• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit Kabupaten Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit Kabupaten Malang"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 DAMPIT KABUPATEN MALANG. SKRIPSI. oleh Vivi Anasari NIM. 13410016. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2017.

(2) PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 DAMPIT KABUPATEN MALANG. SKRIPSI. Diajukan kepada Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi). oleh. Vivi Anasari NIM. 13410016. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2017. i.

(3) ii.

(4) iii.

(5) iv.

(6) MOTTO. Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka (H.R Baehaqi). v.

(7) HALAMAN PERSEMBAHAN La Illaha Illa Allah Muhammad Rasulullah sembah sujud serta rasa syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan saya kekuatan serta ketabahan kesabaran untuk dapat menyelesaikan skripsi ini hingga akhir dan shalawat serta salam selalu terlimpahkan atas kehadirat Rasulallah Muhammad SAW. Karya ini saya persembahkan seutuhnya untuk orang yang paling saya sayang di dunia ini kepada Bapak Saeri Andrianto dan Ibu Suryami Ningsih serta mbah tersayang Sugini yang selalu mendukung saya, mengingatkan saya, memberikan kebahagiaan keluarga, agar dapat menyelesaikan skripsi saya dengan penuh ikhlas, baik serta bermanfaat dan barakah. Tidak akan ada orang tua yang meminta anak membalas kebaikan orang tuanya, melainkan cukup anak itu bisa membahagiakan orang tuanya sampai akhir hayatnya.. vi.

(8) KATA PENGANTAR Bismillahirrohmannirrohim. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Keterlibatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Dampit Kabupaten Malang”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana psikologi bagi mahasiswa pada program studi psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih dan masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak dari kesempurnaan skripsi yang telah penulis susun ini. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala dan kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. H. Mulyadi, M.Pd.I. selaku pembimbing yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada : 1. Prof. Dr. H. Mudjia Raharja, M.Si, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2.. Dr. H. M. Lutfi Mustofa, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.. 3. Prof. Dr. H. Mulyadi, M.Pd.I. selaku pembimbing skripsi saya yang selalu sabar dalam membimbing dan memberikan pengarahan yang sangat bermanfaat, sehingga terselesaikan skripsi ini.. vii.

(9) 4. Dr. Fathul Lubabin Nuqul, M.Si selaku dosen wali yang memberikan motivasi dan membimbing penulis selama perkuliahan. 5. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan ilmu selama kuliah di Universitas Islam Negeri Malang dan seluruh staf yang selalu sabar melayani segala administrasi selama proses penelitian ini. 6. Kedua orang tua penulis ayah saeri Andriyanto dan mama Suryami Ningsih, serta mbahku tercinta mbah Sugini dan bapak Marhai Z.A yang telah memberikan dorongan moral maupun material kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan study dengan baik. 7. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Dampit dan semua Guru Bimbingan Konseling serta bagian pengolahan administrasi SMA Negeri 1 Dampit. Serta siswa dan siswi yang telah membantu saya menyelesaikan tugas akhir saya 8. Bagi responden yaitu siswa-siswi di SMA Negeri 1 Dampit yang sudah membantu terselesaikankannya tugas akhir ini. 9. Untuk sahabatku Tia Pangestuning rahayu mulai SMP sampai SMA yang selalu mendukung untuk mengerjakan skripsi. Tetap semangat dan terimakasih dukungannya selama ini. Penulis berharap tiada kata akhir tentang persahabatan dan tetaplah menjadi sahabat terbaikku hingga akhir waktu. 10. Untuk sahabatku Faatihatul Ghaybiyyah & Nur Jannatun Naim, teman seperjuangan dari titik awal kuliah hingga pada penghujung kuliah, yakni berjuang mengerjakan skripsi. Tetap semangat dukungannya selama ini. Penulis. dan terimakasih. berharap tiada kata akhir tentang. persahabatan dan tetaplah menjadi sahabat terbaikku hingga akhir waktu. 11. Rekan-rekan mahasiswa di lingkungan Jurusan Psikologi UIN MALIKI Malang, yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. 12. Untuk teman satu pembimbing saya, Haniam maria dan aini terima kasih dukungannya dan saling membantu dalam kelancaran penulisan skripsi, tak lupa juga Shelly, Slamet, Hanna dan Syihab selamat berjuang ke step berikutnya.. viii.

(10) 13. Untuk teman-teman kos “ABP” terimakasih atas bantuan dan motivasinya selama proses penyelesaian penelitian ini. 14. Semua pihak yang telah mendukung penulis hingga terselesaikannya penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan. Amin.. Malang, 26 Mei 2017 Penulis. VIVI ANASARI. ix.

(11) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xiv DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii ABSTRAK ....................................................................................................... xviii ABSTRACT ..................................................................................................... xix .............................................................................................. xx BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10 D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 11 1. Manfaat Teoritis ........................................................................ 11 2. Manfaat Praktis ..........................................................................11 BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar............................................................................... 13 1. Pengertian Motivasi Belajar ...................................................... 13 2. Aspek-Aspek motivasi belajar................................................... 16 3. Macam-Macam Motivasi Belajar............................................... 18 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar............... 19 5. Dalam Perspektif Islam Motivasi Belajar................................. 20 B. Lingkungan Sekolah......................................................................... 24 1. Pengertian Lingkungan Sekolah............................................... 24 2. Aspek-aspek Lingkungan Sekolah........................................... 26 3. Macam-macam Lingkungan Sekolah....................................... 27 4. Faktor Lingkungan Sekolah...................................................... 28 5. Dalam Pesrpektif Islam Lingkungan Sekolah.......................... 30 C. Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran.............................. 32 1. Pengertian Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran..... 32 2. Aspek-aspek Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran............................................................................. 35 3. Keterlibatan Siswa pada Sekolah.............................................. 36. x.

(12) 4.. Dalam Perspektif Islam Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran............................................................................. 37 D. Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Keterlibatan Siswa dalam Proses PembelajaranTerhadap Motivasi Belajar ............................. 39 E. Hipotesis .......................................................................................... 44 1. Hipotesis Mayor........................................................................ 44 2. Hipotesis Minor........................................................................ 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ...................................................................... 45 B. Identifikasi Variabel........................................................................ 45 C. Definisi Operasional ........................................................................ 45 1. Lingkungan Sekolah ................................................................ 46 2. Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran....................... 46 3. Motivasi Belajar........................................................................ 46 D. Populasi Penelitian........................................................................... 46 E. Sampel dan Teknik Sampling.......................................................... 47 F. Metode Pengambilan Data .............................................................. 47 G. Instrumen penelitian......................................................................... 47 1. Skala Motivasi Belajar.............................................................. 48 2. Skala Lingkungan Sekolah....................................................... 49 3. Skala Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran............. 50 H. Uji Validitas dan reliabilitas ............................................................ 51 1. Uji Validitas ............................................................................. 51 2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 54 I. Metode Analisis Data ...................................................................... 54 1. Uji Normalitas Data ................................................................. 54 2. Uji Linearitas ........................................................................... 55 3. Analisis Regresi Berganda ...................................................... 56 4. Uji Rata-rata (Mean)................................................................ 56 5. Uji Standart Deviasi (SD)........................................................ 56 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi Penelitian.............................................................. 58 1. Sejarah Singkat......................................................................... 58 2. Struktur Organisasi .................................................................. 59 3. Visi dan Misi ............................................................................ 60 A. Jadwal Pelaksanaan ......................................................................... 60 B. Gambaran Subyek penelitian .......................................................... 61 C. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ................................................... 61 1. Uji Validitas ............................................................................. 61 2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 63 D. Hasil Asumsi ................................................................................... 64 1. Uji Normalitas ......................................................................... 64 2. Uji Linearitas ........................................................................... 65 E. Hasil Uji Deskripsi ..........................................................................66 1. Deskripsi Tingkat Lingkungan Sekolah .................................. 67 2. Deskripsi Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran ...... 69. xi.

