• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2013 tentang Penetapan Kuota Haji Tahun 1434 H/2013 M, kuota haji Indonesia berjumlah 168.800 orang, terdiri dari 155.200 jemaah haji reguler dan 13.600 jemaah haji khusus yang terbagi ke dalam 385 kelompok terbang (kloter). Jumlah tersebut menurun bila dibandingkan dengan penyelenggaraan haji tahun sebelumnya. Ini dikarenakan adanya pembangunan area tawaf di Masjidil Haram, Mekah. Sedangkan jumlah jemaah seluruh dunia yang melaksanakan ibadah haji pada tahun ini sekitar 2,4 juta orang [1].

Jemaah akan tinggal di Arab Saudi selama kurang lebih 38 hari (26 hari untuk haji khusus) untuk melaksanakan ibadah haji, dengan pembagian 8 hari di Madinah dan 30 hari di Mekah. Selama berada di Mekah, jemaah haji Indonesia ditempatkan di pemondokan-pemondokan dalam daerah kerja (daker) Mekah dan dilayani oleh petugas daker yang bermarkas di kantor daker Mekah. Pelayanan oleh petugas daker meliputi pelayanan umum, pelayanan ibadah, dan pelayanan kesehatan. Kantor daker dipimpin oleh seorang kepala daker.

Pada penyelenggaraan haji tahun 2013, wilayah pemondokan jemaah haji Indonesia di daker Mekah terbagi menjadi 9 sektor pemondokan. Setiap sektor pemondokan memiliki kantor yang disebut sebagai kantor sektor dan dipimpin oleh seorang kepala sektor. Kepala sektor membawahi sejumlah petugas untuk memberikan pelayanan kepada jemaah yang pemondokannya berada di lingkup sektor tersebut.

Kesembilan sektor pemondokan daker Mekah tersebar di sekitar Masjidil Haram dengan daya tampung dan jarak yang bervariasi. Daya tampung terbanyak adalah sektor 1 dengan total jumlah jemaah 21.606 orang, sedangkan sektor 3 memiliki daya tampung yang paling sedikit yaitu hanya 8.941 jemaah. Bila ditinjau dari segi jarak pemondokan ke Masjidil Haram, sektor 4 yang berada di wilayah Jarwal merupakan sektor terdekat, sementara sektor terjauh adalah sektor

(2)

2. Wilayah daker Mekah mencakup Mahbasy Jin, Aziziyah, Ra’i Zakhir, Ma’abdah, Jumaizah, Syari’ Mansur, Jarwal, Hafair, Syari’ Ummul Qura, Misfalah, dan Bakhutmah [2].

Tabel 1.1 Pembagian sektor pemondokan daker Mekah tahun 2013

Nomor

Sektor Wilayah Cakupan

Karakteristik Pemondokan Jemaah Jarak terdekat dari masjid (m) Jarak terjauh dari masjid (m) Jumlah Pemondo -kan Daya Tampung (orang)

Sektor 1 Mahbasy Jin 1.610 1.970 18 21.606

Sektor 2 Mahbasy Jin, Aziziyah 2.000 2.723 21 14.614

Sektor 3 Ra’i Zakhir, Ma’abdah, Jumaizah 1.033 2.160 28 8.941

Sektor 4 Jarwal 524 2.000 18 13.971

Sektor 5 Syari’ Mansur, Jarwal, Hafair, Syari’ Ummul Qura

973 1.960 16 14.969

Sektor 6 Misfalah 910 1.780 14 10.909

Sektor 7 Misfalah, Bakhutmah 1.600 1.990 20 13.635

Sektor 8 Bakhutmah 2.050 2.450 34 11.968

Sektor 9 Misfalah, Bakhutmah 1.940 2.181 26 13.255

Gambar 1.1 Lokasi sektor-sektor pemondokan daker Mekah tahun 2013 [2] 2. Wilayah daker Mekah mencakup Mahbasy Jin, Aziziyah, Ra’i Zakhir, Ma’abdah, Jumaizah, Syari’ Mansur, Jarwal, Hafair, Syari’ Ummul Qura, Misfalah, dan Bakhutmah [2].

