• Tidak ada hasil yang ditemukan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

a.

Pendahuluan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang Tahun Buku

2015 disusun berdasarkan Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010. Secara umum pemerintah daerah telah berupaya semaksimal mungkin

dengan melakukan beberapa penyesuaian terhadap kebijakan serta sistem dan

prosedur pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Jombang dengan

penyempurnaan Peraturan Bupati tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

dan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Tahun 2015, sebagai Komitmen

Pemerintah Daerah dalam menerapkan akuntansi berbasis akural sesuai dengan

Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan

mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas

pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan terutama digunakan

untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk

melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan,

mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu

menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Laporan

keuangan menyediakan informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber

daya keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang, pelaksaaan

anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit, laporan operasional, aset,

kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

1)

Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah menyajikan informasi yang

bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam menilai

akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,

maupun politik dengan:

-

Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode

berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;

-

Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber

daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang telah ditetapkan dan

peraturan perundang-undangan;

-

Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang

digunakan dalam kegiatan entitas akuntansi serta hasil-hasil yang telah

dicapai;

-

Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas akuntansi mendanai

seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;

(2)

-

Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas

akuntansi berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannnya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan

pajak dan pinjaman;

-

Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas

akuntansi, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat

kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

2)

Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Pelaporan keuangan diselenggarakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:

-

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 khususnya bagian yang

mengatur keuangan negara;

-

Undang -Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

-

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

-

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

-

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

-

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

-

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010;

-

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaaan

keuangan Dearah (lembaga negara Tahun 2005 Nomor 140, tambahan

lembaran Tahun 2005 Nomor 4578);

-

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan;

-

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang telah

diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

-

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

-

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013 tentang

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada

Pemerintah Daerah;

-

Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah;

-

Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntansi

Pemerintah Kabupaten Jombang yang telah diubah kedua kalinya dengan

Peraturan Bupati Nomor 29 Tahun 2015;

-

Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi

Pemerintah Kabupaten Jombang yang telah diubah kedua kalinya dengan

peraturan Bupati Nomor 30 Tahun 2015.

(3)

3)

Sistematika Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan di susun dengan sistematika sebagai berikut.

Pendahuluan

-

Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan;

-

Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan;

-

Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan;

Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD

-

Ekonomi Makro;

-

Kebijakan Keuangan;

-

Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD;

Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

-

Ikhtisar Realisasi pencapaian target kinerja keuangan

-

Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah

di tetapkan

Kebijakan Akuntansi

-

Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah;

-

Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan;

-

Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan;

-

Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang

Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan;

Penjelasan Atas Pos – Pos Laporan Keuangan

-

Laporan Realisasi Anggaran

-

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

-

Neraca

-

Laporan Operasional

-

Laporan Arus Kas

-

Laporan Perubahan Ekuitas, dan

-

Catatan atas Laporan Keuangan

Lampiran – lampiran Catatan atas Laporan Keuangan

b.

Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, dan Pencapaian Target Kinerja

APBD

1)

Ekonomi Makro

Untuk membentuk suatu sistem Pemerintahan yang terkoordinir

dengan baik maka dibentuklah suatu garis koordinasi sacara teritorial

maupun teknis. Secara teritorial terbagi dalam wilayah kecamatan dan pada

level yang lebih rendah terhadap sejumlah desa dan kelurahan. Sebagai

langkah untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan, berbagai

proyek kegiatan dilakukan diwilayah desa dalam lingkup terkecil. Wilayah

desa dijadikan sebagai fokus berbagai proyek kegiatan dan secara akumulasi

sangat menentukan tingkat perkembangan pembangunan dan kesejahteraan di

seluruh Jombang

Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha

dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,

memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat,

meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan

ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan

lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan

masyarakat naik, disertai dengan tingkat pemerataan sebaik mungkin. Untuk

(4)

mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan

statistik Pendapatan Nasional/Regional secara berkala, untuk digunakan

sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional atau regional khususnya

di bidang ekonomi. Angka angka pendapatan nasional/regional dapat dipakai

juga sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah

dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah, maupun

swasta.

Kondisi perekonomian Kabupaten Jombang yang merupakan bagian

dari perekonomian regional Jawa Timur dan nasional, maka faktor-faktor

eksternal yang bersumber dari kebijakan moneter dan fiskal memberikan

pengaruh yang cukup signifikan. Dalam konteks sistem perekonomian

terbuka, kinerja makro ekonomi daerah cukup rentan terhadap pengaruh

gejolak eksternal. Meskipun hal ini masih tergantung pada karakteristik

ekonomi daerah dan kekuatan internalnya.

Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat,

perlu disajikan statistik Pendapatan Nasional/Regional secara berkala, untuk

digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional atau regional

khususnya di bidang ekonomi. Angka angka pendapatan nasional/regional

dapat dipakai juga sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi

yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah,

maupun swasta. Peranan ekonomi kategorikal menggambarkan komposisi

atau struktur ekonomi sekaligus potensi ekonomi suatu wilayah. Penopang

ekonomi Kabupaten Jombang adalah kategori A (Pertanian), G

(Perdagangan), C (Industri Pengolahan) dan F (Konstruksi). Dominasi

kategori Pertanian menjadi ciri umum bagi daerah agraris, termasuk

Kabupaten Jombang. Namun, dengan bertambahnya jumlah penduduk, baik

secara alamiah maupun migrasi serta daya dukung alam yang semakin

berkurang, maka lambat laun dominasi kategori pertanian semakin mengecil.

Di sisi lain, ciri khas kategori pertanian umumnya sulit untuk diakselerasi,

sehingga nilai tambah yang dihasilkan semakin tahun semakin kecil. Melihat

fakta tersebut, selayaknya Pemkab Jombang lebih memfokuskan

pembangunannya pada tiga kategori terbesar lainnya.

a)

Produk Domestik Regional Bruto

Kondisi perekonomian Kabupaten Jombang yang merupakan bagian dari

perekonomian regional Jawa Timur dan nasional, maka faktor-faktor

eksternal yang bersumber dari kebijakan moneter dan fiskal memberikan

pengaruh yang cukup signifikan. Dalam konteks sistem perekonomian

terbuka, kinerja makro ekonomi daerah cukup rentan terhadap pengaruh

gejolak eksternal. Meskipun hal ini masih tergantung pada karakteristik

ekonomi daerah dan kekuatan internalnya. Berdasarkan perkembangan

ekonomi global dan perekonomian domestik terkini dan prospeknya ke

depan, menyepakati adanya pergeseran target fiskal nasional

sebagaimana yang direncanakan dalam APBN Tahun 2015. Pergeseran

tersebut utamanya terkait indikator pertumbuhan ekonomi, nilai tukar

rupiah serta lifting minyak. Kesepakatan pergeseran target kinerja makro

tersebut selanjutnya terinci dalam tabel berikut.

(5)

Tabel 1. Asumsi Dasar Ekonomi Makro Indonesia Tahun 2015

No. Uraian

2014 2015

APBN APBN-P APBN APBN-P

1 Pertumbuhan ekonomi (% yoy) 6,4 5,0 – 6,0 5,8 5,7

2 Inflasi (% yoy) 4,5 5,0 - 7,3 4,4 5

3 Nilai tukar rupiah (Rp/USD) 9.750 11.000 - 11.700 11.900 12.500

4 Suku Bunga SPN 3 bl (%) 5,5 6,0 6,0 6,2

5 Harga minyak mentah Indonesia (USD/barel) 106 105 105 60

6 Lifting minyak (ribu barel per hari) 870 818 900 825

7 Lifting gas (ribu barel per hari setara minyak) 1.240 1.224 1.248 1.221

Sumber data: Budget in Brief APBN-P Tahun 2015

b)

Sumbangan Sektoral

Perkembangan struktur perekonomian wilayah Kabupaten Jombang

ditinjau dari sembilan sektor lapangan usaha dalam PDRB menunjukkan

bahwa perekonomian Kabupaten Jombang masih didominasi oleh empat

sektor dominan yang selama ini menjadi penyangga utama struktur

perekonomian di wilayah Kabupaten Jombang, yaitu sektor perdagangan,

hotel dan restoran dengan kontribusi 36,9%, sektor pertanian 27,19%,

sektor jasa-jasa 11,56% dan sektor industri pengolahan 10,79%.

