SkRIPSI
Diajukan Kepada lakullas Psikologi Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Memperoleli
Derajat Sarjana SI Psikologi
Disusun Oleh: Adhi Nur Raehman
99 320 186
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
PROBLEM-PROBLEM PSIKOLOCLS PARA PENGLSAHA
COUNTER TELEPON SELLLAR
DI YOG\ AKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Iakultas Psikologi Umversitas Islam Indonesia
Untuk Memenuhi Sebagian Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Derajat Sarjana SI Psikologi
Disusun Olch: Adhi Nur Raehman
99 320 186
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi
Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian
Dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-l Psikologi
Dewan Penguji
1. Sus Budiharto, S. Psi., Psi
2. EmiZulaifah, Dra.,M.Sc 3. Muh. Bachtiar, Drs. H., MM Pada Tanggal 2 3 MAR 2006 Mengesahkan, Fakultas Psikologi
Umversitas Islam Indonesia
Dekan
Sukarti, Dr.
Tanda Tangan,
HALAMAN PERNYATAAN
Bcrsama ini saya menyatakan baluva sclama melakukan pcnelitian dan
dalam membuat laporan pcnelitian, ..dak mclanggar etika akadem.k seperli
penjiplakan. pemalsuan data, dan manipulasi data. .I,ka pada saat ujian skripsi
saya terbukti mclanggar et.ka akademik, maka saya sanggup menerima sanksi dan
dewan penguji. Apab.la d, kemudian ban saya terbukti mclanggar etika akademik,
maka saya sanggup menerima konsekwensi berupa pencabutan gelar kesarjanaan
yang telah saya peroleh.
Yang Menyatakan,
Adhi Nur Raehman
i
Segafa puji SagiJlffafiSU^', alas rafimat-Nya forya sederfiana ini dapal
tersefcsaifian
lerima %asifi untuf^segafa pengotiianan, perflation, f^asifi sayang, cinta, doa
dan duf{ungan dati orang-orang terde/^gt difiati:
Jlyafianda 'Jf. (BarifSumardjono, >Drs. dan l6unda 'Jfj. Sili Cfiafimafi
Jltas segafa doa dan pcngorOanan yang tefafi engfou 6erif{gn f^epadafii
iMasSigit 'Kur^acfimat, SJf
iMSaftJt'.ndang 'Aur^acfima-wati, Stl. flfj
J\diffy.iJ\tifiXur ^gcfimadi
Mas doa, dorongan, nasehat, petunjufidafam menyefesaifign skripsi ini serta
canda dan tawanya
Islrif{u J/\ryani<Pafifawaningmmy\n/anvati, SJf
Yang tefafi mcngem6afikanf{ii l{ejafan yang funis, peiigorfianan. doa, langis
kesa6aran dan cinta kgsifiyang tefafi engkau f>enf{an ({epadafiu dan annfj^u
tercinta
'Mufiammad {larrefj\6fiiyasa
KjirenamufaH penufis fiarus cepat fufus dan mencari Hcrja
IIALAMAN MOTTO
jj^ii ^ IjxS ill IjjSJ! j ill Jubi i> l>ilJ t>=Jlll ^ IJj-^ ''^ ^^ 'H*
"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at. maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli . Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu bcruntung."
Alhamdulillahi RabbiTalamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas petunjuk dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan dari berbagai pihak yang telah memberi kesempatan,
bimbingan serta bantuan moril maupun materiil sehingga tulisan ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengueapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Sukarti, Dr., selaku Dckan Fakultas Psikologi Umversitas Islam
Indonesia.
2. Bapak Sus Budiharto, S.Psi., selaku Dosen Pembimbing utama dengan
nasehat yang membangun, segala kebaikan hatinya dalam memberikan
arahan, masukan serta motivasi untuk menyelesaikan skripsi.
3. Ibu Emi Zulaifah, Dra., M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan
kritik dan saran yang berguna bagi pengembangan dan perbaikan skripsi
ini.
4. Bapak M. Bachtiar, Drs„ MM selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang berguna bagi pengembangan dan
perbaikan skripsi ini.
5. Ibu Heppy Wahyuningsih, S.Psi., M.Si selaku DPA yang telah
memberikan saran dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi.
6. Ibu Miltahun Ni'mah S. Psi selaku kcpala Lab Fakultas Psikologi
Umversitas Islam Indonesia terima kasih atas saran dan inlbrmasi vang
diberikan.
7. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Segenap karyawan Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia terima
kasih atas inlbrmasi, bantuan dan pelayanannya yang baik dan ramah
sehingga selesainya skripsi ini.9. Mas-mas parkiran, teman-teman kantin terima kasih karcna telah memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Bapak dan Ibu di Perpustakaan terima kasih atas inlbrmasi dan
bantuannya.
I 1. /.aerial Arifm SI I, Mas Joko S.Psi dan temanteman KKN Re»ulcr II SI
-142 Dusun Turgo, Kelurahan
Purwobinangun, Kecamatan
Pakem
Kabupaten Sleman. Saya sangat mermdukan kalian semua.
12. Teman-teman seangkatan tahun 99 "ayo kamu pasti bisa" jangan malas
dan tetap semangat dalam menyelesaikan tugas akhir
13. Mas Darwoko selaku Pimpinan "Dai Phone" Borobudur Plaza, terima
kasih atas bantuan dan kerjasama dalam yang diberikan sehinuga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.14. Susanto Wibovvo SE selaku Pimpinan "Pram Sell" Dengok, terima kasih
atas bantuan dan kerjasama dalam yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
menyelesaikan skripsi ini.
16. Sistiono selaku Pimpinan "Simphony Sell" Cangkimr.an k""ma kasm atas
bantuan dan kerjasama dalam vang diberikan schmiT.a penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
17. Mas Hnggar dari "Metro Net" yang dengan sabai im-inbimbing dan
memberikan ilmu bermanfaat serta menjanjikan vaitu vnenserv/ce
hardware hand phone.
18. Darbo dari "Novie Cell" yang telah mengajan dasai d.i^u software hand
phone.
19. Tembong dari "T3be Net" Warnet dan Selular. tcmua kasih atas inlbrmasi
dan bantuannya.
20. "Sasi Komp Sell" rental komputer dan selular.
21. Teman-teman selular di Yogyakarta Anang dan "Kismika Cell" Koh
Toha dari "ECC", Anjas sales dari "Komunika" koh Audi dan "Novo
Cell" Kota Baru, Koh Budi "Andi Selluler". Abas mu "Henakel Servis
UandPhone" Prambanan. Kerabat " Tetra" dan "S SHI"
22. Adikku Retno Sundan, ST terima kasih atas komputv-.
^.-23. Mul dari "Thole Sitoe Motor" terima kasih karcn.; K'ah mcntime-np dan
merawat motorku.
24. Anton "KRC" terima kasih atas spare pari motorm.-.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dan sempurna mengingat keterbatasan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna membangun kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan Pembaea pada umumnya.
Wassalamu"alaikum wr. \vb.
Yogvakarta, Maret 2006
Adhi Nur Raehman
HALAMANJUDUI i
HALAMAN PLNGLSAIIAN ii
HALAMAN PHRNYATAAN iii
HALAMAN PLRSLMBAI IAN iv
HALAMAN MOTTO v
PRAKATA vi
DAFTAR ISI x
DAFTARTABFJ xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
INTISARI xiv BAB I PENDAIIULUAN A. Latar Belakang 1 B. Tujuan Pcnelitian 4 C. Manfaat Pcnelitian 5 D. Keashaan Pcnelitian 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pengertian Pengusaha ( owner Telepon Selular 8
1. Pengertian Pengusaha 8
2. Pengertian Telepon Selular 10
Problem-Problem Psikologis Pengusaha ('owner Telepon Selular 13
1. Pengertian 13
2. Problem-Problem Psikologis dalam Memulai Usaha 13 3. Problem-Problem Psikologis dalam Mengembangkan
Usaha 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pcndekatan Penelitian 25
B. Responden Penelitian 25
C. Melode Pengumpulan Data 26
D. Metode Analisis Data 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orienlasi Kancah dan Persiapan 32
1. Orientasi Kancah 32
2. Persiapan Penelitian 33
B. Pelaksauaan Penelitian 33
C. Jem's Usaha 34
1. Penjualan/ Agen Ponsel 34
2. Penjualan/Agen Pulsa 35 3. Service Hp 36 D. Hasil Penelitian 36 1. Hasil Observasi 36 2. Hasil Wavvancara " 41 M. Pembahasan 65 BABV PENUTUP A. Kesimpulan 68 B. Saran 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN XI
Tabel
i Ha la man
label I. Kisi-Kisi Wawancara Problem Psikologis dalam Memulai
Usaha.
