• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN nur vina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN nur vina"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI...

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...

B. Rumusan Masalah...

C. Tujuan...

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pancasila dan Kewarganegaraan...

2.2 Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan...

2.3 Pancasila Sebagai Dasar Negara...

2.4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat...

2.5 Konstitusi dan Tata Perundang-undangan Indonesia...

2.6 UUD 1945 Sebagai Konstitusi Indonesia...

2.7 Negara, Warganegara, dan Sistem Kewarganegaraan...

2.8 Demokrasi...

2.9 Hak Asasi Manusia...

2.10 Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Di Indonesia...

2.11 Masyarakat Nabani...

2.12 Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional...

2.13 Politik dan Strategi Nasional...

BAB 3 PENUTUP

D. Kesimpulan

E. Saran

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maha besar dan Terpuji Tuhan yang telah menciptatakan manusia dengan keistimewaan tersendiri, berbeda dari makluk lainnya. Dengan keistimewaannya itu manusia diharapkan dapat hidup bahagia didunia dan akhirat sesuai dengan tujuan penciptaannya.

Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan dirinya dan keluarganya, dan tidak mengobati yang dideritanya dan lain sebagainya yang menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak melihat penderitaan yang dirasakan mereka. Dengan demikian mereka menanyakan hak-hak mereka, akankah hak-hak-hak-hak mereka diabaikan begitu saja, atau jangan-jangan hal semacam itu bukan hak mereka?

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun kami jelaskan disini rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Apa pegertian pancasila dan kewarganegaraan?

2. Bagaimana pancasila sebagai sistem filsafat ? 3. Konstitusi dan tata perundang-undangan Indonesia 4. Pancasila sebagai dasar negara

5. UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia

6. Negara, Warganegara, dan sistem kewarganegaraan 7. Demokrasi

8. Hak asasi manusia

9. Kehidupan berbangsa dan bernegaradi indonesia 10. Masyarakat madani

11. Wawasan nusantara dan ketahanan nasioanal 12. Poliik dan strategi nasional

C. TUJUAN

Tujuan dibuatnya makalahnya ini pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk menyelesaikan tugas kelompok yang dierikan pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq dan inayahnya kepada kita semua. Shalawat beserta salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai hari kiamat.

Rasa terima kasih Kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu Kami, baik berupa saran, masukan dan dorongan dan terkhusus kepada dosen pembimbing Khairul Halim, MA sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, walaupun masih dalam bentuk sederhana.

(4)

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

A. Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara Rebublik Indonesia ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, sebagai dasar negara, maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan

berpemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada pancasila.

Pancasila dapat diartikan secara etimologis dan secara termonomologis. Secara etimologis kata pancasila berasal dari bahasa sangsakerta yang mempunyai arti “panca” artinya “lima” dan “sila” artinya “alas/dasar” (Moh Yamin).

Perkataan pancasila mula-mula digunakan di dalam masyarakat india yang beragama budha, yang mengartikan lima aturan yang harus ditaati penganutnya. Sisa pengaruh pengertian pancasila menurut pengamat budha itu masih di kenal di masyarakat jawa, dengan di kenal 5 M, yaitu dilarang: Mateni (membunuh), Maling, Madon (berjina), Mabuk dan Main (berjudi).

Secara termologis istilah Pancasila artinya lima dasar atau lima alas, untuk nama dasar negara kita RI, istilah ini mulai di usulkan oleh Bung Karno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 juni 1945 sebagai dasar negara RI dan baru disahkan pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.1

Pengertian Pancasila

Pengertian Pancasila dilihat dari fungsinya: a. Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah negara (philosoficche Gronslag), ideologi negara atau (Staatsidee). Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan kata lain pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensinya seluruh pelaksana dan penyelenggara negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dijabarkan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka

pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia berserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta pemerintahan negara.

(5)

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asa kerokhanian yang meliputi suatu kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai

hukumdasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau convensi. Sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.

Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang pada akhirnya dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945, serta hukum positif lainnya. b. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata

kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya. Sebagai makhluk individu dan makhluk sosial manusia tidaklah mungkin memenuhi segala kebutuhannya sendiri, oleh karena itu untuk

mengembangkan potensi kemanusiaannya, ia senantiasa memerlukan orang lain. Dengan demikian dalam kehidupan bersama, cita-cita yang ingin dicapai bersumber pada pandangan hidupnya.

