• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompetensi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompetensi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH LINGKUNAGN KERJA, KOMPETENSI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PADA KANTOR BADAN PERTANAHAN

NASIONAL KOTA MEDAN

OLEH

DEDY SYAHPUTRA SUDARSONO 110502094

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

lingkungan kerja, kompetensi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada

Badan Pertanahan Nasional Kota Medan. Metode analisis yang digunakan adalah

metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner,

wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Populasi Penelitian ini berjumlah 104

orang pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan. Penelitian ini

menggunakan 51 Responden sebagai sampel penelitian dan metode pengambilan

sampel menggunakan metode Simple Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan lingkungan kerja, kompetensi dan disiplin

kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pengawasan dan

Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan. Hasil koefisien determinasi

(R2) diperoleh nilai 0,664, angka ini menunjukkan bahwa sebesar 66,4 % kinerja

pegawai dapat dijelaskan oleh lingkungan kerja, kompetensi dan disiplin kerja

sedangkan sisanya sebesar 33,6% dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

The objective of this research was to know and analyze the influence of work environment, competency and working disclipine to performance of employees at National Land Agency Medan. The analysis method used was descriptive analysis and multiple linear regression analysis.

The data used in this research is the primary data and secondary data. The method in data collection was conducted by distributing questionnnaire, interview, observation and documentation study. The population of this research is 104 employess at National Land Agency Medan. This research used 51 respondents as the sample and the method in sample collection with simple random sampling.

The results of research showed that work environment, competence, and working disclipine have significant influence to the performance of employees at National Land Agency Medan. The result of determination coefficient (R2), it was obtained the value for 0,664 meaning that the value of 66,4% as the performance of employee can be explained by working disclipine and work ethos, where as the remaining for 33,6 % can be explained by other factors which excluded from this research.

Key words: work environment, competency, working disclipine and performance of

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini, dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompetensi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan” guna

memenuhi salah satu syarat dalammemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas SumateraUtara.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

kedua orangtua yang saya cintai dan yang saya banggakan yaitu ayah saya Sugeng Sudarsono dan ibu saya Sumiani yang telah memberikan cinta, kasih sayang, hasehat, kesabaran, keteladanan, dukungan moril dan materil, bimbingan, nasehat

dan do’a yang tiada henti kepada saya, sungguh hal itu semua merupakan semangat

yang tiada habisnya bagi saya, semoga Allah senantiasa menyayangi Ayah dan

mama.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan

baik secra moril maupun materil. Untuk itu, melalui kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, selaku Ketua Departemen Manajemen

(5)

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai

Dosen pembanding II yang memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.si, selaku Ketua Prodi S-1Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Lucy Anna, Msi selaku dosen pembimbing syang selama ini telah

dapat meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan

memberikan ilmu pengetahuan, saran dan masukan kepada penulis dalam

proses penulisan serta penyusunan skripsi.

6. Ibu Magdalena Linda Leonita S,Msi, Ak selaku dosen pembanding I yang

telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

7. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan

pegawai yang telah membantu selama proses penulisan skripsi ini

8. Kepada bapak dan seluruh pegawai di Badan Pertanahan Nasional kota

Medan yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data yang

diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

9. Kepada Kakak saya Suji Novanda Sari dan Suji Retno Wulan Dari yang

banyak membantu penulis baik degi moril dan materi.

10.Terima kasih kepada sahabat dan teman-teman yang banyak membantu dan

(6)

11.Kepada teman-teman dari bidang seni musik yang memberikan

moment-moment yang berharga dan dapat memberikan ilmu yang mendalam berkaitan

dengan seni khusus nya seni musik.

Medan, Juni 2015

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

1.4 Manfaat Penelitian………... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis………... 12

2.1.1 Lingkungan kerja………….………... 12

2.1.1.1 Jenis Lingkungan Kerja………. 12

2.1.1.2 Faktor Lingkungan Kerja………... 13

2.1.2 Kompetensi……….………... 18

2.1.2.1 Pengertian Kompetensi………... 18

2.1.2.2 Model Kompetensi………. 21

2.1.2.3 Tipe Kompetensi ………..………. 22

2.1.2.4 Tingkat Kompetensi………..………. 24

2.1.3 Disiplin Kerja ………... 25

2.1.3.1 Pengertian Disiplin Kerja………... 25

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja…………... 27

2.1.3.3 Pentingnya Disiplin Kerja………... 29

2.1.4 Kinerja Karyawan………...…..……….... 29

2.1.4.1 Pengertian Kinerja Karyawan……..………... 29

2.1.4.2 Manfaat dari Penilaian kinerja karyawan………..…………...…. 30

2.1.4.3 Unsur-Unsur Penilaian Kinerja Karyawan…..…………... 30

2.2 Penelitihan Terdahulu………...…. 32

2.3 Kerangka Konseptual………...…….. 33

2.4 Hipotesis………...………... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitihan………. 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitihan………... 35

3.3 Batasan Operasional………... 35

3.4 Defenisi Operasional……….. 36

3.5 Skala Pengukuran Variabel……… 38

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian………. 38

3.7 Jenis dan Sumber Data………... 40

3.8 Metode Pengumpulan Data……… 40

3.9 Uji Validitas dan Relibilitas……… 41

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan…... 47

4.1.1 Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Medan………. 47

4.1.2 Visi Badan Pertanahan Nasional Kota Medan……… 56

4.1.3 Misi Badan Pertanahan Nasional Kota Medan………... 57

4.2 Hasil Penelitian……….. 58

4.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas……… 58

4.2.2 Analisis Deskriptif………... 60

4.2.4 Metode Analisis Regresi Linier Berganda………... 72

4.2.5 Uji Asumsi Klasik………... 73

4.2.6 Pengujian Hipotesis………. 79

4.3 Hasil Pembahasan Penelitian………. 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….... 88

5.2 Saran……….. 89

DAFTAR PUSTAKA……… 91

(9)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Daftar Ketidakhadiran Pegawai di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan………….. 7

Tabel 1.2 Target Dan Realisasi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota……….. 9

