• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ILMU PERTANIAN DENGAN BERBAGAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN ILMU PERTANIAN DENGAN BERBAGAI"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN ILMU PERTANIAN DENGAN

BERBAGAI TEKNIK BUDIDAYA DI KEBUN

AKADEMIK FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

LAPORAN LENGKAP

IBNU HAYYAN AL KIMYA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

ii

PENERAPAN ILMU PERTANIAN DENGAN

BERBAGAI TEKNIK BUDIDAYA DI KEBUN

AKADEMIK FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

LAPORAN LENGKAP

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Nilai Praktikum Pada Fakultas Pertanian Univertsitas Tadulako

IBNU HAYYAN AL KIMYA

E 281 17 172

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Penerapan Ilmu Pertanian Dengan Berbagai Teknik Budidaya Di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Nama : Ibnu Hayyan Al Kimya

Stambuk : E 281 17 172

Kelas : J

Palu, Desember 2017

Menyutujui,

Koordinator Asisten Bidang AsistenPenanggung jawab

Analisis Sumber Daya

Samsu, SP Made Yusriani

E 281 13 075

Disahkan oleh :

a.n Dosen Penangung Jawab Praktikum Koordinator Umum Praktikum Integrasi

Semester Ganjil Tahun 2017-2018

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyataan bahwa :

1. Karya ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembibing.

2. Dalam karya ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulus dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku dipeguruan tinggi ini.

Palu, Desember 2017

Yang membuat pernyataan,

(5)

v

RINGKASAN

Ibnu Hayyan Al Kimya (E 281 17 1720. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) Terhadap Penerapan Ilmu Pertanian Dengan Berbagai Teknik Budidaya

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat

dan hidayah-Nya,sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Lengkap

dengan judul " Penerapan Ilmu Pertanian Dengan Berbagai Teknik Budidaya

DI Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako” dengan baik.

Laporan Lengkap ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Nilai

dari mata kuliah Ilmu Pertanian di Fakultas Universitas Tadulako.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapa terima kasih yang

sebesar–besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian

Laporan Lengkap ini, terutama kepada yang terhormat :

1. Andi Aghir A. Lanyala Sebagai Koordinator Utama Praktikum Integrasi

Semeter Ganjil tahun 2017-2018

2. Samsu SP Sebagai Koordinator Asisten Bidang Analisi Sumber Daya

3. Made Yusriani Sebagai Asisten Penanggung Jawab

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan Laporan

Lengkap ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan.

olehnya itu dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima kritikan dan saran

yang sifatnya membangun. Semoga Laporan Lengkap ini dapat memberikan

manfaat kepada pembacanya. Amin

Palu, Desember 2017

(7)

vii

2.2.1. Klasifikasi dan Botani Tanaman Sorgum... 5

(8)

viii

4.1.1 Tinggi Tanaman ………... 15

4.1.2 Jumlah Daun ……….. 16

4.1.3 Diameter Batang... 18

V. KESIMPULAN DAN SARAN ………... 20

5.1 Kesimpulan………. 20

5.2 Saran………... 20

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

ix

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Hasil pengamatan Perameter Tinggi Tanaman Sorgum... 15

2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Pada Tanaman Sorgum... 17

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Gambar Tanaman Sorgum Minggu kelima... 23

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Dokumentasi Praktikum... 23

(12)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) adalah tanaman serbaguna yang

dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri.

Nama sorgum berbeda disetiap negara, antara lain great millet dan guinea coradi

di Afrika Barat, kafir corn di Afrika Utara, milo sorgo di Amerika Serikat,

kaoliang di Cina, durra di Sudan, chotam di India, cantel di Jawa, dan gandrum di

Sunda (Sirappa, 2006)

Banyaknya daerah marginal dan kering di Indonesia adalah salah satu

potensi tanaman serealia ini untuk dibudidayakan dan dikembangkan. Keunggulan

sorgum terletak pada daya adaptasinya yang luas, toleran terhadap kekeringan,

produktivitas tinggi, dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibandingkan

dengan tanaman pangan lainnya (Yulita dan Risda, 2006).

Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar akan tanaman sorgum

tetapi masyarakat belum menyadari bahwa tanaman sorgum mempunyai banyak

manfaat sebagai bahan makanan terutama dalam proses pembuatan aneka kue

basah dan kuekering serta makanan tradisional lainnya, selama ini sorgum di

indonesia hanya dimanfaatkan untuk makanan ternak sehingga nilai ekonomisnya

rendah (Yulita dan Risda, 2006).

