PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan salah satu kabupaten yang ada di
Propinsi Sumatera Utara. Ibu kota kabupaten ini adalah Sipirok dan kabupaten ini
terbagi atas 14 (empat belas) kecamatan dengan luas wilayah 4.498,81 km² dan
jumlah penduduk 268,824 jiwa. Dimana luas lahan hutan 249.452 ha dan lahan
pertanian 53.231 ha (BPS Tapsel, 2013). Dari seluruh luas daerah pertanian masih
didominasi tanaman tahunan seperti karet, sawit, kakao, kopi dan salak.
Sedangkan tanaman aren (Arenga pinnata Merr) masih tumbuh liar dan hampir
menyebar diseluruh tanah masyarakat di Kabupaten Tapanuli Selatan. Tanaman
aren ini merupakan sebuah potensi sumber daya lokal yang patut di kembangkan,
hal ini terbukti bahwa tanaman aren yang tumbuh liar tersebut dimanfaatkan oleh
petani sebagai tambahan pendapatan diluar pendapatan pokok sesuai dengan
komoditi utama yang di usahakan.
Berdasarkan pengamatan di beberapa kecamatan, pertumbuhan aren masih
berdasarkan kasih sayang alam kepada petani aren, karena belum ada perlakuan
dari petani terhadap aren tersebut. Begitu juga dengan usaha pembuatan gula aren
(merah), masih sangat tradisional dengan mempergunakan teknologi yang sangat
sederhana, bahkan cenderung merupakan usaha sampingan, karena penyadapan
aren dilakukan biasanya dua kali sehari yaitu pagi dan sore, sehingga di luar itu,
petani masih bisa melakukan kegiatan usahatani lainnya. Penyadapan aren
dilakukan secara perorangan oleh masing-masing petani, dilanjutkan dengan
Dalam kajian produktivitas tanaman aren berdasarkan status hara tanah
dan morfologi tanaman pada skuen tinggi tempat di Kabupaten Tapanuli Selatan,
produksi rata-rata nira, kadar gula dan jumlah gula dari 10 (sepuluh) tanaman
sampel dalam penelitian yaitu, (1) ketinggian tempat 0 – 400 m dpl Kecamatan
Tano Tombangan dengan jumlah rata-rata produksi nira adalah 7,56
liter/pohon/hari, kadar gula 14,73 % dan jumlah gula 1,09 kg; (2) ketinggian
tempat 400 – 800 m dpl Kecamatan Marancar dengan jumlah rata-rata produksi
nira adalah 15,04 liter/pohon/hari, kadar gula 13,83 % dan jumlah gula 2,09 kg;
dan (3) ketinggian tempat > 800 m dpl Kecamatan Sipirok dengan jumlah
rata-rata produksi nira adalah 8,54 liter/pohon/hari, kadar gula 12,50 % dan jumlah
gula 1,07 kg (Harahap,2013).
Dari data yang dikutip dapat kita lihat bahwa, tanaman aren memiliki
potensi ekonomis yang menjanjikan. Dari hasil produksi rata-rata nira yang diolah
menjadi gula aren di 3 (tiga) kecamatan yang merupakan sentra produksi gula
aren, bila dirata-ratakan petani dapat memproduksi gula aren 1,42 kg gula
aren/pohon/hari dan dikali dengan harga rata-rata bila dijual kepada pengumpul
per kg adalah Rp 15.000,- maka pendapatan tambahan untuk petani yang
mengusahakan gula aren adalah Rp 21.300,-/pohon/hari. Jika di konversikan
selama 1 (satu) bulan kita ambil 26 (dua puluh enam) hari maka pendapatan
tambahan untuk petani yang mengusahakan gula aren adalah Rp
553.800,-/pohon/bulan. Sehingga, bila dirata-ratakan seorang petani mengusahakan 5 (lima)
tanaman atau pohon aren saja maka penghasilan yang didapat dari tanaman aren
Data yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli
Selatan tahun 2016, tentang luas tanaman dan produksi tanaman aren pada
perkebunan rakyat adalah 516 ha tanaman menghasilkan, 142,25 ha tanaman
belum menghasilkan dan 111,75 ha tanaman tidak menghasilkan. Dengan asumsi,
dari 516 ha tanaman menghasilkan maka total produksi tanaman aren adalah
1151,8 ton/tahun (produksi : gula, kolang-kaling dan ijuk).
Luasnya penyebaran populasi serta diiringi dengan tingginya
keanekaragaman tanaman aren ini mengakibatkan sulit untuk menduga tinggi atau
rendahnya produksi nira. Sampai saat ini belum ada data dan informasi yang
menjelaskan bagaimana karakter fenotip tanaman aren yang berproduksi,
khususnya produksi nira sebagai bahan baku produk gula aren di Kabupaten
Tapanuli Selatan. Atas dasar inilah penulis tertarik melakukan eksplorasi,untuk
mengidentifikasi karakter fenotip tanaman aren yang berproduksi, mulai dari
produksi nira terendah hingga produksi nira tertinggi di Kabupaten Tapanuli
Selatan.
Perumusan Masalah
Melihat potensi dan populasitanaman aren yang berlimpah di Kabupaten
Tapanuli Selatan, sungguh sangat disayangkan bila disia-siakan.Tanaman iniunik
kerena memiliki nilai ekonomis yang menjajikan, mulai dari akar sampai dengan
pelepahnya dan secara tidak langsung memberi peranan penting yang
turun-temurun terhadap masyarakat lokal yang mengusahakannya.Namun sangat
masyarakat petani aren dan sekaligus melestarikan plasma nutfah tanaman aren
yang masih tumbuh liar sehingga produksi nira dan gula aren belum dapat
dimaksimalkan.
Permasalahan mendasar yang dihadapi dalam pengembangan produksi
nira dan gula aren di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah : 1). Tanaman aren yang
diusahakan (disadap) masih tumbuh liar sehingga belum ada teknik budidaya yang
diterapkan, 2). Kurangnya pengetahuan tentang budidaya tanaman aren, sehingga
tanaman ini tumbuh dan berproduksi secara liar,3). Keterbatasan pengetahuan
mengenai jenis dan keanekaragaman kultivar tanaman aren serta sifat-sifat
unggulnya, 4). Tingginya keanekaragaman jenis dan luasnya penyebaran populasi
mengakibatkan sulitnya mengetahui karakter yang berpengaruh terhadap produksi
nira dan gula aren, 5). Rendahnya produksi nira dari tanaman aren menyebabkan
terbatasnya produksi gula aren.
Besarnya potensi, luasnya penyebaran populasi dan tingginya
keanekaragaman jenis tanaman aren di Kabupaten Tapanuli Selatanini, maka
perlu dilakukan identifikasi terhadap karakter-karakter fenotip yang dimiliki.
Sehingga, karakter-karakter fenotip tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk
menentukan kedekatan dan keragaman tanaman aren di Kabupaten Tapanuli
Selatan.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
aksesi tanaman aren di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2). mendapatkan
keanekaragaman aksesi tanaman aren yang tersebar di Kabupaten Tapanuli
Selatan, 3). Mengelompokkan populasi seleksi untuk mendapatkan produksi yang
tinggi.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi data dan informasi yang akurat
kepada masyarakat, peneliti, pemerintah dan semua kalangan yang membutuhkan
dalam hal pengembangan, pemanfaatan dan pembudidayaan tanaman aren di