Tabel 2.1 Penelitihan Terdahulu………... 32

Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel……….. 37

Tabel 3.2 Istrumen Skala Likert……….... 38

Tabel 4.1 Uji Validitas………... 58

Tabel 4.2 Uji Reliabelitas……….. 60

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 61

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………... 61

Tabel 4.5 Karakteristik Pesponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan………..… 62

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja………...… 62

Tabel 4.7 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Lingkungan Kerja………..…. 63

Tabel 4.8 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Lingkungan Kerja………..……. 65

Tabel 4.9 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap disiplin Kerja………...……… 68

Tabel 4.10 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja………..……… 70

Tabel 4.11 Analisis Regresi Linear Berganda………...……… 72

Tabel 4.12 Pendekatan Kolmogorov – Smirnov………...……… 76

Tabel 4.13 Uji Glesjer………... 77

Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas………...…… 78

Tabel 4.15 Hasil Uji F………... 80

Tabel 4.16 Uji Statistik t……… 82

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual……….. 34

Gambar 4.1 Pendakatan Histogram……… 74

Gambar 4.2 Pendekatan Grafik……….. 75

(11)

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

lingkungan kerja, kompetensi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada

Badan Pertanahan Nasional Kota Medan. Metode analisis yang digunakan adalah

metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner,

wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Populasi Penelitian ini berjumlah 104

orang pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan. Penelitian ini

menggunakan 51 Responden sebagai sampel penelitian dan metode pengambilan

sampel menggunakan metode Simple Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan lingkungan kerja, kompetensi dan disiplin

kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pengawasan dan

Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan. Hasil koefisien determinasi

(R2) diperoleh nilai 0,664, angka ini menunjukkan bahwa sebesar 66,4 % kinerja

pegawai dapat dijelaskan oleh lingkungan kerja, kompetensi dan disiplin kerja

sedangkan sisanya sebesar 33,6% dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

(12)

ABSTRACT

The objective of this research was to know and analyze the influence of work environment, competency and working disclipine to performance of employees at National Land Agency Medan. The analysis method used was descriptive analysis and multiple linear regression analysis.

The data used in this research is the primary data and secondary data. The method in data collection was conducted by distributing questionnnaire, interview, observation and documentation study. The population of this research is 104 employess at National Land Agency Medan. This research used 51 respondents as the sample and the method in sample collection with simple random sampling.

The results of research showed that work environment, competence, and working disclipine have significant influence to the performance of employees at National Land Agency Medan. The result of determination coefficient (R2), it was obtained the value for 0,664 meaning that the value of 66,4% as the performance of employee can be explained by working disclipine and work ethos, where as the remaining for 33,6 % can be explained by other factors which excluded from this research.

Key words: work environment, competency, working disclipine and performance of

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia di era globalisasi saat ini menjadi promotor utama

dalam perkembangan dan kemajuan Negara. Sumber daya manusia saat ini sangat

banyak dan memiliki beragam keahlian baik dari keahlian teknis sampai dengan

keahlian dalam pengambilan keputusan. Setiap sumber daya manusia dituntut

untuk memperoleh keahlian agar dapat bekerja sesuai standar yang telah di

tetapkan oleh perusahaan agar pekerjaan dapat sejalan dengan tujuan perusahaan.

Sumber daya manusia berpengaruh dan mendapat perhatian secara khusus karena

sumber daya manusia merupakan pelaku dari seluruh proses kegiatan mulai dari

tingkat perencanaan sampai dengan pengevaluasian pekerjaan.

Sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen

karena keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada sumber daya manusianya.

Dengan kata lain kelangsungan suatu perusahaan ditentukan oleh kinerja

karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk

meningkatkan kinerja karyawan dengan harapan tujuan perusahaan dapat tercapai.

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman serta jauh dari

kebisingan agar pegawai dapat berkerja dengan maksimal. Menurut Sedarmayanti

(2001:21), lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar

(14)

langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya

saat bekerja. Lingkungan kerja sebagai salah satu faktor utama yang menentukan

karyawan untuk dapat bekerja secara optimal. Dengan lingkungan kerja yang

aman, nyaman, dan tenang dapat meningkatkan kinerja perusahaan dalam

pencapaian tujuan perusahaan ataupun organisasi.

Selain lingkungan kerja, kompetensi juga berpengaruh dalam

mewujudkan kinerja yang unggul dalam kegiatan jangka pendek maupun jangka

panjang agar dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan hasil yang telah

ditetapkan perusahaan. Menurut Watson Wywatt dalam Ruky (2003:106)

Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang dapat di tinjau dari

aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar

pekerjaan. Kompetensi merupakan kombinasi dari keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan perilaku (attitude) yang dapat diamati dan diterapkan secara kritis untuk suksesnya sebuah organisasi.

Menurut Hutapea dan Thoha (2008:3) kompetensi didefenisikan sebagai

gambaran tentang apa yang harus dilakukan seseorang agar dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan baik. Kombinasi yang erat antara pengetahuan, keterampilan

dan sikap akan menjadikan seseorang bekerja lebih produktif dan efektif. Dengan

terciptanya kompetensi kerja yang baik maka akan memberikan dampak positif

dalam kinerja perusahaan untuk menjalankan tugas mereka sehari-hari.

Kompetensi merupakan karakteristik dasar dari seseorang yang memberikan

kinerja dalam pekerjaan, peran, atau situasi tertentu. Dengan demikian,

(15)

meningkatkan kinerjanya. Aspek disiplin kerja juga penting dalam kinerja

karyawan, agar memiliki tata tertib, dan taat dalam menjalankan pekerjaan. Jika

karyawan tidak mematuhi peraturan yang di tetapkan perusahaan, maka karyawan

mendapat sanksi sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan.

Mempunyai kedisiplinan kerja dapat berdampak pada kehidupan pribadi

karyawan yang berpengaruh terhadap perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu

mengawasi setiap tindakan dan perilaku yang dilakukan karyawan saat bekerja.

