• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum

1. Sejarah Perkembangan

Pada saat terjadinya krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998, banyak perusahaan mengalami kerugian dan bangkrut, termasuk beberapa perusahaan swasta yang bergerak di bidang eksportir tanaman hias akuarium. Banyak karyawan terkena pemutusan hubungan kerja dan mengundurkan diri karena kurang mendapat perhatian dari perusahaan.

Pada awal tahun 1999, di Ciawi Bogor, beberapa orang korban pemutusan hubungan kerja dan mengundurkan diri melihat potensi dan peluang usaha sehingga sepakat membentuk kelompok dengan usaha menanam tanaman air dan ditetapkan dengan nama Kelompok Rumput Air dengan jumlah kelompok 9 (sembilan) orang dan pembentukan kelompok ini diinisiasi oleh Inchan Maulana.

Usaha kelompok ini bertambah maju karena adanya permintaan dari perusahaan eksportir tanaman hias akuarium untuk mensuplai kebutuhan tanaman air dan bahkan mendapat kepercayaan untuk mengelola lahan milik perusahaan swasta.

Setelah dua tahun berjalan, kelompok ini mengalami pembaharuan dan anggotanya bertambah menjadi 21 orang tepatnya pada tanggal 6 Desember 2001 dengan mengubah nama menjadi Kelompok Bunga Air dengan maksud agar kelompok ini lebih berkembang dan profesional. Dalam pemasaran produknya kepada para eksportir kelompok Bunga Air menggunakan nama

Aqua plantindo, maka dikenal dengan Kelompok Bunga Air “Aqua

Plantindo”.

Kelompok ini sejak tahun 2001 mendapat binaan dari Departemen Kelautan dan Perikanan melalui program Skim Modal Kerja (SMK) bagi Pembudidaya Ikan Skala Rumah Tangga. Sasaran program ini adalah (1)

(2)

berkembangnya SMK (2) Terlaksananya bimbingan teknis dan manajemen usaha (3) Terwujudnya kemandirian dan (4) Terbentuknya lembaga keuangan mikro bagi pembudidaya, pengolah dan pedagang ikan skala rumah tangga.

Kelompok ini sudah mendapatkan bimbingan teknis dan manajemen /pelatihan dan pendampingan dan memperoleh bantuan skim modal kerja sebesar 80 juta rupiah untuk pengembangan usahanya. Kelompok ini semula hanya menanam diatas lahan milik perusahaan dan sekarang sudah mempunyai dan menyewa lahan sendiri. Dua tahun kemudian mendapatkan pinjaman lunak dari program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) dari PT. Telkom sebesar 200 juta rupiah dan telah diselesaikan dengan baik

Pada awalnya kelompok ini mempunyai 80 jenis tanaman air dan semakin lama kelompok ini semakin berkembang dengan menanam lebih dari 200 jenis tanaman air dan saat ini sudah lebih dari 300 jenis tanaman hias akuarium. Pada tahun 2003 telah mampu mensuplai kebutuhan tanaman air siap ekspor kepada 6 (enam) perusahaan eksportir.

Jenis tanaman yang diusahakan kelompok Aqua Plantindo antara lain

Egeria Densa, Cabomba aquatica, Bacopa rotundifolia, Anubias sp., Glossostigma, Hydrophilla polysperma, Gymnocoronis spilanthoides, Echinodorus tenellus, Dracaena dremensis, Cryptocoryne cordata, Blyxa japonica, Hemigraphis exotica, Alternathera sessilis, Acorus pussilus, Aponogeton undulatus”plant”, Hygrophilla species red, Limnophilla aromatica, Ludwigia repens, Vallisneria natans, Rotala macandra, Najas indica, Rotala indica, ophiopogonjaburan dan sebagainya.

2. Organisasi

Kelompok Bunga Air “Aqua Plantindo” mempunyai 14 anggota kelompok tetap dengan pendidikan SD, SMP dan SMA dan PT terdiri dari 1 orang ketua, 1 orang sekretaris, 1 orang bendahara, 1 orang seksi produksi, 1 orang seksi mutu, 1 orang seksi pemasaran, 1 orang seksi pengadaan saprodi

(3)

dan 7 orang pembudidaya tanaman air/tanaman hias akuarium. Untuk memenuhi permintaan pasar atau konsumen, kelompok ini membina petani di beberapa tempat seperti Citayam, Cibinong, Bubulak, Parung, Tenjolaya, Cidahu, Cibedug dan sebagainya untuk mengembangkan usaha tanaman air / tanaman hias akuarium dengan menyediakan bibit dan menampung hasil dan memasarkannya ke eksportir.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap kelompok ini aktif mengikuti kegiatan-kegiatan antara lain mengirim anggota mengikuti diklat budidaya tanaman hias akuarium, penyuluhan dari Dinas/ Departemen, pengadaan buku-buku dan informasi, pertemuan-pertemuan, pameran-pameran baik dalam negeri (Bogor, Depok, Jakarta, Bali, Surabaya, Bandung dan kota lain) maupun luar negeri (Jerman dan Singapura) dan melakukan kunjungan ke kelompok lain atau studi banding.

KETUA KELOMPOK SEKRETARIS BENDAHARA SEKSI SAPRODI SEKSI PRODUKSI SEKSI PEMASARAN SEKSI MUTU

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

Gambar 3. Struktur Organisasi Kelompok Usaha Bunga Air “Aqua Plantindo”

(4)

Uraian tugas dan tanggung jawab utama adalah sebagai berikut : a. Ketua Kelompok : memimpin proses keseluruhan kegiatan usaha

b. Sekretaris : bertanggung jawab terhadap pembukuan /pencatatan seluruh transaksi dalam kegiatan usaha

c. Bendahara : bertanggung jawab terhadap keuangan kelompok

d. Seksi saprodi : bertanggung jawab dalam penyediaan sarana produksi yang diperlukan untuk proses produksi.

e. Seksi produksi : bertanggung jawab dalam proses produksi.

f. Seksi pemasaran : bertanggungjawab dalam pemasaran hasil produksi g. Seksi mutu : bertanggungjawab dalam masalah mutu produk.

3. Aspek Teknis Produksi

Dalam kajian dari aspek ini adalah : a. Fasilitas produksi dan peralatan

Lahan untuk bercocok tanam tanaman hias akuarium adalah sawah yang subur dan kolam yang banyak air. Dalam bercocok tanam harus disediakan lahan pembibitan, lahan dan kolam budidaya tanaman dan saung/tempat berteduh.

Sarana produksi untuk bercocok tanam yang penting antara lain pupuk dan obat/pestisida untuk memberantas hama dan penyakit. Dalam proses produksi diperlukan ruang proses yang cukup memadai dengan lampu penerangan yang cukup, karena dalam proses pengepakan harus dilakukan pada malam hari agar tidak terkena sinar matahari sehingga tanaman tetap segar dan tidak layu sampai ke konsumen.

Jenis-jenis peralatan yang diperlukan untuk menunjang kelancaran aktivitas produksi pada industri tanaman hias akuarium adalah cangkul, ph meter, termometer, bambu, mesin penyemprot, bak, shading net, fiber,

(5)

gunting, tali, moulding pot, pot, ember, lakban, mesin paking, kardus, plastik dan stereoform.

b. Bibit

Bibit tanaman yang dibutuhkan pada usaha tanaman hias akuarium harus yang bermutu sebab mutu tanaman yang dihasilkan banyak tergantung dari kualitas bibit yang ditanam. Bibit tanaman hias akuarium pada kelompok ini sebagian besar adalah dari luar negeri/impor (Singapura, Belanda, Jepang, Afrika dan lain-lain) dan sebagian kecil dari dalam negeri. Pengembangan bibit tanaman hias akuarium dengan memisahkan tunas dari tanaman induk

c. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja pada kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo” sebesar 14 orang dengan pendidikan formal SD, SMP, SMA dan PT. Dalam usaha tanaman hias akuarium ini diperlukan kemauan yang keras, keuletan dan ketekunan. Tingkat pendidikan formal bukan merupakan yang pokok karena usaha tanaman hias akuarium membutuhkan pengalaman dan ketrampilan dalam teknik pembibitan, pembudidaya dan pasca panen.

d. Proses

Sebelum menanam tanaman hias akuarium, tanah harus dibajak dan diratakan terlebih dahulu agar gembur. Untuk menentukan jenis tanaman yang harus ditanam harus diukur terlebih dahulu temperatur air dengan termometer dan tingkat keasaman air dengan ph meter. Hal ini dilakukan karena beberapa jenis tanaman akan tumbuh dengan baik pada suhu dan ph tertentu. Setelah tanah rata dan cukup air, baru bibit yang telah disiapkan ditanam dengan jarak Mengetahui gambaran tentang proses mulai dari pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan, pemanenen, sortasi, pemotongan, pemasangan pot sampai teknik pengemasan.

(6)

e. Kapasitas produksi, produksi dan mutu produk

Luas lahan pada kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo” seluas 4.000 m2 sedang jarak tanam 5 cm x 5 cm atau 10 cm x 10 cm tergantung jenis tanamannya. Kapasitas produksi pada kelompok ini 800.000 tanaman per tahun.

Produksi tanaman hias akuarium pada kelompok Bunga Air”Aqua Plantindo” dari tahun ke tahun makin meningkat, hal ini untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi. Kenaikan produksi ini karena kelompok mempunyai beberapa pembudidaya binaan di beberapa tempat yaitu Cibinong, Ciawi, Citayam, Parung, Cidahu, Cibedug, Bubulak dan Tenjolaya. Kelompok binaan ini memperoleh bibit tanaman hias akuarium, mendapat binaan dalam teknik budidaya dan jaminan pasar dari kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo”.

Tabel 3. Produksi tanaman hias akuarium pada kelompok Bunga Air”Aqua Plantindo” (batang).

