolah. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 3.604 orang, sehingga SD swasta Kt Tr perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 649 orang atau 22 persen. Proyeksi jumlah sekolah yang efisien adalah sebanyak 11 unit, sehingga terdapat kelebihan sebanyak 5 unit atau 33.8 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br dan Kt Btg.

MI swasta di Kt Tr dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah guru. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah sebanyak 1.296 orang, sehingga MI swasta Kt Tr perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 756 orang atau 134 persen. Proyeksi jumlah guru yang efisien adalah sebanyak 40 orang, sehingga perlu pengurangan sebanayk 2 orang atau 4 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br dan Kt Smrd.

13.

Kb Btg

Hasil evaluasi DEA-BCC-O secara umum menunjukan bahwa Kt Btg relative belum efisien. Secara parsial penyelenggaraan yang relatif tidak efisien yakni MI swasta (lihat tabel 2). Peningkatan efisiensi jenis sekolah yang relatif belum efisien seperti pada Tabel 15.

Tabel 15

Data dan Proyeksi Kt Btg

Kt Btg Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi Data Proyeksi

Sekolah 31 31 27 27 x x 4 4

Guru 478 478 452 452 x x 59 30

Siswa 11.823 11.823 9.358 9.358 x x 635 1.035 Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

MI swasta di Kt Btg dalam meningkatkan efisiensinya dilakukan dengan menambah jumlah siswa dan mengurangi jumlah guru. Proyeksi jumlah siswa yang efisien adalah 1.035 orang, sehingga MI swasta Kt Btg perlu meningkatkan jumlah siswa sebanyak 400 orang atau 63 persen. Proyeksi jumlah guru yang efisien adalah sebanyak 30 orang, sehingga perlu pengurangan sebanyak 29 orang atau 49,3 persen. Selanjuntya, DMUs yang dapat dijadikan referensi dalam peningkatan efisiensi adalah Kb Br dan Kt Smrd.

Clauster Peningkatan Efisiensi

Berdasarkan data proyeksi DEA diatas, peningkatan efisiensi DMUs dapat di clauster seperti Tabel 16.

Tabel 16

Clauster Efisiensi Indikator

Kb / Kt Negeri SD Swasta Negeri MI Swasta sklh Gr Sw sklh Gr Sw sklh Gr Sw sklh Gr Sw

Kb Pr x √ x √ √ √ √ √ √ √ √ x

(17)

Kb KK √ √ √ x √ x √ √ √ x x x Kb KT x √ x √ x x √ √ √ √ √ x Kb Br x √ x √ √ √ √ √ x √ √ √ Kb Mln x √ x - - - √ √ √ Kb Blg x √ x √ √ √ √ √ x √ x x Kb Nn x √ x x √ x - - - √ √ √ Kb PPU x √ x √ √ x - - - √ √ x Kt BP √ √ √ x √ √ √ √ x x x x Kt Smrd √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kt Tr √ √ √ x √ x - - - √ √ x Kt Btg √ √ √ √ √ √ - - - √ x x Keterangan : - : Tidak dievaluasi X : Relatif tidak efisien √ : Relatif efisien

Berdasarkan tabel 16, besaran DMUs yang perlu melakukan efisiensi penyelenggaraan pendidikan di Provinsi Kaltim berdasarkan jenis sekolah seperti pada Tabel 17.