Tabel 1.1 Pembagian sektor pemondokan daker Mekah tahun 2013

Nomor

Sektor Wilayah Cakupan

Karakteristik Pemondokan Jemaah Jarak terdekat dari masjid (m) Jarak terjauh dari masjid (m) Jumlah Pemondo -kan Daya Tampung (orang)

Sektor 1 Mahbasy Jin 1.610 1.970 18 21.606

Sektor 2 Mahbasy Jin, Aziziyah 2.000 2.723 21 14.614

Sektor 3 Ra’i Zakhir, Ma’abdah, Jumaizah 1.033 2.160 28 8.941

Sektor 4 Jarwal 524 2.000 18 13.971

Sektor 5 Syari’ Mansur, Jarwal, Hafair, Syari’ Ummul Qura

973 1.960 16 14.969

Sektor 6 Misfalah 910 1.780 14 10.909

Sektor 7 Misfalah, Bakhutmah 1.600 1.990 20 13.635

Sektor 8 Bakhutmah 2.050 2.450 34 11.968

Sektor 9 Misfalah, Bakhutmah 1.940 2.181 26 13.255

Gambar 1.1 Lokasi sektor-sektor pemondokan daker Mekah tahun 2013 [2] 2. Wilayah daker Mekah mencakup Mahbasy Jin, Aziziyah, Ra’i Zakhir, Ma’abdah, Jumaizah, Syari’ Mansur, Jarwal, Hafair, Syari’ Ummul Qura, Misfalah, dan Bakhutmah [2].

Tabel 1.1 Pembagian sektor pemondokan daker Mekah tahun 2013

Nomor

Sektor Wilayah Cakupan

Karakteristik Pemondokan Jemaah Jarak terdekat dari masjid (m) Jarak terjauh dari masjid (m) Jumlah Pemondo -kan Daya Tampung (orang)

Sektor 1 Mahbasy Jin 1.610 1.970 18 21.606

Sektor 2 Mahbasy Jin, Aziziyah 2.000 2.723 21 14.614

Sektor 3 Ra’i Zakhir, Ma’abdah, Jumaizah 1.033 2.160 28 8.941

Sektor 4 Jarwal 524 2.000 18 13.971

Sektor 5 Syari’ Mansur, Jarwal, Hafair, Syari’ Ummul Qura

973 1.960 16 14.969

Sektor 6 Misfalah 910 1.780 14 10.909

Sektor 7 Misfalah, Bakhutmah 1.600 1.990 20 13.635

Sektor 8 Bakhutmah 2.050 2.450 34 11.968

Sektor 9 Misfalah, Bakhutmah 1.940 2.181 26 13.255

(3)

Pemondokan jemaah haji di Mekah menyerupai flat atau rumah susun yang memiliki banyak kamar. Di sekitar pintu pemondokan biasanya terpasang spanduk bergambar bendera negara asal jemaah penghuni pemondokan. Pada spanduk juga tertera nama wilayah pemondokan beserta nomor pemondokan.

Gambar 1.2 Pemondokan jemaah haji Indonesia di Mekah [3]

Di setiap nomor pemondokan terdapat informasi berupa nomor sektor dan nomor urut pemondokan. Format penulisannya terdiri dari 3 digit angka, dimana digit pertama menunjukkan nomor sektor dan dua digit tersisa menunjukkan nomor urut pemondokan. Misalkan pada spanduk tertera nomor pemondokan 412, berarti pemondokan tersebut berada di sektor 4 dengan nomor urut pemondokannya adalah 12.

Gambar 1.3 Format penulisan nomor pemondokan

Untuk mempermudah pelayanan di tanah suci, petugas membekali jemaah dengan identitas yang beberapa di antaranya adalah:

(4)

1. Paspor

Paspor merupakan identitas terpenting yang dimiliki oleh jemaah haji. Karena itu selama jemaah berada di Mekah, paspor disimpan oleh pengurus maktab untuk mengantisipasi hilangnya identitas tersebut. Maktab merupakan pihak yang mengurusi akomodasi jemaah selama tinggal di Mekah, termasuk pemondokan dan perjalanan.