Jika ada tindakan penyelewengan yang tidak sesuai dengan aturan sebaiknya

perusahaan menetapkan hukuman bagi karyawannya. Menurut Fathoni (2006 :

172), kedisiplinan merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia

yang terpenting. Karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi

kerja yang dapat dicapainya. Implementasi disiplin kerja akan membantu

mendidik karyawan untuk mematuhi dan menaati peraturan, prosedur, dan

kebijakan yang ada di sebuah perusahaan.

Jika pekerjaan sudah berjalan dengan baik dan benar sesuai prosedur,

maka kinerja karyawan akan mendapat hasil yang maksimal. Menurut

Mangkunegara (2006 : 67) kinerja karyawan atau yang sering disebut sebagai

prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Manfaat dari disiplin dalam bekerja bukan

hanya dirasakan oleh pihak perusahaan, melainkan karyawan, karena disiplin

dalam pekerjaan juga mendidik individu menjadi orang yang lebih baik dan lebih

(16)

Badan Pertanahan Nasional Kota Medan diharapkan mampu memberikan

kinerja yang baik untuk memberikan pelayanan dalam bidang pertanahan, seperti

pelayanan dalam hak atas guna tanah, pemindah tanganan hak atas guna tanah,

perizinan, rekomendasi di bidang pertanahan, pelaksanaan survey, pengukuran

dan pemetaan, penanganan konflik sengketa pertanahan.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara terhadap beberapa pegawai di

Badan Pertanahan Nasional Kota Medan didapat informasi bahwa lingkungan

kerja memegang peranan dalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya seperti halaman

tempat parkir kendaraan yang masih kurang layak karena tidak dapat menampung

kapasitas kendaraan bermotor. Beberapa ruangan terjadi kebocoran pada saat

hujan tiba sehingga para karyawan terkadang menghindarkan berkas-berkas

penting agar tidak terkena air hujan. Alat pendingin ruangan (AC) di beberapa

ruangan terkadang mengeluarkan tetesan air, sehingga perlu alat penampung air

untuk menghingari terjadinya kecelakaan.

Dalam konteks alat kerja kantor, masih ada yang menggunakan alat kerja

mesin tik manual Langewagon berukuran 18 sampai 27 inci, seharusnya

menggunakan PC (Personal Computer) agar pekerjaan menjadi efektif dan efesien. Kondisi lain juga menggambarkan bahwa lemari penyimpan berkas dan

surat-surat penuh, sehingga untuk menempatkannya terkadang hanya di letakkan

di meja dan tidak disimpan ditempat yang aman. Di tambah lagi dengan ruangan

kerja kantor terlihat kecil dan sempit, sehingga pegawai merasa kurang nyaman

(17)

Banyak karyawan di Badan Pertanahan Nasional Medan masih banyak

mengandalkan tenaga kerja luar seperti siswa PKL (Praktek kerja Lapangan)

tingkatan SMK yang masih kurang berpengalaman. Hal ini dapat mengakibatkan

terjadinya kesalahan dalam penyusunan dan pemeriksaan serta pengisian

berkas-berkas seperti data pertanahan masyarakat dan terkadang informasi-informasi

yang disampaikan oleh pegawai Badan Pertanahan Nasional Kota Medan terlalu

cepat dan sulit dimengerti sehingga masyarakat tidak begitu memahami.

Ketidakpastian waktu dan biaya sering dikeluhkan oleh masyarakat di

Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Medan. Hal ini karena belum ditaatinya

standar waktu dan biaya yang telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Kepala

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 6 tahun 2008 tentang

Penyederhanaan dan Percepatan Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan

Pelayanan Pertanahan (SPOPP) untuk Jenis Pelayanan Pertanahan

Sebagai contoh mengenai SPOPP pemecahan sertifikat perorangan dengan

jangka waktu penyelesaiannya paling lama 15 hari dengan biaya pendaftaran dua

puluh lima ribu rupiah , tetapi kenyataannya sudah hampir satu bulan pegawai

belum dapat menyelesaikan sertifikat perorangan tersebut, karena tidak adanya

koordinasi dan komunikasi serta tidak adanya kemauan dan tanggung jawab

pegawai dalam menyelesaikan tugasnya.

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia menetapkan RENSTRA

(Rencana Strategi) dengan membuat program Quick Wins dan Larasita yang dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan rasa kepercayaan

(18)

dikarenakan kurangnya manajemen diri dan penguasaan pegawai, program Quick Wins dan Larasita tidak berjalan sesuai rencana. Sehingga program ini kurang menunjukan hasil yang positif bagi pelayanan dari kantor Badan Pertanahan

Nasional Kota Medan.

Pegawai masih kesulitan untuk melaksanakan dan pendelegasiannya

terhadap program Quick Wins dan Larasati sesuai dengan peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No.37/KEP-3-41/II/2014 Tentang

Program Quick Wins dan Nomor 18 Tahun 2009 tentang Layanan Rakyat Sertipikasi Tanah (Larasita) Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia,

sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun

2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Tanah.

Masalah lain juga dapat dilihat ketika pegawai Badan Pertanahan Nasional

tugas diluar kantor contohnya pada saat pengukuran tanah terkadang pegawai

meminta upah, alasannya dikarenakan untuk uang jalan atau uang jasa dalam

pengukuran tanah masyarakat tersebut. Akibat dari pungutan liar tersebut, akan

memicu opini dan persepsi masyarakat tentang perilaku yang kurang baik dan

tidak mendidik yang diperlihatkan oleh pegawai Badan Pertanahan Nasional Kota

Medan sebagai abdi negara.

Dilihat dari masalah lain, dapat diketahui bahwa pada saat pegawai

berkerja di Badan Pertanahan Medan masih banyak pegawai dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari yang kurang disiplin. Hal ini tercermin dari kurangnya ketaatan

pegawai terhadap peraturan-peraturan jam kerja kantor, masih banyak pegawai

(19)

kantor pada jam kerja dan tidak hadir ke kantor dengan berbagai alasan. Beberapa

pegawai terkadang tidak menggunakan seragam kerja yang lengkap sesuai

dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No 4

tahun 2012 Tentang Pakaian Dinas dan Atribut Pegawai Negeri Sipil di

Lingkungan Badan Pertanahan Nasional. Masalah lain juga terlihat dari

pendayagunaan peralatan kantor seperti PC (Personal Computer) yang tidak pada fungsinya, terkadang di gunakan untuk kepentingan pribadi pegawai.