27
Tabel 2. Kisi-Kisi Wawancara Problem Psikologis dalam Mcngembangkan
Usaha..
28
label 3. Problem Psikologis Lam dalam Memulai dan Mengembangkan Usaha
Telepon Selular
59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Haiaman
lampiran I.Panduan Wawancara 72
Lampiran 2. Verbatim I lasil Wawancara dengan Subjek Penelitian 74
Lampiran 3. Foto Dokumentasi 99
Lampiran 4. Surat Ijin Pcngambilan Data 103
Lampiran 5. Surat Bukti Penelitian 107
Adhi Niir Raehman
Sus Budiharto
INTLSARl
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Problem Psikologis para pengusaha Telepon Selular Di Yogyakarla. Peneltian yang dilakukan lebih bcrsifat eskploratif untuk mengungkapkan fenomena problem psikologis pengusaha telepon selular di Yogyakarta. Pertanyaan dalam penelitian mi adalah Apakah Problem Psikologis dalam Pengusaha Cannier Telepon Selular di Yogyakarta.
Penelitian dilakukan melaltii observasi dan wawancara dengan empat responden penelitian yang merupakan pengusaha telepon selular di Yogyakarta. Responden penelitian diambil dari beberapa wirausaha telepon selular yang berada di beberapa sentra-sentra penjualan telepon selular yang tersebar di Kota Yogyakarta. Responden penelitian berjumlah empat pengusaha di counter-counter penjualan telepon selular baik yang baru memulai dan mengembangkan usaha tersebut. Responden penelitian diambil dan beberapa jems usaha penjualan telepon selular baik penjualan pesawat telepon selular dan aksesons, penjualan pulsa maupun service telepon selular Metode penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkapkan
fakta.
Hasil penelitian mi menunjukkan problem-probem psikologis dalam memulai usaha telepon selular adalah sering bingung dan putus asa jika ada masalah karena melihat permasalahan dalam jangka pendek serta kurang pengalaman dalam berpengusaha problem-probem psikologis dalam mengembangkan usaha telepon Selular adalah kurang cermat dalam memperhitungkan resiko, kurang berhati-hati dalam mengelola keuangan. melihat permasalahan sepotong-sepotong, sering kehilangan semangat kerja keras dan kurang berani berspekulasi dengan kegagalan Problem psikologis tersebut lebih banyak disebabkan oleh tidak adanya mimpi-mimpi usaha, miskmnya pengalaman saat pertama kali membuka usaha dan kurangnya I'ola 1'ikir Multi-tasking, kurang cermat dalam memperhitungkan resiko-resiko yang akan teriadi dan kurang optimal dalam mengelola keuangan.
Kata kunci : Problem Psikologis, Pengusaha Telepon Selular
BAB I
PENGANTAR
A. La tar Belakang
Selama tahun 2006, kondisi ncgara Indonesia di berbagai bidang belum menunjukkan perubahan berarti. Pertumbuhan ekonomi rendah, tingginya biaya hidup, PHK tetap berlangsung karena banyak pengusaha tidak lagi berminat memulai atau mengembangkan usahanya dan para investor asing sudah banyak yang memutuskan untuk memindahkan usahanya ke negara lain yang lebih
menjanjikan (Setiyono, 2005).
Jumlah pengangguran usia produktif menmgkat sejak krisis ekonomi tahun 1997 sampai tahun 2006. Banyak masyarakat hidup dengan penghasilan tetap sedangkan biaya hidup semakin mahal. Tingginya beban hidup masih ditambah dengan kenaikan BBM dan TDL pada tahun 2003 serta kenaikan BBM pada awal tahun 2006. Berbagai ide bisnis bermuneulan dan didiskusikan dalam berbagai pertemuan baik formal maupun informal. Dan hal ini terlihat bahwa masyarakat justru merasa terpacu ketika dihadapkan pada suatu krisis yang berkepanjangan
(Setiyono, 2005).
/'.'ntrepreneurship dianggap sebagai salah satu fungsi ekonomi. karena dan
semangat untuk berwirausaha hingga menjadi wirausaha baru kemudian menjadi wirausaha yang sesungguhnya sangat terkait dengan kontribusinya terhadap pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Seiain enlrepreneurship, ada pula
Istilah entrepreneur diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon (Harefa. 2004) yang pada abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung risiko. Joseph Schumpeter mengatakan bahwa wirausaha adalah inovator produksi, dan sependapat dengan pandangan Jose Carlos Janllo-Mossi yang mengatakan bahwa wirausaha itu adalah seseorang yang merasakan adanya peluang. mengejar peluang-peluang yang sesuai dengan situasi dirinva. dan percava bahwa kesuksesan merupakan suatu hal yang dapat dicapai (Harefa, 2004).
Wirausaha-wirausaha baru terutama yang bergerak dalam bisnis telepon selular pada saat ini banyak bermunculan di Yogyakarta. Telpon genggam atau telepon selular merupakan sarana telckonumikasi vang hampir digunakan siapa saja. Telepon selular bukan merupakan barang mewah yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja, sehingga bisnis telepon selular maupun jasa nelayanan telepon seluler berkembang dengan pesat di Indonesia.
Bisnis layanan telepon selular banyak ditangkap wirausahawan baru yang bergerak dibidang ini. Pada saat memulai dan mengembangkan usahanya, tentu saja banyak masalah yang dialami wirausahawan dalam memulai dan mengembangkan bisnisnya. Permasalahan tersebut dapat muncul seperti dalam kondisi persaingan, keterbatasan modal, pemasaran yang buruk maupun dalam pelayanan konsumen. Persaingan bisnis dalam membuka usaha telepon selular
yang ada saat ini tentu saja dapat memberikan kecemasan wirausahawaan baru
yang baru memulai usaha.
Berbagai masalah baik pada awal maupun dalam mengembangkan usaha tersebut tentu saja dapat memunculkan problem psikologis yang muncul secara eksplisit. Problem psikologis tersebut adalah seperti kecemasan-kecemasan usaha, putus asa, stress, rendah diri, mengurungkan niat usaha, ingin menutup usaha, pesimismc dalam berwirausaha, kehilangan motivasi usaha, dll.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan masalah awal dalam memulai usaha adalah seperti kecemasan bisnis yang dijalankannya tidak laku karena persaingan usaha yang tinggi, keragu-raguan terhadap ketidakmampuan membuka usaha jual beli atau service telepon selular karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan, rasa takut gagal.
Salah satu jenis usaha telepon selular adalah jual beli telepon selular (ponsel). Jual beli ponsel sering dianggap oleh banyak wirausahawan dapat memberikan keuntungan lebih dibandingkan penjualan voucher maupun accesoris ponsel lainnya, tetapi tentu saja jual beli ponsel diiringi dengan resiko-resiko teknis yang muncul seperti kesalahan penaksiran kualitas ponsel. Hal ini dapat memberikan permasalahan psikologis seperti kecemasan dan kurang berani dalam pengambilan resiko. Seiain permasalahan diatas masih banyak permasalahan psikologis lain yang dapat muncul berkaitan dengan karakteristik dalam wirausaha telepon selular.
Adanya persaingan tinggi dapat memberikan permasalahan psikologis terhadap seorang wirausaha baru sebelum membuka usaha, seperti penjualan sepi
bank. Hal ini tentu saja dapat memuneulkan problem psikologis seperti rasa takut gagal, kecemasan ketidakmampuan mengembalikan modal, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan lunlurnya semangat untuk memulai usaha.
Pelayanan konsumen yang baik sangat diperlukan untuk meningkatkan dan menjaga jumlah pelanggan. Minimnya pcngetahuan dan pengalaman wirausahawan baru dapat menyebabkan pelayanan tidak optimal seperti kurangnya penguasaan teknis, minimnya inlbrmasi perubahan harga, minimnya inlbrmasi pasar dan produk baru. Semua permasalahan tersebut dapat menyebabkan permasalahan psikologis seperti kecemasan karena ketidakmampuan melayani pelanggan terutama kecemasan terhadap ketidakmampuan menghadapi komplain dan pelanggan. Permasalahan tersebut tentu saja dapat menurunkan jumlah pelanggan. penurunan omzet penjualan yang pada akhirnya dapat menimbulkan kegagalan dalam berwirausaha. Hal-hal tersebut diatas memberi motivasi penulis untuk melakukan penelitian berkaitan dengan wirausaha telepon selular.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Problem Psikologis pengusaha dalam Berwirausaha Telepon Selular Di Yogvakarta.
C. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat :
1 Secara teoritis untuk mengetahui problem-problem psikologis dalam berwirausaha telepon selular di Yogyakarta. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan peneliti lain yang berminat dengan penelitian serupa.
2 Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengusaha jasa layanan telepon selular terutama dalam mengambil pengalaman wirausaha lain yaitu bagaimana pengusaha telepon selular menghadapi masalah psikologis pada saat memulai dan mengembangkan usaha.
D. Keaslian Penelitian 1. Keaslian Topik
Penelitian problem psikologis dalam berwirausaha telepon selular di Yogyakarta belum banyak dilakukan penelitian. Penelitian lain berkaitan dengan kewirausahaan diantaranya adalah oleh Riyanti (2003). Riyanti (2003) melakukan penelitian dengan judul Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Rivanti (2003) melakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi wirausaha bisnis skala kecil. David
(2003) melakukan penelitian dengan judul Fvaluasi Ciri Kepribadian Dalam
Pengelolaan Usaha Skala Kecil.
Penelitian Riyanti (2003) dan peneltian yang akan dilakukan mempunvai persamaan yaitu mengamati aspek psikologis dalam wirausaha. Penelitian Riyanti
i
mengelola usaha.
Penelitian David (2003) dan peneltian yang akan dilakukan mempunyai persamaan yaitu mengamati aspek psikologis dalam wirausaha. Penelitian David (2003) meneliti kewirausahaan dalam sudut psikologi kepribadian, sedangkan penelitian ini lebih banyak melihat problem psikologis dalam membuka dan
mengelola usaha. 2. Keaslian Teori
Dalam penelitian Riyanti (2003) dan David (2003) teori yang digunakan adalah dari sudut pandang Psikologi Kepribadian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini seiain teori kewirausahaan juga menggunakan teori langkah-langkah memulai dan mengembangkan usaha oleh Harefa (2003) dan Setiyono (2005).
3. Keaslian Alat Ukur
Rivanti (2003) dan David (2003) melakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif melalui instrumcn penelitian berupa kuesioner. Variabel yang diamati dalam peneltian Riyanti (2003) adalah berkaitan dengan sifat-sifat usaha seperti sifat instrumental, prestatif, keluwesan bergaul. suka bekerja keras. keyakinan diri. pengambilan resiko, swa kendali dan sifat mandiri terhadap keberhasilan usaha. Variabel yang diamati dalam peneltian David (2003) adalah variabel extroversion (agresivitas), newoticism (kestabilan emosi), agreeahleness (mudah cocok terhadap individu), konsistensi dan keterbukaan serta dilihat pengaruhnya terhadap keberhasilan pengelolaan usaha baik dalam pengelolaan SDM,
pemasaran, menajamen konllik dan manajemen keuangan. Peneltian yang dilakukan lebih bersifat eskploratif dengan mengungkapkan fenomena problem psikologis pengusaha telepon selular di Yogyakarta.
3. Keaslian Subjek Penelitian
Penelitian Riyanti (2003) dilakukan melalui penycbaran kuesioner terhadap responden yang merupakan pengusaha kecil dan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel diambil secara purposive. David melakukan
penelitian pada sejumlah industri kecil (small business) di Warwick. UK. Sampel
diambil melalui cluster sampling. Analisis dilakukan melalui pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian yang dilakukan subjek penelitian adalah pengusaha telepon selular di Yogyakarta.
A. Pengertian Pengusaha Counter Telepon Selular
1. Pengertian Pengusaha
Pengusaha dalam bahasa Inggis adalah entrepreneur yang berarti
usahawan. Cantillon (Holt, 1992), orang pertama yang menggunakan istilah
entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa entrepreneur adalah
seseorang yang menanggung risiko. Kata pengusaha merupakan gabungan awalan
peng (= seseorang) dan kata usaha. Jadi, pengusaha berarti orang yang melakukan
usaha. Kata wirausaha terdiri dan kata wira C gagah berani, perkasa) dan usaha. Kata wiraswasta terdiri dari kata wira (~= gagah berani, perkasa) dan swa (= sendiri, mandiri). Jadi, wiraswasta berarti orang yang perkasa dan mandiri.
Penjelasan etimologis diatas memperlihatkan unsur-unsur yang saling melengkapi
yang terdapat dalam diri seorang pengusaha. Pengusaha. wirausaha atau
wiraswasta dalam bahasa Indonesia dalam persamaan katabahasa Prancis
entrepreneur, diturunkan dari kata kerja entreprendre yang berarti to undertake
(menjalankan, melakukan, berusaha), to set about (memulai), to begin (memulai); to attempt (mencoba, berusaha)..
Dalam definisi-definisi yang dikemukakan para pakar. selalu terdapat unsur-unsur pokok yang terkandung dalam definisi etimologis. Berikut akan diuraikan definisi tentang entrepreneur yang dikemukakan beberapa ahli, seperti Holt, Kao, Zimmerer dan Schorborough, Bvgrave, Richard Cantillon, Jean
Baptise, dan Menger, sebelum dilakukan penyimpulan dalam rangka penelitian
ini.
Cantillon (1962) berpendapat bahwa entrepreneur adalah seorang
inkubator gagasan baru, yang selalu berusaha menggunakan sumbcr daya secara
optimal untuk mencapai tmgkat komersial paling tinggi.
Smith (Holt, 1992) melihat entrepreneur sebagai orang yang memiliki
pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang
dan jasa. Dalam pandangan Smith, entrepreneur bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah permintaan menjadi
produksi.
Ahli ekonomi Prancis, Jean Baptise (Holt, 1992) berpendapat entrepreneur adalah orang yang memiliki seni dan keterampilan tertentu dalam menciptakan usaha ekonomi yang baru. Dia memiliki pemahaman sendiri akan kebutuhan masvarakat dan dapat memenuhi kebutuhan itu. Pengusaha mempengaruhi masyarakat dengan membuka usaha baru, tetapi pada saat yang sama dia dipengaruhi oleh masyarakat untuk mengenali kebutuhan dan memenuhinya melalui ketajaman manajemen sumberdaya.
Menger (Holt, 1992) sebaliknya berpendapat entrepreneur adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tak bernilai atau bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi (misalnya, dari terigu menjadi roti bakar yang lezat), dengan cara memberikan nilai baru ke barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusia. Apabila suatu nilai
Selanjutnya, Sukardi, dalam disertasinya, menjelaskan konsep
entrepreneur sebaga i:
Seseorang yang bersedia mengambil risiko pribadi untuk menemukan peluang usaha, mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melen/ igakan perusahaan miliknya sendiri, dimana kelangsungan hidupnya tergantung pada
tindakannya sendiri (Sukardi, 1991).
Berdasarkan pendapat para ahli yang diuraikan di atas, terdapat ciri umum yang selalu terdapat dalam diri seorang pengusaha, yaitu kcmampuan mengubah sesuatu menjadi lebih baik atau menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, dalam literatur psikologi, dikenal sebagai perilaku kreatif yang inovatif (Kirton dalam Sukardi 1991). Banyak ahli menggarisbawahi ciri kreatif dan inovatif sebagai sifat yang terdapat pada seorang entrepreneur.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, pengusaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan. mengembangkan bisnis jasa atau produk dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan pel uang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi didalani dirinva untuk memulai dan mengembangkan usaha.
2. Pengertian Counter Telepon Selular
Telepon selular adalah telepon genggam bergerak yang digunaka- disuatu area yang digunakan dalam proses komunikasi jangka pendek. Telepo- selular sering disebut ponsel singkatan dari telepon selular atau sering diseb=_: Hand
hand-held mobile radiotelephone for use in an area divided into small sections (cells), each with its own short-range transmitter receiver" (http://www.cellular.com).
Telepon selular adalah telepon praktis yang ringan karena beratnya di bawah 90 gram dan mudah dibawa. Saat keluar rumah pun. pengguna dapat menghubungi atau dihubungi orang lain, juga bisa mengirim pesan. Biaya pulsanya lebih mahal dibanding telepon biasa. (Tapi telepon selular tidak perlu iiang jaminan untuk hak pemasangan). Pengguna dapat membelinya di toko agen penjualan telepon. Untuk pemakaian telepon selular tcrtentu yaitu pasca bayar, pengguna perlu menandatangani perjanjian yang biasanya memerlukan bukti identitas dan alamat (http://www.cellular.com).