2003 2004 2005 2006 2007

Produksi tanaman hias

123.200 180.057 267.743 330.371 427.257

Mutu produk tanaman hias akuarium sangat ditentukan oleh mutu bibit yang ditanam. Kriteria mutu produk tanaman ini harus memenuhi/sesuai permintaan pasar seperti sampai di konsumen harus segar, tidak cacat, warna menarik dan ukuran sesuai permintaan pasar.

4. Aspek Pemasaran

Permintaan pasar dalam negeri akan tanaman hias akuarium cukup tinggi terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Jogyakarta serta kota-kota lainnya. Permintaan pasar luar negeri akan tanaman hias akuarium antara lain negara-negara Singapura, Perancis, Portugal,

(7)

Belanda, Italia, Denmark, Jerman dan Amerika Serikat. Pasar luar negeri masih sangat terbuka hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara bahwa Indonesia belum bisa memenuhi permintaan pasar luar negeri.

Berdasarkan hasil kajian bahwa beberapa perusahaan eksportir tanaman hias akuarium mempunyai lahan sendiri untuk budidaya dan sebagian besar di wilayah Bogor. Daerah-daerah lain seperti Bekasi, Depok, Jakarta Selatan, Jogyakarta Klaten, Surabaya juga ada namun jenis tanaman dan jumlahnya terbatas. Harga jual ditetapkan setelah menghitung biaya produksi dan harga jual merupakan kesepakatan antara kelompok/produsen dengan konsumen/ eksportir. Harga jual relatif tetap dan tidak berfluktuasi dari tahun ke tahun dan tergantung dari jenis tanamannya.

Persaingan bisnis tanaman hias akuarium cukup ketat namun untuk jenis-jenis tanaman tertentu dan peluang pasar masih sangat terbuka. Bisnis tanaman hias akuarium dewasa ini makin berkembang dan semakin bersaing. Hal ini terlihat semakin banyaknya eksportir tanaman hias dan rata-rata para eksportir saat ini mempunyai beberapa petani binaan di beberapa daerah dalam rangka untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri yang makin meningkat. Saluran tata niaga tanaman hias akuarium pad Kelompok Bunga Air ”Aqua plantido” sebagai berikut :

Pembudidaya Tanaman Hias Akuarium Pembudidaya Tanaman Hias Akuarium Pembudidaya Tanaman Hias Akuarium KELOMPOK BUNGA AIR “AQUA PLANTINDO ” Eksportir Eksportir Konsumen Dalam Negeri Konsumen Luar Negerri Konsumen Luar Negeri

Gambar 4. Saluran Tata Niaga Tanaman Hias Akuarium Kelompok Bunga Air ”Aqua plantindo”

(8)

Tujuan pasar dari hasil tanaman hias akuarium kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo” adalah ke eksportir-eksportir tanaman hias. Dari hasil kajian eksportir tanaman hias akuarium adalah PT. Nusantara Aquatic Exporindo, PT. Inti Samudera Lestasi, CV. Gloria, CV. Cahaya Baru, CV. Dinar, PT. Intinental Pri, PT. Joe Aquatic Indonesia, PT. Tropical Aquatic, PT. Tropicl Fish Indonesia, PT. Colisa, PT. Garfishindo, PT. Indo Tropica, PT. Viva Jaya dan PT. Enoshima Aquatic.

B. Hasil Kajian

1. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan usaha tanaman hias akuarium merupakan analisis terhadap rencana usaha/pengembangan usaha tanaman hias akuarium yang menyangkut berbagai aspek antara lain aspek keuangan yang harus melakukan analisis aliran kas dari suatu investasi, aspek pemasaran, aspek operasi, sumber daya manusia dan aspek lingkungan sehingga dapat diketahui suatu usaha tersebut layak atau tidak layak untuk dijalankan.

Dari hasil kajian terhadap usaha tanaman hias akuarium dapat diketahui bahwa biaya investasi untuk tanah adalah 10%, modal investasi bangunan dan prasarana 43%, untuk mesin dan peralatan 20%, inventaris kantor 8% dan investasi kendaraan sebesar 19%.

Tabel 4. Kebutuhan modal investasi industri tanaman hias akuarium

No Uraian Jumlah Modal (Rp.) %

I. II III IV. V. TANAH /KOLAM (4000 m2)

BANGUNAN DAN PRASARANA MESIN DAN PERALATAN INVENTARIS KANTOR KENDARAAN 40.000.000 161.500.000 75.430.000 20.000.000 70.000.000 10 43 20 8 19

TOTAL INVESTASI AWAL 376.930.000 100

(9)

Kemudian dari investasi yang dilakukan dapat dihitung umur ekonomis dari tiap-tiap komponen untuk menentukan biaya penyusutan setiap tahunnya. Biaya penyusutan digolongkan sebagai biaya tetap (fixed cost) karena besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume. Pengukuran

besarnya penyusutan setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line) sesuai dengan umur ekonomisnya. Besarnya biaya

penyusutan pertahun untuk masing-masing komponen dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Biaya penyusutan per tahun No Uraian Harga Perolehan (Rp.) Umur Ekonomis Biaya Penyusutan % 1 Tanah 40.000.000 - - 2 Bangunan 161.500.000 20 7.267.500 19

3 Mesin dan alat 75.430.000 5 13.577.400 35 4 Inventaris kantor 30.000.000 5 5.400.000 14

5 Kendaraan 70.000.000 5 12.600.000 32

TOTAL 38.844.900 100

Perhitungan biaya penyusutan pada Tabel 5 dihitung dengan beberapa asumsi yaitu besarnya biaya penyusutan tidak memperhitungkan bunga modal dan harga akhirnya adalah sepuluh persen. Dari tabel dapat diketahui bahwa biaya penyusutan per tahun sebesar Rp. 38.844.900,00 (100%) yang terdiri-dari biaya penyusutan bangunan adalah Rp. 7.267.500,00 (19%), mesin dan peralatan Rp. 13.577.400,00 (35%), inventaris kantor Rp. 5.400.000,00 (14%) dan kendaraan Rp. 12.600.000,00 (32%).

Dari hasil kajian dapat diketahui bahwa pada tahun pertama, usaha tanaman hias akuarium mengalami rugi/defisit sebesar Rp. 321.284.000,00 karena adanya biaya investasi sebesar Rp. 376.930.000,-. Pada tahun kedua, ketiga, keempat dan kelima akan mendapatkan laba bersih berturut-turut sebesar Rp. 111.285.000,00, Rp. 141.855.000,00, Rp. 223.731.000,00 dan

(10)

Rp. 392.419.000,00.

Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis kelayakan investasi dengan menggunakan beberapa metode yaitu Payback Periode (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI)/ Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Break Even Point (BEP).

a. Metode Payback Period ( PBP)

Metode ini untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali dengan mendasarkan perhitungan pada arus kas investasi. Dari hasil kajian, dapat diketahui bahwa dengan investasi sebesar Rp. 376.930.000,00, selama lima tahun dapat terlihat pada Tabel 6 di bawah ini :

Tabel 6. Proyeksi Laba-rugi Usaha Tanaman Hias Akuarium (Rp. Juta)

No Uraian 2003 2004 2005 2006 2007

1 Penghasilan 215,600 315,100 468,550 578,150 747,700

2 Biaya 490,230 153,000 277,500 291,800 363,750

3 Laba Operasional -274,630 162,100 191,050 286,350 474,950

4 Biaya Penyusutan 38,845 38,845 38,845 38,845 38,845

5 Laba sebelum pajak -313,475 123,255 152,205 247,505 436,105

6 Pajak 7,809 11,970 10,350 23,774 43,686

7 Laba setelah pajak -321,284 111,285 141,855 223,731 301,419

Dengan jumlah investasi sebesar Rp. 376.930.000,00, arus kas masuk (proceeds) pada tahun pertama sebesar Rp. 166.931.000,00 (Rp.

55.646.000,00 + Rp.111.285.000,000) dan sampai tahun kedua Rp. 308.786.000,00 (Rp. 166.931.000,00 + 141.855.000,00). Investasi yang belum tertutup Rp. 68.144.000,00. Sedang arus kas masuk bersih (net proceeds) tahun ketiga Rp. 223.731.000,00. maka Payback Period dari usaha

tanaman hias akuarium adalah :

) 00 , 000 . 731 . 223 00 , 000 . 144 . 68 )( 2 3 ( 2+ − = Period Payback

= 2 + 0,3 tahun = 2 tahun 3 bulan 18 hari.