Dalam pengertian inilah maka proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa dan selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup negara. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai idiologi bangsa (nasional), dan pandangan hidup negara dapat disebut sebagai idiologi negara.

Pandangan hidup masyarakat dan pandangan hidup bangsa memiliki hubungan yang bersifat timbal balik. Pandangan hidup bangsa diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup masyarakat serta tercermin dalam sikap hidup pribadi warganya. Dengan demikian, dalam negara Pancasila pandangan hidup masyarakat tercermin dalam kehidupan negara yaitu pemerintahan. Terikat oleh kewajiban konstitusional, yaitu kewajiban pemerintah dan penyelenggaraan negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur (Darmodihardjo, 1996).

c. Sebagai Dasar Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

(6)

diangkat dari pandangan hidup masyarakat sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kuasa materialis (asal bahan) Pancasila.

2.2. PANCASILA DAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Seperti yang kita ketahui, setiap suatu bangsa mempunyai sejarah perjuangan dari para orang-orang terdahulu yang dinama terdapat banyak nilai-nilai nasionalis, patriolis dan lain sebagainya yang pada saat itu menempel erat pada setiap jiwa warga negaranya. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang makin pesat, nilai-nilai tersebut makin lama makin hilang dari diri seseorang di dalam suatu bangsa, oleh karena itu perlu adanya pembelajaran untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut agar terus menyatu dalam setiap warga negara agar setip warga negara tahu hak dan kewajiban dalam menjalankan kehidupan berbangasa dan bernegara.

Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajinan suatu warga negara agar setiap hal yang di kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang di harapkan. Karena di nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan sejak usia dini di setiap jejang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga pada perguruan tinggi agar menghasikan penerus –penerus bangsa yang berompeten dan siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara.2

TUJUAN

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai imu pengetahuaan dan teknologi serta seni.

Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.

Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai perilaku yang:

2.3. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA INDONESIA

Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Pancasila adalah dasar Negara Indonesia yang digunakan untuk pedoman bangsa Indonesia dalam berperilaku dan bercita –cita. Pancasila tersebut dicetuskan agar supaya bangsa Indonesia memiliki fondasi yang kuat untuk berdiri hingga saat ini dan tidak lagi dijajah oleh bangsa lain.

(7)

Ada beberapa macam fungsi pancasila yang dari dulu hingga sekarang dianut oleh bangsa Indonesia. Fungsi – fungsi tersebut ada 10. Tiga diantaranya adalah pancasila sebagai dasar Negara, pancasila sebagai ideologi Negara, dan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.

Mengapa pancasila dijadikan sebagai dasar Negara? Negara tanpa dasar,

bagaikan rumah tanpa fondasi. Maksudnya adalah ketika Negara tidak mempunyai dasar mengapa Negara itu terbentuk, maka akan mudah runtuh atau dijajah oleh bangsa lain. Dasar Negara merupakan kaki untuk berpijak, dimana kaki tersebut harus kuat dan kokoh. Pancasila mempunyai peran penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Pancasila adalah dasar Negara yang menjadi sebuah sumber dari segala sumber hukum yang yang mengatur seluruh pemerintahan, wilayah dan masyarakat Indonesia. Pancasila terlibat secara langsung dalam hukun Indonesia, yang terikat dengan formal oleh struktur kekuasaan dan cita – cita hukum yang menjadi seluruh dasar Negara Indonesia.

2.4. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak

terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.

Definisi Sistem :

Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling

bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh

Definisi Filsafat :

Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta) atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran

(8)

Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah :

Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari.

Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi.

Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas.

2.5. KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANG UNDANGAN INDONESIA

A. Pengetian Konstitusi

Konstitusi berasal dari bahasa Perancis “constituer” yang akan berarti membentuk. Maksud dari istilah tersebut ialah pembentukan, penyusunan, atau pernyataan akan suatu Negara. Dalam bahasa latin, ”konstitusi” merupakan gabungan dua kata, yakni cume berarti ”bersama dengan…” dan statuere berarti ”membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu”.