Sorgum mempunyai potensi cukup besar sebagai bahan pangan

pensubstitusi terigunamun pemanfaatannya belum berkembang karena belum

(13)

2

baik untuk kesehatan manusia seperti unru unsur yang terkandung yaitu

karbohidrat 73 g, lemak 3,3 mg, fosfor 287 mg, kalsium 28 mg, zat besi 0,38 mg,

protein 11 g dan vitamin B1 4,4 mg (Narsih, 2008)

Sorgum mempunyai potensi penting sebagai sumber karbohidrat bahan

pangan,pakan,dan komoditi ekspor. Namun potensi tersebut belum dapat

dimanfaatkan sepenuhnya karena adanya berbagai hambatan baik dari segi

pemahaman akan manfaat sorgum maupun dari segi penerapan teknologi

pembudidayaannya. Keadaan tersebut tercermin dari rendahnya produksi sorgum

di Indonesia secara nasional bila dibandingkan dengan produksi dari beberapa

negara di Asia tenggara, Di Irian Jaya, sorgum bahkan ditanam di beberapa daerah

dengan cara bercocok tanaman yang masih tradisional (Sudaryono, 2006).

Areal yang berpotensi untuk pengembangan sorghum di Indonesia sangat

luas, meliputi daerah beriklim kering atau musim hujannya pendek serta tanahnya

kurang subur. Daerah penghasil sorgum dengan pola pengusahaan tradisional

adalah Jawa Tengah, Daerah IstimewaJogjakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara

Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dilahan tegal dan sawah tadah hujan, sorgum

ditanam sebagai tanaman sisipan atau tumpang sari dengan padigogo, kacang

tanah atau tembakau, sehingga luas tanaman sorgum yang sesungguhnya agak

(14)

3 1.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui syarat Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sorgum,

mengetahui metode pemberian pupuk yang lebih baik terhadap tanaman sorgum,

dan jarak tanam yang baik terhadap pertumbuhan sorgum.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam menunjang

pengembangan pertanian, khusunya dalam teknologi Pertumbuhan dan Produksi

(15)

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Khairunnisa dan Ratna Rosanty Lahay (2015). meneliti Pemberian Mulsa

dan Berbagai Metode Olah Tanah yang diaplikasikan pada tanaman sorgum.

Khairunnisa dan Ratna Rosanty Lahay menemukan perlakuan pengolahan tanah

berpengaruh meningkatkan diameter batang umur 8 dan 9 MST. Perlakuan

pemberian mulsa tidak berpengaruh meningkatkan pertumbuhan dan produksi

sorgum. Interaksi kedua perlakuan menunjukkan berpengaruh meningkatkan

tinggi tanaman pada umur 3 dan 5 MST, jumlah daun pada umur 6, 8, 9 dan 10

MST, dan diameter batang pada umur 5 MST serta tidak berpengaruh

meningkatkan pada parameter lainnya.

Achmad Fanindi (2005). meneliti pertumbuhan dan produktivitas

tanaman sorghum bicolor (l) moench dan sorghum sudanense yang

mendapatkan kombinasi pemupukan n, p, k dan ca. achmad fanindi. (2005)

Menemukan pemupukan NPKCa menunjukkan hasil yang lebih baik jika

dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemupukan, kombinasi pupuk berpengaruh

terhadap parameter tinggi tanaman umur 4 minggu, bobot segar dan kering daun,

produksi hijauan dan biji. Kombinasi pupuk yang dianjurkan untuk Sorgum

sudanense dan bicolor pada tanah Ciawi adalah N 200 -300 kg/ha, P 100-200

kg/ha, K 100–300 g/ha dan penambahan kapur (Ca) sebanyak 5 ton/ha.Jenis

(16)

5

produksi hijauan, inisiasi bunga dan produksi biji. Secara umum diasumsikan

bahwa pengaruh pemupukan terhadap 2 jenis sorgum tampak berbeda, baik untuk

pertumbuhan maupun produksi biomassa hijauan dan produksi biji.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Klasifikasi dan Botani Tanaman Sorgum

Sorgum mempunyai nama umum yang beragam, yaitu sorghumdi Amerika

Serikat dan Australia, durradi Afrika, jowardi India,bachanta di Ethiopia (FAO,

2007), dan cantel di Jawa (House, 2006). Dalam sistem taksonomi tumbuhan,

sorgum termasuk Divisi Angiospermae yaitu jenis tumbuhan dengan biji tertutup;

Kelas Monocotyledoneae yaitu jenis tumbuhan yang mempunyai biji berkeping

satu dengan Sub-kelas Liliopsida; Ordo Poales yang dicirikan melalui bentuk

tanaman terna dengan siklus hidup bersifat annual atau semusim; Famili Poaceae

atau Gramineae yaitu tumbuhan jenis rumput rumputan dengan karakteristik

batang berbentuk silinder dengan buku-buku yang jelas dan Genus

Sorghum(Tjitrosoepomo, 2007).