(11)

stasi pada tanaman hias akuarium dapat diterima dan layak untuk dijalankan.

saha tanaman hias i-asumsi dasar yaitu :

i kenaikan suku

. Proses budidaya tanaman hias akuarium yang dilakukan dianggap normal.

ada usaha tanaman hias akuarium dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini :

Tabel 7. rh res alue

(Rp. Juta) P

(Rp. Juta)

N g

p. Juta)

Berarti masa pengembalian investasi 2 tahun 3 bulan 18 hari lebih singkat dari masa umur investasi selama 5 tahun, maka inve

b. Metode Net Present Value (NPV)

Dalam perhitungan analisis kelayakan pada u akuarium ini menggunakan asums

1. Umur proyek adalah 5 tahun

2. Tingkat diskonto yang digunakan adalah 14%, walaupun rata-rata tingkat suku bunga saat ini 8%. Asumsi ini untuk mengantisipas

bunga Bank atau deposito dalam jangka waktu 5 tahun. 3

NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang (present value) dari

manfaat (benefit) dan biaya (cost). Apabila NPV bernilai positif dapat

diartikan sebagai besarnya keuntungan yang diperoleh dan jika NPV bernilai negatif menunjukkan kerugian. NPV p

Analisis Pe itungan Net P ent V

Tahun Biaya (C) enerimaan (B) 14% D F ilai Sekaran(R 2003 536,884 215,600 0.877 470,847 189,081 2004 203,815 315,100 0.769 156,734 242,312 2005 326,695 468,550 0.675 220,509 316,257 2006 354,419 578,150 0.592 209,816 342,264 2007 446,281 747,700 0.5 9 1 231,620 388,056 1.289,526 1.477,971

(12)

ilai Net Present Value berdasarkan Tabel 7. sebagai berikut :

7.971.000,00 – Rp. 1.289.526.000,00 = Rp. 188.445.000,00,

hun umur proyek sehingga usaha tanaman hias akuarium layak dilaksanakan. c. etode

ada tingkat bunga 40% nilai

Tabel 8. rhitungan Internal Rate of Return Usaha Tanaman Hias

Akuarium N

NPV = Rp. 1.47

Suatu proyek dinyatakan layak apabila nilai NPV lebih besar dari nol. Semakin besar NPV suatu usaha menunjukkan semakin layak dan menguntungkan usaha tersebut dijalankan. Nilai NPV sebesar Rp.188.455.000,00 berarti positif (lebih besar dari nol) dalam lima ta

M Internal Rate of Return (IRR)

IRR dihitung dengan metode coba-coba (trial and error), sehingga diperoleh tingkat bunga modal yang menghasilkan nilai NPV negatif. Dari hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa p

NPV adalah negatif Rp. 6.772.000,00 (Tabel 8). Analisis Pe Tahun B-C (Rp. Juta) DF 20% PV (Rp. Juta) D F 30% PV (Rp. Juta) DF 40% PV (Rp. Juta) 2003 -321,284 0.833 -267,630 0.769 -247,067 0.714 29,397-2 2004 111,285 0.694 77,232 0.592 65,881 0.51 56,755 2005 141,855 0.579 82,134 0.455 64,544 0.364 51,635 2006 223,731 0.482 107,838 0.350 78,306 0.26 58,170 20 7 3010 ,419 0.402 121,170 0.269 81,082 0.186 56,064 120,745 42,745 -6,772

Dari tabel 8. nilai Internal Rate of Return dapat dihitung dengan persamaan :

(i i ) ) NPV (NPV NPV i IRR 2 1 2 1 1 1 + − =

(13)

(40 30) (-6,772) (42,745 42,745 30 IRR − − + = = 38,63 % Suatu proyek aka bisnis naman hias akuarium layak dikembangkan. Dalam perhitungan IRR tersebut tetap menggunakan kaidah bahwa nilai penyusutan tidak dihitung.

d.

Profitability Index merupakan perbandingan antara nilai sekarang kas masuk engan nilai sekaran e ar (nilai investasi)

dinyatakan menguntungkan jika memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank-bank komersial.

Dari hasil perhitungan nilai IRR 38,63% jauh lebih tinggi dari tingkat suku bunga kredit bank-bank komersial seperti BCA, BNI, BRI, Bank Permata, Bank Danamon yang rata-rata hanya sebesar 14%, m

ta

Metode Profitability Index (PI)

d g kas k lu keluar kas PV masuk kas PV PI= = 1,15 26.000,00 Rp.1.289.5 71.000,00 Rp.1.477.9 =

Nilai Profitabilitas Index sebesar 1,15 berarti lebih besar dari pada 1 (satu), sehingga bisnis tanaman hias akuarium layak untuk dikembangkan.

e.

Analisis Break Even Point

Analisis ini untuk mengetahui jumlah penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian, jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu, seberapa jauh berkurangnya penjualan agar tidak menderita kerugian dan bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan. Break Even Point merupakan titik

atau keadaan dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak

(14)

ya tetap maka usahanya rugi dan sebaliknya bila penjualan elebi

Dari hasil kajian dari usaha tanaman hias akuarium ini, BEP dihitung atas dasar unit dan harga. BEP atas dasar unit dihitung dengan persamaan : menderita rugi. Apabila penjualan hanya cukup menutup biaya variabel dan sebagian bia

m hi biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan maka memperoleh keuntungan. satuan / variabel Biaya Satuan Harga Tetap Biaya BEP= −

Sedangkan BEP harga dihitung dengan persamaan : BEP harga =

Produksi Total

Biaya Total

Nilai Break Even Point pada usaha tanaman hias akuarium pada

ri data hasil penelitian sebagaimana terdapat pada Tabel 9 di bawah ini.

alisis k Event P pada an Hi uarium S

Kelompok Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo” dapat dihitung da

Tabel 9. An Brea oint Tanam as Ak

Uraian atuan 2003 2004 2005 2006 2007 a.Volume produksi Batang 123.200 180.057 267.743 330.371 427.257 b. Harga jual Rp. 1.750 1.750 1.750 1.750 1.750 c.Penjualan (axb) Rp. 215.600.000 315.099.995 468.550.005 578.150.003 747.699.995 d.Biaya Variabel Rp. 73.261.155 112.961.155 237.461.155 251.761.155 323.711.155 e.Biaya Variab per unit (d el /a) Rp. 595 627 887 762 758 f. Biaya tetap Rp. 40.038.845 40.038.845 40.038.845 40.038.845 40.038.845 g. Total biaya Rp. 113.300.000 153.000.000 277.500.000 291.800.000 363.750.000 Perhitungan BEP

BEP (unit) Batang 31.153 35.665 46.390 40.527 40.347

% 25.29 19.81 17,33 12,27 9.44

Jumlah penjualan Rp. 54.517.750 62.413.750 81.182.500 70.922.250 70.607.250 BEP harga Rp per

batang

920 850 1.036 883 851

(15)

3 batang adalah sebanyak 46.390 batang

as usaha tanaman hias akuarium tercapai pada tingkat harga masing-masing berturut-turut Rp. 920,00/batang (2003), Rp. 850,00/

. 1.036,00/batang (2005), Rp. 883,00/batang (2006) dan Rp.

f.

B/C rasio merupakan perbandingan antara jumlah nilai bersih sekarang yang . Analisa ini untuk geta tingka esarny bahan nfaat p setiap t ahan bia Tabel 10. Analisis B U nam ias A

Tahu C ( (R B

Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa jumlah penjualan tanaman hias akuarium untuk mencapai titik impas (Break Even Point) tahun 2003 pada

produksi 123.200 batang adalah sebanyak 31.153 batang (25,29%), tahun 2004 pada produksi 180.057 batang adalah sebanyak 35.665 batang (19,81%), tahun 2005 pada produksi 267.74

(17,33%), tahun 2006 pada produksi 330.371 batang adalah sebanyak 40.527 batang (12,27%) dan tahun 2007 pada produksi 427.257 batang adalah sebanyak 40.347 batang (9,44%).

Sedang titik imp batang (2004). Rp 851,00/batang (2007). Analisa B/C ratio

positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif

men hui t b a tam ma ada amb ya

/C ratio saha Ta an H kuarium

n B Rp. Juta) B-C 14% DF p. Juta) PV Biaya PV enefit PV 2003 536,884 215,600 -321,284 0.877 -281,766 470,847 189,081 2004 203,815 315,100 111,285 0.769 85,578 156,734 242,312 20 5 326, 95 468, 50 141, 55 0.675 0 6 5 8 95,752 220,519 316,271 2006 354,419 578,150 223,731 0.592 132,449 209,816 342,265 2007 446,281 747,700 301,419 0.519 156,436 231,620 388,056 1.289,536 1.477,985

(16)

erupakan perbandingan antara jumlah nilai NPVB-C positif

Net B/

Net B/C ratio m

dengan NPVB-C negatif, maka besarnya adalah :

C ratio = 1,669 ) 766 , 281 (− = ) 436 , 156 449 , 132 752 , 95 578 , 85 ( + + +

Nilai net B/C lebih besar dari 1 (satu), maka bisnis tanaman hias akuarium

ngkan.

Gross B/C ratio merupakan perbandingan antara present value dari

Gross B/C = layak dikemba

gross benefits dengan present value dari gross cost, maka besarnya adalah : 15 , 1 536 , 289 . 1 985 , 477 . 1 =

Nilai gross B/C lebih besar dari 1 (satu) berarti bahwa bisnis tanaman hias

2.

eksternal yang dihadapi akuarium layak untuk dikembangkan.

Analisis Strategi Operasional.

Dalam merumuskan strategi pengembangan usaha tanaman hias akuarium, penulis menggunakan analisis SWOT, yaitu dengan mengidentifikasi berbagai faktor internal dan

perusahaan secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Kemudian membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan).

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT yang menggambarkan secara jelas

(17)

peluang da yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan

dimilik ri jia rik

strategi internal pada kelompok Bunga

Tabel internal Kelompok Bunga Air ”Aqua trategi Internal Bobot Rating Skor Ranking

n ancaman

kekuatan dan kelemahan yang i. Da hasil ka n, mat s faktor Air ”Aqua Plantindo” sebagai berikut : 11. Matriks faktor strategi

Plantindo”

pada Faktor-faktor S

Kekuatan

Mutu bibit dan produk yang baik 0.096 4 0.384 1 Hubungan baik dengan eksportir

dan pemasok

0.091 3 0.273 3

Spesifikasi usaha dan pengalaman bisnis tanaman hias akuarium

0.085 4 0.340 2 Keuletan ketua kelompok dalam

mengelola usaha

0.069 4 0.276 4 Ketrampilan dan loyalitas SDM 0.074 3 0.222 5

Kemitraan Usaha terbuka 0.071 3 0.213

Jalur pemasaran sederhana 0.047 3 0.141 Lingkungan kerja bersifat

kekeluargan 0.066 3 0.198

Kelemahan

Kesulitan mendapatkan jenis bibit

tertentu 0.063 1 0.063 1

Sistem manajemen organisasi belum mendukung.

