• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bioakumulasi Logam Berat Kadmium Pada Akar Kulit Batang Dan Daun Avicennia Marinadikawasan Mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deliserdang Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bioakumulasi Logam Berat Kadmium Pada Akar Kulit Batang Dan Daun Avicennia Marinadikawasan Mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deliserdang Sumatera Utara"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem Mangrove

Mangrove merupakan suatu individu jenis tumbuhan yangmembentuk

komunitas di daerah pasang surut, hutan mangrove atau sering disebut hutan

bakaumerupakan wilayah ekosistem yang mempunyai karakter unik dan khas,

danmemiliki potensi kekayaan hayati. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem

yang terdiri atas lingkungan biotik dan abiotik yang saling berinteraksi di dalam

suatu habitat mangrove (Kariada dkk., 2016).

Ekosistemmangrove berada di wilayah pesisir yangmerupakan daerah

pertemuan antara ekosistem darat dan laut.Lingkupekosistem ini dibagi menjadi

dua, yaitu 1) ke arah darat meliputi bagian tanah baikyang kering maupun yang

terendam air laut,dan masih dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiklaut seperti pasang

surut, ombak dangelombang serta perembesan air laut. 2) kearah laut mencakup

bagian perairan laut dandipengaruhi oleh proses alami yang terjadidi darat seperti

sedimentasi serta aliran airtawar dari sungai termasuk yang disebabkanoleh

kegiatan manusia di darat sepertipenggundulan hutan, pembuangan

limbah,perluasan permukiman serta intensifikasipertanian. Walau demikian, hutan

mangrovemerupakan ekosistem yang dinamis danmemiliki kemampuan pulih

dengan cepatjika kondisi geomorfologi dan hidrologiserta komposisi habitat tidak

diubah oleh penggunaannya (Martinuzzi dkk.,2009).

Ekosistemmangrove juga memegang peranan penting sebagaipolutant trap

untuk berbagai unsur logam dannutrien, baik yang berasal dari darat maupun laut

(Ulqodry, 2001). Mangrove sebagai satu diantara beberapa organisme hidup dapat

(2)

perairan. Monitoringpada organisme hidup atau dikenal denganbioindikator, yaitu

penggunaan jenis organismetertentu yang dapat mengakumulasi

bahan-bahanpencemar yang ada sehingga mewakili keadaan didalam lingkungan

hidupnya (Rashed, 2007).

Struktur dan Zonasi Hutan Mangrove

Watson (1928) dalam Kusmana (1995) berpendapat bahwa hutan

mangrovedapat dibagi menjadi lima bagian berdasarkan frekuensi air pasang,

yaitu 1) Zonasiyang terdekat dengan laut, akan didominasi oleh Avicennia spp dan

Sonneratiaspp, tumbuh pada lumpur lunak dengan kandungan organik yang

tinggi. Avicenniaspp tumbuh pada substrat yang agak keras, sedangkan Avicennia alba tumbuh pada substrat yang agak lunak . 2) Zonasi yang tumbuh pada tanah

kuat dan cukupkeras serta dicapai oleh beberapa air pasang. Zonasi ini sedikit

lebih tinggi danbiasanya didominasi oleh Bruguiera cylindrical. 3) Kearah daratan lagi, zonasi yangdidominasi oleh Rhyzophora mucronata dan Rhyzophora

apiculata. JenisRhyzophora mucronata lebih banyak dijumpai pada kondisi yang agak basah danlumpur yang agak dalam. Pohon-pohon yang dapat tumbuh

setinggi 35-40 m.Pohon lain yang juga terdapat pada hutan ini mencakup

Bruguiera parviflora danXylocarpus granatum. 4) Hutan yang didominasi oleh

Bruguiera parviflora kadang-kadangdijumpai tanpa jenis pohon lainnya.

(3)

Gambar 2.Zonasi Mangrove dari Laut ke Darat (Bengen, 2003)

Tomlinson (1986) membagi flora dan fauna mangrove menjadi tiga

kelompok sesuai dengan kemampuan adaptasinya terhadap lingkungan mangrove,

yakni :

1. Flora mangrove mayor (flora yang sebenarnya), yakni flora yang

menunjukkankesetiaan terhadap habitat mangrove, berkemampuan

membentuk tegakan murni dan secara dominan mencirikan struktur

komunitas, secara morfologi mempunyai bentuk-bentuk adaptif khusus

(bentuk akar dan viviparitas) terhadap lingkungan mangrove, dan

mempunyai mekanisme fisiologis dan mengontrol garam. Contohnya

adalah adalah Avicennia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, kandelia,

Sonneratia, Lumnitzera, Laguncularia, dan Nypa.