Jika dilihat dari daftar kehadiran pegawai di Badan Pertanahan Nasional

Kota Medan, banyak karyawan yang tidak hadir. Hal ini bisa menyebabkan

kegiatan memberikan pelayanan di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

mengalami penurunan akibat dari ketidakhadiran pegawai. Data dapat di lihat

melalui tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Tabel Daftar Ketidakhadiran Pegawai di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

No Bulan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Persentase% Persentase % Persentase %

1 Januari 9,40 10,00 5,66

Persentase Ketidakhadiran Pegawai dalam satu tahun

3,42 5,32 4,98

Standar Kritis Badan Pertanahan Nasional Kota Medan 4%

(20)

Tabel 1.1 menunjukan tingkat ketidakhadiran pegawai Badan Pertanahan

Nasional Medan bersifat fluktuatif pada priode 2012-2014. Dapat dilihat dari

tabel 1.1 jumlah karyawan yang tidak hadir dari tahun 2012-2014 melewati

standar kritis yang telah di tetapkan oleh Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

Yang dapat menghambat kinerja organisasi. Pegawai yang paling banyak tidak

hadir biasanya meningkat pada hari-hari yang berketepatan setelah usai hari libur

Nasional ataupun sebelum mendekati hari libur Nasional pada bulan ataupun

tanggal-tanggal tertentu. Akibat dari pegawai yang tidak disiplin dalam hal

kehadiran, banyak pekerjaan yang tertuda, sehingga menyebabkan kinerja tidak

efektif.

Dilihat dari data kinerja pegawai di Badan Pertanahan Nasional Kota

Medan, target dan realisasi pada tahun 2012 sampai tahun 2014 untuk

menyelesaikan masalah pertanahan seperti Prona, Usaha Kecil Mikro (UKM),

Petani, Nelayan, Transmigrasi, Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

bersifat fluktuatif dimana pada tahun 2012 sebagian besar target dapat tercapai,

tetapi pada tahun 2013 dan tahun 2014 masih banyak target yang telah ditetapkan

oleh Badan Pertanahan Nasional Kota Medan belum dapat terealisasi dengan baik.

(21)

Tabel 1.2

Target Dan Realisasi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

Sumber: Bpn.go.id (Data diolah, 2015)

Dapat dilihat dari tabel 1.2 pada tahun 2012 kinerja Badan Pertanahan

Nasional Kota Medan meningkat, hal ini dapat dilihat dari target relatif dapat

dicapai kecuali masalah pertanahan pada sektor Masyarakat Berpenghasilan

Rendah, yang ditargetkan sebesar 20,56% namun terealisasi sebesar 19,34%. Pada

tahun 2013 sampai pada tahun 2014, kinerja Badan Pertanahan Nasional Kota

Medan mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat dari Tabel 1.2. Pada tahun

2013 hanya dua sektor saja yang dapat mencapai target yaitu sektor Prona dan

sektor Pertanahan Petani, dengan persentase sebesar 59,45% dan 16,73%. Pada

tahun 2014 target yang bisa di capai oleh Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

ada pada sektor Usaha Kecil Dan Mikro saja. Hal ini dapat dilihat bahwa rata-rata

pertahun kinerja di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan mengalami

penurunan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka perumusan masalah

(22)

1. Apakah lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan?.

2. Apakah kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan?.

3. Apakah disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan?.

4. Apakah lingkungan kerja, kompetensi dan disiplin kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota

Medan?.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan, tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap

kinerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja

pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja

pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

4.. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkugnan kerja, kompetensi

dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional

(23)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

Sebagai saran dan bahan masukan untuk membuat kebijakan atau peraturan

yang berkaitan dengan pengaruh lingkugnan kerja, kompetensi dan disiplin

kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

Sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai pada Badan Pertanahan

Nasional Kota Medan.

2. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan perbandingan dan refrensi dalam melakukan penelitian dengan

objek atau masalah yang sama di masa yang akan datang, maupun oleh peneliti

lanjutan.

3. Bagi Penulis

Memperluas wawasan dan pengetahuan penulis yang berkaitan dengan

lingkungan kerja, kompetensi dan disiplin kerja yang mempunyai pengaruh

terhadap kinerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan. Serta

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Lingkungan kerja

Menurut Nitisemito (2000:183) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang

ada disekitar karyawan dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankannya. Lingkungan kerja menurut Sedarmayanti

(2001:1) adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan

sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya

baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

2.1.1.1 Jenis Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis

lingkungan kerja terbagi 2 yakni: (1) lingkungan kerja fisik, dan (2) lingkungan

kerja non fisik.

1. Lingkungan Kerja Fisik

Adalah lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang

terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik

secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat

dibagi dalam dua kategori, yakni:

a) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti:

(25)

b)Lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya:

temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,

getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. Untuk dapat

memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka

langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai

fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian

digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Sedarmayanti (2001:31) mengatakan bahwa lingkungan kerja non fisik

adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja,

baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun

hubungan dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga merupakan

kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Sedangkan Nitisemito

(2000:171) mengatakan perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi

yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang

memiliki status jabatan yang sama di perusahaan.

2.1.1.2 Faktor Lingkungan Kerja

Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21) yang

dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan

dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah:

1. Penerangan atau Cahaya di Tempat Kerja

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna

(26)

adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya

yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami

kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam

melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. Pada

dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu:

a) Cahaya langsung

b) Cahaya setengah langsung

c) Cahaya tidak langsung

d) Cahaya setengah tidak langsung

2. Temperatur di Tempat Kerja

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur

berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan

normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempuma sehingga dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi

kemampuan untuk menyesuaikan diri ada batasannya, tubuh manusia masih

dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur

luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi

dingin, dari keadaan normal tubuh. Menurut hasil penelitian, untuk berbagai

tingkat temperatur akan memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut

tidak mutlak berlaku bagi setiap karyawan karena kemampuan beradaptasi tiap

(27)

3. Kelembaban di Tempat Kerja

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa

dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi

oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur,

kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut

akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau

melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan temperatur udara

sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas

dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain

adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah

untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk

mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu disekitarnya.

