• Tidak ada hasil yang ditemukan

Format LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL FOTOGRAMETRI DASAR.docX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Format LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL FOTOGRAMETRI DASAR.docX"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL FOTOGRAMETRI DASAR ACARA II DIGITAL

Nama : Rukiyya Sri Rayati Harahap NIM : 12/334353/GE/07463 Asisten : 1. Erin Cakratiwi 2. Lintang Dwi Candra Tanggal : 26 November 2013

1) Mengapa foto udara perlu dilakukan koreksi?

Karena lensa pada kamera fotogrametri yang digunakan tidak ada yang sempurna, dengan adanya koreksi foto ini dapat diketahui besarnya penyimpangan- penyimpangan yang terjadi pada saat pemotretan. (disamping itu juga dapat mengetahui parameter instrinsik (geometrik internal kamera dan parameter optic seperti panjang fokus, dan koefisien distorsi lensa) ataupun ekstrinsik ( orientasi posisi kamera terhadap sistem koordinat dunia) kamera.

Nilai

2) Apa saja distorsi yang terjadi, bagaimana cara koreksi distorsi tersebut? Silakan boleh disertai gambar penjelasan!

1. Distorsi Pada Kedudukan Alat

Meskipun pesawat telah direb=ncanakan agar kedudukannya tegak urus terhadap objek yang direkam. Pada kenyataannya kedudukan pesawat tidak sesuai dengan yang direncanakan karena adanya gangguan dari atmosfer . gangguan yang disebabkan oleh kedudukan pesawat seperti gambar dibawah ini.

Sumbu putar dari pesaat (Curran , 1985)

Dari gambar diatas menunjukkan akibat kedudukan pesawat berubah terjadi beberapa gangguan seperti pitch, roll dan yaw

(2)

a. Pitch yaitu perubahan kedudukan pesawat terbang searah jalur terbang tetapi menyebabkan pesawat menukik atau menengah

b. Roll yaitu gangguan terhadap pesawat terbang searah jalur terbang tetapi menyebabkan perputaran tubuh pesawat meskipun searah dengan jalur terbang akibatnya sayap pesawat miring.

c. Yaw yaitu gangguan yang menyebabkan kedudukan oleh pesawat berupa arah terbang.

2. Gangguan Atmosfir

Atmosfer merupakan gangguan di udara yang sulit untuk dinetralisir. Karena udara yang mengandung salju, awan, kabut serta angina membentuk lapisan seperti semir. Ketinggian pesawat terbang diatas awan dank abut akn menghambat tenaga termal untuk mencapai alat perekam, kecuali kabut dan awan tipis. Daerah bayangan yang dibentuk dari awan merupakan daerah yang suhunya relatif rendah sehingga pencaran tenaganya kurang. Gangguan pada awan tidak hanya disebabkan oleh tutupannya juga dapat menyebabkan variasi suhu. Sebaran awan dan ketebalannya mempengaruhi kualitas foto yang dihasilkan. Untuk mengatasi distorsi ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus formula yaitu

r adalah jarak radial titik gamdar dari nadir foto (titik utama bagi foto vertikal) f adalah panjang fokus. Hasil akan sama dengan r dan f .

(3)

3. Efek perekaman

Perubahan suhu setiap saat perekaman dapat terjadi. Perubahan ini akan berpengaruh pada hasil perekaman objek baik dengan menggunakan film maupun pita magnetik.

4. Pengaruh kelengkungan dan rotasi bumi.

Pada skala besar (tinggi perekaman rendah) pengaruh lengkung bumi masih bisa diabaiakn, akan tetapi pada skala kecil artinya (perekaman semakin tinggi) pengaruh lengkung bumi tidak dapat diabaikan.

Koreksi lengkung bumi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan

=

H’ = tinggi terbang diatas tanah

r = Jarak dari titik utama ke titik gambar R = Garis menengah bumi

f = Panjang fokus lensa

5. Gangguan Elektronik

(4)

mempengaruhi perekaman objek dengan sistem termal. Oleh karena itu semakin ramainya lalu lintas udara akan semakin besar gangguannya.

