• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKU WARGA NEGARA YANG BAIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKU WARGA NEGARA YANG BAIK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

AKU WARGA NEGARA YANG BAIK

PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen : M. Ayub Pramana, S.H.

Disusun Oleh:

Nama

: Garry Eric Saputra

No. Mahasiswa

: 11.12.5547

Program Studi

: S1(Strata 1)

Jurusan

: SI

Kelompok

: G

(2)

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas akhir pendidikan pancasila yang berjudul Aku Warga Negara Yang Baik. Dalam penyelesaian tugas akhir ini tentu saya menemukan banyak kendala yang menghambat kerja saya, namun karena kuasa Allah SWT disertai ikhtiar pada akhirnya penelitian ini dapat kami selesaikan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya.

2. Bapak M. Ayub Pramana selaku dosen pendidikan pancasila yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan saya dalam penyelesaian tugas akhir pendidikan pancasila ini. Akhir kata..

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, Oktober 2011

(3)

ABSTRAK

Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali realita kehidupan, mulai dari orang-orang yang melakukan aktifitasnya sehari-hari bahkan sampai masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan yang ada dimasyarakat. Saya akan membahas beberapa realita kehidupan yang ada didalam masyarakat, yaitu:

1. TUHAN ITU ADA 2. TERORISME 3. SEPARATISME

4. PEMBERANTASAN KORUPSI.

4 relita kehidupan yang ada diatas merupakan suatu permasalahan yang dari dulu sampai sekarang tidak kunjung terselesaikan, maka dari itu saya akan membahas masalah-masalah tersebut lewat makalah ini agar bisa memberikan pengetahuan dan informasi buat orang-orang yang membaca supaya bisa memberikan sesuatu yang positif dalam hidup ini dan tentunya juga bisa untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di kemudian hari.

(4)

1. TUHAN ITU ADA

Dalam suatu Negara dibutuhkan suatu tata aturan yang bisa mengakomodir untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dimasyarakat. Tak terkecuali Indonesia, Negara yang sejak dulu mempunyai Dasar Yaitu Pancasila, telah kita ketahui juga bahwa sejak dulu Pancasila telah menopang dan mengakomodir berbagai ragam suku, ras,dan agama atau kepercayaan yang ada di Indonesia.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa, adat istiadat dan berbagai macam agama atau kepercayaan. Dengan kondisi sosiokultur yang heterogen(berbeda-beda) dibutuhkan sebuah ideologi yang netral namun dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia. Karena itu dipilihlah Pancasila sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan dengan Pancasila itulah Indonesia kelak akan menjadi Negara yang kuat, tidak hanya pada tata aturannya, tetapi juga pada masyarakat yang ada di Indonesia.

Pada Era Globalisasi yang sekarang sudah mulai mengancam kehidupan manusia, terutama di Indonesia, sekarang sudah banyak sekali orang yang berpikir tentang dirinya sendiri dan tidak lagi berpikir tentang orang lain atau bisa dibilang egois. Orang yang berpikir demikian tidak lagi peduli dengan sesama dan tidak mau membantu orang yang membutuhkan, padahal kita hidup saling berdampingan satu sama lain.

Hal tersebut bisa berdampak dengan tidak mempercayai kalau Tuhan itu ada, biasanya orang-orang yang berpikir demikian dikarenakan sudah tidak ada orang lain yang mau membantunya, bisa juga masalah-masalah lain yang dihadapinya tidak kunjung selesai, seperti masalah hutang piutang, tidak kunjung mempunyai pekerjaan dan keinginan yang tidak tercapai. Akibat lain yang juga bisa muncul dari masalah tersebut yaitu orang yang sudah putus asa bisa berpikir diluar batas dan tentunya bisa sangat merugikan orang lain, seperti contohnya merampok demi membayar hutang piutang yang sudak menumpuk

(5)

dan bahkan tidak jarang banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya tersebut.