0.063 2 0.126 5

Produk mudah layu 0.060 2 0.12 4

Kapasitas produksi terbatas 0.052 2 0.104 3 Dukungan kondisi keuangan untuk 0.082 1 0.082 2 pengembangan usaha kurang baik

Kemampuan SDM terbatas 0.080 2 0.16

TOTAL 1,000 2.702

Hasil identifikasi kekuatan faktor internal dapat dijelaskan sebagai berikut :

(18)

1) an produk yang baik memberikan nilai 0,384 (ranking 1), ini

2) tanaman hias akuarium

5) ilai 0,222, menunjukkan

b

ena bisnis ini membutuhkan ketrampilan, kecepatan dan

seb 1)

dapat memenuhi Mutu bibit d

menunjukkan bahwa bisnis ini akan berkembang ke depan apabila kelompok mampu mempertahankan mutu baik mutu bibit maupun mutu produk sehingga mampu memenuhi keinginan pasar dan kepuasan konsumen.

Spesifikasi usaha dan pengalaman bisnis

memberikan nilai 0,340 (ranking 2), menunjukkan bahwa usaha ini spesifik dan berkembangnya bisnis tanaman hias akuarium ini sangat ditentukan oleh pengalaman bisnis karena dengan pengalaman akan mengetahui persis keinginan konsumen/pasar.

3) Hubungan baik dengan eksportir dan pemasok memberikan nilai 0,273 (ranking 3), menunjukkan bahwa bisnis ini akan bertahan dan berkembang apabila mampu menjalin hubungan yang baik atau kemitraan yang berkesinambungan dengan eksportir dan pemasok.

4) Keuletan ketua kelompok dalam mengelola usaha memberikan nilai 0,276 (ranking 4), hal ini berarti peran ketua kelompok dalam mengelola usaha sangat penting, terutama keuletan dalam bisnis mulai dari pembibitan, budidaya, penanganan pasca panen, pemasaran dan manajemen usahanya. Ketrampilan dan loyalitas SDM memberikan n

ahwa ketrampilan dan loyalitas anggota kelompok diperlukan dalam usaha ini kar

loyalitas yang tinggi terutama pada penanganan pasca panen yang harus malam hari karena untuk menjaga mutu produk.

Sedang hasil identifikasi kelemahan faktor internal dapat dijelaskan agai berikut :

Kesulitan mendapatkan jenis bibit tertentu memberikan nilai 0,063 (ranking 1), ini menunjukkan bahwa kelompok ini belum

permintaan konsumen karena beragamnya jenis tanaman yang diminta,

(19)

2)

keuangan lainnya maupun dari sumber-sumber lain terutama

4)

enanganan pasca panen harus benar dan diperhitungkan

5)

anajemen organisasi memegang peranan penting dalam mengelola bisnis ini, mulai dari perencanaan, p

ndo” belum menerapkan manajemen secara baik terutama dari sisi organisasi.

maka diperlukan upaya-upaya dalam mendapatkan jenis tanaman yang dikehendaki konsumen dengan melakukan upaya pengembangan informasi untuk dapat mendapatkan jenis bibit tertentu.

Dukungan kondisi keuangan untuk pengembangan usaha kurang baik memberikan nilai 0,082 (ranking 2), ini menunjukkan bahwa untuk dapat berkembang memerlukan dukungan permodalan baik dari perbankan atau lembaga

untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pengembangan usaha. Maka kelompok usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo” perlu menjalin hubungan kemitraan usaha dengan perbankan atau lembaga-lembaga keuangan lainnya.

3) Kapasitas produksi terbatas memberikan nilai 0,104 (ranking 3), berarti bahwa bisnis ini akan berkembang apabila mampu meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah luas lahan budidaya dan menambah jumlah jenis tanaman.

Produk mudah layu memberikan nilai 0,12 (ranking 4), menunjukkan bahwa dalam p

secara cermat waktu dari tempat pengepakan sampai dengan bandara, tidak boleh terkena langsung sinar matahari, cara pengepakan yang benar dan tetap segar sehingga sampai di tangan konsumen di luar negeri dalam kondisi segar.

Sistem manajemen organisasi belum mendukung memberikan nilai 0,126 (ranking 5), menunjukkan bahwa sistem m

engorganisasian, tindakan sampai pengawasan/pengendalian. Artinya kelompok Bunga Air ”Aqua Planti

(20)

Sedangkan hasil analisis faktor strategi Eksternal dapat dilihat pada Tabel 12.

(21)

abel 12. Matrik faktor strategi eksternal pada Kelompok Usaha Bunga Air Fa

T

”Aqua Plantindo”

ktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Ranking Peluang

Pe tin

rmintaan tanaman hias akuarium ggi

0.096 4 0.384 1 Produk dikenal konsumen dan sudah 0.087 4 0.348 2 memiliki pembeli tetap

Pe

terbuka ngembangan kemitraan cukup 0.080 3 0.24 Jalur pemasaran masih terbuka luas 0.067 3 0.201

Harga stabil dan cenderung naik 0.090 3 0.27 3 Ketersediaan sarana produksi cukup 0,064 3 0.192

Upah tenaga kerja cukup murah 0.067 3 0.201 Ancaman

Pe m

saing baru dalam dan luar negeri akin meningkat.

0.061 1 0.061 1

Hama dan penyakit. 0.083 2 0.166

Kenaikan biaya produksi 0.077 1 0.077 2

Menurunnya pangsa pasar ekspor 0.071 2 0.142 Menurunnya kualitas produk 0.077 2 0.154 Menurunnya harga jual tanam

ak

an hias uarium.

0.080 1 0.080 3

TOTAL 1.000 2.516

Has ebagai berikut :

ankan mutu produk sesuai dengan keinginan konsumen. il identifikasi peluang faktor eksternal dapat dijelaskan s

1) Permintaan tanaman hias akuarium tinggi memberikan nilai 0,384 (ranking 1), ini menunjukkan bahwa berkembangnya bisnis tanaman hias akuarium ini tergantung pada permintaan pasar. Permintaan pasar yang tinggi merupakan peluang bagi kelompok, sehingga harus mampu mempertah

(22)

2) ikenal konsumen dan sudah memiliki pembeli tetap memberikan

nilai wa

menjalin kemitraan dengan konsumen sehingga m gan

tetap dan peluang i h gan oduk

dan pelayanan.

3) Harga stabil dan end n n ini

menunjukkan pel ng me duk

sehingga harga ju

Sedang hasil identifi l i

berikut :

1) Pesaing baru dalam da makin meningkat, mempunyai nilai

, in ak

k dari dal rupa a

rus da ng y

gkat elay

aan

a prod lai

kan bahw n ng

arus m iaya opera

tu produknya sehingga

merupakan ancama Disamping itu harus menjalin

ma

rga ju arium, m

me ban

un kan adalah

utu produk dan pelayanan agar harga jual tetap Produk d

0,348 (ranking 2), ini menunjukkan bah kelompok sudah mampu empunyai pelang in arus dipertahankan den menjaga kualitas pr

c erung naik memberika ilai 0,27 (ranking 3), ua bagi kelompok untuk ningkatkan mutu pro al dapat dinaikkan.

kasi ancaman faktor eksterna dapat dijelaskan sebaga n luar negeri

0,061 (ranking 1) i menunjukkan bahwa sem in bertambahnya pesaing baru bai am dan luar negeri me kan ancaman, sehingg

ang tinggi antara lain anan serta menjaga kelompok ha

dengan menin

pat meningkatkan daya sai kan mutu produk dan p kerjasama kemitr yang baik.

uksi, mempunyai ni

2) Kenaikan biay 0,077 (ranking 2), ini

menunjuk a untuk dapat bertahan da mempunyai daya sai kelompok h

mengura

elakukan efisieni b sional, dengan tidak

ngi mu kenaikan biaya produksi bukan

n bagi kelompok. hubungan kemitraan

3) Menurunnya ha

yang baik dengan para pe al tanaman hias aku

sok.

empunyai nilai 0,080 yaknya pesaing harga (ranking 3), ini nunjukkan bahwa semakin

cenderung menur , hal yang disaran kelompok harus mampu mempertahankan m

bertahan.

(23)

Tabel 13. P

Faktor

yang baik

2. Hubungan baik dengan si usaha dan

an bisnis

ran sederhana

bibit jenis tertentu 2. Sistem manajemen mendukung

3. Produk mudah layu

6. Kemampuan SDM terbatas

erumusan Strategi Kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo dengan matrik SWOT

Faktor Internal

Kekuatan/Strengths (S) 1. Mutu bibit dan produk

Kelemahan/Weakness (W) 1. Kesulitan mendapatkan eksportir dan pemasok

3. Spesifika pengalam

organisasi belum tanaman hias akuarium

4. Keuletan ketua kelompok

dalam mengelola usaha

5. Ketrampilan dan loyalitas

SDM

6. Kemitraan usaha terjalin

baik 7. Jalur pemasa 4. Kapasitas produksi terbatas 5. Dukungan kondisi keuangan untuk pengembangan usaha kurang baik

Eksternal 8. Linkungan kerja bersifat

kekeluargaan Peluang/ 1. Permin akuariu 2. Citra p konsum memili 3. Pen cukup terbu 4. Jalur pe terbuka luas 5. Harga sta cenderung na 6. Ke pro

7. Upah tenaga kerja cukup

murah pasar/konsumen (S: 1, 2, 3, 4, 5; O: 1, 2, 4) dan pemasok kemitraan usaha (S : 2, 4, 6, 7, 8; tegi W-O untuk pengembangan usaha (W : 1,2, 4, 5; 1, 2, 3, 4, 5, 6; O : 1, 3)

Opportunities (O) Strategi S-O Stra

taan tanaman hias m tinggi roduk dikenal en dan sudah ki pembeli tetap 1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu produk sesuai keinginan