Tanaman sorgum setidaknya memiliki 30 spesies, namun yang sangat

umum dibudidayakan meliputi tiga spesies, yaitu Sorghum helepense (L.) Pers.

Sorghum propinquum (Kunth) Hitchc., dan Sorghum bicolor (L.) Moench. Dari

ketiga spesies tersebut yang sangat populer dan menjadi tanaman komersial di

dunia adalah S. Bicolor (L.) Moench. Penyebaran spesies ini meliputi seluruh

dunia yang dikembangkan sebagai tanaman pangan, pakan ternak, dan bahan baku

(17)

6

Sebagai tanaman yang termasuk kelas monokotiledone, sorgum

mempunyai sistem perakaran serabut. Akar primer tumbuh pada saat proses

perkecambahan berlangsung dan seiring dengan proses pertumbuhan tanaman

muncul akar sekunder pada ruas pertama. Akar sekunder kemudian berkembang

secara ekstensif yang diikuti matinya akar primer. Pada tahap selanjutnya, akar

sekunder inilah yang kemudian berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara serta

memperkokoh tegaknya batang. Keunggulan sistem perakaran pada tanaman

sorgum yaitu sanggup menopang pertumbuhan dan perkembangan tanaman ratun

(ratoon) hingga dua atau tiga kali lebih dengan akar yang sama (House, 2009).

Tanaman sorgum mempunyai batang yang merupakan rangkain berseri

dari ruas (internodes) dan buku (nodes). Bentuk batangnya silinder dengan ukuran

diameter batang pada bagian pangkal antara 0,5-5,0 cm. Tinggi batang tanaman

sorgum bervariasi yaitu antara 0,5-4,0 m tergantung pada varietas. Tinggi batang

sorgum manis yang dikembangkan di China dapat mencapai 5 m, dan struktur

tanaman yang tinggi sangat ideal dikembangkan untuk pakan ternak dan penghasil

gula (FAO, 2002). Pada beberapa varietas sorgum batangnya dapat menghasilkan

tunas baru membentuk percabanganatau anakan dan dapat tumbuh menjadi

individu baru selain batang utama (House, 2009).

Sorgum mempunyai daun berbentuk seperti pita sebagaimana jagung atau

padi dengan struktur daun terdiri atas helai daun dan tangkaidaun. Posisi daun

terdistribusi secara berlawanan sepanjang batang dengan pangkal daun menempel

pada nodes. Daun sorgum rata-rata panjangnya satu meter dengan penyimpangan

(18)

7

Sorgum termasuk tanaman menyerbuk sendiri (self pollination), dimana

pada setiap malai terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah.

Proses penyerbukan dan fertilisasi terjadi apabila glume atau sekam dari masing

masing bunga membuka. Karena proses membukanya glume antara bunga jantan

dan bunga betina tidak selalu bersamaan, maka pollen dapat viable untuk jangka

waktu 10-15 hari (House, 2009).

2.2.2. Syarat Tumbuh

Tanaman sorgum dapat berproduksi walaupun dibudidayakan dilahan

kurang subur, air yang terbatas dan masukkan (input) yang rendah, bahkan

dilahan yang berpasirpun sorgum dapat dibudidayakan. Namun apabila ditanam

pada daerah yang berketinggian diatas 500 m dpl tanaman sorgum akan terhambat

pertumbuhannya dan memiliki umur yang panjang (Departemen Pertanian, 2011).