Bisnis selular mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak munculnya tcknologi GSM (global system for mobile communication) yang mengembangkan kartu pra bayar (jvepanf) dalam bisnis jaringan telepon selular. Dalam waktu kurang dari 5 tahun, jumlah satuan sambungan selular telah mencapai angka 6,2 juta SST (satuan sambungan telepon) pada 2001, mendekati populasi satuan sambungan telepon tetap (fixed) yang tercatat hanya 7 juta SST pada periode yang sama. Pada pertengahan tahun 2003 jumlah pelanggan felepon selular telah melambung ke angka 14.3 juta pelanggan, jauh melampaui populasi pelanggan telepon tetap yang cenderung stagnan (http://www.cellular.com).
Ada beberapa alasan pesatnya perkembangan bisnis selular. Pertama, value creation dari sisi content dan fasilitas mengaksesnya. menyebabkan bisnis ini relatif lebih menarik dibanding bisnis telepon fixed. Kedua, seiain merupakan
kebutuhan, selular kini juga telah berkembang sebagai lifestyle. Karenanya. bukan
saja bisnis pulsa selular yang memngkat, bisnis lkutannya seperti handsel juga
berkembang dengan sangat pesat. Ketiga. telepon selular kini tidak lagi
merupakan pelengkap atau komplementer dan jaringan telepon tetap, tetapi telah
menjadi substitusi dan jaringan telepon tetap (http://www.cellular.com).
Perkembangan bisnis telepon selular tidak hanya pada operator, tetapi juga pada agen-agen penjualan (counter) baik ponsel, pulsa maupun handset-nya. Agcn-agen penjualan komponen telepon selular berkembang seiring dengan perkembangan teknologi telepon selular itu sendiri Perkembangan teknologi selular mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ketika muncul teknologi baru yang lebih adaptif dengan perubahan lingkungan dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang terns berkembang, teknologi selular yang ketinggalan jaman pun akan ditinggalkan oleh penggunanya. Itulah yang terjadi pada operator selular yang berbasiskan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone Service). Ketika teknologi digital selular GSM masuk ke persaingan selular, sehingga selular yang berbasiskan teknologi AMPS pun semakin kehilangan pangsa pasarnya seperti yang terjadi pada Komselindo, Metrosel dan Mobisel
(http://www.cellular.com)
Jadi counter telepon selular adalah agen penjualan telepon genggam baik pesawat, voucher dan aksesorisnya.
B. Problem Psikologis Pengusaha Counter Telepon Selular I. Pengertian
i
Problem berasal dari bahsa Inggris problem yang berarti permasalahan.
Problem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Mulyono, 1988) berarti permasalahan atau persoalan. Problem mempunyai padanan kata dalam bahasa
Inggris trouble yang kendala pada saat proses. Sedangkan psikologis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Mulyono, 1988) menunjukkan hal-hal yang berkaitan dengan kejiwaan. Problem psikologis dalam haI ini adalah permasalahan yang dihadapi seseorang yang berkaitan dengan kejiwaan. Kejiwaan berasal dari kata jiwa yang mempunyai padanan dalam bahasa Indonesia yaitu roh merupakan elemen yang abstrak berbeda dengan tubuh yang konkrit. Permasalahan yang berkaitan dengan jiwa adalah seperti cemas, depresi. susah-senang, suka-duka, takut, dll.
Problem psikologis pengusaha counter penjualan telepon selular adalah permasalahan-permasalahan kejiwaan yang dihadapi dalam memulai dan mengembangkan usaha di counler-counier penjualan telepon selular, seperti dalam pengambilan resiko pribadi, menemukan peluang berusaha maupun dalam menggunakan potensi-potensi dirinva dalam memulai dan mengembangkan usaha.
2. Problem Psikologis dalam Memulai Usaha
Dalam memulai bisnis Harefa (2003) merumuskan langkah-langkah dalam
a. Memulai dari Mimpi (Start With A Dream)
Wirausahawan banyak yang berhasil dengan memulai suatu usaha melalui sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan meyakinkan akan produk yang akan tawarkan. Menurut Harefa (2003) pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah tcrobosan dalam produk. cara pelayanan jasa. ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata tidak bisa ataupun tidak mungkin.
Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa dimulai dari mimpi adalah dalam memulai usaha tidak mempunyai arah. hanva pandangan jangka pendek, apabila terdapat permasalahan dalam perjalanan usaha maka seorang wirausaha cenderung mengatasinya dalam perspektif yang terbatas dan sempit, cenderung melihat permasalahan dalam jangka pendek. sepotong-sepotong. Permasalahan lain adalah miskinnxa kreativitas dalam menciptakan terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa ataupun ide vang dapat dijual
dengan sukses.
b. Kecintaan terhadap Produk dan Layanan (Love The Products 0. Services/ Mencintai usaha yang dijalankan atau akan dijalankan srngat diperlukan dalam memulai maupun menjalankan usaha Kecintaan ak;.r. produk akan memberikan sebuah keyakinan dan membuat kerja keras untuk memulai usaha baru terasa ringan. Mencintai usaha yang dijalankan mampu mele vati masa-masa sulit. Aniusiosme dan keuletan sebagai sebuah cinta dan keyakini. , akan menjadi
15
Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa ada kecintaan terhadap usaha yang dijalankan adalah seorang wirausaha akan sedikit keyakinan
dan minimnya kerja keras dalam memulai usaha. Permasalahan lain adalah mudah
Iruslasi dan meninggalkan usaha pada saat terjadi permasalahan dan cenderung
mengurungkan mat dalam berwirausaha.
c. Belajar terhadap Dasar Bisnis (Learn The Basics Of Business).
Sebelum memulai usaha baru perlu mempelajari fundamental business. Bisnis tidak akan sukses tanpa ada sebuah pengetahuaan dasar tentang business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar dasar usaha akan membantu untuk maju dengan lebih baik.
Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa mempelajari
fundamental business adalah miskinnya pengalaman dan pcngetahuan terhadap
permasalahan baik dalam memulai usaha. seperti bagaimana mendapatkan
informasi supplier, mendapatkan modal dan mengelola pemasaran.
d Berani mengambil Resiko (Willing To Take ('alculatedRisks).
Seorang wirausahawan harus berani mengambil resiko. Berani mengambil
resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena
hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko vang akan diambil.
Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak
memberikan kemungkinan berhasil. Hal ini merupakan faktor penentu yang
membedakan wirausahawan dengan manager. Wirausahawan akan lebih
dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan
Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa berani mengambil resiko adalah keputusan yang cenderung lambat pada saat peluang datang. Terlau berani mengambil resiko juga dapat mengakibatkan sensilivitas usaha terhadap kondisi buruk yang terjadi. Sehingga resiko perlu diperhitungkan
secara optimal,
e. Mencari Nasehat dari Pakarnya (Seek Advice, But Follow Your Belief)
Seorang wirausahawan perlu terus mencari nasehat dari pakarnya. Wirausahawan selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke-enamnya. Komunikasi yang baik dan kepiavvaian dalam menjual. Pada fase awal sebuah usaha. kepiavvaian menjual merupakan kunci sukses. Kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.
Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa nasehat dan pakarnya adalah miskinnya masukan pihak lain, memulai usaha hanya dari persepktif individu yang cenderung subjektif sehingga perlu pengalaman dan pengetahuan orang lain .
f Kerja Keras (Work Hard)
Semangat kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard-work and smart-work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start-up butuh workaholics. F.ntrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Tanpa kerja keras sedikit kemungkinan bisnis akan berhasil.
17
Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa kerja keras adalah seorang wirausaha cenderung mudah putus asa dan mengurungkan mat
i
berwirausaha ketika mendapatkan permasalahan.
g. Mempunyai Banyak Teman (Make Friends As Much As Possible)
Mempunyai teman scbanyak-banyaknya sangat diperlukan oleh seorang wirausahawan. Pada harga dan kwalitas yang sama orang membeli dari temannya,
pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan
membantu mengembangkan usaha. memberi nasehat, membantu menolong pada
masa sulit.
Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa disertai banyak teman adalah miskinnya informasi dan mudah cemas karena miskinnnya solusi
dari pihak lain.
h. Berani Menghadapi Kegagalan (Peal With Failures)
Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi serta kemampuan dalam berwirausaha, selama kegagalan itu tidak mematikan. Setiap usaha selalu mempunyai resiko kegagalan dan bila mana hal itu sampai terjadi seorang wirausahawan hams siap menghadapinya.
