• Tidak ada hasil yang ditemukan

OA_SinggihPIT2014.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OA_SinggihPIT2014.pdf"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

CLINICAL SPECTRUM AND

DIAGNOSIS OF OSTEOARTHRITIS

C. SINGGIH WAHONO

Divisi Reumatologi-Imunologi Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UB/RSSA

(2)

2

Kasus 1:

• Seorang wanita, 25 tahun, mengeluh sendi-sendi pada jarinya nyeri dan membengkak, demikian pula lutut kanannya, sudah 5 bulan ini.

• Nyeri berkurang jika aktvitas, memberat jika diam terlalu lama.

• Kaku sendi setelah bangun pagi > 2 jam. Badan rasanya cepet capek serta terasa “meriang”.

(3)

3

Kasus 2:

• Seorang wanita, 65 tahun, mengeluh sendi-sendi pada jarinya nyeri dan membengkak, demikian pula lutut kanannya, sudah 1 tahun lebih.

• Nyeri bertambah jika aktvitas, berkurang jika istirahat.

(4)

4

Apa ya

(5)

Penyakit Reumatik yang lazim ditemui

dalam praktek umum

• Reumatisme jaringan lunak • Osteoarthritis • Rheumatoid arthritis • SLE • Gout • Septic arthritis • Juvenile arthritis • Spondyloarthropathy • Psoriatic arthritis • Scleroderma • Henoch-Schonlein purpura

(6)

Osteoarthritis

• Osteoartritis (OA) merupakan artritis yang

bersifat kronis yang paling sering ditemukan di masyarakat.

• Prevalensinya sangat tinggi terutama pada kelompok usia lanjut,

• penyebab utama terjadinya disabilitas pada usia lanjut.

(7)
(8)
(9)

Felson, D. T., Osteoarthritis. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine,2009. 17th ed.

(10)

10

Felson, D. T., Osteoarthritis. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine,2009. 17th ed.

(11)

The spectrum of knee OA

Cicuttini, F. M. & Wluka, A. E. (2014) Is OA a mechanical or systemic disease?

Nat. Rev. Rheumatol. doi:10.1038/nrrheum.2014.114

(12)

SPEKTRUM KLINIS OSTEOARTHRITIS

(13)

13

Arthritis Research UK Primary Care Centre, 2013

(14)

Klasifikasi OA berdasarkan Etiologi

I. IDIOPATIK (PRIMER)

II. SEKUNDER - metabolik

- kelainan anatomi sendi - trauma

Sellam J dkk. Osteoarthritis : pathogenesis, clinical aspects and diagnosis. In

(15)

Evaluasi pasien dengan keluhan

muskuloskeletal

• Artikular vs non artikular

• Tentukan apakah prosesnya akut atau kronik • Inflammatory atau non inflammatory

• Monoartikular, oligoartikular atau poliartikular • Simetris atau asimetris

(16)

Inflammatory vs non inflammatory

Inflammatory Non inflammatory

Nyeri berkurang saat aktivitas Tanda radang yang jelas

Kekakuan sendi (stiffness) yang lama setelah perione inaktivitas

Terdapat gejala sistemik:

demam, nafsu makan menurun LED dan C-reactive protein (CRP) meningkat

Nyeri bertambah saat aktivitas

Tanda radang minimal Kekakuan sendi minimal Tidak ada gejala sistemik LED dan CRP tidak

(17)
(18)
(19)

-nyeri dengan bergerak, -membaik jika istirahat, -kronik

Gejala sistemik (-)

Sendi penyangga badan: -lutut

-sendi paha -sendi bahu

(20)

 gejala sistemik (-)

Morning stiffness < 30 menit

 Simetris

 PIP dan DIP terkena  CMC 1, MTP1

 + Lutut, paha, bahu

(21)

OA tangan

• Biasanya timbul saat usia 45 tahun. Wanita pascamenopause > pria (10 : 1)

• Terdapat faktor genetik

• OA tangan lebih sering mengenai sendi-sendi DIP, PIPdan CMC I

• Gejala klinis OA tangan : nyeri, hambatan

gerak sendi kelainan bentuk dan disabilitas.

(22)

OA Tangan

CMC

MCP PIP

(23)

Arthritis di tangan

(24)

OA Lutut :

• Mengenai kompartemen : medial tibiofemoral, lateral tibiofemoral dan bagian femoropatellar. • Genu valgum misalignment : melibatkan

kompartemen lateral tibiofemoral.