2. Gelang haji

Gelang haji terbuat dari bahan stainless steel. Gelang ini harus selalu dipakai oleh jemaah selama melaksanakan ibadah haji karena merupakan identitas pokok sebagai pengganti paspor. Gelang haji diberikan kepada jemaah di embarkasi sebelum keberangkatan menuju bandara. Pada gelang tercetak kode embarkasi, nomor kloter, nomor paspor, tulisan Arab yang berarti “haji Indonesia”, bendera merah putih dengan lambang garuda, serta nama lengkap jemaah.

Gambar 1.4 Gelang haji

3. Kartu identitas haji

Kartu identitas haji diberikan oleh pengurus maktab. Kartu ini penting karena berisi data pemondokan jemaah, di antaranya wilayah pemondokan, nomor kloter, dan nomor pemondokan.

(5)

Gambar 1.5 Kartu identitas haji

Jemaah haji akan sering mengunjungi Masjidil Haram karena masjid ini merupakan salah satu pusat kegiatan ibadah haji. Beberapa prosesi haji yang dilakukan di Masjidil Haram secara berulang, antara lain yaitu:

1. Tawaf

Tawaf adalah berjalan mengelilingi Kakbah tujuh kali yang arahnya berlawanan dengan arah jarum jam sambil berdoa [4].

2. Sai

Sai adalah berjalan dan berlari-lari kecil pulang pergi tujuh kali dari Safa ke Marwah dan diakhiri dengan mencukur rambut [4].

3. Masjidil Haram juga digunakan untuk ibadah salat dan tadarus Al Quran.

(6)

Masjidil Haram merupakan masjid terbesar di dunia, dimana terdapat Kakbah di dalamnya sebagai kiblat salat umat Islam. Tercatat sejak Juli 2012, masjid yang memiliki luas bangunan 356.800 meter persegi dengan sembilan buah menara ini dapat menampung 1,1 juta jemaah dalam kondisi nyaman tanpa berdesak-desakan. Saat ini, Masjidil Haram sedang dalam pembangunan dan perluasan yang diproyeksikan kelak pada tahun 2020 dapat menampung hingga 5 juta jemaah [5].

Gambar 1.7 Denah Masjidil Haram

Selain Kakbah, di dalam kompleks Masjidil Haram juga terdapat: 1. Hijir Ismail

Hijir Ismail merupakan area dengan pagar melengkung berbentuk setengah lingkaran di sisi utara Kakbah. Area ini digunakan salat oleh jemaah haji. 2. Hajar Aswad (batu hitam)

Hajar Aswad secara fisik berupa pecahan batu hitam yang diletakkan dalam bingkai perak pada dinding di salah satu sisi Kakbah.

Masjidil Haram merupakan masjid terbesar di dunia, dimana terdapat Kakbah di dalamnya sebagai kiblat salat umat Islam. Tercatat sejak Juli 2012, masjid yang memiliki luas bangunan 356.800 meter persegi dengan sembilan buah menara ini dapat menampung 1,1 juta jemaah dalam kondisi nyaman tanpa berdesak-desakan. Saat ini, Masjidil Haram sedang dalam pembangunan dan perluasan yang diproyeksikan kelak pada tahun 2020 dapat menampung hingga 5 juta jemaah [5].

Gambar 1.7 Denah Masjidil Haram

Selain Kakbah, di dalam kompleks Masjidil Haram juga terdapat: 1. Hijir Ismail

Hijir Ismail merupakan area dengan pagar melengkung berbentuk setengah lingkaran di sisi utara Kakbah. Area ini digunakan salat oleh jemaah haji. 2. Hajar Aswad (batu hitam)

Hajar Aswad secara fisik berupa pecahan batu hitam yang diletakkan dalam bingkai perak pada dinding di salah satu sisi Kakbah.

