LAPORAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS
Judul : TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN DENGAN BAHAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PEMBUDIDAYA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KOTA PROBOLINGGO
Ir. Arning Wilujeng Ekawati, MS NIP 19620805 198603 2 001 Yunita Maimunah, SPi, MSc NIP 19780625 200501 2 002
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Kompetitif Pengabdian
Kepada Masyarakat Berbasis Riset dalam Publikasi Domestik Batch II Nomor: 216/SP2H/PPM/DP2M/IV/2009
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
RINGKASAN
TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN DENGAN BAHAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PEMBUDIDAYA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KOTA PROBOLINGGO.
Arning Wilujeng Ekawati, dan Yunita Maimunah *) *)
Staff pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Keberhasilan budidaya ikan lele di Kota Probolinggo harus ditunjang dengan manajemen yang baik serta metode yang benar di dalam proses produksinya. Keberhasilan dalam produksi harus ditunjang oleh lingkungan yang baik, ketersediaan benih yang berkesinambungan dan ketersediaan pakan yang berkualitas. Mengingat ketersediaan pakan dalam usaha budidaya menyerap biaya mencapai 60% dari biaya produksi, maka perlu adanya upaya penekanan biaya untuk penyediaan pakan. Oleh karena itu, perlu upaya menggali potensi bahan lokal yang ada di Kota Probolinggo untuk dapat digunakan sebagai bahan pakan buatan sendiri tanpa mengandalkan pakan hasil produksi pabrik yang harganya mahal. Pembuatan pakan dengan menggunakan bahan lokal ini, diharapkan dapat menekan biaya produksi untuk penyediaan pakan. Hal ini telah terbukti seperti yang telah dilakukan oleh petani di daerah Jambi dan Kalimantan, bahwa dengan membuat pakan sendiri dapat menekan biaya pakan karena harganya lebih murah dibandingkan pakan produksi pabrik.
Berdasarkan data dari DKP kota Probolinggo (2007) diperoleh informasi bahwa hasil tangkap ikan peperek mencapai 2.925 ton per tahun. Ikan ini pada saat musim harganya sangat murah (Rp 300,- per kilo), sehingga dapat digunakan sebagai tepung ikan sebagai sumber protein hewani untuk formula pakan ikan lele. Bahan lokal lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan pakan antara lain: dedak dan ampas tahu.
Agar petani dapat membuat pakan sendiri, maka diperlukan transfer teknologi dalam pembuatan pakan dengan mengunakan bahan lokal. Transfer teknologi tersebut dilakukan memalui pelatihan pembuatan pakan dengan menggunakan bahan lokal dan peralatan yang sederhana.
Tujuan dari kegiatan ini agar pembudidaya ikan lele di kota Probolinggo mampu membuat pakan ikan lele sendiri dari bahan lokal, sehingga dapat menekan biaya produksi yang akhirnya dapat mgeningkatkan pendapatannya.
Metode penerapan iptek dilakukan dengan tahapan: 1. Pengenalan Bahan Pakan Lokal
Pada tahapan ini dikenalkan bahan lokal yang dapat digunakan sebagai bahan untuk formula pakan buatan.
2. Pengenalan Formulasi Pakan
Metode formulasi pakan yang dikenalkan menggunakan metode sederhana yaitu bujur sangkar dan metode lembar kerja.
3. Pembuatan Pakan
Pada tahapan ini dikenalkan tahapan membuat pakan, mulai menyiapkan bahan, membuat adonan pelet sampai mencetak pelet dan penyimpanannya. 4. Uji Coba Pakan
Pada tahapan ini, merupakan tapapan uji coba pakan hasil buatan sendiri untuk pemeliharaan dibandingkan dengan menggunakan pakan produksi pabrik (pakan komersial).
Berdasarkan hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa kelompok tani sasaran yang beranggotakan 33 orang sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Pembudidaya dapat membuat pakan dengan bahan lokal yang murah dan mudah untuk memperolehnya walaupun masih perlu pendampingan dalam formulasinya. Pembudidaya mengharapkan kelanjutan dari kegiatan ini mengingat teknologi pembuatan pakan ini sangat membantu menekan beaya pakan dari harga pakan komersial Rp 7.000,- dengan membuat sendiri harga pakan berkisar Rp 4.000,- dengan FCR < 1. Namun permasalahan yang timbul yaitu pengering pakan pada saat penghujan sangat diperlukan. Alat yang telah diserahkan kepada kelompok pembudidaya ikan air tawar pada kegiatan ini meliputi : Penepungan beserta ayakan bertingkat, mixer, pencetak pelet dan forming, serta 1 unit genset. Oleh karena itu kegiatan ini perlu dilanjutkan untuk penyempurnaan alat dengan pengadaan alat pengering. Selain itu pendampingan dalam pembuatan pakan masih diperlukan.
