• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM PELO (Tempe Kaloco)

Tempe Berbahan Dasar Biji Karet atau Kaloco

Sebagai Alternatif Makanan Sehat Pengganti Tempe Kedelai

KEGIATAN: PKM-K

Diusulkan oleh :

1. Sartini Fefri Yuliana D0110101/2010 2. Imtikhana Puput B D0110063/2010 3. Rosie Fistia Aryantari D0111074/2011

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

ii 1. Judul Kegiatan : PELO (Tempe Kaloco) Tempe Berbahan Dasar Biji Karet atau

Kaloco Sebagai Alternatif Makanan Sehat Pengganti Tempe Kedelai 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-M ( ) PKM-KC

( √ ) PKM-K ( ) PKM-T 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Sartini Fefri Yuliana

b. NIM : D0110101

c. Jurusan : Ilmu Administrasi

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Sebelas Maret

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Ngalasan RT.01/01 Brujul Jaten Karanganyar 085799113637

f. Alamat Email : anna_fefri@yahoo. co.id 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs.Sonhaji, M.Si

b. NIDN : 195912061988031004

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perumahan Jetis Permai Gang VIII No.36 Gentan, Baki, Sukoharjo. Tel.(0271)7650954 HP.081329343900

6. Biaya Kegiatan Total

a. Dipa : Rp 3.000.000,00

b. Sumber lain : -

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan

Surakarta, 25 Maret 2013 Menyetujui,

Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Ketua Pelaksana Kegiatan

( Drs.Is Hadri Utomo, M.Si ) ( Sartini Fefri Yuliana )

NIP . 195909071987021001 NIM. D0110101

Pembantu Rektor III Dosen Pembimbing

( Drs.Dwi Tiyanto,S.U. ) ( Drs.Sonhaji, M.Si ) NIP . 195404141980031007 NIDN. 0006125905

(3)

1 A. Judul Program

PELO (Tempe Kaloco) Tempe Berbahan Dasar Biji Karet atau Kaloco Sebagai Alternatif Makanan Sehat Pengganti Tempe Kedelai

B. Latar Belakang Masalah

Kaloco merupakan biji dari pohon karet. Pada umumnya, hasil yang diambil dari pohon karet hanyalah getah karetnya saja untuk diolah. Di daerah Kerjo Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu daerah penghasil karet. Di daerah ini, biji dari pohon karet (kaloco) tidak di manfaatkan karena yang diolah adalah getah karetnya saja tanpa memperhatikan biji dari pohon karet yang terbuang begitu saja.

Di sisi lain, pengrajin tempe yang mulai gulung tikar dalam pembuatan tempe dengan alasan bahwa kedelai lokal memiliki kualitas yang tidak cukup baik untuk di jadikan tempe membuat pangsa pasar tempe menurun drastis. Tempe sulit ditemui dan memiliki harga yang melambung cukup tinggi.

Selain itu, di Indonesia pada umumnya masih membutuhkan supplay kedelai import yang memiliki jumlah yang tidak sedikit. Para pengrajin mengeluh akan tingginya harga kedelai dan dengan harga jual yang masih tetap rendah. Itu salah satu faktor mengapa tempe kedelai menjadi sulit ditemui dan pengrajin tempe semakin berkurang.

Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar pembuatan tempe. Yang dimana pemenuhan kedelai di dalam negeri tidak bisa terpenuhi hanya dengan kedelai lokal. Dari beberapa sumber, di dapat bahwa total kebutuhan kedelai dalam negeri sekitar 70 persen masih import.

Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.

Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.

(4)

Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.

Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.

Begitu juga dengan tempe kaloco, karena kandungan biji karet dari komposisi kimianya, biji karet memiliki protein yang tinggi. Dari hasil analisis diketahui kadar proteinnya sebesar 27%, lemak 32,3%, air 3,6%, thiamin 450µg, asam nikotinat 2,5µg, vitamin B karoten dan tekoferol 250µ g, dan sianida sebanyak 330 mg dari setiap 100 g bahan. Selain kandungan proteinnya cukup tinggi, pola asam amino biji karet juga sangat baik. Semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh terkandung didalamnya. Oleh karena itu, kelompok kami ingin menjadikan tempe kaloco sebagai alternatif makanan pengganti tempe kedelai yang menghasilkan profit usaha.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka permasalahan dalam kasus ini adalah

1. Bagaimana menjadikan biji karet sebagai alternatif bahan baku pangan pengganti kedelai yang harganya melonjak naik ?

2. Bagaimanakah proses pembuatan tempe dari kaloco atau biji karet?

3. Bagaimana memanfaatkan biji karet atau kaloco sebagai suatu usaha yang menghasilkan profit melalui usaha pembuatan Lope (kaloco tempe) ?

