Upaya Meningkatkan Indeks Prestasi Mahasiswa
Politeknik Melalui
Online Self Assessment System
Tata Supriyadi
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung, Kotak Pos 1234, Bandung 40012
tata_supriyadi@yahoo.co.id
Abstrak— Dalam aturan akademik Politeknik apabila mahasiswa memperoleh nilai E maka statusnya akan dinyatakan drop out (DO). Begitu pula bila memperoleh nilai D tidak ada kesempatan untuk mengulang dan memperbaiki nilai di semester berikutnya karena kurikulum di Politeknik menggunakan sistem paket. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan alat bantu agar mahasiswa memperoleh nilai lebih baik. Alat bantu ini dinamakan Online Self Assessment Systems (OSAS). OSAS digunakan mahasiswa untuk sarana latihan sebelum menghadapi ujian tengah semester dan ujian akhir semester. OSAS telah diujikan pada dua kelas yang berbeda. Hasilnya menunjukan kelas yang menggunakan OSAS mempunyai nilai rata-rata kelas lebih tinggi 11% dari kelas yang tidak menggunakan OSAS.
Abstract— In the rules of academic POLBAN if students acquire
E then his status shall be declared to drop out (DO). Similarly, when getting the value of D there is no opportunity to repeat and improve the value of the next semester because the Polytechnics curriculum use system package. This study aims to design and implement the tools that students get better grades. The tool is called Online Self Assessment Systems (OSAS). OSAS used for student training tool before facing midterms and final exams of the semester. OSAS has been tested on two different classes. The results showed that using OSAS class has an average value of a higher grade 11% of the class who did not use OSAS.
Keywords— online assessment, self assessment, OSAS
I. PENDAHULUAN
Pendidikan di Politeknik menerapkan sistem pendidikan model paket dengan lama pendidikan 3 tahun untuk program D3 dan 4 tahun untuk program D4. Mahasiswa harus menyelesaikan studinya dengan tepat waktu. Bila mahasiswa memperoleh nilai jelek tidak ada kesempatan mengulang di semester berikutnya. Bahkan dalam kasus terburuk ada aturan akademik yang menyatakan apabila mahasiswa mendapatkan
nilai E, maka statusnya akan di drop out (DO) di semester
tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan akademis tersebut harus dicari sebuah solusi. Solusinya berupa alat bantu yang bisa menguji kemampuan akademis mahasiswa sebelum mereka mengerjakan ujian tengah semester (UTS) maupun ujian akhir semester (UAS).
Online Self Assessment Systems dapat menjadi salahsatu
solusinya. Mahasiswa bisa menguji dirinya sendiri secara online lewat media internet untuk mata kuliah yang sedang ditempuh. Hasilnya bisa langsung diketahui setelah selesai latihan.
Beberapa penelitian tentang online assessment sudah pernah dilakukan sebelumnya. Salahsatu penerapan teknologi
informasi dalam penyelengaraan ujian adalah
Computer-Assisted Assessment (CAA). Perkembangan ketersediaan jaringan memungkinkan CAA dapat di-install pada sebuah
server kemudian diakses melalui browser [1].
Pengaruh online self assessment dengan model soal pilihan ganda terhadap metode pembelajaran siswa dapat
membantu membangkitkan ingatan siswa dalam
menghubungkan antara pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan saat ini [2].
Online quizzes juga berpengaruh terhadap kebiasaan belajar siswa. Online quizzes yang digunakan memberikan praktek penyelesaian masalah dan umpan balik detil dengan segera yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai. Beberapa siswa mengakui bahwa online quizzes telah membantu mereka untuk bekerja lebih konsisten sepanjang semester [3].
Keuntungan online assessment bisa memfasilitasi [4] :
1. Test bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
2. Cukup menggunakan PC standar dengan yang dilengkapi
web browser.
3. Penjadwalan test bisa dilakukan secara otomatis.
4. Pertanyaan soal bisa dengan mudah digunakan ulang dari
bank soal, mudah untuk diedit dan diganti.