Problem psikologis yang terjadi apabila suatu usaha tanpa semangat Peal
With Failures maka wirausaha akan cenderung mengurungkan mat memulai usaha
setelah mengingat resiko kegagalan yang akan terjadi. Rasa takut gagal dalam melakukan wirausaha juga dapat disebabkan oleh mitos-mitos yang kita dengar di sekeliling kita. Misalnya, ada mitos yang menyebutkan "memulai bisnis adalah berisiko dan sering berakhir dengan kegagalan." Karena Anda percaya dengan
mitos ini maka perasaan takut gagal pun muncul dan ujung-ujung bisa tidak percava diri ketika memulai sebuah bisnis. Faktanya adalah seorang entrepreneur vang bcrbakat dan bcrpengalaman mendapat peluang. mampu menarik orang yang
tepat. mampu mendapat uang dan sumber daya yang cukup untuk menjalankan
bisnisnva. Paradigma bahwa bisnis kadang berakhir dengan kegagalan adalah sesuatu yang Imuran. Ada hitam ada putih, ada kanan ada kiri, ada amal ada dosa, ada SLirga ada neraka, dan ada sukses tentu ada juga gagal.
i. Segera Melakukan Usaha (Just Po It, A'ow)
Wirausahawan perlu segera melakukan usaha bila telah siap. Beberapa orang cenderung lebih banyak memperhitungkan kondisi yang benar-benar siap tanpa berani mengambil resiko untuk segera memulai. Hal ini akan
mengakibatkan hilangnya peluang.
Problem psikologis vang terjadi apabila suatu usaha tidak segera dilakukan adalah kecemasan dan putus asa karena hilangnya paluang usaha.
3. Problem Psikologis dalam Mengembangkan Usaha
Setiyono (2005) merumuskan faktor lain yang turut menentukan apakah seseorang bisa menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Beberapa di
antaranya adalah: a. Kreatif dan Inovatif
Seorang wirausahawan umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non-wirausahawan. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan dia mampu membuat hasil inovasinya itu menjadi
demand. Kreatifltas dan inovasi adalah salah satu faktor vang bisa membawa
seseorang menjadi wirausahawan sukses. Perlu diingat bahwa kreatifitas dan inovasi bukan merupakan satu-satunya faktor penentu karena saeorang wirausahawan harus memiliki kedua faktor ini sebagai penentu kesuksesannya.
Tanpa kreativitas dan inovasi menyebabkan perkembangan usaha yang lembat dan cenderung stagnan. Usaha menjadi sulit berkembang. Problem psikologis yang muncul apabila suatu usaha tanpa kreativitas dan inovasi adalah berkaitan dengan minimnya terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Seorang wirausaha harus dinamis dalam menganlisipasi berbagai macam kemungkinan sebagai kemampuan mengubah aturan main. Hal ini berkaitan erat dengan inovasi atau penciptaan hal-hal baru dalam berbisnis. Perubahan sistim pembayaran tarif telepon selular dari pascabayar ke prabayar merupakan contoh nvata perubahan aturan mam (rule of ihe games) yang sangat anlisipatif.
b. ( \>nfident, Tegar dan Ulet
Wirausahawan yang berhasil umumnya memiliki rasa percaya diri yang
tinggi, tegar dan sangat ulet. la tidak mudah putus asa. masalah akan dihadapinya
dan bukan dihindari. Jika la membuat salah perhitungan, saat la sadar akan kesalahannya, la secara otomatis juga memikirkan cara untuk membavar kesalahan itu atau membuatnya menjadi keuntungan. la tidak akan berhenti memikirkan jalan keluar walaupun bagi orang lain, jalan keluar sudah buntu. Kegagalan akan dibuatnya menjadi pelajaran dan pengalaman yang mahal.
Semangatnya tidak pernah luntur; ada saja yang membuatnya bisa berpikir positif demi keuntungan yang dikejarnva. Kualitas kepribadian seperti ini tidak mungkin tumbuh secara mcndadak. Keuletan. ketegaran dan rasa percaya diri tumbuh sejak dim' (usia balita) dan sudah menjadi karakter atau dasar kepribadiannva.
Problem psikologis yang muncul apabila suatu usaha tanpa Confident, tegar dan keuletan adalah cepat menycrah terhadap permasalahan. kegagalan, kurangnya kepekaan terhadap peluang. Seorang entrepreneur harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja maupun lingkungan usaha.
c. Pekerja Keras
Waktu kerja bagi seorang wirausahawan tidak ditentukan oleh jam kerja. Saat ia sadar dari bangun tidurnya, pikirannya sudah bekerja membuat rencana, menyusun strategi atau memccahkan masalah. Kadang dalam tidurnyapun ia tetap berpikir. Membiarkan waktu berlalu tanpa ada yang dipikirkan atau dikerjakan kadang membuatnya merasa tidak produktif atau merasa kehilangan kesempatan.
Problem psikologis yang muncul apabila suatu usaha tanpa kerja keras adalah keinginan untuk menciptakan tujuan melalui jalan pintas, perasaan malas dalam mengelola usaha, cepat merasa lelah jika terdapat permasalahan.
d. Pola Pikir Afulti-laskt/ig
Fnlrepreneur have mulli-dunensional information processing capacity
Seorang wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan ia juga mampu melakukan multi
21
membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh
perusahaan. Semakin tinggi kemampuan seorang wirausahawan dalam multi
tasking, semakin besar pula kemungkinan untuk mengolah peluang menjadi
sumberdaya produktif
Problem psikologis yang muncul melalui pandangan Pola Pikir Multi
tasking seorang wirausaha akan mempunyai alternatif pandangan lebih banyak
dalam mengembangkan dan mengelola usaha. Seorang wirausaha dalam
menghadapi permasalahan tidak hanva melihat dari bagian perbagian tetapi
melihat secara menyeluruh terhadap permasalahan, tidak hanya melihat permasalahan dalam jangka pendek tetapi juga jangka panjang.
e. Mampu Menahan Nafsu untuk Cepat Menjadi Kaya
Wirausahawan yang bijak biasanya hemat dan sangat berhati-hati dalam menggunakan uangnya terutama jika ia dalam tahap awal usahanya. Setiap pengeluaran untuk keperluan pribadi dipikirkannya secara serius sebab ia sadar bahwa sewaktu-waktu uang yang ada akan diperlukan untuk modal usaha atau modal kerja. Keuntungan tidak selalu menetap. kadang ia harus merugi dan perusahaan harus tetap dipertahankan. Oleh sebab itu. jika ia memiliki keuntungan 10, hanya sepersekian yang digunakan untuk keperluan pribadinya. Sebagian besar disimpannya untuk digunakan bagi kemajuan usahanya atau untuk tabungan jika ia terpaksa mengalami kerugian.
Wirausahawan yang bijak juga mengerti bahwa membangun sebuah perusahaan yang kokoh dan mapan memerlukan waktu bertahun-tahun bahkan tidak jarang belasan atau puluhan tahun. Seorang wirausahawan yang memulai
usahanya dan skala yang kecil hingga menjadi besar akan mampu menahan nafsu
konsumtifnya. Baginya, pengeluaran yang tidak menghasilkan akan dianggap
sebagai sebuah pemborosan. Jika tabungannya tidak culiup untuk membeli
kemewahan itu, dia akan menahan diri sampai tabungannya jauh berlebih. la juga
menghargai keuntungan yang scdikit demi sedikit dikumpulkannva. Keuntungan
itu diinvestasikannya ke dalam usaha lainnya sehingga lama-kelamaan hartanya
bertambah banyak. Dalam hal ini memang ada benarnya pepatah yang
mengatakan: hemat pangkal kaya.Sebaliknya, wirausahawan yang tidak bijak seringkali tidak dapat menahan
nafsu konsumtif Keuntungan dihabiskan untuk berbagai jems kemewahan dan hal
yang tidak produktif sehingga tidak ada lagi tabungan untuk perluasan perusahaan
atau untuk bertahan pada masa sulit. Perusahaanpun tidak akan lama bertahan.
f Berani mengambil risikoSeorang wirausahawan harus bcram mengambil resiko. Semakin besar
risiko yang diamb.lnya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan
karena jumlah pemam semakin scdikit. Tentunya, resiko-resiko mi sudah harus
diperhitungkan terlebih dahulu.
Bagi sebagian wirausahawan yang memiliki keberaman dan kematam>an
berpikir resiko-resiko tersebut mungkm sudah diantisipasi dan dapat dilalu.
dengan baik. Namun bagi sebagian wirausahawan yang lain, resiko yang harus
dihadapi dalam pengembangan usahanya bisa jadi dirasakan terlalu berat dan
penuh ketidakpastian sehingga mereka lebih memilih untuk mempertahankan
Resiko Wirausahawan dalam Pengembangan Bisnis menurut Setiono
(2005) mengklasifikasikan menjadi. Resiko nil dan resiko Psikologis. Pada
dasarnya ada dua risiko yang dihadapi oleh para wirausahawan ketika diberikan
kesempatan untuk mengembangkan usahanya. Kedua resiko tersebut adalah resiko
riil dan resiko Psikologis. Resiko nil. adalah resiko yang terlihat, bisa dihitung,
bisa diantisipasi dan bisa dihindari. Termasuk dalam resiko ini adalah: Kehilangan
modal baik yang sudah ditanam dan akan ditanamkau ke dalam perusahaan.
Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, di masa sekarang
ataupun masa depan kehilangan mata pencahanan untuk menutupi kebutuhan
sehan-hari, Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikmya
(decision-making) karena ada pengahhan gaya bisnis keluarga menjadi gaya bisnis
profesional. Resiko Psikologis, adalah resiko yang tidak terlihat, tidak bisa
dihitung, bisa diantisipasi, tetapi belum tentu bisa dihindarkan
Problem berkaitan dengan resiko psikologis adalah: Kehilangan reputasi
(hilang muka, nama besar, citra, dsb) dan resiko menanggung malu, Kehilangan
kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain (Menjadi paranoid atau
blind-dependency). Kehilangan perasaan potent atau mampu yang akan menyebabkan
hilangnya rasa percaya diri, Kehilangan jati din (terutama bagi mereka yang
sudah menganggap keberadaan perusahaan sebagai keberadaan dirinva sendiri),
Kehilangan motivasi untuk berjuang. Keempat resiko riil yang dihadapi oleh
seorang wirausahawan seperti yang disebutkan di atas, resiko yang senngkali
terlewatkan dan tidak dipertimbangkan secara mendalam adalah resiko terakhir,
yaitu kehilangan kendali atau kekuasaan karena perubahan gaya bisnis keluarga
ke naya bisnis profesional. Banyak wirausahawan yang menganggap hal ini bukan
sebuah resiko yang harus dipertimbangkan dan tetap memaksakan untuk
mempertahankan gaya bisnis lama ke dalam perusahaannya. Kenyataannya, gaya
im seringkali tidak bertahan lama dan mungkin akan membawa kerugian lain
(kehilangan kesempatan). Di lam pihak penerapan gaya bisnis tersebut justru
membuat para profesional tidak dapat memberikan kemampuan terbaik yang
mereka miliki.
I). Pertanyaan Penelitian
Pertanvaan dalam penelitian ini adalah Apakah Problem Psikologis dalam Pengusaha Counter 'felepon Selular di Yogyakarta?
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
i
A. Fokus Penelitian
Fokus adalah masalah dalam penelitian kualitatif Masalah lebih dan sekedar pertanyaan, dan jelas berbeda dengan tujuan. Menurut Lincoln dan Cuba (Moleong, 2000) masalah adalah suatu suatu keadaa yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Fokus dalam penelitian ini adalah problem-problem psikologis pengusaha counler-counier jasa layanan telepon selular dalam memulai dan mengembangkan usaha telepon selular di Yogyakarta berdasarkan pengalaman pengusaha.
B. Responden Penelitian
Responden penelitian diambil dan beberapa wirausaha telepon selular yang berada di beberapa sentra-sentra penjualan telepon selular yang tersebar di Kota Yogyakarta. Responden penelitian berjumlah empat pengusaha di
counter-counter penjualan telepon selular baik yang baru memulai dan mengembangkan
usaha tersebut. Responden penelitian diambil dan beberapa j en is usaha peniualan telepon selular baik penjualan pesawat telepon selular dan aksesons, penjualan pulsa maupun service telepon selular. Responden penelitian diambil tidak bedasarkan banyaknya jumlah yang dapat mewakili tetapi dari kedalaman eksplorasi sebagaimana dilakukan pada penelitian kualitatif.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data, banyak cara atau teknik yang harus ditempuh,
namun agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian maka harus
menggunakan pengumpulan data vang sesuai pula dengan tujuan penelitian
tersebut sebagai dasar pengumpulan data, maka penelitian mi menggunakan
metode pokok yaitu metode observasi dan wawancara.
a. Metode ObservasiObservasi merupakan metode pengumpulan data yang paling umum dan
sering digunakan dalam kegiatan penelitian. Metode observasi dipergunakan
untuk cek ulang dan melengkapi sekiranya pengumpulan data tersebut perlu dicek
maupun dilengkapi. Jadi observasi menuntut adanya kesanggupan peneliti untuk
berada di tempat kejadian sehingga diperoleh gambaran penelitian dengan jelas.
b WawancaraInterview atau wawancara yaitu suatu cara untuk mendapatkan inlbrmasi
dengan cara bcrtanya langsung dengan orang yang menjadi sumber data.
Wawancara merupakan alat pengumpul data dengan jalan tanya jawab sepihak
yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan tujuan penelitian. Hasil
wawancara digunakan untuk mendukung hasil observasi yang ada
Metode wawancara yang di pakai adalah metode wawancara bebas
terpimpin dimana kebebasan akan dicapai kewajaran secara maksimal dapat
diperoleh data secara mendalam serta dapat di arahkan secara langsung dan lebih
fokus kepada persoalan atau lupotesa-hipotesa penyelidikan. Sebelum wawancara
27
dilaksanakan peneliti telah mempersiapkan interview guide, interview guide
tersebut merupakan problem psikologis dalam berwirausaha yang terdiri dari:
label I.
Kisi-Kisi Wawancara Problem Psikologis dalam Memulai Usaha
No.
(')
Langkah-Langkah Memulai
Usaha
(2)
Slarl With A Dream
Tow The Products Or Services
Learn The Basics Of"Business
Willing To 'Take ('alciilalcd
Risks
Problem Psikologis (3)
Mudah kehilangan arah sebelum memulai usaha. hanya memandang peluang dalam tinjauan jangka pendek, cenderung mengurungkan niat memulai usaha karena melihat permasalahan dalam perspektif yang sempit dan terbatas serta cenderung melihat permasalahan dalam jangka pendek sepotong-sepotong.
Scdikit keyakinan dan minimnya kerja keras dalam memulai usaha mudah frustasi dan meninggalkan usaha pada saat terdapat permasalahan, cenderung mengurungkat niat
dalam berwirausaha.
Miskinnya pengalaman dan pengetahuan terhadap permasalahan dalam memulai usaha. Kehilangan reputasi (hilang muka, nama
besar. citra. dsb) dan risiko menanggung malu. Kehilangan kepeicayaan pada diri sendiri dan
pada orang lain (Menjadi paranoid atau
blind-dependency) Kehilangan perasaan potent atau
mampu yang akan menyebabkan hilangnya
rasa percaya diri.
Kehilangan jatidiri (terutama bagi mereka yang sudah menganggap keberadaan perusahaan sebagai keberadaan dirinva sendiri). Kehilantian motivasi untuk berjuang.
: S. Seek Advice, But hollow Your
Belief
Miskinnya masukan pihak Iain memulai usaha hanya dari persepktif individu yang cenderung Subjektif sehingga perlu pengalaman dan pengetahuan orang lain.
6. Work Hard Minimnya semangat untuk memulai usaha.
! 7- Make Friends As Much As
Possible
Cenderung individualisrik.
Hilangnya kemungkinan bantuan teman dalam
memulai atau mengelola usaha. Minimnya masukan dari pihak luar.
8. Deal With T'ailures Tidak berani memulai usaha.
Tidak berani gagal.
Cepat menyerah terhadap permasalahan.
Tabel 2
Kisi-Kisi Wawancara Problem Psikologis dalam Mengehjfa_Usaha_
Problem Psikologis^
No. Mengelola Usaha
_Q1
HI S2f
Minimnya terobosan dalam produk, cara
pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat
dijual dengjuij>ukses.
CepaT~mcnycrah terhadap permasalahan,
kegagalan.
Kurangnya kepekaan terhadap peluang. Menciptakan tujuan melalui jalan pintas, perasaan malas dalam mengelola usaha. cepat merasa lelah jika terdapat
permasalahan.
Menyelesaikan permasalahan dalam perspektif yang sempit dan terbatas.
Cenderung melihat permasalahan dalam
jangka pendek, sepotonu-sepotong.
Hemat.
Menghindari jiwa konsumtif.
i n i
Kreatif dan Inovatif
Confident, Tegar dan Ulet
Pekerja Keras
Pola Pikir Multi-tasking
Mampu Menahan Nafsu
Cepat Menjadi Kaya Berani mengambil risiko
untuk
Kehilangan reputasi (hilang muka, nana
besar, citra, dsb) dan risiko menanggung
malu.