Masjidil Haram merupakan masjid terbesar di dunia, dimana terdapat Kakbah di dalamnya sebagai kiblat salat umat Islam. Tercatat sejak Juli 2012, masjid yang memiliki luas bangunan 356.800 meter persegi dengan sembilan buah menara ini dapat menampung 1,1 juta jemaah dalam kondisi nyaman tanpa berdesak-desakan. Saat ini, Masjidil Haram sedang dalam pembangunan dan perluasan yang diproyeksikan kelak pada tahun 2020 dapat menampung hingga 5 juta jemaah [5].

Gambar 1.7 Denah Masjidil Haram

Selain Kakbah, di dalam kompleks Masjidil Haram juga terdapat: 1. Hijir Ismail

Hijir Ismail merupakan area dengan pagar melengkung berbentuk setengah lingkaran di sisi utara Kakbah. Area ini digunakan salat oleh jemaah haji. 2. Hajar Aswad (batu hitam)

Hajar Aswad secara fisik berupa pecahan batu hitam yang diletakkan dalam bingkai perak pada dinding di salah satu sisi Kakbah.

(7)

3. Maqam Ibrahim

Maqam Ibrahim adalah batuan berbentuk jejak kaki Nabi Ibrahim yang disimpan dalam kubah kristal di sebelah timur Kakbah.

4. Bukit Safa dan Marwah

Safa dan Marwah adalah dua bukit yang digunakan umat muslim untuk melakukan sai. Jarak keduanya sekitar 450 meter.

5. Sumur Zamzam

Sumur Zamzam terletak 20 meter sebelah timur Kakbah. Sumur ini tidak pernah kering meskipun jutaan liter airnya dikonsumsi setiap hari sepanjang tahun oleh jemaah haji dan penduduk Mekah.

Oleh karena sedemikian luasnya, Masjidil Haram memiliki banyak pintu agar jemaah dapat masuk dari segala arah. Tercatat ada 4 pintu utama dan 45 pintu lain yang masing-masing diberi nama dan nomor.

Setiap pelaksanaan ibadah haji, banyak ditemui jemaah yang tersesat dan tidak dapat kembali ke pemondokannya (hilang). Istilah tersesat adalah untuk jemaah yang kehilangan orientasi mengenai keberadaannya saat itu sehingga menyebabkan jemaah yang bersangkutan bingung. Sedangkan hilang merupakan istilah bagi jemaah yang tersesat selama beberapa waktu hingga tidak dapat kembali ke pemondokan dan keberadaannya tidak diketahui baik oleh ketua rombongan sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap anggota jemaahnya maupun oleh teman pemondokan. Hal ini disebabkan oleh kondisi Masjidil Haram dan sekitarnya sebagai berikut:

1. Minimnya rambu-rambu penunjuk arah berbahasa selain Arab dan Inggris di Masjidil Haram dan di lokasi menuju pemondokan. Sebenarnya, pemerintah telah mengusulkan penunjuk arah berbahasa Indonesia, namun sampai dengan penyelenggaraan haji tahun 2013 belum dapat direalisasi oleh pemerintah Arab Saudi [6].

2. Masjidil Haram penuh sesak jemaah. Bahkan sekitar 2 atau 3 jam sebelum waktu salat tiba, bagian dalam masjid sudah mulai dipadati jemaah.

(8)

3. Suasana di dalam Masjidil Haram hampir semua serupa. Jemaah dapat kehilangan orientasi apabila terlalu dalam memasuki area salat di masjid yang menyebabkannya lupa jalan kembali menuju pintu yang tadi dilewati.

Gambar 1.8 Situasi di dalam Masjidil Haram berpotensi menyebabkan jemaah kehilangan orientasi

Selain disebabkan oleh kondisi Masjidil Haram, beberapa hal yang dapat menjadi penyebab banyaknya jemaah tersesat/hilang di antaranya adalah kondisi jemaah itu sendiri, antara lain yaitu:

1. Kendala bahasa. Tidak banyak ditemukan jemaah haji Indonesia yang mampu berbahasa Arab atau Inggris. Bahkan beberapa jemaah hanya mampu berbahasa daerah.