• Kelainan varus atau valgus dapat mempengaruhi lingkup gerak sendi (range of motion) dan

percepatan penyempitan celah sendi

• instabilitas pada sendi lutut (ligamentum laxity).

(25)

OA Lutut

(26)
(27)

OA lutut (tibiofemoral)

(28)

a-d, from Altman RD, Gold GE. Atlas of individual radiographic features in osteoarthritis, revised. Osteoarthritis Cartilage 2007;15[Suppl A]:A1-A56; g, courtesy of Dr. W. Eger, Rummelsberg.)

(29)

OA patellofemoral

(30)
(31)

OA vertebra :

• Pada umumnya mengenai vertebra servikal dan lumbal.

• Osteofit pada vertebra dapat menyebabkan penyempitan foramen vertebra dan menekan serabut syaraf, dapat nyebabkan nyeri

punggung-pinggang disertai gejala radikular.

(32)

Spondylosis lumbalis

(33)

Spondylosis lumbalis dan Ankylosing

spondylitis

(34)
(35)

OA bahu :

• OA bahu lebih jarang ditemukan. Nyeri sulit dilokalisasi dan terjadi saat pergerakan,

keluhan nyeri pada malam hari saat pergerakan sering ditemukan.

• Pada pemeriksaan fisik : terdapat

keterbatasan gerak pada pergerakan pasif.

(36)

OA bahu

(37)

OA temporomandibular

• Ditandai dengan krepitus, kekakuan dan nyeri saat mengunyah, gejala serupa diatas

ditemukan pada sindroma disfungsi

temporomandibular.Radiografi : gambaran OA sering ditemukan.

• Diagnosis banding : Nyeri orofasial yang tidak berkesesuaian dengan gambaran radiografi.

(38)

OA temporomandibular

(39)

OA kaki dan pergelangan kaki :

• OA umumnya mengenai sendi I metatarsofalang, sehingga harus dibedakan dengan artritis kristal.

• Gejala klinis : sulit berjalan dan kulit diatasnya dapat meradang, terutama bila menggunakan sepatu ketat. • Dapat terjadi bursitis.

• Deformitas valgus (hallux valgus) sering ditemukan,

mungkin pula terdapat ankilosis pada sendi (hallux rigidus). • Gambaran radiologi pada kaki dan pergelangan kaki : dapat

ditemukan osteofit, meskipun pada pasien usia < 40 tahun. Sendi tarsal dapat terkena pada kelainan pes planus.

• OA pada tibial-talar dan subtalar berhubungan dengan trauma, misalignment atau neuropathic arthropathy

(40)

OA MTP 1

(41)

OA MTP 1

(42)

Spektrum Radiologi

(43)

Grade Classification Description

0 Normal Tidak ada tanda osteoarthritis

1 Doubtful Osteofit minimal, agak meragukan signifikansinya

2 Minimal Osteofit yang jelas, celah sendi masih normal

3 Moderate Celah sendi mulai menyempit

4 Severe Celah sendi sangat menyempit, terdapat sklerosis

tulang subkhondral 43

RADIOGRAPHIC GRADING SYSTEM FOR OSTEOARTHRITIS according to Kellgren JH,

Lawrence JS,

(44)

Tahap-tahap dalam penetapan diagnosis OA

ANAMNESA Gejala:

• nyeri sendi, pada umumnya bertambah dengan aktivitas

• kaku sendi, kurang dari 30 menit

• gangguan fungsi sendi

• tidak terdapat gejala sistemik Pemeriksaan Fisik

pemeriksaan reumatologi ringkas berdasarkan prinsip GALS (Gait, arms, legs, spine) dengan memperhatikan gejala-gejala dan tanda-tanda sebagai berikut:

Tanda:

• krepitus pada sendi yang terkena

• keterbatasan gerak sendi

• nyeri tekan pada sendi dan periartikular

• pembesaran tulang sekitar sendi

• pembengkakan jaringan lunak

• deformitas sendi

• kelemahan otot/atrofi

• instabilitas

• perubahan gaya berjalan

(45)

Kriteria diagnosis OA lutut berdasarkan ACR Klinis:

1.nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini: 2.krepitus saat gerakan

aktif

3.kaku sendi < 30 menit 4.umur > 50 tahun

5.pembesaran tulang sendi lutut

6.nyeri tekan tepi tulang 7.tidak teraba hangat pada

sinovium sendi lutut. • Diagnosis OA lutut jika :

Bila ditemukan nyeri sendi disertai 3 dari kriteria 2-7. Sensitivitas 95% dan spesifisitas 69%. 45 Klinis, dan radiologis:

1. nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini: 2. kaku sendi <30 menit

3. umur > 50 tahun

4. krepitus pada gerakan sendi aktif

Diagnosis OA lutut jika didapatkan butir 1 disertai

osteofit pada gambaran radiologis disertai salah satu dari kriteria 2, 3 atau 4.