(13) 3. Deskripsi Motivasi Belajar (Y)................................................. 71 F. Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 72 1. Hipotesis Mayor ....................................................................... 72 2. Hipotesis Minor ....................................................................... 74 G. Pembahasan ..................................................................................... 76 1. Tingkat Lingkungan Sekolah pada Siswa XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit....................................................................... 76 2. Tingkat Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Siswa XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit................................... 78 3. Tingkat Motivasi Belajar pada Siswa XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit....................................................................... 80 4. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar pada Siswa XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit...........................83 5. Pengaruh Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar pada Siswa XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit....................................................................... 84 6. Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar pada Siswa XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit........................... 85 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ..................................................................................... 88 B. Saran ................................................................................................ 90 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 92 LAMPIRAN......................................................................................................... 95. xii.

(14) DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Skor Skala Likert ................................................................................. 48 Tabel 3.2 Blue Print Skala Motivasi Belajar ........................................................ 49 Tabel 3.3 Blue Print Skala Lingkungan Sekolah ................................................. 50 Tabel 3.4 Blue Print Skala Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran ....... 50 Tabel 3.5 Item Valid dan Gugur Skala Motivasi Belajar...................................... 53 Table 3.6 Item Valid dan Gugur Skala Lingkungan Sekolah............................... 53 Table 3.7 Item Valid dan Gugur Skala Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran............................................................................................. 53 Tabel 3.8 Rumus Kategorisasi ............................................................................. 57 Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel Lingkungan Sekolah (X1) ................................ 62 Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran (X2) ...................................................................................................... 62 Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar (X3) ...................................... 63 Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 64 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov ................... 65 Tabel 4.6 Hasil Uji Linearitas Lingkungan Sekolah-Motivasi Belajar ................ 66 Tabel 4.7 Hasil Uji Linearitas Keterlibatan Siswa dalam Proses PembelajaranMotivasi Belajar .................................................................................. 66 Tabel 4.8 Mean dan Standar Deviasi Lingkungan Sekolah ................................. 67 Tabel 4.9 Kategorisasi Lingkungan Sekolah ....................................................... 67 Tabel 4.10 Mean dan Standar Deviasi Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran ..................................................................................... 69 Tabel 4.11 Kategorisasi Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran ........... 69 Tabel 4.12 Mean dan Standar Deviasi motivasi Belajar ..................................... 71 Tabel 4.13 Kategorisasi Motivasi Belajar ............................................................ 71 Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Mayor ................................................................. 73 Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis Minor Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar ............................................................................................... 74 Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis Minor Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar ......................................... 75. xiii.

(15) DAFTAR GRAFIK Grafik 4.2 Kategorisasi Lingkungan Sekolah .................................................... 68 Grafik 4.3 Kategorisasi Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran .......... 70 Grafik 4.4 Kategorisasi Motivasi Belajar ......................................................... 71. xiv.

(16) DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Prosentase Tingkat Lingkungan Sekolah .................................. 68 Diagram 4.2 Prosentase Tingkat Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran .............................................................................. 70 Diagram 4.3 Prosentase Tingkat Motivasi Belajar ......................................... 72. xv.

(17) DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Struktur organisasi ............................................................................ 59. xvi.

(18) DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Bukti Konsultasi ............................................................................. 96 Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 98 Lampiran 3 Daftar Nama Siswa ......................................................................... 100 Lampiran 4 Skala Penelitian .............................................................................. 101 Lampiran 5 Hasil SPSS ...................................................................................... 110 Lampiran 6 Dokumentasi ................................................................................... 127 Lampiran 9 Naskah Publikasi ............................................................................ 129. xvii.

(19) ABSTRAK Anasari, Vivi, 13410016, Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Keterlibatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Dampit Kabupaten Malang. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2017.. Dukungan motivasi belajar yang baik dibutuhkan oleh remaja dalam menghadapi masa awal di sekolah menengah karena Dukungan ini diperkirakan dapat membantu mereka untuk bertahan dalam menghadapi tantangan ataupun hambatan khususnya di bidang akademik. Kemampuan ini sendiri tak lepas dari faktor-faktor internal maupun eksternal, diantaranya adalah lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) tingkat lingkungan sekolah pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit; 2) tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit; 3) tingkat motivasi pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit 4) lingkungan sekolah berpengaruh terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit; 5) pengaruh keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit; dan 6) lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit. Penelitian ini menggunakan Metode Kuantitatif. Variabel bebas yaitu lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, variabel terikat yaitu motivasi belajar. Pengambilan sampel penelitian 90% dengan jumlah populasi 85 siswa di sma negeri 1 dampit kabupaten malang dan menggunakan teknik sampling jenuh. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) tingkat lingkungan sekolah berada pada kategori sedang dengan prosentase 69,4% sebanyak 59 siswa; 2) tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran berada pada kategori sedang dengan prosentase 71,8% sebanyak 61 siswa; 3) tingkat motivasi belajar berada pada kategori sedang dengan prosentase 72,9% sebanyak 62 siswa; 4) ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit kabupaten Malang sebesar 38,9%; 5) ada pengaruh yang signifikan antara keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit kabupaten Malang sebesar38,9%; 6) ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit kabupaten Malang dengan nilai signifikan lebih kecil α = 0,05. Kata Kunci : Lingkungan Sekolah, Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran, Motivasi Belajar.. xviii.

(20) ABSTRACT Anasari, Vivi, 13410016, The Effect Of School Environment And Student Involvement In Learning Process On Motivation Of Learning In Students Of Class XI IPS Of SMA Negeri 1 Dampit Malang Regency. Thesis, Faculty of Psychology of State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang 2017.. A good support of learning motivation is needed by adolescents in dealing with the early periods in high school because this support is supposed to help them survive the challenges or obstacles, especially in the academic field. This ability itself cannot be separated from internal and external factors, including the school environment and student involvement in the learning process. This study was aimed to determine 1) the level of the school environment in class XI IPS in SMA Negeri 1 Dampit; 2) the level of students‟ engagement in the learning process in class XI IPS in SMA Negeri 1 Dampit; 3) the level of motivation in class XI IPS in SMA Negeri 1 Dampit 4) The school environment in affecting motivation in class XI IPS in SMA Negeri 1 Dampit; 5) the effect of students‟ engagement in learning process on learning motivation in class XI IPS in SMA Negeri 1 Dampit; and 6) the school environment and students‟ involvement in learning process in affecting motivation in class XI IPS in SMA Negeri 1 Dampit. This research used a Quantitative Method. The independent variables were school environment and students‟ involvement in learning process, the dependent variable was learning motivation. The sampling of research was 90% with the population of 85 students in SMA Negeri 1 Dampit Malang Regency and using saturated sampling technique. This research used analysis technique of multiple linear regression. The results of this study indicated that: 1) The level of school environment was in the medium category with the percentage of 69.4% as many as 59 students; 2) the level of students‟ involvement in learning process was in the moderate category with the percentage of 71.8% as many as 61 students; 3) the level of learning motivation was in the moderate category with the percentage of 72.9% as many as 62 students; 4) there was a significant influence between the school environment and the involvement of students in learning process on the learning motivation in the Class XI IPS students in SMA Negeri 1 Dampit Malang Regency. And the results of the simultaneous test (test F) obtained F of 26.086 with sig F = 0.000, with a smaller significant value α = 0.05, then Ho was rejected, which meant that the variables of School Environment and Student Involvement in Learning Process simulatneously had a significant influence on the variable of Learning Motivation. Keywords: School Environment, Student Involvement in Learning Process, Learning Motivation. xix.