D. Tujuan

Adapun tujuan dari program kegiatan ini adalah:

1. Pemanfaatan biji karet di daerah kecamatan kerjo, kabupaten karanganyar. 2. Sebagai alternatif pengganti kedelai lokal yang memiliki kualitas kurang baik. 3. Menjadikan tempe kaloco sebagai alternatif makanan pengganti tempe kedelai. 4. Menjadikan Pelo (tempe kaloco) sebagai suatu usaha yang menghasilkan profit.

(5)

5. Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan adanya lapangan pekerjaan baru.

E. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dapat memanfaatkan biji dari pohon karet yang tidak termanfaatkan. Adanya kegiatan ini, diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya alam yang berpontensi namun belum di gali. Selain itu kegiatan ini di harapkan dapat memberikan efek positif kepada masyarakat agar mampu berpikir kritis tentang sumber daya alam disekitarnya.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dimana dengan adanya tempe kaloco ini dapat menambah lapangan pekerjaan di daerah Kerjo Karanganyar pada khususnya. Serta menjadikan tempe kaloco sebagai suatu alternatif makanan pengganti tempe kedelai yang sekarang harganya mahal. Menjadikan tempe kaloco sebagai suatu makanan yang enak, sehat, bergizi serta murah.

F. Kegunaan

Dalam kegiatan ini, ada beberapa kegunaan yang dapat di peroleh masyarakat luas. Kegunaan dari kegiatan ini salah satunya adalah menemukan bahan baku pengganti kedelai lokal yang memiliki kualitas kurang bagus serta harga yang cukup tinggi. Biji pohon karet yang disebut kaloco ini dapat berguna sebagai pengganti kedelai dalam membuat tempe.

Kegunaan lain dari kegiatan ini adalah memberi kesempatan bagi para pengangguran untuk belajar menjadi pengusaha tempe. Otomatis kegiatan ini akan membuka lapangan pekerjaan baru dan mengurangi pengangguran di daerah sekitar.

Selain itu, dari kegiatan ini dapat memberikan solusi cara pembuatan tempe tanpa menggunakan kedelai, dengan harga yang lebih murah dan bergizi tinggi.

Kaloco yang dulunya di anggap tidak berguna pun akan menjadi lebih bermanfaat karena kegiatan ini. Serta akan mengurangi tumpukan kaloco yang tidak berdaya guna menjadi bahan guna makanan yang sehat dan menghasilkan profit.

G. Gambaran Umum Rencana Usaha

Proses Pembuatan Tempe dari Biji Karet (Kaloco), sebenarnya tidak berbeda jauh dengan proses pembuatan tempe dengan bahan baku kedelai, tapi ada beberapa proses yang membedakan pembuatan tempe ini. Yaitu, merendam kaloco selama 2 x 24 jam, kemudian membuang bagian kulit luarnya hingga bersih. Kaloco yang sudah bersih lalu

(6)

di kukus selama beberapa menit, dan setelah itu didinginkan kemudian diberi ragi tempe lalu membungkusnya dalam kemasan.

Dibawah ini akan dijelaskan perincian pembuatan tempe kaloco

1. Disiapkan Kaloco 10 kg, setelah itu cuci Kaloco hingga bersih. Buang kulit luar Kaloco hingga menghasilkan biji yang berukuran lebih kecil. Setelah kaloco bersih dari kulit luarnya, buang bakal daun. Lalu rendam dengan air dingin selama 1 x 24 jam.

2. Setelah proses perendaman selesai, rebus biji kaloco selama 2-4 jam. Dinginkan biji kaloco dan buang air rebusan biji kaloco. Setelah air dibuang, rendam lagi biji kaloco dengan air baru selama 1 x 24 jam.

