• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab_4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " Bab_4"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Visi dan Misi SKPD

4.1.1. Visi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang akan datang. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan Visi Pemerintah Kabupaten Pacitan 2011-2016 maka Visi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Pacitan 2011 – 2016 adalah:

TERWUJUDNYA KAWASAN DAN LINGKUNGAN YANG TERTATA, BERSIH, INDAH, TEDUH DAN SEHAT

Adapun makna dari visi tersebut adalah:

1. “Tertata” dapat dilihat dari keterkaitan antar unsur pembentuk ruang kota seperti lahan atau ruang, manusia dan aktivitasnya. Implementasi pembangunan yang dilakukan di kabupaten Pacitan diharapkan dapat sejalan dengan perundangan dan rencana tata ruang kota yang berlaku, sehingga dapat tercipta perumahan, dan kawasan permukiman yang tertata.

2. “Bersih” dapat dilihat dari usaha pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir dengan melibatkan peran

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI

DAN KEBIJAKAN

(2)

serta masyarakat dan dunia usaha secara proporsional, efektif, dan efisien, diharapkan akan terwujud lingkungan dan kawasan yang bersih. 3. “Indah” dapat dilihat dari keberhasilan dalam mengelola lingkungan alam dan buatan menjadi lebih produktif, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Dengan pembangunan, penataan, dan pemeliharaan taman dan tata hias kota sebagai bagian dari ruang terbuka hijau, Kabupaten Pacitan akan terlihat semakin indah.

4. “Teduh” dapat dilihat dari keberhasilan pengelolaan jalur hijau berupa penanaman dan pemeliharaan pohon ayoman jalan, yang diharapkan dapat tumbuh besar dan rindang, sehingga dapat menyegarkan udara, menyerap karbondioksida dan polutan gas buang kendaraan, serta dapat melindungi pengguna jalan dari terik matahari. Dengan demikian kesan teduh dan asri dapat tercipta.

5. “Sehat” dapat dilihat dari keberhasilan dalam pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman seperti jalan lingkungan, saluran pembuangan air hujan/drainase dan air limbah, penyediaan air bersih, sarana pengelolaan sampah, akan terwujud lingkungan dan kawasan yang sehat.

Diharapkan dengan terumuskannya visi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Pacitan tersebut, maka dapat menjadi motivasi seluruh elemen dinas untuk mewujudkannya, melalui peningkatan kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

4.1.2. Misi

(3)

Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Pacitan 2011 – 2016 adalah sebagai berikut :

Untuk mencapai visi tersebut,maka misi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016 adalah :

1. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional;

2. Meningkatkan pengelolaan, penataan bangunan dan gedung negara serta mendorong peran serta masyarakat dan usaha jasa konstruksi pada pembangunan yang berkelanjutan;

3. Meningkatkan pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman bagi masyarakat;

4. Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan mendorong masyarakat untuk mampu memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, aman dan teratur;

5. Mendorong pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh.

6. Meningkatkan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan;

7. Menciptakan sistem pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu dengan mengembangkan paradigma baru pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan;

8. Mewujudkan pengelolaan ruang terbuka hijau dan penerangan jalan umum secara berkelanjutan.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

4.2.1. Tujuan

(4)

dan kebersihan di Kabupaten Pacitan. Adapun rumusan tujuan di dalam Perencanaan Strategis Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016 adalah :

1. Meningkatkan pelayanan prima bidang cipta karya, tata ruang dan kebersihan.

2. Mewujudkan bangunan gedung yang fungsional sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya. 3. Memenuhi hak dasar kebutuhan masyarakat terhadap air bersih. 4. Meningkatkan pengembangan kinerja drainase

5. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.

6. Mengoptimalkan penataan ruang sehingga terwujud ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

7. Meningkatkan kualitas lingkungan dan menjadikan sampah sebagai sumber daya.

8. Mewujudkan ruang terbuka hijau yang fungsional, indah, teduh dan lestari.

9. Meningkatkan pembangunan infrastruktur permukiman wilayah strategis dan cepat tumbuh.

4.2.2. Sasaran

Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan dalam jangka waktu tahunan, sampai lima tahun mendatang. Perumusan sasaran harus memiliki kriteria “SMART”. Analisis SMART digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi sasaran yang lebih jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan pembobotan kriteria, yaitu khusus (spesific), terukur (measurable), dapat dicapai (attainable), nyata (realistic) dan tepat waktu (time bound).