Suhu optimum untuk pertumbuhan sorgum berkisar antara 23° C – 30 ° C dengan

kelembaban relatif 20 – 40 %. Pada daerah-daerah dengan ketinggian 800 m dan

permukaan laut dimana suhunya kurang dari 20 ° C, pertumbuhan tanaman akan

terhambat. Selama pertumbuhan tanaman, curah hujan yang diperlukan adalah

berkisar antara 375 – 425 mm (Pustaka Departemen Pertanian, 2011). Curah

hujan yang dibutuhkan tanaman ini adalah 600 mm/tahun. Tanaman sorgum akan

tumbuh baik pada ketinggian 1– 500 m diatas permukaan laut Indonesia. Tanaman

ini akan memperlama umur panen ketika ditanam diatas 500 m diatas permukaan

(19)

8 2.2.3. Pupuk dan Pemupukan

Pupuk adalah Bahan atau Unsur-unsur dalam bentuk senyawa Kimia

Organik maupun anorganik yang berguna untuk tanah & nutrisi tanaman.

sedangkan pemupukan adalah Pengaplikasian bahan/unsur-unsur kimia organik

maupun anorganik yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah dan

mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah serta bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produktifitas

tanaman (Jabri 2007).

Pemupukan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengatasi

kekurangan hara, terutama nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang

merupakan unsur-unsur hara makro yang berperan penting dalam pertumbuhan

tanaman. Ketersediaan N, P, dan K di dalam tanah adalah faktor yang paling

membatasi untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil maksimum dari tanaman

yang dibudidayakan (Munawar 2011). Menurut Susila et al. (2010) re-komendasi

pemupukan harus berdasarkan pada uji tanah dengan beberapa tahap diantaranya

uji korelasi dan kalibrasi. Di Indonesia, pelaksanaan uji tanah dengan single

nutrient soil analysis sudah berlangsung sejak tahun 1970, tetapi karena

keterbatasan dana, belum ada rekomendasi pemupukan spesifik lokasi

(20)

9 2.2.4. Kerapatan Tanaman

Kerapatan tanaman mempunyai hubungan erat dengan hasil tanaman.

Kerapatan tanaman dapat diartikan sebagai jumlah tanaman yang terdapat dalam

satuan luas lahan. Peningkatan kerapatan tanaman mempunyai arti meningkatkan

jumlah tanaman. Bila jumlah tanaman meningkat dan diikuti dengan luas daun

serta ILDnya yang meningkat sehingga akan meningkatkan berat kering total

tanaman (Gardner et al., 2011).

Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam usaha

meningkatkan hasil panen. Pada populasi optimal, kompetisi antar tanaman masih

terjadi sehingga pertumbuhan dan hasil per individu menjadi berkurang, namun

karena jumlah tanaman per hektar bertambah dengan meningkatnya populasi,

maka hasil panen per hektar masih dapat meningkat. Jika jarak tanaman terlalu

rapat atau populasi terlalu tinggi, kompetisi antar individu juga diikuti dengan

penurunan hasil panen per hektar. Selanjutnya jika jarak tanaman terlalu renggang

banyak ruang kosong diantara tajuk tanaman. Oleh 15 karena itu spesies tanaman

daun yang efisien cenderung menginvestasikan sebagian besar awal pertumbuhan

mereka dalam bentuk penambahan luas daun, yang berakibat pada pemanfaatan

radiasi matahari yang efisien (Gardner et al., 2012).

2.2.5. Varietas

Varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies

yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah,

(21)

10

membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat

yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan ( Menurut

Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan

Varietas Tanaman).

Tingkat hasil suatu tanaman ditentukan oleh interaksi faktor genetis

varietas unggul dengan lingkungan tumbuhnya seperti kesuburan tanah,

ketersediaan air, dan pengelolaan tanaman. Tingkat hasil varietas unggul yang

tercantum dalam deskripsi umumnya berupa angka rata-rata dari hasil yang

terendah dan tertinggi pada beberapa lokasi dan musim. Potensi hasil varietas

unggul dapat saja lebih tinggi atau lebih rendah pada lokasi tertentu dengan

penggunaan masukan dan pengelolaan tertentu pula. Biasanya untuk mendapatkan

hasil yang lebih tinggi dari penggunaan varietas unggul diperlukan pengelolaan

yang lebih intensif dan perhatian serius serta kondisi lahan yang optimal. Agar

memperoleh hasil yang optimal di atas rata-rata dalam deskripsi maka perolehan

varietas unggul harus 16 sesuai 6 tepat (tepat varietas, jumlah, mutu, waktu,

lokasi, dan tepat harga) (Gani, 2012).