6. Distorsi Lensa

a. Distorsi radial lensa

Distorsi radial lensa ini menyebabkan posisi gambar mengalami distorsi sepanjang garis radial dari titik utama. Meskipun distorsi radial lensa pada kamera Zeiss Pleogon , akan tetapi distorsi ini sangat signifikan bagi beberapa lensa kamera lain. distorsi radial lensa ada dua macam, yaitu radial lensa simetris dan non simetris. Kedua – duanya dapat diperbaiki dengan cara perhitungan.

b. Distorsi tangensial lensa

Distorsi ini umumnya sangat kecil dan sangat jarang dikoreksi.

7. Efek pengkerutan atau pemekaran film dan kertas fotografi

Hal ini disebakan karena perbedaan dari jenis bahan yang digunakan sebagai penyangga emulsi. Pengkerutan atau pemekaran ini dapat dikoreksi dengan membandingkan jarak foto terukur antara fidusial yang berhadapan dengan nilainya yang ditentukan di dalam kalibrasi kamera. Koordinat foto dapat dikoreksi jika terjadi kesalahan. Atau juga dapat dilakukan dengan memasang grid pelat kaca pada bidang fokal kamera sehingga bila melakukan pemotretan , grid itu tercetak pada negatif dan tentu saja kemudian tampak pada positif posisi terukur tanda grid pada positif dapat dibandingkan terhadap lokasi pada kamera yang diketahui dengan tepat. Keuntungan menggunakan grid pelat kaca ini yaitu bahwa pola grid tersebar merata ke seluruh format foto sehingga dapat dilakukan koreksi bagi pengkerutan dan pemekaran tak seragam yang dapat terjadi.

=

=

xa’ dan ya’ adalah koordinat foto terkoreksi, dan xa dan ya adalah koordinat terukur

(5)

3) Jelaskan hasil Foto Udara sebelum dan sesudah dilakukan koreksi! Harap sertai dengan penjelasan dan gambar!

Penjelasan : Gambar ini barrel distortion, disebabkan karena kamera yang digunakan adalah kamera Wide Angel. Luas area sebelum dikoreksi kesannya lebih luas dibandingkan setelah dikoreksi. Distorsi yang paling besar ada di tengah- tengah foto, semakin ke tepi foto semakin kecil, hal ini disebabkan karena distorsi dari foto ini merupakan distorsi yang terlihat seolah – olah cembung (Barrel Distortion)

Penjelasan : setelah dikalibrasi ada garis hitam pada bagian luarnya , luasan yang dihasilkan setelah dikoreksi menurut ukuran fotonya lebih luas sebelum dikoreksi hal ini disebabkan karena adanya penambahan garis hitam dibagian luar foto, akan tetapi hal ini tidak mengurangi luas cakupan yang sebenarnya. Distorsi nya lebih kecil dibandingkan sebelum dikoreksi.

Nilai

4) Pada masing-masing foto udara sebelum dikoreksi dan setelah dikoreksi buatlah garis diagonal dari masing-masing sudut foto udara tersebut untuk menentukan letak Principal Point. Ukurlah jarak minimal 3 obyek dari titik tersebut kemudian masukkan pada tabel

(6)

Foto Udara Sebelum koreksi Foto Udara sesudah koreksi Tabel perbandingan objek

Objek FU sebelum koreksi FU setelah koreksi

A (Perkebunan) B (Jalan) C (Jalan) D (Tebing terjal) E (Pemukiman) Nilai A B E D C

(7)

5) Saat melakukan koreksi, Anda mendapatkan jendela CAMERA VIEWER, silakan printscreen jendela tersebut, dan jelaskan artinya

Contoh :

1. Fokus kamera, fungsi untuk mempertajam hasil pemotretan, jarak bayangan terhadap lensa atau jarak lensa terhadap sumber cahaya sangat berpengaruh pada fokus lensa kamera nilainya : 39,0667, artinya panjang fokus sebenarnya adalah 35,0000 sedangkan kamera yang digunakan panjang fokusnya adalah 39,0667. Ada selisih 4,0667 mm

2. Dari pengamatan didapat Xp- principle point x, Yp – principle point y, Fw- format width, Fh – format height , K1 – berupa radial distortion 1,K2 – radial distortion 2, K3 radial distortion 3, P1 – decentering distortion 1, P2 – decentering distortion 2 . 3. Dilihat dari principle point (Xp, Yp) ada nilai deviasi untuk koordinat tersebut, sehingga

ada perubahan posisi terhadap eksposure.