5. Hasil test bisa diperoleh secara otomatis, dianalisis dan
diseminasikan untuk berbagai keperluan seperti evaluasi proses belajar mengajar.
Computer based test juga pernah dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya. Sistem test penempatan (placement test)
berbasis komputer telah berhasil dikembangkan dan
digunakan untuk proses seleksi dalam menentukan
penempatan level kelas yang sesuai dengan kemampuan peserta bimbingan [5].
Model computer based test telah berhasil dibuat dari
pengembangan assessment modul pada i-elisa dengan
menganalisis fitur-fitur yang telah ada, serta studi analisis
terhadap assessment module yang terdapat pada aplikasi
Moodle dan ATutor [6].
Piranti penyusun soal ujian berbasis web untuk mata pelajaran di SMP telah berhasil dikembangkan. Hasilnya bisa mengukur kualitas soal yang telah diujikan dengan metode statistik analisis item [7].
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini bertujuan merancang dan mengimplementasikan sebuah
aplikasi Online Self Assessment System (OSAS) untuk
mahasiswa Politeknik. Untuk kemudahan penelitian diambil sampel tempat studi kasus penelitian di Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro POLBAN tempat dimana penulis mengajar. OSAS bisa memfasilitasi dosen
untuk meng-upload soal dan memfasilitasi mahasiswa untuk
berlatih soal. Diharapkan dengan media OSAS ini bisa meningkatkan nilai rata-rata UTS maupun UAS karena mahasiswa sudah pernah berlatih soal sebelumnya.
II. METODOLOGI PEMBUATAN OSAS
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan yang disesuaikan dengan model penelitian rekayasa perangkat
lunak metode waterfalls seperti yang ditunjukan oleh Diagram
Alir pada Gambar 1[8].
Analisis Kebutuhan Pengujian & Evaluasi Implementasi & Pengembangan Perancangan Sistem Pengambilan kesimpulan
Gambar 1. Diagram Alir untuk metode pengembangan OSAS
Analisis kebutuhan sistem terdiri dari Analisis bisnis, Analisis pengguna, Analisis fungsi sistem, Analisis basis data,
Analisis user interface, Analisis pengkodean dan Analisis
keamanan dasar sistem.
Hasil analisis proses bisnis digunakan sebagai acuan untuk merancang sistem yang dibutuhkan. Perancangan sistem terdiri dari Lingkup batasan perancangan, perancangan sistem keamanan, perancangan model UML, perancangan ERD, perancangan basis data dan perancangan antarmuka.
Lingkup batasan perancangan dibatasi untuk skala database tingkat program studi. Perancangan keamanan sistem dengan mempertimbangkan aspek-aspek keamanan menurut standar ITU-TX.100 yaitu otentifikasi, kontrol akses, kerahasisaan data, integritas data dan nirpenyangkalan (Non-Repudiation) [9].
III.PERANCANGAN OSAS
Rancangan sistem menggunakan Unified Modeling
Langguage (UML) dengan tujuan untuk memudahkan proses
implementasi. UML terdiri Use Case Diagram, Class
Diagram dan Sequence Diagram.
Perancangan Use Case Diagram terdiri dari Use Case
Diagram Administrator, Use Case Diagram Dosen dan Use Case Diagram Mahasiswa seperti yang ditunjukan pada Gambar 2, Gambar 3 dan Gambar 4.
Gambar 2. Use Case Diagram Mahasiswa
Gambar 3. Use Case Diagram Mahasiswa
Gambar 4. Use Case Diagram Mahasiswa
Selanjutnya dibuat perancangan Class Diagram untuk
menunjukan hubungan masing-masing objek yang ada dalam
sistem. Ada empat Class Diagram terdiri dari Class Diagram
Menu Utama, Class Diagram Administrator, Class Diagram
Dosen dan Class Diagram Mahasiswa seperti yang ditunjukan pada Gambar-5, Gambar-6, Gambar-7 dan Gambar- 8.