Tabel 17

Besaran DMUs dalam peningkatan efisiensi

SD MI

Negeri

13 DMUs 12 DMUs Swasta 7 DMUs Negeri 13 DMUs Swasta sklh Gr Sw sklh Gr Sw sklh Gr Sw sklh Gr Sw 8 / 13 0 / 13 8 / 13 4 / 12 1 / 12 6 / 12 0 / 7 0 / 7 3 / 7 2 / 13 2/ 13 9 / 13 61,5% 0 % 61,5% 33,3% 8,3% 50% 0 % 0 % 42,9% 15,4% 38,5% 69,2% Sklh : 12 / 25 atau 48% Gr : 1 / 25 atau 4% Sw : 12 / 25 atau 56% Sklh : 2 / 20 atau 10% Gr : 5/20 atau 25% Sw : 12 / 20 atau 60% Sklh : 14 / 45 atau 31%; Gr : 9/ 45 atau 20%; S w : 26 / 45 atau 58%

Berdasarkan Tabel 17, maka gambaran peningkatan efisiensi DMUs di Provinsi Kaltim sebagai berikut :

Pengurangan sklh SD negeri sebanyak 61,5 persen, SD swasta sebanyak 33,3 persen dan MI swasta sebanyak 15,4 persen. Selanjuntya jika dilihat secara gabungan SD negeri dan swasta maka pengurangan sklh sebanyak 48 persen dan MI negeri dan swasta sebanyak 10 persen. Hal ini berarti sklh MI relatif efisien dibandingkan dengan SD.

Pengurangan gr SD negeri nol persen, SD swasta sebanyak 8,3 persen dan MI swasta sebanyak 38,5 persen. Selanjuntya jika dilihat secara gabungan SD negeri dan swasta maka pengurangan gr sebanyak 4 persen dan MI negeri dan swasta sebanyak 25 persen. Hal ini berarti sklh SD relatif efisien dibandingkan dengan MI.

Penambahan sw SD negeri sebanyak 61,5 persen, SD swasta sebanyak 50 persen dan MI negeri sebanyak 42,9 persen, MI swasta sebanyak 69,2 persen. Selanjuntya jika dilihat secara gabungan SD negeri dan swasta maka penambahan sw sebanyak 56 persen dan MI negeri dan swasta sebanyak 60 persen. Hal ini berarti sklh SD relatif efisien dibandingkan dengan MI.

Secara keseluruhan, DMUs di Provinsi Kaltim yang perlu melakukan efisiensi dengan

pengurangan sklh 31 persen, pengurangan guru sebanyak 20 persen dan penambahan siswa sebanyak 58 persen.

Kondisi gambaran pendidikan SD dan MI tersebut sejalan dengan penyebaran penduduk yang tidak merata di Provinsi Kaltim. Untuk itu diperlukan penataan pemukiman masyarakat dalam wilayah tertentu untuk lebih mempermudah jangkauan pada sarana pendidikan. Sehingga hal tersebut akan meningkatkan partisipasi dalam pendidikan dasar. Sedangkan untuk pengurangan sekolah dan guru merupakan hal yang sulit untuk diimplementasikan. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan tentang penyebaran guru khususnya pengawai negeri di Provinsi Kaltim sehingga lebih merata.

(18)

Selanjuntya, DMUs yang dapat di menjadi referensi dalam peningkatan efisiensi penyelenggaraan pendidikan SD dan MI seperti pada Tabel 18.

Tabel 18

Referensi Peningkatan Efisiensi DMUs

SD MI

Negeri Swasta Negeri Swasta

• Kt Smrd (8 DMUs) • Kb Pr (2 DMUs) • Kb Br (6 DMUs) • Kt Smrd (1 DMUs) • Kt Btg (5 DMUs)

• Kb Pr (3 DMUs)

• Kb KT (3 DMUs) •• Kb Br (7 DMUs) Kb Nn (3 DMUs) • Kt Smrd (9 DMUs) Sumber : Hasil Analisis DEA-BCC-Output

Berdsarkan Tabel 18, Kt Smrd merupakan DMUs yang paling banyak menjadi referensi dalam peningkatan efisiensi, kemudian disusul oleh Pr dan Br, selanjuntya Kt Btg, Kb KT dan Kb Nn.

E.