Perkembangan kontribusi sektor lapangan usaha dalam PDRB tersaji

dalam tabel sebagai berikut

Tabel 2. Pergeseran Proporsi Sektor Ekonomi Berdasarkan PDRB ADHK Tahun 2011-2013

No. Uraian 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 1 Pertanian 28,23 27,19 26,17

2 Pertambangan dan Penggalian 1,56 1,51 1,46

3 Industri dan Pengolahan 10,86 10,79 10,78

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,03 1,02 1,01

5 Bangunan 1,86 1,85 1,87

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 35,78 36,9 37,88

7 Angkutan dan Komunikasi 4,62 4,73 4,85

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,3 4,45 4,55

9 Jasa-Jasa 11,76 11,56 11,43

(6)

Apabila dilihat lebih jauh dari tabel di atas, terlihat bahwa peranan

keempat sektor tersebut telah mengalami pergeseran. Pada Tahun 2013,

berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jombang (angka

sementara) nampak bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran

menggeser dominasi sektor pertanian.

c)

Pertumbuhan Ekonomi

Asumsi dasar ekonomi makro Kabupaten Jombang yang

diproyeksikan di dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran Tahun

2015 adalah pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4%-6,7% dan tingkat inflasi

sebesar 4%-4,5%. Mendasarkan pada perkembangan situasi serta kondisi

fiskal dan moneter saat ini, maka adapun penyesuaian besaran terhadap

indikator makro ekonomi Kabupaten Jombang, yang didasarkan pada

kondisi makro ekonomi yang sampai akhir Tahun 2014 dan

perkembangan triwulan pertama Tahun 2015, lebih pada capaian terkait

target inflasi. Kenaikan harga barang-barang secara umum (inflasi) atas

dasar harga produsen diperkirakan mencapai kisaran 6,0%-6,4%. Besaran

tersebut mengalami kenaikan sebesar 1,9%-2,0% dari asumsi awal.

Penyesuaian ini dilakukan dengan mendasarkan kondisi ekonomi makro

secara nasional dan juga pada kondisi yang terjadi pada Provinsi Jawa

Timur pada triwulan pertama Tahun 2015.

Sedangkan

pertumbuhan

ekonomi

Kabupaten

Jombang

diperkirakan pada kisaran yang masih sesuai dengan asumsi awal tahun.

Belum ada

updating dari BPS Kabupaten Jombang atas target

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jombang. Penurunan pertumbuhan

ekonomi di regional Jawa Timur merupakan imbas dari pelambatan

ekonomi global. Penurunan ekonomi global berdampak pada penurunan

ekspor Jawa Timur, sehingga sektor perdagangan dan industri

pengolahan

mengalami

pelambatan

pertumbuhan.

Karakteristik

perekonomian Kabupaten Jombang yang berbeda dengan perekonomian

regional Jawa Timur belum mengalami imbas yang cukup signifikan.

Perkembangan indikator ekonomi makro Kabupaten Jombang sampai

dengan akhir Tahun 2015 tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 3. Indikator Ekonomi Makro Kabupaten Jombang Tahun 2015

No. Indikator APBD TA. 2015

(%) Rancangan P-APBD TA. 2015 (%) 1. 2. Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi 6,4 - 6,7 4,0 - 4,5 6,4 - 6,7 6,0 - 6,4

(7)

d)

Tingkat Inflasi

Inflasi sampai dengan akhir Tahun 2015 diperkirakan masih lebih

rendah dibandingkan inflasi Tahun 2014 yang mencapai 6,68%.

Tingginya inflasi kelompok

administered price akibat kenaikan harga

BBM bersubsidi pada November 2014 diperkirakan telah termoderasi

pada akhir Tahun 2015, walaupun masih terdapat tekanan pada nilai

tukar rupiah maupun dampak kenaikan tarif dasar listrik.

Pada Tahun 2015 tekanan inflasi terbesar diperkirakan terjadi pada

triwulan II dan III dengan pendorong utamanya adalah peningkatan

kapasitas utilitas pelaku usaha untuk memenuhi permintaan masyarakat ,

Dengan proyeksi kondisi makro ekonomi yang relatif baik tersebut,

Pemerintah Kabupaten Jombang bersama dengan seluruh stakeholder

akan berupaya untuk terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi

yang telah diproyeksikan dan lebih mengoptimalkan daya ungkit dari

program-program pemerintah, baik yang berasal dari Pemerintah

Kabupaten Jombang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun

Pemerintah Pusat. Program-program tersebut sangat diharapkan mampu

menjadi sarana pengungkit aktivitas perekonomian daerah. Pemerintah

Kabupaten Jombang juga akan lebih mengintensifkan pengendalian pada

sektor pangan, khususnya dalam hal pengendalian harga, distribusi dan

peningkatan produksi pangan.

Kondisi inflasi yang terjadi di wilayah Kabupaten Jombang dalam

lima tahun terakhir adalah sebesar 5,21% pada tahun 2009, sebesar

5,83% pada tahun 2010 dan sebesar 6,15% pada tahun 2011. Sedangkan

besaran inflasi pada tahun 2012 angka sementara adalah sebesar 5,92%

dan angka sangat sementara tahun 2013 mencapai 7,24%. Perkembangan

inflasi di Kabupaten Jombang selama lima tahun terakhir tersaji dalam

grafik berikut.

Grafik 1. Perkembangan Inflasi di Kabupaten Jombang Tahun 2009 - 2013 (%)

(8)

2)

Kebijakan Keuangan

Kebijakan keuangan daerah harus secara tepat dan akurat berdasarkan

analisis perkembangan ekonomi, Dengan kebijakan keuangan daerah yang

tepat, diharapkan dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan

secara efektif turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan

keuangan daerah harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan

publik terutama untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang

meliputi kebutuhan pelayanan pendidikan, kesehatan serta infrastruktur

dasar.

Kebijakan keuangan daerah ektivitas kebijakan pembangunan daerah

yang berupa program dan kegiatan tertuang dalam Rancangan Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 tidak terlepas dari kapasitas

anggaran yang dapat dikelola oleh pemerintah daerah serta penentuan skala

prioritas belanja daerah agar kebutuhan minimal penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan dapat terealisasi. Dalam implementasinya,

pelaksanaan pembangunan dibiayai dari APBD serta sumber-sumber

pendanaan yang bersumber dari APBN, dana swadaya masyarakat dan

kontribusi pelaku usaha melalui

Corporate Social Resposibility (CSR)

karena APBD hanya sebagai motor penggerak perekonomi daerah. APBD

mencerminkan Kapasitas fiskal daerah yang merupakan dasar pengelolaan

keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran, yang terdiri atas

pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Keterbatasan

kemampuan keuangan daerah dalam membiayai pelaksanaan pembangunan

dan penyelenggaraan Pemerintahan harus dapat dikelola secara efektif dan

efisien untuk sebesar-besar kesejahteraan masyarakat. Untuk itu diperlukan

arah kebijakan keuangan, baik kebijakan pendapatan, belanja maupun

pembiayaan daerah.

a)

Kebijakan Pendapatan Daerah

Dengan melihat kondisi aktual kinerja ekonomi daerah dan nasional serta

memperhatikan realisasi APBD Tahun Anggaran 2014 dan realisasi

APBD tahun berjalan sampai dengan semester I Tahun 2015, terutama

dari sisi pendapatan, maka kebijakan pendapatan pada Perubahan APBD

Kabupaten Jombang Tahun Anggaran 2015 diarahkan sebagai berikut.