2. Postur tubuh jemaah haji Indonesia yang relatif lebih kecil dan pendek dibanding jemaah dari negara lain seperti Turki, Pakistan, dan Mesir. 3. Jemaah tidak membawa identitas dan tidak ingat nomor pemondokan

tempatnya tinggal.

4. Jemaah yang belum hafal lokasi pemondokan tidak berusaha untuk mengingat jalur yang dilewati ketika berangkat ke Masjidil Haram sehingga lupa jalan kembali ke pemondokan.

(9)

6. Jemaah terpisah dari rombongan atau salah mengenali rombongan sehingga tergabung ke rombongan lain.

7. Jemaah salah naik bus. Terkadang jemaah hanya menghafalkan warna bus tanpa mengetahui tujuan bus tersebut. Padahal beberapa bus memiliki warna yang sama, namun arah dan tujuannya berbeda.

8. Jemaah mencari sendiri temannya yang hilang tanpa melapor ke petugas. Atau, jemaah mencari temannya yang hilang tanpa bantuan petugas. 9. Jemaah yang bingung tidak langsung mencari petugas, namun tetap

meneruskan perjalanan hingga makin tersesat.

Berikut ini data jemaah haji tersesat/hilang di dua tahun terakhir:

1. Hingga hari ke sepuluh penyelenggaraan haji tahun 2012, jumlah jemaah haji Indonesia yang tersesat/hilang saat beribadah di Masjidil Haram telah mencapai 619 orang [7].

2. Hingga akhir September 2013, jumlah jemaah haji dunia yang tersesat/hilang di Masjidil Haram mencapai 1.383 orang. Padahal puncak kepadatan haji berada di minggu kedua dan ketiga bulan Oktober [8]. 3. Pada hari Jumat tanggal 11 Oktober 2013, politikus PDI Perjuangan yang

juga merupakan anggota DPR RI, Budiman Sudjatmiko, ditemukan tengah kebingungan oleh seorang jemaah lain yang berprofesi sebagai wartawan. Dia terpisah dari rombongan dan tidak dapat kembali ke pemondokan karena ikat pinggangnya yang berisi uang, identitas, dan handphone hilang saat melaksanakan tawaf. Sementara Budiman tidak hafal jalan ke pemondokan tempatnya menginap [9].

Untuk menangani jemaah yang hilang, di masing-masing sektor pemondokan telah dibentuk satuan pengamanan. Selama ini, petugas pengamanan bergerak atas dasar informasi dari jemaah haji (atau ketua rombongan) bahwa ada anggotanya yang hilang.

Sementara itu, di daker Mekah dibentuk pula satuan petugas yang tergabung dalam sektor khusus untuk memberikan pelayanan keamanan kepada seluruh jemaah haji Indonesia saat beraktivitas di Masjidil Haram dan sekitarnya.

(10)

Yang dimaksud dengan pelayanan keamanan mencakup perlindungan jemaah terhadap tindak pencurian dan penipuan, penanganan jemaah sakit saat beribadah di Masjidil Haram, serta penanganan jemaah yang tersesat. Sedikit berbeda dengan tugas pengamanan sektor pemondokan yang menangani jemaah hilang dari internal sektornya dengan cara mencari jemaah tersebut, petugas sektor khusus justru “menangkap basah” jemaah yang tengah kebingungan atau tersesat di lokasi sekitar Masjidil Haram.

Pada penyelenggaraan haji tahun 2013, sektor khusus berkantor di hotel Hilton, Mekah. Kantor tersebut sekaligus dijadikan sebagai tempat penampungan sementara bagi jemaah yang mengalami masalah keamanan.

Gambar 1.9 Kantor sektor khusus daker Mekah tahun 2012 [10]

Kekuatan sektor ini berjumlah 38 orang petugas, terdiri dari 21 anggota inti dan 17 anggota tambahan. Anggota inti terdiri dari TNI/Polri dan tenaga musiman (temus) yang berasal dari unsur mahasiswa Indonesia yang kuliah di Timur Tengah dan mukimin atau WNI yang tinggal di Mekah. Sementara personil tambahan yang berjumlah 17 orang merupakan petugas sektor-sektor pemondokan daker Mekah yang diperbantukan. Sektor khusus memiliki seorang kepala sektor yang merupakan kepanjangan tangan dari Kepala Seksi PAM daker Mekah.