Sebenarnya masalah diatas bisa kita atasi dengan berbagai cara, diantaranya dengan selalu tolong menolong jika ada orang yang membutuhkan bantuan kita, selalu berusaha dan bertawakal untuk mencapai keinginan yang ingin diraih, tetapi kebanyakan orang yang sudah selangkah lagi mencapai kesuksesan malah sudah putus asa duluan, padahal hal tersebut sangat disayangkan. Maka kita haru terus berusaha untuk meraih keinginan atau cita-cita yang ingin kita capai dan tentunya selalu memohon doa dan petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya pada Tuhan kita memohon dan meminta.

2. TERORISME

Perkembangan kejahatan terorisme telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, Indonesiapun tidak lepas dari sasaran terorisme. Hal tersebut karena terungkapnya fakta adanya keterkaitan jaringan lokal dan jaringan internasional. Aktifitas teroris telah membidik dan memanfaatkan ideologi dan agama bagi masyarakat dunia sebagai garapan agar memihak kepada mereka.

Teroris sendiri diartikan sebagai serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan untuk membangkitkan perasaan terror dikalangan masyarakat. Aksi terorisme itupun tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta sering kali yang jadi korban warga sipil yang tidak tahu apa-apa.

Sebenarnya penyebab terorisme dikarenakan banyak hal, tapi saya akan membahas dua penyebab terorisme saja. Yang pertama karena adanya suatu kelompok untuk mengubah Pancasila dengan ideologi lain yang berorientasi pada agama, faham liberal atau faham sosialis/komunis. Ada upaya kelompok agama ingin memasukkan Syariat Islam secara konstitusional. Kelompok faham

(6)

sosialis/komunis melalui kelompok radikal selalu berupaya untuk mencabut Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 sehingga ajaran komunis dapat hidup kembali diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang kedua karena masalah politik, pelaksanaan Otonomi Daerah dan pemekaran wilayah dibeberapa daerah di Indonesia terkesan dipaksakan. Pemaksaan keinginan ini merupakan salah satu wujud distorsi perpolitikan di Indonesia yang pada akhirnya berkembang issue timbulnya ancaman disintegrasi bangsa. Proses demokrasi yang tidak didukung oleh budaya partisipasi politik akan menimbulkan sikap arogansi, ingin kebebasan yang tanpa batas dan bermuara pada disintegrasi. Kondisi ini akan menimbulkan timbulnya aksi teror pemaksaan kehendak yang akan berkehendak pada keseimbangan dimasyarakat.

Sejumlah peristiswa terorisme menunjukan adanya mata rantai antara kelompok dalam dan luar negeri. Berbagai peristiwa pengeboman memakan korban jiwa dan merusak sarana dan prasarana yang ada, seperti yang terjadi beberapa minggu yang lalu, tepatnya aksi terror di Solo yang lokasinya ada disalah satu Gereja disana. Aksi terror ini bila terus berlanjut akan dapat mengancam stabilitas politik dan keamanan yang nantinya akan menghambat kelancaran pembangunan nasional.

Rangkaian tindakan terorisme di Indonesia telah menelan banyak korban jiwa dan harta serta menghancurkan sendi-sendi kehidupan manusia. Solusi dari permasalahan tersebut bisa kita atasi dengan berbagai cara, diantaranya:

Perlu adanya kerjasama menyeluruh antara aparat, baik TNI maupun Polri serta dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat mulai tingkat RT sampai RW.

Pemerintah perlu melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang bahaya ancaman terorisme yang dimulai dari para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda serta kepada lapisan masyarakat paling bawah.

(7)

Pemerintah bersama DPR perlu segera malakukan penyempurnaan Undang-undang yang berkaitan dengan tindak pidana terorisme karena hal ini merupakan fondasi hukum yang kokoh dalam melindungi segala kepentingan masyarakat maupun HAM.