(1)

Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) direncanakan mengalami

perubahan melalui:

a.

Penyesuaian

target

PAD

dengan

mempertimbangkan

optimalisasi sumber-sumber pendapatan dengan perkiraan

yang terukur secara rasional serta memperhatikan:

-

Realisasi pendapatan pada Tahun Anggaran 2014;

-

Realisasi pendapatan sampai dengan bulan Juni Tahun

2015 serta perkiraan potensi tahun berjalan;

-

Penyesuaian dengan perubahan kebijakan pemerintah,

khususnya terkait Keputusan Mahkamah Konstitusi

Nomor: 46/PUU-XII/2014 serta Surat Direktur Jenderal

Perimbangan Keuangan Nomor: S-349/PK/2015 perihal

(9)

Perhitungan

Tarif

Retribusi

Pengendalian

Menara

Telekomunikasi.

b.

Optimalisasi pemanfaatan aset daerah untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah melalui inventarisasi aset daerah agar

dapat dioptimalkan pemanfaatannya;

c.

Penyesuaian pendapatan Badan Layanan Umum daerah

(BLUD) RSUD Jombang;

d.

Penyesuaian pendapatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP).

(2)

Dana Perimbangan

Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak,

Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Target Dana Bagi

Hasil Pajak/ Bukan Pajak serta Dana Alokasi Khusus direncanakan

mengalami perubahan dengan melakukan penyesuaian terhadap

target pendapatan terkait dengan ditetapkannya:

a.

Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2015 tentang Rincian

Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;

b.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 25/PMK.07/2015

tentang Rincian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

menurut Provinsi/Kabupaten/ Kota Tahun Anggaran 2015;

c.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 58/PMK.07/2015

tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Alam menurut Provinsi/ Kabupaten/Kota yang dialokasikan

dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran

2015;

d.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 92/PMK.07/2015

tentang Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Tambahan pada

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran

2015;

e.

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 31 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Jawa

Timur Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perkiraan Alokasi Dana

Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Kab/kota di Jawa Timur.

(3)

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah direncanakan mengalami

perubahan dengan melakukan penyesuaian terhadap:

a.

Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak dari Provinsi dengan

ditetapkannya Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor

188/62/KPTS/ 013/2015 tentang Penetapan Sementara

Alokasi

Dana

Bagi

Hasil

Pajak

Daerah

Untuk

Kabupaten/Kota Berdasar Target Penerimaan Kas Tahun

Anggaran 2015;

b.

Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi atau Pemerintah

Daerah Lainnya dengan terbitnya:

-

Surat

Gubernur

Jawa

Timur

Nomor

414.1/10869/206/2014 tanggal 18 Desember 2014 perihal

(10)

Penyampaian Pagu Anggaran Definitif Belanja Bantuan

Keuangan Khusus Kepada Kabupaten/Kota Pada APBD

Provinsi Jawa Timur Tahun 2015;

-

Surat Gubernur Jawa Timur Nomor 903/13028/202/2014

tanggal 24 Desember 2014 perihal Pagu Anggaran

Definitif Belanja Bantuan Keuangan Khusus Kepada

Kabupaten/Kota Pada APBD Provinsi Jawa Timur Tahun

2015.

b)

Kebijakan Belanja Daerah

Belanja Daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan

pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi

dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya

memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan

pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas

umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Belanja

daerah pada Kabupaten Jombang Tahun Anggaran 2015 mengalami

kenaikan sebesar Rp387.924.138.184,01 atau 18,49% dari total belanja

daerah pada APBD Tahun Anggaran 2014, maka kebijakan belanja

daerah pada perubahan APBD diarahkan sebagai berikut.

(1)

Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan

tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan. Pengalokasian Belanja Tidak Langsung ditujukan untuk

mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan menunjang

pencapaian sasaran program dan kegiatan Pemerintah Daerah.

Belanja Tidak Langsung pada Perubahan APBD Tahun Anggaran

2015 meningkat sebesar Rp146.850.392.908,63 atau 11,58%,

sehingga total Belanja Tidak Langsung menjadi sebesar

Rp1.415.222.953.678,86.

Pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2015, pengalokasian

Belanja Tidak Langsung diarahkan untuk:

a.

Penyesuaian besaran gaji dan tunjangan PNS pada tiap-tiap

SKPD dengan adanya Penerimaan Calon Pegawai Negeri

Sipil Tahun 2015 serta penyesuaian kebutuhan anggaran atas

gaji dan tunjangan dengan memperhatikan realisasi gaji

sampai dengan Semester I Tahun 2015;

b.

Penyesuaian pagu anggaran Tunjangan Profesi Guru Pegawai

Negeri Sipil Daerah dan Tambahan Penghasilan Guru

Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun 2015 sesuai dengan

alokasi dari Kementerian Keuangan serta memperhatikan sisa

lebih transfer pemerintah pusat untuk pembayaran Tunjangan

Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Tambahan

Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah;

c.

Mengakomodasi

belanja

tidak

langsung

yang

telah

dianggarkan dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 11A

(11)

Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati

Jombang Nomor 40 Tahun 2015 Tentang Penjabaran APBD

Kabupaten Jombang Tahun Anggaran 2015;

d.

Pengalokasian belanja hibah dan belanja bantuan sosial yang

menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan

pemerintah daerah.

(2)

Belanja Langsung

Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait

secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

Pengalokasian belanja langsung diarahkan untuk:

a.

Menindaklanjuti Perubahan Penjabaran APBD Tahun

Anggaran 2015 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati

Jombang Nomor 11A Tahun 2015 tentang Perubahan Atas

Peraturan Bupati Jombang Nomor 40 Tahun 2015 Tentang

Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun

Anggaran 2015 dan Peraturan Bupati Jombang Nomor 21

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati

Jombang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Penjabaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran

2014;

b.

Menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan BPK atas Laporan

Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2014;

c.

Menindaklanjuti hasil rekomendasi DPRD atas Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Jombang

Tahun 2014;

d.

Optimalisasi pencapaian target-target kinerja tahun 2015 yang

ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Jombang Tahun

2014-2018, diantaranya pemenuhan penyiapan perencanaan

kegiatan guna menunjang program percepatan pembangunan

infrastruktur;

e.

Penyesuaian

target

kinerja

belanja

kegiatan

(penambahan/pengurangan

anggaran),

pergeseran

antar

kegiatan dalam satu SKPD, antar kelompok belanja, antar

jenis belanja dalam satu kelompok belanja, antar rekening

obyek dalam satu jenis belanja, antar rincian obyek dalam satu

obyek;

f.

Penganggaran

belanja

yang

bersifat

fisik

dengan

memperhatikan skala prioritas kebutuhan dan jadwal waktu

proses pengadaannya, mengingat Perubahan APBD Tahun

Anggaran 2015 mempunyai durasi waktu efektif pelaksanaan

hanya tiga bulan;

g.