Gambar 5. Class Diagram Menu Utama
Gambar 6. Class Diagram Menu Administrator
Gambar 7. Class Diagram Dosen
Gambar 8. Class Diagram Mahasiswa
Untuk menjelaskan aktivitas masing-masing objek dalam
sistem, perancangan dilengkapi dengan rancangan Sequence
Diagram untuk menunjukan urutan aktivitas dari sebuah objek. Gambar-9, Gambar-10 dan Gambar-11 menunjukan tiga
contoh urutan aktivitas seorang administrator untuk
memasukkan data dosen, menghapus/edit data dosen dan menampilkan data dosen. Aktifitas administrator lainnya adalah memasukan data mahasiswa, data matakuliah dan data latihan soal tidak digambarkan disini
.
Gambar 9. Sequence Diagram memasukan data dosen
Gambar 10. Sequence Diagram Edit/Delete data dosen
Gambar 11. Sequence Diagram menampilkan data dosen
Untuk memperlihatkan relasi masing-masing entitas dalam
sistem OSAS digambarkan dalam Entity Relation Diagram
(ERD) seperti yang ditunjukan pada Gambar 12.
MAHASISWA menempuh MATA KULIAH DOSEN mengajar self assessment Membuat soal latihan SOAL-SOAL LATIHAN SELF ASSESSMENT NILAI HASIL ASSESSMENT menampilkan melihat melihat ADMINISTRATOR melihat membuat akun membuat akun
Gambar 12. ERD Online Self Assessment System
Berdasarkan ERD tersebut kemudian dirancang database
yang dibutuhkan oleh OSAS yang terdiri dari data administrator, data dosen, data mahasiswa, data matakuliah,
data latihan soal dan data nilai hasil self assessment.
Terakhir dibuat rancangan antarmuka yang disesuaikan dengan form kebutuhan data berikut atribut-atribut yang
disesuaikan dengan Class Diagram. Gambar 13 dan Gambar
14 menunjukan dua contoh rangcangan antarmuka untuk seorang mahasiswa.
Melihat Hasil Assessment Self Assessment
Penjelasan aturan penggunaan POSAS untuk mahasiswa Menu Mahasiswa
‘Selamat Datang User (mahasiswa) di POSAS’
Logout
Gambar 13. Rancangan antarmuka halaman menu mahasiswa
Form Isian Data Mahasiswa
NIM Hapus Simpan Password Jurusan Prodi Kelas Nama Semester
Gambar 14. Rancangan antarmuka Form Isian Data Dosen
IV. IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN
A. Implementasi
Berdasarkan hasil rancangan yang telah dibuat, selanjutnya dilakukan implementasi hasil rancangan ke dalam aplikasi web untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Implementasi hasil rancangan ini meliputi implementasi bagi masing-masing pengguna yang terdiri dari Administrator, Dosen dan Mahasiswa.
Contoh hasil implementasi untuk pengguna mahasiswa setelah melakukan login diperlihatkan Gambar 15. Menu yang ditampilkan untuk mahasiswa disesuaikan dengan aktivitas yang dibutuhkan mahasiswa saja. Untuk menu administrator dan dosen juga disesuaikan dengan hak akses dan kebutuhan aktivitas di dalam OSAS.
Gambar 15. Menu pengguna mahasiswa
Menu Self Assessment memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan aktivitas latihan soal-soal yang ada dalam bank soal OSAS sesuai dengan semester yang ditempuh. Diawali dengan memilih menu Self Assessment, maka akan muncul halaman Menu untuk memilih jenis latihan soal yang akan dikerjakan, kemudian bila salahsatu jenis latihan dipilih maka akan langsung muncul tampilan latihan soal yang akan dikerjakan seperti ditunjukan pada Gambar 16.
Gambar 16. Tampilan soal self assessment
B. Pengujian
Ada 2 jenis pengujian yang dilakukan pada prototipe OSAS yang telah diimplementasikan yaitu :
1. Pengujian fungsional sistem terhadap tingkat kepuasan
pengguna sistem.
2. Pengujian sistem terhadap dampak peningkatan nilai
yang diperoleh mahasiswa.