SUMMARY
FEED FORMULATION TECHNOLOGY USING LOCAL INGREDIENTS TO INCREASE CATFISH
(Clarias gariepinus) FARMER INCOME IN PROBOLINGGO
Arning Wilujeng Ekawati and Yunita Maimunah *) *)Faculty of Fisheries and Marine Science Brawijaya University
Catfish (Clarias gariepinus) culture in Probolinggo had to be supported with good management and correct methods. Moreover, it has also supported with good environmental control, continuity of high quality juvenile supply and availability of high quality feed. In fish culture, cost on feed has been recognized could take up 60 % of the production cost. Therefore, it is necessary to explore the potency of local feed ingredients in Probolinggo without depend on expensive commercial ingredients to reduce the production cost. Feed formulation using inexpensive local ingredients has been recognized could reduce the production cost, as it has been applied on fish farming in Jambi and Kalimantan.
According to the DKP Probolinggo (2007), “peperek” fish or Blacktip ponyfish
(Leiognathus splendens) caught could reach up to 2.925 ton/year. Peperek fish on the
peak season is very cheap only Rp. 300,-/kg, hence it is possible to use it as protein source for catfish feed formulation. Other local feed ingredients are dedak and ampas tahu (tofu by product).
There is a need to transfer technology to fish farmer so they know how to produce their own fish feed using local ingredients which is inexpensive and simple through training.
The objective of this training is to increase fish farmer’s capability in catfish feed production using local ingredients. Thus, the production cost will be lower and at the end increase the benefit.
The methods stages used in this IPTEK are: 1. Introduction on local feed ingredients
At this stage the fish farmers were introduced with local ingredients for fish artificial feed.
2. Introduction on feed formulation
Methods on feed formulation are introduced to the fish farmers using simple method; square method and work sheet.
3. Fish feed production
At this stage fish farmers are introduced with feed production stages, from preparing feed ingredients, mixing to form pellet and feed storage.
4. Feed trial
At this stage, the feed is compared with commercial feed.
After the completion of this activity we conclude that the fish farmers group (33 persons) is very happy with this training. Thus, they could formulate their own fish feed using local ingredients which is inexpensive and highly available. Although, they still need assistance in the formulation.
The fish farmers expect this activity could be continued considering the feed production technology is very useful to reduce feed cost, from Rp. 7.000, (commercial feed) to Rp. 4.000,- (local feed ingredients) with FCR < 1. However, there is a problem with feed drying which is very important during rainy season.
This training has been contributing feed production devices: flour devices and multilevel sieve, mixer, pellet mold and forming, also 1 unit of genset. Berita Acara Serah Terima Alat (enclosed). Therefore, this activity needs to be continued with completing tool by adding feed dryer. Furthermore, it still also needs assistance in feed formulation.
DAFTAR PUSTAKA
Elliot, J.M. 1979. Energetics of fresswater teleost. In: P.J Miller (Ed.) Fish Phenology, Anabolic Adaptiveness in Teleost. Academic. Press. P:29-61. Lovell, T. 1989. Practical Feeding-Channel Catfish. In: T. Lovell (Ed.) Nutrition
and Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold, New York. p:145-162. NRC. 1983. Nutrient requirements of warm water fish and shell fishes. Nat.
Acd. Sci. Washington D.C. 86 p.
Rasowo. J, E., Auma, G. Ssanyu and M. Ndunguru. 2008. Does African catfish (Clarias gariepinus) affect rice in integrated rice-fish culture in Lake Victoria Basin , Kenya?. African J. Env. Sci. And Tech. 2(10):336-341 Suloma, A. And H. Y. Ogata. 2006. Futur of rice-fish culture, desert aquaculture
and fed development in Africa: The case of Egypt as the Leading Country in Africa.
Sticney. 1979. Principles of warmwater aquaculture. Willey Inters Sci. Pub. John Willey and Sons. New York. Chiechter, Brisbane, Toronto.
Zonneveld, N, E.A. Huisman and J.H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip budidaya ikan. PT Gramedia. Jakarta. 318 hal.