Penyediaan sarana transportasi untuk mendukung kebijakan

peningkatan fungsi strategis tiga pilar keamanan antara

Bintara Pembina Desa, Bintara dan Kepala Desa dalam rangka

deteksi dini persoalan sosial yang ada di masyarakat. Pembina

Keamanan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) dan

(12)

Kepala Desa dalam rangka deteksi dini persoalan sosial yang

ada di masyarakat.

c)

Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang

perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,

baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun

anggaran berikutnya. Penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih

Perhitungan Anggaran Tahun Lalu, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan Kembali

Pemberian Pinjaman, Penerimaan Piutang Daerah dan Penerimaan

Kembali Penyertaan Modal (Investasi) Daerah. Sedangkan pengeluaran

pembiayaan digunakan untuk penyertaan modal pemerintah daerah pada

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), pembayaran pokok utang dan

pemberian pinjaman daerah.Kebijakan anggaran untuk pembiayaan

daerah dibagi atas dua bagian, yaitu penerimaan pembiayaan dan

pengeluaran pembiayaan. Pembiayaan daerah merupakan transaksi

keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih antara Pendapatan

dan Belanja Daerah. Penerimaan Pembiayaan dapat bersumber dari Sisa

Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) tahun anggaran

sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah

yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali

pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah.

Pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal pada

perusahaan daerah Kebijakan Pembiayaan Daerah pada Tahun 2015

diarahkan untuk:

a.

Menjaga agar keuangan daerah tetap dalam kondisi surplus

anggaran, dan jika terjadi defisit anggaran sedapat mungkin ditutup

dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun lalu yang

ditentukan dengan berpedoman pada ketentuan Peraturan Menteri

Keuangan nomor 183/PMK.07/2014 tentang batas maksimal

kumulatif defisit APBD, batas maksimal defisit anggaran

pendapatan dan belanja daerah dan batas maksimal kumulatif

pinjaman daerah Tahun Anggaran 2015.

b.

Mengalokasikan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) untuk memenuhi amanat peraturan daerah tentang

penyertaan modal.

c.

Mengalokasikan penyertaan modal pada BUMD untuk memenuhi

amanat peraturan daerah tentang penyertaan modal.

3)

Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD SKPD

Tabel 4. Pencapaian Rata-Rata Urusan

No Uraian Capaian Rata-Rata (%)

1 Urusan Wajib 103,18

2 Urusan Pilihan 123,08

(13)

c.

Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

Dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanan setiap entitas pelaporan

wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan kinerja. Peraturan Pemerintah

Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (lembaran negara

Tahun 2005 Nomor 140, tambahan lembaran Tahun 2005 Nomor 4578)

pencapaian kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Jombang diuraikan dalam

Lampiran Laporan Ikhtisar Pencapaian Kinerja.

Secara umum target dalam APBD Kabupaten Jombang tercapai sesuai

target yang ditetapkan sesuai dengan Renstra Tahun 2010-2015. Hal tersebut

dilihat dari target Pendapatan-LRA dalam Tahun Anggaran 2015 sebesar

Rp2.135.865.342.084,20 bisa dicapai sebesar Rp2.151.287.874.052,96 atau

sebesar 100,72%. Target Belanja dalam Tahun Anggaran 2015 sebesar

Rp2.244.121.394.123,01 bisa dicapai sebesar Rp1.924.124.542.443,20 atau

sebesar 85,74%. Realisasi pendapatan-LO pada TA 2015 adalah sebesar

Rp2.292.910.496.088,52. Realisasi beban pada TA 2015 adalah sebesar

Rp1.924.447.402.958,83.

Realisasi APBD pada Pemerintah Kabupaten Jombang Tahun Anggaran

2015 sebagai berikut.

Tabel 5. Realisasi Pendapatan dan Belanja TA 2015

No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

a. Pendapatan-LRA 2.135.865.342.084,20 2.151.287.874.052,96 100,72

b. Belanja dan Trasnfer 2.485.612.912.923,01 2.164.953.026.633,20 87,10

c. Surplus/Defisit (349.747.570.838,81) (13.665.152.580,24) 3.91

d. Pembiayaan 349.747.570.838,81 350.110.728.391,81 100,10

e. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

(SiLPA) 0,00 336.445.575.811,57 0,00

Tabel diatas menggambarkan pencapaian kinerja keuangan secara umum.

Realisasi pendapatan-LRA sebesar Rp2.151.287.874.052,96 atau 100,72% dari

anggaran sebesar Rp2.135.865.342.084,20 dan realisasi belanja sebesar

Rp2.164.953.026.633,20 atau sebesar 87,10% dari anggaran sebesar

Rp2.485.612.912.923,01.

Tabel 6. Realisasi Pendapatan dan Beban LO

No Uraian 2015 (Rp) 2014 (Rp) %

a. Pendapatan-LO 2.292.910.496.088,52 0,00 0,00

b. Beban 1.924.447.402.958,83 0,00 0,00

c. Surplus/Defisit-LO 368.463.093.129,69 0,00 0,00

Tabel diatas menggambarkan Realisasi pendapatan-LO pada TA 2015

adalah sebesar Rp2.292.910.496.088,52. Realisasi beban pada TA 2015 adalah

sebesar Rp1.924.447.402.958,83.

(14)

d.

Kebijakan Akuntansi

Prinsip Akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai

ketentuan yang harus dipahami dan ditaati oleh entitas akuntansi dan pelaporan

keuangan pemerintah daerah dalam melakukan kegiatannya, serta oleh pengguna

laporan keuangan yang disajikan. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten

Jombang termuat di dalam Peraturan Bupati Nomor 29 Tahun 2015 tentang

Sistem Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Bupati Nomor 30 Tahun 2015

tentang Kebijakan Akuntansi.

1)

Entitas Akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah

Entitas pelaporan merupakan Pemerintah Daerah yang terdiri dari satu

atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan

keuangan Pemerintah Daerah. Sedangkan entitas Akuntansi Satuan Kerja

Perangkat Daerah yang karena tugas dan fungsinya wajib menyelenggarakan

akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan untuk digabungkan pada entitas

pelaporan. Entitas akuntansi memiliki kewajiban untuk menyusun laporan

keuangan yang terdiri dari LRA, LO, LPE, Neraca dan Catatan atas Laporan

Keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

2)

Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2015 adalah basis akrual. Dimana

pengakuan pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan

finansial berbasis akrual, serta pengakuan pendapatan, belanja, dan

pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang

ditetapkan dalam APBD.

Berpedoman kepada Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah

Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan Perubahan Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi Yang Tidak Dilanjutkan serta

Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 4. Adapun

dampak kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan

yang berdampak pada laporan keuangan periode sebelumnya disajikan dalam

laporan perubahan ekuitas dan disajikan dalam CALK dalam rangka

memberikan informasi keterbandingan atas laporan keuangan.

3)

Basis Pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk setiap transaksi

yang terjadi baik lewat transaksi kas maupun non kas. Pencatatan pos-pos

dalam laporan keuangan menggunakan nilai historis yaitu nilai perolehan

atau nilai wajar yang diakui pada saat aset atau kewajiban diperoleh

pemerintah daerah.

Sedangkan Basis Akrual pada neraca berarti bahwa aset, kewajiban

dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada

saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan

pemerintah tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau

dibayar.

(15)

Pengukuran aset diatur sebagai berikut.

Kas dicatat sebesar nilai nominal;

Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan;

Piutang dicatat sebesar nilai nominal dan nilai bersih yang dapat

direalisasikan;

Persediaan di nilai pada akhir periode akuntansi berdasarkan hasil

Inventarisasi Fisik;

Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan serta metode

perolehannya menggunakan metode ekuitas;

Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan;

Untuk kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.

4)

Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada

dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.

Secara keseluruhan, kebijakan akuntansi yang mendasari penyusunan

Laporan Keuangan di lingkup Pemerintah Kabupaten Jombang telah sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana termaktub dalam

Peraturan Bupati Nomor 29 tahun 2015 dan nomor 30 tahun 2015 Tentang

Sistem Akuntansi dan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Jombang.

