• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 Penggolongan Obat.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5 Penggolongan Obat.docx"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

5 Penggolongan Obat:

5 Penggolongan Obat: Obat Bebas, Bebas TObat Bebas, Bebas Terbatas, Keras,erbatas, Keras, Psikotropika, Narkotika dan Contoh

Psikotropika, Narkotika dan Contoh

Penggolongan Obat itu ada apa saja? Penggolongan Obat itu ada apa saja?

Sebelum lebih lanjut membahas mengenai

Sebelum lebih lanjut membahas mengenai penggolonganpenggolongan obat

obat, ada baiknya untuk kita mengetahui terlebih dahulu apa, ada baiknya untuk kita mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan obat.

yang dimaksud dengan obat.

Definisi Obat Menurut Undang-undang Definisi Obat Menurut Undang-undang

(2)

Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2009 yang membahas mengenai kesehatan disebutkan bahwa obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,

 pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.

 Nah, sedangkan untuk penggolongan obat diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X /1993.

Penggolongan obat sendiri dilakukan guna untuk

meningkatkan keamanan serta ketepatan pemakaian atau  penggunaan dan pengamanan distribusi obat.

Penggolongan obat tersebut terdiri atas, obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek  (obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter diapotek, diserahkan oleh apoteker), obat keras, psikotropika, dan narkotika.

Berikut penjelasan lengkapnya mengenai macam-macam jenis Golongan Obat  yang ada:

(3)

Logo pada kemasan obat  bebas

Anda dapat dengan mudah menemukan obat-obatan yang termasuk golongan obat bebas, karena obat bebas atau dapat disebut juga obat OTC (Over The Counter) merupakan obat yang dapat dijual secara bebas baik di toko-toko obat atau apotek dan dapat Anda beli tanpa harus menggunakan resep dokter.

Zat aktif yang terkandung didalamnya cenderung relative aman dan memiliki efek samping yang rendah. Selama dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dan dosis yang tertera  pada kemasan, Anda tidak memerlukan pengawasan dokter

untuk mengonsumsinya.

Obat yang termasuk golongan ini ditandai dengan lingkaran  berwarna hijau bergaris tepi hitam yang terdapat pada

kemasan. Umumnya, obat bebas digunakan untuk mengobati  penyakit yang termasuk kategori ringan, seperti pusing, flu,

maupun batuk. Atau dapat berupa suplemen nutrisi dan multivitamin.

(4)

 Obat Bebas Terbatas

Logo pada kemasan obat  bebas terbatas

Sama halnya dengan obat bebas, obat bebas terbatas dapat  pula disebut obat OTC (Over The Counter), yakni merupakan

obat yang sebenarnya termasuk obat keras namun dalam

 jumlah tertentu masih dapat dijual di apotek dan dapat Anda  beli tanpa resep dari dokter.

Sebelumnya, golongan obat ini disebut dengan daftar W. “W” dalam bahasa Belanda adalah singkatan dari kata

(5)

Jika Anda melihat kemasan obat dengan tanda lingkaran biru  bergaris tepi hitam, ini menandakan bahwa obat tersebut

tergolong obat bebas terbatas. Selain itu, disertai pula tanda  peringatan pada kemasannya, seperti berikut

Peringatan pada obat bebas terbatas

Golongan obat bebas terbatas dapat digunakan untuk

mengobati penyakit yang kategorinya ringan hingga cukup serius. Namun, ada baiknya jika Anda tidak lekas sembuh

setelah mengkonsumsi obat ini, berhentilah dan segera periksa ke dokter.

Contoh Obat Bebas TerbataS yaitu, Antimo, Noza, dan CTM.

(6)

 Obat Keras

Logo pada kemasan obat keras & psikotropika

Obat keras dahulu disebut golongan obat G. “G” adalah

singkatan dari “Gevarlijk” yang artinya berbahaya. Berbahaya disini dimaksudkan jika pemakaiannya tidak berdasarkan

resep dokter karena dikhawatirkan dapat memperparah

 penyakit, meracuni tubuh, bahkan menyebabkan kematian. Obat keras tidak dapat Anda beli dengan bebas di apotek melainkan harus menggunakan resep dokter.