(21) UIN. Ho. α = 0,05. xx.

(22) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai macam cara salah satunya pendidikan sekolah. Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Metode mengajar yang baik adalah metode yang mampu membawa siswa untuk mencapai tujuan pendidikan dan melatih kemampuan siswa dalam berbagai kegiatan dengan demikian siswa harus diberi berbagai kegiatan, baik di dalam ataupun di luar sekolah untuk memilih suatu metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal. Materi yang akan disampaikan seperti tujuan, waktu yang tersedia dan banyaknya siswa serta hal lain yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Motivasi belajar dapat ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Seorang guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa agar tujuan dari pebelajaran dapat tercapai. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk siswa belajar merupakan salah satu upaya yang dilakukan guru dalam memunculkan motivasi belajar siswa. Memberikan latihan-latihan secara berkala kepada siswa dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam belajar. Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan oleh guru dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar yang baik bagi siswa. 1.

(23) 2. Pembelajaran yang disajikan guru harus membuat siswa berkeinginan sendiri untuk memperoleh pengetahuan. Sudjana (2002, hlm. 34) mengatakan “kegiatan pembelajaran haruslah merupakan suatu kebutuhan dirinya, bukan sekedar memenuhi kehadiran di dalam kelas semata”. Siswa harus belajar dengan niat dan tekad yang kuat. Diperlukan motivasi belajar yang merupakan suatu penggerak atau pendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi pembelajaran yang sedang diikutinya. “Tanpa motivasi, siswa tidak akan tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran” (Gintings, 2012, hlm. 86). Motivasi membuat siswa berkeinginan sendiri belajar matematika sehingga membuat pembelajaran yang disampaikan oleh guru menjadi lebih mudah diterima oleh siswa, karena tidak ada paksaan dari pihak manapun. Siswa yang termotivasi selama proses pembelajaran akan dapat menikmati dan ikut terlibat secara aktif sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Beberapa penelitian terdahulu dengan variabel yang hampir sama dengan penelitian ini telah banyak dilakukan, antara lain oleh Evi Rahmawati dengan judul “Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas III SMP Muhammadiyah 22 Pemulang”. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat korelasi yang positif antara lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMPM 22 Pamulang. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa disekolah, Penelitian selanjutnya dari Ira Oktaviana (2015) dalam tesisnya yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Daerah Binaan I Kecamatan Limpung Kabupaten.

(24) 3. Batang”.. Hasil. penelitian. menunjukkan. bahwa. lingkungan. sekolah. berpengaruh terhadap motivasi belajar siswanya.. Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri 1 Dampit) pada kelas XI IPS merupakan sekolah negeri pada jenjang atas. SMA Negeri 1 Dampit kelas ini terdapat 4 kelas, yang masing-masing kelas berjumlah kurang lebih 25 siswa, peneliti ini mengambil semua kelas, karena semua siswa di IPS kelas XI memiliki kurangnya motivasi belajar. Menurut wawancara peneliti pada seorang narasumber yang pernah mengajar di SMA Negeri 1 Dampit, pada awal mengajar di sekolah tersebut narasumber merasa kaget dengan perilaku guru-guru di SMA Negeri 1 Dampit karena mereka sangat mengabaikan siswanya, misalnya guru hanya masuk untuk mengajar saja tidak peduli dengan siswa bisa apa tidak dengan mata pelajaran yang di ajarkan oleh guru tersebut. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran ditambah guru yang mengabaikan pentingnya pemahaman siswa sehingga motivasi belajar siswa kurang optimal. Siswa terkadang lupa bahkan tidak mengerti sama sekali tujuan dari belajar, sehingga motivasi belajarnya belum optimal.. Ada beberapa Fasilitas di SMA 1 Dampit yaitu gedung berstandar, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium kesenian, lapangan volli, basket, dan futsal, aula perpustakaan, kantin, kamar mandi, mushalla, koperasi, UKS, kantor, kelas, parkiran, dan pos satpam.. Metode mengajar di SMA Negeri 1 Dampit guru mengajar sangat menoton sehingga siswa tidak faham diajarkan oleh guru, maka siswa ditanya oleh guru.

(25) 4. ada pertanyaan siswa menjawab tidak ada. Karena siswa merasa bingung dan malas bertanya. Pergaulan siswa di SMA Negeri 1 Dampit kurang sopan dan kurang disiplin terhadap guru.. Melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Dampit, motivasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Dampit yang belum optimal juga ditunjukkan dengan adanya siswa yang membuat keramaian di saat pelajaran, diam-diam menggunakan handphone, terlambat masuk kelas, kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang respon terhadap materi, dan tidur di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dalam proses belajar tergolong rendah dan berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Dampak dari kurangnya motivasi belajar pada siswa di SMA Negeri 1 Dampit antara lain prestasi belajar yang rendah, terdapat siswa yang tidak naik kelas, bahkan sampai putus sekolah.. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru mengharapkan siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Akan tetapi, tidak semua siswa mampu mengikuti pembelajaran atau mereka mampu namun mendapatkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Pihak sekolah terutama guru kelas harus segera mencari penyebab dari masalah siswa tersebut.. Proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan secara umum melibatkan empat buah kompenen utama, yaitu: murid, guru, lingkungan belajar, dan materi pelajaran. Keempat kompenen ini memengaruhi siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Tentunya setiap murid mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda jika ditinjau dari daya tangkap terhadap.

(26) 5. pelajaran, pengetahuan yang dimilikinya dalam bidang yang akan dipelajari, motivasi belajar, minat belajar, keterampilan belajar, tujuan belajar dan lain-lain. Guru harus membimbing siswa sehingga dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan bidang studi yang dipelajari. Guru diharapkan membimbing aktivitas dan kreativitas siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran yang sesuai. Hasil belajar yang dicapai siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar (Learning disabilities) adalah faktor internal yaitu diantaranya minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi, sedangkan penyebab utama problema belajar (learning problems) adalah faktor eksternal antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, maupun faktor lingkungan sekolah yang sangat berpengaruh pada prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.. Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi ini harus dimiliki oleh siswa. Sedangkan guru dituntut untuk memperkuat motivasi siswa. (Dimyati, M, 1999:84) Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir; menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar dibandingkan dengan teman sebagai ilustrasi. Jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum.