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan dan penerapannya di Pemerintah Kabupaten

Jombang maka telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis

Akrual Pada Pemerintah Daerah. Kabupaten Jombang telah menerapkan

akuntansi berbasis akural pada Tahun 2015. Standar Akuntansi Pemerintahan

menyatakan bahwa perubahan kebijakan harus disajikan pada laporan

perubahan ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK).

e.

Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Keuangan

1)

Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran

a)

Pendapatan

(1)

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

(a)

Pendapatan Pajak Daerah

Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

63.532.010.000,00

80.335.178.828,50

Pendapatan Pajak Daerah pada Tahun 2015 dianggarkan

sebesar

Rp63.532.010.000,00

dan

terealisasi

sebesar

Rp80.335.178.828,50

atau

lebih

dari

target

sebesar

Rp16.803.168.828,50.

Realisasi Pendapatan

Pajak Daerah

Pemerintah Kabupaten Jombang TA 2015 dan 2014 terdiri dari:

(16)

Tabel 7. Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pajak Daerah TA 2015 dan 2014

Pajak Daerah Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang)

(Rp)

Pajak Hotel 215.000.000,00 293.657.279,00 243.063.200,00 50.594.079,00

Hotel Bintang Tiga 130.000.000,00 140.500.000,00 155.420.000,00 (14.920.000,00)

Hotel Melati Tiga 45.000.000,00 44.614.100,00 46.033.200,00 (1.419.100,00)

Hotel Melati Dua 27.000.000,00 86.813.179,00 27.570.000,00 59.243.179,00

Hotel Melati Satu 8.000.000,00 11.960.000,00 8.040.000,00 3.920.000,00

Losmen/Rumah Penginapan/ Pesanggraha/Hostel/Rum ah Kos 5.000.000,00 9.770.000,00 6.000.000,00 3.770.000,00 Pajak Restoran 1.906.950.000,00 3.526.223.713,50 2.190.171.259,20 1.336.052.454,30 Restoran 28.300.000,00 498.051.455,60 35.013.384,20 463.038.071,40 Rumah Makan 130.000.000,00 166.404.380,00 156.741.680,00 9.662.700,00 Cafe 5.500.000,00 5.040.000,00 5.810.000,00 (770.000,00 ) Kantin 46.950.000,00 44.625.000,00 41.010.000,00 3.615.000,00 Katering 1.678.000.000,00 2.793.751.022,90 1.927.510.140,00 866.240.882,90 Lesehan 18.200.000,00 18.351.855,00 24.086.055,00 (5.734.200,00) Pajak Hiburan 75.000.000,00 47.899.390,00 71.669.700,00 (23.770.310,00) Tontonan Film/Bioskop 4.000.000,00 115.200,00 576.770,00 (461.570,00) Pagelaran Kesenian/Musik/Tari/Busa na 1.000.000,00 3.573.000,00 500.000,00 3.073.000,00 Pameran 8.000.000,00 600.000,00 1.700.000,00 (1.100.000,00) Balap Kendaraan Bermotor 14.000.000,00 5.500.000,00 14.005.000,00 (8.505.000,00) Pertandingan Olahraga 2.000.000,00 2.610.000,00 750.000,00 1.860.000,00 Kolam Renang/Kendaraan Wisata 0,00 514.500,00 112.500,00 402.000,00 Permainan Anak-anak 7.000.000,00 5.727.000,00 8.335.500,00 (2.608.500,00)

Jenis Hiburan Lainnya 15.000.000,00 300.000,00 15.600.000,00 (15.300.000,00)

Wana Wisata 24.000.000,00 28.959.690,00 30.089.930,00 (1.130.240,00) Pajak Reklame 1.250.000.000,00 1.483.133.620,00 1.313.977.640,00 169.155.980,00 Reklame Papan/Bill Board/Videotron/Megatron 460.000.000,00 445.079.180,00 486.709.740,00 (41.630.560,00) Reklame Kain 200.000.000,00 280.538.400,00 221.649.200,00 58.889.200,00 Reklame Melekat/Stiker 1.000.000,00 ,00 24.000,00 (24.000,00) Reklame Selebaran 0,00 562.500,00 0,00 562.500,00 Reklame Berjalan 1.000.000,00 3.848.000,00 296.000,00 3.552.000,00 Reklame Rombong 1.000.000,00 2.163.480,00 1.043.000,00 1.120.480,00 Reklame Baliho 32.000.000,00 54.472.880,00 32.087.000,00 22.385.880,00

Reklame Shop Painting 5.000.000,00 5.781.000,00 5.616.000,00 165.000,00

(17)

Pajak Daerah Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang) (Rp) Pajak Penerangan Jalan 33.000.060.000,00 40.725.761.132,00 33.571.699.268,00 7.154.061.864,00

Pajak Penerangan Jalan

PLN 17.000.000.000,00 20.770.398.528,00 17.370.294.671,00 3.400.103.857,00

Pajak Penerangan Jalan dari PLN Gol.Bukan Industri non RT

7.000.000.000,00 8.015.123.286,00 7.175.826.464,00 839.296.822,00

Pajak Penerangan Jalan

dari PLN Gol.Industri 9.000.000.000,00 10.977.437.211,00 9.025.511.064,00 1.951.926.147,00

Pajak Penerangan Jalan

dari Non PLN 60.000,00 962.802.107,00 67.069,00 962.735.038,00

Pajak Parkir 10.000.000,00 12.007.950,00 8.982.150,00 3.025.800,00

Pajak Parkir 10.000.000,00 12.007.950,00 8.982.150,00 3.025.800,00

BPHTB 7.000.000.000,00 8.541.289.949,00 9.408.441.516,00 (867.151.567,00)

BPHTB 7.000.000.000,00 8.541.289.949,00 9.408.441.516,00 (867.151.567,00)

Pajak Air Tanah 475.000.000,00 543.494.039,00 503.720.152,00 39.773.887,00

Pajak Air Tanah 475.000.000,00 543.494.039,00 503.720.152,00 39.773.887,00 Pajak Mineral Bukan

Logam dan Batuan

600.000.000,00 702.665.327,00 697.480.030,00 5.185.297,00

Pajak Mineral Bukan

Logam dan Batuan 600.000.000,00 702.665.327,00 697.480.030,00 5.185.297,00 P PBB – P2 19.000.000.000,00 24.459.046.429,00 18.760.049.083,00 5.698.997.346,00

PBB – P2 19.000.000.000,00 24.459.046.429,00 18.760.049.083,00 5.698.997.346,00 Jumlah 63.532.010.000,00 80.335.178.828,50 66.769.253.998,20 13.565.924.830.30

(b)

Pendapatan Retribusi Daerah

Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

38.362.346.912,00

39.925.263.477,00

Pendapatan Retribusi Daerah pada Tahun 2015 dianggarkan

sebesar

Rp38.362.346.912,00

dan

terealisasi

sebesar

Rp39.925.263.477,00

atau

lebih

dari

target

sebesar

Rp1.562.916.565,00

(18)

Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah Pemerintah Kabupaten

Jombang TA 2015 dan 2014 terdiri dari:

Tabel 8. Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah TA 2015 dan 2014

Retribusi Daerah Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang)

(Rp)

Retribusi Jasa Umum 30.035.878.212,00 30.316.914.413,00 27.424.652.572,00 2.892.261.841,00

Retribusi Pelayanan Kesehatan 5.983.912.000,00 7.770.873.072,00 5.493.167.276,00 2.277.705.796,00

Retribusi Pelayanan

Persampahan/Kebersihan 188.500.000,00 167.608.000,00 161.197.500,00 6.410.500,00

Retribusi Penggantian Biaya KTP

dan Akte Catatan Sipil 0,00 ,00 60.718.000,00 (60.718.000,00)

