• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pendataan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Pendataan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa secara individu untuk menyelesaikan studi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU).

Melalui praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) ini, seorang mahasiswa diharapkan untuk dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama perkulihan di perguruan tinggi dan dapat mengembangkan semua keterampilan yang dimilikinya baik pada instansi pemerintah maupun pada perusahaan swasta tempat dimana dia melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tersebut.

(2)

Wilayah Negara Indonesia yang cukup luas mengakibatkan pembagian dana ke setiap daerah di Indonesia tidak merata, maka dengan adanya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, pemerintah daerah diberikan wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur rumah tangga daerahnya sendiri dan mengurus kepentingan masyarakat daerah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian pemerintah daerah diharapkan menjadi suatu pemerintahan yang mandiri dan mampu menjadi daerah yang otonom.

Dengan diberlakukannya otonomi daerah pada setiap provinsi dan kabupaten/ kota maka pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengelola sepenuhnya sistem pemerintah daerah yang bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah secara nyata, serasi, dan dinamis serta bertanggung jawab. Selain itu ciri utama yang menunjukan bahwa suatu daerah mampu berotonomi yaitu terletak pada kemampuan keuangan daerahnya. Artinya, daerah yang otonom memiliki kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri, serta mampu mengelola penerimaan dan pengeluaran keuangan untuk membiayai penyelenggaraan daerahnya. Sumber penerimaan daerah yang cukup besar salah satunya adalah melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD).

(3)

Pajak provinsi meliputi:

 Pajak Kendaraan Bermotor;

 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor  Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;  Pajak Air Permukaan;

 Pajak Rokok

Pajak kabupaten/kota meliputi:  Pajak Hotel;

 Pajak Restoran;  Pajak Hiburan;  Pajak Reklame;

 Pajak Penerangan Jalan;

 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan  Pajak Parkir

 Pajak Air Tanah

 Pajak Sarang Burung Walet

 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan  Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan

(4)

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Pajak hotel ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan daerah Kota Medan, mengingat saat ini pembangunan hotel atau jenis tempat penginapan lainnya berkembang begitu pesat. Maka dari itu perlu diketahui bagaimana prosedur pendataan yang dikenakan pada wajib pajak hotel yang ada di Kota Medan.

Melalui pelaksanaan Praktik Kerja Mandiri (PKLM) ini, penulis ingin mengetahui bagaimana prosedur pendataan pajak hotel yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan. Berdasarkan dari uraian tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Prosedur Pendataan Pajak Hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan”.

B. Tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan PraktikKerja Lapangan mandiri (PKLM)

1.1 Untuk mengetahui prosedur pendataan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan.

1.2 Untuk mengetahui jumlah penerimaan pajak hotel pada Dinas Penadapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan pada tahun 2012-2014. 1.3 Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi oleh Dinas

(5)

1.4 Untuk mengetahui upaya apa saja yang ditempuh oleh Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan dalam meningkatkan penerimaan pajak hotel.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah: 2.1 Bagi Mahasiswa

a. Agar dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama perkuliahan ke dalam dunia kerja.

b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tentang pajak hotel.

c. Mempersiapkan mahasiswa agar memperoleh pengalaman dalam mengahadapi dunia kerja di masa yang akan datang.

d. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan pendekatan sosial terhadap dunia kerja.

e. Untuk menimbulkan dan mengembangkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan dalam bekerja serta belajar perilaku baru dan mengasah keahlian bekerja dalam suatu tim, bagaimana membina tim kerja yang baik dengan rekan-rekan.

2.2 Bagi Dinas Pendapatan Kota Medan

(6)

b. Untuk meningkatkan kualitas dan mutu dengan adanya kerja jangka pendek.

c. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

a. Untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi pemerintah dalam hal ini dengan Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan.

b. Sebagai sarana untuk mempromosikan Sumber daya Manusia (SDM) Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

c. Membuka interaksi antara dosen dengan instansi yang bersangkutan khususnya Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan. d. Memperoleh masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum

sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan yang baik.

(7)

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Soemitro (Waluyo, 2009:3) Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Menurut Soehamidjaja (Waluyo, 2009:3) Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

2. Fungsi Pajak

2.1 Fungsi Penerimaan (Budgeter)

(8)

2.2 Fungsi Mengatur (Reguler)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi (Waluyo, 2009:6).

3. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (10) tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sbesar-besarnya kemakmuran rakyat.

4. Pengertian Pajak Hotel

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (20) tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah. Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Sementara itu hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

(9)

dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran (Darwin, 2010:119).

5. Objek Pajak Hotel

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah:

Pasal 32 Ayat (1) : Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

Pasal 32 Ayat (2) : Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fasilitas telepon, facsimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.