(5)

1. Meningkatnya kinerja aparatur

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Tertib ketatausahaan, keprotokolan, rumah tangga, pengadaan dan kepegawaian

b) Tertib penyusunan program, evaluasi dan pelaporan kegiatan c) Tertib pengelolaan anggaran dan penatausahaan keuangan

2. Meningkatnya prasarana pemerintahan daerah dan pembangunan gedung lainnya.

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Meningkatnya bangunan gedung pemerintah daerah dalam kondisi baik, dari 26,53 % pada tahun 2010 menjadi 28,57 % pada tahun 2011, 30,61 % pada tahun 2012, 32,65 % pada tahun 2013, 34,69 % pada tahun 2014, 36,33 % pada tahun 2015, 38,78 % pada tahun 2016.

3. Tercapainya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Meningkatnya rumah tangga pengguna air bersih, dari 65,23 % pada tahun 2010 menjadi 65,34 % pada tahun 2011, 65,61 % pada tahun 2012, 66,03 % pada tahun 2013, 66,59 % pada tahun 2014, 67,30 % pada tahun 2015, 68,14 % pada tahun 2016.

b) Meningkatnya penduduk berakses air bersih (PDAM dan HIPPAM), dari 19,00 % pada tahun 2010 menjadi 19,48 % pada tahun 2011, 20,10 % pada tahun 2012, 20,87 % pada tahun 2013, 21,77 % pada tahun 2014, 22,82 % pada tahun 2015, 24,00 % pada tahun 2016.

4. Meningkatnya kelancaran saluran pembuang air hujan/drainase.

(6)

a) Meningkatnya drainase yang layak dari 60,03 % pada tahun 2010 menjadi 60,30 % pada tahun 2011, 65,58 % pada tahun 2012, 70,86 % pada tahun 2013, 76,14 % pada tahun 2014, 81,42 % pada tahun 2015, 86,70 % pada tahun 2016.

b) Menurunnya frekwensi banjir kota dari 8 kali pada tahun 2010 menjadi 7 kali pada tahun 2011, 6 kali pada tahun 2012, 5 kali pada tahun 2013, 4 kali pada tahun 2014, 3 kali pada tahun 2015, 2 kali pada tahun 2016.

5. Pengembangan kawasan agropolitan, minapolitan, desa potensial, dan wilayah perbatasan

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

Jumlah kawasan strategis dan cepat tumbuh yang berkembang dan tertata sesuai ketetapan penataan ruang pada tahun 2011 (1 kawasan), pada tahun 2012 (2 kawasan), pada tahun 2013 (3 kawasan), pada tahun 2014 (4 kawasan), pada tahun 2015 (5 kawasan), pada tahun 2016 (6 kawasan).

6. Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Rasio rumah layak huni dari 88,12% pada tahun 2010 menjadi 88,12 % pada tahun 2011, 88,29 % pada tahun 2012, 88,73 % pada tahun 2013, 89,42 % pada tahun 2014, 90,39 % pada tahun 2015, 91,37 % pada tahun 2016.

b) Persentase rumah bersanitasi dari 76,56 % pada tahun 2010 menjadi 77,93 % pada tahun 2011, 79,34 % pada tahun 2012, 80,77 % pada tahun 2013, 82,22 % pada tahun 2014, 83,70 % pada tahun 2015, 85,21 % pada tahun 2016.

(7)

d) Persentase jalan lingkungan dengan kondisi baik dari 36,05 % pada tahun 2010 menjadi 36,24 % pada tahun 2011, 36,43 % pada tahun 2012, 36,65 % pada tahun 2013, 36,88 % pada tahun 2014, 37,15 % pada tahun 2015, 37,41 % pada tahun 2016.

e) Persentase luasan permukiman layak huni dari 97,40 % pada tahun 2010 menjadi 97,44 % pada tahun 2011, 97,47 % pada tahun 2012, 97,50 % pada tahun 2013, 97,53 % pada tahun 2014, 97,56 % pada tahun 2015, 97,59 % pada tahun 2016.