Retribusi Pelayanan Pemakaman

dan Pengabuan Mayat 0,00 0,00 0,00 0,00

Retribusi Pelayanan Parkir di tepi

jalan umum 5.874.909.000,00 6.011.454.000,00 5.704.613.000,00 306.841.000,00

Retribusi Pelayanan Pasar 3.106.984.000,00 2.924.798.300,00 2.938.827.800,00 (14.029.500,00)

Retribusi Pengujian Kendaraan

Bermotor 784.395.900,00 909.685.000,00 779.845.900,00 129.839.100,00

Retribusi Pelayanan Pendidikan 164.000.000,00 162.900.000,00 204.610.000,00 (41.710.000,00)

Administrasi/Karcis 2.301.368.000,00 2.169.304.000,00 2.497.160.000,00 (327.856.000,00)

Tindakan/Operasi 497.790.500,00 522.905.500,00 550.497.500,00 (27.592.000,00)

Rawat Inap Umum 2.800.000.000,00 2.641.470.000,00 2.759.708.155,00 (118.238.155,00)

Laboratorium 1.341.000.000,00 1.318.129.000,00 1.268.254.500,00 49.874.500,00

Ambulance 135.000.000,00 149.929.000,00 138.282.000,00 11.647.000,00

Dana Klaim BPJS 6.800.000.000,00 5.488.789.000,00 3.784.689.000,00 1.704.100.000,00

Ret.Pengendalian Menara

Telekomunikasi 58.018.812,00 79.069.541,00 1.083.081.941,00 (1.004.012.400,00)

Retribusi Jasa Usaha 5.445.968.700,00 6.335.091.415,00 2.457.533.798,00 3.877.557.617,00

Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah 387.135.000,00 610.486.448,00 966.031.698,00 (355.545.250,00)

Retribusi Terminal 514.893.700,00 634.374.000,00 458.195.600,00 176.178.400,00

Retribusi Tempat Khusus Parkir 409.540.000,00 600.725.500,00 420.896.500,00 179.829.000,00

Retribusi Penyediaan dan/atau

Penyedotan Kakus 0.00 0.00 0,00 0.00

Retribusi Rumah Potong Hewan 300.000.000,00 301.330.000,00 300.335.000,00 995.000,00

Retribusi Tempat Rekreasi dan

Olahraga 196.400.000,00 223.378.000,00 3.600.000,00 219.778.000,00

Sewa Tanah dan Bangunan 3.500.000.000,00 3.811.994.967,00 308.475.000,00 3.503.519.967,00

SRD 0.00 2.400.000.00 0,00 2.400.000,00

Sewa Laboratorium 108.000.000,00 91.302.500,00 0,00 91.302.500.00

Sewa Alat Berat 30.000.000,00 59.100.000.00 0,00 59.100.000,00

(19)

Retribusi Daerah Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang) (Rp)

Retribusi Izin Mendirikan

Bangunan 1.255.000.000,00 1.380.824.829,00 1.251.090.969,00 129.733.860,00

Retribusi Izin

Gangguan/Keramaian 1.425.000.000,00 1.561.174.820,00 1.423.319.500,00 137.855.320,00

Retribusi Izin Trayek 500.000,00 40.000,00 20.000,00 20.000,00

Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA)

200.000.000,00 331.218.000,00 0,00 331.218.000,00

Retribusi Ijin Bidang Pengairan 0,00 0,00 0,00 0

Retribusi Ijin Bidang lingkungan

Hidup 0.00 0.00 0,00 0.00

Retribusi Ijin Bidang Kesehatan 0.00 0.00 0.00 0.00

Retribusi Ijin Bidang

Perindustrian dan Perdagangan 0.00 0.00 0.00 0.00

Retribusi Ijin Jasa Kontruksi 0.00 0.00 0.00

Retribusi Ijin Pengusahaan

Angkutan 0.00 0.00 0.00 0.00

(20)

(c)

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan

Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

3.083.855.255,00

2.844.232.695,14

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

pada Tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp3.083.855.255,00 dan

terealisasi sebesar Rp2.844.232.695,14 atau kurang dari target sebesar

Rp239.622.559,86.

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

merupakan bagian laba dari Perusahaan Daerah TA 2015 dan 2014

adalah sebagai berikut.

Tabel 9. Rincian Anggaran dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan TA 2015 dan 2014

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan

Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang)

(Rp)

Perusahaan Daerah Aneka

Usaha Seger 296.740.759,00 0,00 0,00 0

Perusahaan Daerah BPR

Bank Pasar 1.712.114.496,00 1.630.685.000,00 1.260.121.500,00 370.563.500,00

Perusahaan Daerah

Perkebunan Panglungan 75.000.000,00 91.996.943,00 175.000.000,00 (83.003.057,00)

Deviden Bank Jatim 1.000.000.000,00 1.121.550.752,14 1.088.059.628,39 33.491.123,75

Jumlah 3.083.855.255,00 2.844.232.695,14 2.523.181.128,39 321.051.566,75

Bagian laba/deviden dari PD BPR Bank Jombang, diatur dalam Peraturan

Daerah Kabupaten Jombang Nomor 17 Tahun 2009 Bab XII Tahun Buku

dan Penggunaan Laba Pasal 95 ayat 2 Laba PD BPR Bank Jombang

setelah dikurangi pajak yang telah disahkan oleh Bupati ditetapkan

sebagai berikut.

(1)) Bagian laba untuk Pemerintah Kabupaten Jombang 50%

(2)) Cadangan Umum 10%

(3)) Cadangan Tujuan 10%

(4)) Dana Kesejahteraan 15%

(5)) Jasa Produksi 15%.

Deviden PT Bank Jatim ditetapkan berdasarkan Surat Direksi Bank Jatim

No.053/228/CJG tanggal 11 Mei 2015 bahwa pembagian deviden untuk

Pemerintah Kabupaten Jombang sebesar Rp1.121.550.752,14 dan telah

disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) tanggal 8 Mei 2015.

(21)

(d)

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

211.515.215.189,20

240.858.577.971,32

Lain – lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah pada Tahun 2015

dianggarkan sebesar 211.515.215.189,20 dan terealisasi sebesar

Rp240.858.577.971,32

atau

lebih

dari

target

sebesar

Rp29.343.362.782,12.

Saldo Lain - Lain PAD Yang Sah TA 2015 dan perbandingan TA

2014 adalah sebagai berikut.

Tabel 10. Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah TA 2015 dan 2014

Lain-Lain PAD Yang Sah Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang)

(Rp)

Hasil Penjualan Aset Daerah yang

Tidak Dipisahkan 502.175.000,00 615.344.750,00 745.062.142,24 (129.717.392,24)

Penjualan Peralatan Kantor tdk

Terpakai 5.000.000,00 15.304.400,00 9.764.500,00 5.539.900,00

Penjualan Mesin/Alat Berat Tidak

Terpakai 0,00 15.000.000,00 0,00 15.000.000,00

Penjualan Kendaraan Dinas roda

dua 0,00 39.405.000,00 0,00 39.405.000,00

Penjualan Kendaraan Dinas roda

empat 150.000.000,00 0,00 253.545.000,00 (253.545.000,00)

Penjualan Bahan-bahan Bekas

Bangunan 0,00 168.550.000,00 48.156.117,24 120.393.882,76

Penjualan Drum Bekas 12.000.000,00 19.420.000,00 28.240.000,00 (8.820.000,00)

Penjualan Hasil Penebangan Pohon 0,00 17.600.000,00 29.261.000,00 (11.661.000,00)

Penjualan hasil pertanian 100.000.000,00 100.000.000,00 100.000.000,00 0,00

Penjualan hasil perkebunan 18.000.000,00 24.000.000,00 25.400.000,00 (1.400.000,00)

Penjualan hasil peternakan 182.175.000,00 155.600.400,00 183.129.875,00 (27.529.475,00)

Penjualan hasil perikanan 35.000.000,00 60.464.950,00 67.565.650,00 (7.100.700,00)

Penerimaan Jasa Giro 5.251.500.000,00 6.895.556.723,23 4.333.099.779,55 2.562.456.943,68 Jasa Giro Kas Daerah 5.000.000.000,00 6.534.152.211,15 4.214.277.449,85 2.319.874.761,30

Jasa Giro Pemegang Kas 250.500.000,00 361.404.512,08 118.822.329,70 242.582.182,38

Jasa Giro Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0.00

Jasa Pembiayaan 1.000.000,00 0,00 0,00 0,00

Penerimaan Bunga Deposito 20.800.000.000,00 26.350.049.499,85 22.183.424.468,74 4.166.625.031,11

Rekening Deposito pada Bank Jatim 12.300.000.000,00 15.926.267.123,02 16.704.863.013,37 (778.595.890,35)

Rekening Deposito pada Bank BNI 2.750.000.000,00 3.305.890.407,00 1.889.589.042,00 1.416.301.365,00

Rekening Deposito pada Bank BRI 3.250.000.000,00 3.881.872.807,00 2.577.671.043,00 1.304.201.764,00

Rekening Bunga Tabungan 0,00 0,00 0,00 0

Rekening Deposito Pd Dana

(22)

Lain-Lain PAD Yang Sah Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang) (Rp)

Rekening Deposito Pada Bank

Mandiri 2.500.000.000,00 3.236.019.162,83 1.011.301.370,37 2.224.717.792,46

Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TGR) 13.500.000,00 20.000.000,00 2.223.100,00 17.776.900,00

Kerugian Uang 2.000.000,00 ,00 2.058.100,00 (2.058.100,00)

Kerugian Barang 11.500.000,00 20.000.000,00 165.000,00 19.835.000,00

Pendapatan Denda Keterlambatan

Pelaksanaan Pekerjaan 6.512.550.000,00 185.387.346,00 340.176.474,75 (154.789.128,75)

Bidang Pendidikan 12.500.000,00 11.845.627,00 0,00 11.845.627,00

Bidang Kesehatan 0,00 4.050.918,00 9.075.954,00 (5.025.036,00)

Bidang Pekerjaan Umum 6.500.000.000,00 115.540.274 284.686.195,75 (169.145.921,75)

Bidang Penataan Ruang 0,00 0,00 0,00 0

Bidang Pemerintahan Umum 0,00 ,00 12.385.570,00 (12.385.570,00)

Bidang Perindustrian, Perdagangan

dan Pasar 50.000,00 40.280.610,00 4.870.235,00 35.410.375,00

Bidang Pertanian 0,00 11.875.992,00 6.347.000,00 5.528.992,00

Bidang Peternakan 0,00 1.793.925,00 20.279.280,00 (18.485.355,00)

Bidang Kependudukan dan Catatan

Sipil 0,00 0,00 0,00 0

Bidang Kehutanan 0,00 ,00 2.532.240,00 (2.532.240,00)

Pendapatan Hasil Eksekusi atas

Jaminan 0.00 0.00 0.00 0.00

Hasil Klaim Jaminan Sanggahan

Banding 0.00 0.00 0.00 0.00

PENDAPATAN DENDA PAJAK 100.000.000,00 81.090.442,00 111.208.929,00 (30.118.487,00)

Pendapatan Denda PBB P2 100.000.000,00 81.090.442,00 111.208.929,00 (30.118.487,00)

Penerimaan Lain-lain 152.000.000,00 8.904.844.043,59 13.668.292.742,89 (4.763.448.699,30)

Penerimaan Radio 45.000.000,00 45.052.000,00 45.008.000,00 44.000,00

Penerimaan jasa investasi non

permanen 7.000.000,00 10.419.146,00 32.644.100,00 (22.224.954,00)

Penerimaan Tidak Terduga 100.000.000,00 8.849.372.897,59 1.032.342.642,89 7.817.030.254,70

Pendapatan Kapitasi PT. ASKES 0,00 0,00 0,00 0

Pendapatan Kapitasi BPJS 0,00 ,00 12.558.298.000,00 (12.558.298.000,00)

Klaim Jaminan Sanggah Banding 0,00 0,00 0,00 0,00

Pendapatan Badan Layanan Umum

Daerah 136.871.829.189,20 155.859.523.174,65 135.284.881.490,62 20.574.641.684,03

Pendapatan Badan Layanan Umum

Daerah 136.871.829.189,20 155.859.523.174,65 135.284.881.490,62 20.574.641.684,03

Pendapatan Denda Keterlambatan Sanksi Administratif Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil

0,00 0,00 12.420.000,00 (12.420.000,00)

Denda Keterlambatan Pengurusan

Akta Kelahiran 0,00 0,00 12.420.000,00 (12.420.000,00)

DN,KAPIT ASI JAMINAN KES.NAS.

(23)

Lain-Lain PAD Yang Sah Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang) (Rp) JKN FKTP Jelakombo 949.626.000,00 955.582.000,00 582.549.000,00 373.033.000,00 JKN FKTP Pulolor 552.250.000,00 564.162.000,00 328.850.000,00 235.312.000,00 JKN FKTP Jabon 506.826.000,00 526.661.000,00 262.330.000,00 264.331.000,00 JKN FKTP Tambakrejo 570.094.000,00 580.363.000,00 295.460.000,00 284.903.000,00 JKN FKTP Cukir 2.206.626.000,00 2.278.275.000,00 1.361.799.000,00 916.476.000,00 JKN FKTP Brambang 1.099.520.000,00 1.083.530.000,00 729.205.000,00 354.325.000,00 JKN FKTP Blimbing 1.194.114.000,00 1.221.213.000,00 731.913.000,00 489.300.000,00 JKN FKTP Plumbong Gambang 646.810.000,00 658.535.000,00 408.770.000,00 249.765.000,00 JKN FKTP Bandarkedungmulyo 1.657.440.000,00 1.616.787.000,00 1.096.335.000,00 520.452.000,00 JKN FKTP Perak 1.662.554.000,00 1.682.753.000,00 909.225.000,00 773.528.000,00 JKN FKTP Megaluh 924.680.000,00 893.525.000,00 604.885.000,00 288.640.000,00 JKN FKTP Tembelang 961.686.000,00 985.203.000,00 595.710.000,00 389.493.000,00 JKN FKTP Jatiwates 554.390.000,00 556.570.000,00 362.405.000,00 194.165.000,00 JKN FKTP Bawangan 1.496.518.000,00 1.506.043.000,00 810.130.000,00 695.913.000,00 JKN FKTP Kabuh 1.499.960.000,00 1.636.598.000,00 981.175.000,00 655.423.000,00 JKN FKTP Plandaan 1.358.190.000,00 1.365.807.000,00 883.875.000,00 481.932.000,00 JKN FKTP Tapen 1.214.688.000,00 1.211.973.000,00 805.149.000,00 406.824.000,00 JKN FKTP Keboan 1.014.234.000,00 1.021.329.000,00 650.661.000,00 370.668.000,00 JKN FKTP Mojoagung 1.699.098.000,00 1.739.781.000,00 1.047.411.000,00 692.370.000,00 JKN FKTP Gambiran 957.080.000,00 960.440.000,00 629.520.000,00 330.920.000,00 JKN FKTP Sumobito 1.775.346.000,00 1.844.290.492,00 1.109.403.000,00 734.887.492,00 JKN FKTP Jogoloyo 1.195.990.000,00 1.199.645.000,00 789.800.000,00 409.845.000,00 JKN FKTP Kesamben 1.209.159.000,00 1.231.611.000,00 619.020.000,00 612.591.000,00 JKN FKTP Blimbing Kesamben 573.189.000,00 615.265.500,00 357.295.500,00 257.970.000,00 JKN FKTP Peterongan 1.174.878.000,00 1.221.105.000,00 700.779.000,00 520.326.000,00 JKN FKTP Dukuh Klopo 777.650.000,00 783.305.000,00 503.970.000,00 279.335.000,00 JKN FKTP Mayangan Jogoroto 1.710.642.000,00 1.727.871.000,00 1.110.237.000,00 617.634.000,00 JKN FKTP Jarak Kulon 647.970.000,00 649.005.000,00 421.945.000,00 227.060.000,00 JKN FKTP Pulorejo Ngoro 1.552.326.000,00 1.567.749.000,00 1.003.461.000,00 564.288.000,00 JKN FKTP Kesamben Ngoro 849.990.000,00 856.233.000,00 550.005.000,00 306.228.000,00 JKN FKTP Mojowarno 2.191.506.000,00 2.230.305.000,00 1.377.543.000,00 852.762.000,00 JKN FKTP Japanan Mojowarno 1.444.310.000,00 1.448.201.000,00 792.375.000,00 655.826.000,00 JKN FKTP Bareng 2.078.343.000,00 2.115.867.000,00 1.283.295.000,00 832.572.000,00 JKN FKTP Wonosalam 1.403.978.000,00 1.411.199.000,00 838.974.500,00 572.224.500,00 Jumlah 211.515.215.189,20 240.858.577.971,32 202.216.249.127,79 38.642.328.843,53