Kehilangan kepercayaan - pada diri sendiri dan pada orang lain (Menjadi paranoid atau
blind-dependency) Kehilangan perasaan
potent atau mampu yang akan menyebabkan
hilangnya rasa percaya din
Kehdangan jatidiri (terutama bagi mereka yang sudah menganggap keberadaan perusahaan sebagai keberadaan dirinya sendiri), Kehilangan motivasi untuk
berjuang.
Wawancara mendalam diawali dengan laporan dari peneliti, dalam laporan
di jelaskan mengenai tujuan wawancara, peneliti juga meminta ijm untuk
menggunakan alat perekam pada saat wawancara. Pelaksanaan wawancara
dilakukan pada subjek pemilik counter Hp, tetapi ada subjek tidak mau
diwawancarai oleh peneliti ketika berada di counter Hp karena subjek merasa
29
tidak nyaman ketika melakukan wawancara, sehingga peneliti harus melakukan wawancara di rumah subjek untuk mendapatkan data yang mendalam.
E. Metode Analisis Data
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kuantitatif didasarkan pada perhitungan-perhitungan statistik sebagai dasar analisis. sedangkan penelitian kualitatif menghasilkan data-data deskriftif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati (Arikunto, 1994). Dalam analisis kualitatif analisis dilakukan dengan prinsip logika.
Desain penelitian ini menggunakan teorisasi data (grounded theory approach). (Irounded theory merupakan metode penelitian yang menggunakan sejumlah prosedur sistematis guna mengembangkan teori grounded, yang disusun secara induktif tentang suatu fenomeua. Penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkapkan fakta. Guna mendapatkan manfaat yang lebih luas dalam penelitian ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan data saja tetapi juga dilakukan juga pemberian interprestasi-interpestasi. Interprestasi dilakukan dengan prinsip logika. yaitu mengukur gejala. menghubungkan antar fakta atau membLiat perbandingan antara data yang ada sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara obyektif. Penelitian ini juga diwujudkan dalam memecahkan masalah dengan membandingkan nilai posisitf dan negatif dari gejala yang diketemukan. mengukur gejala yang diketemukan (dengan bobot dan rating), mengadakan klasifikasi gejala, menilai gejala, menetapkan standar, dan lain lain.
Validitas merupakan istilah yang sering digunakan, dalam penelitian
kualitatif sering diganti dengan konsep kredibilitas yang dimaksudkan untuk
merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif Kredibilitas Studi
Kualitatif terletak pada keberhasilannnya mencapai maksud mengeksplorasi
masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola mteraksi
yang kompleks (Poerwandari, 1998).Teknik analisis data yang dipcrgunakan adalah deskriptif. Tahapan penelitian
dilakukan dengan mengacu pada the procedural steps in qualitative analysis
(Moleong, 2000). (1) Tahap Eksplorasi
Melakukan eksplorasi yang bersifat menveluruh dengan mengadakan identilikasi
terhadap permasalahan yang akan digunakan dalam analisis.
(2) Tahap Spesillkasi
Melakukan spesifikasi terhadap permasalahan. mengumpulkan permasalahan
berdasarkan tema. (3) Tahap Reduksi
a.
Membuat nngkasan dan kejadian-kejadian vang diperoleh, menyeleksi
materi, koding dan saat membuat memo
b. Mencari konsep-konsep kunci dan hasil interview sehingga ditemukan
hubungan antara yang baru.
c. Membuat memo atau catatan-catatan.
31
(4) Tahap Integrasi
Kesimpulan operasi selanjutnya dianalisis fenomcna yang ada menggunakan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan
1. Orientasi Kancah
Penelitian ini diadakan di counter telepon selular (cannier Hp) yang ada di kota Yogyakarta. Lokasi maupun daerah yang diambil adalah Jalan Cangkringan, Jalan Prambanan, Jalan Magelang. dan Jalan P. Mangkubumi. Pcngambilan lokasi pcnelitian di pusat kota dan daerah pinggiran Yogyakarta untuk mendapatkan
selling penelitian yang berlainan dan lebih menarik untuk di teliti.
Lokasi penelitian adalah ( I) counter lip Simphony Selular yang terletak di Jalan Cangkringan, pemilik counter lip tersebut yaitu Ti memulai bisnis baru pada pertengahan tahun 2005, (2) counter Hp Pram Selular yang terletak di Jalan Prambanan Km 3, counter lip tersebut berdiri sekitar tahun 2002 dan telah mempunvai I cabang dan sebagai pemilik An SI' (}) counter Hp Dar Phone,
counter Hp tersebut berdiri tahun 1999 dan telah memiliki 3 cabang yaitu di Jalan
Wates Km 3, di Sedayu, di Giwangan, Da sebagai pemilik telah membuka cabang di Jalan Magelang Borobudur Plaza Lt 1 setelah sebelumnya membuka 3 cabang dan merasa usahanya maju serta berprospek (4) counter Hp KQ5Scll terletak di Jalan P. Mangkubumi. yang paling menarik untuk diteliti karena sesuai dengan namanya. Ar sebagai pemilik tidak punya tempat permanen sebagaimana biasanya untuk berjualan melainkan hanya ada karpet untuk menjual Hp dagangannya, Tempat berjualan ini sering disebut pasar senlhir, klitikan tetapi yang paling terkenal adalah klitikan dan pada saat musim hujan ada julukan yang sedikit
J J
nyeleneh nusbar, ger.m.s bubar abas kalau hujan tidak jualan atau ket.ka hujan
tut LI p.Perkembangan counter HP d. w.layah Yogyakarta meningkat se.r.ng
dengan perkembangan teknologi inlbrmasi. Banyaknya counter HP yang ada d,
wilayah Yogyakarta berakibat timbulnya persaingan diantara counter Hp-counter
Hp tersebut, kadang-kadang sering terjad, persaingan yang tidak sehat diantara
anmlcr lip-counter Up vang ada, misalnya persaingan harga Hp, accesor.s,
voucher maupun service IIP dan jasa pelayanan yang tidak sama, ada yang
memasang dengan harga murah dan ada vang memasang dengan harga yang
tnahal, bahkan sering terjadi masalah untuk merebutkan pelanggan.
Pengunjung atau pelanggan vang datang ke empat counter Hp tersebut
dalam sehari sek.ta tiga puluh sampa. dengan enam puluh orang pengunjung baik
member, layanan maupun sekedar bertanya. Mereka selalu dilayan. dengan baik.
Pendapatan counter Up selama satu bulan tidak menentu, tergantung dan
banyaknya produk yang terjual. Pendapatan selama satu bulan rata-rata antara Rp
2000.000,00 sampa, dengan Rp. 15.000.000,00. Pendapatan itu merupakan
pendapatan bersih counter Hp dari hasil penjualan voucher, service Hp dan
penjualan Hp baik baru atau Up bekas.
2. Persiapan Penelitian
a. Observasi
Sela.n wawancara peneliti juga melakukan observasi sebagai data
yang digunakan observer untuk melakukan observasi yang berupa check list dan
alat bantu seperti kertas dan bolpo.nt untuk mencatat pr.laku subjek ketika berada
i
di counter Hp.
b. Wawancara
Pelaksanakan wawancara pada tahap persiapan yang dilakukan peneliti
antara lam mempersiapkan interview guide, alal-alat perekam seperti tape
recorder, kaset dan foto untuk membuat dokumentasi gambar counter Up.
B. Jen is Usaha
Jems bisnis layanan terdiri dan penjualan Up, accesons, pulsa dan service
Hp. Hampir semua counter Hp sering menggabungkan dan ketiga aktivitas
tersebut.
1. Penjualan atau Agen ///;
Penjualan atau agen Up terdiri dan penjualan lip baru, penjualan Hp bekas
maupun penjualan accesoris Hp. Saat mi Hp sudah bukan lagi sebuah barang
mewah yang hanya dimiliki oleh segelintir orang punya saja, melainkan telah
menjadi barang kebutuhan. Sebagai makhluk sosial, kebutuhan untuk
berkomumkasi dengan orang lam sangatlah besar. Hp ternyata telah menjadi suatu
fenomena yang luar biasa dalam penjualannya. Setiap saat muncul jenis dan sen
baru dari provider Hp. Peluang kerja atau lowongan bisnis ini dapat dilihat dan
banyaknya maupun pertumbuhan counter Hp sehingga tersebar d. hampir setiap
gang dan jalan. Namun ternyata hal itu juga menjadi kelemahan dalam distnbusi
perdagangan Hp. Harga Hp sangat mudah berfTuktuasi, tidak menentu
menyebabkan sangat tingginya resiko bagi pedagang Hp. Belum lagi jalur
distribusi yang sangat panjang menyebabkan harga Hp baru terasa sangat mahal
namun akan turun begitu drastis dalam hitungan bulan bahkan hari ketika muncul
teknologi dan inovasi baru. Harga Up yang mahal ternyata juga telah
menumbuhkan bisnis Kredit Hp bagi mereka yang mengmginkan Hp tercanggih tetapi harganya tidak terjangkau.