Contoh Obat Keras misalnya, seperti asam mefenamat.

Kemasan pada golongan obat keras ditandai dengan lingkaran merah bergaris tepi hitam yang terdapat huruf K didalamnnya. Umumnya yang termasuk golongan obat ini, yakni:

o Obat generik

o Obat Wajib Apotek (OWA)

o Antibiotik, seperti penisilin, tetrasiklin, sefalosporin,

(7)

o Obat –  obatan yang mengandung hormon, seperti  obat

 penenang, obat diabetes, dan lainnya.

o Psikotropika

Obat Psikotropika dan Narkotika

Setelah memberikan bahasan mengenai penggolongan Obat  bebas, Obat bebas terbatas dan Obat Keras beserta Contoh

Obat nya. Kini kami akan jelaskan mengenai Golongan obat yang masuk kategori Psikotropika dan Narkotika. Berikut dibawah ini ulasannya.

 Obat Psikotropika

Logo pada kemasan obat keras & psikotropika

 Psikotropika merupakan zat atau obat yang secara alamiah maupun sintentesis bukanlah golongan narkotika. Efek yang dimiliki psikotropika dapat mempengaruhi susunan sistem saraf pusat (SPP) sehingga dapat menimbulkan perubahan yang khas terhadap mental dan perilaku bagi orang yang mengonsumsinya.

(8)

Bukan hanya itu, psikotopika juga dapat menyebabkan halusinasi, gangguan pada cara berpikir, mengurangi rasa

nyeri dan sakit, serta dapat menimbulkan ketergantungan bagi  pemakainya.

Contoh Obat atau zat yang tergolong psikotropika antara lain seperti, phenobital, diazepam, sabu –  sabu, serta ekstasi. Obat-obatan atau zat-zat yang termasuk psikotropika hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Mengingat efek yang ditimbulkan cukup berbahaya, janganlah mengonsumsinya tanpa pengawasan dari dokter karena jika penggunaannya

tidak sesuai dapat berpotensi merusak organ-organ pada tubuh kita.

Dikarenakan psikotropika merupakan golongan obat keras maka penandaan pada kemasannya pun sama dengan Obat Keras yaitu lingkaran merah bergaris tepi hitamditambah huruf K didalamnnya.

 Golongan macam-macam jenis Psikotropika

Berdasarkan UU RI No. 5 Tahun 1997, psikotropika dibagi kedalam empat macam golangan, antara lain :

(9)

Psikotropika yang termasuk golongan I terdiri dari 26 macam, mulai dari psilobina, etisiklidina, tenosiklidina,

 brolamfetamin, dll.

Psikotropika golongan I merupakan psikotropika yang hanya dapat dipakai untuk keperluan ilmu pengetahuan namun tidak dapat digunakan dalam terapi. Karena Psikotropika yang ada  pada golongan ini memiliki potensi yang sangat kuat untuk

mengakibatkan sindrom ketergantungan.

o Psikotropika Golongan II

Golongan II terdiri dari psikotropika yang berkhasiat dalam  pengobatan, dapat digunakan untuk terapi maupun ilmu

 pengetahuan. Namun, tetap saja berpotensi cukup kuat untuk menimbulkan sindrom ketergantungan.

Contoh Psikotropika golongan II ini terdiri dari 14 macam, mulai dari deksanfetamin, amfetamin, metamfetamin,

levamfetamin, dll.

o Psikotropika Golongan III

Psikotropika golongan ini banyak digunakan untuk terapi dan keperluan ilmu pengetahuan serta berkhasiat dalam

 pengobatan. Potensi yang dimiliki untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan adalah sedang.