4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk menjaga

kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar

dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang

dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan

tubuh. Sumber utama udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat

kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan olah manusia.

Dengan cukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh

secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan

(28)

selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah

setelah bekerja.

5. Kebisingan di Tempat Kerja

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya

adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak

dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat

mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan

kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa

menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka

suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat

dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat. Ada tiga

aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentukan tingkat

gangguan terhadap manusia, yaitu :

a) Lamanya kebisingan

b) Intensitas kebisingan

c) Frekuensi kebisingan

Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya,

diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.

6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja

Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang

sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan

akibat yang tidak diinginkan. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam

(29)

getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh

dalam hal:

a. Kosentrasi bekerja

b. Datangnya kelelahan

c. Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap :

mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain-lain.

7. Bau-bauan di Tempat Kerja

Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran,

karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus

menerus dapat mempengarubi kepekaan penciuman. Pemakaian "air condition"

yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk

menghilangkan bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja.

8. Tata Warna di Tempat Kerja

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan

sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan

dekorasi, Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar

terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa

senang, sedih, dan lain-lain karena warna dapat merangsang perasaan manusia.

9. Dekorasi di Tempat Kerja

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi

tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang saja tetapi berkaitan juga dengan cara

mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.

(30)

10. Musik di Tempat Kerja

Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu

dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja.

Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan

di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja

akan menganggu konsentrasi kerja.

11. Keamanan di Tempat Kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman

maka perlu diperhatikan adanya keberadaanya. Salah satu upaya untuk

menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan

Petugas Keamanan. Yang menjadi indikator-indikator lingkungan kerja

menurut Sedarmayanti (2001:46) adalah sebagai berikut :

a) Penerangan

b) Suhu udara

c) Suara bising

d) Penggunaan warna

e) Ruang gerak yang diperlukan

f)Keamanan kerja

g) Hubungan karyawan

2.1.2 Kompetensi

2.1.2.1 Pengertian Kompetensi

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan atau melakukan

(31)

didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan

demikian, kompetensi menunjukan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan

oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting,

sebagai unggulan bidang tersebut ( Wibowo 2007:324).

Hutapea dan Thoha (2008:28) mengungkapkan bahwa ada tiga komponen

utama pembentukan kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang,

kemampuan, dan sifat individu. Pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang dimiliki seseorang karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

sesuai bidang yang digelutinya (tertentu), misalnya bahasa komputer.

Pengetahuan karyawan turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas

yang dibebankan kepadanya, karyawan yang mempunyai pengetahuan yang cukup

meningkatkan kinerja di perusahaa misalnya harus mengetahui teori pekerjaan,

mampu berfikir kreatif dan memahami aturan dalam pekerjaan.

Keterampilan (skill) merupakan suatu upaya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada seseorang karyawan yang

baik dan maksimal, misalnya seorang programmer computer. seorang karyawan dituntut harus mampu memecahkan masalah, mampu berkomunikasi dengan baik

dan mampu bekerja sama. Disamping pengetahuan dan kemampuan karyawan, hal

yang paling perlu diperhatikan adalah sikap prilaku karyawan.

Sikap (attitude) merupakan pola tingkah laku karyawan di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai degan peraturan perusahaan.

Apabila karyawan mempunyai sifat mendukung pencapaian organisasi misanya,

(32)

yang dibebankan kepadanya akan dilaksanakan sebaik-baiknya . Dimensi dari

kompetensi yaitu:

Kompetensi knowledge, skill, dan attitude cenderung lebih nyata dan relatif berada di permukaan (ujung) sebagai kerteristik yang dimiliki manusia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan

kemauan untuk melakukan tugas dengan kinerja yang efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan perusahaan.

Kompetensi menjelaskan apa yang orang lakukan orang ditempat kerja

pada berbagai tingkatan dan karakteristiknya. Menurut Spancer dan Spencer

dalam Wibowo (2007:325) menyatakan bahwa kompetensi merupakan landasan

dasar karakteristik orang dan mengidentifikasikan cara berperilaku atau berfikir,

menyamakan situasi dan mendukung untuk priode waktu cukup lama. Terdapat

lima tipe Karakteristik kompetensi, yaitu sebagai berikut:

1. Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan

orang yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong, mengarahkan, dan

memilih perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu.

2. Sifat adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi

atau informasi. Kecepatan reaksi dan ketajaman mata merupakan cirri fisik

kompetensi seseorang pilot tempur.

3. Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang percaya diri

merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hamper

(33)

4. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.

Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks. Skor pada tes

pengetahuan sering gagal memprediksi prestasi kerja karena gagal

mengukur pengetahuan dan keterampilan dengan cara yang sebenarnya

dipergunakan dalam pekerjaan.

5. Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental

tertentu. Kompetensi mental atau keterampilan kognitif termasuk berfikir

analistis dan konseptual.

2.1.2.2 Model Kompetensi

Menurut Wibowo (2007:327) model kompetensi menjelaskan tentang

perilaku-perilaku yang terpenting di perlukan untuk kinerja unggul dalam posisi,

peran atau fungsi yang spesifik, yang bias terdiri dari beberapa atau berbagai

kompetensi. Model kompetensi yang dimaksud adalah:

1. kepemimpinan leadership, dan Koordinator pada dasarnya sama dan meliputi: komitmen pada pembelajaran berkelanjutan, orientasi pada

pelayanan masyarakat, berfikir konseptual, pengambilan keputusan,

mengembangkan orang lain, standar profesionalisme tinggi, dampak

dan pengaruh, inovasi, kepemimpinan, kepedulian organisasi,

oerientasi pada kinerja, orientasi pada pelayanan, strategi bisnis, kerja

sama tim, dan keberagaman.