7. Meningkatnya peran rencana tata ruang dalam pelaksanaan pembangunan.

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a. Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan dari 68,45 % pada tahun 2010 menjadi 68,78 % pada tahun 2011, 69,11 % pada tahun 2012, 69,44 % pada tahun 2013, 69,77 % pada tahun 2014, 70,10 % pada tahun 2015, 70,42 % pada tahun 2016.

b. Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB dari 35,08 % pada tahun 2010 menjadi 53,37 % pada tahun 2011, 35,66 % pada tahun 2012, 35,94 % pada tahun 2013, 36,23 % pada tahun 2014, 36,52 % pada tahun 2015, 36,81 % pada tahun 2016.

c. Persentase ruang publik yang berubah peruntukannya dari 0 % pada tahun 2010 menjadi 0 % pada tahun 2011, 0 % pada tahun 2012, 0 % pada tahun 2013, 0 % pada tahun 2014, 0 % pada tahun 2015, 0 % pada tahun 2016.

d. Persentase pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTRW dari 50 % pada tahun 2010 menjadi 55 % pada tahun 2011, 60 % pada tahun 2012, 65 % pada tahun 2013, 70 % pada tahun 2014, 75 % pada tahun 2015, 80 % pada tahun 2016.

(8)

f. Luas wilayah industri dari 9,68 % pada tahun 2010 menjadi 10,80 % pada tahun 2011, 12,19 % pada tahun 2012, 13,86 % pada tahun 2013, 15,53 % pada tahun 2014, 18,32 % pada tahun 2015, 20,41 % pada tahun 2016.

g. Luas wilayah kebanjiran dari 11,42 % pada tahun 2010 menjadi 10,27 % pada tahun 2011, 9,7 % pada tahun 2012, 9,13 % pada tahun 2013, 8,56 % pada tahun 2014, 7,99 % pada tahun 2015, 7,42 % pada tahun 2016.

h. Luas wilayah kekeringan dari 22,51 % pada tahun 2010 menjadi 21,38 % pada tahun 2011, 20,71 % pada tahun 2012, 20,26 % pada tahun 2013, 19,58 % pada tahun 2014, 18,01 % pada tahun 2015, 16,88 % pada tahun 2016.

i. Luas wilayah perkotaan dari 9,5 % pada tahun 2010 menjadi 9,5 % pada tahun 2011, 9,5 % pada tahun 2012, 9,5 % pada tahun 2013, 9,5 % pada tahun 2014, 9,5 % pada tahun 2015, 9,5 % pada tahun 2016.

8. Terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Persentase sampah yang mendapat penanganan dari 86,83 % pada tahun 2010 menjadi 87,58 % pada tahun 2011, 88,27 % pada tahun 2012, 88,95 % pada tahun 2013, 89,63 % pada tahun 2014, 90,32 % pada tahun 2015, 91 % pada tahun 2016.

b) Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) kota kabupaten per satuan penduduk dari 0,30 % pada tahun 2010 menjadi 0,31 % pada tahun 2011, 0,32 % pada tahun 2012, 0,34 % pada tahun 2013, 0,35 % pada tahun 2014, 0,36 % pada tahun 2015, 0,38 % pada tahun 2016.

9. Meningkatnya pengelolaan taman kota dan penerangan jalan umum

(9)

a) Luas taman kota yang tertata dari 35.420,21 m2 pada tahun 2010 menjadi 35.920 m2 pada tahun 2011, 36.420 m2 pada tahun 2012, 36.920 m2 pada tahun 2013, 37.420 m2 pada tahun 2014, 37.920 m2 pada tahun 2015, 38.420 m2 pada tahun 2016.

b) Panjang jalur hijau yang tertata dari 20.586 m pada tahun 2010 menjadi 21.286 m pada tahun 2011, 22.086 m pada tahun 2012, 22.986 mpada tahun 2013, 23.986 m pada tahun 2014, 25.086 m pada tahun 2015, 26. 186 m pada tahun 2016.

c) Jumlah PJU bermeter dari 847 titik pada tahun 2010 menjadi 857 titik pada tahun 2011, 867 titik pada tahun 2012, 917 titik pada tahun 2013, 1.117 titik pada tahun 2014, 1.317 titik pada tahun 2015, 1.517 titik pada tahun 2016.

d) Persentase PJU yang menyala 60 % pada tahun 2010 menjadi 62 % pada tahun 2011, 64 % pada tahun 2012, 66 % pada tahun 2013, 68 % pada tahun 2014, 70 % pada tahun 2015, 72 % pada tahun 2016.

Keterkaitan (interelasi) visi, misi, tujuan dan sasaran ditampilkan pada Tabel IV.1.