Pengujian pertama dilakukan dengan cara mengujikan sistem terhadap 60 orang responden yang terdiri dari 48 orang mahasiswa, 10 orang dosen dan 2 orang administrator, dimana masing-masing responden mencoba OSAS sesuai dengan menunya masing-masing. Setelah semua responden mencoba
menggunakan OSAS sesuai dengan skenario yang
direncanakan maka diperoleh data hasil polling kuisioner secara online tentang aspek kemudahan penggunaan seperti yang ditunjukan pada Tabel 1.
TABEL1
JAWABAN RESPONDEN UNTUK POLLING KUISIONER
Pertanyaan
Tampilan sudah cukup interaktif sehingga memudahkan dalam
penggunaan sistem Hasil Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
0 2 16 41 1
Prosentase 0% 3,3% 26,7% 68,3% 1,7%
Pengujian kedua dilakukan terhadap 2 kelas yang berbeda, dimana ada satu kelas yang diberi fasilitas menggunakan
OSAS (sebagai experimentcase) dan satu kelas yang berjalan
seperti biasa tanpa diberi fasilitas menggunakan OSAS
(sebagai control case). Banyaknya mahasiswa dalam satu
kelas berjumlah 32 orang. Pengamatan dilakukan selama satu semester (satu kali UTS dan satu kali UAS) dengan mengambil sampel pada tiga matakuliah yaitu Komponen Elektronik, Rangkaian Listrik dan Jaringan Komputer.
Hasil uji coba terhadap dua kelas yang menggunakan OSAS dan kelas yang tidak menggunakan OSAS untuk sampel 3 ditunjukkan oleh Tabel 2 – Tabel 4. Masing-masing
Tabel tersebut merepresentasikan banyaknya jumlah
perolehan nilai untuk kategori A, B, C, D dan E. Untuk menghitung indeksnya maka nilai A, B, C, D dan E dikonversi menjadi nilai 4, 3, 2, 1 dan 0. Nilai rata-rata kelas per matakuliah digunakan rumus :
Nr = [( nAx4 + nBx3 + nCx2 + nDx1 + nEx0) / ∑n ]
Dimana n = banyaknya nilai yang diperoleh mahasiswa
∑n = jumlah mahasiswa dalam satu kelas.
TABEL2
NILAI HASIL UJI COBA UNTUK MATAKULIAH KOMPONEN ELEKTRONIKA
Kelas NILAI ∑ n Nr Pening katan Nr (%) E D C B A Tanpa OSAS 0 2 15 12 3 32 2,50 12,5% Dengan OSAS 0 0 11 16 5 32 2,81 TABEL3
NILAI HASIL UJI COBA UNTUK MATAKULIAH RANGKAIAN LISTRIK
Kelas NILAI ∑ n Nr Pening katan Nr (%) E D C B A Tanpa OSAS 2 4 14 10 2 32 2,19 7,1% Dengan OSAS 0 3 15 11 3 32 2,34
Untuk menghitung kenaikan nilai rata-rata antara kelas yang menggunakan OSAS dan kelas yang tidak menggunakan OSAS dihitung dengan rumus :
Peningkatan Nr (%) = – x 100% Hasil perhitungan peningkatan Nr ditunjukkan pada Tabel 5.
TABEL4
NILAI HASIL UJI COBA UNTUK MATAKULIAH JARINGAN KOMPUTER
Kelas NILAI ∑ n Nr Pening katan Nr (%) E D C B A Tanpa OSAS 0 3 14 11 4 32 2,50 13,8% Dengan OSAS 0 0 12 13 7 32 2,84 TABEL5
PENINGKATAN NILAI RATA-RATA UNTUK KELAS DENGAN OSAS
Nilai rata-rata (tanpa OSAS) 2,40 Nilai rata-rata (dengan OSAS) 2,67 Peningkatan Nilai rata-rata 11%
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian pertama diperoleh hasil polling seperti yang ditunjukan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui bahwa ada 3,3 % yang menjawab tidak setuju, 26,7% yang menjawab netral, 68,3% setuju, dan 1,7% yang menjawab sangat setuju, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukan bahwa tampilan sistem sudah interaktif dan
dapat memberi kemudahan bagi pengguna sistem.