Istilah konstitusi (constitution) dalam bahasa Inggris, memiliki makna yang lebih luas dari pada Undang-Undang Dasar, yakni konstitusi adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Konstitusi menurut Miriam Budiardjo adalah suatu piagam yang menyatakan cita-cita bangsa dan merupakan dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa. Sedangkan

Undang- Undang dasar merupakan bagian tertulis dalam konstitusi.

1. Konstitusi dalam arti material (yaitu perhatian terhadap isinya yang terdiri atas pokok yang sangat penting dari struktur dan organisasi Negara).

2. Konstitusi dalam arti formil (yaitu perhatian terhadap prosedur,

pembentukannya yang harus istimewa dibandingkan dengan pembentukan perundang-undangan lainnya).

3. Konstitusi dalam arti tertulis (yaitu konstitusi yang dinaskahkan tertentu guna memudahkan pihak-pihak mengetahuinya).

(9)

Abdul Wahhab Kallaf menerangkan, bahwa prinsip yang ditegakkan dalam perumusan undang-undang dasar adalah jaminan atas hak-hak asasi manusia setiap anggota masyarakat dan persamaan kedudukan semua orang di mata hokum, tanpa membedakan stratifikasi sosial, kekayaan, pendidikan dan Agama.

Ada beberapa pendapat yang membedakan antara konstitusi dengan undang-undang dasar. Seperti Herman Heler berpandangan bahwa konstitusi lebih luas dari pada undang-undang dasar. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis melainkan juga bersifat sosiologis dan politis.

F.Laselle membagi pengerian konstitusi menjadi dua, yakni:

1. Sosiologis dan Politis, Secara sosioologis dan politis konstitusi adalah sintesa faktor-faktor kekuatan yang nyata dalam masyarakat (hubungan antara kekuasaan-kekuasaan dalam suatu Negara), seperti: raja, parlemen, kabinet, dan partai politik.

2. Yuridis. Secara yuridis konstitusi adalah suatu naskah yang membuat semua bangunan Negara dan sendi-sendi pemerintah.

Dari beberapa pengertian di atas, konstitusi dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan batasan-batasan kekuasaan kepada

para penguasa.

2. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu system politik.

3. Suatu desB. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Konstitusi 1. Tujuan Konstitusi

1. Membatasi tindakan sewenang-wenang perintah. 2. Menjamin hak-hak rakyat yang diperintah.

3. Menetapkan pelaksanaan pemerintah yang berdaulat. 2.Fungsi konstitusi

Fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk membentuk sitem politik dan system hukum Negara.

Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis yang dikemukakan oleh

A.A.HStruycken memuat tentang :

1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau.

2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa.

3. Pandangan tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu sekarang maupun untuk masa yang akan dating.

(10)

Undang-undang Dasar 1945 merupakan konstitusi bagi Negara Indonesia. Sebagai dasar hukum, UUD 1945 memegang peranan dalam mewujudkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

Pancasila merupakan hukum diatas segala hukum (staats fundamental norm). Artinya UUD 1945 sebagai dasar hukum, dalam pembuatannya tidak boleh

beretentangan dan harus mematuhi nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila, sebab UUD 1945 adalah hukum yang setingkat di bawah Pancasila (walaupun tidak tertera secara langsung dalam UU). Maka dari itu, dikenal lah sebuah asas yang berbunyi lex superior derogat legi inferior, artinya, hukum yang lebih tinggi menjadi acuan hukum yang lebih rendah.

UUD 1945 dalam proses pelaksanaannya tidak bersifat sattis/absolut. UUD 1945 dapat diamandemen sesuai dengan keadaan dan kebutuhan negara. Bahkan soal perubahan UUD ini sudah tertuang sendiri pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 37. Dalam perubahannya ini juga UUD 1945 harus tetap mematuhi asas lex superior derogat legi inferior. Sampai saat tulisan ini ditulis, UUD 1945 sudah mengalami 4 kali amandemen.

Setiap warga negara Indonesia beserta pemerintah wajib mematuhi apa yang sudah tertulis dalam UUD 1945. Sebab dengan cara ini, tujuan negara dalam

menyelenggarakan kepentingan umum tanpa menyingkirkan kepentingan pribadi dapat terlaksana dengan baik dan bijaksana.