1

(8)

4. Sedangkan pada Canon EOS SD Mark II – Idealized terdapat perubahan pada ukuran format baik format weight format height. Format weight mengalami penambahan nilai, sedangkan format height . sehingga dapat disimpulkan bahwa format ukuran dari lensa aslinya adalah perubahan width nya 1,4158 dan perubahan heigt nya 0,8651 ini lah yang menyebabkan adanya garis hitam di tepi foto . fokal lens nya ada selisih 4,0667 mm. setelah di kalibrasi, distorsi K1 – berupa radial distortion 1,K2 – radial distortion 2, K3 radial distortion 3, P1 – decentering distortion 1, P2 – decentering distortion 2 , berubah menjadi nilai 0 (artinya tidak ada distorsi lagi).

5. Overall Residual RMS dari kamera yang digunakan adalah 0.3943, Maksimum Residual adalah 1,7447. Semakin tinggi nilai RMS nya maka akan semakin tinggi distorsinya (pergeseran objek dilapangan). Nilai RMS dari koreksi kamera ini nilainya masih dibawah 0,5 . sehingga dapat disimpulkan kamera ini baik untuk pemotretan udara.

(9)

6) Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keakuratan koreksi foto udara? 1. Ketepatan pada software yang digunakan (semakin bagus software untuk

koreksi foto udara semakin akurat koreksi dari foto itu sendiri)

2. Kamera yang digunakan terkait dengan fokus lensa dari kamera itu sendiri. 3. Lensa yang dipakai pada kamera itu .

4. Penggunaan eksposure pada kamera. 5. Foto yang dihasilkan.

Nilai

7) Jelaskan tips agar proses koreksi efektif dan efisien!

1. Tergantung pada software yang digunakan (usahakan sofwarenya adalah software dengan kualitas tinggi)

2. Sebelum melakukan pemotretan terlebih dahulu membuat rencana pemotretan. Sehingga lebih mudah dalam pemotretan sehingga meminimalisir distorsi, dengan terminimalisirnya distorsi ini maka akan berpengaruh pada keefektifan dan keefisienan dari proses koreksi foto tersebut.

3. Posisi kamera sesaat pengambilan gambar harus stabil (agar menghasilkan kualitas foto yang tinggi yang rendah distorsi).

4. Saat pemotretan , diusahakan pada kondisi yaitu matahari tidak berada tepat diatas wahana pemotretan, oleh karena itu pemotretan biasanya dilakukan di pagi atau di sore hari.

Gambar

Foto Udara Sebelum koreksi                              Foto Udara sesudah koreksi  Tabel perbandingan objek

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan perencanaan dan perancangan industri edukasi wisata pengolahan kacang kedelai ini bisa membantu menyelesaikan permasalahan persaingan dan

2.1 Opredelitev kontrolinga 2.2 Koncepti kontrolinga v banki 2.3 Naloge in instrumenti bančnega kontrolinga 2.3.1 Infrastruktura kontrolinga 2.3.2 Funkcije kontrolinga v procesu

Akademi Keperawatan (AKPER) Aisyiyah Palembang merupakan lembaga pendidikan yang dalam kegiatan aktivitas akademik khususnya berhubungan dengan pengolahan data

faktor-faktor yang berdasarkan hasil dari wawancara survei terbanyak mempengaruhi kinerja karyawan dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang meliputi

Bila dilihat menurut status pekerjaan, dapat terlihat berapa jumlah penduduk yang bekerja di sektor formal yang jaminan sosialnya baik, dan berapa yang bekerja di sektor informal

Dengan pendekatan yang berbeda dari metode di atas, PATRIQUIN (1973) telah menggunakan beberapa assosiasi parameter statistik dengan padang lamun untuk perhitungan kecepatan

Dari hasil perhitungan dan analisa di atas dapat disimpulkan bahwa kegagalan panggil terbesar terjadi pada tingkat terminating (yang dipanggil), dengan

Hal ini berarti besarnya kontribusi pesan dan endorser pada iklan televisi dalam mempengaruhi keputusan pembelian minuman You C 1000 Vitamin di wilayah Surabaya Selatan secara