2. Model kompetensi untuk experts, dan support pada dasarnya juga sama dan meliputi komitmen atas pembelajaran berkelanjutan,

(34)

detail, berfikir kreatif dan inovatif, fleksibelitas, tandar

profesionalisme tinggi, perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi,

pemecahan masalah, orientasi pada kinerja orientasi pada pelayanan,

kerja sama tim dan keberagaman.

2.1.2.3Tipe Kompetensi

Menurut Wibowo (2007:328) tipe kompetensi yang berada dikaitkan dengan

aspek perilaku manusia dan dengan kemampuannya mendemonstrasikan

kemampuann perilaku tersebut. Ada beberapa tipe kompetensi yang dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Planning competency, dikaitkan dengan tindakan tertentu seperti menetapkan tujuan, menilai resiko dan mengembangkan urutan tindakan

untuk mencapai tujuan.

2. Influence competency, dikaitkan dengan tindakan seperti mempunyai dampak pada orang lain, memaksa melakukan tindakan tertentu atau

membuat keputusan tertentu, dan member inspirasi untuk bekerja manuju

tujuan organisasional. Kedua tipe kompetensi ini melibatkan aspek yang

berbeda dari prilaku manusia. Kompetensi secara tradisional dikaitkan

dengan kinerja yang sukses.

3. Communication competency, dalam bentuk kemampuan berbicara, mendengarkan orang lain, komunikasi tertulis dengan nonverbal.

4. Interpersonal competency, meliputi empati, membangun konsensus,

(35)

5. Thingking competency, berkenaan dengan berfikir strategis, berfikir analistis, berkomitmen terhadap tindakan, memerlukan kemampuan

kognitif, mengidentifikasi mata rantai dan membangkitkan gagasan kreatif.

6. Organizational competency, meliputi kemampuan merencanakan pekerjaan, mengorganisasikan sumber daya, mendapatkan pekerjaan

dilakukan, mengukur kemajuan, dan mengambil resiko yang di

perhitungkan

7. Human resources management competency, merupakan kemempuan dalam bidang team building, mendorong partisipasi, mengembangkan bakat, mengusahakan umpan balik kinerja dan menghargai keberagaman

8. Leadership competency, merupakan kompetensi meliputi kecakapan memosisikan diri, pengembangan organisasional, mengelola transisi,

orientasi strategis, membangun visi, merencanakan masa depan,

menguasai perubahan dan memelopori kesehatan tempat kerja,

9. Client sevice competency, merupakan kompetensi berupa: mengidentifikasi dan menganalisis pelanggan, orientasi pelayanan dan

pengiriman, bekerja dengan pelanggan, tindak lanjut dengan pelanggan,

membangun partnershisp dan berkomitmen terhadap kualitas.

10.Business competency, merupakan kompetensi yang meliputi manajemen financial, keterampilan pengembalian keputusan bisnis, bekerja dalam

system, menggunakan ketajaman bisnis, membuat keputusan bisnis dan

(36)

11. Self management competency, kompetensi berkaitan dengan menjadi motivasi diri, bertindak dengan percaya diri, mengelola pembelajaran

sendiri, mendemonstrasikan fleksibelitas, dan berinisiatif.

12.Technical/operational competency, kompetensi berkaitan dengan mengerjakan tugas kantor, bekerja dengan teknologi komuter,

menggunakan peralatan lain, mendemonstrasikan keahlian teknis dan

professional, dan membiasakan bekerja dengan data dan angka.

2.1.2.4 TingkatKompetensi

Spencer dan Spencer dalam Wibowo (2007:332) mengemukakan ada

tingkatan kompetensi dapat di kelompokan dalam tiga tingkatan, yaitu: behavior tools, image attribute, dan personal ecaracteristic.

1. Behavior Tools

a. Knowledge merupakan informasi yang digunakan orang dalam bidang tertentu, misalnya membedakan antara akuntan senior dan

junior.

b. Skill merupakan kemampuan orang untuk melakukan sesuatu dengan baik. Misalnya, mewawancara dengan efektif, dan

menerima pelamar yang baik. Skill menunjukan produk.

2. Image Attribute

a. Social role merupakan pola perilaku orang yang diperkuat oleh kelompok social atau organisasi. Misalnya, menjadi pemimpin atau

(37)

b. Self image merupakan pandangan orang terhadap dirinya sendiri, identitas, kepribadian, dan harga dirinya. Misalnya melihat dirinya

sebagai pengembang atau mengejar yang berada di atas fast track. 3. Personal Characteristic

a. Traits merupakan aspek tipikal berperilaku. Misalnya, menjadi penggemar yang baik.

b. Motive merupakan apa yang mendorong perilaku seseorang dalam bidang tertentu (prestasi, afliasi, kekuasaan). Misalnya, ingin

memengaruhi perilaku orang lain untuk kebaikan organisasi.

2.1.3 Disiplin Kerja

2.1.3.1 Pengertian Disiplin Kerja

Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin “discipline” yang berarti “latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat”.

Hal ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap

yang layak terhadap pekerjaannya. Menurut David dalam Mangkunegara

(2001:129), menyatakan bahwa disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanan

manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.

Menurut Sastrohadiwiryo (2003:291) disiplin kerja dapat didefinisikan

sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap

peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup

menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia

(38)

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini

merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan

sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau

mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan

kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai

dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis (Hasibuan,

2005:193-194).

Menurut Mangkunegara (2001:129) :”Dicipline is management action to

enforce organization standar”. (Disiplin kerja adalah pelaksanaan manajemen

untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi). Menurut Rivai (2004:444) : ”Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.

Menurut Mathis dan Jackson (2002:314) : “Disiplin karyawan dapat

dipandang sebagai suatu penerapan modifikasi perilaku untuk karyawan bermasalah atau karyawan yang tidak produktif “. Menurut Hasibuan (2006:194

-198) : ”Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab

seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya”. Hal ini meningkatkan

kemauan kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan,

(39)

bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang manajer dikatakan efektif

dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin baik. Peraturan sangat

diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam

menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Dengan tata tertib yang baik,

semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektifitas kerja karyawan akan

meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan,

dan masyarakat. Jelasnya perusahaan sulit mencapai tujuannya, jika karyawan

tidak mematuhi peraturanperaturan perusahaan tersebut. Kedisiplinan perusahaan

dikatakan baik, jika sebagian besar karyawan menaati peraturan-peraturan yang

ada.