Psikotropika yang termasuk golongan III terdiri dari 9 macam, mulai dari siklobarbital, amobarbital, pentobarbital, butalbital, dan sebagainya.

(10)
(11)

o Psikotropika Golongan IV

Golongan IV terdiri dari psikotropika yang sangat banyak digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan terapi. Selain itu juga berkhasiat dalam pengobatan.

Potensi yang dimiliki untuk menimbulkan sindrom

ketergantungannya pun ringan. Psikotropika pada golongan ini terdiri dari 60 macam, mulai dari diazepam, bromazepam, allobarbital, nitrazepam, dan sebagainya.

 Narkotika

Logo untuk narkotika Apa Pengertian Narkotika?

 Narkotika adalah obat-obatan yang dapat berasal dari

tanaman maupun tidak, baik berupa sintesis ataupun semi sintetis. Narkotika dapat menyebabkan beberapa pengaruh  bagi orang yang mengonsumsinya, seperti mampu

(12)

tingkat kesadaran, hilangnya rasa, serta menimbulkan efek ketergantungan.

Sementara itu, untuk jenis obat –  obatan narkotika ditandai dengan lambang “Palang Mendali Merah”.

 Penggolongan Narkotika

Menurut UU RI No. 35 Tahun 2009, Golongan narkotika dibagi menjadi tiga , yaitu:

o Narkotika Golongan I

Golongan I terdiri atas narkotika yang hanya digunakan dalam kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, tidak dapat dipakai dalam terapi, dan memiliki potensi yang sangat tinggi guna menimbulkan ketergantungan.

Contoh Narkotika Golongan I misalnya, opium mentah, tanaman ganja, tanaman Papaver Somniferum L, maupun heroina.

o Narkotika Golongan II

 Narkotika yang termasuk golongan II ialah narkotika yang dapat dipakai dalam terapi dan pengembangan ilmu

 pengetahuan. Ditambah dapat digunakan sebagai pilihan

terakhir dalam pengobatan namun memiliki berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan.

Contohnya yakni opium, tebakon, morfina, tebaina, ataupun  peptidina.

(13)
(14)

o Narkotika Golongan III

 Narkotika yang termasuk dari golongan III, antara lain nikokodina, kodeina, maupun nikodikodina.

 Narkotika Golongan III  ini terdiri dari narkotika yang dapat  berguna dalam tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,

dipakai untuk terapi, serta berkhasiat dalam pengobatan dan memiliki potensi yang ringan untuk menimbulkan efek

ketergantungan.

Penggolongan Antibiotik

Penisilin :

(Benzilpenisilin (Penisilin G) dan fenoksimetilpenisilin (penisilin V)

(15)

-penisilin spektrum luas : ampisilin, amoksisilin, amoksiklav,  bakampililin, pivampisilin.

-penisilin antipseudomonas : piperasilin, ureidopenisilin, sulbenisilin, tikarsilin

-mesilinam : pivmesilinam),

golongan sofalosporin :

(sefradin, sefuroksim, Sefaleksim

sefotaksim, seftazidin, seftriakson, sefaklor)

Antibiotik betalaktam lainnya : -golongan monobaktam, aztreonam dan

-golongan karbapenem, imipenem (turunan tienamisin) dan meropenem),

golongan tetrasiklin :

(demeklosiklin, doksisiklin, minosiklin, oksitetrasiklin, tetrasiklin)

(16)

(amikasin, gentamisin, kamamisin, neomisin, netilmisin, streptomisin, dan tobramisin.)

golongan makrolida :

(azitromisin, Eritromisin, Klaritromisin, Roksitromisin, Spiramisin)

Golongan Kuinolon :

(Siprofloksasin (Cyprofloxacin), Levofloksasin, Ofloksasin, Asam nalidiksat, Norfloksasin, Moksifloksasin)

Sulfonamida dan Trimetoprim ( Kotrimoksazol) Antibiotik Lain

(Kloramfenikol, Klindamisin, Vankomisin dan Teikoplanin, Spektinomisin, Linezolid