Agar dapat melayani jemaah selama 24 jam sehari, personil sektor khusus dibagi dalam tiga masa penugasan yang masing-masing berdurasi delapan jam.

(11)

di Masjidil Haram yang diperkirakan berpotensi menimbulkan masalah keamanan bagi jemaah haji Indonesia. Titik-titik kepadatan tersebut adalah [11]: (1) Di dekat pintu Marwah, (2) Di dekat pintu masuk area sai, (3) Di dekat pintu Safa, (4) Di dekat pintu Abdul Aziz, (5) Di halaman depan pintu Abdul Aziz, (6) Di dekat pintu Fahd, (7) Di sisi kiri halaman pintu Fahd, (8) Di sisi kanan halaman pintu Fahd, (9) Di area tawaf pada sudut searah Rukun Syami, (10) Di area tawaf pada sisi Maqam Ibrahim, (11) Di dekat pintu keluar-masuk menuju terminal Gaza, (12) Di dekat pintu keluar-masuk menuju terminal Bab Ali. Terminal Gaza dan Bab Ali merupakan terminal bus antar-jemput jemaah haji.

Gambar 1.10 Sebaran petugas sektor khusus di lingkup Masjidil Haram di Masjidil Haram yang diperkirakan berpotensi menimbulkan masalah keamanan bagi jemaah haji Indonesia. Titik-titik kepadatan tersebut adalah [11]: (1) Di dekat pintu Marwah, (2) Di dekat pintu masuk area sai, (3) Di dekat pintu Safa, (4) Di dekat pintu Abdul Aziz, (5) Di halaman depan pintu Abdul Aziz, (6) Di dekat pintu Fahd, (7) Di sisi kiri halaman pintu Fahd, (8) Di sisi kanan halaman pintu Fahd, (9) Di area tawaf pada sudut searah Rukun Syami, (10) Di area tawaf pada sisi Maqam Ibrahim, (11) Di dekat pintu keluar-masuk menuju terminal Gaza, (12) Di dekat pintu keluar-masuk menuju terminal Bab Ali. Terminal Gaza dan Bab Ali merupakan terminal bus antar-jemput jemaah haji.

Gambar 1.10 Sebaran petugas sektor khusus di lingkup Masjidil Haram di Masjidil Haram yang diperkirakan berpotensi menimbulkan masalah keamanan bagi jemaah haji Indonesia. Titik-titik kepadatan tersebut adalah [11]: (1) Di dekat pintu Marwah, (2) Di dekat pintu masuk area sai, (3) Di dekat pintu Safa, (4) Di dekat pintu Abdul Aziz, (5) Di halaman depan pintu Abdul Aziz, (6) Di dekat pintu Fahd, (7) Di sisi kiri halaman pintu Fahd, (8) Di sisi kanan halaman pintu Fahd, (9) Di area tawaf pada sudut searah Rukun Syami, (10) Di area tawaf pada sisi Maqam Ibrahim, (11) Di dekat pintu keluar-masuk menuju terminal Gaza, (12) Di dekat pintu keluar-masuk menuju terminal Bab Ali. Terminal Gaza dan Bab Ali merupakan terminal bus antar-jemput jemaah haji.

(12)

Dalam melayani jemaah haji yang tersesat, sektor khusus memiliki prosedur penanganan sebagai berikut:

1. Jemaah dibawa ke penampungan sementara, yaitu kantor sektor khusus atau kantor sektor pemondokan terdekat dari tempat jemaah ditemukan untuk dilakukan identifikasi.

2. Petugas memeriksa gelang haji dan identitas lain yang dibawa jemaah. Apabila jemaah kehilangan atau tidak membawa identitas, maka untuk mengetahui nomor pemondokan jemaah dan nomor sektor pemondokannya petugas mencari data tersebut melalui “buku pintar”, yaitu buku berisi data seluruh jemaah haji Indonesia yang berangkat ke tanah suci.