Berdasarkan bentuk malai dan tipe spikelet, sorgum diklasifikasikan ke

dalam 5 ras yaitu ras Bicolor, Guenia, Caudatum, Kafir, dan Durra. Ras Durra

yang umumnya berbiji putih merupakan tipe paling banyak dibudidayakan

sebagai sorgum biji (grain sorgum) dan digunakan sebagai sumber bahan pangan.

Diantara ras Durra terdapat varietas yang memiliki batang dengan kadar gula

tinggi disebut sebagai sorgum manis (sweet sorghum). Sedangkan ras-ras lain

(22)

11

sorgum telah berhasil memperoleh varietas dengan kandungan gula yang tinggi

(sweet sorghum) sehingga dapat menggantikan tanaman tebu sebagai penghasil

bahan pemanis. Sorgum manis tersebut telah berhasil dibudidayakan di China

sebagai bahan pembuat biofuel (Kusuma et al., 2008).

2.2.5.

Kandungan Gizi Sorgum

Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang sangat penting untuk

memenuhi kebutuhan karbohidrat dan telah dimanfaatkan sebagai sumber pangan

pokok ke-5 di dunia setelah gandum, padi, jagung, dan barley (FAO,2005).Biji

sorgum mengandung gizi yang tidak lebih rendahdari kandungan tanaman serealia

lainnya.Sorgum mengandung karbohidrat 83 %, protein 11 %, lemak 3,3 %,

(23)

12

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan dari bulan September sampai Desember 2017

yang dilaksanakan setiap hari sabtu pukul 04.00 WITA sampai selesai di Kebun

Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, meter, ember,

cangkul, sekop, dan kamera. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

tanah, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCL, benih sorgum, dan air,

3.3. Pelaksanaan Penelitian

3.3.1. Persiapan Media Tanaman

Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, kemudian

dicangkul atau dibajak 2 kali kemudian digaru dan tanah dibuat tinggi. Setelah

dibuat tinggi, dibuat saluran drainase di sekeliling petak. Ukuran petakan dengan

ukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter.

Pengolahan tanah ini bertujuan antara lain untuk memperbaiki struktur

tanah, memperbesar persediaan air, mempercepat pelapukan, meratakan tanah dan

(24)

13 3.3.2. Persemaian

Sebelum disemai dilakukan seleksi benih dengan cara benih dipisahkan.

benih yang masih layak memiliki ciri-ciri kondisi benih belum berlubang. Benih

sorgum yang berlobang adalah benih yang rusak.

3.3.3. Penanaman

Penanaman benih dilakukan dengan cara transplanting atau dengan

membenamkan bibit ke dalam lubang tanam sebanyak 3 buah bibit di setiap

lubang yang telah dibuat pada petakan dengan jarak tanam antar tanaman 60 x 40

cm.

3.3.4. Pemupukan

Pupuk yang digunakan pada praktikum yaitu urea, SP 36 dan KCl dengan

dosis masing-masing . Masing-masing pupuk diberikan 2 kali, pemupukan

pertama dilakukan pada minggu 3 sampai 4 setelah penanaman. Pupuk diberikan

dalam larikan diantara baris tanaman, kemudian ditutup kembali dengan tanah. .

3.3.5. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman sorgum meliputi penyiraman tanaman setiap hari,

pengendalian hama penyakit, pembubunan, dan penyiangan. Penyiangan

dilakukan dengan menghilangkan tumbuhan penganggu. Pengendalian hama dan

penyakit dilakukan dengan memberikan pestisida nabati untuk membasmi hama

serangga, pembubunan dilakukan dengan cara menggemburkan tanah di sekitar

(25)

14 3.3.6. Panen

Tanaman sorgum sudah dapat di panen pada umur 3- 4 bulan tergantung

varietas. Penentuan saat panen sorgum dapat dilakukan dengan berpedoman pada

umur setelah biji terbentuk atau dengan melihat ciriciri visual biji. Pemanenan

juga dapat dilakukan setelah terlihat adanya ciri-ciri seperti daun-daun berwarna

kuning dan mengering, biji-biji bernas dan keras serta berkadar tepung maksimal.

Pemanenan dilakukan pada keadaan cuaca cerah atau terang. pemotongan

dilakukan pada pangkal tangkai atau malai buah sorgum dengan panjang sekitar

15 sampai 25 cm. Untuk meningkatkan produksi sorgum dapat dilakukan

budidaya lanjutan dengan cara ratun yaitu pemangkasan batang tanaman pada

musim panen pertama yang dilanjutkan dengan pemeliharaan tunas-tunas baru

pada periode kedua.