1. Mengupayakan modal dari investor atau

lembaga keuangan gembangan kemitraan ka masaran masih 2. Memelihara dan meningkatkan hubungan bisnis dengan eksportir

O: 1, 2, 3, 4, 5, 6,7) 2. Meningkatkan kualitas SDM (W: bil dan ik tersediaan sarana duksi cukup (S: 2, 3, 4,5, 6,7; O: 1, 2, 3, 5) 3. Mengembangkan 3. Menerapkan sistem manajemen usaha (W: 2, 5; O: 1, 3, 4, 6) O : 1, 3, 4, 5, 6, 7) A 1. Pes neg

2. Hama dan pen

3. Ken 4. Me eks 5. Me 6. Menurunn pro ncaman/Threats (T)

aing baru dalam dan luar eri makin meningkat

yakit aikan biaya produksi nurunnya pangsa pasar por

nurunnya kualitas produk ya harga jual duk

Strategi S – T 1. Meningkatkan hubungan

bisnis dan kemitraan usaha (S : 2, 3, 5; T : 1) 2. Efisiensi biaya produksi (S : 6, 7; T : 3)

Strategi W – T 1. Mempertahankan mutu

agar berdaya saing di pasar dan mampu bertahan (W : 3; T : 1) 2. Mengoptimalkan SDM yang ada

(W : 2, 4, 5, 6; T : 2)

(24)

keuntungan atau kombinasi ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menetapkan harga yang terjangkau, mengembangkan eningkatkan pa Perusahaan harus mempertahankan strategi yang selama ini dijalankan

ngan me utu produk dan pelayanan, tetap menj aan lah

rategi pe etren ategy) adalah usaha me tau

gurangi usaha yang dilkukan perusaha an 9).

Dari hasi matrik rnal - ekstern stri ta an hias akuarium pada k B ua Plantindo” dapat dijelaskan pada Berdasarkan analisis faktor strategi pok Bunga Air besar 2,702 di kuadran V, menunjukkan

ini dinilai rata-rata berarti mengidentifikasikan strategi pertumbuhan. strategi yang disarankan adalah

/ engan eksportir dan pemasok dan mengembangkan kemitraan usaha.

Menurut Rangkuti (2006) untuk memperoleh strategi bisnis mengunakan model Matrik Internal-Eksternal dengan mengidentifikasikan 9 sel strategi, tetapi umumnya kesembilan sel tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu :

1. Strategi pertumbuhan (growth strategy), merupakan kondisi pertumbuhan perusahaan (sel 1,2,5,7 dan 8).

Perusahaan harus mendisain untuk mencapai pertumbuhan baik dala penjualan, modal dan

produk baru, meningkatkan kualitas produk dan jasa atau m akses ke pasar yang lebih luas.

2. Strategi stabilitas (stability strategy) adalah strategi yang diterapkan tan mengubah arah strategi yang telah diterapkan (sel 4 dan 5).

de yang te 3. St

men

njaga m alin kemitr

dirintis.

nciutan (r chment str mperkecil a

an (sel 3, 6 d

l analisis, s inte al dari indu nam kelompo unga Air ”Aq

Gambar 6.

internal pada Kelom ”Aqua Plantindo” diperoleh nilai se

bahwa posisi internal kelompok

mempertahankan dan meningkatkan mutu produk sesuai keinginan pasar konsumen, memelihara dan meningkatkan hubungan bisnis d

(25)

Berdasarkan analisis faktor strategi eksternal pada Kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo” diperoleh nilai sebesar 2,516 di kuadran V

enunjukkan bahwa pengaruh eksternal kelompok ini dinilai sedang berarti ilitas. Strategi yang diterapkan kelompok usaha ini harus tetap dipertahankan at

telah diterapkan. Strategi yang disa bisnis dan kem

mempertahankan m (3.00 – 4.00) (2.00 – 2.99) (1.99 – 1.00) 4.0 3.0 2.0 1.0 m

mengidentifikasikan strategi stab

au tanpa mengubah arah strategi yang rankan adalah meningkatkan hubungan itraan usaha, efisiensi biaya produksi dan tetap utu.

SKOR Tertimbang Faktor Internal

Kuat Rata-rata Lemah

4.0 Tinggi I Pertumbuhan II Pertumbuhan III Penciutan 3.0 Sedang IV Stabilitas V Pertumbuhan Stabilitas VI Penciutan SKOR Tertimban Faktor Eksternal g 2.0 Rendah VII Pertumbuhan VIII Pertumbuhan IX Likuidasi 3. Analisi

al si kinerja kelompok, menggunakan pendekatan Balanc

1.0

Gambar 5. Analisis Matrik Internal-Eksternal s Evaluasi Kinerja

D am melakukan evalua

ed Scorecard dengan melihat empat perspektif yaitu :

(26)

a. Per cep situ

aka anaman hias

akuarium pada Kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo” sebagai berikut: Has

Kel

- Analisa

pengelolaan aktiva lancarnya kurang bagus karena nilai rasio likuiditas nyak aktiva yang belum dimanfaatkan.

-spektif Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan teknik untuk mengetahui secara at kinerja keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengevaluasi asi yang terjadi saat ini dan memprediksi kondisi keuangan masa yang n datang. Hasil analisis rasio keuangan dari usaha t

il analisis rasio keuangan dari usaha tanaman hias akuarium pada ompok Bunga Air ”Aqua Plantindo”dapat dilihat pada Lampiran 12.

Likuiditas

Rasio likuiditas pada tahun 2007 sebesar 330% (3,3:1) berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan 3,3 rupiah aktiva lancar. Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek Selama 5 tahun 2003-2007 kelompok usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo” mampu membayar hutang jangka pendek dan mampu memanfaatkan aktiva lancar untuk usaha. Hanya pada tahun 2003 740% (7,4 :1), berarti ba

Pemanfaatan aktiva lancar dari tahun 2004 sampai 2007 cukup baik dan setiap rupiah hutang lancarnya dijamin oleh 2,5 rupiah (2004), 1,8 rupiah (2005), 2 rupiah (2006) dan 3,3 rupiah (2007).

Analisa Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban baik jangka pendek maupun

(27)

jangka panjang. Pada tahun 2007 nilai rasio solvabilitasnya 170% (1,7 :1) berarti setiap satu rupiah hutang dalam jangka pendek dan jangka panjang dijamin oleh aktiva 1,7 rupiah. Dari nilai rasio solvabilitas

tahun 2003-2007 dapat diketahui bahwa kelompok usaha Bunga Air elebihan aktiva (excess value) di atas

-ah aktiva, kelompok mendapatkan keuntungan 12 rupiah (2003), 22 rupiah (2004), 23 rupiah (2005) dan dingkan dengan suku bunga simpanan

-keuntungan sebesar 26 rupiah (2003), 35 rupiah (2004), 30 rupiah ”Aqua Plantindo”mempunyai k

hutang-hutangnya berarti kelompok usaha tersebut mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan semua kewajibannya.

Analisa Return on Asset

Rasio ini mengambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan sehingga dapat dinilai efisiensi dalam memanfaatkan aktiva dalam operasional perusahaan. Pada tahun 2007 nilai rasio Return on Asset 0,38 berarti

untuk setiap seratus rupiah aktiva yang dimiliki, kelompok mendapatkan keuntungan sebesar 38 rupiah. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap seratus rupi

34 rupiah (2006). Apabila diban

atau deposito, masih jauh lebih tinggi, berarti kelompok tersebut telah efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam operasional perusahaan. Analisa Net Profit Margin

Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh kelompok usaha pada setiap penjualan yang dilakukan. Pada tahun 2007 nilai rasio Net Profit Margin 0,40 berarti setiap seratus rupiah

penjualan, kelompok usaha memperoleh keuntungan bersih sebesar 40 rupiah. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setiap seratus rupiah penjualan tanaman hias akuarium, akan memperoleh

(28)

an tahun 2007 karena nilai rasio semakin meningkat.

Turn Over

R

s dapat diketahui bahwa dalam satu tahun kelompok usaha m

- Analisa

besar 0,84. Hal ini berarti setiap satu rupiah aktiva, kelom

dan 2007, kelom

(2005) dan 39 rupiah (2006). Berarti dari tahun 2003 sampai tahun 2005 kinerja kelompok usaha mengalami penurunan karena penurunan nilai Net Profit Margin, tapi mengalami kenaikan kinerja pada tahun

2006 d

- Analisa Receivable

asio ini untuk menggambarkan kualitas piutang dan kesuksesan kelompok usaha dalam melakukan penagihan piutang yang dimiliki. Pada tahun 2007 nilai rasio sebesar 37,38 berarti dalam satu tahun kelompok usaha, mampu mengkonversi piutang menjadi kas sebesar 37,38 kali. Hal ini menggambarkan bahwa kelompok usaha sukses dalam melakukan penagihan piutang yang dimiliki dan efisien. Dari tabel di ata

ampu mengkonversi piutang menjadi kas sebesar 43,12 kali (2003), 31,51 kali (2004), 31,24 kali (2005) dan 23,13 kali (2006). Berarti selama 5 tahun, kelompok usaha ini mampu dan sukses melakukan penagihan piutang yang dimiliki.

Total Asset Turn Over

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2003 nilai rasio sebesar 0,57 dan pada tahun 2004 se

pok usaha menghasilkan 0,57 rupiah penjualan (2003) dan 0,84 rupiah penjualan. Ini menggambarkan bahwa pada tahun 2003 dan 2004 kelompok usaha tidak efektif dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan dan tidak produktif karena lebih kecil dari satu. Pada tahun 2005, 2006 pok usaha mempunyai nilai rasio Total Asset Turn

(29)

b. Perspektif Pelanggan

kepuasan pelanggan disajikan pada Lamp

lam pelayanan dan juga cukup puas akan prestasi dan reputasi dari kelom

Nilai persepsi pelanggan dari dimensi emphaty, 0% sangat tidak Over berturut-turut 1,24 ; 1,53 dan 1,98. Hal ini berarti bahwa

kelompok usaha cukup efektif dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki dan produktif karena mempunyai nilai rasio lebih besar dari satu.