Penutup

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

Hasil evaluasi secara komprehensip menunjukan bahwa sebanyak 6 DMUs telah efisien

meliputi Kabupaten Paser, Kabupaten Berau, Kabupaten Manilau, Kota Balikpapan, Kota Samarinda dan Kota Bontang. Sedangkan, 7 DMUs relative belum efisien meliputi Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Timur, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kota Tarakan.

Hasil evaluasi secara parsial menunjukan bahwa SD negeri sebanyak 5 DMUs relatif efisien dan 8 DMUs relatif belum efisien; SD Swasta sebanyak 5 DMUs relatif efisien dan 7 DMUs relatif belum efisien dan 1 DMU tidak dievaluasi; MI Negeri sebanyak 4 DMUs relatif efisien dan 3 DMUs relatif belum efisien dan 6 DMU tidak dievaluasi; dan MI Swasta sebanyak 4 DMUs relatif efisien dan 9 DMUs relatif belum efisien;

DMUs yang menjadi rujukan dalam peningkatan efisiensi meliputi Kabupaten Paser, Kabupaten Berau, Kota Bontang dan Kota Samarinda.

Kota Samarinda merupakan DMU yang relatif paling efisien dan paling banyak menjadi rujukan dalam peningkatan efisiensi.

(19)

Daftar Pustaka

Cooper, William W., Seiford, Lawrence M., and Tone, Kaoru, (2006) Data Envelopment Analysis : A Comprehensive Text With Models, Applications, References and Dea-Solver Software, Springer, New York, USA

BPS Kalimantan Timur, (2010) Kalimantan Timur Dalam Angka 2009, BPS Kalimantan Timur,

Samarinda

Bappeda Kalimantan Timur, (2008) Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Kalimantan Timur 2009 – 2013, Samarinda

Bahtiar, Toni, (2009), Materi Metodologi dan Alat Analisis Kajian Evaluasi Pelayanan Dasar, Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan, Jakarta. (tidak publikasi)

Suripto, (2010) Evaluasi Kinerja Pendidikan Dasar Kabupaten Dan Kota di Provinsi Gorontalo, Jakarta (belum dipublikasi)

Dilaksanakan)

Timur, Orasi Ilmiah Gubernur Kalimantan Timur Pada Upacara Wisuda Um Semester GasaL 2009/2010

: Kaltim Salurkan Beasiswa Rp 94,241 Miliar

Gubernur Kalimantan Timur Pada Upacara Wisuda Um Semester GasaL 2009/2010

Kalimantan Timur,

Penyelenggaraan Pendidikan Wajar 12 tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga secara konkret, apabila menghadapi orang yang sedang mengalami krisis, kita harus melihatnya secara lengkap, utuh dalam keseluruhan sebagai manusia yang perlu

Pengembangan alat ukur ini akan menurunkan 6 item dari dimensi yang telah dijabarkan dalam teori Heksagonal dari Holland, yaitu:.. Realistik, Individu dengan kepribadian ini

Penelitian dilakukan di rumah sakit kota Semarang dengan alasan pentingnya penganggaran bagi rumah sakit di Semarang, terutama pada proses partisipasi anggaran

Subvariabel dalam penelitian ini adalah personal hygiene yang meliputi personal hygiene rambut, mata, telinga, gigi dan mulut, kulit, serta kuku siswa di SDN

Mengukur derajat polifarmasi Ambil sampel 100 resep secara acak Hitung jumlah peresepan generik, jumlah obat tiap lembar resep Resep mengandung AB, injeksi, vitamin dan

Nilai kondisi batas diperlukan pada batas hulu, yaitu sungai dan batas terbuka. Pada batas terbuka digunakan parameter elevasi muka air, temperatur dan salinitas, sedangkan

Oleh karena itu perlu dilakukan penetapan kadar iodium pada garam beriodium yang beredar di Pasar Besar Malang.. Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif untuk

Inilah penghasilan yang diperolehnya dari hasil andaliman dalam satu bulan yang didistribusikan untuk membiayai 6 orang anak,sepertimembiayai keperluan sekolah anak-anaknya,