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2011:89) faktor faktor yang

mempengaruhi disiplin kerja yaitu:

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi Besar kecilnya kompensasi dapat

mempengaruhi tegaknya disiplin. Para pegawai akan mematuhi segala

peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang

setimpal dengan jerih payahnya yang telah dikontribusikan bagi perusahaan.

2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan Peran keteladanan

pimpinan sangat berpengaruh besar dalam perusahaan, bahkan sangat dominan

dibandingkan dengan semua faktor yang memengaruhi disiplin dalam

perusahaan, karena pimpinan dalam suatu perusahaan masih menjadi panutan

(40)

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan Pembinaan disiplin

tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, bila tidak ada aturan tertulis

yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin

ditegakkan bila peraturan yang dibuat berdasarkan instruksi lisan yang dapat

berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi.

4. Keberanian pimpinan mengambil tindakan

Bila ada seorang pegawai yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian

pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran

yang dibuatnya.

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan,

yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan

yang tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

6. Ada tidaknya perhatian kepada pegawai

Pegawai adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang satu

dengan yang lain. Seorang pegawai tidak hanya puas dengan kompensasi yang

tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi mereka juga masih membutuhkan

perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri.Keluhan dan kesulitan mereka

ingin didengar, dicarikan jalan keluarnya, dan sebagainya.

7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

Dengan kepemimpinan yang baik, seorang pemimpin dapat berbuat banyak

untuk menciptakan iklim kerja yang memungkinkan penegakan disiplin sebagai

(41)

peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan sebagai pelindung bagi

keberhasilan pekerjaan dan kesejahteraan pribadi mereka (Black dalam

Sutrisno,2011:92).

2.1.3.3 Pentingnya Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan (2006:194 -198) : ”Disiplin yang baik mencerminkan

besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya”. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya

tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer

selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang

manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya

berdisiplin baik.

Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan

penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan.

Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektifitas

kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan

perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Jelasnya perusahaan sulit mencapai

tujuannya, jika karyawan tidak mematuhi peraturanperaturan perusahaan tersebut.

Kedisiplinan perusahaan dikatakan baik, jika sebagian besar karyawan menaati

peraturan-peraturan yang ada.

2.1.4 Kinerja Karyawan

2.1.4.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2005:9) kinerja adalah perbandingan hasil yang

(42)

Gomes dalam Mangkunegara, (2005:9) mengemukakan definisi kinerja sebagai

ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan

produktivitas.

Penilaian kinerja karyawan memberikan mekanisme penting bagi

manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan

standar-standar kinerja serta kinerja serta memotivasi karyawan di waktu berikutnya.

Penilaian kinerja karyawan memberikan dasar bagi keputusan-keputusan yang

mempengaruhi gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan, transfer, dan

kondisi-kondisi kepegawaian lainnya.

2.1.4.2 Manfaat dari Penilaian kinerja karyawan

Hasil penilaian kinerja bermanfaat sebagai dasar bagi evaluasi regular

terhadap kinerja anggota organisasi. Apakah seorang karyawan dinilai kompeten

atau tidak kompeten, efektif atau tidak efektif, dapat dipromosikan atau tidak, dan

seterusnya adalah didasarkan pada informasi yang dihasilkan oleh sistem

penilaian kinerja. Selain itu, organisasi sering mencoba mempengaruhi motivasi

dan kinerja mendatang dengan mengaitkan berbagai pemberian imbalan, seperti :

kenaikan gaji dan promosi (Sofyandi, 2008: 128).

2.1.4.3 Unsur-Unsur Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Hasibuan (2006:56), kinerja karyawan dapat dinilai dari beberapa hal,

yaitu:

1. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan tanggung

(43)

2. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dalam menjadi

tolak ukur kinerja.

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan

melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dalam mencari tolak ukur

kinerja.

4. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan mengeluarkan

potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga hasil kerja

lebih berdaya guna dan berhasil guna.

5. Kerja sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan

karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik.

6. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan

(44)

2.2 Penelitihan Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitihan Terdahulu

Nama Peneliti

(45)

2.3 Kerangka Konseptual

Penelitian ini menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh lingkungan

kerja, kompetensi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan

Pertanahan Nasional Kota Medan. Agar dapat memahami alur berpikir penelitian

ini perlu adanya kerangka konseptual yang jelas. Kerangka konseptual atau

kerangka pemikiran adalah pondasi utama di mana sepenuhnya proyek penelitian

ini ditunjukan. Di mana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang

secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah

yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur

(Kuncoro, 2003:52).

Menurut Sedarmayanti (2001:1) mengungkapkan lingkungan kerja adalah “keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya

dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik

sebagai perseorangan merupakan suatu bentuk lingkungan kerja di dalam

perusahaan. Hutapea dan Thoha (2008:28) mengungkapkan bahwa ada tiga

komponen utama pembentukan kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki

seseorang, kemampuan, dan prilaku individu. Pengetahuan (knowledge), Keterampilan (skill), Sikap (attitude).

Menurut Hasibuan (2006:194 -198) : ”Disiplin yang baik mencerminkan

besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya”. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya

tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer

(46)

manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya

berdisiplin baik. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka hubungan antara

variabel-variabel bebas dan variabel-variabel terikat dalam penelitian ini digambarkan dalam

kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Sedarmayanti (2001), Hutapea dan Toha (2008), Robbins (2003), Robbins (2009).

2.4 Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian”. (Sugiyono, 2012:93) Berdasarkan perumusan masalah dan

kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

2. Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai

pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

3. Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

4. Lingkungan kerja, kompetensi dan disiplin kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional

Kota Medan.