Pengukuran kepuasan pelanggan dengan memberikan kuesioner kepada para pelanggan untuk mengetahui tanggapan pelanggan akan tingkat harapan dan tingkat persepsi terhadap pelayanan yang diberikan. Pelanggan Kelompok Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo” adalah 10 perusahaan eksportir yang sering membeli tanaman hias akuarium. Dari hasil kajian terhadap persepsi

iran 13.

Nilai persepsi pelanggan dari dimensi reliability, 5% sangat tidak

puas, 20% tidak puas, 45% cukup puas, 25% puas dan 5% sangat puas yang menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen cukup puas dengan ketepatan waktu dalam pelayanan dan kesesuaian dengan janji yang ditawarkan.

Nilai persepsi pelanggan dari dimensi responsiveness, 0% sangat

tidak puas, 25% tidak puas, 40% cukup puas, 30% puas dan 5% sangat puas yang menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen cukup puas terhadap kesigapan anggota kelompok dalam pelayanan dan kecepatan dalam penanganan keluhan konsumen.

Nilai persepsi pelanggan dari dimensi assurance, 0% sangat tidak

puas, 20% tidak puas, 40% cukup puas, 35% puas dan 5% sangat puas yang menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen cukup puas terhadap keramahan, perhatian, kesopanan da

pok.

(30)

manan ruangan dan penampilan anggota kelom

si pelanggan dari enam dime

atan waktu dan kesesuaian dengan janji. Nilai

puas, 30% tidak puas, 50% cukup puas, 15% puas dan 5% sangat puas yang menunjukkan bahwa konsumen merasa cukup puas terhadap kemudahan komunikasi dengan kelompok dan kemampuan kelompok dalam komunikasi.

Dari sisi tangible 2,5% sangat tidak puas, 30% tidak puas, 42,5%

cukup puas, 22,5% puas dan 2,5% sangat puas yang menunjukkan bahwa konsumen sebagian besar cukup puas terhadap penampilan fisik, kebersihan, kerapian, kenya

pok. Sedang dari dimensi produk 0% sangat tidak puas, 30% tidak puas, 40% cukup puas, 26,67% puas dan 3,33% sangat puas yang menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen cukup puas dari sisi harga, ukuran dan keragaman produk.

Berdasarkan hasil kajian bahwa persep

nsi atribut mutu pelayanan yang diberikan oleh Kelompok Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo”, sebagian besar pelanggan merasa cukup puas. Sedang harapan (tingkat kepentingan) pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan Kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo”, dapat dilihat pada Lampiran 14.

Nilai harapan pelanggan dari dimensi reliability, 0% sangat tidak

penting, 10% tidak penting, 35% cukup penting, 40% penting dan 15% sangat penting yang menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen menilai penting terhadap ketep

harapan pelanggan dari dimensi responsiveness, 0% sangat tidak

penting, 10% tidak penting, 40% cukup penting, 40% penting dan 10% sangat penting yang menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen menilai cukup penting dan penting terhadap kesigapan pekerja dan penanganan keluhan.

Nilai harapan pelanggan dari dimensi assurance, 0% sangat tidak

(31)

ting dan 20% sanga

elanggan dimensi responsiveness, 0% sangat

tidak penting, 5% tidak penting, 45% cukup penting, 40% penting dan menilai cukup penting terhadap kemu mun k

k ik

Nilai harapan pelanggan dari dimensi resp veness, 0% sangat

tidak penting, 20% tidak penting, 40% cukup penting, 27,5% penting dan 12,5% sangat penting yang menunju bahwa sebagian besar konsumen m ilai erhadap pe ampilan fisik, kebersihan, kerapian,

kenyama mpilan pekerja.

Se ai harapan pelangg ri dimensi produk yaitu harga , 0% sangat tidak penting, 10% tidak

p ting gat penting, yan enunjukkan bahwa sebagian besar

konsume ting t ap harga karena terkait dengan

keuntungan yang diperoleh. Nilai harapan dari dimensi ukuran 30%

konsume n 50% penting dan 20% sangat

penting. Berarti kelompok Bunga Air “Aqua Plantindo” dalam melayani konsumen dalam hal ukuran produk harus memperhatikan ukuran tanaman s ai p

Sedang nilai harapan dari dime an konsumen mengatakan 10% tidak penting, 40% cukup penting, 40% penting dan 10% sangat penting. Keragaman produk tana hias ak haru jadi perhatian bagi kelom en sebagian besar me kan variasi jenis tanaman karena meny gkut selera sumen baik dalam

m endala yang dapi kon n adal tnya

penting, 10% tidak penting, 40% cukup penting, 30% pen

t penting yang menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen menilai cukup penting terhadap keramahan, perhatian,kesopanan, prestasi dan reputasi. Nilai harapan p

10% sangat penting yang menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen dahan ko ikasi dan emampuan omun asi dari kelompok.

onsi

kkan

en cukup penting t n

nan ruangan dan pena

dang nil an da

penting, 40% cukup penting, 30%

en dan 20% san g m

n menilai cukup pen erhad n menyatakan cukup pe ting,

esu ermintaan konsumen.

nsi keragam

man uarium s men

pok karena konsum ngingin

an kon

aupun luar negeri. K diha sume ah suli

(32)

mendapat bibit yang bermutu dan harus melakukan impor.

yanan

Persepsi Harapan (%) Tingkat kepuasan terhadap pelayanan dengan cara membandingkan rataan nilai persepsi pelanggan dengan rataan nilai harapan pelanggan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Nilai kepuasan pelanggan Kelompok Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo”

No. Atribut Mutu Pela Rataan Rataan Kepuasan

Reliability Tepat Waktu Kesesuaian dengan promosi 3 3.1 3.8 3.4 78.95 91.18 A 1 2 Rataan 3.05 3.6 84.72 Responsiveness Kesigapan pekerja Penanganan Keluhan 3 2.7 3.5 3.5 85.71 77.14 B 3 4 Rataan 2.85 3.5 81.43 Assurance Keramahan, perhatian, kesopanan

Prestasi dan reputasi

3.3 3.2 3.4 3.8 97.06 84.21 C 5 6 Rataan 3.25 3.6 90.28 Empathy Kemudahan komunikasi Kemampuan komunikasi pekerja 3.1 2.8 3.6 3.5 86.11 80.00 D 7 8 Rataan 2.95 3.55 83.10 Tangibles Penampilan fisik

Kebersihan dan kerapian Kenyamanan ruangan Penampilan pekerja 2.8 2.9 3.2 3.4 87.50 85.29 2.8 3.2 3.3 3.4 84.85 94.12 E 9 10 11 12 Rataan 2.93 3.33 87.97 Dimensi Produk Harga Ukuran Keragaman 3.3 3 2.8 3.6 3.9 3.9 91.67 76.92 71.79 F 13 14 15 Rataan 3.03 3.80 79.82 Rataan Kesesuaian 3.01 3.56 84,55

(33)

Nilai kepuasan 100% berarti tingkat pelayanan yang diberikan telah dari 100% berarti pelayanan yang diberikan masih belum sesuai dengan harapan pelanggan. Nilai rataan nilai kesesuaian sebesar 84.55% berarti pelayanan yang diberikan Kelompok Usaha Bunga Air”Aqua Plantindo” masih berada dibawah tingkat harapan konsumen, sehingga pelayanan masih perlu ditingkatkan.

Menurut Supranto (2006), nilai rata-rata tingkat kepuasan pelanggan adalah di atas 90%, berarti kelompok masih harus meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan baik ketepatan waktu, kesesuaian dengan janji, kesigapan, penanganan keluhan, keramahan, prestasi/reputasi, kemudahan komunikasi, kemampuan berkomunikasi dan juga dari ingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan

layanan digunakan metode Importance –

at pada diagram Kartesius berikut ini.

sesuai dari apa yang diharapkan pelanggan. Sebaliknya bila nilai kurang

dimensi produk seperti hara, ukuran dan keragaman. Penilaian sejauhmana t

terhadap kinerja melalui mutu pe

Performance Analysis. Penggunaan diagram Kartesius digunakan dalam

penjabaran atribut-atribut tingkat kesesuaian kepentingan dan kepuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan. Dalam mengukur tingkat kepuasan pelanggan ada 2 (dua) peubah yaitu X (sumbu mendatar) dan Y (sumbu tegak), dimana X merupakan persepsi pelanggan yang dapat memberikan kepuasan (performance), sedang Y merupakan harapan atau tingkat

kepentingan pelanggan (importance). Dari hasil kajian dapat dilih

(34)

3,05 3,500 3,13 3,21 3,29 3,37 3,45 3,53 4,050 K e pe nting an 3,550 3,600 3,650 3,700 3,750 3,800 3,850 3,900 3,950 4,000 Kinerja 13 18 16 14 15 19 20 17 22 21

Gambar 7. Diagram kartesius Kelompok Usaha Bunga Air”Aqua Plantindo

(35)