3.4. Variabel Pengamatan

3.4.1. Komponen Tumbuh

1. Tinggi tanaman, tanaman dilakukan pengukuran sejak tanaman berumur

minggu pertama hingga minggu ke lima setelah penanaman. Pengukuran

tanaman dimulai dari permukaan tanah hingga ujung daun terpanjang tanaman.

2. Jumlah daun, dihitung banyaknya jumlah daun yang baru tumbuh setiap

minggunya sejak penanaman pertama.

3. Diameter batang, pengukuran diamter dilakukan bersamaan dengan

(26)

15

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Komponen tumbuh

4.1.1 Tinggi Tanaman

Dari hasil pengamatan dalam mata kuliah praktikum ilmu pertanian yang telah

dilakukan selama 5 minggu pengamatan, didapatkan data mengenai parameter

pengamatan yaitu tinggi tanaman. Data tersebut disusun dalam tabel .

Tabel 1. Perameter Pertumbuhan Tinggi Tanaman (cm) Sorgum

Parameter pertumbuhan tinggi tanaman Sorgum

minggu setelah ditanam, dan saat itu baru pertama melakukan penelitian tanaman

sorgum. Pada penelitian minggu pertama, berdasarkan rata-rata tinggi tanaman dari

umur 29 hari setelah ditanam (HST), memiliki tinggi rata-rata 61,5 cm. Pada minggu

kedua tinggi rata-rata tanaman jagung yang berumur 37 hari setelah ditanam (HST),

Memiliki tinggi rata-rata 119,6 cm. Pada minggu ketiga tinggi rata-rata tanaman

(27)

16

. Pada minggu keempat tinggi rata-rata tanaman sorgum yang berumur 51 hari setelah

ditanam (HST), Memiliki tinggi rata-rata 175 cm. Dan Pada minggu kelima tinggi

rata-rata tanaman sorgum yang berumur 58 hari setelah ditanam (HST), Memiliki

tinggi rata-rata 207,1 cm

Dapat dilihat tinggi tanam sorgum selama 58 hari setelah ditanam (HST)

memiliki tinggi rata-rata 148-235 cm, yang meyatakan sorgum yang di teliti terlihat

subur selama masa peraktikum berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian tanaman

berkode S1 lebih lambat tumbuh dari pada tanaman berkode lain.

Tinggi tanaman merupakan salah satu karakter agronomis yang dapat

menunjukkan laju pertumbuhan tanaman, dalam pemuliaan tanaman sorgum manis

peubah tinggi tanaman menjadi penting untuk diperbaiki karena salah satu

pemanfaatan sorgum manis adalah sebagai penghasil bioetanol yang dapat dihasilkan

dari nira yang terkandung di dalam batang sorgum manis sehingga selain diameter

batang, tinggi tanaman menjadi faktor penentu dari produksi nira yang dihasilkan

oleh tanaman sorgum manis (Sungkono, 2009).

4.1.2 Jumlah Daun

Hasil pengamatan jumlah daun tanaman jagung manis menunjukan bahwa

perlakukan yang diberikan pada tiap tanaman memiliki jumlah daun berbeda-beda

(28)

17

Tabel 2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Pada Tanaman Sorgum. Jumlah daun pada tanaman Sorgum

Dari data yang di dapatkan rata-rata jumlah daun pada tanaman sorgum pada

minggu pertama setelah ditanam atau awal penelitin, memiliki jumlah rata-rata daun

7-10 helai. Pada minggu kedua pengamatan jumlah daun, data rata-rata daun

berjumlah 8-12 helai. Pada minggu ketiga pengamatan jumlah daun, data rata-rata

daun berjumlah 8-12 helai. Pada minggu keempat pengamatan jumlah daun, data

rata-rata daun berjumlah 11-14 helai. Pada minggu terakhir pengamatan jumlah daun

tanaman jagung, data rata-rata daun berjumlah 12-16 helai. Dapat dilihat bahwa

tanaman sorgum menunjukan bahwa pada minggu kedua dan minggu ketiga tidak

terjadi penambahan jumlah daun yang signifikan. Sedankan pada umur umur 58 HST

atau minggu kelima penelitian sorgum berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah

daun tanaman. Karena pertumbuhan sorgum berpengaru saat pemberian pupuk.

jumlah daun merupakan bagian tanaman yang penting untuk diamati pada

pertumbuhan vegetatif karena sebagian besar kegiatan fotosintesis terjadi di daun.