Pemerintah perlu segera meningkatkan kerjasama dengan Negara-negara didunia dalam mencegah dan menanggulangi segala bentuk kejahatan terorisme.

3. SEPARATISME

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu penyebab munculnya gerakan separatisme di Indonesia karena disebabkan adanya ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat diwilayah tersebut, seperti GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang ada di Aceh, OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang ada di Papua dan RMS (Republik Maluku Serikat) yang ada di Maluku. Aceh dan Papua sendiri merupakan wilayah yang memiliki kekeayaan alam yang melimpah, tetapi masyarakatnya masih hidup dalam keterbatasan. Persoalannya sendiri bagaimana cara pemerintah mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 45 melalui pengolahan kekayaan alam dan sistem ekonomi yang cocok untuk bangsa Indonesia.

Tapi pada kenyataannya banyak pemimpin dinegeri ini yang sudah terpengaruh oleh sistem ekonomi kapitalis, yang merupakan akar dari terjadinya ketidakadilan ekonomi di Indonesia dan menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dan hal tersebut pada akhirnya akan memicu gerakan separatis di Indonesia.

Separatisme itu sendiri yaitu suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok tertentu dari suatu Negara. Pemicu munculnya gerakan separatis itu sering tidak tunggal dan tidak mudah untuk diidentifikasi, diantaranya yang pertama faktor ideologis, faktor

(8)

ideologis dapat muncul sejalan dengan hadirnya pemahaman baru tentang tatanan kehidupan. Kegagalan Negara-negara dalam menata kehidupan manusia mendorong orang untuk mencari ideologi baru. Pembusukan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi tatanan masyarakat telah mengecewakan berbagai pihak. Mereka yang merasa dikecewakan akhirnya mencari ideologi baru yang tentunya lebih baik, lebih adil dan lebih mensejahterakan.

Yang kedua faktor kezaliman politik, pemerintah yang totaliter tidak memberi ruang yang cukup bagi warga negaranya untuk mengekspresikan segala tuntunan dan kepentingan politik. Kalaupun ada pemilihan umum(pemilu), itu cenderung dijadikan alat untuk melanggengkan dan membenarkan rezim yang ada(berkuasa). Politik yang seperti ini sering menekan aspirasi dan keinginan sekelompok masyarakat, tetapi kadang juga mengeksploitasi sebagian besar masyarakat. Tekanan politik yang sedemikian berat itu, pada tingkatan tertentu akan memicu lahirnya gerakan-gerakan separatisme.

Yang ketiga faktor ekonomi, pada masa reformasi, beberapa daerah kaya penghasil minyak dan hasil hutan menuntut sikap adil pemerintah. Dalam masa Orba(Orde Baru), daerah-daerah kaya ini lebih sering dimanfaatkan oleh pemerintah pusat. Mereka tidak pernah menikmati kekayaan alam yang dieksploitasi ditanah leluhurnya. Pada masa itu, APBD di Aceh, Riau dan Kalimantan Timur lebih kecil dari pada APBD propinsi-propinsi yang ada di Pulau Jawa. Bahkan APBD Aceh jauh lebih kecil dari APBD Timor-timor, daerah miskin yang juga banyak masalah. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak dinikmati oleh masyarakat setempat inilah yang bisa memicu gerakan separatisme.

Solusi dari permasalahan tersebut bisa kita atasi dengan berbagai cara, diantaranya yang pertama solusi ideologis. Sebuah Negara sesungguhnya di bangun diatas sebuah idelogi yang sempurna. Ideologi yang sempurna bukan saja mampu menciptakan tatanan yang harmonis, adil dan sejahtera, tetapi juga bisa dipahami dan diterima oleh warga Negara yang sehat, rasional dan logis. Ideologi yang rapuh, penuh dengan ketidakadilan inilah yang nantinya akan menimbulkan kerusakan-kerusakan(manusia, alam dan tatanan kehidupan) dan

(9)

pada titik tertentu pasti akan mengalami penolakan-penolakan secara manusiawi dan logis. Oleh karena itu langkah penting pertama yang harus dilakukan adalah memilih idelogi yang paling sempurna.