4.3. 4.1 Strategi dan Kebijakan SKPD

Untuk mencapai tujuan dan sasaran di dalam Rencana Strategis (Renstra) diperlukan strategi. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

Strategi untuk mencapai visi dan misi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Pacitan dihasilkan dari posisi Strategis hasil analisa lingkungan yaitu S – O (Strengths – Opportunity) yang mengarah pada kekuatan atau keunggulan untuk meraih peluang dan tantangan yang ada. Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian kebijakan.

(10)
(11)

TABEL IV.1

KETERKAITAN (INTERELASI) VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011 – 2016

DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN PACITAN

VISI : TERWUJUDNYA PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN YANG TERATUR, BERSIH, INDAH, TEDUH DAN SEHAT

MISI I : Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektifdan SDM yang profesional

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN

KE-2011 2012 2013 2014 2015

Mewujudkan

 Tertib ketatausahaan, keprotokolan, rumah tangga, pengadaan dan kepegawaian

 Tertib penyusunan program, evaluasi dan pelaporan kegiatan

 Tertib pengelolaan anggaran dan penatausahaan keuangan

MISI II : Melaksanakan bantuan teknis, pengelolaan, penataan bangunan dan gedung negara serta mendorong peran serta masyarakat dan usaha jasa konstruksi pada pembangunan yang berkelanjutan

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN

KE-2011 2012 2013 2014 2015

Mewujudkan bangunan gedung yang fungsional sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya.

Meningkatnya prasarana pemerintahan daerah dan pembangunan gedung lainnya

Persentase bangunan gedung pemerintah daerah yang layak  Terlaksananya bantuan teknis

pengelolaan gedung

MISI III : Mengembangkan sarana pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman bagi masyarakat

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN

KE-2011 2012 2013 2014 2015

Memenuhi hak dasar kebutuhan masyarakat terhadap air bersih

Tercapainya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat

Persentase rumah tangga pengguna air bersih saluran pembuang air hujan/drainase

Persentase drainase yang layak 60,30 % 65,58 % 70,86 % 76,14 % 81,42 %

MISI IV : Mendorong pertumbuhan permukiman wilayah strategis dan cepat tumbuh.

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN

(12)

Meningkatkan pembangunan infrastruktur permukiman wilayah strategis dan cepat tumbuh.

Pengembangan kawasan agropolitan, minapolitan, desa potensial, dan wilayah perbatasan

 Persentase kawasan strategis dan cepat tumbuh yang berkembang dan tertata sesuai ketetapan penataan ruang

 Persentase kawasan strategis dan cepat tumbuh yang terlayani oleh infrastruktur dasar

25% 30% 35% 40% 45%

MISI V : Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan mendorong masyarakat untuk mampu memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, aman dan teratur

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN

KE-2011 2012 2013 2014 2015

Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.

Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman.

Rasio rumah layak huni

 Persentase rumah tangga ber sanitasi  Persentase luasan lingkungan

permukiman kumuh

 Persentase peningkatan kondisi jalan lingkungan yang dibangun

Persentase lingkungan permukiman layak huni

MISI VI : Memberikan arah pemanfaatan ruang yang mantap melalui penyusunan perencanaan dan pengendalian tata ruang yang lengkap dengan dilandasi legalitas hukum

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN

KE-2011 2012 2013 2014 2015

Mengoptimalkan penataan ruang sehingga terwujud ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan

Meningkatnya peran rencana tata ruang dalam pelaksanaan

pembangunan

Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan

 Ruang terbuka hijau per

satuan luas wilayah ber HPL/HGB

 Ruang publik yang

berubah peruntukannya  Ketaatan terhadap RTRW  Luas wilayah produktif  Luas wilayah industri  Luas wilayah kebanjiran  Luas wilayah kekeringan  Luas wilayah perkotaan

68,78 %

MISI VII : Melaksanakan pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu dengan mengembangkan paradigma baru pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan;

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN

KE-2011 2012 2013 2014 2015

Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber

Terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah

Persentase penanganan sampah  Rasio tempat pembuangan sampah

(13)

daya

MISI VIII : Melaksanakan pengelolaan ruang terbuka hijau dan penerangan jalan umum secara menyeluruh dan berkelanjutan.

