• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Memperoleli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Memperoleli"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

SkRIPSI

Diajukan Kepada lakullas Psikologi Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Memperoleli

Derajat Sarjana SI Psikologi

Disusun Oleh: Adhi Nur Raehman

99 320 186

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

(2)

PROBLEM-PROBLEM PSIKOLOCLS PARA PENGLSAHA

COUNTER TELEPON SELLLAR

DI YOG\ AKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Iakultas Psikologi Umversitas Islam Indonesia

Untuk Memenuhi Sebagian Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana SI Psikologi

Disusun Olch: Adhi Nur Raehman

99 320 186

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

(3)

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi

Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian

Dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-l Psikologi

Dewan Penguji

1. Sus Budiharto, S. Psi., Psi

2. EmiZulaifah, Dra.,M.Sc 3. Muh. Bachtiar, Drs. H., MM Pada Tanggal 2 3 MAR 2006 Mengesahkan, Fakultas Psikologi

Umversitas Islam Indonesia

Dekan

Sukarti, Dr.

Tanda Tangan,

(4)

HALAMAN PERNYATAAN

Bcrsama ini saya menyatakan baluva sclama melakukan pcnelitian dan

dalam membuat laporan pcnelitian, ..dak mclanggar etika akadem.k seperli

penjiplakan. pemalsuan data, dan manipulasi data. .I,ka pada saat ujian skripsi

saya terbukti mclanggar et.ka akademik, maka saya sanggup menerima sanksi dan

dewan penguji. Apab.la d, kemudian ban saya terbukti mclanggar etika akademik,

maka saya sanggup menerima konsekwensi berupa pencabutan gelar kesarjanaan

yang telah saya peroleh.

Yang Menyatakan,

Adhi Nur Raehman

(5)

i

Segafa puji SagiJlffafiSU^', alas rafimat-Nya forya sederfiana ini dapal

tersefcsaifian

lerima %asifi untuf^segafa pengotiianan, perflation, f^asifi sayang, cinta, doa

dan duf{ungan dati orang-orang terde/^gt difiati:

Jlyafianda 'Jf. (BarifSumardjono, >Drs. dan l6unda 'Jfj. Sili Cfiafimafi

Jltas segafa doa dan pcngorOanan yang tefafi engfou 6erif{gn f^epadafii

iMasSigit 'Kur^acfimat, SJf

iMSaftJt'.ndang 'Aur^acfima-wati, Stl. flfj

J\diffy.iJ\tifiXur ^gcfimadi

Mas doa, dorongan, nasehat, petunjufidafam menyefesaifign skripsi ini serta

canda dan tawanya

Islrif{u J/\ryani<Pafifawaningmmy\n/anvati, SJf

Yang tefafi mcngem6afikanf{ii l{ejafan yang funis, peiigorfianan. doa, langis

kesa6aran dan cinta kgsifiyang tefafi engkau f>enf{an ({epadafiu dan annfj^u

tercinta

'Mufiammad {larrefj\6fiiyasa

KjirenamufaH penufis fiarus cepat fufus dan mencari Hcrja

(6)

IIALAMAN MOTTO

jj^ii ^ IjxS ill IjjSJ! j ill Jubi i> l>ilJ t>=Jlll ^ IJj-^ ''^ ^^ 'H*

"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at. maka

bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli . Yang

demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan

carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu bcruntung."

(7)

Alhamdulillahi RabbiTalamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas petunjuk dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak

lepas dari bantuan dari berbagai pihak yang telah memberi kesempatan,

bimbingan serta bantuan moril maupun materiil sehingga tulisan ini dapat

diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengueapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Sukarti, Dr., selaku Dckan Fakultas Psikologi Umversitas Islam

Indonesia.

2. Bapak Sus Budiharto, S.Psi., selaku Dosen Pembimbing utama dengan

nasehat yang membangun, segala kebaikan hatinya dalam memberikan

arahan, masukan serta motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

3. Ibu Emi Zulaifah, Dra., M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan

kritik dan saran yang berguna bagi pengembangan dan perbaikan skripsi

ini.

4. Bapak M. Bachtiar, Drs„ MM selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik dan saran yang berguna bagi pengembangan dan

perbaikan skripsi ini.

5. Ibu Heppy Wahyuningsih, S.Psi., M.Si selaku DPA yang telah

memberikan saran dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi.

(8)

6. Ibu Miltahun Ni'mah S. Psi selaku kcpala Lab Fakultas Psikologi

Umversitas Islam Indonesia terima kasih atas saran dan inlbrmasi vang

diberikan.

7. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia yang telah

memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis.

8. Segenap karyawan Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia terima

kasih atas inlbrmasi, bantuan dan pelayanannya yang baik dan ramah

sehingga selesainya skripsi ini.

9. Mas-mas parkiran, teman-teman kantin terima kasih karcna telah memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak dan Ibu di Perpustakaan terima kasih atas inlbrmasi dan

bantuannya.

I 1. /.aerial Arifm SI I, Mas Joko S.Psi dan temanteman KKN Re»ulcr II SI

-142 Dusun Turgo, Kelurahan

Purwobinangun, Kecamatan

Pakem

Kabupaten Sleman. Saya sangat mermdukan kalian semua.

12. Teman-teman seangkatan tahun 99 "ayo kamu pasti bisa" jangan malas

dan tetap semangat dalam menyelesaikan tugas akhir

13. Mas Darwoko selaku Pimpinan "Dai Phone" Borobudur Plaza, terima

kasih atas bantuan dan kerjasama dalam yang diberikan sehinuga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

14. Susanto Wibovvo SE selaku Pimpinan "Pram Sell" Dengok, terima kasih

atas bantuan dan kerjasama dalam yang diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

(9)

menyelesaikan skripsi ini.

16. Sistiono selaku Pimpinan "Simphony Sell" Cangkimr.an k""ma kasm atas

bantuan dan kerjasama dalam vang diberikan schmiT.a penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

17. Mas Hnggar dari "Metro Net" yang dengan sabai im-inbimbing dan

memberikan ilmu bermanfaat serta menjanjikan vaitu vnenserv/ce

hardware hand phone.

18. Darbo dari "Novie Cell" yang telah mengajan dasai d.i^u software hand

phone.

19. Tembong dari "T3be Net" Warnet dan Selular. tcmua kasih atas inlbrmasi

dan bantuannya.

20. "Sasi Komp Sell" rental komputer dan selular.

21. Teman-teman selular di Yogyakarta Anang dan "Kismika Cell" Koh

Toha dari "ECC", Anjas sales dari "Komunika" koh Audi dan "Novo

Cell" Kota Baru, Koh Budi "Andi Selluler". Abas mu "Henakel Servis

UandPhone" Prambanan. Kerabat " Tetra" dan "S SHI"

22. Adikku Retno Sundan, ST terima kasih atas komputv-.

^.-23. Mul dari "Thole Sitoe Motor" terima kasih karcn.; K'ah mcntime-np dan

merawat motorku.

24. Anton "KRC" terima kasih atas spare pari motorm.-.

(10)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dan sempurna mengingat keterbatasan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna membangun kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan Pembaea pada umumnya.

Wassalamu"alaikum wr. \vb.

Yogvakarta, Maret 2006

Adhi Nur Raehman

(11)

HALAMANJUDUI i

HALAMAN PLNGLSAIIAN ii

HALAMAN PHRNYATAAN iii

HALAMAN PLRSLMBAI IAN iv

HALAMAN MOTTO v

PRAKATA vi

DAFTAR ISI x

DAFTARTABFJ xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

INTISARI xiv BAB I PENDAIIULUAN A. Latar Belakang 1 B. Tujuan Pcnelitian 4 C. Manfaat Pcnelitian 5 D. Keashaan Pcnelitian 5

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Pengertian Pengusaha ( owner Telepon Selular 8

1. Pengertian Pengusaha 8

2. Pengertian Telepon Selular 10

Problem-Problem Psikologis Pengusaha ('owner Telepon Selular 13

1. Pengertian 13

2. Problem-Problem Psikologis dalam Memulai Usaha 13 3. Problem-Problem Psikologis dalam Mengembangkan

Usaha 18

(12)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pcndekatan Penelitian 25

B. Responden Penelitian 25

C. Melode Pengumpulan Data 26

D. Metode Analisis Data 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orienlasi Kancah dan Persiapan 32

1. Orientasi Kancah 32

2. Persiapan Penelitian 33

B. Pelaksauaan Penelitian 33

C. Jem's Usaha 34

1. Penjualan/ Agen Ponsel 34

2. Penjualan/Agen Pulsa 35 3. Service Hp 36 D. Hasil Penelitian 36 1. Hasil Observasi 36 2. Hasil Wavvancara " 41 M. Pembahasan 65 BABV PENUTUP A. Kesimpulan 68 B. Saran 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN XI

(13)

Tabel

i Ha la man

label I. Kisi-Kisi Wawancara Problem Psikologis dalam Memulai

Usaha.