Lingkungan Kerja (X1)

Kinerja (Y)

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitihan

Permasalahan dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

dengan metode assosiatif. Penelitian assosiatif adalah penelitian yang

menghubungkan dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini dapat dibangun

suatu teori yang dapat berfungsi menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu

gejala. Penelitian assosiatif ini bersifat hubungan (simetris, kausal atau timbal

balik) antara dua variabel atau lebih untuk menjelaskan adanya pengaruh

lingkungan kerja (X1) kompetensi (X2) dan disiplin kerja (X3) terhadap kinerja

pegawai (Y) pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitihan

Penelitihan ini dilakukan di Kantor Pertanahan Nasional Kota Medan

Provinsi Sumatera Utara, di Jalan Jend. Abdul Haris Nasution Pangkalan Mansyur

Medan. Penelitihan ini direncanakan di laksanakan pada Bulan Maret 2015

sampai dengan selesai.

3.3 Batasan Operasional

Sebagai batasan operasional, peneliti membahas mengenai lingkungan

kerja, kompetensi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor

Pertanahan Nasional Kota Medan. Peneliti menetapkan faktor-faktor yang akan di

(48)

variabel bebas, disiplin kerja sebagai variabel bebas, serta kinerja karyawan

sebagai variabel terikat

3.4 Defenisi Operasional

Memberikan gambaran yang jelas tentang variabel-variabel dan

memahami dalam pelaksaan berkaitan tentang penelitihan yang terdiri dari:

1. Variabel Lingkungan kerja (X1)

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar karyawan pada

saat bekerja baik formal dan informal, yang berbentuk fisik ataupun non fisik,

langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan

pekerjaannya saat bekerja.

2. Variabel Kompetensi (X2)

Kompetensi yang terdiri dari kecerdasan yang di miliki karyawan dalam

melakukan pekerjaan dan memecahkan masalah pekerjaan dengan secara

efektif dan efesien,

3. Disiplin kerja (X3)

Disiplin kerja dalam sebuah perusahaan wajib di lakukan, agar karyawan patuh

dalam setiap tindakan, dan perilakunya sesuai keinginan perusahaan tersebut.

4. Kinerja karyawan (Y)

Merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan untuk

menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan derajat kesediaan dan tingkat

(49)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

NO Variabel Defenisi Variabel Dimensi Indikator Skala

1 Lingkungan

15. Pulang Kerja tepat waktu. L

ik

er

t

Sikap

16. Melayani pelanggan perusahaan dengan ramah. 17. Bekerja sesuai prosedur yang

berlaku. Tanggung

Jawab

18. Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tepat waktu. 19. Membantu penyelesaian

masalah masyarakat.

L

ik

er

t

Norma 20. Menjalankan dan mengikuti peraturan perusahaan yang berlaku.

24. Minimalisasi tingkat kesalahan dalam bekerja.

L

ik

er

(50)

Sumber: Sedarmayanti (2001), Hutapea dan Toha (2008), Robbins (2003), Robbins (2009).

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Peneliti menggunakan pengukuran skala likert yaitu digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial (Sugiyono 2005: 73). Dengan menggunakan skala likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Dalam melakukan

penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan

diberikan skor. Skor yang diberikan adalah: Tabel 3.2.

Sumber: Sugiyono (2005: 73)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa

orang, objek, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya menjadi

objek penelitihan (Kuncoro,2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah

(51)

Pegawai di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan. Jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah 104 orang karyawan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono 2008: 116). Dengan jumlah populasi 104 dan tingkat

kesalahan 10%. Penentuan sampel dengan meggunakan teknik Random Sampling.

Teknik ini dikatakan sederhana karena pengambilan sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata atau bagian yang ada dalam

populasi itu (Sugiyono, 2008: 120). Jadi karyawan yang diberi kuesioner tidak

dipilih dengan kriteria-kriteria tertentu. Jumlah sempel sebesar 51 orang pegawai

yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (Umar 2008: 65) sebagai

berikut:

� = 1 + ��

Dimana :

n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

e = batas kesalahan

Dengan demikian, jumlah sampel yang diperoleh adalah :

(52)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitihan ini adalah:

1. Data Primer, yaitu data yang di berikan dari responden melalui kuesioner atau

daftar pertanyaan kepada karyawan Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

2. Data Skunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan

laporan-lapporan baik dalam bentuk tulisan, literatur-literatur di perusahaan

dan bagian bahan-bahan tulisan yang terkait dengan masalah yang diteliti.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik dan cara dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini dilakukan

deangan menggunakan beberapa cara antara lain yaitu:

1. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam bentuk

pertanyaan secara tertutup kepada responden untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang ingin diteliti.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan bagian Tata Usaha dan

bagian kepegawaian yang memberikan informasi-informasi secara

keseluruhan perusahaan seperti struktur organisasi perusahaan, objek yang

di teliti berkaitan dengan lingkunan kerja, kompetensi dan disiplin kerja,

dan lain-lain.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari

Gambar

Tabel 1.1 Tabel Daftar Ketidakhadiran Pegawai di Badan Pertanahan Nasional
Tabel 2.1 Penelitihan Terdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual
Tabel 3.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

menghadiri majlis lain. 2) peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam pembentukan akhlakul karimah antara lain : dapat menggugah kesadaran akan perilaku buruk

Nilai-nilai kewirausahaan akan menjadi pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikulum karakteristik peserta didik yang

Gambaran apotik yang demikian, aesuai dengan yang dikemu- kaken Smith, pelayanan apotik dikatagorikan unik dan kom- pleks, merupakan perpaduan antara pelayanan profesi keee­ hatan

Sehingga solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan banjir terutama untuk daerah pemukiman padat atau yang mempunyai lahan resapan air hujan yang

 Dari dalam negeri, pemerintah memberikan insentif beru- pa PPh final 0% atas dividen yang diperoleh subjek pajak luar negeri dan PPh final 0.1% atas keuntungan karena

Th1s 1s a lower bound of the true significance. Lilliefors

When a VITAL model is written for negative constraints, generics are included to hold the delay values. After SDF backannotation, the correct delay values are cal- culated based on

(The source code for this book, available from http://www.apress.com/ , includes PatchyMIDlet ; it sends a randomly selected text message in response to incoming requests.)