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN

KE-2011 2012 2013 2014 2015

Mewujudkan Ruang Terbuka Hijau yang fungsional, indah, teduh dan lestari

Meningkatnya pengelolaan taman kota dan

penerangan jalan umum

Luas taman kota yang ditangani (m²)  Panjang jalur hijau yang ditangani (m)  Jumlah PJU bermeter (titik)

 Jumlah PJU yang menyala

35.920 21.286 857 62 %

36.420 22.086 867 64 %

36.920 22.986 917 66 %

37.420 23.986 1.117 68 %

(14)

Dari analisa lingkungan strategis yang telah dilakukan maka strategi dan kebijakan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan adalah:

1. Sasaran 1: Meningkatnya kinerja aparatur Strategi: Penguatan sumber daya aparatur.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Penerapan sistem pelatihan dan pengembangan SDM aparatur yang sesuai kebutuhan.

b) Penerapan sistem penghargaan dan hukuman (reward and punishment) c) Penyediaan sarana prasarana kerja yang memadai.

2. Sasaran 2: Meningkatnya prasarana pemerintahan daerah dan pengelolaan bangunan gedung lainnya

Strategi: Optimalisasi pengelolaan dan prasarana pemerintahan daerah dan bangunan gedung lainnya secara efektif dan efisien.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Penyediaan sarana prasarana gedung daerah yang memenuhi standar teknis.

3. Sasaran 3: Tercapainya pemenuhan kebutuhan pelayanan air bersih Strategi: Pemenuhan standar pelayanan minimal kebutuhan air bersih. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Pembangunan sarana air bersih pada daerah rawan air.

4. Sasaran 4: Meningkatnya pemenuhan kebutuhan infrastruktur drainase kota Strategi: Efektifitas pembangunan dan pengelolaan drainase.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: a) Pembangunan drainase pada daerah rawan banjir

b) Pengelolaan drainase secara berkelanjutan

(15)

Strategi: Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: a) Pembangunan fasilitas penunjang ekonomi sosial dan budaya.

6. Sasaran 6: Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman

Strategi: Penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, dan layak.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Penyediaan dan peningkatan mutu sarana dan prasarana permukiman

b) Pengelolaan sarana dan prasarana permukiman secara profesional, transparan, mandiri dan efisien.

c) Fasilitasi dan stimulasi terhadap masyarakat miskin dan lingkungan kumuh dalam penciptaan rumah layak huni.

7. Sasaran 7: Meningkatnya peran rencana tata ruang dalam pelaksanaan pembangunan

Strategi: Optimalisasi pemanfaatan ruang secara berkelanjutan, lestari dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Pengendalian pemanfaatan ruang di seluruh aspek pembangunan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b) Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan perundang-undangan mengenai pemanfaatan ruang.

8. Sasaran 8: Terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah Strategi: Optimalisasi pengelolaan sampah secara terpadu.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: a) Penyediaan sarana dan prasarana sampah.

(16)

c) Pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan dalam mengguna ulang, mendaur ulang, dan penanganan akhir sampah.

9. Sasaran 9: Meningkatnya pengelolaan taman kota dan penerangan jalan umum Strategi: Pengelolaan ruang terbuka hijau dan penerangan jalan umum.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu: a) Memberdayakan sumberdaya manusia dan peralatan kerja b) Meningkatkan kemitraan dan partisipasi masyarakat.

(17)

TABEL IV.2

KETERKAITAN (INTERELASI) SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011 – 2016

DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN PACITAN

SASARAN I : MENINGKATNYA KINERJA APARATUR

INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

 Tertib ketatausahaan, keprotokolan, rumah tangga, pengadaan dan kepegawaian  Tertib penyusunan program, evaluasi dan

pelaporan kegiatan

 Tertib pengelolaan anggaran dan penatausahaan keuangan

Penguatan sumber daya aparatur  Penerapan sistem pelatihan dan

pengembangan SDM aparatur yang sesuai kebutuhan.

 Penerapan sistem penghargaan dan hukuman (reward and punishment)  Penyediaan sarana prasarana kerja yang

memadai SASARAN II : MENINGKATNYA PRASARANA PEMERINTAHAN DAERAH DAN PEMBANGUNAN GEDUNG LAINNYA.

INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

Meningkatnya bangunan gedung pemerintah

daerah dalam kondisi baik Optimalisasi pengelolaan danprasarana pemerintahan daerah dan bangunan gedung lainnya secara efektif dan efisien

 Penyediaan sarana prasarana gedung daerah yang memenuhi standar teknis

SASARAN III : Tercapainya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat

INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

 Meningkatnya rumah tangga pengguna air bersih

 Meningkatnya penduduk berakses air bersih (PDAM dan HIPPAM)

Pemenuhan standar pelayanan

minimal kebutuhan air bersih  Pembangunan sarana air bersih padadaerah rawan air.