2.7.NEGARA, WARGA NEGARA DAN SISTEM KEWARGANEGARAAN

Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu organisasi perkumpulan. Warga negara artinya warga atau anggota dari suatu negara. Jadi, warga negara secara sederhana diartikan sebagai anggota dari suatu negara[1].

Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen (bahasa Inggris) yang mempunyai arti sebagai berikut.

a. Warga negara,

b. Petunjuk dari sebuah kota,

c. Sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air, dan d. Bawahan atau kawula.

Menurut Hikam[2] (dalam Winarno, 2006), “Warga negara sebagai terjemahan dari citizen artinya adalah anggota dari suatu komunitas yang membentuk negara itu sendiri”. Sekarang ini istilah warga negara lazim digunakan untuk menunjukkan hubungan yang sederajat antara warga dengan negaranya.

(11)

halnya kita sebagai anggota sebuah organisasi, maka hubungan itu berwujud peranan, hak dan kewajiban secara timbal balik.

Rakyat lebih merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk pada orang-orang yang berada di bawah satu pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan itu.

Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu. Orang yang berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi penduduk dan nonpenduduk. Adapun penduduk negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga negara.

Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Istilah kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis dan Sosiologis

1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara warga negara dengan negara. Adanya ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu. Tanda dari adanya ikatan hukum, misalnya akta kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dan lain-lain.

2. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, keturunan, nasib, sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata lain, ikatan ini lahir dari penghayatan warga negara yang bersangkutan.

b. Kewarganegaraan dalam Arti Formil dan Materiil

1. Kewarganegaraan dalam arti formil menunjuk pada tempat kewarganegaraan. Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik.

2. Kewarganegaraan dalam arti materiil menunjuk pada akibat hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negaraan.

2.8.DEMOKRASI

Pengertian demokrasi asal katanya yaitu dari bahasa Yunani tepatnya kata demokratia yang artinya adalah kekuasaan rakyat. Demokratis sendiri terbagi atas dua kata yaitu Demos yang memiliki arti “rakyat” sedangkan Kratos berarti kekuasaan atau kekuatan.

Demokrasi meliputi keadaan ekonomi budaya serta sosial yang sekiranya Berlangsungnya praktek kebebasan politik baik dengan bebas maupun setara. Macam-macam demokrasi berdasarkan fokus perhatiannya

(12)

2. Demokrasi Material : Demokrasi yang berpusat pada bidang ekonomi tanpa pengurangan pada kesenjangan politik

3. Demokrasi gabungan demokrasi ini merupakan kombinasi dari demokrasi formal serta demokrasi material.

Macam-macam demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat

1. Demokrasi dengan langsung atau bahasa Inggrisnya direct democracy

merupakan demokrasi yang dengan langsung mengikutsertakan rakyat terkait penentuan dan pemilihan keputusan tertentu kepada negara. Contohnya adalah pemilihan umum atau pemilu

2. Demokrasi tak langsung atau bahasa Inggrisnya Indirect Democracy : Demokrasi yang tidak langsung memasukkan semua rakyat sebuah negara pada penentuan suatu keputusan. Misalnya keputusan tertentu yang diadakan dan ditetapkan oleh wakil-wakil rakyat misalnya DPRD DPD, DPR.

Adapun ciri-ciri sebuah negara yang menggunakan sistem demokrasi ialah sebagaimana berikut ini.

1. Setiap keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah sesuai dengan kehendak dan keperluan masing-masing rakyat atau seluruh rakyat.

2. Terdapat ciri konstitusional yaitu terkait kehendak kekuasaan maupun kepentingan rakyat yang disusun dan dicatat pada sebuah undang-undang negara.

3. Mempunyai ciri perwakilan yaitu Saat mengelola setiap kepentingan negara kedaulatan dan juga kekuasaan rakyat telah diwakili pada yang tadinya telah dipilih dan ditentukan dari rakyat itu sendiri

4. Setiap aktivitas politik dilaksanakan dalam memilih Pihak mana yang hendak diamanahi untuk menjalankan roda pemerintahan

Prinsip demokrasi

Pada umumnya prinsip sistem demokrasi di antaranya yaitu sebagaimana berikut ini.

1. Kebebasan disepakati diakui dan disetujui oleh masing-masing warga negara. 2. keikutsertaan setiap warga negara terkait pelaksanaan dan penentuan

keputusan politik.

3. Kesetaraan masing-masing warga negara

4. Masing-masing warga negara memiliki kesetaraan dan kesamaan terkait praktek politik.

Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi

(13)

1. Kesamaan hak menyebabkan masing-masing masyarakat boleh ikut ambil bagian terkait sistem politik.

2. Penerima kekuasaan ditentukan berdasarkan keinginan serta suara rakyat. 3. Menghindari adanya monopoli kekuasaan

Kekurangan atau Kelemahan demokrasi

1. Mudah goyahnya kepercayaan rakyat karena efek-efek yang bersifat negatif misalnya media yang tidak objektif atau subjektif terkait penyampaian informasi

2. Dinilai tidak adil terkait kesamaan hak sebab menurut para ahli masing-masing orang memiliki pemahaman politik yang tidak sama persis.

3. Fokus konsentrasi pemerintah yang masih menjabat menjadi berkurang, lantaran mendekati pemilihan umum selanjutnya.

2.9.HAK ASASI MANUSIA

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia sebagi anugerah tuhan yang maha esa.kesadaran akan hak asasi manusia didasaarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk tuhan memilki drajat dan martabat yang sama,maka setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asai manusia.jadi kesadaran akan adanya hak asai manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka adalah sama dan sederajat.

 Macam Hak Asasi Manusia berdasarkan pengertian HAM,ciri pokok dari hakikat HAM adalah :

a) HAM tidak perlu diberikan ,dibeli,ataupun diwarisi. b) HAM berlaku bagi semua orang.

c) HAM tidak boleh dilanggar

 HAM meliputi berbagai bidang,sebagai berikut. a. Hak asasi pribadi (personal rights)

b. Hak asasi politik (political rights)

c. Hak asasi ekonomi (property rights)

d. Hak asasi social dan kebudayaan (social and cultural rights)

e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan

f. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tatacara peradilan dan

perlindungan.3

2.10.KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DI INDONESIA

Pengertian Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan asal keturunan, bahasa, ideologi, budaya, dan

3 A. Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan (civil Education) Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi.

(14)

sejarah serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan berbangsa adalah manusia yang mempunyai landasan etika, bermoral, dan ber-akhlak mulia dalam bersikap

mewujudkan makna sosial dan adil. Negara adalah suatu wilayah yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh suatu

pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Sedangkan bernegara adalah manusia yang memiliki kepentingan sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah dan mempunyai cita-cita yang berlandaskan niat untuk bersatu dalam membangun rasa nasionalisme . Yang dimaksud dengan

“kesadaran berbangsa dan bernegara”, adalah sadar bahwasanya kita berada di tempat yang memiliki bahasa, ideologi, budaya, dan/atau sejarah yang sama dan mempunyai aturan-aturan baik dalam bidang politik, militer, ekonomi, sosial maupun budaya yang diatur oleh Negara. Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa itu sendiri.

2.11.MASYARAKAT MADANI

konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep “civil society”. Orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar

Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad. Masyarakat Madinah dianggap sebagai legitimasi historis ketidakbersalahan pembentukan civil society dalam masyarakat muslim modern.

Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang pertama kali menggunakan kata “societies civilis” dalam filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai negara (state). Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003: 278).

Antara Masyarakat Madani dan Civil Society sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk

menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik dari subtansi civil society lalu membandingkannya dengan tatanan masyarakat Madinah yang dijadikan pembenaran atas pembentukan civil society di masyarakat Muslim modern akan ditemukan persamaan sekaligus perbedaan di antara keduanya.

Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga civil society

(15)

masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah (A. Syafii Maarif, 2004: 84).

Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah: memiliki banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang beda-beda. Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, ia berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil, sebuah kontraposisi dari masyarakat militer. Menurut Blakeley dan Suggate (1997), masyarakat madani sering digunakan untuk menjelaskan “the sphere of voluntary activity which takes place outside of government and the market.” Merujuk pada Bahmueller.