3. Setelah perendaman tahap kedua selesai, cuci biji kaloco hingga bersih, lalu kukus dengan air bersih selama 30 menit. Setelah di kukus buang air rebusan biji kaloco. Pindahkan biji kaloco yang sudah kering ketempat yang lebih lebar seperti tampah agar kaloco lebih kering. Biarkan biji kaloco pada tampah hingga dingin dan bersih dari sisa air.

4. Setelah dingin, taburkan ragi tempe sesuai dengan kebutuhan. Untuk pembuatan biji kaloco sebanyak 10 Kg, memerlukan kira-kira 5 bungkus ragi tempe. Aduk aduk ragi tempe dengan biji kaloco hingga merata.

5. Lalu bungkus biji kaloco yang sudah tercampur dengan ragi tempe ke dalam plastik seperti tempe plastik pada umumnya. Tutup rapat plastik yang berisi biji kaloco, lubangi plastik dengan jarum, beri lubang di sisi atas dan bawah plastik kira kira 6-8 lubang.

6. Tempe disimpan pada tempat yang tertutup, tetapi juga masih ada sirkulasi udaranya agar tempe tidak membusuk jika ditempatkan pada suhu panas dan tertutup.

7. Diamkan tempe selama 3 x 24 jam di ruang fermentasi tersebut. Setelah itu tempe sudah bisa di olah.

Proses pembuatan tempe dari biji karet tidak terlalu rumit, sehingga kemungkinan untuk mengembangkannya sangatlah besar, apalagi didukung dengan ketersediaan bahan baku yang banyak di alam, kandungan protein tempe dari biji karet lebih tinggi dari tempe dari kedelai selain itu tanaman karet dapat dibudidayakan dengan baik di Indonesia, salah satunya di daerah Kerjo, Karanganyar .

Kegiatan ini akan bermanfaat karena protein dari kaloco tidak kalah dengan protein dari kedelai. Berikut perbandingan tempe kedelai dengan tempe kaloco.

(7)

Tabel 3. Perbandingan Jenis Tempe

No Jenis Tempe Kadar

1 Tempe Kaloco 30,15

2 Tempe Kedelai 22,41

Kandungan gizi pada tempe kaloco terutama protein mengalami peningkatan dibandingkan dengan biji karet yang murni, selain itu tempe dari biji karet memiliki kandungan protein yang lebih besar dari pada tempe yang berasal dari kacang kedelai Kelebihan tempe dari biji karet adalah tempe dari biji karet lebih lembut dari pada tempe dari kedelai. Tempe biji karet tidak cepat menjadi tempe busuk dan dapat disimpan selama 2 minggu di dalam lemari es.

H. Metode Pelaksanaan 1) Study Pustaka

Mempelajari pokok permasalahan dan tujuan dari kegiatan yang akan di laksanakan. Masalah utama pada kegiatan ini adalah semakin mahalnya harga kedelai yang akan menjadi bahan baku pembuatan tempe.

2) Pengumpulan Alat dan Bahan

Meliputi pengumpulan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Alat alat penunjang maupun bahan pokok dari kegiatan ini. Seperti biji kaloco, ragi, kompor gas, baskom, dan sebagainya.

3) Pelaksanaan Kegiatan

Serangkaian pelaksanaan kegiatan yang akan di laksankan dari jadwal yang telah di buat. Mulai dari study pustaka sampai dengan pengumpulan laporan.

4) Evaluasi

Mengevaluasi setiap kegiatan yang berlangsung, agar apabila terjadi kesalahan atau kekurangan dari setiap proses kegiatan dapat diperbaiki untuk mencapai hasil yang maksimal.

5) Pembuatan Laporan

Melaporkan hasil dari kegiatan yang telah di jalani. Laporan berdasarkan data-data dan hasil akhir yang di dapat setelah kegiatan di laksanakan.

(8)

Laporan dikumpulkan kembali sebagai tinjauan pelaksanaan kegiatan yang sudah berlangsung.