(17)

1.Penisilin

Penisilin adalah antibiotik yang bersifat bakterisida (membunuh bakteri) dengan mekanisme menghambat sintesa dinding sel bakteri. Obat ini berdifusi baik pada jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi kedalam cairan otak kurang baik kecuali selaput otak mengalami infeksi. Antibiotik yang termasuk golongan penisilin antara lain :

-Benzilpenisilin (Penisilin G) dan fenoksimetilpenisilin (penisilin V)

-penisilin tahan penisilase : kloksasilin, flukoksasilin

-penisilin spektrum luas : ampisilin, amoksisilin, amoksiklav, bakampililin, pivampisilin.

-penisilin antipseudomonas : piperasilin, ureidopenisilin,  sulbenisilin, tikarsilin

-mesilinam : pivmesilinam

2.Sefalosporin dan antibiotik betalaktam lainnya

Sefalosporin merupakan antibiotik spektruk luas yang digunakan untuk terapi septikemia, pneumonia, meningitis, infeksi saluran empedu, peritonitis, dan infeksi saluran urin. Aktivitas farmakologisnya sama dengan penisilin, diekskresikan melalui ginjal, kemempuan melewati sawar otak sangat rendah kecuali terjadi inflamasi. Antibiotik golongan sofalosporin ini termasuk :

-sefradin, sefuroksim, Sefaleksim

-sefotaksim, seftazidin, seftriakson, sefaklor Antibiotik betalaktam lainnya :

- golongan monobaktam, aztreonam dan

-golongan karbapenem, imipenem (turunan tienamisin) dan meropenem.

(18)

3. Tetrasiklin

Tetrasiklim merupakan antibiotik spektrum luas, secara mikrobiologis, hanya sedikit mikroba yang dapat diatasi oleh golongan tetrasiklin, kecuali minosiklin, namun minosiklin  jarang digunakan karna efek samping pusing dan vertigo. Dilain sisi tetra merupakan salah satu alternatif pilihan obat  bagi pasien yang alergi terhadap antibiotik golongan  betalaktam.

Penggunaannya mulai menurun karena banyaknya terjadi resistensi bakteri, namun obat ini masih merupakan pilihan untuk infeksi saluran pernafasan, dan mikoplasma genital, serta infeksi yang disebabkan klamidia (trakoma, psitakosis, salpingitis, uretritis, dan limfogranuloma venereum), riketsia (termasuk Q-fever), brusela, dan spiroketa.

Obat yang termasuk golongan tetrasiklin : -demeklosiklin, doksisiklin, minosiklin -oksitetrasiklin, tetrasiklin,

4. Aminoglikosida

Antibiotik golongan ini bersifat bakterisidal yang terutama aktif terhadap bakteri gram negatif, golongan ini meliputi amikasin , gentamisin, kamamisin, neomisin,

netilmisin, streptomisin, dan tobramisin.

Aminoglikosida tidak diabsorpsi melalui saluran cerna, sehingga harus diberikan secara parenteral untuk mengatasi infeksi sistemik. adapun efek samping obat golongan ini adalah ototoksik (menganggu pendengaran/ketulian) dan nefrotoksik (merusak ginjal), efek samping tergantung dosis, lama pemberian, umur (lansia dan anak anak paling beresiko) maupun variasi individual terkait fisiologi dan metabolisme.

(19)

Aminoglikosida sebaiknya jangan diberikan bersamaan dengan diuretik (misal furosemid/HCT dll) karena potensial memperparah resiko ototoksik. jika terpaksa (darurat) memberikannya, maka jarak minum antar kedua obat harus sepanjang mungkin.