3. Selama berada di penampungan, jemaah dapat beristirahat sambil menunggu kendaraan operasional milik sektor berupa mobil coaster atau minibus. Kendaraan operasional ini digunakan oleh petugas sektor untuk mengantar jemaah sakit ke Balai Pengobatan Haji Indonesia atau mengantar jemaah tersesat kembali ke pemondokan.

Gambar 1.11 Jemaah menunggu kendaraan operasional untuk diantar kembali ke pemondokan

(13)

ataupun sebaliknya merupakan kelemahan penyelenggaraan haji khususnya penanganan jemaah tersesat/hilang. Sektor pemondokan tidak dapat memberikan informasi kepada jemaah secara cepat dan setiap saat. Demikian juga bagi jemaah yang sedang mengalami masalah tidak dapat menghubungi petugas hingga menyebabkan lambatnya deteksi dini oleh sektor pemondokan. Petugas mengandalkan pencarian pemondokan jemaah secara manual melalui buku pintar sehingga proses identifikasi jemaah harus dilakukan secara bergiliran. Hal tersebut menyebabkan proses identifikasi memerlukan waktu lama.

Dalam penelitian ini, kendala tersebut coba diatasi menggunakan layanan sistem informasi agar pengelolaan informasi haji lebih sistematis dan memungkinkan dilakukannya koordinasi antarpengguna sistem. Jenis layanannya dipilih yang sesuai dengan kondisi jemaah haji Indonesia saat ini, dimana hampir seluruh jemaah menggunakan handphone sebagai alat komunikasi. Bagi jemaah,

handphone digunakan hampir di setiap kesempatan baik di pemondokan maupun

area kompleks Masjidil Haram. Selama ini, jemaah menggunakannya untuk berkomunikasi dengan keluarga dan jemaah lain. Hanya pada saat kumandang adzan saja alat komunikasi ini tidak boleh digunakan di dalam Masjidil Haram. Apabila ada jemaah yang melanggar, maka asykar (petugas keamanan masjid) akan memberikan sanksi kepadanya.

Meskipun demikian, adzan tidak akan mempengaruhi akses informasi bagi jemaah disebabkan karena distribusi informasi dilakukan dengan teknologi sms yang dapat dibaca kapanpun jemaah sempat. Sehingga, layanan dirancang dengan melibatkan aplikasi sms gateway yang mudah, cepat, dan murah.

Adanya sistem informasi membawa manfaat untuk masing-masing pengguna, di antaranya:

1. Bagi jemaah

- Dapat mengirimkan pemberitahuan kepada kantor sektor dan ketua rombongan bahwa dirinya tengah tersesat dan perlu bantuan. - Dapat memperoleh informasi ketika jemaah dalam rombongannya

(14)

- Dapat mengirimkan pemberitahuan kepada rombongannya bahwa ada anggota rombongan yang hilang atau ketemu pascahilang. 2. Bagi ketua rombongan

- Dapat memperoleh informasi ketika jemaahnya ada yang hilang atau telah ditemukan pascahilang.

- Dapat mengirimkan pemberitahuan kepada rombongannya bahwa ada anggota rombongan yang hilang atau ketemu pascahilang. - Dapat mengirimkan informasi masal ke seluruh jemaah anggota

rombongannya secara cepat dan setiap saat. 3. Bagi kantor sektor

- Dapat memperoleh informasi secara cepat mengenai adanya jemaah yang hilang dan ketemu pascahilang melalui web.

- Dapat memperoleh informasi mengenai keberadaan jemaah yang ditemukan pascahilang untuk kemudian dilakukan penjemputan. - Dapat mengirimkan informasi masal ke seluruh jemaah di lingkup

sektornya secara cepat dan setiap saat. 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan kondisi yang terjadi dalam penanganan jemaah tersesat/hilang di daker Mekah, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Minimnya jumlah petugas keamanan menyebabkan mereka kesulitan dalam penanganan jemaah tersesat/hilang.

b. Belum adanya sistem informasi berupa layanan berbasis sms yang dapat digunakan secara cepat dan mudah untuk membantu jemaah mengatasi masalah tersesat.

c. Belum adanya sistem informasi berupa layanan berbasis sms yang dapat digunakan secara cepat dan mudah untuk membantu ketua rombongan dan kantor sektor mengatasi masalah jemaahnya yang hilang.