(27) 6. memadai, maka ia berusaha dengan tekun untuk berhasil; mengarahkan kegiatan belajar; membesarkan semangat belajar; dan mengadakan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan.. Motivasi juga penting bagi guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi kegiatan pada siswa bermanfaat bagi guru, antara lain membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil; mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa yang bermacam macam.. Meningkatkan dan menyadarkan guru, untuk memilih satu diantara bermacam- macam peran sebagai penasehat, fasilitator instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik (Dimyati, M, 1999:85).. Namun realitasnya atau fenomena siswa belum mendapatkan motivasi belajar. Keberhasilan belajar peserta didik tidak terlepas dari motivasi belajar terhadap pelajaran. Peningkatan motivasi belajar pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan karena pada umumnya motivasi siswa belajar pada mata pelajaran di jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial tergolong rendah, hal ini dapat dilihat bahwa prestasi belajar yang di capai siswa masih rendah. Sehubungan dengan hal tersebut, ditemukan masalahmasalah yang berkaitan dengan motivasi belajar di jurusan Ilmu Pengetahuan SMA Negeri 1 Dampit bisa dilihat dari keinginan siswa dalam belajar masih kurang, kegiatan belajar kurang menarik karena siswa cenderung pasif dan jarang mengajukan pertanyaan. Perhatian dan.

(28) 7. kemandirian siswa masih rendah karena siswa hanya bergantung pada apa yang diberikan oleh guru.. Proses belajar harus ada motivasi agar lebih efektif,. model. pembelajaran yang efektif berkaitan dengan perkembangan dan kondisi siswa di kelas, sarana dan fasilitias yang tersedia, juga faktor lain yang berkaitan. langsung. dengan. proses. pembelajaran.. Model-model. pembelajaran yang dipilih dan dikembangkan harus dapat mendorong supaya bisa belajar dengan mendayagunakan potensi yang mereka miliki secara optimal. Belajar yang kita harapkan bukan hanya mendengar, memperoleh atau menyerap informasi yang disampaikan guru. Belajar harus dimaknai sebagai kegiatan pribadi siswa dalam menggunakan potensi pikiran atau nuraninya baik terstruktur maupun tidak terstruktur untuk memperoleh pengetahuan, membangun sikap dan memiliki keterampilan. (Abdul Majid dan Ahmad Zajadi, 2007 : 69).. Bahwa motivasi belajar adalah keinginan atau dorongan yang berasal dari dalam diri individu dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Secara sederhana dapat dikatakan apabila siswa tidak memiliki motivasi belajar maka siswa akan cenderung malas untuk belajar, karena siswa tidak mempunyai minat dan semangat dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Dalyono (2005:59) bahwa “Keadaan sekolah tempat belajar yang mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar”. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga dalam.

(29) 8. mendidik anak. Lingkungan sekolah yang efektif adalah lingkungan belajar yang dibangun untuk membantu siswa untuk meningkatkan produktifitas belajar sehingga proses balajar mengajar tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Sarana dan prasarana yang ada di sekolah harus mampu memberikan layanan yang memuaskan bagi anak didik untuk berinteraksi dan hidup di dalamnya. Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi prestasi di lingkungan sekolah antara lain guru, sarana dan prasarana, kondisi gedung, kurikulum, dan waktu sekolah semua itu yang nantinya bisa berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Menurut. Sukmadinata. (2009:. 164),. “lingkungan. sekolah. memegang perananan penting bagi perkembangan belajar para siswanya”. Sedangkan menurut Sabdulloh (2010: 196) bahwa: Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan. aturan-aturan. yang. ketat. seperti. harus. berjenjang. dan. berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal dan sekolah adalah lembaga khusus, suatu wahana, suatu tempat untuk menyelenggarakan pendidikan, yang di dalamnya terdapat suatu proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.. Di tahun 1980-an, datang penekanan baru pada pentingnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Sebagian, ini mungkin reaksi terhadap tumbuhnya rasa keterasingan oleh banyak siswa. Peningkatan mayoritas siswa diterima ke dalam pertumbuhan industri pendidikan tinggi - multiuniversitas. Teori Keterlibatan (1985) adalah.

(30) 9. sebuah manifestasi dari pengakuan oleh para pendidik bahwa kegagalan akademis tidak selalu merupakan hasil kurangnya kemampuan tetapi dalam banyak kasus karena kehancuran yang dirasakan siswa dari isolasi sosial (Tinto, 1993). Menurut Appleton & Jimerson, keterlibatan siswa di sekolah adalah Multidimensi dan tampaknya tumpang tindih dengan bebeapa konstruksi yang sama. (Appleton 2008& Jimerson 2003). Keterlibatan biasanya digambarkan memiliki beberapa komponen. Menurut Finn (1989), Model keterlibatan terdiri dari perilaku (partisipasi dalam kelas dan sekolah) dan komponen afektif (identifikasi sekolah, milik, menilai pembelajaran).. Berdasarkan paparan di atas, peneliti penting untuk meneliti “pengaruh lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam proses belajar terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit”. dari penelitian ini peneliti ingin mengetahui adakah pengaruh lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam proses belajar terhadap motivasi belajar.. B. Rumusan Masalah 1.. Bagaimana tingkat lingkungan sekolah pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit?. 2.. Bagaimana tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit?. 3.. Bagaimana tingkat motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit?.

(31) 10. 4.. Apakah lingkungan sekolah berpengaruh terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit?. 5.. Apakah ada pengaruh keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit?. 6.. Apakah lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit?. C. Tujuan Penelitian 1.. Untuk mengetahui tingkat lingkungan sekolah pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit.. 2.. Untuk menetahui tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit.. 3.. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit.. 4.. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit.. 5.. Untuk mengetahui pengaruh keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit.. 6.. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Dampit..

(32) 11. D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini secara umum memiliki banyak sekali manfaat, secara garis besar ada dua manfaat utama yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.. Manfaat Teoritis Secara teoritis penilitian ini dapat memberikan kontribusi pada bidang pendidikan terutama psikologi pendidikan. Selain dalam psikologi pendidikan penerapan teori keilmuan dalam psikologi juga dapat dipraktekkan secara langsung di lapangan.. 2.. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Hasil peneliti ini bisa digunakan sebagai bahan koreksi terutama bagi peneliti jika ingin melanjutkan kejenjang berikutnya. Penelitian ini juga dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan pengetahuan metodologi penelitian dan sarana menerapkan langsung teori yang didapat di bangku kuliah dalam kegiatan pembelajaran nyata. Selain itu peneliti juga harus menerapkan jikalau ada kasus yang sama terjadi dalam kehidupan sehari-harinya. b. Bagi Fakultas Secara tidak langsung penelitian ini memberikan manfaat praktis dalam bidang sosial dan pendidikan terutama ranah psikologi pendidikan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Selain itu juga menambah refrensi dalam khasanah keilmuan psikologi. Dalam rangka meningkatkan fakultas psikologi dalam bidang riset. c. Bagi Siswa.

(33) 12. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada siswa dalam konteks motivasi belajar agar siswa tidak bermalas-malasan di sekolah. d. Bagi Guru Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu refrensi bagi guru untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar di lingkungan sekolah. Melalui penelitian ini, guru juga diharapkan lebih dapat memahami perilaku siswa dan siswinya sehingga dapat memaksimalkan proses belajar mengajar yang lebih bermakna dan permanen..

(34) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003). Menurut Purwanto (2004: 73), motivasi adalah “suatu usaha yang didasari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”.. Johnson & Jhonson (dalam Woolfolk, 1988) mendefinisikan motivasi belajar adalah kecenderungan siswa untuk bekerja keras atas aktivitas belajar dalam mencapai prestasi belajarnya.. W.S Winkel (1996) dalam bukunya psikologi pengajaran menyatakan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak pisikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan. 13.

(35) 14. belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar.. Jare Brophy (1988) mendefinisikan motivasi belajar siswa adalah kecenderungan untuk bekerja keras atau aktivitas yang disebabkan dengan suatu keyakinan bahwa mereka berguna (the tendency to work hard on academic activities because one believes they are worthwhile). Dalam arti bahwa siswa memiliki kecenderungan untuk menemukan aktivitas. akademik. yang bermakna danberguna serta mencoba. mendapatkan manfaat yang diharapkan.. Motivasi belajar (learning motivation) yaitu dorongan seseorang untuk belajar sesuatu guna mencapai suatu cita-cita. Seseorang akan memiliki motivasi belajar yang tinggi bila ia menyadari dan memahami tujuan yang akan dicapainya di kemudian hari. Bila seseorang memahami cita-citanya secara baik, maka ia akan terdorong untuk semakin giat dalam belajar. Ada 2 jenis motif yaitu motif internal dan motif eksternal. Motif internal cenderung lebih dapat bertahan lama daripada motif eksternal. (Santrock, 1999; Suryabrata, 1982). Santrock (2001;302) menambahkan 4 karakteristik yang mendasari perkembangan motif intrinsik yaitu: a) self-determination, b) curiosity, c) challenge, d) effort. Self determination yaitu kemampuan untuk menentukan tujuan diri sendiri yang dilakukan atau dimiliki sebelumnya. Curiosity ialah kecenderungan untuk mengetahui dan menguasai sesuatu yang cukup.

(36) 15. besar dari dalam diri sendiri. Challenge ialah suatu kesempatan untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan kemampuan diri sendiri. Effort ialah suatu keahlian yang dipergunakan untuk mencapai sesuatu sesuai dengan harapannya.. Mempelajari sesuatu agar dapat mencapai keberhasilan dengan baik dibutuhkan motivasi yang tinggi (high motivation). Motivasi yang berasal dari luar (motif eksternal) cenderung tidak akan bertahan lama, karena bila stimulasi luar tersebut sudah hilang atau tidak ada lagi, maka seseorang cenderung akan menurunkan semangat belajarnya (Santrock, 1999). Dengan demikian daya tahan mengahadapi suatu tantangan tidak akan efektif dan tidak mencapai sasaran belajarnya.. Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000).. Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis.

(37) 16. yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).. Berdasarkan beberapa pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa Motivasi belajar merupakan proses yang member semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Perilaku yang memiliki motivasi yaitu perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.. 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh Santrock (2007), yaitu:. a. Motivasi. ekstrinsik,. yaitu. melakukan. sesuatu. untuk. mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan)..

(38) 17. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian. b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu: 1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka. mempunyai. pilihan. dan. peluang. untuk. mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka..

(39) 18. 2) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. Berdasarkan penjelasan tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek motivasi belajar yaitu dorongan seseorang untuk belajar sesuatu guna mencapai suatu cita-cita. Seseorang akan memiliki motivasi belajar yang tinggi nila ia menyadari dan memahami tujuan yang akan dicapainya di kemudian hari. Bila seseorang memahami citacitanya secara baik, maka ia akan terdorong untuk semakin giat dalam belajar. 3. Macam-macam Motivasi Belajar Pada dasarnya siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar. Seperti yang dikemukakan Sugihartono dkk (2007: 78) membedakan macam-macam motivasi tersebut menjadi 4 golongan, yaitu: 1) Motivasi Instrumental Pada golongan ini, siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau untuk menghindari hukuman. 2) Motivasi Sosial Motivasi sosial berarti bahwa siswa belajar disebabkan adanya dorongan untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini keterlibatan siswa pada tugas menonjol..

(40) 19. 3) Motivasi Berprestasi Jenis motivasi ini, siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya. 4) Motivasi Instrinsik Motivasi siswa belajar karena keinginannya sendiri. Berdasarkan penjelasan dari tokoh di atas dari keempat macammacam motivasi di atas sebaiknya dimiliki secara keseluruhan oleh siswa. Namun yang terpenting adalah motivasi/ keinginan yang muncul dari dalam dirinya untuk belajar, sehingga dengan adanya unsur kesengajaan dalam belajar pasti hasilnya akan lebih baik. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siwa, yaitu: a. Harapan guru b. Instruksi langsung c. Umpanbalik (feedback) yang tepat d. Penguatan dan hadiah e. Hukuman Sebagai pendukung kelima faktor di atas, Sardiman (2000) menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah: a. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik. b. Persaingan/kompetisi..

(41) 20. c. Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri. d. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. e. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan. f. Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif. Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor mempengaruhi motivasi belajar berasal dari diri kita, siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran. yang. disampaikan,. membaca. materi. sehingga. bisa. memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. 5. Dalam Perspektif Islam Motivasi Belajar Dalam QS. Al-Mujadilah, 58;11. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: „berlapang-lapanglah dalam majelis‟, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan; „Berdirilah kamu‟, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mngetahui apa yang kamu kerjakan,” (Q.S Al-Mujadilah, 58; 11).

(42) 21. Sebab turunnya ayat ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil bin Hibban, ia berkata, "Pada suatu hari, yaitu hari Jumat Rasulullah SAW. berada di Suffah mengadakan pertemuan di suatu tempat yang sempit, dengan maksud menghormati pahlawan-pahlawan perang Badar yang terdiri dari orang-orang Muhajirin dan Ansar. Beberapa orang pahlawan perang Badar itu terlambat datang di antaranya Sabit bin Qais. Para pahlawan Badar itu berdiri di luar yang kelihatan oleh Rasulullah mereka mengucapkan salam, "Assalamu' alaikum Ayyuhan Nabiyyu warahaturlahi wabarakatuh", Nabi SAW. menjawab salam, kemudian mereka mengucapkan salam pula kepada orang-orang yang hadir lebih dahulu dan dijawab pula oleh mereka. Para pahlawan Badar itu tetap berdiri, menunggu tempat yang disediakan bagi mereka, tetapi tidak ada yang menyediakannya.Melihat itu Rasulullah SAW.merasa kecewa, lalu mengatakan, "berdirilah, berdirilah". Berapa orang yang ada di sekitar itu berdiri, tetapi dengan rasa enggan yang terlihat di wajah mereka.Maka orang-orang munafik memberikan reaksi dengan maksud mencela Nabi SAW.mereka berkata, "Demi Allah, Muhammad tidak adil, ada orang yang dahulu datang dengan maksud memperoleh tempat duduk di dekatnya, tetapi di suruh berdiri agar tempat itu diberikan kepada orang yang terlambat datang. Dalam QS. Ar-Ra‟d: 11 disebutkan. Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”..