Perhitungan jumlah daun dilakukan hanya pada daun yang masih berwarna hijau dan

(29)

18 4.1.3 Diameter Batang

Diameter batang didefinisikan sebagai panjang garis antara dua buah titik

pada lingkaran disekeliling batang yang melalui titik pusat (sumbu) batang. Diameter

batang adalah dimensi tanaman yang paling mudah diukur terutama pada bagian

bawah. Diameter batang diukur pada bagian bewah tanaman menggunakan janka

sorong. Berdasarkan hasil sidik ragam 55% (lampiran 3B) menunjukkan bawah

pengaruh perlakuan tidak berbeda nyata kepada parameter diameter batang. Hasil

diameter batang dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Diameter Batang (cm) Tanaman Sorgum.

Diameter batang pada tanaman sorgum

Data rata-rata pengamatan diameter batang pada tanaman jagung manis pada

minggu pertama setelah tanam, pada umur 29 hari diameter batang rata-rata 1,43-2,50

cm. Pada minggu kedua penelitian setelah tanam, pada umur 36 hari diameter batang

dengan rata-rata 2,03-2,80 cm. Pada minggu ketiga penelitian setelah tanam, pada

(30)

19

penelitian setelah tanam, pada umur 51 hari diameter batang meningkat dengan

rata-rata 2,70-3,90 cm. Pada minggu kelima penelitian tanaman jagung yang diamati

diameter batang jagung manis mengecil, dengan diameter rata-rata 2,90-4,12 cm.

Diameter batang tanaman sorgum manis merupakan salah satu peubah yang

digunakan untuk mengamati laju pertumbuhan vegetatif galur-galur sorgum manis.

Tanaman sorgum manis yang tinggi akan lebih tahan rebah apabila memiliki diameter

batang tanaman yang besar karena diharapkan dapat menopang tanaman dengan baik

sehingga tidak terjadi kekurangan potensi hasil akibat kerebahan tanaman. Peubah

diameter batang menjadi salah satu parameter penting dalam penelitian ini karena

diameter batang merupakan salah satu sifat tanaman yang diharapkan menjadi lebih

(31)

20

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

ekspor Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang cukup

potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daya adaptasi

lingkungan yang cukup luas. Biji sorgum dapat diolah menjadi berbagai jenis

makanan, sebagai bahan pakan ternak, dan sebagai bahan baku industri. Sorgum

mempunyai potensi penting sebagai sumber karbohidrat bahan pangan,pakan,dan

komoditi ekspor. Namun potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya

karena adanya berbagai hambatan baik dari segi pemahaman akan manfaat

sorgum maupun dari segi penerapan teknologi pembudidayaannya.Biji sorgum

mempunyai nilai gizi setara dengan jagung, namun kandungan taninnya tinggi dan

biji sulit dikupas. Pertumbuhan sorghum dengan jarak tanam 60 x 40 cm dan

pemberian pupuk urea, SP 36 dan KCL mengalami pertumbuhan yang baik

karena pada tanaman sorgum tidak terlihat tanda-tanda kekurangan unsur hara

atau pun pertumbuhan tanaman sorghum yang kerdil.

5.2. Saran

Untuk memaksimalkan kegiatan praktikum ini, kiranya agar alat dan

bahan yang digunakan untuk praktikum lebih diperbanyak. Untuk perkembangan

penanaman sorgum sendiri harus lebih di sosialisasikan kepada petani, karena

masih kurangnya petani, khususnya petani di Sulawesi Tengah yang kurang

menanam sorgum, agar Sulawesi Tengah bisa menjadi salah satu provinsi

(32)

21

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fanindi. 2005. Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Sorgum (sorghum bicolor (l) moench dan sorghum sudanense (piper) stafp) yang Mendapatkan Kombinasi Pemupukan n, p, k dan ca Teknologi Peternakan dan Teknologi Pertanian 9(6):124-139. Gani, J. A. 2012. Sorgum Varietas Unggul. Lembar Informasi Pertanian (Liptan),Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, Mataram

Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan. UI Press. Jakarta. (Gani, 2012).

House, L. R. (2005). A Guide to Sorghum Breeding. International Crops Research Institute for Semi-Arid Tropics. Andhra Pradesh, India. 238p.

(Tjitrosoepomo, 2007).

House. 2009. Mutation Breeding Manual. Forum for Nuclear Cooperation in Asia (FNCA). 178p

Jabri MA. 2007. Perkembangan uji tanah dan strategi program uji tanah masa depan di Indonesia. Jurnal 66 Litbang Pertanian. 26(2): 54

Khairunnisa dan Ratna Rosanty Lahay.,(2015).

Kusuma, J., F. N. Azis, Erifah, M. Iqbal, A. Reza, Sarno. 2008. Sorgum. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Munawar A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor (ID): IPB Press.

Narsih, . 2008. Studi lama perendaman dan lama perkecambahan sorgum (Sorghum bicolour L. Moench) untuk menghasilkan tepung rendah tanin dan fitat. J. Teknologi Pertanian 9(3):173-180.

Nurmala, T.S.W. 2008. Serealia Sumber Karbohidrat Utama. Rineka Cipta. Jakarta.

Sirappa, M. P. 2006. Prospek Pengembangan Sorgum di Indonesia sebagai Komoditas Alternatif untuk Pangan, Pakan, dan Industri. Jurnal Litbang Pertanian 22: 133-140.

(33)

22

untuk Pengembangan Agroindustri, 17−18 Januari 2006. Edisi Khusus Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian No. 4- 1996:

25−38.

Sungkono, Trikoesoemaningtyas, Wirnas D, Sopandie D, Human S, Yudiarto MA. 2009. Pendugaan parameter genetik dan seleksi galur mutan sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) di tanah masam. J Agron Indonesia. 37(3):220-225.

Susila AD, Kartika JG, Prasetyo T, Palada MC. 2010. Fertilizer recommendation: correlation and calibration study of soil P test for yard long ban (Vigna unguilata L.) on ultisols in Nanggung-Bogor. Jurnal Agronomi Indonesia. 38(3): 225-231.

Yulita, R & Risda, 2006, Pengembangan Sorgum di Indonesia, Direktorat Budi Daya Serealia. Ditjen Tanaman Pangan, Jakarta.

(34)

23 LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Tanaman Sorgum Minggu kelima

(35)

24 Lampiran 2 : Denah Penelitian

(36)

25

RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama lengkap Ibnu Hayyan Al Kimya, lahir di desa

Parigi pada tanggal 27 oktober 1999, terlahir sebagai anak

kedua dari Bapak Abdul Haris Yunus Koni S.Pd ,M.Si. dan

Ibu Selilia S.Pd. Penulis memulai pendidikan dari Sekolah

Dasar Negeri Mertasari,Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi

Moutong pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2011 dan pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Parigi dan tamat pada tahun

2011, Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Parigi dan tamat pada

tahun 2017. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Tadulako

melalui jalur undangan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri) dan diterima sebagai mahasiwa Fakultas Pertanian Program Studi

Agroteknologi

Gambar

Tabel 1. Perameter Pertumbuhan Tinggi Tanaman (cm) Sorgum                                            Parameter pertumbuhan tinggi tanaman Sorgum
Tabel 2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Pada Tanaman Sorgum.                                                  Jumlah daun pada tanaman Sorgum
Tabel 3. Hasil Pengamatan Diameter Batang (cm) Tanaman Sorgum.
Gambar 2. Tanaman Sorgum minngu keempat

Referensi

Dokumen terkait

Festival tari Saman merupakan bagian dari upaya pewarisan yang telah dilakukan. Dengan adanya festival secara otomatis ada pelatihan yang dilakukan oleh para pelatih

Dari beberapa penelitian yang ada, penulis membuat pengembangan penelitian perancangan lampu penerangan otomatis, yang mana dari penelitian tersebut diharapkan dapat

[r]

Dalam hal ini mengenai kelengkapan dalam memenuhi Peta WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan) yang dilengkapi oleh batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai

Hasil kualifikasi yang diharapkan adalah operator / teknisi Mikro Hardness Tester mampu mengoperasikan alat dengan kemampuan mengukur sangat baik, yaitu data uji

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung pada tanggal 7 Maret 2018, Memori. Banding mana telah diberitahukan dan diserahkan kepada para pihak

Sebagai upaya untuk menuju kondisi ideal yang diharapkan, maka perlu dilakukan upaya terobosan yang melibatkan semua pihak terkait dalam pendayagunaan aparatur

Dari hasil implementasi dan evaluasi yang telah dilakukan, dapat disampaikan saran guna pengembangan sistem deteksi microaneurysms ini, yaitu: 1) Data retina yang memiliki