Sensitivitas 91% dan spesifisitas 86%.

Klinis dan laboratoris:

1. Nyeri sendi disertai 5 dari 9

kriteria berikut ini:

2. Usia >50 tahun

3. kaku sendi <30 menit

4. Krepitus pada gerakan aktif

5. Nyeri tekan tepi tulang

6. Pembesaran tulang

7. Tidak teraba hangat pada

sinovium sendi terkena

8. LED<40 mm/jam 9. RF <1:40

10. Analisis cairan sinovium sesuai OA

Diagnosis OA lutut ditegakkan bila ditemukan nyeris sendi lutut disertai 5 dari kriteria 2-10.

Sensitivitas 92% dan

spesifisitas 75%.

(46)

Kriteria Diagnosis OA Tangan menurut

ACR

Klinis:

1. Ada rasa nyeri, ngilu atau kaku pada tangan disertai 3 dari kriteria berikut ini : 2. Pembengkakan jaringan keras dari 2 atau lebih sendi-sendi tangan di bawah ini

-Sendi distal interfalang ke-2 dan ke-3 -Sendi proksimal interfalang ke-2 dan ke-3

-Dan sendi pertama karpometakarpofalang kedua tangan

3. Pembengkakan jaringan keras dari 2 atau lebih sendi distal interfalang 4.Kurang dari 3 pembengkakan sendi metakarpofalang

5. Deformitas sedikitnya pada 1 dari 10 sendi-sendi tangan pada kriteria 2 di atas.

Diagnosis OA tangan jika butir didapatkan 1, 2, 3 dan 4 atau 1, 2, 3 dan 5 atau kriteria 1 ditambah 3 dari kriteria 2-5. Sensitivitas 92% dan spesifisitas 98%.

Catatan: 10 sendi yang dimaksud adalah: DIP 2 dan 3, PIP 2 dan 3 dan CMC 1 masing-masing tangan.DIP = distal interfalang; PIP = proximal interfalang; CMC = carpo metacarpal; MCP = metacarpofalang.

46

(47)

Mana yang lebih

cantik...

...oooops APA

DIAGNOSISNYA

(48)

Kesimpulan

• Osteoarthritis merupakan suatu kegagalan

sendi yang menyeluruh, dan merupakan suatu kontinyum (spektrum) baik dari segi

patogenesis, klinis dan radiologis. • Hal ini memerlukan ketelitian dalam

mendiagnosis, sehingga penatalaksanaan akan lebih tepat.

Referensi

Dokumen terkait

dapat dilihat bahwa keseluruhan ruang praktik sudah memenuhi standar dan kebutuhan kerja kriya kayu sebanyak 46% dengan persentasi setiap area kerja bangkunya dalam

Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus dikondisikan dan dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau green house agar eksplan yang akan dikulturkan sehat dan dapat tumbuh

Tulisan Kop surat baris pertama tingkatan dengan huruf capital contoh: DEWAN PENGURUS PUSAT, barisan kedua ASOSIASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INDONESIA,

Dengan demikian maka diharapkan kepada pihak restoran agar selalu mempertahankan dan meningkatkan variabel sense tersebut karena hanya memberikan kontribusi yang cukup

Setiap struktur yang dibebani dengan beban dinamik akan mengalami goyangan, untuk struktur derajat kebebasan banyak, maka struktur yang bersangkutan akan mempunyai banyak

Hasil yang diperoleh dari kajian dan analisis teori yang terkait terhadap kondisi lapangan dengan kajian teori mengenai fungsi dan aktifitas ruang publik di Taman

 Mendorong mahasiswa untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dalam keluarga..  Mendorong mahasiswa untuk menerapkan akhlak dalam interaksi dengan teman dan

Dalam proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an SD di desa Cibuyur Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang tidak lepas dari media pembelajaran, media pembelajaran