27

Tabel 2. Kisi-Kisi Wawancara Problem Psikologis dalam Mcngembangkan

Usaha..

28

label 3. Problem Psikologis Lam dalam Memulai dan Mengembangkan Usaha

Telepon Selular

59

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Haiaman

lampiran I.Panduan Wawancara 72

Lampiran 2. Verbatim I lasil Wawancara dengan Subjek Penelitian 74

Lampiran 3. Foto Dokumentasi 99

Lampiran 4. Surat Ijin Pcngambilan Data 103

Lampiran 5. Surat Bukti Penelitian 107

(15)

Adhi Niir Raehman

Sus Budiharto

INTLSARl

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Problem Psikologis para pengusaha Telepon Selular Di Yogyakarla. Peneltian yang dilakukan lebih bcrsifat eskploratif untuk mengungkapkan fenomena problem psikologis pengusaha telepon selular di Yogyakarta. Pertanyaan dalam penelitian mi adalah Apakah Problem Psikologis dalam Pengusaha Cannier Telepon Selular di Yogyakarta.

Penelitian dilakukan melaltii observasi dan wawancara dengan empat responden penelitian yang merupakan pengusaha telepon selular di Yogyakarta. Responden penelitian diambil dari beberapa wirausaha telepon selular yang berada di beberapa sentra-sentra penjualan telepon selular yang tersebar di Kota Yogyakarta. Responden penelitian berjumlah empat pengusaha di counter-counter penjualan telepon selular baik yang baru memulai dan mengembangkan usaha tersebut. Responden penelitian diambil dan beberapa jems usaha penjualan telepon selular baik penjualan pesawat telepon selular dan aksesons, penjualan pulsa maupun service telepon selular Metode penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkapkan

fakta.

Hasil penelitian mi menunjukkan problem-probem psikologis dalam memulai usaha telepon selular adalah sering bingung dan putus asa jika ada masalah karena melihat permasalahan dalam jangka pendek serta kurang pengalaman dalam berpengusaha problem-probem psikologis dalam mengembangkan usaha telepon Selular adalah kurang cermat dalam memperhitungkan resiko, kurang berhati-hati dalam mengelola keuangan. melihat permasalahan sepotong-sepotong, sering kehilangan semangat kerja keras dan kurang berani berspekulasi dengan kegagalan Problem psikologis tersebut lebih banyak disebabkan oleh tidak adanya mimpi-mimpi usaha, miskmnya pengalaman saat pertama kali membuka usaha dan kurangnya I'ola 1'ikir Multi-tasking, kurang cermat dalam memperhitungkan resiko-resiko yang akan teriadi dan kurang optimal dalam mengelola keuangan.

Kata kunci : Problem Psikologis, Pengusaha Telepon Selular

(16)

BAB I

PENGANTAR

A. La tar Belakang

Selama tahun 2006, kondisi ncgara Indonesia di berbagai bidang belum menunjukkan perubahan berarti. Pertumbuhan ekonomi rendah, tingginya biaya hidup, PHK tetap berlangsung karena banyak pengusaha tidak lagi berminat memulai atau mengembangkan usahanya dan para investor asing sudah banyak yang memutuskan untuk memindahkan usahanya ke negara lain yang lebih

menjanjikan (Setiyono, 2005).

Jumlah pengangguran usia produktif menmgkat sejak krisis ekonomi tahun 1997 sampai tahun 2006. Banyak masyarakat hidup dengan penghasilan tetap sedangkan biaya hidup semakin mahal. Tingginya beban hidup masih ditambah dengan kenaikan BBM dan TDL pada tahun 2003 serta kenaikan BBM pada awal tahun 2006. Berbagai ide bisnis bermuneulan dan didiskusikan dalam berbagai pertemuan baik formal maupun informal. Dan hal ini terlihat bahwa masyarakat justru merasa terpacu ketika dihadapkan pada suatu krisis yang berkepanjangan

(Setiyono, 2005).

/'.'ntrepreneurship dianggap sebagai salah satu fungsi ekonomi. karena dan

semangat untuk berwirausaha hingga menjadi wirausaha baru kemudian menjadi wirausaha yang sesungguhnya sangat terkait dengan kontribusinya terhadap pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Seiain enlrepreneurship, ada pula

(17)

Istilah entrepreneur diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon (Harefa. 2004) yang pada abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung risiko. Joseph Schumpeter mengatakan bahwa wirausaha adalah inovator produksi, dan sependapat dengan pandangan Jose Carlos Janllo-Mossi yang mengatakan bahwa wirausaha itu adalah seseorang yang merasakan adanya peluang. mengejar peluang-peluang yang sesuai dengan situasi dirinva. dan percava bahwa kesuksesan merupakan suatu hal yang dapat dicapai (Harefa, 2004).

Wirausaha-wirausaha baru terutama yang bergerak dalam bisnis telepon selular pada saat ini banyak bermunculan di Yogyakarta. Telpon genggam atau telepon selular merupakan sarana telckonumikasi vang hampir digunakan siapa saja. Telepon selular bukan merupakan barang mewah yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja, sehingga bisnis telepon selular maupun jasa nelayanan telepon seluler berkembang dengan pesat di Indonesia.

Bisnis layanan telepon selular banyak ditangkap wirausahawan baru yang bergerak dibidang ini. Pada saat memulai dan mengembangkan usahanya, tentu saja banyak masalah yang dialami wirausahawan dalam memulai dan mengembangkan bisnisnya. Permasalahan tersebut dapat muncul seperti dalam kondisi persaingan, keterbatasan modal, pemasaran yang buruk maupun dalam pelayanan konsumen. Persaingan bisnis dalam membuka usaha telepon selular

(18)

yang ada saat ini tentu saja dapat memberikan kecemasan wirausahawaan baru

yang baru memulai usaha.

Berbagai masalah baik pada awal maupun dalam mengembangkan usaha tersebut tentu saja dapat memunculkan problem psikologis yang muncul secara eksplisit. Problem psikologis tersebut adalah seperti kecemasan-kecemasan usaha, putus asa, stress, rendah diri, mengurungkan niat usaha, ingin menutup usaha, pesimismc dalam berwirausaha, kehilangan motivasi usaha, dll.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan masalah awal dalam memulai usaha adalah seperti kecemasan bisnis yang dijalankannya tidak laku karena persaingan usaha yang tinggi, keragu-raguan terhadap ketidakmampuan membuka usaha jual beli atau service telepon selular karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan, rasa takut gagal.

Salah satu jenis usaha telepon selular adalah jual beli telepon selular (ponsel). Jual beli ponsel sering dianggap oleh banyak wirausahawan dapat memberikan keuntungan lebih dibandingkan penjualan voucher maupun accesoris ponsel lainnya, tetapi tentu saja jual beli ponsel diiringi dengan resiko-resiko teknis yang muncul seperti kesalahan penaksiran kualitas ponsel. Hal ini dapat memberikan permasalahan psikologis seperti kecemasan dan kurang berani dalam pengambilan resiko. Seiain permasalahan diatas masih banyak permasalahan psikologis lain yang dapat muncul berkaitan dengan karakteristik dalam wirausaha telepon selular.

Adanya persaingan tinggi dapat memberikan permasalahan psikologis terhadap seorang wirausaha baru sebelum membuka usaha, seperti penjualan sepi

(19)

bank. Hal ini tentu saja dapat memuneulkan problem psikologis seperti rasa takut gagal, kecemasan ketidakmampuan mengembalikan modal, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan lunlurnya semangat untuk memulai usaha.

Pelayanan konsumen yang baik sangat diperlukan untuk meningkatkan dan menjaga jumlah pelanggan. Minimnya pcngetahuan dan pengalaman wirausahawan baru dapat menyebabkan pelayanan tidak optimal seperti kurangnya penguasaan teknis, minimnya inlbrmasi perubahan harga, minimnya inlbrmasi pasar dan produk baru. Semua permasalahan tersebut dapat menyebabkan permasalahan psikologis seperti kecemasan karena ketidakmampuan melayani pelanggan terutama kecemasan terhadap ketidakmampuan menghadapi komplain dan pelanggan. Permasalahan tersebut tentu saja dapat menurunkan jumlah pelanggan. penurunan omzet penjualan yang pada akhirnya dapat menimbulkan kegagalan dalam berwirausaha. Hal-hal tersebut diatas memberi motivasi penulis untuk melakukan penelitian berkaitan dengan wirausaha telepon selular.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Problem Psikologis pengusaha dalam Berwirausaha Telepon Selular Di Yogvakarta.

(20)

C. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat :

1 Secara teoritis untuk mengetahui problem-problem psikologis dalam berwirausaha telepon selular di Yogyakarta. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan peneliti lain yang berminat dengan penelitian serupa.

2 Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengusaha jasa layanan telepon selular terutama dalam mengambil pengalaman wirausaha lain yaitu bagaimana pengusaha telepon selular menghadapi masalah psikologis pada saat memulai dan mengembangkan usaha.

D. Keaslian Penelitian 1. Keaslian Topik

Penelitian problem psikologis dalam berwirausaha telepon selular di Yogyakarta belum banyak dilakukan penelitian. Penelitian lain berkaitan dengan kewirausahaan diantaranya adalah oleh Riyanti (2003). Riyanti (2003) melakukan penelitian dengan judul Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Rivanti (2003) melakukan penelitian dengan tujuan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi wirausaha bisnis skala kecil. David

(2003) melakukan penelitian dengan judul Fvaluasi Ciri Kepribadian Dalam

Pengelolaan Usaha Skala Kecil.

Penelitian Riyanti (2003) dan peneltian yang akan dilakukan mempunvai persamaan yaitu mengamati aspek psikologis dalam wirausaha. Penelitian Riyanti

(21)

i

mengelola usaha.

Penelitian David (2003) dan peneltian yang akan dilakukan mempunyai persamaan yaitu mengamati aspek psikologis dalam wirausaha. Penelitian David (2003) meneliti kewirausahaan dalam sudut psikologi kepribadian, sedangkan penelitian ini lebih banyak melihat problem psikologis dalam membuka dan

mengelola usaha. 2. Keaslian Teori

Dalam penelitian Riyanti (2003) dan David (2003) teori yang digunakan adalah dari sudut pandang Psikologi Kepribadian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini seiain teori kewirausahaan juga menggunakan teori langkah-langkah memulai dan mengembangkan usaha oleh Harefa (2003) dan Setiyono (2005).

3. Keaslian Alat Ukur

Rivanti (2003) dan David (2003) melakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif melalui instrumcn penelitian berupa kuesioner. Variabel yang diamati dalam peneltian Riyanti (2003) adalah berkaitan dengan sifat-sifat usaha seperti sifat instrumental, prestatif, keluwesan bergaul. suka bekerja keras. keyakinan diri. pengambilan resiko, swa kendali dan sifat mandiri terhadap keberhasilan usaha. Variabel yang diamati dalam peneltian David (2003) adalah variabel extroversion (agresivitas), newoticism (kestabilan emosi), agreeahleness (mudah cocok terhadap individu), konsistensi dan keterbukaan serta dilihat pengaruhnya terhadap keberhasilan pengelolaan usaha baik dalam pengelolaan SDM,

(22)

pemasaran, menajamen konllik dan manajemen keuangan. Peneltian yang dilakukan lebih bersifat eskploratif dengan mengungkapkan fenomena problem psikologis pengusaha telepon selular di Yogyakarta.

3. Keaslian Subjek Penelitian

Penelitian Riyanti (2003) dilakukan melalui penycbaran kuesioner terhadap responden yang merupakan pengusaha kecil dan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel diambil secara purposive. David melakukan

penelitian pada sejumlah industri kecil (small business) di Warwick. UK. Sampel

diambil melalui cluster sampling. Analisis dilakukan melalui pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian yang dilakukan subjek penelitian adalah pengusaha telepon selular di Yogyakarta.

(23)

A. Pengertian Pengusaha Counter Telepon Selular

1. Pengertian Pengusaha

Pengusaha dalam bahasa Inggis adalah entrepreneur yang berarti

usahawan. Cantillon (Holt, 1992), orang pertama yang menggunakan istilah

entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa entrepreneur adalah

seseorang yang menanggung risiko. Kata pengusaha merupakan gabungan awalan

peng (= seseorang) dan kata usaha. Jadi, pengusaha berarti orang yang melakukan

usaha. Kata wirausaha terdiri dan kata wira C gagah berani, perkasa) dan usaha. Kata wiraswasta terdiri dari kata wira (~= gagah berani, perkasa) dan swa (= sendiri, mandiri). Jadi, wiraswasta berarti orang yang perkasa dan mandiri.

Penjelasan etimologis diatas memperlihatkan unsur-unsur yang saling melengkapi

yang terdapat dalam diri seorang pengusaha. Pengusaha. wirausaha atau

wiraswasta dalam bahasa Indonesia dalam persamaan katabahasa Prancis

entrepreneur, diturunkan dari kata kerja entreprendre yang berarti to undertake

(menjalankan, melakukan, berusaha), to set about (memulai), to begin (memulai); to attempt (mencoba, berusaha)..

Dalam definisi-definisi yang dikemukakan para pakar. selalu terdapat unsur-unsur pokok yang terkandung dalam definisi etimologis. Berikut akan diuraikan definisi tentang entrepreneur yang dikemukakan beberapa ahli, seperti Holt, Kao, Zimmerer dan Schorborough, Bvgrave, Richard Cantillon, Jean

(24)

Baptise, dan Menger, sebelum dilakukan penyimpulan dalam rangka penelitian

ini.

Cantillon (1962) berpendapat bahwa entrepreneur adalah seorang

inkubator gagasan baru, yang selalu berusaha menggunakan sumbcr daya secara

optimal untuk mencapai tmgkat komersial paling tinggi.

Smith (Holt, 1992) melihat entrepreneur sebagai orang yang memiliki

pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang

dan jasa. Dalam pandangan Smith, entrepreneur bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah permintaan menjadi

produksi.

Ahli ekonomi Prancis, Jean Baptise (Holt, 1992) berpendapat entrepreneur adalah orang yang memiliki seni dan keterampilan tertentu dalam menciptakan usaha ekonomi yang baru. Dia memiliki pemahaman sendiri akan kebutuhan masvarakat dan dapat memenuhi kebutuhan itu. Pengusaha mempengaruhi masyarakat dengan membuka usaha baru, tetapi pada saat yang sama dia dipengaruhi oleh masyarakat untuk mengenali kebutuhan dan memenuhinya melalui ketajaman manajemen sumberdaya.

Menger (Holt, 1992) sebaliknya berpendapat entrepreneur adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tak bernilai atau bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi (misalnya, dari terigu menjadi roti bakar yang lezat), dengan cara memberikan nilai baru ke barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusia. Apabila suatu nilai

(25)

Selanjutnya, Sukardi, dalam disertasinya, menjelaskan konsep

entrepreneur sebaga i:

Seseorang yang bersedia mengambil risiko pribadi untuk menemukan peluang usaha, mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melen/ igakan perusahaan miliknya sendiri, dimana kelangsungan hidupnya tergantung pada

tindakannya sendiri (Sukardi, 1991).

Berdasarkan pendapat para ahli yang diuraikan di atas, terdapat ciri umum yang selalu terdapat dalam diri seorang pengusaha, yaitu kcmampuan mengubah sesuatu menjadi lebih baik atau menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, dalam literatur psikologi, dikenal sebagai perilaku kreatif yang inovatif (Kirton dalam Sukardi 1991). Banyak ahli menggarisbawahi ciri kreatif dan inovatif sebagai sifat yang terdapat pada seorang entrepreneur.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, pengusaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan. mengembangkan bisnis jasa atau produk dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan pel uang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi didalani dirinva untuk memulai dan mengembangkan usaha.

2. Pengertian Counter Telepon Selular

Telepon selular adalah telepon genggam bergerak yang digunaka- disuatu area yang digunakan dalam proses komunikasi jangka pendek. Telepo- selular sering disebut ponsel singkatan dari telepon selular atau sering diseb=_: Hand

(26)

hand-held mobile radiotelephone for use in an area divided into small sections (cells), each with its own short-range transmitter receiver" (http://www.cellular.com).

Telepon selular adalah telepon praktis yang ringan karena beratnya di bawah 90 gram dan mudah dibawa. Saat keluar rumah pun. pengguna dapat menghubungi atau dihubungi orang lain, juga bisa mengirim pesan. Biaya pulsanya lebih mahal dibanding telepon biasa. (Tapi telepon selular tidak perlu iiang jaminan untuk hak pemasangan). Pengguna dapat membelinya di toko agen penjualan telepon. Untuk pemakaian telepon selular tcrtentu yaitu pasca bayar, pengguna perlu menandatangani perjanjian yang biasanya memerlukan bukti identitas dan alamat (http://www.cellular.com).

Bisnis selular mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak munculnya tcknologi GSM (global system for mobile communication) yang mengembangkan kartu pra bayar (jvepanf) dalam bisnis jaringan telepon selular. Dalam waktu kurang dari 5 tahun, jumlah satuan sambungan selular telah mencapai angka 6,2 juta SST (satuan sambungan telepon) pada 2001, mendekati populasi satuan sambungan telepon tetap (fixed) yang tercatat hanya 7 juta SST pada periode yang sama. Pada pertengahan tahun 2003 jumlah pelanggan felepon selular telah melambung ke angka 14.3 juta pelanggan, jauh melampaui populasi pelanggan telepon tetap yang cenderung stagnan (http://www.cellular.com).

Ada beberapa alasan pesatnya perkembangan bisnis selular. Pertama, value creation dari sisi content dan fasilitas mengaksesnya. menyebabkan bisnis ini relatif lebih menarik dibanding bisnis telepon fixed. Kedua, seiain merupakan

(27)

kebutuhan, selular kini juga telah berkembang sebagai lifestyle. Karenanya. bukan

saja bisnis pulsa selular yang memngkat, bisnis lkutannya seperti handsel juga

berkembang dengan sangat pesat. Ketiga. telepon selular kini tidak lagi

merupakan pelengkap atau komplementer dan jaringan telepon tetap, tetapi telah

menjadi substitusi dan jaringan telepon tetap (http://www.cellular.com).

Perkembangan bisnis telepon selular tidak hanya pada operator, tetapi juga pada agen-agen penjualan (counter) baik ponsel, pulsa maupun handset-nya. Agcn-agen penjualan komponen telepon selular berkembang seiring dengan perkembangan teknologi telepon selular itu sendiri Perkembangan teknologi selular mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ketika muncul teknologi baru yang lebih adaptif dengan perubahan lingkungan dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang terns berkembang, teknologi selular yang ketinggalan jaman pun akan ditinggalkan oleh penggunanya. Itulah yang terjadi pada operator selular yang berbasiskan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone Service). Ketika teknologi digital selular GSM masuk ke persaingan selular, sehingga selular yang berbasiskan teknologi AMPS pun semakin kehilangan pangsa pasarnya seperti yang terjadi pada Komselindo, Metrosel dan Mobisel

(http://www.cellular.com)

Jadi counter telepon selular adalah agen penjualan telepon genggam baik pesawat, voucher dan aksesorisnya.

(28)

B. Problem Psikologis Pengusaha Counter Telepon Selular I. Pengertian

i

Problem berasal dari bahsa Inggris problem yang berarti permasalahan.

Problem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Mulyono, 1988) berarti permasalahan atau persoalan. Problem mempunyai padanan kata dalam bahasa

Inggris trouble yang kendala pada saat proses. Sedangkan psikologis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Mulyono, 1988) menunjukkan hal-hal yang berkaitan dengan kejiwaan. Problem psikologis dalam haI ini adalah permasalahan yang dihadapi seseorang yang berkaitan dengan kejiwaan. Kejiwaan berasal dari kata jiwa yang mempunyai padanan dalam bahasa Indonesia yaitu roh merupakan elemen yang abstrak berbeda dengan tubuh yang konkrit. Permasalahan yang berkaitan dengan jiwa adalah seperti cemas, depresi. susah-senang, suka-duka, takut, dll.

Problem psikologis pengusaha counter penjualan telepon selular adalah permasalahan-permasalahan kejiwaan yang dihadapi dalam memulai dan mengembangkan usaha di counler-counier penjualan telepon selular, seperti dalam pengambilan resiko pribadi, menemukan peluang berusaha maupun dalam menggunakan potensi-potensi dirinva dalam memulai dan mengembangkan usaha.

2. Problem Psikologis dalam Memulai Usaha

Dalam memulai bisnis Harefa (2003) merumuskan langkah-langkah dalam

(29)

a. Memulai dari Mimpi (Start With A Dream)

Wirausahawan banyak yang berhasil dengan memulai suatu usaha melalui sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan meyakinkan akan produk yang akan tawarkan. Menurut Harefa (2003) pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah tcrobosan dalam produk. cara pelayanan jasa. ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata tidak bisa ataupun tidak mungkin.

Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa dimulai dari mimpi adalah dalam memulai usaha tidak mempunyai arah. hanva pandangan jangka pendek, apabila terdapat permasalahan dalam perjalanan usaha maka seorang wirausaha cenderung mengatasinya dalam perspektif yang terbatas dan sempit, cenderung melihat permasalahan dalam jangka pendek. sepotong-sepotong. Permasalahan lain adalah miskinnxa kreativitas dalam menciptakan terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa ataupun ide vang dapat dijual

dengan sukses.

b. Kecintaan terhadap Produk dan Layanan (Love The Products 0. Services/ Mencintai usaha yang dijalankan atau akan dijalankan srngat diperlukan dalam memulai maupun menjalankan usaha Kecintaan ak;.r. produk akan memberikan sebuah keyakinan dan membuat kerja keras untuk memulai usaha baru terasa ringan. Mencintai usaha yang dijalankan mampu mele vati masa-masa sulit. Aniusiosme dan keuletan sebagai sebuah cinta dan keyakini. , akan menjadi

(30)

15

Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa ada kecintaan terhadap usaha yang dijalankan adalah seorang wirausaha akan sedikit keyakinan

dan minimnya kerja keras dalam memulai usaha. Permasalahan lain adalah mudah

Iruslasi dan meninggalkan usaha pada saat terjadi permasalahan dan cenderung

mengurungkan mat dalam berwirausaha.

c. Belajar terhadap Dasar Bisnis (Learn The Basics Of Business).

Sebelum memulai usaha baru perlu mempelajari fundamental business. Bisnis tidak akan sukses tanpa ada sebuah pengetahuaan dasar tentang business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar dasar usaha akan membantu untuk maju dengan lebih baik.

Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa mempelajari

fundamental business adalah miskinnya pengalaman dan pcngetahuan terhadap

permasalahan baik dalam memulai usaha. seperti bagaimana mendapatkan

informasi supplier, mendapatkan modal dan mengelola pemasaran.

d Berani mengambil Resiko (Willing To Take ('alculatedRisks).

Seorang wirausahawan harus berani mengambil resiko. Berani mengambil

resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena

hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko vang akan diambil.

Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak

memberikan kemungkinan berhasil. Hal ini merupakan faktor penentu yang

membedakan wirausahawan dengan manager. Wirausahawan akan lebih

dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan

(31)

Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa berani mengambil resiko adalah keputusan yang cenderung lambat pada saat peluang datang. Terlau berani mengambil resiko juga dapat mengakibatkan sensilivitas usaha terhadap kondisi buruk yang terjadi. Sehingga resiko perlu diperhitungkan

secara optimal,

e. Mencari Nasehat dari Pakarnya (Seek Advice, But Follow Your Belief)

Seorang wirausahawan perlu terus mencari nasehat dari pakarnya. Wirausahawan selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke-enamnya. Komunikasi yang baik dan kepiavvaian dalam menjual. Pada fase awal sebuah usaha. kepiavvaian menjual merupakan kunci sukses. Kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.

Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa nasehat dan pakarnya adalah miskinnya masukan pihak lain, memulai usaha hanya dari persepktif individu yang cenderung subjektif sehingga perlu pengalaman dan pengetahuan orang lain .

f Kerja Keras (Work Hard)

Semangat kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard-work and smart-work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start-up butuh workaholics. F.ntrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Tanpa kerja keras sedikit kemungkinan bisnis akan berhasil.

(32)

17

Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa kerja keras adalah seorang wirausaha cenderung mudah putus asa dan mengurungkan mat

i

berwirausaha ketika mendapatkan permasalahan.

g. Mempunyai Banyak Teman (Make Friends As Much As Possible)

Mempunyai teman scbanyak-banyaknya sangat diperlukan oleh seorang wirausahawan. Pada harga dan kwalitas yang sama orang membeli dari temannya,

pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan

membantu mengembangkan usaha. memberi nasehat, membantu menolong pada

masa sulit.

Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa disertai banyak teman adalah miskinnya informasi dan mudah cemas karena miskinnnya solusi

dari pihak lain.

h. Berani Menghadapi Kegagalan (Peal With Failures)

Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi serta kemampuan dalam berwirausaha, selama kegagalan itu tidak mematikan. Setiap usaha selalu mempunyai resiko kegagalan dan bila mana hal itu sampai terjadi seorang wirausahawan hams siap menghadapinya.

Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa semangat Peal

With Failures maka wirausaha akan cenderung mengurungkan mat memulai usaha

setelah mengingat resiko kegagalan yang akan terjadi. Rasa takut gagal dalam melakukan wirausaha juga dapat disebabkan oleh mitos-mitos yang kita dengar di sekeliling kita. Misalnya, ada mitos yang menyebutkan "memulai bisnis adalah berisiko dan sering berakhir dengan kegagalan." Karena Anda percaya dengan

(33)

mitos ini maka perasaan takut gagal pun muncul dan ujung-ujung bisa tidak percava diri ketika memulai sebuah bisnis. Faktanya adalah seorang entrepreneur vang bcrbakat dan bcrpengalaman mendapat peluang. mampu menarik orang yang

tepat. mampu mendapat uang dan sumber daya yang cukup untuk menjalankan

bisnisnva. Paradigma bahwa bisnis kadang berakhir dengan kegagalan adalah sesuatu yang Imuran. Ada hitam ada putih, ada kanan ada kiri, ada amal ada dosa, ada SLirga ada neraka, dan ada sukses tentu ada juga gagal.

i. Segera Melakukan Usaha (Just Po It, A'ow)

Wirausahawan perlu segera melakukan usaha bila telah siap. Beberapa orang cenderung lebih banyak memperhitungkan kondisi yang benar-benar siap tanpa berani mengambil resiko untuk segera memulai. Hal ini akan

mengakibatkan hilangnya peluang.