5.Makrolida

yang termasuk golongan makrolida antara lain : azitromisin,  Eritromisin, Klaritromisin, Roksitromisin, Spiramisin.  Azitromisin adalah makrolida yang aktivitasnya terhadap  bakteri gram positif, sedikit lebih lemah dibanding

eritromisin. Waktu paruh relatif lama sehingga memungkinkan penggunaan dosis satu kali sehari.  Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang mirip dengan  penisilin, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif terhadap pasien yang alergi maupun yang resisten terhadap  penisilin, umunya eritromisin digunakan untuk infeksi saluran nafas. Klaritromisinmerupakan derivat eritromisin, dimana klaritromisin lebih kuat aktivitasnya dibandingkan eritromisin.

6.Kuinolon

Antibiotik yang termasuk kedalam kuinolon antara lain : Siprofloksasin (Cyprofloxacin), Levofloksasin, Ofloksasin,  Asam nalidiksat, Norfloksasin, Moksifloksasin,

Siprofloksasin aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif, namun lebih kuat dan aktif terhadap bakteri gram negatif, siproksasi tidak boleh digunain terhadap pneumonia

(20)

 Levofloksasin merupakan antibakteri gram positif dan negatif, lebih aktif terhadap P.Pneumococus dibanding siprofloksasin.\

7. Sulfonamida dan Trimetoprim

yang cukup banyak digunakan adalah sulfametoksazol dan trimetoprim dalam bentuk kombinasi (Ko-Trimoksazol) , namun kotrimoksazol dapat menyebabkan efek samping yang serius, namun jarang terjadi seperti sindrom stevens johnson, diskrasi darah : penekanan sumsum tulang belakang, kernikterus bagi bayi yang berumur kurang dari 6 minggu, adanya resiko anemia hemolitik pada anak dewasa yang

defisiensi G6PD,

8. Antibiotik Lain

a.Kloramfenikol

kloramfenikol adalah antibiotik spektrum luas,  penggunaannya sebaiknya untuk penanganan infeksi yang

mengancam jiwa.

b.Klindamisin

Klindamisin aktif terhadap bakteri kokus gram  positif, Klindamisin mempunyai efek samping yang serius, seperti kolitis. bila penggunaannya menyebabkan diare, maka sebaiknya pengobatan dihentikan segera.

c.Vankomisin dan Teikoplanin

antibiotik ini aktif terhadap bakteri gram positif aerob dan non aerob termasuk stafilokokus yang multiresisten. d.Spektinomisin

(21)

Gonnorhoeae, obat ini hanya diindikasikan terhadap penyakit gonorhoe yang resisten terhadap penisilin.

e.Linezolid

Linezolid merupakan antibakteri oksazolidinon yang aktif terhadap bakteri gram positif.

Referensi

Dokumen terkait

memerlukan akses memori untuk penyimpanan hasil, dan pada waktu yang sama FO (pengambilan operand) juga memerlukan akses memori untuk pengambilan operand untuk instruksi

Formula sediaan sabun cair dibuat dengan penambahan minyak atsiri jeruk purut dan kokamidopropil betain sebanyak 0, 1,3, 2, 2,7 dan 3,3 % yang secara berurutan disebut

Penangan mata kering pada penderita glaukoma dapat dilakukan melalui penggunaan obat tanpa pengawet, kombinasi obat yang mengandung dengan yang tidak mengandung pengawet

Geneng Geneng

Hasil perhitungan pada Tabel 2 terlihat keanekaragaman zooplankton tinggi dengan nilai 3,10 begituhalnya dengan keseragaman zooplankton dengan nilai 0,88, namun indeks

Penginterpretasian peserta tes yang dinyatakan wajar dari metode SHL dan metode Donlon-Fisher dan besarnya indeks kehati-hatian (SHL) dengan indeks kewajaran (Donlon-Fisher)

Namun jika dalam hipotesis kandungan informasi atau pengisyaratan ternyata dapat membuat investor berfikir dan memperkirakan pembagian dividen berdasarkan laba perusahaan

ghalibah karena menyangkut dengan orang-orang yang terlibat dalam jual- beli tersebut yaitu penjual dan pembeli jangkrik. Dilihat dari segi keberadaannya masalah ini