I. Jadwal Kegiatan

No Nama Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 3 3 4 1. Study pustaka 2. Pengumpulan alat dan bahan 3. Pelaksanaan kegiatan 4. Evaluasi 5. Pembuatan laporan 6. Pengumpulan laporan Mulai Study Pustaka

Pengumpulan alat dan bahan

Pelaksanaan kegiatan

Pembuatan laporan

Selesai Evaluasi

(9)

J. Rancangan Biaya

Nama Barang Harga / Satuan Jumlah BiayaTotal

Peralatan

Kompor Gas Rp 200.000,00 Buah 1 Rp 200.000,00

Baskom Rp 20.000,00 Buah 2 Rp 40.000,00

Panci Besar Rp 50.000,00 Buah 2 Rp 100.000,00

Nampan Rp 4.500,00 Buah 2 Rp 9.000,00

Alat Press Rp 900.000,00 Buah 1 Rp 900.000,00

Pengaduk Kayu Rp. 10.000,00 Buah 2 Rp 20.000,00

Tampah Besar Rp. 20.000,00 Buah 2 Rp 40.000,00

Tabung Gas Rp. 125.000,00 Buah 1 Rp 125.000,00

Ember besar Rp 25.000,00 Buah 2 Rp 50.000,00

Ember sedang Rp 18.000,00 Buah 2 Rp 36.000,00

Sub Total Rp 1.520.000,00

Bahan Habis Pakai

Kaloco Rp 2.000,00 Kg 10 Rp 20.000,00

Ragi Tempe Rp 5.000,00 Bungkus 5 Rp 25.000,00

Plastik bungkus Rp 5.000,00 Lusin 7 Rp 35.000,00

Kantong Plastik besar Rp 6.000,00 Bungkus 2 Rp 12.000,00

Gas Isi Ulang Rp 16.000,00 Tabung 1 Rp 16.000,00

Sub Total Rp 108.000,00

Untuk 10x produksi = 10 x Rp 108.000 Rp 1.080.000,00 Biaya Pembuatan Laporan

Dokumentasi Rp 50.000,00 Rp 50.000,00

Biaya Penjilidan dan fotocopy laporan Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 Sub Total Rp 100.000,00 Biaya Lain-lain Transportasi Rp 40.000,00 Bulan 5 Rp 200.000,00 Komunikasi Rp 20.000,00 Bulan 5 Rp 100.000,00 Sub Total Rp 300.000,00 BIAYA TOTAL Rp 3.000.000,00

(10)

1. Perencanaan pemasaran

Total biaya produksi 100 buah tempe bungkus BP = 108.000

Hasil Usaha (HU)

HU = jumlah produksi x harga jual HU (PB) = 100 x 2000 = 200.000 2. Prediksi laba dan rugi

Laporan laba dan rugi (L/R)

L/R = HU – BP, Karena HU>BP, maka L(PB) =200.000 – 108.000

= 92.000

3. Break event point (BEP) BEP = BP : total produksi BEP (PB) = 108.000 : 100

= 1.080

Artinya titik balik modal tempe kaloco akan didapat apabila harga jual persatuannya Rp 1.080

a) Benefit cost (B/C) ratio B/C ratio = HU : BP

B/C ratio (G) = 200.000 : 108.000 = 1,85

Artinya dari sebanyak 108.000 biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil usaha 1,85 kali lipat, sehingga layak untuk diusahakan.

b) Return of investment (ROI) ROI = (laba : BP) x 100%

ROI (G) = (92.000 : 108.000) x 100% = 85 %

Artinya dari sebanyak 108.000 biaya yang dikeluarkan akan diperoleh peruntungan sebesar 85% untuk penggunaan modal usaha yang cukup efisien.

(11)

BIODATA PENULIS

Nama : Sartini Fefri Yuliana

NIM : D0110101

Fakultas/Jurusan : FISIP/Ilmu Administrasi Tempat, tanggal lahir : Karanganyar, 16 Juni 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Ngalasan RT.01/RW.01 Brujul Jaten Karanganyar

No HP : 085799113637

Alamat Email : anna_fefri@yahoo.co.id Waktu untuk pkm : 10 jam/minggu

Riwayat Pendidikan :

o SD Negeri 1 Brujul 1998-2004

o SMP Negeri 1 Jaten 2004-2007

o SMA Negeri 1 Karanganyar 2007-2010

o Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010-sekarang Riwayat Organisasi :

o OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar 2008-2009

o BEM UNS 2010-2011

o Himagara FISIP UNS 2010-2011

o Center of Social and Politic Research FISIP UNS 2011-sekarang

o Himpunan Mahasiswa Islam 2012-sekarang

Surakarta, 25 Maret 2013

Sartini Fefri Yuliana NIM. D0110101

(12)

BIODATA PENULIS

Nama : Imtikhana Puput Budianto

NIM : D0110063

Fakultas/Jurusan : FISIP/Ilmu Administrasi Tempat, tanggal lahir : Surakarta, 1 November 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Gayam No.14 Karangasem Laweyan Surakarta

No HP : 085725045544

Alamat Email : imtikhana_puput@yahoo.com Waktu untuk pkm : 10 jam/minggu

Riwayat Pendidikan :

o TK Bakti II Laweyan Surakarta 1996-1998

o SD Ta’Mirul Islam Surakarta 1998-2004

o SMP N 1 Surakarta 2004-2007

o SMA N 1 Surakarta 2007-2010

o Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010-sekarang Riwayat Organisasi :

o Paskibra SMA N 1 Surakarta 2007-2008

o FISIP Fotografi Club 2011-2012

o Himpunan Mahasiswa Islam 2011-2012

o Center of Social and Politic Research 2011-sekarang

o AIESEC exp UNS 2011-sekarang

Surakarta, 25 Maret 2013

Imtikhana Puput B NIM. D0110063

(13)

BIODATA PENULIS

Nama : Rosie Fistia Aryantari

NIM : D0111074

Fakultas/Jurusan : FISIP Ilmu Administrasi Negara Tempat, tanggal lahir : Karanganyar, 03 September 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Tegalarum RT 01 RW 13 Cangakan Karanganyar

No HP : 083865651787

Alamat Email : shi3fa@yahoo.co.id Waktu untuk pkm : 8 jam/minggu Riwayat Pendidikan :

• SD N 01 Papahan 1999 - 2005

• SMP N 01 Karangayar 2005 - 2008 • SMA N 01 Karanganyar 2008 - 2011 • Universitas Sebelas Maret 2011– Sekarang

Surakarta, 25 Maret 2013

Rosie Fistia Aryantari NIM. D0111074

(14)

BIODATA DOSEN PEMBIMBING

1. Nama Lengkap : Drs. Sonhaji, M.Si.

2. Tempat / Tanggal Lahir : Purworejo, 6 Desember 1959 3. Pekerjaan : Dosen FISIP-UNS

4. NIP : 195912061988031004

5. Agama : Islam

5. Alamat Rumah : Perumahan Jetis Permai Gang VIII No. 36 Gentan, Baki, Sukoharjo. Telp.(0271) 7650954 6. Nomor handphone : 081329343900

Jenjang pendidikan :

o SD N 1 Purworejo Lulus tahun 1972

o SMP N 2 Purworejo Lulus tahun 1975

o SMA N Purworejo Lulus tahun 1979

o FISIP UGM Yogyakarta Bidang Ilmu Pemerintahan Lulus tahun 1986 o Pasca Sarjana UGM Yogyakarta Bidang Ilmu Politik Lulus tahun 1994

Surakarta, 25 Maret 2013

Drs. Sonhaji, M.Si. NIDN. 0006125905

Gambar

Tabel 3. Perbandingan Jenis Tempe

Referensi

Dokumen terkait

Saat proses pengelompokan menggunakan metode manual dan metode Single Linkage, terdapat perbedaan dalam hal jumlah Agent dalam cluster, anggota pada masing-masing

Kelainan dan gejala akibat keracunan air raksa tersebut ternyata dapat kita temukan pada sebagian besar anak autis, dan ini merupakan suatu tanda bagi kita untuk menjadi

Hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat perubahan peningkatan biomassa basah yang tinggi dari setiap dua minggu pengamatan yaitu dimana perubahan ini juga

Izin gangguan adalah pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, tidak termasuk

MENDIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK BERBASIS ANDROID DENGAN PENDEKATAN CERTAINTY FACTOR Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima

Hasil perhitungan cash ratio selama lima tahun yaitu pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 Bank BNI Syariah memperoleh cash ratio yang terus mengalami penurunan. cash

Jawab : Kami melakukan koordinasi antar unit secara rutin dengan group business products baik lewat rapat, email, dan telpon membahas bagaimana wording yang harus dicantumkan

Maka dari itu, serangga juga disebut dengan istilah Hexapoda, yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam” disebut dengan istilah Hexapoda, yang diambil dari