(15)

1.3 Keaslian Penelitian

Penelitian tentang pengembangan layanan menggunakan aplikasi sms

gateway dengan tujuan memberikan informasi keamanan menyangkut penanganan

jemaah hilang dan pascahilang belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan rujukan.

Dalam penelitiannya, Shihab A. Hameed [12] mengungkapkan bahwa ada beberapa masalah menyangkut penyelenggaraan haji di antaranya kurangnya informasi dan kesulitan komunikasi antarjemaah karena berbagai kendala seperti kendala bahasa. Shihab menyusun suatu gagasan untuk mengatasi masalah tersebut dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Solusi TIK yang ditawarkannya adalah perancangan model perhajian menyeluruh dan terintegrasi, terdiri dari modul basis data haji, modul pendidikan haji, dan modul petunjuk kegawatdaruratan haji. Permasalahan haji yang diangkat dan metode pemanfaatan TIK oleh Shihab inilah yang kemudian dijadikan rujukan dalam penelitian ini.

Bagaimana cara membuat aplikasi sms gateway telah diperagakan oleh Utkarsh Goel et al. [13] dalam penelitiannya. Utkarsh membuat aplikasi sms

gateway menggunakan modem GSM. Metode inilah yang coba diterapkan dalam

penelitian ini untuk mengembangkan layanan e-government berbasis sms.

Beberapa penelitian telah mengimplementasikan aplikasi sms gateway untuk berbagai layanan. Pamela Alfa Adelia Darmadji [14] misalnya, dalam penelitiannya berjudul “Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Penjadwalan Perkuliahan Elektronik berbasis Web dengan SMS Gateway”, dia membuat layanan informasi berbasis sms dengan objek penyelenggaraan kegiatan akademik. Penelitian ini juga membuat layanan informasi berbasis sms namun dengan lingkup yang berbeda yaitu e-government, dengan objek penyelenggaraan haji.

(16)

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan mengembangkan suatu sistem informasi untuk memberikan layanan informasi berbasis sms dengan cara yang cepat dan mudah sehingga mempermudah penanganan jemaah haji tersesat/hilang di daerah kerja (daker) Mekah.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Bagi Kementerian Agama RI, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai solusi layanan informasi untuk menangani jemaah tersesat/ hilang, sehingga mendukung kelancaran penyelenggaraan haji di Arab Saudi.

b. Bagi jemaah haji, hasil penelitian ini dapat membantu jemaah mengatasi masalah tersesat/hilang, sehingga memberikan rasa nyaman dalam pelaksanaan ibadah.

c. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi, utamanya menyangkut layanan e-government berbasis sms.

Gambar

Gambar 1.1 Lokasi sektor-sektor pemondokan daker Mekah tahun 2013 [2]
Gambar 1.2 Pemondokan jemaah haji Indonesia di Mekah [3]
Gambar 1.4 Gelang haji
Gambar 1.6 Kondisi Masjidil Haram dipadati jemaah (tampak atas) [5]
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

[r]

Kerapihan dapat juga sebagai hasil pekerjaan seseorang atau segelintir anggota kelompok saja yang taat untuk melakukannya, sedangkan anggota yang lainnya dibiarkan tidak

Dapat diikuti oleh mahasiswa yang mendapatkan hu ruf mutu D untuk seluruh kategori mata kuliah dengan persetujuan dosen koordinator mata kuliah. Tidak dapat diikuti

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang mengungkap proses penyusunan desain pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

Tidak berbau busuk disebabkan karena telah terjadi proses pengomposan secara aerob dan karena pembuatan kompos dengan menggunakan bahan aktivator yaitu EM4.. Apabila kompos

Abstrak: Tulisan ini diharapkan dapat mengetahui tentang prinsip-prinsip bisnis syariah yaitu prinsip tauhid, keseimbangan, khilafah (kepemimpinan), dan keadilan,