Penerimaan Lain-lain – Penerimaan Denda Administratif Bidang

Kependudukan dan Catatan Sipil pada Tahun 2015 sudah tidak

dianggarkan lagi sedangkan realisasi pada Tahun 2014 sebesar

Rp12.420.000,00

(24)

(2)

Pendapatan Transfer

(a)

Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan

(1))

Dana Bagi Hasil Pajak

Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

63.171.367.000,00

51.127.940.050,00

Merupakan Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak Pemerintah

Kabupaten Jombang yang berasal dari Pemerintah Pusat selama

Tahun 2015 dan perbandingannya dengan Tahun 2014 adalah

sebagai berikut.

Tabel 11. Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Transfer Bagi Hasil Pajak 2015 dan 2014

Bagi Hasil Pajak Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang)

(Rp)

Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan

Bangunan 25.479.696.000,00 20.430.104.250,00 22.525.370.040,00 (2.095.265.790,00)

Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 wajib pajak orang Pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21

16.576.388.000,00 9.945.832.800,00 14.144.757.606,00 (4.198.924.806,00)

Insentif PBB 0,00 0,00 0,00 0,00

Biaya Pemungutan PBB 773.575.000,00 410.295.000,00 691.998.143,00 (281.703.143,00)

Bagi Hasil dari Bea Cukai 20.341.708.000,00 20.341.708.000,00 17.738.527.881,00 2.603.180.119,00

(25)

(2))

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)

Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

32.464.665.735,00

24.004.369.635,00

Merupakan Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Alam Pemerintah Kabupaten Jombang yang berasal dari

Pemerintah Pusat selama Tahun 2015 dan perbandingannya

dengan Tahun 2014 adalah sebagai berikut.

Tabel 12. Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Transfer Bagi Hasil SDA TA 2015 dan Realisasi 2014

Bagi Hasil SDA Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang)

(Rp)

Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan 441.357.195,00 222.610.095,00 638.894.263,00 (416.284.168,00)

Bagi Hasil dari Iuran Tetap (Land-rent) 0,00 0,00 0,00 0,00

Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Iuran

Eksploitasi (Royalti) 32.645.288,00 30.081.788,00 39.225.466,00 (9.143.678,00)

Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan

Perikanan 977.791.933,00 703.264.033,00 383.182.410,00 320.081.623,00

Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi 29.301.084.615,00 21.524.381.115,00 18.283.783.314,00 3.240.597.801,00

Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi 1.692.334.704,00 1.510.416.204,00 2.374.891.304,00 (864.475.100,00)

Bagi Hsil dr.Pertambangan Panas Bumi 19.452.000,00 13.616.400,00 12.014.268,00 1.602.132,00

Bagi Hasil dr Iuran Tetap & Royalti SDA

Pertambangan Umum 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah 32.464.665.735,00 24.004.369.635,00 21.731.991.025,00 2.272.378.610,00

(3))

Dana Alokasi Umum

Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

1.032.325.237.000,00

1.032.325.237.000,00

Merupakan Penerimaan Dana Alokasi Umum Pemerintah

Kabupaten Jombang yang berasal dari Pemerintah Pusat selama

Tahun 2015 dan perbandingannya dengan Tahun 2014 adalah

sebagai berikut.

Tabel 13. Rincian Anggaran dan Realisasi Dana Alokasi Umum TA 2015 dan Realisasi TA 2014

Jenis Pendapatan Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang)

(Rp)

Dana Alokasi Umum 1.032.325.237.000,00 1.032.325.237.000,00 1.007.166.193.000,00 25.159.044.000,00

(26)

(4))

Dana Alokasi Khusus

Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

70.876.670.000,00

63.325.130.000,00

Merupakan Penerimaan Dana Alokasi Khusus Pemerintah

Kabupaten Jombang yang berasal dari Pemerintah Pusat selama

Tahun 2015 pada dan perbandingannya dengan Tahun 2014

adalah sebagai berikut.

Tabel 14. Rincian Anggaran dan Realisasi Dana Alokasi Khusus TA 2015 dan Realisasi TA 2014

Jenis Pendapatan Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah(Kurang) (Rp)

Dana Alokasi

Khusus 70.876.670.000,00 63.325.130.000,00 47.292.080.000,00 16.033.050.000,00

(b)

Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Lainnya

Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

324.752.253.000,00

325.278.336.000,00

Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya

Pemerintah Kabupaten Jombang Tahun 2015 dan Tahun 2014

adalah sebagai berikut.

Tabel 15. Rincian Anggaran dan Realisasi Dana Penyesuaian TA 2015 dan Realisasi TA 2014

Dana Penyesuaian Anggaran (Rp) 2015 (Rp) 2014 (Rp) Tambah (Kurang)

(Rp)

Dana Penyesuaian Tambahan

Penghasilan Guru 303.877.641.000,00 304.067.641.000,00 282.545.378.000,00 21.522.263.000,00

Dana BOS 0,00 0,00 0,00 0,00

Dana Insentif Daerah 20.874.612.000.00 20.874.612.000,00 0,00 20.874.612.000,00

DPPID 0.00 336.083.000,00 336.083.000,00

DP2D2 (Dana Proyek

Pemerintah Daerah Dan Desentralisasi)

0,00 0,00 1.087.163.000,00 (1.087.163.000,00)

Gambar

Tabel 7. Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pajak Daerah TA 2015 dan 2014
Tabel 8. Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah TA 2015 dan 2014
Tabel 9. Rincian Anggaran dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang  Dipisahkan TA 2015 dan 2014
Tabel 10. Rincian Anggaran dan Realisasi Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah   TA 2015 dan 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Rembang disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Rembang disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan

Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Lumajang Tahun 2020. CaLK

Laporan Keuangan Gabungan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2021 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Balai Veteriner Medan Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

Adapun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2020 terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 11 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Jenis Laporan Keuangan yang harus disusun oleh Entitas

Laporan Keuangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko periode Tahun 2018 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2005 tentang