2. Flora mangrove minor, yaitu flora mangrove yang tidak mampu

membentuk tegakan murni, sehingga secara morfologis tidak berperan

dominan dalam struktur komunitas, contohnya adalah Excoecaria,

Xylocarpus, Heritiera, Aegialitis, Achrostichum, Camptostemon,

(4)

3. Asosiasi mangrove, contohnya adalah Cerbera, Acanthus, Derris,

Hibiscus.

Avicennia marina

A. marina adalah Satu diantara beberapa jenis mangrove yang masuk ke dalam

kategori mangrove mayor.Status tersebut menyebabkan A. marina hampir selalu ditemukan pada setiap ekosistem mangrove.Masyarakat mengenal A. marina

sebagai api-api putih.Spesies lainA. marina yang biasa dijumpai hidup bersama adalah A. alba atau api-api hitam, A. officinalis atau api-api daun lebar serta A. rumhiana yang mulai jarang ditemukan. Sejauh ini diketahui sekitar delapan

spesies yang menyebar di dua kawasan perairan utama di wilayah tropis, yakni di

Dunia Lama (Afro-Asia dan Australasia) dan Dunia Baru (Pasifik Timur dan

Karibia) (Halidah, 2014).

Menurut Noor dkk (1999) taksonomi A. marina: Kingdom :Plantae

Filum : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Acanthaceae

Genus : Avicennia

Spesies :Avicennia marinaForsk

Pohon api-api memiliki akar pasak (pneumatofore)yang merupakan akar

percabangan yang tumbuh dengan jarak teratur secara vertikal dari akar horizontal

(5)

tidak tumbuh keluar menembus buahsebelum biji jatuh ke tanah. Buah berbentuk

seperti mangga, ujung buah tumpuldan panjang 1 cm, daun berbentuk ellips

dengan ujung tumpul dan panjang daunsekitar 7 cm, lebar daun 3-4 cm,

permukaan atas daun berwarna hijau mengkilatdan permukaan bawah berwarna

hijau abu-abu dan suram (Arisandi, 2001).Bentuk bunga A. marinadapatdilihat

pada Gambar 3 dan bentuk daun dan buah A. marina dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3. Bentuk bunga Avicennia marina (Halidah, 2014)

Gambar 4. Bentuk daun dan buah Avicennia marina(Halidah, 2014)

Pencemaran

Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang

banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup.Oleh karena itu sumberdaya air

tersebut harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia

(6)

dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi

sekarang dan generasi mendatang (Nugroho, 2008).Salah satu sumber air yang

banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan makhluk

hidup lainnya yaitu sungai.Sungai merupakan ekosistem yang sangat penting bagi

manusia. Sungai juga menyediakan air bagi manusia baik untuk berbagai kegiatan

seperti pertanian, industri maupun domestik (Siahaan dkk., 2011).

Satu diantara persoalan lingkungan adalah adanya potensi pencemaran pada

perairan pesisir yang ditimbulkan dari berbagai kegiatan pemanfaatan ruang.

Menurut Dirokterat Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen Kelautan

dan Perikanan(KP3K-DKP, 2009), masalah pencemaran ini disebabkan aktivitas

manusia seperti pembukaan lahan untuk pertanian, pengembangan perkotaan dan

industri, penebangan kayu dan penambangan di daerah tangkapan air atau daerah

aliran sungai (DAS) serta limbah rumah tangga yang tinggal di daerah pesisir.

Pembukaan lahan pertanian telah meningkatkan limbah pertanian baik padat

maupun cair yang masuk ke perairan melalui aliran sungai.Pesatnya

pengembangan perkotaan dan industri telah meningkatkan jumlah limbah

terutama limbah cair yang sulit dikontrol.Menurut Cicin-Sain dan Knecht (1998),

pencemaran pada perairan pesisir sebagai dampak dari adanya aktivitas ekonomi

menjadi salah satu hal yang perlu ditangani dalam pengelolaan wilayah pesisir

yang inovatif.

Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya zat atau energi oleh

manusia secara langsung maupun tidak langsung ke dalam lingkungan yang dapat

menyebabkan kerugian karena merusak sumberdaya hayati, membahayakan

(7)

lingkungan yang digunakan manusia untuk beraktivitas.Jenis limbah yang berasal

dari industri, limbah cair pemukiman (sewage), pertambangan, pelayaran

(shipping) dan pertanian dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, salah satunya adalah pencemaran logam (Hutagalung dan Razak, 1982).

Pencemaran logam berat terhadaplingkungan laut berhubungan erat dengan

penggunaan logam oleh manusia. Secara alamikandungan logam berat telah

ditemukan dalamlingkungan laut, namun pada umumnyakadarnya masih dibawah

nilai ambang yangmembahayakan organisme. Pengaruh aktivitasmanusia melalui

pembuangan limbahmengakibatkan meningkatnya kadar logam beratdi

lingkungan laut yang akan merusaklingkungan dan kehidupan organisme

laut.Peningkatan logam berat ini akan berubahmenjadi racun bagi organisme laut.

Selainbersifat racun, logam berat akan terakumulasidalam sedimen dan biota

melalui prosesgravitasi, biokonsentrasi, bioakumulasi danbiomagnifikasi oleh

biota laut(Palar, 1994).

Sumber pencemaran perairan pesisir biasa terdiri atas limbah industri,

limbah cair pemukiman (Sewage), limbah cair perkotaan (Urban Stormwater), pelayaran (Shipping), pertanian, dan perikanan budidaya. Bahan pencemar utama

yang terkandung dalam buangan limbah tersebut berupa sedimen, unsur hara

(Nutriens), logam beracun (Toxic Metals), pestisida, organisme eksotik, organisme pathogen, sampah, dan bahan-bahan yang menyebabkan oksigen yang

terlarut dalam air laut berkurang (Oxygen Depleting Substances). Bahan pencemar yang berasal dari berbagai kegiatan industri, pertanian, rumah tangga di daratan

akhirnya dapat menimbulkan dampak negatif bukan saja pada perairan sungai

(8)

Logam Berat

Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan densitas lebih besar dari

5g/cm3 , terletak disudut kanan bawah pada system periodik unsur, mempunyai

afinitas yang tinggi terhadap S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92, dari

periode 4 sampai 7. Sebagian logam berat seperti Plumbum (Pb), Kadmium (Cd),

dan Merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang sangat berbahaya.Afinitasnya

yang tinggi terhadap S menyebabkan logam ini menyerang ikatan S dalam enzim,

sehingga enzim yang bersangkutan menjadi tidak aktif. Gugus karboksilat

(-COOH) dan amina (-NH2) juga bereaksi dengan logam berat. Kadmium,

Plumbum, dan Tembaga terikat pada sel-sel membran yang menghambat proses

transformasi melalui dinding sel. Logam berat juga mengendapkan senyawa

posfat biologis atau mengkatalis penguraiannya. (Manahan1977, diacu Ernawati

2010)

Laut merupakan tempat bermuaranya sungai, baik sungai besar maupun

sungai kecil. Dengan demikian, laut akan menjadi tempat berkumpulnya zat-zat

pencemar yang terbawa oleh aliran sungai. Dari sekian banyak limbah yang ada di

laut, limbah logam berat merupakan limbah yang paling berbahaya karena

menimbulkan efek racun bagi manusia (Boran dan Altinok, 2010). Pencemaran

logam berat yang masuk ke lingkungan perairan sungai akan terlarut dalam air

dan akan terakumulasi dalam sedimen dan dapat bertambah sejalan dengan

berjalannya waktu, tergantung pada kondisi lingkungan perairan tersebut (Wulan

dkk, 2013). Logam berat dapat berpindah dari lingkungan ke organisme, dan dari

(9)

Logam berat yang ada pada perairan suatu saat akan turun dan mengendap

pada dasar perairan, membentuk sedimentasi dan hal ini akan menyebabkan biota

laut yang mencari makan di dasar perairan (udang, kerang, kepiting) akan

memiliki peluang yang sangat besar untuk terkontaminasi logam berat tersebut.