Kedua yaitu solusi politis. Membangun sistem politik dan pelaku politik yang baik adalah persyaratan berikutnya guna mencegah gerakan separatisme. Kita perlu membangun sistem hidup yang menempatkan politik dan kekuasaan sebagai wasilah dan amanah untuk mengurusi dan melayani rakyat, bukan untuk mengurus diri sendiri.

Yang ketiga yaitu solusi ekonomi. Gerakan separatisme yang mulai berkembang dibeberapa daerah kaya di Indonesia pada dasarnya tidak perlu terjadi seandainya kekayaan alam itu digunakan untuk kepentingan rakyat, termasuk rakyat lokal.

4. PEMBERANTASAN KORUPSI

Di Indonesia, korupsi diartikan sebagai suatu penyelewengan atau penggelapan(uang Negara atau uang perusahaan) untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain. Secara hukum, sebagaimana yang tertera dalam pasal 2 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2001, tentang revisi atas UU No. 31 Tahun 1999, tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, istilah korupsi dipersempit artinya menjadi: “Setiap orang, baik pejabat pemerintah ataupun swasta yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri yang dapat merugikan keuangan Negara ataupun perekonomian Negara.

Dalam perkembangannya, korupsi telah menyerang setiap Negara didunia. Korupsi kini sudah menjadi ancaman serius yang membahayakan perkembangan kehidupan bangsa-bangsa didunia dan sudah seharusnya tindakan korupsi digolongkan sebagai kejahatan terhadap kesejahteraan bangsa dan Negara. Kourpsi memang sudah merambah kemana-mana, menggerogoti batang tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia, merusak sendi-sendi

(10)

kebersamaan dan memperlambat tercapainya tujuan nasional seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 45. Tindak korupsi di Indonesia juga telah mengakibatkan tingginya angka kemiskinan, tingginya tingkat kematian ibu hamil, parahnya angka kekerasan terhadap perempuan, melonjaknya angka putus sekolah, meningkatnya pengidap gizi buruk dan tingginya tingkat kriminalitas.

Dampak dari tindak korupsi menyangkut 3 hal atau kategori, yaitu: politik, ekonomi dan sosial-budaya. Secara politik, tindakan korupsi juga mengakibatkan rusaknya tatanan demokrasi dalam kehidupan bernegara, karena: pertama, prinsip dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, tidak akan terjadi sebab kekuasaan dan hasil-hasil pembangunan lebih banyak dinikmati oleh para koruptor. Dan yang kedua, posisi pejabat dalam struktur pemerintahan kebanyakan diduduki oleh orang-orang yang tidak jujur, tidak potensial dan tidak bertanggungjawab. Hal ini disebabkan karena proses penyeleksian pejabat tidak melalui mekanisme yang benar, tetapi lebih dipengaruhi oleh politik uang dan kedekatan hubungan. Sedangkan dari aspek ekonomi, dampak dari korupsi contohnya: pertama, pendanaan untuk petani, usaha kecil maupun koperasi tidak sampai ketangan masyarakat. Kondisi seperti ini dapat menghambat pengembangan ekonomi rakyat. Yang kedua, harga barang menjadi lebih mahal, hal ini disebabkan karena perusahaan harus membayar upeti sejak masa perjanjian sampai produksi. Tingginya biaya upeti ini otomatis akan menurunkan tingkat keuntungan usaha dari para pemilik modal/pengusaha.