Hasil pengujian kedua terhadap evaluasi nilai untuk kelas yang tidak menggunakan OSAS dan kelas yang menggunakan OSAS menunjukkan adanya hasil yang bervariasi untuk masing-masing sampel matakuliah. Pada matakuliah yang menuntut banyak hafalan diperoleh kenaikan nilai rata-rata lebih dari 10% seperti pada sampel matakuliah Komponen Elektronik dan Jaringan Komputer. Sebaliknya pada kuliah yang perlu penalaran diperoleh kenaikan nilai rata-rata lebih kecil dari 10%, seperti matakuliah Rangkaian Listrik. Namun
secara keseluruhan sampel pengujian menunjukkan OSAS bisa
meningkatkan nilai rata-rata kelas sebesar 11 %.
Hasil ujicoba menunjukan bahwa model soal pilihan berganda yang ada pada OSAS lebih cocok diterapkan untuk tipe matakuliah yang materi kuliahnya lebih cenderung banyak hafalannya sehingga cocok kalau menggunakan model soal objektif, sedangkan untuk matakuliah yang perlu menguji daya nalar dalam bentuk soal esai dampaknya lebih kecil.
Model ujian berupa esai tidak terakomodasi dalam OSAS dikarenakan perlu melibatkan dosen untuk memeriksa hasil ujian, sehingga untuk model self assessment menjadi kurang cocok.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan rancangan Context Diagram, DFD dan UML telah berhasil diimplementasikan sebuah aplikasi Online Self Assessment System. Prototipe yang dihasilkan memberikan
fasilitas bagi dosen untuk membuat soal latihan self
assessment pra UTS maupun pra UAS untuk mahasiswa yang diajarnya. Soal tersebut telah berhasil diujicoba untuk latihan
self assessment mahasiswa dan mampu memberikan umpan balik segera setelah mahasiswa menyelesaikan latihan.
Hasil pengujian dari segi kemudahan penggunaan sistem menunjukkan bahwa sistem sudah dapat digolongkan mudah
untuk digunakan atau user friendly.
Hasil ujicoba selama satu semester pada dua kelas yang berbeda menunjukan bahwa kelas yang pernah menggunakan OSAS memperoleh peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 11% dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan OSAS.
DAFTAR PUSTAKA
[1] ________, SQA Guidelines on Online Assessment for Further Education, Midlothian : Scottish Qualifications Authority, 2003. [2] Avelo, D. G. ; & Cuervo, H. F., Online Self-Assessment as a Learning
Methode. Procceding of the 3rd IEEE International Conference on Advanced Learning Technologies (ICALT’03), 2003.
[3] Swan, G.I., Online assessment and study. R. Atkinson, C. Mc Beath, D. Jonas Dwyer & R. Phillips (Eds), Beyond and comfort zone :
Proccedings of the 21st ASCILITE Conference (pp.891-894). Perth, 5-8
December, 2004. available at :
http://www.ascilite.org.au/conferences/perth04/procs/swan.html [4] Davidrajuh, R. & Tharmalinggam, K. ,Dynamic Online Assessment
System, Journal Issues in Informations System 2005, Volume VI, No.2, 2005, 303-309.
[5] Paleleng, S. Pengembangan Sistem Test Penempatan ( Placement Test ) Berbasis Komputer. Tesis tidak terpublikasi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2007.
[6] Klifartha, N. ,Perancangan Ulang Asessment Module Pada Sistem E-Learning I-ELISA, Tesis tidak terpublikasi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2008.
[7] Nurhariyanti, S. ,Pengembangan Piranti Penyusun Soal Ujian Berbasis Web Untuk Mata Pelajaran SMP, Tesis tidak terpublikasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2009.
[8] Pressman, Roger S. ,Software Engineering : A Practitioner’s Approach, Fifth Edition, McGraw-Hill, 2001.
[9] Stalling,W. “Network and Internetwork Security,” Prentice Hall, 2005.