• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Dan Peran Stratifikasi Sosial Terhadap Usaha Ternak Sapi Potong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bentuk Dan Peran Stratifikasi Sosial Terhadap Usaha Ternak Sapi Potong"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK DAN PERAN STRATIFIKASI SOSIAL TERHADAP USAHA BENTUK DAN PERAN STRATIFIKASI SOSIAL TERHADAP USAHA

TERNAK SAPI POTONG TERNAK SAPI POTONG

ALIF UTAMA PERWIRANEGARA ALIF UTAMA PERWIRANEGARA

I011171320 I011171320

SOSIOLOGI PETERNAKAN SOSIOLOGI PETERNAKAN PROGRAM STUDI PETERNAKAN PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR MAKASSAR 2018 2018

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk tumbuh dengan sehat, kita memerlukan makanan yang bergizi tinggi. Salah satu jenis makanan yang sangat baik untuk dimakan adalah daging, karena di dalamnya terkandung protein yang tinggi. Daging dapat didapatkan dari  berbagai jenis hewan, contohnya ayam, kambing, bebek, kerbau, sapi, dan lain

sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi msayarakat, maka banyak didirikan peternakan sapi, baik skala kecil hingga skala besar.

Dalam kehidupan bermasyarakat sering kali ditemui perbedaan status kehidupan yang membedakan keluarga satu dengan yang lain, ada yang statusnya tinggi karena pekerjaan dan jabatannya, ada yang karena total kekayaan dan asetnya, atau ada yang karena pengaruhnya terhadap lingkungan. Hal tersebut disebut sebagai lapisan-lapisan dalam masyarakat, ada yang berdiri di puncak kejayaan dan ada pula yang terpuruk di dasar

Peternakan yang dikelola oleh masyarakat umumnya hanya berskala kecil dan menegah, juga menjadi peternak hanya dilakukan sebagai pekerjaan sambilan di samping pekerjaan utama dengan tujuan untuk manambah jumlah  penghasilan untuk kehidupan sehari-hari. Namun ada juga yang beternak dengan

skala besar sebagai pekerjaan utama yang menguntungkan

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana hubungan antara stratifikasi sosial dengan perkembangan usaha ternak sapi potong di lingkungan masyarakat?

(3)

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN

Tujuan yang ingin dicapai ialah untuk mengetahui bagaimana perananan dan  pengaruh stratifikasi sosial masyarakat dalam pengembangan usaha ternak sapi  potong dan sebagai pemenuhan tugas yang telah diberikan. Ada pun kegunaan yang dapat diambil ialah penulis dapat mengetahui bagaimana kondisi usaha ternak sapi potong yang ada di daerah, untuk mengetahui lapisan masyarakat yang ada dalam kalangan peternak.

(4)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. SAPI POTONG

Sapi merupakan jenis hewan mamalia bertanduk, bertubuh besar serta dapat diternakkan, baik untuk diambil susu, daging, kulit, maupun tulangnya. Banyak ahli yang memperkirakan bangsa sapi berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, ke seluruh Kawasan wilayah Asia, dan Afrika. Perlu diketahui bahwa bangsa sapi di setiap daerah dan bangsa memiliki sejarah  penjinakan yang berbeda.

Secara garis besar, bangsa sapi dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu; sapi zebu ( Bos indicus) yang berasal dari India, Bos taurus  yang menurunkan  bangsa sapi potong dan perah, Bos sondaicus ( Bos bibos) yang merupakan

moyang sapi di Indonesia (Sudarmono & Sugeng, 2008).

Adapun sapi potong menurut Agus Murtidjo (2012), merupakan jenis sapi yang sengaja diternakkan dengan tujuan hanya untuk dimanfaatkan dagingnya dengan melalui proses penambahan bobot badan (penggemukan).

Segala jenis sapi pada akhirnya akan menjadi sapi p otong penghasil daging.  Namun daging yang berasal dari sapi afkiran tidak begitu baik, oleh karena itu ada beberapa jenis sapi yang memang dibiakkan khusus untuk digemukkan dan umumnya menjadi sapi bakalan yang akan dipelihara secara intensif selama  beberapa bulan sehingga diperoleh bobot badan yang cukup untuk dipotong,

(5)

Menurut Ahmad Said (2006), untuk menghasilkan daging yang baik,  pemilihan bibit unggul sapi potong harus dilakukan, cara untuk menyeleksi

ternak, yaitu berdasarkan;

1. Sifat individu yang baik, seperti bentuk tubuh, pertumbuhan, efisien dalam menggunakan pakan,

2. Pemenang suatu kontes ternak tertentu, dan

3. Kemampuan produksi yang baik, pada ternak potong melihat bobot lahir,  bobot saat disapih, pertambahan bobot bulanan, kualitas daging, dan

lain-lain

B. DEFINISI STRATIFIKASI SOSIAL

Menurut Syarif Moeis (2008), stratifikasi sosial berasal dari istilah Social Stratification yang berarti Sistem berlapislapis dalam masyarakat; kata Stratification berasal dari stratum (jamaknya: strata) yang berarti lapisan; stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau measyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).

Stratifikasi sosial merupakan peringkat, jenjang, atau pangkat yang membedakan posisi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, dapat pula  berupa pengelompokan masyarakat secara sosial, budaya, ekonomi, atau politik

dalam jenjang yang bertingkat (Indera Ratna, 2016).

Sehingga dapat disimpilkan bahwa stratifikasi atau lapisan masyarakat adalah suatu tingkatan di dalam masyarakat yang membedakan status sosial masyarakatnya berdasarkan berbagai factor penunjang kehidupan dan  pengaruhnya terhadap masyarakat.

(6)

Selama dalam masyarakat itu ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem yang berlapis-lapis dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai itu mungkin berupa uang atau bendabenda yang bernilai ekonomis, mungkin berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan atau mungkin keturunan dari orang terhormat (Syarif Moeis, 2008).

Indera Ratna (2016) berpendapat, stratifikasi sosial memiliki sifat; pertama  bersifat universal bervairasi bergantung daerahnya, kedua bersifat selalu ada  pada waktu apa pun dari masa ke masa, ketiga barsifat terwariskan kepada generasi selanjutnya, konsep tersebut memberikan pemahaman kritis menganai  beragam fenomena sosial masyarakat.

Dalam hirerarki sosial masyarakat, orang yang memilki kekuasaan dapat dikatakan berada pada posisi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kekuasaan. Jika sesorang dapat memengaruhi proses  penyusunan dalam pembuatan hukum, maka orang tersebut memiliki posisi  pengaruh yang kuat

C. FUNGSI STRATIFIKASI SOSIAL

Menurut Arief Herdiyanto, stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai  berikut:

1. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan  penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada  jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang

(7)

2. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan, dan sebagainya 3. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi,

keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan

4. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah

5. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan

6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

Manusia pada umumnya bercita-citakan agar ada perbedaaan kedudukan danperanan dalam masyarakat, akantetapi cita-cita itu akan selalu terbentur dengan suatu kenyataan yag berlainan. Setiap masyarakat harus menempatkan individu-individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai akibat  penempatan tersebut. Dengan adanya stratifikasi sosial ini diharapkan individu dapat menjalankan masing-masing perannya sesuai tingkatan status sosialnya di masyarakat (Syarif Moeis, 2008).

(8)

Berdasarkan sifatnya stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi tiga (Anonim, 2017):

1. Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi Sosial Terbuka merupakan stratifikasi sosial dimana setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk naik ke  pelapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri, demikian pula sebaliknya, setiap anggota juga dapat turun ke kelas yang lebih rendah. Contohnya dalam dunia bisnis, setiap pengusaha memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak konsumen dan meraup keuntungan yang lebih

2. Startifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi Sosial Tertutup merupakan stratifikasi sosial yang setiap anggotanya tidak akan berpindah dari kelompok tertentu karena satu-satunya penentu pengelompokkan dalam sistem stratifikasi sosial tertutup adalah melalui kelahiran. Contohnya adalah pada masyarakat yang masih menggunakan ras sebagai dasar pelapisan sosial

3. Stratifikasi Sosial Campuran

Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi dari stratifikasi sosial terbukan dan tertutup. Contohnya adalah orang asli bali memiliki kedudukan yang tinggi di bali (stratifikasi tertutup), tetapi ketika ia pindah ke daerah lain kedudukannya bisa berubah sesuai dengan usaha dan kemampuannya (stratifikasi terbuka)

(9)

D. JENIS STRATIFIKASI SOSIAL

1. Berdasarkan status yang diperoleh secara Alami a. Stratifikasi berdasarkan perbedaan usia  b. Stratifikasi berdasarkan senioritas

c. Stratifikasi berdasarkan jenis kelamin

d. Stratifikasi berdasarkan sistem kekerabatan

e. Stratifikasi berdasarkan keanggotaan dalam kelompok tertentu 2. Berdasarkan status yang diperoleh melalui serangkan usaha

a. Stratifikasi sosial atas dasar Pendidikan

 b. Stratifikasi sosial atas dasar pekerjaan, berdasarkan mata  pencaharian stratifikasi sosial dibedakan sebagai berikut:

1) Elite, orang-orang kaya yang menempati kedudukan tertinggi 2) Prefesional, orang-orang yang berijazah dan bergelar

kesarjanaan

3) Semi-professional, para pegawai kantor, pedagang, teknisi  berpendidikan menengah

4) Tenaga terampil, orang-orang yang mempunyai keterampilan teknik mekanik

5) Tenaga tidak terdidik, misal pembantu rumah tangga dan tukang kebun

c. Stratifikasi sosial atas dasar ekonomi d. Stratifikasi sosial atas dasar kriteria sosial e. Stratifikasi atas dasar kriteria politik

(10)

E. DAMPAK TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL

Menurut Horton dan Hunt dalam Enny Febriana (2014) bahwa, k eberadaan kelas sosial dalam masyarakat berpengaruh terhadap beberapa hal diantaranya adalah

1. Identifikasi diri dan kesadaran kelas sosial. Identifikasi diri atas kelas sosial memberikan beberapa pengaruh terhadap perilaku seseorang. Perasaan identifikasi ini membuat individu cenderung untuk meniru norma-norma  perilaku kelas sosial yang ia anggap sebagai kelas sosialnya. Misalnya seseorang yang merasa sebagai kelas eksekutif akan berusaha u ntuk makan atau minum di kafe dari pada di warung tegal. Walaupun bila diukur dengan ukuran privilege sesungguhnya belum dapat dikategorikan sebagai kelas eksekutif

2. Pola-pola keluarga. Kelas sosial dapat mempengaruhi pola-pola keluarga yang terbentuk. Alternatif pembentukan keluarga pada kalangan atas akan lebih banyak dibandingkan pada kalangan bawah. Sebagai contoh seorang wanita dengan penghasilan tinggi, yang secara ekonomi mandiri akan dapat memilih untuk membentuk rumah tangga dengan laki-laki ataukah membentuk keluarga single parent. Sedangkan bagi wanita dengan  penghasilan rendah atau tidak terlalu mandiri secara ekonomi akan

cenderung mencari pasangan untuk membentuk rumah tangga

3. Munculnya simbol status. Simbol status merupakan simbol yang menandakan status seseorang dalam masyarakat. Peter Berger mengatakan  bahwa seseorang seringkali menunjukkan kepada orang lain apa yang telah

(11)

diraihnya. Dalam hal ini simbol status berfungsi untuk memberitahukan status yang diduduki seseorang. Ada beberapa hal yang menunjukkan simbol status, diantaranya adalah cara menyapa, bahasa, gaya bahasa,  busana, perhiasan, bentuk dan letak rumah, kegiatan rekreasi

Adanya pelapisan sosial dapat pula mengakibatkan atau mempengaruhi tindakan-tindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan individu-individu masyarakat sebagai konsekwensi dari adanya perbedaan status dan peran sosial akan muncul dengan sendirinya. Pelapisan masyarakat mempengaruhi munculnya life chesser & life stile tertentu dalam masyarakat, yaitu kemudahan hidup dan gaya hidup tersendiri. Misalnya, orang kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahankemudahan dalam hidupnya, jika dibandingkan orang miskin (lapisan bawah); dan orang kaya akan punya gaya hidup tertentu yang berbeda dengan orang miskin (Arief Heriyanto).

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Murtidjo, 2012. Seri Budi Daya: Sapi Potong. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Ahmad Said, 2006. Beternak Sapi Potong. Azka Press. Jakarta.

Arief Herdiyanto. Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial. SMAN 1 Waled Cirebon. Cirebon.

Enny Febriana, 2014. Pengantar Sosiologi Modul 4: Stratifikasi Sosial. Universitas Terbuka. Tangerang Selatan.

Indera Ratna, 2016. Stratifikasi dan Mobilitas Sosial. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta.

Sudarmono & Sugeng, 2008. Sapi Potong; Pemeliharaan, Perbaikan Produksi, Prospek Bisnis, Analisis Penggemukan: Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Semarang. Syarif Moeis, 2008. Struktur Sosial: Stratifikasi Sosial. Universitas Pendidikan

Indonesia. Bandung.

www.ilmudasar.com/2017/05/Pengertian-Ciri-Sifat-Pembentukan-Penyebab-dan-Bentuk-Stratifikasi-Sosial-adalah.html

Zainal Abidin, 2008. Penggemukan Sapi Potong; Teknik Mempersiapkan, Memandirikan, dan Menjalankan Usaha: Edisi Revisi. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kalau cuma berdua memang kewalahan mbak, apalagi staf juga melaksanakan tugas lain. Sebenarnya memang perlu tambahan personil, jadi kalau sehari-hari ada yang

Dalam penelitian ini, R/C Ratio digunakan untuk mengetahui efisiensi usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi bermain video game kekerasan dengan perilaku agresif pada remaja.. Subjek penelitian ini adalah

[r]

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu pemerintah daerah hendaknya membuat perencanaan kebijakan pembangunan yang lebih efektif, pemerintah daerah

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hama yang menyerang pada 13 galur dan empat varietas gandum di dataran rendah adalah jangkrik (Orthoptera:

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulifa (2014) menyatakan bahwa macam – macam kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika antara lain: kesalahan dalam