Problem psikologis vang terjadi apabila suatu usaha tidak segera dilakukan adalah kecemasan dan putus asa karena hilangnya paluang usaha.

3. Problem Psikologis dalam Mengembangkan Usaha

Setiyono (2005) merumuskan faktor lain yang turut menentukan apakah seseorang bisa menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Beberapa di

antaranya adalah: a. Kreatif dan Inovatif

Seorang wirausahawan umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non-wirausahawan. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan dia mampu membuat hasil inovasinya itu menjadi

(34)

demand. Kreatifltas dan inovasi adalah salah satu faktor vang bisa membawa

seseorang menjadi wirausahawan sukses. Perlu diingat bahwa kreatifitas dan inovasi bukan merupakan satu-satunya faktor penentu karena saeorang wirausahawan harus memiliki kedua faktor ini sebagai penentu kesuksesannya.

Tanpa kreativitas dan inovasi menyebabkan perkembangan usaha yang lembat dan cenderung stagnan. Usaha menjadi sulit berkembang. Problem psikologis yang muncul apabila suatu usaha tanpa kreativitas dan inovasi adalah berkaitan dengan minimnya terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Seorang wirausaha harus dinamis dalam menganlisipasi berbagai macam kemungkinan sebagai kemampuan mengubah aturan main. Hal ini berkaitan erat dengan inovasi atau penciptaan hal-hal baru dalam berbisnis. Perubahan sistim pembayaran tarif telepon selular dari pascabayar ke prabayar merupakan contoh nvata perubahan aturan mam (rule of ihe games) yang sangat anlisipatif.

b. ( \>nfident, Tegar dan Ulet

Wirausahawan yang berhasil umumnya memiliki rasa percaya diri yang

tinggi, tegar dan sangat ulet. la tidak mudah putus asa. masalah akan dihadapinya

dan bukan dihindari. Jika la membuat salah perhitungan, saat la sadar akan kesalahannya, la secara otomatis juga memikirkan cara untuk membavar kesalahan itu atau membuatnya menjadi keuntungan. la tidak akan berhenti memikirkan jalan keluar walaupun bagi orang lain, jalan keluar sudah buntu. Kegagalan akan dibuatnya menjadi pelajaran dan pengalaman yang mahal.

(35)

Semangatnya tidak pernah luntur; ada saja yang membuatnya bisa berpikir positif demi keuntungan yang dikejarnva. Kualitas kepribadian seperti ini tidak mungkin tumbuh secara mcndadak. Keuletan. ketegaran dan rasa percaya diri tumbuh sejak dim' (usia balita) dan sudah menjadi karakter atau dasar kepribadiannva.

Problem psikologis yang muncul apabila suatu usaha tanpa Confident, tegar dan keuletan adalah cepat menycrah terhadap permasalahan. kegagalan, kurangnya kepekaan terhadap peluang. Seorang entrepreneur harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja maupun lingkungan usaha.

c. Pekerja Keras

Waktu kerja bagi seorang wirausahawan tidak ditentukan oleh jam kerja. Saat ia sadar dari bangun tidurnya, pikirannya sudah bekerja membuat rencana, menyusun strategi atau memccahkan masalah. Kadang dalam tidurnyapun ia tetap berpikir. Membiarkan waktu berlalu tanpa ada yang dipikirkan atau dikerjakan kadang membuatnya merasa tidak produktif atau merasa kehilangan kesempatan.

Problem psikologis yang muncul apabila suatu usaha tanpa kerja keras adalah keinginan untuk menciptakan tujuan melalui jalan pintas, perasaan malas dalam mengelola usaha, cepat merasa lelah jika terdapat permasalahan.

d. Pola Pikir Afulti-laskt/ig

Fnlrepreneur have mulli-dunensional information processing capacity

Seorang wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan ia juga mampu melakukan multi

(36)

21

membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh

perusahaan. Semakin tinggi kemampuan seorang wirausahawan dalam multi

tasking, semakin besar pula kemungkinan untuk mengolah peluang menjadi

sumberdaya produktif

Problem psikologis yang muncul melalui pandangan Pola Pikir Multi

tasking seorang wirausaha akan mempunyai alternatif pandangan lebih banyak

dalam mengembangkan dan mengelola usaha. Seorang wirausaha dalam

menghadapi permasalahan tidak hanva melihat dari bagian perbagian tetapi

melihat secara menyeluruh terhadap permasalahan, tidak hanya melihat permasalahan dalam jangka pendek tetapi juga jangka panjang.

e. Mampu Menahan Nafsu untuk Cepat Menjadi Kaya

Wirausahawan yang bijak biasanya hemat dan sangat berhati-hati dalam menggunakan uangnya terutama jika ia dalam tahap awal usahanya. Setiap pengeluaran untuk keperluan pribadi dipikirkannya secara serius sebab ia sadar bahwa sewaktu-waktu uang yang ada akan diperlukan untuk modal usaha atau modal kerja. Keuntungan tidak selalu menetap. kadang ia harus merugi dan perusahaan harus tetap dipertahankan. Oleh sebab itu. jika ia memiliki keuntungan 10, hanya sepersekian yang digunakan untuk keperluan pribadinya. Sebagian besar disimpannya untuk digunakan bagi kemajuan usahanya atau untuk tabungan jika ia terpaksa mengalami kerugian.

Wirausahawan yang bijak juga mengerti bahwa membangun sebuah perusahaan yang kokoh dan mapan memerlukan waktu bertahun-tahun bahkan tidak jarang belasan atau puluhan tahun. Seorang wirausahawan yang memulai

(37)

usahanya dan skala yang kecil hingga menjadi besar akan mampu menahan nafsu

konsumtifnya. Baginya, pengeluaran yang tidak menghasilkan akan dianggap

sebagai sebuah pemborosan. Jika tabungannya tidak culiup untuk membeli

kemewahan itu, dia akan menahan diri sampai tabungannya jauh berlebih. la juga

menghargai keuntungan yang scdikit demi sedikit dikumpulkannva. Keuntungan

itu diinvestasikannya ke dalam usaha lainnya sehingga lama-kelamaan hartanya

bertambah banyak. Dalam hal ini memang ada benarnya pepatah yang

mengatakan: hemat pangkal kaya.

Sebaliknya, wirausahawan yang tidak bijak seringkali tidak dapat menahan

nafsu konsumtif Keuntungan dihabiskan untuk berbagai jems kemewahan dan hal

yang tidak produktif sehingga tidak ada lagi tabungan untuk perluasan perusahaan

atau untuk bertahan pada masa sulit. Perusahaanpun tidak akan lama bertahan.

f Berani mengambil risiko

Seorang wirausahawan harus bcram mengambil resiko. Semakin besar

risiko yang diamb.lnya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan

karena jumlah pemam semakin scdikit. Tentunya, resiko-resiko mi sudah harus

diperhitungkan terlebih dahulu.

Bagi sebagian wirausahawan yang memiliki keberaman dan kematam>an

berpikir resiko-resiko tersebut mungkm sudah diantisipasi dan dapat dilalu.

dengan baik. Namun bagi sebagian wirausahawan yang lain, resiko yang harus

dihadapi dalam pengembangan usahanya bisa jadi dirasakan terlalu berat dan

penuh ketidakpastian sehingga mereka lebih memilih untuk mempertahankan

(38)

Resiko Wirausahawan dalam Pengembangan Bisnis menurut Setiono

(2005) mengklasifikasikan menjadi. Resiko nil dan resiko Psikologis. Pada

dasarnya ada dua risiko yang dihadapi oleh para wirausahawan ketika diberikan

kesempatan untuk mengembangkan usahanya. Kedua resiko tersebut adalah resiko

riil dan resiko Psikologis. Resiko nil. adalah resiko yang terlihat, bisa dihitung,

bisa diantisipasi dan bisa dihindari. Termasuk dalam resiko ini adalah: Kehilangan

modal baik yang sudah ditanam dan akan ditanamkau ke dalam perusahaan.

Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, di masa sekarang

ataupun masa depan kehilangan mata pencahanan untuk menutupi kebutuhan

sehan-hari, Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikmya

(decision-making) karena ada pengahhan gaya bisnis keluarga menjadi gaya bisnis

profesional. Resiko Psikologis, adalah resiko yang tidak terlihat, tidak bisa

dihitung, bisa diantisipasi, tetapi belum tentu bisa dihindarkan

Problem berkaitan dengan resiko psikologis adalah: Kehilangan reputasi

(hilang muka, nama besar, citra, dsb) dan resiko menanggung malu, Kehilangan

kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain (Menjadi paranoid atau

blind-dependency). Kehilangan perasaan potent atau mampu yang akan menyebabkan

hilangnya rasa percaya diri, Kehilangan jati din (terutama bagi mereka yang

sudah menganggap keberadaan perusahaan sebagai keberadaan dirinva sendiri),

Kehilangan motivasi untuk berjuang. Keempat resiko riil yang dihadapi oleh

seorang wirausahawan seperti yang disebutkan di atas, resiko yang senngkali

terlewatkan dan tidak dipertimbangkan secara mendalam adalah resiko terakhir,

yaitu kehilangan kendali atau kekuasaan karena perubahan gaya bisnis keluarga

(39)

ke naya bisnis profesional. Banyak wirausahawan yang menganggap hal ini bukan

sebuah resiko yang harus dipertimbangkan dan tetap memaksakan untuk

mempertahankan gaya bisnis lama ke dalam perusahaannya. Kenyataannya, gaya

im seringkali tidak bertahan lama dan mungkin akan membawa kerugian lain

(kehilangan kesempatan). Di lam pihak penerapan gaya bisnis tersebut justru

membuat para profesional tidak dapat memberikan kemampuan terbaik yang

mereka miliki.

I). Pertanyaan Penelitian

Pertanvaan dalam penelitian ini adalah Apakah Problem Psikologis dalam Pengusaha Counter 'felepon Selular di Yogyakarta?

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

i

A. Fokus Penelitian

Fokus adalah masalah dalam penelitian kualitatif Masalah lebih dan sekedar pertanyaan, dan jelas berbeda dengan tujuan. Menurut Lincoln dan Cuba (Moleong, 2000) masalah adalah suatu suatu keadaa yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Fokus dalam penelitian ini adalah problem-problem psikologis pengusaha counler-counier jasa layanan telepon selular dalam memulai dan mengembangkan usaha telepon selular di Yogyakarta berdasarkan pengalaman pengusaha.

B. Responden Penelitian

Responden penelitian diambil dan beberapa wirausaha telepon selular yang berada di beberapa sentra-sentra penjualan telepon selular yang tersebar di Kota Yogyakarta. Responden penelitian berjumlah empat pengusaha di

counter-counter penjualan telepon selular baik yang baru memulai dan mengembangkan

usaha tersebut. Responden penelitian diambil dan beberapa j en is usaha peniualan telepon selular baik penjualan pesawat telepon selular dan aksesons, penjualan pulsa maupun service telepon selular. Responden penelitian diambil tidak bedasarkan banyaknya jumlah yang dapat mewakili tetapi dari kedalaman eksplorasi sebagaimana dilakukan pada penelitian kualitatif.

(41)

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data, banyak cara atau teknik yang harus ditempuh,

namun agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian maka harus

menggunakan pengumpulan data vang sesuai pula dengan tujuan penelitian

tersebut sebagai dasar pengumpulan data, maka penelitian mi menggunakan

metode pokok yaitu metode observasi dan wawancara.

a. Metode Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling umum dan

sering digunakan dalam kegiatan penelitian. Metode observasi dipergunakan

untuk cek ulang dan melengkapi sekiranya pengumpulan data tersebut perlu dicek

maupun dilengkapi. Jadi observasi menuntut adanya kesanggupan peneliti untuk

berada di tempat kejadian sehingga diperoleh gambaran penelitian dengan jelas.

b Wawancara

Interview atau wawancara yaitu suatu cara untuk mendapatkan inlbrmasi

dengan cara bcrtanya langsung dengan orang yang menjadi sumber data.

Wawancara merupakan alat pengumpul data dengan jalan tanya jawab sepihak

yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan tujuan penelitian. Hasil

wawancara digunakan untuk mendukung hasil observasi yang ada

Metode wawancara yang di pakai adalah metode wawancara bebas

terpimpin dimana kebebasan akan dicapai kewajaran secara maksimal dapat

diperoleh data secara mendalam serta dapat di arahkan secara langsung dan lebih

fokus kepada persoalan atau lupotesa-hipotesa penyelidikan. Sebelum wawancara

(42)

27

dilaksanakan peneliti telah mempersiapkan interview guide, interview guide

tersebut merupakan problem psikologis dalam berwirausaha yang terdiri dari:

label I.

Kisi-Kisi Wawancara Problem Psikologis dalam Memulai Usaha

No.

(')

Langkah-Langkah Memulai

Usaha

(2)

Slarl With A Dream

Tow The Products Or Services

Learn The Basics Of"Business

Willing To 'Take ('alciilalcd

Risks

Problem Psikologis (3)

Mudah kehilangan arah sebelum memulai usaha. hanya memandang peluang dalam tinjauan jangka pendek, cenderung mengurungkan niat memulai usaha karena melihat permasalahan dalam perspektif yang sempit dan terbatas serta cenderung melihat permasalahan dalam jangka pendek sepotong-sepotong.

Scdikit keyakinan dan minimnya kerja keras dalam memulai usaha mudah frustasi dan meninggalkan usaha pada saat terdapat permasalahan, cenderung mengurungkat niat

dalam berwirausaha.

Miskinnya pengalaman dan pengetahuan terhadap permasalahan dalam memulai usaha. Kehilangan reputasi (hilang muka, nama

besar. citra. dsb) dan risiko menanggung malu. Kehilangan kepeicayaan pada diri sendiri dan

pada orang lain (Menjadi paranoid atau

blind-dependency) Kehilangan perasaan potent atau

mampu yang akan menyebabkan hilangnya

rasa percaya diri.

Kehilangan jatidiri (terutama bagi mereka yang sudah menganggap keberadaan perusahaan sebagai keberadaan dirinva sendiri). Kehilantian motivasi untuk berjuang.

: S. Seek Advice, But hollow Your

Belief

Miskinnya masukan pihak Iain memulai usaha hanya dari persepktif individu yang cenderung Subjektif sehingga perlu pengalaman dan pengetahuan orang lain.

6. Work Hard Minimnya semangat untuk memulai usaha.

! 7- Make Friends As Much As

Possible

Cenderung individualisrik.

Hilangnya kemungkinan bantuan teman dalam

memulai atau mengelola usaha. Minimnya masukan dari pihak luar.

8. Deal With T'ailures Tidak berani memulai usaha.

Tidak berani gagal.

Cepat menyerah terhadap permasalahan.

(43)

Tabel 2

Kisi-Kisi Wawancara Problem Psikologis dalam Mengehjfa_Usaha_

Problem Psikologis^

No. Mengelola Usaha

_Q1

HI S2f

Minimnya terobosan dalam produk, cara

pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat

dijual dengjuij>ukses.

CepaT~mcnycrah terhadap permasalahan,

kegagalan.

Kurangnya kepekaan terhadap peluang. Menciptakan tujuan melalui jalan pintas, perasaan malas dalam mengelola usaha. cepat merasa lelah jika terdapat

permasalahan.

Menyelesaikan permasalahan dalam perspektif yang sempit dan terbatas.

Cenderung melihat permasalahan dalam

jangka pendek, sepotonu-sepotong.

Hemat.

Menghindari jiwa konsumtif.

i n i

Kreatif dan Inovatif

Confident, Tegar dan Ulet

Pekerja Keras

Pola Pikir Multi-tasking

Mampu Menahan Nafsu

Cepat Menjadi Kaya Berani mengambil risiko

untuk

Kehilangan reputasi (hilang muka, nana

besar, citra, dsb) dan risiko menanggung

malu.

Kehilangan kepercayaan - pada diri sendiri dan pada orang lain (Menjadi paranoid atau

blind-dependency) Kehilangan perasaan

potent atau mampu yang akan menyebabkan

hilangnya rasa percaya din

Kehdangan jatidiri (terutama bagi mereka yang sudah menganggap keberadaan perusahaan sebagai keberadaan dirinya sendiri), Kehilangan motivasi untuk

berjuang.

Wawancara mendalam diawali dengan laporan dari peneliti, dalam laporan

di jelaskan mengenai tujuan wawancara, peneliti juga meminta ijm untuk

menggunakan alat perekam pada saat wawancara. Pelaksanaan wawancara

dilakukan pada subjek pemilik counter Hp, tetapi ada subjek tidak mau

diwawancarai oleh peneliti ketika berada di counter Hp karena subjek merasa

(44)

29

tidak nyaman ketika melakukan wawancara, sehingga peneliti harus melakukan wawancara di rumah subjek untuk mendapatkan data yang mendalam.

E. Metode Analisis Data

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kuantitatif didasarkan pada perhitungan-perhitungan statistik sebagai dasar analisis. sedangkan penelitian kualitatif menghasilkan data-data deskriftif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati (Arikunto, 1994). Dalam analisis kualitatif analisis dilakukan dengan prinsip logika.

Desain penelitian ini menggunakan teorisasi data (grounded theory approach). (Irounded theory merupakan metode penelitian yang menggunakan sejumlah prosedur sistematis guna mengembangkan teori grounded, yang disusun secara induktif tentang suatu fenomeua. Penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkapkan fakta. Guna mendapatkan manfaat yang lebih luas dalam penelitian ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan data saja tetapi juga dilakukan juga pemberian interprestasi-interpestasi. Interprestasi dilakukan dengan prinsip logika. yaitu mengukur gejala. menghubungkan antar fakta atau membLiat perbandingan antara data yang ada sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara obyektif. Penelitian ini juga diwujudkan dalam memecahkan masalah dengan membandingkan nilai posisitf dan negatif dari gejala yang diketemukan. mengukur gejala yang diketemukan (dengan bobot dan rating), mengadakan klasifikasi gejala, menilai gejala, menetapkan standar, dan lain lain.

(45)

Validitas merupakan istilah yang sering digunakan, dalam penelitian

kualitatif sering diganti dengan konsep kredibilitas yang dimaksudkan untuk

merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif Kredibilitas Studi

Kualitatif terletak pada keberhasilannnya mencapai maksud mengeksplorasi

masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola mteraksi

yang kompleks (Poerwandari, 1998).

Teknik analisis data yang dipcrgunakan adalah deskriptif. Tahapan penelitian

dilakukan dengan mengacu pada the procedural steps in qualitative analysis

(Moleong, 2000). (1) Tahap Eksplorasi

Melakukan eksplorasi yang bersifat menveluruh dengan mengadakan identilikasi

terhadap permasalahan yang akan digunakan dalam analisis.

(2) Tahap Spesillkasi

Melakukan spesifikasi terhadap permasalahan. mengumpulkan permasalahan

berdasarkan tema. (3) Tahap Reduksi

a.

Membuat nngkasan dan kejadian-kejadian vang diperoleh, menyeleksi

materi, koding dan saat membuat memo

b. Mencari konsep-konsep kunci dan hasil interview sehingga ditemukan

hubungan antara yang baru.

c. Membuat memo atau catatan-catatan.

(46)

31

(4) Tahap Integrasi

Kesimpulan operasi selanjutnya dianalisis fenomcna yang ada menggunakan

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan

1. Orientasi Kancah

Penelitian ini diadakan di counter telepon selular (cannier Hp) yang ada di kota Yogyakarta. Lokasi maupun daerah yang diambil adalah Jalan Cangkringan, Jalan Prambanan, Jalan Magelang. dan Jalan P. Mangkubumi. Pcngambilan lokasi pcnelitian di pusat kota dan daerah pinggiran Yogyakarta untuk mendapatkan

selling penelitian yang berlainan dan lebih menarik untuk di teliti.

Lokasi penelitian adalah ( I) counter lip Simphony Selular yang terletak di Jalan Cangkringan, pemilik counter lip tersebut yaitu Ti memulai bisnis baru pada pertengahan tahun 2005, (2) counter Hp Pram Selular yang terletak di Jalan Prambanan Km 3, counter lip tersebut berdiri sekitar tahun 2002 dan telah mempunvai I cabang dan sebagai pemilik An SI' (}) counter Hp Dar Phone,

counter Hp tersebut berdiri tahun 1999 dan telah memiliki 3 cabang yaitu di Jalan

Wates Km 3, di Sedayu, di Giwangan, Da sebagai pemilik telah membuka cabang di Jalan Magelang Borobudur Plaza Lt 1 setelah sebelumnya membuka 3 cabang dan merasa usahanya maju serta berprospek (4) counter Hp KQ5Scll terletak di Jalan P. Mangkubumi. yang paling menarik untuk diteliti karena sesuai dengan namanya. Ar sebagai pemilik tidak punya tempat permanen sebagaimana biasanya untuk berjualan melainkan hanya ada karpet untuk menjual Hp dagangannya, Tempat berjualan ini sering disebut pasar senlhir, klitikan tetapi yang paling terkenal adalah klitikan dan pada saat musim hujan ada julukan yang sedikit

(48)

J J

nyeleneh nusbar, ger.m.s bubar abas kalau hujan tidak jualan atau ket.ka hujan

tut LI p.

Perkembangan counter HP d. w.layah Yogyakarta meningkat se.r.ng

dengan perkembangan teknologi inlbrmasi. Banyaknya counter HP yang ada d,

wilayah Yogyakarta berakibat timbulnya persaingan diantara counter Hp-counter

Hp tersebut, kadang-kadang sering terjad, persaingan yang tidak sehat diantara

anmlcr lip-counter Up vang ada, misalnya persaingan harga Hp, accesor.s,

voucher maupun service IIP dan jasa pelayanan yang tidak sama, ada yang

memasang dengan harga murah dan ada vang memasang dengan harga yang

tnahal, bahkan sering terjadi masalah untuk merebutkan pelanggan.

Pengunjung atau pelanggan vang datang ke empat counter Hp tersebut

dalam sehari sek.ta tiga puluh sampa. dengan enam puluh orang pengunjung baik

member, layanan maupun sekedar bertanya. Mereka selalu dilayan. dengan baik.

Pendapatan counter Up selama satu bulan tidak menentu, tergantung dan

banyaknya produk yang terjual. Pendapatan selama satu bulan rata-rata antara Rp

2000.000,00 sampa, dengan Rp. 15.000.000,00. Pendapatan itu merupakan

pendapatan bersih counter Hp dari hasil penjualan voucher, service Hp dan

penjualan Hp baik baru atau Up bekas.

2. Persiapan Penelitian

a. Observasi

Sela.n wawancara peneliti juga melakukan observasi sebagai data

(49)

yang digunakan observer untuk melakukan observasi yang berupa check list dan

alat bantu seperti kertas dan bolpo.nt untuk mencatat pr.laku subjek ketika berada

i

di counter Hp.

b. Wawancara

Pelaksanakan wawancara pada tahap persiapan yang dilakukan peneliti

antara lam mempersiapkan interview guide, alal-alat perekam seperti tape

recorder, kaset dan foto untuk membuat dokumentasi gambar counter Up.

B. Jen is Usaha

Jems bisnis layanan terdiri dan penjualan Up, accesons, pulsa dan service

Hp. Hampir semua counter Hp sering menggabungkan dan ketiga aktivitas

tersebut.

1. Penjualan atau Agen ///;

Penjualan atau agen Up terdiri dan penjualan lip baru, penjualan Hp bekas

maupun penjualan accesoris Hp. Saat mi Hp sudah bukan lagi sebuah barang

mewah yang hanya dimiliki oleh segelintir orang punya saja, melainkan telah

menjadi barang kebutuhan. Sebagai makhluk sosial, kebutuhan untuk

berkomumkasi dengan orang lam sangatlah besar. Hp ternyata telah menjadi suatu

fenomena yang luar biasa dalam penjualannya. Setiap saat muncul jenis dan sen

baru dari provider Hp. Peluang kerja atau lowongan bisnis ini dapat dilihat dan

banyaknya maupun pertumbuhan counter Hp sehingga tersebar d. hampir setiap

gang dan jalan. Namun ternyata hal itu juga menjadi kelemahan dalam distnbusi

perdagangan Hp. Harga Hp sangat mudah berfTuktuasi, tidak menentu

(50)

menyebabkan sangat tingginya resiko bagi pedagang Hp. Belum lagi jalur

distribusi yang sangat panjang menyebabkan harga Hp baru terasa sangat mahal

namun akan turun begitu drastis dalam hitungan bulan bahkan hari ketika muncul

teknologi dan inovasi baru. Harga Up yang mahal ternyata juga telah

menumbuhkan bisnis Kredit Hp bagi mereka yang mengmginkan Hp tercanggih tetapi harganya tidak terjangkau.

Beragamnya pilihan Hp, baik dari merek, jenis dan fitur yang tersedia,

mulai dari infra red, bluetoollt hingga layanan fitur digital camera dan video

recording tetap menjadi incaran para pembeli. Up dengan banyak fasilitas maupun

fitur-fitur canggih sangat mendominasi permintaan serta selalu diburu pecinta Hp

(Da, 10-11-2005).