(Wolf dkk.,2001) menunjukkan bahwa logam berat yang terakumulasi pada

ekosistem mangrove mengalami bioakumulasi dalam jaringan hewan Gastropoda

yang berasosiasi dengan mangrove.

Bakau atau mangrove adalah salah satu tanaman yang mampu beradaptasi

dengan baik dalam lingkungan air, bahkan air payau maupun asin.Endapan yang

dihanyutkan oleh air dari daratan merupakan substrat tempat tumbuh yang sangat

cocok bagi tanaman ini.Kemampuan berbagai spesies bakau beradaptasi dengan

lingkungan basah berbeda-beda.Endapan yang terendam secara periodik ketika air

pasang ukuran menengah, spesies yang mendominasi adalah Avicennia sp., Soneratia griffithii dan Rhizopora di pinggiran air.(Khiatudin 2003) Tumbuhan mangrove ini termasuk jenis tumbuhan air yang mempunyai kemampuan sangat

tinggi untuk mengakumulasi logam berat yang berada pada wilayah perairan.

Proses absorpsi dapat terjadi lewat beberapa bagian tumbuhan, yaitu: akar,

terutama untuk zat anorganik dan zat hidrofilik, daun bagi zat yang lipofilik dan

stomata untuk masukan gas. Tumbuhan yang tumbuh di air akan terganggu oleh

bahan kimia toksik dalam limbah. Pengaruh polutan terhadap tumbuhan dapat

berbeda tergantung pada macam polutan, konsentrasinya, dan lamanya polutan itu

berada. Sistem perakaran tumbuhan mangrove yang besar dan luas dapat menahan

dan memantapkan sedimen tanah, sehingga mencegah tersebarnya bahan tercemar

(10)

fisik. Terserap dan tertahannya logam beratoleh lapisan rhizosfer disekitar akar menyebabkan terjadinya penurunan tajam konsentrasi logam berat pada

permukaan atas lapisan sedimen dan mencegah perpindahan keperairan pantai

disekitarnya (Panjaitan, 2009).

Logam Kadmium (Cd)

Kadmium (Cd) adalah salah satu logam berat dengan penyebaran

yangsangat luas di alam, logam ini bernomor atom 48, berat atom 112,40 dengan

titikcair 321oC dan titik didih 765oC. Di alam Cd bersenyawa dengan belerang

(S)sebagai greennocckite (CdS) yang ditemui bersamaan dengan senyawa

spalerite(ZnS). Kadmium merupakan logam lunak (ductile) berwarna putih perak danmudah teroksidasi oleh udara bebas dan gas amonia (NH3

Perairan di Indonesia telah tercemar kadmium, diantaranya, di estuari

Sungai Digul dan Laut Arafuru tahun 2001 sebesar 0,001-0,002 ppm di

perairanPantai Propinsi Banten tahun 2001 sebesar <0,001-0,001 ppmdan di

SungaiKampar Riau tahun 2006 sebesar 0,035-0,046 ppm. Berdasarkan

KeputusanMenteri Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004 Tentang Baku ) (Palar, 2004).

Kadmium (Cd) merupakan logam berat yang paling banyak ditemukan pada

lingkungan, khususnya lingkungan perairan, serta memiliki efek toksik yang

tinggi, bahkan pada konsentrasi yang rendah (Almeida dkk.,2009). Kadmium

masuk ke dalam air melalui beberapa cara yaitu dekomposisi atmosfer yang

berasal dari kegiatan industri, erosi tanah dan bebatuan, air hujan,kebocoran tanah

pada tempat-tempat tertentu, dan penggunaan pupuk di lahanpertanian (Marganof,

(11)

Mutu AirLaut, kandungan kadmium pada perairan tersebut melebihi baku mutu

untuk biota

laut yaitu 0,001 ppm (Arifin, 2012).

Akumulasi yang berlebihan dari logam berat di perairan akan

berdampakburuk terhadap berbagai kehidupan organisme. Kementerian

Lingkungan Hidupmenetapkan baku mutu yang menjadi acuan kadar logam berat

yang dibolehkan.Baku mutu logam berat tersebut dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1.Baku Mutu Logam Berat yang di Perbolehkan di Perairan

Parameter Satuan Baku Mutu

Merkuri (Hg) mg/l 0,01

Kadmium (Cd) mg/l 0,001

Timbal (Pb) mg/l 0,008

Menurut Effendi (2003), secara luas masih banyak sumber logam

beratlainnya yang terdapat dalam perairan dan berpotensi mencemarinya.