2.12.WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONAL

Istilah wawasan berasal dari kata “wawas” yang berarti pandangan,

tinjauanatau penglihatan indrawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berartimemandang, meninjau atau melihat. Sedangkan wawasan berarti cara pandang, caratinjau atau cara melihat. Sedangkan istilah “nusantara” berasal dari kata “nusa” yang berarti pulau-pulau dan “antara” yang berarti diapit diantara dua hal. Istilah nusantaradipakai untuk melambangkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulauI n d o n e s i a y a n g t e r l e t a k d i a n t a r a s a m u d r a p a s i f i k d a n s a m u d r a I n d o n e s i a s e r t a diantara benua Asia dan benua Australia.

2.13.POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Pengertian Politik

Istilah Politik berasal dari bahasa Yunani Polis yang artinya negara (city state) yang terdiri atas adanya rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Adpun yang berpolitik disebut Politicos. Menurut Aristoteles manusia adalah Zoon Politicon, yakni makhluk politik.Dalam bahasa Indonesia, kata polotik atau Politics mengandung arti suatu keadaan yang dikehendaki, disertai cara dan alat yang digunakan untuk mencapainya.

Demikian bahwa pada umumnya dapat dikemikakan bahwa politik adalah berbagai kegiatan dalam suatu negara yang berkaitan dengan proses menentukan tujuan dan upaya-upaya dalam mewujudkan tujuan tersebut, pengambilan keputusan (decisionmaking) mnegenai seleksi dari beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritasnya.

Pengertian Strategi

Pengertian Strategi pada awalnya dikenal dikalangan militer yang diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seorang panglima, dan penggunaanya dalam peperangan. Pengertian strategi secara umum adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau cara untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

(16)

langkah sebelumnya, dan keseluruhan proses terjadi dalam suatu arah yang telah digariskan.

Politik Nasional dan Strategi Nasional

Politik nasional dengan memperhatikan pengertian politik seperti di atas, dapat dirumuskan sebagai asas, haluan usaha serta kebijaksanaan tindakan dari negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan penegendalian, serta penggunaan potensi nasional untuk mencapi tujuan nasional).

Strategi nasional adalah cara melaksankan politik nasonal dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional, yakni merupakan pelaksanaan dari kebijaksanaan nasional. Dengan melaksanakan politik nasional disusunlah strategi nasional, seperti jangka pendek, jangaka menengah dan jangka panjang.4

BAB 3

PENUTUP

(17)

D. KESIMPULAN

Seiring dengan berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, dan kemudian disebut sebagai era globalisasi, pengaktualisasian pengalaman-pengalaman Pancasila dan UUD 1945 dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia sangat penting. Ini demi kebaikan dan kemajuan bersama.

Globalisasi tidak bisa dihindari, yang bisa kita lakukan adalah menyesuaikannya dengan kehidupan yang bermoral dan beragama di Indonesia. Jika hanya menyesuaikan diri dengan era globalisasi tanpa menyaring dengan kebudayaan Pancasila, maka hanya akan sia-sia saja dan justru akan mengalami kemunduran. Kemunduran moral khususnya. E. SARAN

Menurut saya, masih banyak hal yang perlu diperbaiki demi menyambut era globalisasi. Bidang-bidang dasar seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya, serta hukum harus banyak perubahan mengarah kepada yang lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun malaikat merupakan makhluk-makhluk suci yang tidak mengenal dosa, tetapi mereka tidak wajar menjadi khalifah, karena yang bertugas menyangkut sesuatu harus

Election Broadcasting Debates Commission tingkat nasional yang ada pada National Election Commission terdiri atas 11 anggota sementara Election Broadcasting

Kandungan Oksigen dalam logam las sebagai fungsi dari BI Fluks.. Hubungan antara ketangguhan dengan kandungan

Secara umum masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah dengan menggunakan media konkrit dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I

Karena dikhawatirkan pada akhirnya justru dai yang menjadi pemecah persatuan umat atau bahkan mengajak umat Islam ke jalan yang sesat.. Naudzubillah

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM- Pengabdian kepada Masyarakat... Penghargaan dalam 10

Dari definisi di atas bahwa nilai- nilai sering digunakan secara sempit dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini dapat diketahui bahwa istilah nilai mempunyai pegertian

[r]