SASARAN IV : MENINGKATNYA KELANCARAN SALURAN PEMBUANG AIR HUJAN/DRAINASE

INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

 Meningkatnya drainase yang layak  Menurunnya frekwensi banjir kota

Efektifitas pembangunan dan

pengelolaan drainase  Pembangunan drainase pada daerah rawanbanjir  Pengelolaan drainase secara berkelanjutan SASARAN V : PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN, MINAPOLITAN, DESA POTENSIAL, DAN WILAYAH PERBATASAN

INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

 Persentase kawasan strategis dan cepat tumbuh yang berkembang dan tertata sesuai ketetapan penataan ruang  Persentase kawasan strategis dan cepat

tumbuh yang terlayani oleh infrastruktur dasar

Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh

 Pembangunan fasilitas penunjang ekonomi sosial dan budaya

SASARAN VI : MENINGKATNYA KUALITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

 Rasio rumah layak huni  Persentase rumah bersanitasi

 Persentase luasan lingkungan permukiman kumuh

 Persentase jalan lingkungan dengan kondisi baik

Penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, dan layak

Penyediaan dan peningkatan mutu sarana dan prasarana permukiman

Pengelolaan sarana dan prasarana permukiman secara profesional, transparan, mandiri dan efisien Fasilitasi dan stimulasi terhadap

masyarakat miskin dan lingkungan kumuh dalam penciptaan rumah layak huni

SASARAN VII : MENINGKATNYA PERAN RENCANA TATA RUANG DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB

Persentase ruang publik yang berubah peruntukannya

Persentase pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTRW

Optimalisasi pemanfaatan ruang secara berkelanjutan, lestari dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

 Pengendalian pemanfaatan ruang di seluruh aspek pembangunan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(18)

Luas wilayah produktif Luas wilayah industri Luas wilayah kebanjiran Luas wilayah kekeringan Luas wilayah perkotaan

pemanfaatan ruang

SASARAN VIII : TERWUJUDNYA LINGKUNGAN YANG SEHAT DAN BERSIH DARI SAMPAH

INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

Persentase penanganan sampah

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) kota kabupaten per satuan penduduk

Optimalisasi pengelolaan sampah

secara terpadu  Penyediaan sarana dan prasarana sampah

 Pengembangan kemitraan dan partisipasi masyarakat

 Pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan dalam mengguna ulang, mendaur ulang, dan penanganan akhir sampah

SASARAN IX : MENINGKATNYA PENGELOLAAN TAMAN KOTA DAN PENERANGAN JALAN UMUM

INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

Luas taman kota yang tertata Panjang jalur hijau yang tertata Jumlah PJU bermeter Persentase PJU yang menyala

Pengelolaan ruang terbuka hijau dan

penerangan jalan umum  Memberdayakan sumberdaya manusia dan peralatan kerja  Meningkatkan kemitraan dan partisipasi

Gambar

TABEL IV.1KETERKAITAN (INTERELASI) VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
TABEL IV.2KETERKAITAN (INTERELASI) SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

sawit yang belum menghasilkan menunjukkan bahwa pada aplikasi kompos Tankos takaran 6 t/ha memberikan hasil jagung pipilan kering paling tinggi yaitu sebesar 6,78

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun sawit dan pelepah sawit yang telah diolah secara amoniasi dan fermentasi dapat dijadikan pengganti 100% rumput pada

Solusi yang peneliti usulkan berdasarkan permasalahan di atas adalah dengan mengembangkan sebuah aplikasi media pembelajaran untuk anak usia dini yang dikembangkan

Belum maksimalnya kesesuaian pelaksanaan evaluasi dengan tujuan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran diduga ada hubungannya dengan kemampuan guru dalam mengembangkan

Stasis cairan empedu dapat menyebabkan beberapa gangguan fisiologis. Translokasi bakteri, kegagalan penghalang usus, dan endotoksin tampaknya memiliki peran penting

Hasil analisis data dan pembahasan terhadap tujuan penelitian tentang pengaruh danan simpan pinjam perempuan terhadap peningkatan pendapatan usaha menjahit di Desa

Untuk menjadi bahan pertimbangan dan referensi untuk berbagai kepentingan baik itu penelitian maupun hal lain yang memiliki kaitan dengan produk susu steril Bear

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (uji t) dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS