• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER

POSYANDU DI KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN

MINAHASA

Syalom R Rolos*, Adisti A. Rumayar*, Febi K. Kolibu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK

Keaktifan kader posyandu berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan posyandu peran penting dalam dalam hal ini adalah, kader aktif dalam dalam pelaksanan posyandu bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu tidak lancar dan akibatnya status gizi, bayi dan balita tidak akan terdeteksi dengan jelas. Studi pendahuluan yang telah dilakukan yaitu kurangnya pengetahuan kader mengenai tugas dan fungsi seorang kader dan kurangnya dukungan dari keluarga kader. Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya keaktifan kader, diantaranya pengetahuan dan dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader posyandu di Kecamatan Langowan Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini diambil total populasi yaitu berjumlah 75 kader. Uji statistik untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat yaitu dengan menggunakan Uji Chi Square, tingkat kepercayaan 95%, nilai α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan kader yang memiliki pengetahuan kurang baik dan aktif 12 (30,8%) kader dan yang memiliki pengetahuan kurang baik dan kurang aktif 27 (69,2%) kader. Dukungan keluarga dengan keaktifan kader posyandu diperoleh hasil keluarga kader yang tidak mendukung dan aktif 13 (33,3%) keluarga kader dan yang tidak mendukung dan kurang aktif 26 (66,7%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu (p= 0,000), dan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan kader posyandu (p= 0,003). Saran, lebih meningkatkan pengetahuan kader lewat memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang posyandu.

Kata Kunci : Kader, Pengetahuan, Dukungan Keluarga Keaktifan Langowan Barat

ABSTRACT

Syalom R. Rolos. Factors related to the activeness of integrated health service post (Posyandu) cadres in West Langowan Sub-district of Minahasa Regency.An undergraduate thesis. Faculty of Public Health. Sam Ratulangi Universit. Supervisor I: Adisti A. Rumayar SKM, M.Kes, MPH, Supervisor II: dr. Febi. K. Kolibu MMRS. The activeness of Posyandu cadres plays an important role in the implementation of Posyandu activities. The important role in this case is, cadres actively organizing the Posyandu, if cadres are not active then the implementation of Posyandu will be halted and consequently nutritional status of baby and toddler will not be recorded properly. Result from previous study reveals that lack of cadres’ knowledge about their task and function and lack of support from their family are related to cadres’ activeness. The purpose of this study is to understand the factors associated with the activeness of Posyandu cadres in West Langowan Sub-district. The study was a quantitative research which is an analytic survey with cross sectional study approach. The study used questionnaire as research instrument. The sample in this study was taken from the total population (75 cadres). Statistical test was carried out to analyze the relationship between independent and dependent variable using Chi Square Test at 95% confidence level α = 0.05. The results showed that cadres with poor knowledge and active 12 (30.8%) cadres and those with poor knowledge and less active 27 (69.2%) cadres. The study also revealed that cadres from family background that is not supportive, as much as 13 (33.3%) are active cadres and 26 (66.7%) are less active cadres. From the study it can be conclude that there was relationship between knowledge and the activeness of Posyandu cadres (p = 0.000), and there was relation between family support and activeness of Posyandu cadres (p = 0.003). Suggestion, further increase cadres’ knowledge by training and counseling regarding Posyandu.

(2)

PENDAHULUAN

merupakan salah satu pelayanan kesehatan untuk memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama pada ibu dan anak balita. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes RI, 2012).

Tujuan umum Posyandu yaitu Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Dan Balita (AKABa ) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Posyandu Balita mempunyai tujuan utama yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi, dan Pencegahan Penanggulangan Diare. Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, yang terutama yaitu Bayi, Anak Balita, Ibu Nifas dan Ibu menyusui serta Pasangan Usia Subur (PUS). (Depkes RI, 2011)

Kader merupakan bagian dari masyarakat yang ditunjuk dari

pemerintah desa untuk mau dan mampu bekerja bersama dalam kegiatan kemasyarakatan dengan secara sukarela. Kader mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan posyandu balita, dan untuk itu kader-kader dilatih oleh tenaga kesehatan bahkan diberikan kepercayaan untuk menjadi pelopor dari peningkatan kesehatan masyarakat di unit desa, juga berperan penting sebagai pemberi informan kesehatan juga penggerak masyarakat untuk datang ke pelayanan kesehatan posyandu. (Kemenkes, 2012).

Kader mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam kegiatan posyandu balita, bila kader-kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak baik dan tidak lancar dan akibatnya status gizi dan bayi atau balita tidak akan terdeteksi dengan jelas, maka akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita. Peran aktif kader dalam kegiatan-kegiatan posyandu dapat mempengaruhi dan meningkatkan kualitas pelayanan yang baik (Legi dkk, 2015).

Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader diantarannya pengetahuan tentang posyandu, pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh yang baik apabila kader posyandu aktif, berpartisipasi

(3)

dalam kegiatan-kegiatan, dan menunjang setiap penyelenggaraan posyandu sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu dan sasaran keberhasilan bisa dicapai. Kader harus mengetahui apa yang berhubungan dengan posyandu, bila kader tidak mengetahui apa yang berhubungan dengan kegiatan posyandu maka keberhasilan program kerja posyandu tidak bisa dicapai. (Notoadmojo, 2007).

Selain pengetahuan kader tentang posyandu, dukungan keluarga juga sebagai sikap yang berhubungan dimana, dukungan dari setiap anggota keluarga dapat meningkatkan hubungan yang baik dan saling mendukung. Dukungan keluarga sangat berarti bagi seorang kader untuk aktif dan kuat, memberikan bantuan dalam kegiatan posyandu semakin baik dukungan yang diberikan oleh keluarga maka dapat meningkatkan akan keaktifan kader dalam kegiatan posyandu. Dukungan dari keluarga kader sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan di posyandu tanpa dukungan, dorongan partisipasi dari keluarga kader maka keberhasilan program kerja posyandu tidak bisa dicapai. (Friedman dkk, 2010).

Presentasi kader aktif secara nasional adalah 69,2% dan angka drop-out kader sekitar 30,8% (Adisasmito, 2010).

Penelitian oleh Hasanah (2014) memperoleh hasil kader yang berpengetahuan baik sekitar 40,7% dan kurang baik 69,8%. Haryanto dan dewi (2008) memperoleh hasil ada hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu, dengan memperoleh hasil berpengetahuan baik 26,7% dan yang berpengetahuan kurang baik 73,3%. Hapsari (2015), hasil penelitian yang berpengetahuan baik 37,4% yang berpengetahuan kurang baik 62,6%. Harisman dan Dina (2012) memperoleh hasil yang berpengetahuan baik 63,6% yang kurang berpengetahuan baik 74,4% untuk hasil penelitian dukungan keluarga memperoleh hasil mendukung 28,0% dan yang tidak mendukung 72,0%. Legi, dkk (2015) keaktifan kader yang aktif 86,7% pengetahuan kader yang baik 96,6% dan dukungan keluarga yang baik memperoleh hasil 97,8%. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya kurangnya pengetahuan bahkan dukungan dari keluarga, sehingga itu akan berpengaruh dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan terutama posyandu balita. Pelaksanaan teknis kegiatan posyandu adalah tugas dari Puskesmas, termasuk di dalamnya pendampingan dan pembinaan kader saat kegiatan posyadu. Kecamatan Langowan Barat

(4)

hanya mempunyai satu Puskesmas yaitu Puskesmas Tumaratas dengan mempunyai 16 posyandu aktif, dengan jumlah kader posyandu di masing-masing desa 5 orang. Pelaksanaan kegiatan posyandu di desa masing-masing desa berlangsung 1 bulan 1 kali. Berdasarkan survei awal Puskesmas Tumaratas memiliki jumlah kader kesehatan adalah 90 kader,. Kurangnya pengetahuan mengenai tugas dan fungsi, bahkan dukungan dari masing-masing kader maka disebabkan ketidakaktifan kader pada saat kegiatan posyandu. Seorang kader yang memiliki pengetahuan yang baik bahkan perlunya dukungan dari keluarga tentang Posyandu akan menimbulkan kesadaran untuk aktif dalam posyandu. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti dengan mengambil judul ‘’Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa’’.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah melakukan penelitian kuantitatif yang bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Tempat penelitian ini dilakukan di Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa, pada bulan September- Oktober 2017. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua kader

posyandu yang ada di Kecamatan Langowan Barat berjumlah 90 kader. Sampel dalam penelitian ini adalah semua kader posyandu yang ada di Kecamatan Langowan Barat, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu sebanyak 75 kader. Analisis data dalam penelitian ini memakai analisis univariate dan bivariate dengan menggunakan chi square dengan tingkat kemaknaan (α) sebesar 0,05 dan dikatakan memiliki hubungan yang bermakna jika nilai P < 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Responden