(43) 22. Ada makna yang dalam yang bisa dipetik dari ayat di atas, yaitu Allah mengajarkan manusia untuk melakukan perubahan. Perubahan yang lahir dari sebuah motivasi individu atau masyarakat yang kemudian motivasi tersebut merubah cara pandang dan aktivitas. Maknanya, bahwa sebuah motivasi akan mengawali sebuah perubahan dan merubah cara pandang dan kinerja individu ataupun kelompok. Dalam kaitannya dengan aktivitas keagamaan motivasi tersebut penting untuk dibicarakan dalam rangka mengetahui apa sebenarnya latar belakang suatu tingkah laku keagaman yang dikerjakan seseorang. Di sini peranan motivasi itu sangat besar artinya dalam bimbingan dan mengarahkan seseorang terhadap tingkah laku keagamaan. Namun demikian ada motivasi tertentu yang sebenarnya timbul dalam diri manusia karena terbukanya hati manusia terhadap hidayah Allah. Sehingga orang tersebut menjadi orang yang beriman dan kemudian dengan iman itu ia lahirkan tingkah laku keagaman. Ada beberapa peran motivasi dalam kehidupan manusia sangat banyak di antaranya: a. Motivasi sebagai pendorong manusia dalam melakukan sesuatu, sehingga menjadi unsur penting dan tingkah laku atau tindakan manusia. b. Motivasi bertujuan untuk menentukan arah dan tujuan. c. Motivasi berpungsi sebagai penguji sikap manusia dalam beramal benar. atau. kesalahannya.. salah. sehingga. bisa. dilihat. kebenarannya. dan.

(44) 23. d. Motivasi berfungsi sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akan dilakukan oleh manusia baik atau buruk. Jadi motivasi itu berfungsi sebagai pendorong, penentu, penyeleksi dan penguji sikap manusia dalam kehidupanya. Dan di antara 4 diatas yang paling dominan adalah peran motivasi yang pertama. Betapa pentingnya motivasi dalam aktivitas keagamaan yang merupakan ruh kehidupan, sungguh dalam aktivitas belajarpun motivasi memiliki peran yang sangat besar. Dalam catatan sejarah dapat dilihat bagaimana semangat dan motivasi para ulama dalam belajar sehingga mereka betul-betul mampu menjadi individu yang ahli dalam bidangnya atau bahkan ahli di berbagai bidang ilmu. Sebut saja Ibnu Hajar Al-Atsqolani, beliau tidaklah dikenal sebagai anak yang jenius ketika anak-anak. Bahkan beliau sempat memutuskan untuk meninggalkan madrasahnya karena putus asa dan merasa tertinggal jauh dari temantemannya dalam menyerap pelajaran. Di tengah perjalanannya meninggalkan madrasahnya itulah dia melihat batu hitam yang sangat keras tetapi bisa berlobang hanya karena mendapat tetesan air yang terus-menerus. Hal tersebut mampu membangkitkan motivasi dalam diri beliau “Batu saja bisa berlobang hanya karena tetesan air, tentu otakku tidak sekeras batu itu untuk menerima pelajaran” katanya dalam batin. Kemudian beliau kembali ke madrasahnya dengan motivasi yang membaja dan akhirnya beliau sukses dalam menuntut ilmu, yang.

(45) 24. akhirnya beliau menjadi salah satu ulama yang menjadi rujukan umat Islam hingga hari ini. B. Lingkungan Sekolah 1. Pengertian Lingkungan Sekolah Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika), sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto bahwa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) adalah semua kondisi dalam dunia ini yang dengan. cara-cara. tertentu. mempengaruhi. tingkah. laku. kita,. pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen. Bahkan gen-gen pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen yang lain. Menurut Sutari Imam Barnadib "adapun yang disebut alama sekitar atau lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekelilingnya”. Menurut Zakiyah Daradjat dan kawan-kawan: dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah semua yang tampak di sekeliling kita dan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku kita.. Menurut Sukmadinata (2009: 164), “lingkungan. sekolah memegang perananan penting bagi perkembangan belajar para siswanya”. Sedangkan menurut Sabdulloh (2010: 196) bahwa: Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara sengaja dirancang dan.

(46) 25. dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal dan sekolah adalah. lembaga. khusus,. suatu. wahana,. suatu. tempat. untuk. menyelenggarakan pendidikan, yang di dalamnya terdapat suatu proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.. Sejalan dengan pendapat Dalyono (2009: 59) bahwa, Keadaan sekolah tempat turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan anak.. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat seperti harus berjenjang dan berkesinambungan sehingga disebut pendidikan formal. Selain itu sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis, yaitu sarana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan kurikuler, dan lain sebagainya (Syaodih, 2004: 164).. Lingkungan sekolah terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik. Sedangkan menurut Rukmana dan Suryana (2006: 69) menyebutkan bahwa lingkungan fisik tempat belajar memberikan pengaruh terhadap hasil belajar anak. Guru harus dapat menciptakan lingkungan yang.

(47) 26. membantu perkembangan pendidikan Siswa. Lingkungan fisik meliputi ruang tempat berlangsungnya pembelajaran, ruang kelas, ruang laboratorium, ruang serbaguna/aula.. Pengaturan tempat duduk meliputi pola berderet atau berbaris belajar, pola susun berkelompok, pola formasi tapal kuda, damn pola lingkaran atau persegi. Ventilasi dan pengaturan cahaya dan pengaturan penyimpanan barang-barang. Sedangkan lingkungan non fisik meliputi kondisi sosio-emosional. Kondisi sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar,. kegairahan. siswa. dan. efektifitas. tercapainya. tujuan. pengajaran.. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi tipe kepimimpinan, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik (raport) dan kondisi organisasional.. Berdasarkan beberapa pendapat para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah semua yang tampak di sekiling kita dan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku kita.. 2. Aspek-aspek Lingkungan Sekolah Rukmana dan Suryana (2006: 69) menemukan bahwa lingkungan sekolah yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan non fisik yang dijelaskan sebagai berikut:.

(48) 27. a. Lingkungan Fisik Lingkungan. fisik. yaitu. tempat. belajar. memberikan. pengaruh terhadap hasil belajar anak. Guru harus dapat menciptakan lingkungan yang membantu perkembangan pendidikan Siswa. Lingkungan fisik meliputi kelengkapan fasilitas sekolah dan sarana dan prasarana sekolah.. b. Lingkungan Non Fisik Lingkungan non fisik meliputi kondisi sosio-emosional. Kondisi sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Berdasarkan penjelasan tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek lingkungan sekolah yaitu meliputi semua hal yang berpengaruh dan membentuk pola perilaku dan pribadi individu siswa saat menjalani proses belajar mengajar di sekolah, baik itu lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial.. 3. Macam-Macam Lingkungan Sekolah Menurut Walgito (2004: 51) menyebutkan bahwa lingkungan secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu:. a. Lingkungan fisik adalah lingkungan yang ada disekitar manusia berupa kondisi alam, misalnya keadaan tanah, keadaan musim, dan lain sebagainya..

(49) 28. b. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap perkembanagn individu berbedabeda, sebab interaksi yang dilakukan individu satu dengan individu yang lain di masyarakat juga berbeda-beda. Lingkungan sosial dibedakan menjadi: 1) Lingkungan sosial primer Hubungan anggota satu dengan anggota yang lainnya saling mengenal dengan baik, sehingga pengaruh lingkungan sosial primer sangat mendalam. 2) Lingkungan sosial sekunderdimana hubungan anggota satu dengan anggota lain agak longgar. Hal ini dikarenakan hubungan anggota satu dengan anggota lain dalam lingkungan sekunder kurang atau tidak saling mengenal, sehingga pengaruh lingkungan sosial sekunder kurang mendalam dibandingkan dengan pengaruh sosial primer. Berdasarkan penjelasan tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa macam-macam lingkungan sekolah adalah membantu menciptakan serta menanamkan budi pekerti serta karakter yang baik. 4. Faktor-faktor Lingkungan Sekolah Menurut Tu‟u (2004: 18) faktor lingkungan sekolah sebagai berikut: a. Guru Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu. pengetahuan. kepada. anak. didik.. Dengan. ilmu. dan. keterampilan yang dimiliki, guru dapat menjadikan siswa menjadi individu yang cerdas dan disiplin..

(50) 29. b. Sarana dan prasarana Prasarana dan sarana pembelajaran merupakan faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata rapi, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, tersedianya. buku-buku. pelajaran,. media/alat. bantu. belajar. merupakan komponen yang penting untuk mendukung kegiatankegiatan belajar. c. Kondisi gedung Diantaranya ventilasi udara yang baik, sinar matahari dapat masuk, penerangan lampu yang cukup, ruang kelas yang luas, kondisi gedung yang kokoh. Apabila suasana ruang gelap, ruangan sempit, tidak ada ventilasi dan gedung rusak akan menjadikan proses belajar yang kurang baik sehingga memungkunkan proses belajar menjadi terhambat. Berdasarkan penjelasan tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa Faktor-faktor lingkungan sekolah yaitu bahwa Ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak terhadap terciptanya iklim pembelajaran yang lebih kondusif, terjadinya kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik..

(51) 30. 5. Dalam Perspektif Islam Lingkungan Sekolah. Lingkungan. sekolah. merupakan. lingkungan. tempat. siswa. menyerap nilai-nilai akademik termasuk bersosialisasi dengan guru dan teman. sekolah.. Mengenai. hal. ini. Zamuzi. penulis. buku. ta‟limulmuta‟allim” memberikan arahan tentang guru dan teman. Menurut Zamuzi, idealnya seorang guru memiliki sifat talim “wara” dan lebih tua. Fungsi masjid menurut faham kaum muslimin di masa-masa petempat permulaan islam adalah amat luas. Mereka telah menjadikan masjid untuk tempat beribadah, member pelajaran, tempat peradilan, tentara berkumpul, dan menerima duta-duta dari luar negeri. Di antara yang mendoromg mereka untuk mendirikan masjid ialah keyakinan bahwa rumah mereka tak cukup luas untuk beribadah bersama mengadakan satu mejelis.. Hal ini sejalan dengan ayat al-Quran: QS at-Taubah 108 :. Artinya: “Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selamalamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa, sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bersih. (QS. At-Taubah 108. Dalam konteks sekarang, masjid adalah sekolah. Lingkungan sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan tingkat keberhasilan anak dalam belajar, adalah sebagai lanjutan dari pendidikan lingkungan keluarga. Dalam perspektif islam, fungsi sekolah sebagai media realisasi.

(52) 31. pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah dan syariah dalam upaya penghambaan diri terhadap Allah dan mentauhidkan-Nya sehingga manusia terhindar dari penyimpangan fitrahnya.. Adapun secara istilah Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang. untuk pengajaran siswa (atau. “murid“). di. bawah. pengawasan guru. Dengan demikian, lingkungan sekolah dapat diartikan segala sesuatu yang tampak dan terdapat di sekolah, baik itu alam sekitar maupun setiap individu yang berada di dalamnya. Mengenai masalah ini, terdapat ayat al-Quran yang berbunyi :. Artinya: Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang.(QS an-Nur 36). Artinya: Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak oleh jual beli dari mengingati Allah, dan mendirikan sembahyang, dan membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS an-Nur 37) Maksud dari kata buyut ialah rumah-rumah ibadah, seperti masjid yang telah diizinkan atau diperbolehkan dan diperintahkan di dalamnya untuk selalu menyebut atau berdzikir akan namaNya yang agung sepanjang waktu. Dalam hadis juga disebutkan bahwa Rasulullah bersabda: “Tidaklah berkumpul sejumlah orang dalam salah satu rumah Allah untuk membaca al-Quran dan mempelajarinya antar mereka, kecuali turun atas mereka sakinah/ketenangan, rahmatpun meliputi.

(53) 32. mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di sisiNya (HR. Muslim melalui Abu Hurairah). Tuhan menunjukkan dimana tempat penggosokan intan jiwa, ialah dirumah-rumah suci tempat menyembah Allah, di masjid tempat menjunjung tinggi namaNya dan mengingatNya, baik dengan hati ataupun dengan lidah. Bersembahyang, bertasbih menjunjung tinggi kesucianNya di waktu pagi dan di petang hari. Pada waktu melatih jiwa mendekati Tuhan dengan melakukan shalat itu, bebaskan jiwa dan lepaskan diri dari pengaruh benda, pangkat kebesaran dan kekayaan, jual beli dan untung rugi demikian tersebut dalam ayat 37. Sehingga walaupun berniaga berjual beli, dia laksanakan hanyalah karena termasuk dzikir kepada Allah, karena Tuhan yang memerintahkan. C. Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran 1. Pengertian Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimjati dan Mudjiono(1994:56-60), keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya.. Menurut Appleton & Jimerson, keterlibatan siswa di sekolah adalah Multidimensi dan tampaknya tumpang tindih dengan beberapa konstruksi yang sama. (Appleton 2008& Jimerson 2003). Keterlibatan biasanya digambarkan memiliki beberapa komponen. Menurut Finn.

(54) 33. (1989), Model keterlibatan terdiri dari perilaku (partisipasi dalam kelas dan sekolah) dan komponen afektif (identifikasi sekolah, milik, menilai pembelajaran). Definisi yang serupa juga telah ditawarkan oleh Newmann, Wehlage, dan Lamborn (1992) dan Marks (2000). Dua ulasan terbaru dari literatur ini, bagaimanapun, menyimpulkan bahwa keterlibatan terdiri dari dua subtipe: Afektif (misalnya, hubungan guru dengan siswa, dukungan teman di sekolah dan dukungan keluarga untuk belajar.), kognitif (misalnya, kontrol relevansi kerja sekolah, masa depan aspirasi dan tujuan dan motivasi ekstrinsik.) misalnya, bunga, milik, sikap positif tentang belajar (Fredericks et al, 2004);. Jimerson, Campos, & Greif, 2003).. (Appleton & Christenson, 2004) dikembangkan dari review literatur yang relevan dengan menggunakan database terkomputerisasi (misalnya, Pendidikan Full Text, ERIC, dan PsycINFO) dan pencarian tangan dari daftar referensi untuk artikel yang dipilih. Syarat termasuk keterlibatan, milik, identifikasi dengan sekolah, regulasi diri, keterlibatan akademik, keterlibatan perilaku, keterlibatan kognitif, dan keterlibatan psikologis yang digunakan dalam pencarian literatur.. Untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar guru dapat melakukannya dengan ; keterlibatan secara langsung siswa baik secara individual maupun kelompok; penciptaan peluang yang mendorong siswa untuk melakukan eksperimen, upaya mengikutsertakan siswa atau memberi tugas kepada siswa untuk.

(55) 34. memperoleh informasi dari sumber luar kelas atau sekolah serta upaya melibatkan. siswa. dalam. merangkum. atau. menyimpulkan. pesan pembelajaran.. Adapun kualitas dan kuantitas keterlibatan siswa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Internal faktor meliputi faktor fisik, motivasi dalam belajar, kepentingan dalam aktivitas yang diberikan, kecerdasan dan sebagainya. Sedangkan eksternal faktor meliputi guru, materi pembelajaran, media, alokasi waktu, fasilitas dan sebagainya.. Keterlibatan siswa hanya bisa dimungkinkan jika siswa diberi kesempatan. untuk. berpartisipasi. atau. terlibat. dalam proses. pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar sebelumnya, para murid diharuskan tunduk dan patuh pada peraturan dan prosedur yang kaku yang justru membatasi keterampilan berfikir kreatif. Dalam belajar, anak-anak. lebih. banyak. disuruh. menghapal. ketimbang. mengeksplorasi, bertanya atau bereksperimen.. Partisipasi. aktif. siswa. sangat. berpengaruh. pada. proses. perkembangan berpikir, emosi, dan sosial. Keterlibatan siswa dalam belajar, membuat anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan mengambil keputusan. Namun pembelajaran saat ini pun masih ada yang menggunakan metode belajar dimana siswa menjadi pasif seperti pemberian tugas, dan guru mengajar secara.

(56) 35. monolog, sehingga cenderung membosankan dan menghambat perkembangan aktivitas siswa.. Berdasarkan beberapa pendapat para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yaitu. keterlibatan. siswa. sangat. penting. untuk. menciptakan. pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.. 2. Aspek-aspek Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Appleton & Jimerson (2008) menyebutkan bahwa memiliki 2 aspek sebagai berikut:. a. Keterlibatan Afektif Keterlibatan afektif yaitu mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasional siswa. Keterlibatan afektif meliputi hubungan guru dengan siswa, dukungan teman di sekolah dan dukungan keluarga untuk belajar.. b. Keterlibatan Kognitif Keterlibatan kognitif yaitu kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Keterlibatan kognitif meliputi kontrol relevansi kerja sekolah, masa depan aspirasi dan tujuan dan motivasi ekstrinsik.. Berdasarkan penjelasan tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh pada proses berpikir, emosi, dan sosial. Keterlibatan.

(57) 36. siswa dalam belajar, membuat anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan mengambil keputusan.. 3. Keterlibatan Siswa pada Sekolah Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimjati dan Mudjiono(1994:56-60), keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya.. (Fredericks et al, 2004) Keterlibatan siswa pada sekolah, yaitu: suatu proses psikologis yang menunjukkan perhatian, minat, investasi, usaha dan keterlibatan para siswa yang dicurahkan dalam pekerjaan belajar di sekolah yang meliputi. a. Keterlibatan emosi siswa pada sekolah, yang menunjukkan minat, nilai, dan emosi terhadap sekolah, misalnya: perasaan di kelas, perasaan terhadap sekolah dan guru, perasaan terhadap perlakuan, disiplin dan motivasi, perasaan memiliki, perasaan positif, dan menghargai prestasi akademik di sekolah. b. Keterlibatan kognitif siswa terhadap sekolah, yakni persepsi terhadap motivasi, usaha keras dan penggunaan strategi. Ini mencakup investasi psikologis dalam belajar, usaha keras dalam belajar, keseriusan bersekolah, keinginan bekerja melebihi yang dipersyaratkan, pilihan yang menantang, disiplin, perencanaan dan.

(58) 37. strategi belajar, keluwesan dalam memecahkan masalah, memilih bekerja keras, dan c. Keterlibatan perilaku, yakni melakukan pekerjaan sekolah dan mengikuti peraturan sekolah, meliputi: (a) perilaku yang positif, yaitu. perilaku. yang. mengilustrasikan. usaha,. ketekunan,. konsentrasi, perhatian, mengajukan pertanyaan, menyumbang pada diskusi kelas, mengikuti aturan, belajar, menyelesaikan pekerjaan rumah, berpartisipasi dalam aktivitas sekolah yang terkait. (b) Absenya perilaku yang mengganggu, seperti tidak mangkir sekolah dan tidak membuat kekacauan di kelas. Tinggi rendahnya keterlibatan siswa terhadap sekolah dicerminkan dari skor yang diperoleh dalam mengerjakan Skala Keterlibatan pada Sekolah (SKS). Berdasarkan penjelasan tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan siswa merupakan suatu usaha yang dilakukan siswa pada saat proses belajar. Usaha tersebut meliputi keterlibatan emosi siswa, keterlibatan kognitif siswa terhadap sekolah, dan keterlibatan perilaku. 4. Dalam Pespektif Islam Keterlibatan Siswa Dalam Proses Belajar Al-Qur‟an Surat an-Nahl ayat 78 juga dijelaskan:. Artinya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS.anNahl: 78).

Gambar

Grafik  4.3 Kategorisasi Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran .......... 70  Grafik  4.4 Kategorisasi Motivasi Belajar  ........................................................
Diagram 4.2   Prosentase Tingkat Keterlibatan Siswa dalam Proses
Tabel 3.1  Skor Skala Likert
Tabel 3.8  Rumus Kategorisasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

 Melakukan ulangan berisi materi yang berkaitan dengan pengertian dasar statistika (data (jenis-jenis data, ukuran data), statistika, statistik, populasi, sampel, data tunggal),

Guru memberikan tinjauan pada pengetahuan peserta didik terkait materi aturan sinus, kosinus dan luas segitiga yang akan dipelajari dengan meminta peserta didik mengamati peta

Dengan transmisi synchronous, ada level lain dari synchronisasi yang perlu agar receiver dapat menentukan awal dan akhir dari suatu blok data.. Untuk itu, tiap blok dimulai

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa ada paksaan/tekanan dari pihak manapun dan akan saya penuhi sesuai dengan yang

TABULASI VARIABEL INDEPENDEN DAN DEPENDEN 38 2013 PT.. KEDAWUNG

Borland Delphi 7.0 adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang berasal dari bahasa pemrograman Pascal. Dengan bahasa Pemrograman Delphi kita dapat membuat program-program

diinisiakan jika kuat sinyal yang diterima pada base station (BS) yang akan dituju lebih kuat berdasarkan nilai histeresisnya daripada kuat sinyal dari BS yang sedang

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. ©