Akumulasiyang melebihi batas yang dibolehkan akan merubah fungsi lingkungan

dan dapatmembahayakan berbagai ekosistem disana. Kadar logam berat Cd yang

terdapat

di perairan tawar maupun perairan laut dapat dihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Kadar Logam Berat Kadmium di Perairan Tawar dan Laut

Logam Air Tawar (μg/l) Air Laut μg/l)

As 0,001-3,5 0,03-2,7

Cd 0,01-3 0,01-4

Cr 0,1-6 0,2-50

Hg 0,001-3,5 0,03-2,7

Kadmium bervalensi dua (Cd2+) adalah bentuk terlarut stabil dalam

(12)

berkisar antara 0,29-0,55 ppb dengan rata-rata 0,42 ppb. Dalam lingkungan

alamiyang bersifat basa, kadmium mengalami hidrolisis, teradsorpsi oleh padatan

tersuspensi dan membentuk ikatan kompleks dengan bahan organik. Di

perairanalami, Cd membentuk ikatan kompleks dengan ligan baik organik

maupun anorganik, yaitu Cd2+, Cd(OH)+, CdCl+, CdSO4, CdCO3 dan Cd

organik (Sanusi, 2006).

Kandungan Logam Berat dalam Sedimen

Sedimen meliputi tanah dan pasir, bersifat tersuspensi, yang masuk ke

badan air akibat erosi atau banjir dan pada dasarnya tidaklah bersifat toksik

(Effendi, 2000). Meningkatnya kadar logam berat dalam lingkungan perairan

hingga melebihi batas maksimum akan menyebabkan rusaknya lingkungan serta

dapat membahayakan kehidupan organisme di dalamnya. Pengendapan logam

berat secara bersamaan dengan padatan tersuspensi akan mempengaruhi kualitas

sedimen di dasar perairan dan juga perairan di sekitarnya (Nanty, 1999).

Kandungan Logam Berat dalam Air

Logam berat biasanya ditemukan sangat sedikit dalam air secara alamiah,

yaitu kurang dari 1 μg/l. Bila terjadi erosi alamiah, konsentrasi logam tersebut

dapat meningkat. Beberapa macam logam biasanya lebih dominan dari pada

logam lainnya dan dalam air biasanya tergantung pada asal sumber air (air tanah

dan air sungai). Disamping itu jenis air (air tawar, air payau dan air laut) juga

(13)

Logam berat secara alami memiliki konsentrasi yang rendah pada

perairan(Hutagalung, 1984).Tinggi rendahnya konsentrasi logam berat disebabkan

olehjumlah masukan limbah logam berat ke perairan.Semakin besar limbah

yangmasuk ke dalam suatu peraiaran, semakin besar konsentrasi logam berat di

perairan.Selain itu musim juga turut berpengaruh terhadap konsentrasi, dimana

pada musimpenghujan konsentrasi logam berat cenderung lebih rendah karena

terencerkan olehair hujan. Logam berat yang masuk perairan akan mengalami

pengendapan,pengenceran dan dispersi, kemudian diserap oleh organisme yang

hidup di perairan.Pengendapan logam berat terjadi karena adanya anion karbonat,

hidroksil danklorida (Hutagalung, 1984). Logam-logamberat yang terlarut di

perairan padakonsentrasi tertentu akan bersifat racun bagi organisme perairan

Parameter Fisika Kimia Perairan

a. Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat penting

dalamlingkungan perairan. Perubahan suhu perairan akan mempengaruhi proses

fisika,kimia perairan, demikian pula bagi biota perairan. Peningkatan suhu

dapatmenyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi biota air

danselanjutnya meningkatkan konsumsi oksigen (Effendi, 2003). Hutagalung

(1984)mengatakan bahwa kenaikan suhu tidak hanya akan meningkatkan

metabolisme biota perairan, namun juga dapat meningkatkan toksisitas logam

berat diperairan.