Pada terseb - K B p d

d i dan reputasi kelompok selama ini harus

d ga da b

k

- Kuadran II (priorita

Berdasarkan hasil penelitian diketahui a

tanam di konsum

oleh pelanggan. Dan ini m m

- K P (4

kebersihan dan kerapian (10), kenyamanan ruangan (11). Hal ini berarti r tidak terlalu memprioritaskan atribut-atribut m tu t

ra

Gambar 6 menunjukkan bahwa atribut-atribut mutu yang dianalisis ar atas empat daerah yaitu :

uadran I (pertahankan prestasi)

erdasarkan hasil kajian diketahui bahwa atribut-atribut mutu yang terdapat ada kuadran I. adalah prestasi dan reputasi (6), kemudahan komunikasi (7) an harga (13). Hal ini menunjukkan bahwa atribut mutu tersebut harus ipertahankan kelompok. Prestas

ija n dipertahankan, jalinan komunikasi yang selama ini berlangsung aik harus dibangun lebih baik lagi dan harga jual produk yang ditetapkan elompok masih memberi kepuasan pelanggan harus dipertahankan.

s Utama)

bahwa pada kuadran II terdapat tribut mutu tepat waktu (1), ukuran/spesifikasi (14) dan keragaman jenis

an hias akuarium (15). Hal ini berarti bahwa ketepatan waktu, ukuran/spesifikasi dan keragaman jenis tanaman hias akuarium harus jadikan prioritas utama karena merupakan keinginan utama

en/eksportir dan keberadaan atribut-atribut ini dinilai sangat penting erupakan kunci keberhasilan kelompok apabila ampu memenuhi permintaan konsumen atau pasar.

uadran III (prioritas rendah)

ada kuadran III terdapat atribut kesigapan pekerja (3), penanganan keluhan ), kemampuan pekerja berkomunikasi (8), penampilan fisik (9), bahwa konsumen/eksporti

u ersebut namun bagi kelompok tetap harus menjadi perhatian dalam ngka memperbaiki mutu pelayanan.

(36)

- Kuadran IV (berlebihan)

Berdasarkan hasil kajian bahwa atribut m adalah kes

dan kesopanan (5) dan penam kesesuaian dengan janji yang ditawark d

tanam n hias akuarium dan menganggap tidak terlalu penting. Persepsi utama pelanggan mengarah kepada mutu produk, ketepatan waktu dan

anaman. c. Perspektif Bisnis Internal Dalam

hal

-Waktu proses dalam melakukan pelayanan dapat diketahui dari rja dan penanganan keluhan) yaitu lai kepuasan pelanggan 81,43, berari masih perlu

utu yang terdapat pada kuadran IV esuaian dengan janji yang ditawarkan (2), keramahan, perhatian pilan pekerja (12). Bagi persepsi pelanggan an, keramahan, perhatian, kesopanan an penampilan pekerja tidak terlalu dinilai dan berlebihan dalam usaha

a

keragaman jenis t

mengukur kinerja perusahan dari perspektif Bisnis Internal dilihat dari berikut :

Proses Tingkat Layanan Purna Jual

Dalam tingkat layanan ini dilihat dari mutu pelayanan, waktu proses dalam melakukan pelayanan dan efisiensi biaya untuk meningkatkan keuntungan. Mutu pelayanan dapat diketahui dari diagram Kartesius di atas bahwa dari dimensi reliability (ketepatan waktu dan

kesesuaian dengan janji yang ditawarkan) mempunyai nilai kepuasan pelanggan 91,04 berarti kelompok Bunga Air ”Aqua plantindo” masih perlu meningkatkan lagi tingkat layanannya karena masih belum memenuhi harapan pelanggan.

dimensi responsiveness (kesigapan peke mempunyai ni

meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan para angota kelompok untuk mempercepat waktu proses pelayanan terhadap pelanggan.

(37)

3), 22 rupiah

-

n 2004 sebesar 0,84 a, kelompok usaha menghasilkan 0,57

1,24 ; 1,53 dan 1,98. Hal ini yan

satu

-eh Kelompok Usaha Bunga Air Efisiensi penggunaan modal usaha kelompok Bunga`Air ”Aqua plantindo” dapat diketahui dengan menghitung rentabilitas ekonomis atau

Return on Asset yaitu pebandingan antara laba bersih dengan total aktiva.

Dari Lampiran 13 memperlihatkan bahwa rentabilitas ekonomi/Return on Asset pada usaha tanaman hias akuarium pada

Kelompok Usaha Bunga Air ”Aqua plantindo” 0,12 (2003), 0,22 (2004), 0,23 (2005), 0,34 (2006) dan 0,38 (2007). Berarti setiap seratus rupiah aktiva, kelompok mendapatkan keuntungan 12 rupiah (200

(2004), 23 rupiah (2005) dan 34 rupiah (2006). Apabila dibandingkan dengan suku bunga simpanan atau deposito, masih jauh lebih tinggi, berarti kelompok tersebut telah efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam operasional perusahaan.

Proses Operasi/produksi

Tingkat produktivitas Kelompok Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo” dapat diketahui dengan menggunakan analisis rasio Total Asset Turn Over

yaitu membandingkan penjualan bersih dengan rata-rata total aktiva. Pada tahun 2003 nilai rasio sebesar 0,57 dan pada tahu

berarti setiap satu rupiah aktiv

rupiah penjualan (2003) dan 0,84 rupiah penjualan. Ini menggambarkan bahwa pada tahun 2003 dan 2004 tidak produktif karena lebih kecil dari satu. Pada tahun 2005, 2006 dan 2007, kelompok usaha mempunyai nilai rasio Total Asset Turn Over berturut-turut

berarti bahwa kelompok usaha cukup efektif dalam memanfaatkan aktiva g dimiliki dan produktif karena mempunyai nilai rasio lebih besar dari

.

Proses Inovasi

Proses inovasi yang dilakukan ol

”Aqua Plantindo” dapat diketahui dengan mengukur tingkat keberhasilan

(38)

me ber

jum anaman yang dibudidayakan bertambah menjadi 350 jenis me

d. Perspektif Pertum 1)

tugas dan tanggung jawab, pendistribusian tugas dan tanggung jawab pada unit-unit

kebijakan, prosedur dan pelaksanaannya,

aik (27,82%), kurang (14,35%) dan ota kelompok masih alam memimpin, karena ningkatkan jenis-jenis tanaman baru. Pada tahun 2001 kelompok ini membudidayakan 80 jenis tanaman, tahun 2005 jenis tanamannya

tambah menjadi 200 jenis tanaman dan pada saat penelitian (2008) lah t

tanaman hias akuarium. Berarti dalam perjalanannya kelompok ini telah lakukan proses inovasi untuk memenuhi permintaan pasar dan memanfaatkan teknologi informasi dalam mengembangkan usahanya. Kelompok ini telah mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan anggota dalam melakukan proses inovasi dalam teknik pembibitan dan budidaya tanaman hias akuarium yang baik. Sejak berdiri hingga saat ini mampu meningkatkan jumlah jenis tanaman lebih dari 400%.

buhan dan Pembelajaran Aspek Kinerja

Pengukuran kinerja kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo”, penulis menggunakan kuesioner yang terdiri atas 23 parameter kepada 10 anggota kelompok secara sengaja dengan pertimbangan tertentu (sampling purposive) dengan skala Likert menggunakan lima kategori, yaitu 1 :

Sangat baik, 2 : Baik, 3 : Cukup Baik, 4 : Kurang dan 5 : Sangat kurang. Parameter tersebut antara lain pendefinisian

organisasi, pemahaman

produktivitas anggota, kerjasama dalam menjaga arus data dengan lancar, pencapaian sasaran dan lain-lain seperti pada Lampiran 15.

Berdasarkan tabulasi kuesioner tingkat kinerja Kelompok Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo” responden mengatakan sangat baik (13,04%), baik (39,57%), cukup b

sangat kurang (5,22%). Berarti rata-rata angg mengakui kepemimpinan ketua kelompok d

(39)

kinerjanya baik masih perlu meningkatkan bangan usaha tanaman hias akuarium ke depan

2)

/cukup merencanakan rang memberikan/kurang

aharuan organisasi dapat dilihat pada nunjukkan bahwa berdasarkan hasil kajian sebanyak mpok banyak melakukan pembaharuan dalam organisasi

sponden mengatakan bahwa ketua kelompok selaku telah melakukan langkah-langkah yang nyata untuk kemajuan

ng anggota untuk meningkatkan pengetahuan untuk persentase tertinggi anggota kelompok mengatakan

(39,57%) dengan nilai rata-rata 2,6. Sehingga kinerja untuk pengem

dengan mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan. Aspek Pembaharuan Organisasi

Dalam mengetahui aspek pembaharuan dan organisasi digunakan kuesioner dengan 7 (tujuh) pertanyaan kepada 10 responden secara sengaja dengan pertimbangan tertentu (sampling purposive) dengan skala

Likert menggunakan lima kategori, yaitu :

- Banyak melakukan/sangat mendorong/sudah memberikan semua/ sangat mewajibkan/sangat serius/sangat meningkatkan/sangat merencanakan

- Melakukan/mendorong/memberikan sebagian besar/mewajibkan/ serius/meningkatkan/merencanakan

- Cukup melakukan/cukup mendorong/cukup memberikan/cukup mewajibkan/cukup serius/cukup meningkatkan

- Kurang melakukan/kurang mendorong/ ku

mewajibkan/kurang serius/kurang meningkatkan/kurang merencana-kan

- Belum melakukan/belum mendorong/belum memberikan/belum mewajibkan/belum serius/belum meningkatkan/belum merencanakan Parameter dalam aspek pemb

lampiran 16, yang me 30% ketua kelo dan 47,14% re pemimpin usaha, mendoro

pembelajaran, memberikan penghargaan sebagian besar anggota

(40)

gannya.

t menggunakan lima kategori, yaitu :

da organisasi bagian besar organisasi

ertentu organisasi i

ka belajar dapat dilihat pada

ada upaya-upaya ketua kelompok meningkatkan pengetahuan dan pembelajaran antara lain dengan mengikuti berbagai pameran, kelompok yang berhasil, mewajibkan anggota kelompok untuk memahami organisasi secara keseluruhan, serius dalam perbaikan menyeluruh pada organisasi, meningkatkan komunikasi dan pembelajaran bertahap antar unit dan telah merencanakan metode untuk saling belajar demi keberhasilan bersama. Nilai rata-rata yang diperoleh 1,9 sehingga ketua kelompok melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam organisasi untuk kemajuan kelompok usaha dan pengemban

3) Aspek Dinamika Belajar

Pengukuran aspek dinamika belajar pada kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo”, penulis menggunakan kuesioner yang terdiri atas 7 (tujuh) pertanyaan kepada 10 responden secara sengaja dengan pertimbangan tertentu (sampling purposive) dengan skala Liker

- Diterapkan secara menyeluruh pa - Diterapkan pada se

- Diterapkan pada bagian-bagian t

- Diterapkan pada sebagian kecil organisas - Belum diterapkan

Parameter dalam aspek dinami

Lampiran 17 yang menunjukkan bahwa berdasarkan hasil kajian, 50% responden mengatakan ketua sudah menerapkan sistem belajar dan bekerja dengan baik, ketua menggunakan beragam cara untuk mempercepat proses peningkatan pengetahuan di bidang kerja dan mendukung untuk belajar dan saling tukar pikiran dan pengalaman dari anggota lain, menerapan komunikasi efektif antara ketua kelompok dan anggota kelompok. Berarti dari aspek dinamika belajar di kelompok ini cukup baik,

(41)

-pelatihan anggota kelompoknya. Nilai rata-rata

4) Aspek tingkat kepuasan anggota kelom

pok menggunakan kuesioner yang terdiri

secara sengaja dengan ) dengan skala Likert nggunaka

5)

ngan tertentu (sampling purposive) dengan skala Likert

mengikutkan pelatihan

yang diperoleh sebesar 1,84 yang menunjukkan bahwa aspek dinamika beajar diterapkan pada sebagian besar organisasi.

pok

Pengukuran aspek tingkat kepuasan anggota pada kelom Bunga Air ‘Aqua Plantindo’, penulis

dari 20 pertanyaan kepada 10 responden pertimbangan tertentu (sampling purposive

me n lima kategori, yaitu : 1. Sangat tidak puas

2. Tidak puas 3. Cukup puas 4. Puas

5. Sangat puas

Parameter dalam aspek tingkat kepuasan anggota dapat dilihat pada Lampiran 18 yang menunjukkan bahwa berdasarkan hasil kaian 1% anggota kelompok mengatakan sangat tidak puas terhadap kepemimpinan ketua kelompok, 6% tidak puas, 43% cukup puas, 42% puas dan 9% sangat puas. Persentase tertinggi adalah 43% dari anggota cukup puas dengan kepemimpinan ketua kelompok dan 42% puas. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,5 berarti dalam kategori antara cukup puas dan puas terhadap kepemimpinan ketua kelompok.

Aspek Pengelolaan Pengetahuan

Pengukuran aspek Pengelolaan Pengetahuan anggota pada kelompok Bunga Air ‘Aqua Plantindo’, peneliti menggunakan kuesioner yang terdiri dari 7 (tujuh) pertanyaan kepada 10 responden secara sengaja dengan pertimba

(42)

e

i ecara menyeluruh

an pengetahuan, menunjukkan bahwa rmasi bahwa 4% pengelolaan ecil, 23% diterapkan pada pada sebagian besar organisasi

6) Aspek Pem

kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo”, peneliti menggunakan kuesioner n kepada 10 responden secara sengaja dengan

apkan pada sebagian besar organisasi 5.

m nggunakan lima kategori, yaitu :

1. Belum diterapkan

2. Diterapkan pada sebagian kecil

3. Diterapkan pada bagian-bagian tertentu 4. Diterapkan pada sebagian besar organisas 5. Sudah diterapkan s

Dari aspek tingkat pengelola

berdasarkan hasil kajian memberikan info pengetahuan baru diterapkan pada sebagian k bagian-bagian tertentu, 40% diterapkan

dan 33% sudah diterapkan secara menyeluruh. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 4 yang menunjukkan bahwa ketua kelompok sudah menerapkan dari aspek pengelolaan pengetahuan pada sebagian besar organisasi.

berdayaan

Pengukuran aspek Pengelolaan Pengetahuan anggota pada yang terdiri atas 7 pertanyaa

pertimbangan tertentu (sampling purposive) dengan skala Likert

menggunakan lima kategori, yaitu : 1. Belum diterapkan

2. Diterapkan pada sebagian kecil

3. Diterapkan pada bagian-bagian tertentu 4. Diter

Sudah diterapkan secara menyeluruh

Parameter dalam aspek tingkat pemberdayaan dapat dilihat pada Lampiran 19, yang menunjukkan bahwa berdasarkan tabulasi parameter

(43)

ertinggi dari anggota untuk meningkatkan kinerja organisasi ra menyeluruh (60%), dukungan ketua kelompok asil yang dipelajari (70%), kesempatan ktif dalam rangka peningkatan pengetahuan

mampuan dan tanggung jawab serta memfasilitasi dan

menyeluruh. Dengan melihat persentasi terbesar adalah 53%, berarti bahwa Kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo” sudah menerapkan secara menyeluruh terhadap aspek

7) Aspek Penerapan Teknologi

Pengukuran aspek penera nga Air

”Aqua Plantindo”, peneliti men dari 7

(tujuh) aan kepada ngaja dengan

pertim tertentu (sampl ala Likert

menggunakan lima kategori yang meliputi : 1.

aspek pemberdayaan dapat diketahui bahwa persentase t parameter pemberdayaan

sudah diterapkan seca

dalam pelatihan dan mengawasi h anggota untuk berpartisipasi a

sudah diterapkan pada sebagian besar organisasi (50%). Sedang parameter ketua sudah berperan aktif dalam melatih (60%) dan keaktifan ketua berbagi pengetahuan kepada kelompok, pendelegasian wewenang untuk mengetahui ke

mengawasi untuk peningkatan kinerja dan pembelajaran bersama mempunyai persentase yang sama berarti sebagian besar sudah diterapkan dan sudah diterapkan secara

pemberdayaan.

pan teknologi pada kelompok Bu ggunakan kuesioner yang terdiri

pertany 10 responden secara se

bangan ing purposive) dengan sk

Belum diterapkan

2. Diterapkan pada sebagian kecil

3. Diterapkan pada bagian-bagian tertentu 4. Diterapkan pada sebagian besar organisasi 5. Sudah diterapkan secara menyeluruh

Parameter dalam aspek penerapan teknologi dapat dilihat pada Lampiran 20, yang menunjukkan bahwa aspek penerapan teknologi pada

(44)

engetahui enggunakan tolok ukur proses raan (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan anfaat dari kemitraan (ekonomi, teknis dan ngan berdasar itraan dan manfaatnya, tingkat hubungan kemitraan usaha antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra yang dapat dibagi dalam empat katagori tingkat h gan,

a. Kemitraan Pra Prima

b. Prim

Kemitraan Prim n

d. im

Tingkat k ah adal Kemitraan Pra Prima, selanjutnya menin emitraan Prima, kem an meningkat

m an tingkat tertinggi adalah Kem an

P a.

Dari masi pada b agai aspek dinilai untuk

mengetahui tingka an usa ang dil an Kelo ok

Bunga Air ”Aqua P

Kelompok Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo”, 37% penerapan teknologi diterapkan pada bagian-bagian tertentu organisasi, 40% diterapkan pada sebagian besar organisasi dan 23% penerapan teknologi sudah diterapkan secara menyeluruh. Nlai rata-rata diperoleh sebesar 3,85 berarti bahwa penerapan teknologi diterapkan pad sebagian besar organisasi.

4. Analisis Kemitraan Usaha

Dalam penelitian ini dilakukan kajian dari 2 (dua) yaitu aspek proses manajemen kemitraan dan aspek manfaat. Untuk m

kategori tingkat hubungan kemitraan m manajemen kemit

efektifitas kerjasama) dan m sosial).

Mengetahui tingkat hubungan kemitraan usaha de pada proses manajemen kem

ubun yaitu : Kemitraan a c. a Madya da a Utama. Kemitraan Pr emitraan terend ah

gkat menjadi K udi

enjadi Kemitra rima Utam

Prima Madya dan itra

ng-masing faktor erb

t hubungan kemitra ha y akuk mp

lantindo”.

Gambar

Gambar 3.   Struktur Organisasi Kelompok Usaha Bunga Air “Aqua Plantindo”
Gambar 4. Saluran Tata Niaga Tanaman Hias Akuarium  Kelompok Bunga Air
Tabel  4.   Kebutuhan modal investasi industri tanaman hias akuarium
Tabel  7.   rh res alue
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dasar-dasar Audit Internal Sektor Publik, Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik STAN Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)

Kelompok (a group) dalam rangka bimbingan kelompok adalah suatu himpunan individu-individu yang karena satu atau lain alasan tergabung bersama, melainkan suatusatuan/unit

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pada umumnya responden (64,3 %) mengatakan status kesehatannya baik baik saja, (50%) responden mengatakan status

Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan merupakan bagian dari sistem yang ada di institusi pendidikan keperawatan, dimana dalam pembuatan aplikasi sistem

Jika digabungkan dengan hasil uji statistika paired-t untuk utilitas maka diperoleh kesimpulan bahwa sistem alternatif kedua yang terbaik dikarenakan sistem alternatif pertama

Hasil diskusi dengan mahasiswa, disimpulkan bahwa apa yang sudah diterima dalam kegiatan A2 yang berupa pembuatan CD pembelajaran interaktif edutainment diharapkan

Dan yang terakhir narasumber ke tujuh Sella Amalia adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Alat- dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk temulawak instan, gula halus, soda kue, asam sitrat, kandang ayam, sekam, sekat, feeder, drinker, brooder,