2. Penjualan atau Agen Pulsa

Saat ini pulsa sebagai kebutuhan banyak orang yang tidak bisa dihindarkan

karena mempunyai peran yang sangat penting untuk bisa berkomumkasi, seiring

dengan bertambahnya pemakai Hp atau Hp maka bertambah kebutuhan orang

akan pulsa. Bisnis pulsa semakin marak karena banyaknya permintaan dari

konsumen yang semakin bertambah. Menjadi agen pulsa adalah suatu pilihan dalam menjalankan bisnis selular tetapi yang lebih penting lagi bagaimana sebuah

counter Hp bisa menjual harga pulsa di bawah harga pasaran untung sedikit tapi

banyak. Modal kecil dan alat yang dibutuhkan adalah Hp, sehingga tidak perlu

punva toko atau tempat berjualan tetap bisa melakukan bisnis di mana saja dan

(51)

kebutuhan akan service Hp. Bisnis service Hp semakin marak karena banyaknya permintaan dari konsumen yang semakin bertambah. Service. Hp dapat adalah

service terhadap kerusakan Hp baik hardware ataupun juga software atau adanya

tambahan akan layanan fitur maupun meng up-grade sebuah Hp atau terkenal dengan sebutan fullaplikasi seperti down load ring tone, down load MIJ3, down

loadgambar, game, set BI (Bahasa Indonesia) dll. Bisnis ini sangat potensial pada

segmen pasar orang muda, terutama di Yogyakarta yang potensial sebagai kota pelajar dan mahasiswa. Apalagi adanya lagu-Iagu baru sebagai nada. maupun dering pribadi. Saat ini Hp sudah sangat memasyarakat sesuai dengan perkembangan jaman sehingga telah menjadi barang kebutuhan. Sebagai makhluk

sosial, kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang lam sangatlah be^ar. Bisnis

///; ternyata telah menjadi fenomena yang luar biasa dalam penjua!ar..-\a. Setiap saat muncul jenis dan seri baru dari provider///?.

B. Hasil Penelitian 1. Hasil Observasi

Observasi dilakukan pada saat Subjek berada di _:<<;:•. - .-.: Hal ini dilakukan untuk dapat memberikan hasil sesuai dengan kondisi nyaii :an tidak dibuat-buat. Observasi dilaksanakan pada tanggal 21 Okiober 2>:" sampai dengan 19 November 2005, waktu pelaksanaan obser. asi v.oi' nenentu tergantung dari keberadaan subjek ketika berada &\c owner Up

(52)

Observasi di lakukan pada empat counter Hp, counter Hp tersebut adalah:

a. Memulai Lsaha

I) Counter Hp Simphony Selular

Counter Hp Simphony Selular berada di

Jalan Cangkringan

Yogyakarta. Lingkungan counter tip tidak ramai tetapi karena terletak jiada

jalur alternatif Magelang-Solo menyebabkan banyak pembeli yang datang.

Pemilik counter Up adalah l'i seorang mahasiswa tiugkat akhir di PI'S

Yogyakarta. Status bangunan adalah kontrak. Kondisi bangunan counter Up

sudah ruko permanen, seiain untuk berjualan juga sebagai tempat tinggal,

bangunan counter lip kecil dengan lebar sekitar empat meter dan panjangnya sekitar enam meter tetapi teras counter Hp lebih besar dan memanjang

sehingga memudahkan orang untuk memarkir kendaraanya sewaktu membeli

disana. Counter Hp Simphony Selular mempunyai pegawai. Pemilik sering dibantu oleh seorang temannya. Pengunjung dan pelanggan counter Hp kebanyakan adalah orang lewat dan orang sekitar.

Buka dan tutupnya counter Hp tidak tentu sehingga pelanggan sering kecewa, pemilik counter Hp kadang terlihat bingung. gugup dan memainkan

Tip untuk mengecek apakah pulsanya sudah masuk ketika ada komplam pulsa

yang belum masuk.

2) Counter Hp Pram Selular

Counter Hp Pram Selular berada di Jalan Prambanan Km 3

Yogyakarta, letak counter Hpnya didepan jalan raya. Pemilik adalah An SB. Lingkungan counter Hp sangat ramai karena berada pada jalan protokol

(53)

Yogyakarta. Status bangunan adalah milik send.n, kond.s, bangunan counter

Hp adalah rumah dan sudah permanen karena berada dirumah dan dijadikan

,„„„,,,. Up, ukuran bangunan counter Hp Pram Selular tidak bcgitu besar

yang lebarnya sekitar lima meter dan panjangnya sekitar sepuluh meter.

Counter HP Pram Selular mempunyai dua orang pegawai counter Up dan

pemilik counter Hp. Penamp.lan counter Hp Pram Selular penuh dengan

pcrnak-permk salah satu operator Selular dan telah menjadi mitra dan dealer

exclusive FT Tri Tunggal Sentosa karena dan penjualan pulsa yang sangat

tinggi dan didukung oleh suasana kekeluargaan antara pemilik dan pelanggan.

Penamp.lan Counter lip Pram Selular lebih menonjolkan salah satu operator

Selular dan juga sangat banyak aksesosis.

Pemilik terlihat tenang dalam menghadapi komplam dari pelanggannya

ketika pulsa elektronik vang d.bel.nva belum juga terkir.m. Hal berikutnya

yang d.lakukan pemilik adalah berusaha meyak.nkan konsumen bahwa pulsa

yang dibelinya akan segera terkinm. Kegagalan atau keterlambatan dalam

penginman pulsa sering terjadi dalam layanan pengisian pulsa elektronik yang

banyak disebabkan trouble dari pihak operator.

b. Mengembangkan Usaha 1) Counter Hp Wd)x Phone

Counter Hp D@r Phone berada d. Jalan Magelang Km. 1 No. 80

Yogyakarta, yaitu menempati salah satu outlet di Borobudur Plaza Lantai 1.

Pemilik adalah Da. Lingkungan counter Hp sangat ramai karena berada pada

(54)

39

counter Up D@r Phone tidak begitu besar yang lebarnya sekitar tiga meter

dan panjangnya sekitar lima meter. Counter Hp D@r Phone mempunyai

i

deiapan orang pegawai. Seiain di Jalan. Magelang, pemilik juga mempunyai

counter Tip di Jalan Wates Km 3, di Sedayu dan di Giwangan.

Terlihat tenang ketika ada pelanggan yang komplam bahwa H/mya bermasalah dan berani inenjamin kerusakannya seolah-olah pemilik

memahami dan menguasai permasalahan Hp. Pada pembelian Hp bekas

biasanya ada kesepakatan antara pen jual dan pembeli. Apabila dalam

pembelian Hp bekas konsumen mengembalikan Hp karena ketidak sesuaian

dengan yang dikehendaki konsumen dan diluar kesepakatan bcrsama antara pembeli dan penjual maka biasanya konsumen dikenakan biaya transaksi.

Kualitas pelayanan selalu diperhatikan baik dalam keramahan, kecepatan layanan dan penguasaan inlbrmasi dan garansi yang diberikan terhadap Hp yang dijual disana walaupun terlihat lebih mahal dan ketiga counter lain yang diteliti harga yang diberikan masih wajar. Da sangat

profesionalisme dalam layanan dan pemberian informasi. Dicounter inilah Da

mempunyai tim yang setiap saat keliling kota Yogyakarta hanya untuk mencari Hp dengan harga miring untuk kemudian dijual lagi. Hp disini kebanyakan adalah High end sedangkan yang low end tersebar di ke tiga counter miliknya.

2) Counter Hp KQ5Sell

Counter Tip KCpSell terletak di Jalan P. Mangkubumi. Tidak memiliki bangunan permanen counter Up KQ5SelI sangat sederhana bahkan

Gambar

Tabel 2. Kisi-Kisi Wawancara Problem Psikologis dalam Mcngembangkan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari karya-karya ilmiah yang disajikan dalam bentuk buku, jurnal, makalah, tesis, disertasi ataupun artikel yang relevan dengan topik

Sedangkan aturan secara rinci mengacu dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Siswa dapat menentukan dua kejadian tidak saling bebas Siswa dapat menentukan dua kejadian tidak saling bebas setelah setelah dapat menentukan peluang kejadian bersyarat dari

Seni di Indonesia merupakan sebuah unsur seni yang menjadi bagian hidup pada masyarakat dalam sebuah suku bangsa tertentu. Selain itu seni tradisi merupakan sebuah karya

Ringkasan Penjabaran Rinci dari Model Regresi Data Panel untuk Lahan Terbangun, Suhu Minimum, Suhu Maksimum, Suhu Rata-Rata. Lahan Terbangun

1) memperjelas tujuan dari kelompok belajar aksi. Penyajian masalah atau tugas kelompok. kelompok A dapat menangani satu masalah atau banyak. 4) setiap kelompok mempresentasikan

Hal ini dimaksudkan untuk melihat jenis buah apel mana yang paling digemari konsumen buah apel sesuai dengan selera konsumen buah apel di kota Manado berdasarkan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (2), Pasal 7 ayat (2) dan Pasal 15 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 10 Tahun 2017 tentang