6. Yang Tidak Termasuk Objek Pajak Hotel

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah. Yang tidak termasuk Pajak Hotel sebagaimana dimaksud pada pasal 32 ayat (1) adalah :

6.1 Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggrakan oleh pemerintah atau Pemerintah Daerah;

6.2 Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;

(10)

6.4 Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan panti sosial yang sejenis; dan

6.5 Jasa biro perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh Hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum.

7. Subjek Pajak Hotel

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 33 Ayat (1) tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

8. Prosedur Pendataan Pajak Hotel

Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama.

Pendataan merupakan kunci penting karena memberi informasi tetang lokasi dan karakteristik objek, serta subjek PBB. Pendataan bersifat dinamis dan harus selalu dilakukan penyesuaian karena perubahan karakteristik objek dan subjek pajak yang antara lain berupa perubahan fungsi.

9. Tarif Pajak Hotel

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

(11)

Pasal 35 Ayat (2) : Tarif pajak hotel ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Menurut Peraturan Daerah tentang pajak hotel menetapkan tarif hotel

Pasal 5 Ayat (1) : Tarif pajak hotel di tetapkan sebesar 10% (sepuluh persen)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi ruang lingkup dari praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) yang akan dilaksanakan ini, antara lain :

1. Prosedur pendataan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) 2. Data jumlah penerimaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah

(DISPENDA) Kota Medan pada tahun 2012-2015

3. Kendala-kendala dalam pelaksanaan pendataan pajak hotel Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA).

4. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan dalam meningkatkan penerimaan pajak hotel.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Metode yang digunakan dalam Praktik Lapangan Kerja Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

(12)

mencari bahan untuk pembuatan proposal, serta melakukan konsultasi dengan pihak dosen yang bersangkutan.

2. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka seperti Undang-Undang, buku-buku perpajakan, masalah perpajakan, artikel ilmiah maupun literatur lainnya yangberhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan mandiri (PKLM).

3. Observasi Lapangan

Pada tahap ini penlulis melakukan observasi lapangan di Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan. Dalam observasi ini penulis memberikan surat pengantar untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan melakukan pengamatan terhadap data yang diperlukan.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan laporan Praktik Keraja Lapangan Mandiri (PKLM), dengan melakukan dua cara yaitu :

(13)

4.2 Data Primer (data yang diperoleh dari wawancara langsung terhadap pihak yang memahami serta dianggap mampu memberi masukan dan informasi ang berhubungan dengan pajak hotel).

5. Analisis dan Evaluasi

Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul secara lengkap, maka penulis melakukan analisis dan evaluasi terhadap data-data atau keterangan mengenai prosedur pemungutan pajak hotel yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain :

1. Wawancara (interview)

Yaitu kegiatan mencari dan mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada pihak-pihak yang memahami objek kajian, dalam hal ini kepada pihak Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan. 2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan turun langsung ke lapangan untuk mengamati, mendengar, dan meniliti atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian.

(14)

Yaitu kegiatan yang mengempulkan data dengan mengumpulkan dokumen-dokumen atau data pendukung yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) serta data lain yang diperlukan melalui instansi yang terkait dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan Laporan, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan PKLM. BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA

MEDAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran data pegawai Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan.

(15)

Pada bab ini penulis membahas segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan prosedur pemungutan pajak hotel di Dinas Pendapatn Daerah (DISPENDA) Kota Medan.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan melalui penelitian di Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan, yaitu mengenai prosedur pendataan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang berisi kesimpulan dan saran. Yang mana kesimpulan dan saran yang dibuat oleh penulis kiranya dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada khususnya dalam pelaksanaan prosedur pendataan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan, serta dapat meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khususnya di Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan.

Referensi

Dokumen terkait

6.1 Yang berhak mendapatkan nama subdomain: 1) Unit Organisasi dan Unit Kerja di Kementerian. 2) Pelayanan publik di Kementerian. 6.2 Permohonan mendapatkan nama subdomain.

i) Rancangan keamanan logika (logic). 5.3.2 Sistem jaringan pendukung aplikasi, meliputi kegiatan:.. 1) Penyusunan dan pendokumentasian rancangan tingkat. tinggi dengan mengacu

As far as the surveying methodology is concerned, in the attempt to filter as effectively as possible the vegetation, we used three different models of Terrestrial

a) Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dan Laporan Laba Rugi Komprehensif pada tanggal dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 di atas, diambil

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK SARANG BURUNG WALET YANG TERUTANG.

Manfaat kualitas pelayanan antara lain berupa loyalitas pelanggan yang lebih besar, pangsa pasar yang lebih besar, harga saham yang lebih tinggi, harga jual yang

bahwa berat labur adalah banyaknya perekat yang diberikan pada permukaan kayu, berat labur yang terlalu tinggi selain dapat menaikkan biaya produksi juga akan mengurangi

Persentase tertinggi intensitas nyeri haid setelah dilakukan stimulasi kutaneus ( slow stroke back massage) berada pada kategori nyeri ringan dengan jumlah 15 responden