LAMPIRAN
Percobaan Untuk Mendapatkan Parameter – Parameter Motor induksi 3 Fasa
Untuk dapat menentukan parameter – parameter motor induksi 3 fasa rotor sangkar,
maka dapat dilakukan dengan percobaan berikut ini:
Percobaan Tahanan DC
1. Percobaan Pengukuran Tahanan DC Pada Stator
a. Rangkaian Percobaan
A V U V W + -VDC Variabel Ru Rv RwGambar 1. Rangkaian percobaan tahanan DC pada belitan stator
b. Prosedur Percobaan
1. Hubungan belitan dibuat ke hubungan Y, yang akan diukur adalah dua dari ketiga phasa
belitan stator.
2. Rangkaian belitan stator dihubungkan ke sumber tegangan DC.
3. Tegangan supply di naikkan sampai pembacaan voltmeter mencapai 5 Volt, kemudian
catat pembacaan voltmeter dan amperemeter pada dua buah fasa belitan.
4. Tegangan supply dinaikkan dengan besar kenaikan 1 volt sampai tegangan mencapai 8
volt. Catat pembacaan voltmeter dan amperemeter untuk setiap kenaikan tegangan 1
volt.
5. Tegangan diturunkan dan lakukan langkah 3 dan 4 untuk dua buah fasa belitan yang
lainnya, Percobaan Selesai.
c. Data Hasil Percobaan
Fasa
V
dc(Volt)
Idc (Ampere)
U - V
5
0,5
d. Analisa Data
Perhitungan resistansi stator dapat dihitung berdasarkan hasil percobaan tahanan dc
pada motor induksi tiga fasa rotor belitan.
R
DC=
12VIDCDC
(Ohm)
Karena konduktor yang digunakan pada belitan adalah tungal dan motor memiliki daya
yang kecil maka besar faktor pengali (k) adalah 1,1.
R
ac= k. R
DC= 1,1 R
dcR
ac= R
1= R
s=
Rac1+ Rac2 +…….. Racn 3Maka,
Rdc =
5 0,5= 10 Ω
Karena hubungan pada stator adalah Y, maka R
dcadalah :
Rdc =
102
= 5 Ω
R
ac= 1,1 x 5 = 5,5
Ω
Maka tahanan stator adalah :
R1
= R
s=5,5
Ω
2 Percobaan Rotor Tertahan (Block Rotor)
a. Prosedur Percobaan
Prosedur yang dilakukan untuk memperoleh data hubung singkat adalah :
1. Motor induksi diblock putarannya dengan menggunakan tangan pada tegangan
kondisi minimum .
2. Switch S
1ditutup, PTAC
1dinaikkan sehingga motor induksi mulai berputar perlahan
mencapai harga arus penguat nominal.
3. Gunakan tangan untuk memblock putaran motor induksi dan putaran berhenti.
Kemudian penunjukan alat ukur A
1, W dan T dicatat.
4. Pengukuran diulang beberapa kali untuk mendapatkan nilai yang paling baik.
b. Rangkaian percobaan
W3phasa PT AC1 3 Phasa MI V1 A1 Tangan S1Gambar 1. Gambar rangkaian percobaan rotor tertahan (block rotor)
c. Data Hasil Percobaan
V
BR(Volt)
I
BR(Ampere)
P
BR(Watt)
F
1(Hz)
71,45
3,87
380
50
Tabel 2. Data hasil percobaan hubung singkat (block rotor)
d. Analisa Data
Nilai reaktansi dan resistansi rotor diperoleh dari percobaan hubung singkat (Block
Rotor Test).
V
BR= 71,45 Volt
I
BR= 3,87 Ampere
Maka,
𝑍𝑍
BR=
𝑉𝑉
BR√3 𝐼𝐼
BR=
71,45
√3 . 3,87
= 10,659 Ω
𝑅𝑅
BR=
𝑃𝑃
BR3. 𝐼𝐼
2BR=
380
3. (3,87)
2= 8,4574 Ω
𝑅𝑅
′ 2= 𝑅𝑅
BR− 𝑅𝑅
1𝑅𝑅
′ 2= 8,4574 - 5= 3.4574 Ω
θ
BR= cos
−1𝑃𝑃
BR√3. 𝑉𝑉
BRI
BRθ
BR= cos
−1380
√3 . 71,45 . 3,87
= 37,49 °
Berdasarkan tabel kelas isolasi B, dapat dihitung besarnya reaktansi stator dan reaktansi
rotor motor induksi.
X
BR=
𝐹𝐹
𝐹𝐹
1BR
(𝑠𝑠𝑖𝑖𝑛𝑛 θ
BRx 𝑍𝑍
BR)
=
50
50 (sin 37,49° 𝑥𝑥 10,659)
= 6,487 Ω
Karena pada saat percobaan besarnya frekuensi kita perkecil, sehingga nilai
X
BRharus
disesuaikan dengan frekuensi rating, besarnya nilai
X
BRmenjadi :
X′
BR=
𝐹𝐹
1𝐹𝐹
BR. X
BRX
′ BR=
50
12 .6,487= 27,029 Ω
Karena motor merupakan desain kelas B, maka besarnya nilai X
1(Reaktansi Stator) dan
Reaktansi Stator
(X
1) = 0,4 X′
BR= 0,4 .27,029
= 10,8116 Ω
Reaktansi Rotor
(X
2′) = X′
BR–X
1= 27,029 − 10,8116
= 16,21 Ω
3 Percobaan Beban Nol
a. Rangkaian Percobaan
Gambar 2 Rangkaian Percobaan Beban Nol
b. Prosedur Percobaan
Prosedur yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah:
1. Buat rangkaian percobaan seperti Gambar 3.
2. Semua swich dalam keadaan terbuka dan pengaturan tegangan dalam posisi
minimum.
3. Switch S
1kemudian ditutup, pengaturan tegangan PTAC
1dinaikkan sampai
tegangan pada pembacaan di voltmeter sampai hampir mencapai tegangan 220 Volt.
4. Catat hasil pembacaan voltmeter, amperemeter dan wattmeter.
c. Data Hasil Percobaan
V0 (Volt) I0 (Ampere) P0 (Watt)
205 1,4 43
Tabel 2 Data Hasil Percobaan Beban Nol
d. Analisa Data
θ0
= Cos
-1�
P0VφIφ
�
Dengan P
0adalah daya input perphasa. Sehingga besar E
1(ggl lawan) dapat dinyatakan
dengan :
E
1= V
0∠0
○– (I
0∠- θ
0)(R
1+ jX
1)
Harga R
cdapat ditentukan dengan
R
c=
E1 2
P0
Reaktansi magnetiknya yaitu :
Xm =
�
𝑉𝑉0 √3 𝐼𝐼0� - X
1θ0
= Cos
-1�
� 43 3� 205 √3.4�
θ0
= 88,226
○E1 =
205 √3∠0
○– (1,4
∠ - 88,226
○)(5,5 + j
10,8116)
E1 =
205√3∠0
○– (1,4
∠ - 88,226
○)(12,13
∠63,0369
○)
E1 =
205√3∠0
○– (16,982
∠-25,1891
○)
E
1= 118,3568 – (15,367 – j7,227)
E1 = 102,9898 + j7,227
E
1= 103,243
∠4,0139
○R
c=
E1 2 P0Rc =
(103,243)43 2 3Rc = 743,659 (Ohm)
Reaktansi magnetiknya yaitu :
Xm =
�
205 √3
1,4
� - 10,8116
X
m= 73,7289 (Ohm)
Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
Dari percobaan mencari parameter – parameter dapat dibuat rangkaian ekivalen
perphasa dari motor induksi seperti Gambar 4.5.
1 R X1 2 ' I ' 2 X m X V c R 1 I m I c I E1 0 I = 5,5 Ω = 10,8116 Ω 743,659 Ω = 16,21 Ω 73,7289 Ω s 3,4574 Ωs R' 2 =
Gambar3 Rangkaian ekivalen dari motor induksi
Langkah pertama menyederhanakan R
cdan X
mmenjadi Z
3:
𝑍𝑍
1
3=
1
𝑅𝑅
c+
1
𝑗𝑗𝑋𝑋
m=
1
𝑅𝑅
c−
𝑗𝑗
𝑗𝑗𝑋𝑋
m𝑍𝑍
1
3=
1
743,659 −
𝑗𝑗
73,7289 =
73,7289 − 𝑗𝑗743,659
743,659 x 73,7289
𝑍𝑍
3=
743,659 x 73,7289
73,7289 − 𝑗𝑗743,659 =
54829,16
73,7289 − 𝑗𝑗743,659
𝑍𝑍
3=
54829,16
73,7289 − 𝑗𝑗743,659 x
73,7289 − 𝑗𝑗743,659
73,7289 − 𝑗𝑗743,659
𝑍𝑍
3=
40974101,6 − 𝑗𝑗40774198,3
−547592,7583 − 𝑗𝑗109658,3201
𝑍𝑍
3= 73,369 ∠ − 95, 65
𝑜𝑜= -7,2232
−j73,012
Sehingga nilai Z
3menjadi :
Z
3= -7,2232
−j73,012
Sehingga rangkaian ekivalennya menjadi seperti pada Gambar 4.6 :
1 R X1 2 ' I ' 2 X 3 Z V 1 I 1 E 0 I = 5,5 Ω = 10,8116 Ω = 16,21 Ω 3,4574 Ω s s R2'=
Gambar 4 Rangkaian ekivalen motor induksi yang disederhanakan
Karena pada saat block rotor besar slip = 1 maka nilai R’
2= 3,4574
Ω. Antara Z
3dan
R’
2, X’
2adalah parallel sehingga bila disederhanakan menjadi :
𝑍𝑍
1
EK1=
1
(−7,2232 − j73,012) +
1
(3,4574 + 𝑗𝑗16,21)
𝑍𝑍
EK1=
1158,551 − 𝑗𝑗369,5196
−3,7658 − 𝑗𝑗56,802
𝑍𝑍
EK1=
1216,053 ∠ − 17,69
𝑜𝑜56,92669 ∠ 86, 2
𝑜𝑜𝑍𝑍
EK1= 21,361737 ∠ − 103, 89
𝑜𝑜=
−5,1280 − j20,737
Bila diselesaikan maka diperoleh hasilnya
Rangkaian ekivalennya menjadi seperti Gambar 6 :
1 R X1 1 ek Z V 1 I = 5,5 Ω = 32.07 ΩGambar 5 Rangkaian ekivalen motor induksi yang disederhanakan
Besar impedansi total adalah :
Z
EK= (5,5 + j32,07) + (
−5,1280 − j20,737)
Z
EK= (0,372
−j11,333) Ω
Z
total=
�(0,372 )
2+ (11,333)
2Z
total= 11,339
Ω
θ = arc tan
-1(−11,339) 0,372θ
= -88,34
○Z
EK= 11,339
∠
-88,34
○Maka rangkaian paling sederhananya yaitu seperti yang terlihat pada Gambar 7.
Gambar 6 Rangkaian ekivalen motor induksi yang disederhanakan
V
Gambar 1. Catu Daya 3 phasa 220 Volt
Gambar 3. Alat Ukur Tegangan Dan Arus
Gambar 5. Motor Induksi 3 Phasa Rotor Sangkar
TABEL KONDISI PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
METODE
Vin (Volt)
Vsag (Volt)
I (ampere)
DOL
220
118,422
16,8802
220
2,678
StarDelta
127
68,362
127
9,7445
1,5441
220
220
2,678
Autotrafo 60%
132
71,0535
132
10,1281
1,60561
220
220
2,678
Autotrafo 70%
154
82,8957
154
11,8162
1,87254
220
220
2,678
Autotrafo 80%
176
94,7379
13,5042
176
2,14071
220
220
2,678
Bahasa program matlab
function varargout = motor(varargin)
if nargin == 0 % LAUNCH GUI
fig = openfig(mfilename,'reuse'); handles = guihandles(fig); guidata(fig, handles); if nargout > 0 varargout{1} = fig; end
elseif ischar(varargin{1}) % INVOKE NAMED SUBFUNCTION OR CALLBACK
try
if (nargout)
[varargout{1:nargout}] = feval(varargin{:}); % FEVAL switchyard
else
feval(varargin{:}); % FEVAL switchyard
end catch disp(lasterr); end end set(handles.radiobutton7,'Value',1); set(handles.edit1,'String','132'); set(handles.hasil2,'Visible','off'); set(handles.arus2,'Visible','off'); set(handles.hasil3,'Visible','off'); set(handles.arus3,'Visible','off'); %
---function varargout = pushbutton1_Callback(h, eventdata, handles, varargin)
proyek=guidata(gcbo); Vin=str2num(get(proyek.edit1,'String')); if(get(proyek.radiobutton7,'Value')==1) % Autotrafo Xm=73.7289; R1=5.5; X1=10.8116; Vth=(Vin/sqrt(3))*(Xm/(sqrt((R1)^2+(X1+Xm)^2))) Zth=((Xm*1i)*(R1+(X1*1i)))/(R1+(1i*(X1+Xm))) Re=real(Zth)*-1; Xe=imag(Zth)*-1; R2=3.4574; X2=16.21; Rm=-3.39; Xm=-5.626; Zek=11.339; Istart=Vth/(sqrt(((Re+R2)^2)+((Xe+X2)^2))) Vs = (Zek * Vth)/(sqrt(((Rm+R2)^2)+((Xm+X2)^2))) if(Vin<=176) Ey=102.45;
end if(Vin<=154) Ey=89.64; end if(Vin<=132) Ey=76.838; end
Inormaly = (Ey - Vth)/(sqrt(((Re+R2)^2)+((Xe+X2)^2))) Ea=128.0635;
Vth=110.525;
Inormal = (Ea - Vth)/(sqrt(((Re+R2)^2)+((Xe+X2)^2))) set(handles.hasil2,'Visible','on'); set(handles.arus2,'Visible','on'); set(handles.hasil3,'Visible','on'); set(handles.arus3,'Visible','on'); set(handles.hasil1,'String',Vs); set(handles.arus1,'String',Istart); set(handles.hasil2,'String',Vin); set(handles.arus2,'String',Inormaly); set(handles.hasil3,'String','220'); set(handles.arus3,'String',Inormal); cla(handles.axes1); cla(handles.axes2); f=5; theta=3; t=0:0.001:1; y=Vs*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes1); plot(t,y); hold on t=1:0.001:2; y=Vin*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes1); plot(t,y); hold on t=2:0.001:15; y=220*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes1); plot(t,y); grid on; xlabel('waktu (ms)'); ylabel('Tegangan (V)'); title('Tegangan Vs Waktu'); f=5; theta=3; t=0:0.001:1; y=Istart*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes2); plot(t,y); hold on t=1:0.001:2; y=Inormaly*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes2); plot(t,y); hold on t=2:0.001:15; y=Inormal*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes2);
plot(t,y); grid on; xlabel('waktu (ms)'); ylabel('Arus (Ampere)'); title('Arus Vs Waktu'); end if(get(proyek.radiobutton8,'Value')==1) % StarDelta Xm=73.7289; R1=5.5; X1=10.8116; Vth=(Vin/sqrt(3))*(Xm/(sqrt((R1)^2+(X1+Xm)^2))) Zth=((Xm*1i)*(R1+(X1*1i)))/(R1+(1i*(X1+Xm))) Re=real(Zth)*-1; Xe=imag(Zth)*-1; R2=3.4574; X2=16.21; Rm=-3.39; Xm=-5.626; Zek=11.339; Istart=Vth/(sqrt(((Re+R2)^2)+((Xe+X2)^2))) Vs = (Zek * Vth)/(sqrt(((Rm+R2)^2)+((Xm+X2)^2))) Ey=73.925;
Inormaly = (Ey - Vth)/(sqrt(((Re+R2)^2)+((Xe+X2)^2))) Ea=128.0635;
Vth=110.525;
Inormal = (Ea - Vth)/(sqrt(((Re+R2)^2)+((Xe+X2)^2))) set(handles.hasil2,'Visible','on'); set(handles.arus2,'Visible','on'); set(handles.hasil3,'Visible','on'); set(handles.arus3,'Visible','on'); set(handles.hasil1,'String',Vs); set(handles.arus1,'String',Istart); set(handles.hasil2,'String',Vin); set(handles.arus2,'String',Inormaly); set(handles.hasil3,'String','220'); set(handles.arus3,'String',Inormal); cla(handles.axes1); cla(handles.axes2); f=5; theta=3; t=0:0.001:1; y=Vs*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes1); plot(t,y); hold on t=1:0.001:2; y=Vin*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes1); plot(t,y); hold on t=2:0.001:15; y=220*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes1); plot(t,y); grid on; xlabel('waktu (ms)');
ylabel('Tegangan (V)'); title('Tegangan Vs Waktu'); f=5; theta=3; t=0:0.001:1; y=Istart*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes2); plot(t,y); hold on t=1:0.001:2; y=Inormaly*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes2); plot(t,y); hold on t=2:0.001:15; y=Inormal*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes2); plot(t,y); grid on; xlabel('waktu (ms)'); ylabel('Arus (Ampere)'); title('Arus Vs Waktu'); end if(get(proyek.radiobutton9,'Value')==1) % Dol Xm=73.7289; R1=5.5; X1=10.8116; Vth=(Vin/sqrt(3))*(Xm/(sqrt((R1)^2+(X1+Xm)^2))) Zth=((Xm*1i)*(R1+(X1*1i)))/(R1+(1i*(X1+Xm))) Re=real(Zth)*-1; Xe=imag(Zth)*-1; R2=3.4574; X2=16.21; RM=-3.39; XM=-5.626; Zek=11.339; Istart=Vth/(sqrt(((Re+R2)^2)+((Xe+X2)^2))) Vs = (Zek * Vth)/(sqrt(((RM+R2)^2)+((XM+X2)^2))) Ea=128.0635;
Inormal = (Ea - Vth)/(sqrt(((Re+R2)^2)+((Xe+X2)^2))) set(handles.hasil1,'String',Vs); set(handles.arus1,'String',Istart); set(handles.hasil2,'Visible','on'); set(handles.arus2,'Visible','on'); set(handles.hasil2,'String','220'); set(handles.arus2,'String',Inormal); selisih=220-Vs; selisih=selisih/5; selisih1=Istart-Inormal; selisih1=selisih1/5; Vtamb=Vs; Itamb=Istart; for k=1:5, Vtamb= Vtamb+selisih; Vtemp(k)= Vtamb; Itamb= Itamb-selisih1; Itemp(k)= Itamb; end
cla(handles.axes1); cla(handles.axes2); f=5; theta=3; t=0:0.001:1; y=Vs*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes1); plot(t,y); hold on for k=1:5, t=k:0.001:k+1; y=Vtemp(k)*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes1); plot(t,y); hold on end t=6:0.001:15; y=220*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes1); plot(t,y); grid on; xlabel('waktu (ms)'); ylabel('Tegangan (V)'); title('Tegangan Vs Waktu'); f=5; theta=3; t=0:0.001:1; y=Istart*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes2); plot(t,y); hold on for k=1:5, t=k:0.001:k+1; y=Itemp(k)*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes2); plot(t,y); hold on end t=6:0.001:15; y=Inormal*sin(2*pi*f*t + theta); axes(handles.axes2); plot(t,y); grid on; xlabel('waktu (ms)'); ylabel('Arus (Ampere)'); title('Arus Vs Waktu'); end %
---function varargout = radiobutton7_Callback(h, eventdata, handles, varargin)
set(handles.radiobutton7,'Value',1); set(handles.radiobutton8,'Value',0); set(handles.radiobutton9,'Value',0); set(handles.hasil2,'Visible','off'); set(handles.arus2,'Visible','off'); set(handles.hasil3,'Visible','off'); set(handles.arus3,'Visible','off'); set(handles.edit1,'String','132'); %
---function varargout = radiobutton8_Callback(h, eventdata, handles, varargin)
set(handles.radiobutton8,'Value',1); set(handles.radiobutton9,'Value',0); set(handles.hasil2,'Visible','off'); set(handles.arus2,'Visible','off'); set(handles.hasil3,'Visible','off'); set(handles.arus3,'Visible','off'); set(handles.edit1,'String','127'); %
---function varargout = radiobutton9_Callback(h, eventdata, handles, varargin)
set(handles.radiobutton7,'Value',0); set(handles.radiobutton8,'Value',0); set(handles.radiobutton9,'Value',1); set(handles.hasil2,'Visible','off'); set(handles.arus2,'Visible','off'); set(handles.hasil3,'Visible','off'); set(handles.arus3,'Visible','off'); set