Distribusi frekuensi responden kader posyandu berdasarkan umur dapat di lihat pada tabel 1

Tabel 1. Distribusi Umur

Berdasarkan tabel 1, menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik responden menurut umur yaitu yang berumur 26-45 tahun dengan jumlah 37 (49,3 %) responden.

Distribusi frekuensi ressponden kader posyandu berdasarkan jenis kelamin Umur N (Orang) % 17 - 25 Tahun 2 2,7 26- 45 Tahun 37 49,3 46 - 65 Tahun 33 44 > 65 Tahun 3 4 Total 75 100

(5)

yaitu semua responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 75 (100%) responden.

Distribusi frekuensi responden kader posyandu berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 2. Tabel 2. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan N (Orang) % SD 13 17,3 SMP 31 41,3 SMA 30 40,0 PT 1 1,3 Total 75 100,0

Berdasarkan tabel 2, menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik responden menurut tingkat pendidikan yaitu SD 13 (17,3%) responden, SMA 30 (40%) responden, PT 1 (1,3%) responden, dan yang paling banyak yaitu SMP dengan jumlah 31 (41,3%) responden.

Tingkat Pekerjaan

Distribusi frekuensi responden kader posyandu berdasarkan tingkat pekerjaan dapat di lihat pada tabel 3.

Tabel 3. Tingkat Pekerjaan Pekerjaan N (Orang) %

IRT 68 90,7

PNS 1 1,3

Wiraswasta 6 8,0 Total 75 100,0 Berdasarakan tabel 3, menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik

responden menurut pekerjaan yaitu PNS 1 (1,3%) responden Wiraswasta 6 (8,0%) responden, dan yang paling banyak yaitu IRT atai ibu rumah tangga 68 (90,7%) responden.

Distribusi frekuensi responden kader posyandu berdasarkan tingkat pengetahuan kader dapat di lihat pada tabel 4.

Tabel 4. Tabel Distribusi Jawaban Responden Pengetahuan Kader N (Orang) % Baik 36 48,0 Kurang Baik 39 52,0 Total 75 100,0

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan hasil bahwa distribusi jawaban responden berdasarkan pengetahuan kader baik yaitu sebanyak 36 (48,0%) responden dan yang kurang baik sebanyak 39 (52,0%) responden.

Tabel 5. Distribusi Jawaban Responden Dukungan Keluarga N (Orang) % Mendukung 36 48,0 Tidak Mendukung 39 52,0 Total 75 100,0 Berdasarkan tabel 5, menunjukkan hasil bahwa distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan dukungan keluarga yang mendukung yaitu sebanyak 36 (48,0%) responden dan

(6)

yang kurang mendukung sebanyak 39 (52,0%) responden.

Distribusi frekuensi responden kader posyandu berdasarkan keaktifan kader posyandu dapat di lihat pada tabel 6. Tabel 6. Tabel Distribusi Jawaban Responden Keaktifan Kader Posyandu N (Orang) % Aktif 38 50,7 Tidak Aktif 37 49.3 Total 75 100,0 Berdasarkan tabel 6, menunjukkan hasil bahwa distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan keaktifan kader posyandu yang aktif yaitu sebanyak 38 (50,7%) responden dan yang tidak aktif 37 (49.3%).