(14)

awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Peningkatan suhu mengakibatkan

peningkatan viskoditas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi. Peningkatan suhu

juga menyebabkan penurunan larutan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2,

CH4

Konsentrasi oksigen terlarut (DO) Merupakan besarnya kandungan

oksigenyang terlarut dalam suatu perairan.Konsentrasinya dipengaruhi oleh suhu,

salinitas,turbulensi air dan tekanan atmosfer. Konsentrasinya juga berfluktuasi

secara hariandan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan , dan sebagainya (Effendi, 2003).

b. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hydrogen

dan menunjukkan kondisi air.Dengan mengetahui nilai pH perairan kita

dapatmengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan dalam perairan.

Nilai pHsuatu perairan memiliki ciri yang khusus, adanya keseimbangan antara

asam danbasa dalam air dan yang diukur adalah konsentrasi ion hidrogen. Dengan

adanyaasam-asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan pH, sementara

adanyakarbonat, hidroksida dan bikarbonat dapat menaikkan kebasaan air (Alaert

danSantika, 1984).

Fungsi Derajat Keasaman (pH) sendiri menjadi faktor pembatas karena

masing-masing organisme memiliki toleransi kadar maksimal dan minimal nilai

pH. Dengan mengetahui nilai pH perairan kita dapat mengontrol tipe dan laju

kecepatan reaksi beberapa bahan perairan (Sarjono, 2009).

(15)

pergerakan massa air,aktivitas fotosintesis, respirasi dan limbah yang masuk

perairan (Effendi, 2003).

Kelarutan logam berat sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen

terlarut.Pada daerah dengan kandungan oksigen yang rendah daya larutnya lebih

rendahsehingga mudah mengendap. Logam berat seperti Zn, Cu, Cd, Pb, Hg, dan

Ag akansulit terlarut dalam kondisi perairan yang anoksik (Ramlal 1987).

d. Salinitas

Salinitas menggambarkan kandungan konsentrasi total ion yang

terdapatpada perairan baik organik maupun anorganik. Adanya kandungan ion

yang banyakakan meningkatkan kemampuan perairan tersebut dalam

menghantarkan listriksehingga biasanya akan diikuti dengan tingginya DHL

(Rahman, 2006). Dengantinggginya DHL mengambarkan kandungan ion serta

banyaknya total padatanterlarut (TDS) yang cukup banyak. TDS biasanya

menggambarkan bahan anorganikyang berupa ion-ionyang ditemukan diperairan

(Effendi,2003)

Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua

karbonat(CO32)telah diubah menjadi oksida, bromida dan iodida diganti oleh

klorida dansemua bahan organik telah dioksidasi sempurna (Forch et al., 1902 in

Gambar

Gambar 2.Zonasi Mangrove dari Laut ke Darat (Bengen, 2003)
Gambar 3. Bentuk bunga  Avicennia marina (Halidah, 2014)
Tabel 1.Baku Mutu Logam Berat yang di Perbolehkan di Perairan

Referensi

Dokumen terkait

P Perkenalkan nama saya pretty, saya mahasiswi ilmu kesehatan uksw, maksud saya disini untuk melakukan penelitian sebagai tugas akhir saya.. Liat teman-teman pake,

Skala Likert Kepuasan Tamu (Y) tingkat perasaan senang atau kecewa tamu Garuda Citra Hotel Medan setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan

Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Lokasi Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Tamu Pada Santika Premiere Dyandra Hotel &amp; Convention Medan.. Medan:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara perawatan pasien pengguna narkoba selama proses rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor. Penelitian ini

Karyawan Garuda Citra Hotel Medan selalu bersikap ramah dalam memberikan pelayanan kepada tamu Ketanggapan (Responsiveness).. Karyawan Garuda Citra Hotel Medan selalu

3.2.3 Menunjukkan contoh perilaku orang yang mengimani alam gaib yang berhubungan dengan hari akhir.. 4.1.1 Membuat karya tulis tentang fakta dan fenomena

h satu syarat untuk menyelesaikan program D najemen Informatika di Politeknik Negeri Sriwij yelesaikan Laporan Akhir ini penulis banyak se n dan petunjuk dari berbagai pihak,

Hasil: hasil penelitian ini menunjukan bahwa angka keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu post SC di RS Nur Hidayah Bantul adalah 85%.. Kata kunci :ASI eksklusif, Bayi