Agar para pemilik modal tetap memperoleh banyak keuntungan dalam usahanya, biasanya mereka menekan upah buruh. Yang ketiga, sebagian besar uang hanya berputar pada segelintir elite ekonomi dan politik. Hal ini menyebabkan sektor usaha yang berkembang hanya disektor elite, sementara sektor ekonomi rakyat menjadi tidak berkembang. Dan yang terakhir dampak korupsi dari aspek social yaitu: pertama, pada tingkat yang sudah sistematis, sebagian besar masyarakat tidak lagi menghiraukan aspek profesionalisme dan kejujuran. Hal ini disebabkan karena semua persoalan diyakini bisa diselesaikan

(11)

dengan uang sogokan. Kedua, korupsi mendidik masyarakat intuk menggunakan cara-cara tidak bermoral dan melawan hukum untuk mencapai segala keinginannya.

Keseluruhan dampak dari tindakan korupsi yang telah dijelaskan diatas, dalam ilmu kriminologi, dipastikan dapat terjadi karena 2 hal, yaitu: pertama karena adanya niat(intention). Niat ini dapat dihubungkan dengan faktor moral, budaya, individu, keinginan dan sebagainya. Kedua karena adanya kesempatan(moment). Kesempatan ini dapat dihubungkan dengan faktor sistem, struktur sosial, politik dan ekonomi, struktur pengawasan, hukum, permasalahan kelembagaan dan lain-lain.

Solusi dari pemaslahan tersebut bisa kita atasi dengan berbagai cara, diantaranya: yang pertama harus memberikan efek jera, baik secara hukum maupun sosial. Selama ini para koruptor walaupun dapat dijerat dengan hukum dan dipidana ataupun didenda, namun tidak pernah mendapatkan sanksi sosial. Efek jera yang dimaksud seperti: (1) Hukuman yang berat ditambah dengan denda yang jumlahnya signifikan; (2) Pengembalian hasil korupsi kepada Negara; (3) Keluarga atau kerabat pelaku korupsi bisa dimintai keterangan atau disidik. Yang kedua, pemberantasan korupsi harus sesuai kebutuhan, target dan berkesinambungan. Dengan penetapan target, maka untuk memberantas korupsi akan lebih terarah dan dapat dijaga kesinambungannya. Yang ketiga, pemberantasan korupsi harus bersifat menyeluruh dan seimbang. Selain itu pemberantasan korupsi harus secara adil dan tidak tebang pilih dalam memberantas korupsi. Upaya-upaya lainnya harus lebih digalakkan, antara lain: (1) Menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai dampak destruktif dari korupsi, khususnya PNS; (2) Menambahkan pendidikan mengenai anti korupsi; (3) Sosialisasi tindak pidana korupsi melalui media cetak dan elektronik; (4) Perbaikan remunisasi PNS.

(12)

Referensi

www.google.com

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan umum operasional Sera SMS Service saat ini dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu dari sudut pandang nasabah, sudut pandang pihak bank, dan sudut pandang

“Sekarang Sistem Manajemen Kinerja kita, beralih menjadi berdasarkan kinerja (hasil kerja) individu sesuai sasaran kerja individu yang selaras dengan sasaran kerja

Menurut pasal 2 ayat (1) Undang-undang Kepailitan dan PKPU di atas, supaya pasal 1131 dan 1132 KUHP berlaku sebagai jaminan pelunasan utang Kreditur, maka pernyataan pailit

Jika kuitansi sudah langsung diserahkan sekalian dengan invoice dan faktur pajak, maka dari bagian keuangan mengeluarkan tanda terima atas penye rahan kwitansi dan

Eksperimen mengenai kekuatan pelet maupun briket bijih besi berbinder organik dan inorganik telah banyak dilakukan, namun pengaruh binder terhadap sifat metalurgis

Radon adalah unsur Gas Mulia yang paling stabil karena jari-jari atomnya paling besar.. Argon adalah unsur Gas Mulia yang paling mudah bereaksi dengan

Jadi simpulannya adalah dari ketujuh puisi yang terdapat pada buku paket “Inilah Bahasa Indonesiaku” semuanya terdapat nilai pendidikan dan hal ini sangat aik

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuwono (2008) di Wilayah Kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap menunjukkan adanya hubungan bermakna antara ventilasi