Hasil menurut anlalisis bivariate Berdasarkan dari uji statistk chi square memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu. Terdapat hubungan karena berdasarkan dari tingkat kemampuan pengetahuan kader. Jumlah kader posyandu yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak aktif saat pelaksanaan kegiatan posyandu. Hal ini dikarenakan kader telah mampu melakukan penilaian terhadap objek misalnya dalam menentukan berat badan bayi/balita dengan menggunakan KMS. Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh Hasanah (2014)

dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Dalam Kegiatan Posyandu, bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu, hal ini karena sebagian besar kader tidak bekerja. Hasil penelitian juga sama dengan yang dilakukan oleh (Prang, 2013) dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan, bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan kader dengan keaktifan kader, kader yang ada di sana memiliki motivasi yang baik walaupun berpengetahuan kurang. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007). Pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh yang baik apabila kader posyandu aktif, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan dan menunjang setiap penyelenggaraan posyandu sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu dan sasaran keberhasilan bisa dicapai (Notoadmojo, 2007).

Pengetahuan sangat mempengaruhi keaktifan kader posyandu, kader posyandu di kecamatan Langowan Barat

(7)

memiliki keaktifan yang baik, itu terlihat bahwa kader posyandu bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah dibebankan kepada mereka contohnya yaitu datang ditempat pelaksanaan posyandu 1 jam sebelum posyandu dibuka, mempersiapakan segala properti yang akan digunakan bahkan juga ada sebagian kader yang melakukan tugasnya seperti melakukan penimbangan pada ibu hamil bayi, dan balita, walaupun pada umumnya pekerjaan mereka sebagai ibu rumah tangga, tetapi tugas dan pekerjaan sebagai kader tetap dijalankan.

Berdasarkan dari uji statistk chi square memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan kader posyandu. Terdapat hubungan karena berdasarkan dari tingkat kemampuan dari kader. Jumlah kader posyandu memiliki dukungan yang baik dan lebih banyak aktif saat pelaksanaan kegiatan posyandu hal ini dikarenakan kader mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga. Hal ini dapat terlihat dari penilaian terhadap objek misalnya keluarga menghargai dan bangga menjadi seorang kader.

Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh Mandagi (2014) dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas

Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, bahwa terdapat hubungan bermakana antara dukungan keluarga dengan keaktifan kader posyandu, dikatakan bermakna disebabkan kurangnya dukungan karena kurangnya penghargaan yang diberikan kepada kader. Hasil penelitian juga dari Harisman dan Dina (2012) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu di Desa Mualag Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara, bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dan keaktifan kader posyandu hal ini disebabkan juga karena kurangnya pemberian penghargaan kepada kader-kader yang ada dan kurangnya arahan dari petugas kesehatan dalam kegiatan posyandu.

Menurut (Friedman dkk, 2010) Keluarga yang kuat, lebih aktif dalam memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak. Pengabdian dan dukungan dari setiap anggota keluarga adalah yang sangat penting. Dukungan keluarga sangat berarti bagi seorang kader dalam melaksanakan tugas di masyarakat dan aktif dalam kegiatan posyandu, semakin baik dukungan yang diberikan oleh keluarga maka dapat meningkatkan akan keaktifan kader dalam kegiatan-kegiatan posyandu. Dukungan anggota keluarga kader di kecamatan Langowan Barat, pada

(8)

umumnya memiliki keaktifan yang baik, bisa dikatakan baik karena anggota keluarga kader mendukung sebagai kader lewat membantu kebutuhan-kebutuhan pada saat bertugas sebagai kader, menghargai dan bangga menjadi seorang kader, yang hanya melakukan tugas dengan secara sukarela. Selain dari anggota keluarga, kader juga mendapat dukungan dari kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan warga sekitar.

KESIMPULAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada kader posyandu di Kecamatan Langowan Barat didapatkan, yaitu 1. Terdapat hubungan antara

pengetahuan kader dengan keaktifan kader posyandu di Kecamatan Langowan Barat.

2. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan kader posyandu di Kecamatan Langowan Barat.

SARAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan saran yang diberikan yaitu 1. Untuk tenaga kesehatan yang

mendampingi kader posyandu agar memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang posyandu kepada kader, agar dapat meningkatkan

pengetahuan kader dan terdoromg untuk lebih aktif.

2. Untuk pihak Puskesmas dan Pemerintah kecamatan dan desa dapat bekerja sama untuk memberikan dukungan baik tunjangan dan penghargaan atau membuat suatu acara kebersamaan untuk keluarga kader agar kader terdorong untuk lebih aktif dan dukungan dari anggota keluarga lebih mendukung untuk setiap kegiatan posyandu.

3. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang lain untuk meneliti variabel lainnya yang berkaitan dengan keaktifan kader posyandu seperti pelatihan, motivasi, pendampingan dan pembinaan oleh tenaga kesehatan, sikap dan pendidikan kader untuk melihat apakah terdapat hubungan dengan keaktifan kader posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito. 2010. Sistem Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Danang A. 2011. Analisis Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu: Jakarta Desy A. 2013 . Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu

(9)

Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Pesuangan Siblang Krueng. Jurnal, STIKES : Aceh.

Fitria M. 2010. Tanggapan Kader Terhadap Kunjungan Masyarakat di Posyandu

serta Faktor-faktor yang Berhubungan di Puskesmas Jatimulya Kacamatan selatan kabupaten Bekasi. Jurnal, : Bekasi

Friedman, dkk. 2010. Keperawatan Keluarga Riset Teori dan Praktik. Edisi Kelima. Jakarta: EGC. Handoko R. 2013. Statistik Kesehatan.

Yogyakarta: Rohima Press. Hapsari. 2015. Faktor-faktor Yang

Berhubungan dengan Keaktifan Kader

Posyandu di Wilayah Kerja Slawi. Jurnal, Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Semarang: Alumni FK UNDINUS.

Harisman D. 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu di Desa Mualag Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung.

Jurnal FKM Universitas Malahayati. Lampung: Dinkes Lampung Utara.

Hasanah R. 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader

Dalam Kegiatan Posyandu. Jurnal Kesmas: Semarang.

Kemenkes RI. 2011. Promosi Kesehatan Tentang Pedoman Umum Pengelolaan

Posyandu. Jakarta: Kemenkes RI. Kemenkes RI. 2012. Promosi Kesehatan

Tentang Buku Syandu. Jakarta: Bakti Hasada.

Mandagi M. 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal, FKM UNSRAT: Manado.

Notoadmojo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoadmojo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoadmojo S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nonce L, dkk. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader

Posyandu di Wilayah Kerja Ranotana Weru. Jurnal, Gizi Poltekkes: Manado.

Nonce L, dkk. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah

(10)

Kerja Ranotana Weru. Jurnal, Vol 7 No 2 hal 430: Manado.

Rewanti P. 2013. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tareran Kec Minahasa Selatan. Skripsi. Manado: FKM UNSRAT.

Siagiana S. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke 30: PT Bumi Akara.

Undang-undang No .20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Gambar

Tabel 2. Tingkat Pendidikan   Tingkat  Pendidikan  N (Orang)  %  SD  13  17,3  SMP  31  41,3  SMA  30  40,0  PT  1  1,3  Total  75  100,0

Referensi

Dokumen terkait

‘Estimated time of arrival,’ said the third, ‘four units.’ Mavic Chen looked towards the Black Dalek.. ‘I sincerely hope that there will be no

Perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 362 dan Pasal 363 butir 4, begitu pun perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 363 butir 5, apabila tidak dilakukan dalam sebuah

1) Acara Aanwidzing (Penjelasan Pekerjaan) dilakukan secara online melalui website http://lpse.kuansing.go.id oleh para peserta lelang, Tim Teknis (Aanwidzer) dan Panitia

a) Membuat model berupa modified octagonal U-bend yang mengacu terhadap geometri seperti gambar 3.2. Model modified octagonal U-bend dibuat dalam dua variasi, yaitu bend

Public policy: Pengertian Pokok untuk Memahami dan Analisa Kebijakan Pemerintah , Surabaya: Airlangga University Press.. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, teori,

Setelah pengguna ponsel memasuki halaman cover judul, pengguna ponsel akan dibawa ke halaman menu utama, Pada halaman ini terdiri dari tombol menu dan tombol

Skripsi ini bertujuan untuk membuat game kususnya pada handphone yang berplatform java dimana sekarang masyarakat kita umumnya lebih menyukai segala sesuatu yang bersifat

Peserta sidang wajib datang satu jam sebelum sidang dimulai, mempersiapkan materi sidang di ruang kolokium yang sudah ditentukan.. Sebaiknya latar belakang, Identifikasi