Beragamnya pilihan Hp, baik dari merek, jenis dan fitur yang tersedia,
mulai dari infra red, bluetoollt hingga layanan fitur digital camera dan video
recording tetap menjadi incaran para pembeli. Up dengan banyak fasilitas maupun
fitur-fitur canggih sangat mendominasi permintaan serta selalu diburu pecinta Hp
(Da, 10-11-2005).
2. Penjualan atau Agen Pulsa
Saat ini pulsa sebagai kebutuhan banyak orang yang tidak bisa dihindarkan
karena mempunyai peran yang sangat penting untuk bisa berkomumkasi, seiring
dengan bertambahnya pemakai Hp atau Hp maka bertambah kebutuhan orang
akan pulsa. Bisnis pulsa semakin marak karena banyaknya permintaan dari
konsumen yang semakin bertambah. Menjadi agen pulsa adalah suatu pilihan dalam menjalankan bisnis selular tetapi yang lebih penting lagi bagaimana sebuah
counter Hp bisa menjual harga pulsa di bawah harga pasaran untung sedikit tapi
banyak. Modal kecil dan alat yang dibutuhkan adalah Hp, sehingga tidak perlu
punva toko atau tempat berjualan tetap bisa melakukan bisnis di mana saja dan
kebutuhan akan service Hp. Bisnis service Hp semakin marak karena banyaknya permintaan dari konsumen yang semakin bertambah. Service. Hp dapat adalah
service terhadap kerusakan Hp baik hardware ataupun juga software atau adanya
tambahan akan layanan fitur maupun meng up-grade sebuah Hp atau terkenal dengan sebutan fullaplikasi seperti down load ring tone, down load MIJ3, down
loadgambar, game, set BI (Bahasa Indonesia) dll. Bisnis ini sangat potensial pada
segmen pasar orang muda, terutama di Yogyakarta yang potensial sebagai kota pelajar dan mahasiswa. Apalagi adanya lagu-Iagu baru sebagai nada. maupun dering pribadi. Saat ini Hp sudah sangat memasyarakat sesuai dengan perkembangan jaman sehingga telah menjadi barang kebutuhan. Sebagai makhluk
sosial, kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang lam sangatlah be^ar. Bisnis
///; ternyata telah menjadi fenomena yang luar biasa dalam penjua!ar..-\a. Setiap saat muncul jenis dan seri baru dari provider///?.
B. Hasil Penelitian 1. Hasil Observasi
Observasi dilakukan pada saat Subjek berada di _:<<;:•. - .-.: Hal ini dilakukan untuk dapat memberikan hasil sesuai dengan kondisi nyaii :an tidak dibuat-buat. Observasi dilaksanakan pada tanggal 21 Okiober 2>:" sampai dengan 19 November 2005, waktu pelaksanaan obser. asi v.oi' nenentu tergantung dari keberadaan subjek ketika berada &\c owner Up
Observasi di lakukan pada empat counter Hp, counter Hp tersebut adalah:
a. Memulai Lsaha
I) Counter Hp Simphony Selular
Counter Hp Simphony Selular berada di
Jalan Cangkringan
Yogyakarta. Lingkungan counter tip tidak ramai tetapi karena terletak jiada
jalur alternatif Magelang-Solo menyebabkan banyak pembeli yang datang.
Pemilik counter Up adalah l'i seorang mahasiswa tiugkat akhir di PI'S
Yogyakarta. Status bangunan adalah kontrak. Kondisi bangunan counter Up
sudah ruko permanen, seiain untuk berjualan juga sebagai tempat tinggal,
bangunan counter lip kecil dengan lebar sekitar empat meter dan panjangnya sekitar enam meter tetapi teras counter Hp lebih besar dan memanjang
sehingga memudahkan orang untuk memarkir kendaraanya sewaktu membeli
disana. Counter Hp Simphony Selular mempunyai pegawai. Pemilik sering dibantu oleh seorang temannya. Pengunjung dan pelanggan counter Hp kebanyakan adalah orang lewat dan orang sekitar.
Buka dan tutupnya counter Hp tidak tentu sehingga pelanggan sering kecewa, pemilik counter Hp kadang terlihat bingung. gugup dan memainkan
Tip untuk mengecek apakah pulsanya sudah masuk ketika ada komplam pulsa
yang belum masuk.
2) Counter Hp Pram Selular
Counter Hp Pram Selular berada di Jalan Prambanan Km 3
Yogyakarta, letak counter Hpnya didepan jalan raya. Pemilik adalah An SB. Lingkungan counter Hp sangat ramai karena berada pada jalan protokol
Yogyakarta. Status bangunan adalah milik send.n, kond.s, bangunan counter
Hp adalah rumah dan sudah permanen karena berada dirumah dan dijadikan
,„„„,,,. Up, ukuran bangunan counter Hp Pram Selular tidak bcgitu besar
yang lebarnya sekitar lima meter dan panjangnya sekitar sepuluh meter.
Counter HP Pram Selular mempunyai dua orang pegawai counter Up dan
pemilik counter Hp. Penamp.lan counter Hp Pram Selular penuh dengan
pcrnak-permk salah satu operator Selular dan telah menjadi mitra dan dealer
exclusive FT Tri Tunggal Sentosa karena dan penjualan pulsa yang sangat
tinggi dan didukung oleh suasana kekeluargaan antara pemilik dan pelanggan.
Penamp.lan Counter lip Pram Selular lebih menonjolkan salah satu operator
Selular dan juga sangat banyak aksesosis.
Pemilik terlihat tenang dalam menghadapi komplam dari pelanggannya
ketika pulsa elektronik vang d.bel.nva belum juga terkir.m. Hal berikutnya
yang d.lakukan pemilik adalah berusaha meyak.nkan konsumen bahwa pulsa
yang dibelinya akan segera terkinm. Kegagalan atau keterlambatan dalam
penginman pulsa sering terjadi dalam layanan pengisian pulsa elektronik yang
banyak disebabkan trouble dari pihak operator.
b. Mengembangkan Usaha 1) Counter Hp Wd)x Phone
Counter Hp D@r Phone berada d. Jalan Magelang Km. 1 No. 80
Yogyakarta, yaitu menempati salah satu outlet di Borobudur Plaza Lantai 1.
Pemilik adalah Da. Lingkungan counter Hp sangat ramai karena berada pada
39
counter Up D@r Phone tidak begitu besar yang lebarnya sekitar tiga meter
dan panjangnya sekitar lima meter. Counter Hp D@r Phone mempunyai
i
deiapan orang pegawai. Seiain di Jalan. Magelang, pemilik juga mempunyai
counter Tip di Jalan Wates Km 3, di Sedayu dan di Giwangan.
Terlihat tenang ketika ada pelanggan yang komplam bahwa H/mya bermasalah dan berani inenjamin kerusakannya seolah-olah pemilik
memahami dan menguasai permasalahan Hp. Pada pembelian Hp bekas
biasanya ada kesepakatan antara pen jual dan pembeli. Apabila dalam
pembelian Hp bekas konsumen mengembalikan Hp karena ketidak sesuaian
dengan yang dikehendaki konsumen dan diluar kesepakatan bcrsama antara pembeli dan penjual maka biasanya konsumen dikenakan biaya transaksi.
Kualitas pelayanan selalu diperhatikan baik dalam keramahan, kecepatan layanan dan penguasaan inlbrmasi dan garansi yang diberikan terhadap Hp yang dijual disana walaupun terlihat lebih mahal dan ketiga counter lain yang diteliti harga yang diberikan masih wajar. Da sangat
profesionalisme dalam layanan dan pemberian informasi. Dicounter inilah Da
mempunyai tim yang setiap saat keliling kota Yogyakarta hanya untuk mencari Hp dengan harga miring untuk kemudian dijual lagi. Hp disini kebanyakan adalah High end sedangkan yang low end tersebar di ke tiga counter miliknya.
2) Counter Hp KQ5Sell
Counter Tip KCpSell terletak di Jalan P. Mangkubumi. Tidak memiliki bangunan permanen counter Up KQ5SelI sangat sederhana bahkan